LAPORAN JOB TRAINING
(Diajukan untuk menempuh ujian sidang job training Ilmu Hubungan Masyarakat)
Disusun Oleh:
Nadya Ariesta Komala Dewi 210110120392
UNIVERSITAS PADJAJARAN FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT JATINANGOR
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL: “Safari Ramadhan 2015 Sebagai Salah Satu Bentuk Media RelationsDepartemen Corporate Communications PT. Sriwijaya Air”
NAMA: Nadya Ariesta Komala Dewi NPM: 210110120392
PROGRAM STUDI: Hubungan Masyarakat NAMA INSTANSI: PT. Sriwijaya Air
ALAMAT INSTANSI: Jl. Marsekal Surya Darma, M1
Pembimbing Utama, Pembimbing Lapangan,
Lilis Puspitasari, S.Sos., M.IKOM NIP. 19740323200312201
ABSTRAK
Nadya Ariesta Komala Dewi, 210110120392, Program Studi Hubungan Masyarakat, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran, melakukan penelitian dengan judul “Safari Ramadhan 2015 Sebagai Salah Satu Kegiatan
Media Relations Departemen Corporate Communications PT. Sriwijaya Air”. Penelitian ini dibawah bimbingan Lilis Puspitasari, S.Sos., M.IKOM sebagai dosen pembimbing dan Agus Soedjono sebagai pembimbing lapangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari kegiatan Safari Ramadahan 2015 sebagai salah satu kegiatan media relations Departemen Corporate Communications (Dept. Corcomm) PT. Sriwijaya Air. Konsep dalam penelitian ini adalah media relations dan media gathering.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik pengumpulan data secara observasi dan wawancara. Observasi dilakukan di Kantor Pusat PT. Sriwijaya Air selama dua bulan serta wawancara dilakukan kepada Senior Manager dan Staff Dept. Corcomm PT. Sriwijaya Air. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Safari Ramadhan 2015 adalah kegiatan media gathering yang juga sebagai salah satu kegiatan media relations, dilakukan oleh Dept. Corcomm PT. Sriwijaya Air melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dalam melakukan tahapan perencanaan sudah cukup baik, namun masih terdapat kekurangan seperti pada tahapan perencanaan yaitu kurangnya perencanaan untuk mengadakan hiburan pada media gathering yang dapat semakin mengakrabkan suasana. Selain itu, pada tahap pelaksanaan juga sudah cukup baik, namun terdapat kekurangan yaitu ketidakhadiran beberapa BOD mengurangi keakraban yang terjalin serta informasi yang bisa didapatkan wartawan. Adapula pada tahap evaluasi yang dilakukan masih kurang baik, terdapat kekurangan yaitu media monitoring yang dilakukan masih sebatas pada media cetak, belum juga dilakukan media monitoring pada media online.
Adapun saran dari penelitian ini adalah sebaiknya merencanakan kegiatan media gathering dengan lebih cermat, dengan menambahkan hiburan serta pada pelaksanaannya, mengusahakan kehadiran BOD yang lengkap agar informasi yang disampaikan dapat lebih luas, lalu melakukan media monitoring yang tidak sebatas pada media cetak.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb
Puji serta Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang senantiasa memberi
penulis nikmat dan anugrah tak terbatas. Shalawat serta salam pun penulis
lantunkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa kita umat manusia ke
zaman yang cemerlang. Alhamdulillah wa syukurillah, dengan izin Allah SWT,
akhirnya laporan job training penulis dapat diselesaikan dengan baik. Meskipun
jauh dari sempurna dan beribu hambatan dilalui, nikmat dan anugerah yang Allah
berikan senantiasa menyelesaikan laporan job training ini.
Sebagai kata pengantar, tentunya penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung membantu penluis
menyelesaikan laporan job training ini. Hal tersebut perlu dituliskan karena
penulis merasa penulis bukanlah apa-apa tanpa bantuan disekitar penulis untuk
membantu menyelesaikan laporan job training ini. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada:
1. Lilis Puspitasari, S.Sos., M.IKOM selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan arahan, dukungan serta masukan kepada penulis perihal kesempurnaan dalam menyusun laporan job training.
2. Agus Soedjono, selaku Pembimbing Lapangan yang memberikan arahan , dukungan dan masukan dalam melakukan kegiatan selama job training
3. Seluruh staff Departemen Corporate Communications PT. Sriwijaya Air atas segala ilmu dan pemberian kesempatan bagi penulis untuk dapat melaksanakan kegiatan job training.
4. Teman-teman penulis yang telah banyak membantu penulis dalam hal support
maupun bantuan lainnya dalam penyelesaian laporan job training ini.
Demikian kata pengantar ini penulis buat. Dalam penyusunan laporan job training ini penulis menyadari masih banyak kesalahan dan jauh dari sempurna. Namun, penulis berharap agar laporan job training ini dapat membawa manfaat, baik bagi diri penulis sendiri, maupun bermanfaat bagi orang lain. Aamiin yaa Rabbal ‘Alamin.
Wabillahi Taufiq wal Hidayah, Wassalamualaikum Wr Wb.
DAFTAR ISI
4.1 Perencanaan Safari Ramadhan Sebagai Salah Satu Bentuk Media Relations
Departemen Corporate Communications Pt. Sriwijaya Air Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Perencanaan Safari Ramadhan (Media Gathering) Sriwijaya AirError! Bookmark not defined.
4.1.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pelaksanaan Safari Ramadhan Sebagai Salah Satu Bentuk Media Relations
Departemen Corporate Communications Pt. Sriwijaya Air . Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Persiapan ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Kegiatan Media Gathering ... Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Evaluasi Safari Ramadhan Sebagai Salah Satu Bentuk Media Relations
Departemen Corporate Communications Pt. Sriwijaya Air Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Pemberitaan Pesan Media Gathering Sriwijaya Air (2014)Error! Bookmark not defined.
Tabel 2 Daftar Media Massa yang di Undang pada Media Gathering Sriwijaya Air (2015)Error! Bookmark no
Tabel 3 Daftar Media yang Hadir pada Media Gathering Sriwijaya Air (2015)Error! Bookmark not defined.
Tabel 4 Pemberitaan Sriwijaya di Media Massa tanggal 7 Juli 2015Error! Bookmark not defined.
Tabel 5 Pemberitaan Sriwijaya Air di Media Cetak tanggal 8 Juli 2015Error! Bookmark not defined.
Tabel 6 Pemberitaan Sriwijaya Air di Media Online tanggal 8 Juli 2015Error! Bookmark not defined.
Tabel 7 Pemberitaan Sriwijaya AIr di Media Cetak tanggal 9 Juli 2015Error! Bookmark not defined.
Tabel 8 Pemberitaan Sriwijaya Air di Media Online tanggal 9 Juli 2015Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Rute Penerbangan Sriwijaya Air ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2 Logo Sriwijaya Air ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3 Foto Rumah Santap Kayu Air Ancol ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4 Dalam Pesawat di Rumah Santap Kayu Air Ancol . Error! Bookmark not defined.
Gambar 5 Keakraban Wartawan dan Manajemen Sriwijaya Air pada Buka Puasa BersamaError! Bookmark no
Gambar 6 Presentasi BOD/ BC Sriwijaya Air (2015) ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 7 Kehadiran CEO pada Media Gathering Sriwijaya Air (2015)Error! Bookmark not defined.
Gambar 8 Contoh Berita PT. Sriwijaya Air dari Media Online Okezone.com 2015Error! Bookmark not defined.
Gambar 9 Contoh Berita PT. Sriwijaya Air dari Media Online (Merdeka.com) 2015Error! Bookmark not defined.
Gambar 10 Contoh Berita PT. Sriwijaya Air dari Media Cetak (Bisnis Indonesia) 2015Error! Bookmark not d
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan industri penerbangan melonjak tajam dalam satu dekade
terakhir di Indonesia. Hal ini juga bisa terlihat dari data IATA (International Air
Transport Association) yang memperkirakan jumlah penumpang udara di Indonesia tahun 2014 mencapai 86 juta penumpang (domestik dan internasional)
dan akan naik menembus angka 270 juta penumpang pada 2034, atau dalam 20
tahun ke depan naik 200 persen atau 3 kali lipat. Menteri Perindustrian RI pun
memberikan pernyataan bahwa diperkirakan Indonesia akan masuk 10 besar pasar
penerbangan dunia pada tahun 2020, bahkan akan menjadi 5 besar dunia pada
2034. 1(www.bisnis.liputan6.com, diakses 11 Juli 2015).
Pertumbuhan industri penerbangan Indonesia ini tidak terlepas dari
perkembangan maskapai penerbangan yang ada. Salah satu maskapai yang
mengalami perkembangan yang bagus adalah Sriwijaya Air. Perusahaan
penerbangan, Sriwijaya Air, berhasil meraih delapan penghargaan dalam
Penganugerahan Pelayanan Prima pada Sektor Transportasi Tahun 2014 dari
1
Nurmayanti, Industri Penerbangan RI akan Tumbuh Paling Cepat di Dunia, diakses dari
Kementerian Perhubungan, pada dua kategori yaitu Prima Madya dan Prima
Pratama. 2(www.koran-jakarta.com, diakses 11 Juli 2015).
Sriwijaya Air adalah salah satu maskapai terbesar di Indonesia yang
menerbangkan lebih dari 800.000 penumpang setiap bulannya. Merambah 43
destinasi termasuk tiga negara di tingkat regional dan daerah-daerah tujuan wisata
populer lainnya di seluruh Indonesia. Sriwijaya Air berkonsentrasi pada bisnis
penerbangan penumpang dan layanan pengiriman barang, dengan jangkauan
nasional maupun regional.
Sejak berdiri pada 10 November 2003, Sriwijaya air berhasil mencapai
target-target yang dikemas dalam misi dan visinya, seperti: mengedepankan
layanan berkualitas, menjadi maskapai penerbangan yang mampu bersaing secara
nasional maupun regional, siap berekspansi bisnis pada level dunia, mengadopsi
tekonologi terkini dan manajemen perusahaan yang efektif dan efisien,
mengundang turis domestik dan internasional ke berbagai destinasi, serta untung
secara bisnis.
Dengan moto Sriwijaya Air adalah menjadikan semua pihak rekan saat
terbang. Sriwijaya pun membawa terbang pelanggan-pelanggannya dengan
kebanggaan serta reputasi tinggi yang terimplementasi dalam layanan berkualitas
dalam proses pra-penerbangan, di dalam pesawat maupun paska-penerbangan.
2
_____________, Sriwijaya Air Raih 8 Penghargaan, diakses dari http://www.koran-jakarta.com/,
Peningkatan kualitas yang diberikan oleh Sriwijaya Air diantaranya adalah
peningkatan OTP (On Time Performance), peningkatan jumlah armada pesawat
dan peningkatan dalam penambahan rute penerbangan. Berkenaan dengan
peningkatan kualitas yang diberikan oleh Sriwijaya Air tersebut, Senior Manager
Departemen Sriwijaya Air, mengatakan sebagai berikut:
Pada tahun 2015 ini, Sriwijaya Air mencapai peningkatan OTP sebesar
85% dan NAM Air sebesar 94%. Kinerja ini sangat membanggakan karena
terjadi kenaikan sekitar 2-3% dari tahun sebelumnya. Tahun 2015 ini juga
Sriwijaya Air menambahkan pesawat baru yaitu 2 Boeing 737-900 ER.
Pesawatnya datang 10 Agustus 2015 nanti. Biasanya kalau ada penambahan
armada, dilanjutkan penambahan rute penerbangan. Tapi belum tau, rute
mana yang akan ditambah. Kemungkinan pembukaan lagi PKU-CGK”3
Hal-hal tersebut tentunya merupakan berita positif bagi para pengguna jasa
penerbangan, dan perlu untuk diberitahukan kepada mereka. Oleh karena itu,
pihak Sriwijaya Air melalui Departemen Corporate Communication berusaha agar
dapat memberitakan dengan baik tentang peningkatan PT. Sriwijaya Air kepada
para penumpangnya melalui media massa, seperti media cetak, media elektronik
dan media online. Untuk memberitakan hal-hal tersebut, maka perlu dilakukan
hubungan langsung dengan para media massa, diantaranya dengan melakukan
kegiatan media gathering oleh Departemen Corporate Communications.
3
Departemen Corporate Communications adalah Departemen dalam struktur organisasi Sriwijaya Air yang berperan sebagai Public Relations.
Departemen ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu internal communication, promotion dan media relation. Departemen Corporate Communications memiliki
tugas dan wewenang terhadap media relations. Tugas dan wewenang tersebut adalah menjalin hubungan yang baik dengan media massa, sebagai media
informasi dan komunikasi perusahaan. Berkenaan dengan media relations, Senior
Manager Departemen Corporate Communications mengatakan bahwa “Menjalin
hubungan baik dengan media massa yang dilakukan oleh Departemen Corporate
Communications dilakukan dalam berbagai cara, seperti membuat press release untuk disebarkan kepada media massa, mengadakan media visit, serta
mengadakan media gathering.” 4 Diantara cara-cara yang dilakukan ini, yang
paling menarik dan dapat berhubungan langsung dengan media adalah media
gathering.
Media Gathering adalah bentuk media relations yang dilakukan Sriwijaya Air, khususnya Departemen Corporarte Communications, yang ditunjukkan rekan-rekan media massa dilakukan secara spesial. Media gathering ini dilakukan
hanya sekali dalam setahun dan dalam suasana informal serta eksklusif. Pada
media gathering ini, manajemen Sriwijaya Air dan para jurnalis dapat saling
mengakrabkan diri . Tidak adanya sekat antara manajemen dan jurnalis saat acara
ini menjadikan acara ini sebuah momen penting bagi kedua belah pihak. Media
Gathering ini memberikan kesempatan kepada manajemen Sriwijaya Air untuik
4
memberitahukan informasi terkini perusahaan maupun perkembangan perusahaan.
Jurnalis pun juga mendapatkan kesempatan untuk mengetahui kabar eksklusif dari
manajemen perusahaan. Media gathering ini diharapkan dapat menjadi sarana
bagi Sriwijaya Air untuk mendapatkan publisitas perusahaan dari media-media
yang hadir dalam acara media gathering.
Kegiatan media gathering yang dilakukan oleh Sriwijaya Air sebagai salah
satu bentuk media relations, sejalan dengan konsep media relations dari Frank
Jefkins. Pengertian media relations menurut Frank Jefkins adalah usaha untuk
mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau
informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi
khalayak dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan (Jefkins, 2000 : 98).
Jefkins menjelaskan mengenai target media relations adalah pencapaian publikasi
atau penyiaran maksimal atas informasi organisasi.
Kegiatan media gathering yang dilakukan secara spesial oleh Departemen
corporate communication Sriwijaya Air ini merupakan suatu hal yang menarik
untuk dikaji bagi penulis. Penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang
Safari Ramadhan 2015 sebagai salah satu bentuk media relations Departemen
corporate communication PT. Sriwijaya Air melalui berbagai tahapan proses PR
sebagai masalah yang difokuskan dalam laporan pelaksanaan job training ini.
1.2
Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Safari Ramadhan
2015 sebagai salah satu bentuk media relations Departemen Corporate
Communications PT. Sriwijaya Air 1.2.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui proses perencanaan Safari Ramadhan 2015
sebagai salah satu bentuk media relations Departemen Corporate
Communications PT. Sriwijaya Air
b. Untuk mengetahui proses pelaksanaan Safari Ramadhan 2015
sebagai salah satu bentuk media relations Departemen Corporate Communications PT. Sriwijaya Air
c. Untuk mengetahui proses evaluasi Safari Ramadhan 2015 sebagai
salah satu bentuk media relations Departemen Corporate Communications PT. Sriwijaya Air
1.3
Kegunaan Penelitian
1.3.1 Kegunaan Teoritis
Penulisan laporan ini nantinya diharapkan dapat memberikan sumbangsih
untuk ilmu komunikasi khususnya untuk kajian Public Relations, dan
aktivitas Safari Ramadhan 2015 sebagai salah satu bentuk media relations Departemen Corporate Communications PT. Sriwijaya Air
Penulisan laporan ini nantinya diharapkan dapat membantu memberi
masukan kepada pihak Corporate Communication yang melaksanakan
aktivitas Safari Ramadhan 2015 sebagai salah satu bentuk media relations Departemen Corporate Communications PT. Sriwijaya Air agar dapat
lebih meningkatkan kualitas dari program yang dilaksanakan.
1.4
Metode Pendekatan Penulisan
Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan metode studi deskriptif.
Menurut Nazir (1988 : 54), metode deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antarfenomena yang diselidiki. Pemilihan
metode deskriptif dalam penelitian ini juga karena penulis ingin
menggambarkan kegiatan Safari Ramadhan 2015 sebagai salah satu
bentuk media relations yang telah berlangsung di PT. Sriwijaya Air oleh
Departemen Corporate Communications.
1.5 Teknik Pengumpulan Data
Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk
melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004 : 104).
Observasi yang dilakukan secara langsung kepada seluruh staff
Corporate Communication PT. Sriwijaya Air
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
(Moleong, 2000 : 186)
Wawancara mendalam dilakukan terhadap seluruh yang terlibat pada
permasalahan yang diteliti. Apabila individu yang terlibat cukup
banyak maka dapat diambil perwakilan dari tiap pihak dengan
landasan yang logis. Wawancara bersifat semi terstruktur
(menggunakan pedoman wawancara namun pada proses pelaksanaan,
pertanyaan dapat dikembangkan sesuai latar wawancara). Penulis
melakukan kegiatan wawancara antara lain dengan Agus Soedjono
(Senior Manager Departemen Corporate Communication) dan Adi
Willy (Head of Internal yang merangkap untuk sermentara juga
sebagai Head of Media relations)
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur,
catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan
masalah yang dipecahkan. (Nazir, 1988 : 111)
Penulis mempelajari, meneliti serta menyeleksi buku catatan maupun
pustaka yang berhubungan dengan penulisan laporan yang dilakukan
oleh penulis, sehingga pada akhirnya dapat diperoleh dasar-dasar
teoritis penulisan. Objek pustaka yang menjadi bahan penulisan antara
lain Company Profile, dan arsip-arsip milik Departemen Corporate
Communication PT. Sriwijaya Air.
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi : PT. Sriwijaya Air
Jl. Marsekal Surya Darma, M1 - Tangerang
Waktu : 6 Juli 2015 – 31 Agustus 2015
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Public Relations
2.1.1 Definisi Public Relations
Istilah “Public” secara universal berarti sekelompok orang
yangmempunyai minat dan perhatian yang sama terhadap sesuatu hal. Istilah“relations” dalam bahasa Indonesia berarti “hubungan-hubungan” dalam
arti menyangkut banyak hubungan.
Definisi Public Relations dari Howard Bonham adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik secara lebih baik, sehingga dapat
memperdalamkepercayaan publik terhadap seseorang atau sesuatu organisasi /
badan. Definisi menurut Frank Jefkins, Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu
organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
Dalam buku Dasar-Dasar Public Relations, Menurut Rumanti (2005:7-8)
Public Relations adalah kegiatan atau aktivitas yang proses kegiatanya melalui empat tahap, yaitu:
a) penelitian yang didahului penemuan, analisis, pengolahan data dan
b) perencanaan yang direncanakan;
c) pelaksanaan yang tepat;
d) evaluasi, auditoran setiap tahap dan evaluasi keseluruhan.
Definisi Public Relations menurut International Public Relations Association (IPRA) (dalam Rumanti 2005: 11), PR merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh
organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk
memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka
yang ada hubungan dan diduga akan ada kaitannya, dengan cara menilai opini
publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan
dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan untuk
memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan
yang terencana dan tersebar luas.
2.2.2 Tugas Public Relations
Menurut Maria Rumanti (2002 : 39) lima pokok tugas Public Relations
adalah:
a. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi
secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik supaya publik
mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan,
b. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum
atau masyarakat
c. Memperbaiki citra organisasi
d. Tanggung jawab sosial dimana Public Relations merupakan instrument
untuk bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap
tanggung jawab tersebut.
e. Komunikasi. Public Relations mempunyai bentuk komunikasi yang
khusus Yaitu komunikasi timbal balik dalam fungsinya komunikasi itu
sentral.
2.1.3Fungsi Pablic Relations
Menurut Cutlip Center (dalam Kusumastuti 2004: 23), fungsi Public
Relations meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi
b. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan
opini publik pada perusahaan.
c. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi
untuk kepentingan umum
d. Membina hubungan secara harmonis antar organisasi dan publik , baik
2.1.4 Ruang Lingkup Publik Relations
Menurut Cutlip Center (dalam Morrisan 2008: 12-13), ruang lingkup
pekerjaan Public Relations dapat dibagi menjadi enam bagian pekerjaan yaitu :
a. Publisitas yaitu kegiatan menempatkan berita mengenai
seseorang,organisasi atau perusahaan di media massa. Dengan kata lain
publisitas adalahupaya orang atau organisasi agar kegiatannya diberitakan
media massa. Publisitasbidang khususan Public Relations yang disebut dengan mediarelations. Media relations mengkhususkan khalayaknya
pada wartawan (pers) danmedia massa pada umumnya.
b. Pemasaran, dalam prakteknya bagian pemasaran meliputi antara
lainmelakukan auditoran, mendesain produk, mengemas produk
(packaging),menentukan harga (pricing), melakukan promosi dan distribusi produk. Tujuanpemasaran adalah untuk menarik dan memuaskan
klien atau pelanggan (customer)dalam jangka panjang dalam upaya mencapai tujuan ekonomi perusahaan.Bagian pemasaran membutuhkan
publisitas media massa bagi produknyadan karenanya pemasaran
membutuhkan fungsi Public Relations untukmelaksanakan hal ini karna biasanya orang Public Relations lebih mengertibagaimana menulis untuk
media massa. Pemasaran melahirkan bidang kekhususan yang disebut
customer relations yang khusus melayani khalayakkonsumen dan pelanggan.
c. Public affairs ialah bidang khusus Public Relations yang membangun dan mempertahankan hubungan dengan pemerintah dan komunitas lokal
agardapat mempengaruhi kebijakan publik.
d. Manajemen isu merupakan upaya organisasi atau perusahaan untukmelihat
kecenderungan isu atau opini publik yang muncul ditengah masyarakat
dalam upaya organisasi atau perusahaan untuk memberikan tanggapan
atau responyang sebaik-baiknya.Manajemen isu melahirkan bidang khusus
yaitu riset Public Relations yangbertujuan untuk mengetahui pandangan dan opini khalayak terhadap organisasiuntuk mengetahui tingkat kepuasan
khalayak terhadap produk atau jasa yangdihasilkan perusahaan.
e. Lobi adalah bidang khusus Public Relations yang membangun dan memelihara hubungan dengan pemerintah utamanya untuk tujuan
mempengaruhiperaaturan dan perundang-undangan.
f. Hubungan investor adalah bidang khusus dari Public Relations korporat
yang membangun danmempertahankan hubungan yang saling
menguntungkan dengan pemegang sahamdan pihak lainya dalam
masyarakat keuangan untuk memaksimalkan nilai pasar.
Kegiatan Public Relations adalah kegiatan yang ditujukan untuk publiknya. Berdasarkan jenis publiknya kegiatan Public Relations terbagi menjadi
dua yaitu :
1) Eksternal Public Relations
Hubungan dengan publik diluar perusahaan merupakan keharusan
yang mutlak. Karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa
bekerja sama dengan perusahaan yang lain. Karena itu perusahaan harus
menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik-publik khususnya
dan masyarakat umumnya.
Salah satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik ekstern
secara informatif dan persuasif. Informasi yang disampaikan hendaknya
jujur, teliti dan sempurna berdasarkan fakta yang sebenarnya. Secara
persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar membangkitkan
perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik.
Masalah yang perlu dipecahkan dalam kegiatan external Public Relations meliputi bagaimana memperluas pasar bagi produksinya, memperkenalkan produksinya kepada masyarakat, mendapatkan
penghargaan dan penerimaan dari publik maupun masyarakat, memelihara
hubungan baik dengan pemerintah, mengetahui sikap dan pendapat publik
terhadap perusahaan, memelihara hubungan baik dengan pers dan
pemasok yang berhubungan dengan operasional perusahaan dan mencapai
rasa simpatik dan kepercayaan dari publik dalam masyarakat.
Tindakan-tindakan yang harus dilakukan external Public Relations seperti :
o Menganalisa dan menilai sikap dan opini publik yang menanggapi
kebijaksanaan pimpinan perusahaan dalam menggerakkan pegawainya
dan menerapkan metodenya
o Mengadakan koreksi dan saran kepada pimpinan perusahaan, terutama
kegiatan yang mendapat sorotan atau kritikan publik
o Mempersiapkan bahan-bahan penerangan dan penjelasan yang jujur
dan objektif agar publik tetap memperoleh kejelasan tentang segala
aktivitas dan perkembangan perusahaan
o Ikut membantu pimpinan dalam hal menyusun atau memperbaiki
formasi staf ke arah yang efektif
o Mengadakan penyelidikan atau auditoran tentang kebutuhan,
kepentingan dan selera publik akan barang-barang yang dihasilkan
perusahaan.
Kegiatan Eksternal Public Relations ini ditujukan untuk publik eksternal organisasi/perusahaan, yaitu keseluruhan elemen yang berada di
luar perusahaan yang tidak berkaitan secara langsung dengan perusahaan,
seperti masyarakat sekitar perusahaan, pers, pemerintah, konsumen,
Melalui kegiatan eksternal ini, diharapkan dapat menciptakan
kedekatan dan kepercayaan publik eksternal kepada perusahaan. Dengan
begitu maka akan tercipta hubungan yang harmonis antara organisasi/
perusahaan dengan publik eksternalnya, sehingga dapat menimbulkan citra
baik atas perusahaan dimata publiknya.
Kegiatan hubungan eksternal yang dilakukan oleh seorang Public
Relations Officer, yaitu:
a. Hubungan dengan komunitas (community relations)
Membina hubungan dengan komunitas merupakan wujud kepedulian
perusahaan terhadap lingkungan disekitar perusahaan. Ini juga dapat
diartikan sebagai tanda terima kasih perusahaan kepada komunitas.
Dengan begitu menunjukan bahwa perusahaan tidak hanya sekedar
mengambil keuntungan dari mereka, melainkan ikut peduli dan mau
berbagi apa yang diperoleh perusahaan dari lingkungan yang merupakan
milik bersama. Hubungan dengan komunitas ini seringkali diwujudkan
dalam program Corporate Social Responsibility.
b. Hubungan dengan pelanggan (costumer relations)
Membina hubungan baik dengan pelanggan, dilakukan agar dapat
meningkatkan loyalitas dan kepercayaan pelanggan terhadap produk dan
c. Hubungan dengan media massa dan pers (media & press relations)
Hubungan dengan media dan pers merupakan sebagai alat, pendukung
atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas
berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas
komunikasi humas dengan pihak publik. Dengan hubungan baik dengan
media dan pers, perusahaan bisa mengontrol, mencegah, dan
meminimalisir pemberitaan-pemberitaan negatif atau salah tentang
perusahaan di media massa. Hubungan dengan pers dapat dilakukan
melalui kontak formal dan kontak informal. Bentuk hubungan melalui
kontak formal antara lain konfrensi pers, wisata pers (press tour), taklimat pers (press briefing), dan resepsi pers. Sedangkan bentuk hubungan
melalui kontak informal antara lain keterangan pers, wawancara pers, dan
jumpa pers (press gathering).
d. Hubungan dengan pemerintah (government relations)
Hubungan yang baik dengan pemerintah bisa memudahkan perusahaan
dalam menyesuaikan kebijakan yang akan diambil dengan
kebijakan-kebijakan pemerintah, sehingga kebijakan-kebijakan tersebut terwujud sesuai dengan
aturan pemerintah dan tidak melanggar hukum.
Kegiatan Internal Public Relations merupakan kegiatan yang ditujukan untuk publik internal organisasi/perusahaan. Publik internal
adalah keseluruhan elemen yang berpengaruh secara langsung dalam
keberhasilan perusahaan, seperti karyawan, manajer, supervisor,
pemegang saham, dewan direksi perusahaan dan sebagainya
Melalui kegiatan Internal Public Relations diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik internal dari
organisasi/perusahaan. Dengan hubungan yang harmonis antara
pihak-pihak yang terkait dalam perusahaan maka akan tercipta iklim kerja yang
baik. Dengan begitu kegiatan operasional perusahaan akan berjalan dengan
lancar.
Kegiatan hubungan internal yang dilakukan oleh seorang Public
Relations Officers, yaitu
a. Hubungan dengan karyawan (employee relations)
Seorang PR harus mampu berkomunikasi dengan segala lapisan karyawan
baik secara formal maupun informal untuk mengetahui kritik dan saran
mereka sehingga bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan
kebijakan dalam organisasi/perusahaan. Seorang PR harus mampu
menjembatani komunikasi antara pimpinan dan karyawan. Karena dengan
diadakan program employee relations diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif yaitu karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh
belonging), motivasi, kreativitas dan ingin mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin.
b. Hubungan dengan pemegang saham (stockholder relations)
Seorang PR juga harus mampu membina hubungan yang baik dengan
pemegang saham, serta mampu mengkomunikasikan apa yang terjadi
dalam organisasi/perusahaan. Karena sebagai penyandang dana, mereka
harus selalu tahu perkembangan perusahaan secara transparan agar dapat
meningkatkan kepercayaan mereka terhadap perusahaan. Dengan
demikian akan menghilangkan kesalahpahaman dan kecurigaan terhadap
perusahaan.
2.2 Media relations
2.2.1 Definisi Media relations
Media relations atau yang awalnya lebih populer dengan istilah press relations merujuk pada relasi suatu organisasi dengan media cetak sehingga
cenderung memiliki cakupan arti yang lebih terbatas. Dari limitasi ini kemudian
berkembang menjadi media relations yang mencakup berbagai jenis dan
karekteristik media. Dari yang bersifat cetak, elektronik, bahkan interaktif-maya
(cyber) dengan kehadiran PR on-line via internet.
Dalam konteks Indonesia, istilah media relations mulai memasyarakat.
sudah lazim menyebut salah satu bagian dari divisi PR-nya dengan nama media
relations officer (MRO).
Menurut Frank Jefkins (1995: 98) “fungsi media relations atau press relations adalah menyiarkan atau mempublikasikan seluas-luasnya informasi PR guna menciptakan pengetahuan dan memberi pengertian bagi publiknya.”
Sementara itu, menurut Yosal Iriantara (2005:32) “media relation
merupakan bagian dari public relation eksternal yang membina dan
mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi
antara organisasi dengan public untuk mencapai tujuan organisasi.”
Pentingnya media relations bagi sebuah organisasi tidak terlepas dari “kekuatan” media massa yang tidak hanya mampu menyampaikan pesan kepada
banyak khalayak, namun lebih dari itu, media sebagaimana konsep dasar yang
diusungnya memiliki fungsi mendidik, memengaruhi, mengawasi,
menginformasikan, menghibur, memobilisasi, dsb. Dari sinilah media memiliki
potensi strategis untuk memberi pengertian, membangkitkan kesadaran,
mengubah sikap, pendapat, dan perilaku sebagaimana tujuan yang hendak disasar
Lembaga.
Institusi melakukan hubungan dengan media karena:
Media memiliki peran sebagai perpanjangan tangan untuk berbicara
Media dapat membantu institusi dalam menosialisasikan kebijakan kepada
masyarakat luas.
Media dapat dimanfaatkan untuk membangun citra positif institusi di mata
publik.
Media dapat digunakan sebagai alat promosi institusi.
Institusi dapat lebih dikenal (menjadi terkenal) di mata publik jika
diberitakan oleh media.
Namun demikian bukan berarti media relations officer melihat media
massa sebagai alat. Keberadaan alat hanyalah ketika ia dibutuhkan, padahal
bagi lembaga, media adalah mitra kerja. Demikian pula bagi media, lembaga
adalah sumber informasi berita yang tidak pernah kering untuk dieksplorasi.
Dengan kata lain, ada simbiosis mutualisme yang terbangun di antara
keduanya. MRO dapat menjalankan tugasnya karena ada media, sementara
media pun memperoleh informasi yang diperlukan karena ada MRO yang
memasok kebutuhan informasi tersebut (Iriantara, 2005).
2.2.2 Membina Hubungan dengan Pers
Menurut Frank Jefkins (1995: 94-95) terdapat beberapa prinsip umum
yang perlu diperhatikan dalam membina hubungan dengan pers:
b. By establishing a reputations for reliability yaitu menegakkan suatu reputasi agar dapat dipercaya.
c. By suuppliying good copy yaitu memasok naskah informasi yang baik. d. By cooperations in providing material yaitu melakukan kerjasama yang
baik dalam menyediakan bahan informasi.
e. By providing verification facilities yaitu penyediaan fasilitas yang memadai.
f. By building personal relationship with the media yaitu membangun hubungan secara personal dengan media.Hal ini mendasari keterbukaan
dan saling menghormati profesi masing-masing.
2.2.3 Bentuk Program Media relations
Program media relations yang dapat dilakukan oleh lembaga meliputi dua jenis kegiatan utama, yaitu kegiatan penulisan dan nonpenulisan.
1) Kegiatan Penulisan dalam Media relations
Penulisan Press Release, yaitu informasi tertulis yang dikeluarkan oleh
suatu lembaga atau organisasi untuk dipublikasikan di media massa.
Dengan pemuatan siaran pers, lembaga memperoleh publisitas sehubungan
dengan event yang diselenggaran atau isu yang diangkat.
Penulisan Feature, yaitu penulisan karangan khas/tuturan/berita kisah yang
diperoleh dari hasil reportase sendiri atau interpretasi data yang sudah
pers rilis sehingga perlu ditulis lebih lengkap dan rinci. Aktivitas dan misi
lembaga bisa diceritakan dalam format berita kisah untuk menarik
perhatian audiens media.
Penulisan Artikel, yaitu mengirim segala bentuk tulisan di media massa,
baik opini, esai, kolom dll yang isinya sesuai dengan misi lembaga.
Penulisan Advertorial (pariwara), yaitu penulisan iklan tentang lembaga
atau aktivitasnya dalam bentuk seperti berita. Biasanya organisasi yang
ingin advertorialnya dimuat membeli space (halaman/durasi) dengan
sejumlah nominal tertentu.
Penulisan Surat Pembaca, yaitu kegiatan untuk menginformasikan segala
sesuatu lewat forum pembaca yang disediakan ruangnya oleh media cetak,
baik informasi itu berasal dari inisiatif lembaga, ataupun sebagai umpan
balik (jawaban) bagi publik yang menulis tentang lembaga, aktivitas, atau
misi lembaga kita. Jawaban surat pembaca yang baik ditulis dengan
kalimat-kalimat simpatik dan tidak emosional.
Penulisan Annual Report, yaitu penulisan laporan tahunan tentang
aktivitas lembaga yang penting diketahui oleh stakeholder lembaga.
Pengiriman laporan tahunan ke media lebih ditujuakn sebagai upaya
membangun kepercayaan, pertanggungjawaban, dan relasi dengan media.
Tidak ditujukan untuk dimuat. Jika ditujukan untuk pemuatan, diperlukan
resume/ringkasan dalam bentuk press release.
Media Gathering, yaitu kegiatan mengundang wartawan untuk berdialog,
dengan materi yang telah disiapkan secara matang oleh penyelenggara,
sedangkan sasaran pertemuan itu adalah pemuatan informasi di media
massa dengan perantara wartawan yang diundang.
Press Briefing/jumpa pers rutin. Dalam kegiatan ini disampaikan
informasi-infor-masi mengenai kegiatan Lembaga kepada pers, juga
diadakan tanggapan atau pertanyaan wartawan. Berdanya dengan Media
Gathering, press briefing dilakukan secara rutin, bahkan dilakukan untuk
hal-hal kecil, sepanjang memiliki nilai berita.
Special Event, yang menyelenggrakan kegaiatn khusus yang melibatkan
media, misalnya menjadi sponsor lomba penulisan jurnalistik,
menyelengngarakan pertandingan olahraga antarwartawan, dsb.
Wawancara, yaitu bertemuanya wartawan dan narasumber dari suatu
lembaga untuk menggali informasi atau mengklarifikasi berbagai
persoalan, baik menyangkut organisasi, misi, maupun aktivitas
kelembagaan
Kunjungan ke Kantor Pers, yaitu melakukan kunjungan ke kantor media
dengan tujuan untuk menjalin hubungan kerjasama, mengetahui
seluk-berluk kerja media, atau untuk menginformasikan segala sesuatu tentang
organisasi, isu yang kita angkat, dan aktivitas yang telah/akan kita
lakukan.
Undangan Peliputan, yaitu mengundang wartawan untuk melakukan
melihat langsung kegiatan yang berlangsung. Biasanya lembaga mengirim
undangan peliputan untuk media-media yang jarang/tidak bersedia
memuat pers rilis.
Press Luncheon, yaitu pejabat PR mengadakan jamuan makan siang bagi
para wakil media massa/wartawan, sehingga pada kesempatan ini pihak
pers bisa bertemu dengan top manajemen lembaga guna mendengarkan
perkembangan perusahaan/lembaga tersebut.
Press Tour, yaitu meng-ajak kalangan wartawan berkunjung ke suatu
lokasi, baik yang berada di lingkungannya, maupun ke tempat atau lokasi
yang memiliki kaitan dengan kiprah lembaga tersebut, misalnya desa
binaan Lembaga dsb (Iwan Awaluddin 2011, diakses 10 Oktober 2015)
2.2.4 Tahapan Media relations
Tahapan-tahapan dalam proses Media relations yang mencakup:
1. Perencanaan
2. Implementasi (Pelaksanaan)
3. Evaluasi
2.3 Media Gathering
Media gathering adalah istilah baru konperensi pers dalam dunia pers. Dan
istilah baru ini sekarang sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam
usaha mengumpulkan pihak media. Menurut media relations RCTI, kegiatan media gathering adalah suatu kegiatan press relations, yang menggabungkan
konsep press conference dengan press receptions, dalam hal ini disiapkan juga
suatu segmen acara penghargaan kepada beberapa wartawan karena telah banyak
membantu perusahaan dalam mempromosikan suatu tayangan dan liputan
kegiatan.
Media Gathering merupakan pertemuan pers secara informal, khususnya
hubungan (good relationship) antara pihak praktisi Public Relations dan wartawan media massa dalam suatu acara sosial keagamaan dan aktivitas olahraga. Bentuk
kontak ini lebih menekankan pendekatan pribadi ke pribadi (personal to personal
approach) sebagai upaya lebih dekat mengenal satu sama lain (Ruslan 2007).
Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan, media gathering merupakan
salah satu upaya untuk melakukan pengenalan lebih dekat terhadap wartawan
secara personal. Pendekatan ini dilakukan dengan maksud menciptakan
keakraban, saling pengertian, saling mengenal, saling mendukung dan saling
menghormati profesi satu sama lin sebagai mitra kerja yang positif. Acara media
gathering ini sangat disukai kalangan pers ditengah kepentan kerja rutin
sehari-hari.
Media Gathering atau Press Gathering adalah suatu kegiatan mengundang
PR, sedangkan sasaran pertemuan itu diharapkan dapat dimuat media massa dari
wartawan yang di undang.
2.3.2 Tujuan Media Gathering
Menurut Iriantara (2003:135) Tujuan Konferensi Pres atau Media
gathering antara lain:
1. Menyebarkan informasi positif kepada publik (masyarakat luas) tentang
perusahaan, seperti penandatangan kerjasama, ekspor perdana, pergantian
direksi, publik ekspose (go public-nya perusahaan dan lainnya)
2. Menetralisir atau membantah berita yang tidak benar atau negatif tentang
perusahaan, manajemen, karyawan, produk/jasa dan lainnya.
3. Meningkatkan image (citra) yang dapat menunjang pemasaran dan
penjualan suatu produk/jasa seperti perkenalan produk baru, ekspansi
ekspor, produksi, prestasi perusahaan (masuk 10 besar pembayar pajak)
dan lainnya.
4. Membina hubungan secara langsung dengan pers.
Sementara itu, Frank Jefkins menjelaskan, syarat – syarat yang perlu
diperhatikan dalam penyelenggaraan Konferensi Pers atau Media Gathering
adalah:
1. Tujuan, harus ada alasan mengapa acara tersebut diadakan.
3. Tempat penyelenggaran, memilih tempat yang menarik agar peserta
tertarik dan bersemangat menghadirinya.
4. Daftar tamu, mengidentifikasi siapa pihak – pihak yang di undang,
mengecek dan mengecek ulang datang tidaknya undangan melalui telepon.
5. Undangan, undangan tidak ditujukan pada nama suatu lembaga pers, tetapi
langsung kepada wartawannya (hal ini terjadi di Inggris, tetapi di
Indonesia sebaiknya kepada lembaga pers itu sendiri-pen).
6. Identitas tamu, jika diperlukan membuatkan tanda pengenal bagi undangan
yang hadir.
7. Paket pers, menyediakan segala informasi yang akan disampaikan dalam
bentuk paket.
8. Katering/konsumsi, jenisnya jangan membuat para undangan repot untuk
memakannya.
9. Kenang-kenangan, bila yang dibicarakan tentang produk baru, maka para
undangan diberi sampelnya.
10.Pengelolaan acara, acara harus dimulai tepat pada waktunya.
Adapun ada hal-hal khusus yang penting dan harus diperhatikan dalam
menyelenggarakan kegiatan media gathering atau press gathering, hal- hal
tersebut antara lain adalah :
1. Siapkan acara dengan matang dan terencana.
2. Tentukan waktu, harus disesuaikan dengan waktu kerja wartawan yang
3. Tentukan media yang diundang, dalam hal ini bisa wartawan media partner.
4. Siapakan press release 5. Siapkan hiburan
6. Siapkan penghargaan kepada beberapa wartawan yang telah banyak
membantu perusahaan dalam hal peliputan kegiatan dan promosi suatu
produk (Iriantara 1995)
2.3.3 Manfaat Media Gathering
Manfaat melaksanakan Media Gathering di bagi menjadi 2 yaitu :
1) Bagi Public Relations
Meningkatkan citra perusahaan
Hubungan baik
Pemberitaan gratis
Menumbuhkan kepercayan pers terhadap perusahaan
Menjadi “kepanjangan” mata dan pikiran
2) Bagi Pers Refreshing
Hubungan baik
Memahami rencana kerja perusahaan
Memperoleh informasi yang lengkap (Erni Purnawati 2010, diakses 30
2.4 Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu tahapan yang dilaksanakan untuk menentukan
atau memperlihatkan nilai suatu program termasuk pengelolaan maupun hasil atau
dampak pelaksanaannya. Melalui evaluasi, PR akan mengetahui faktor-faktor
yang menjadi kegagalan ataupun keberhasilan suatu program, sehingga dapat
ditentukan langkah-langkah selanjutnya yang seharusnya dilakukan (Silih Agung
Wasesa 2006). Salah satu bentuk evaluasi yang dapat dilakukan adalah media
monitoring.
2.5 Media Monitoring
Michaelson dan Griffin. 2005, dalam tesisnya “A New Model for Media
Content Analysis”, Institute for Public Relations, tujuan aktivitas media monitoring adalah menemukenali (to dettect) dan mengantisipasi/mencegah (to
detter). Monitoring dilakukan secara terus menerus dengan cara merekam/mencatat temuan secara terstruktur. Motif sebuah kegiatan monitoring
didasari oleh keinginan untuk mencari hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa
atau kejadian, apakah menyangkut subjek, alasan kejadian, sumberdaya apa saja
yang berkaitan, kebijakan hingga kemungkinan dampak yang timbul.
Pada akhirnya, cara dan motif itu harus dituangkan dalam bentuk catatan
tertulis tentang apa yang dimonitor, kapan sesuatu yang dimonitor itu terjadi
faktanya) dan bagaimanakah deskripsi kejadiannya (kronologi dan/atau
sebab-musababnya), serta siapa saja yang terlibat atau diduga terlibat. Sekurangnya hasil
pemantauan terdiri atas catatan-catatan yang diverifikasi sesuai kaidah 5W+1H.
Media monitoring pada mulanya melulu kegiatan memonitor media massa,
yang selama ini dilakukan oleh praktisi Public Relations untuk earning media (artikel, berita) maupun advertising (iklan). Hal itu dimaksudkan untuk
mendapatan informasi dasar yang diperlukan para praktisi sebagai bentuk
feedback atas pesan yang disampaikan PR ke media. Ada beberapa pendekatan
praktis dalam memonitor media. Dalam tradisi content analisis paling tidak
terdapat 8 teknik. Salah satu teknik yang paling umum dipakai adalah clip
counting atau klipping. Kegiatan monitoring media ini didahului dengan cara
melakukan tracking atau pencarian berita berdasarkan keyword atau topik yang
ditetapkan.
Dalam perkembangannya, media monitoring tidak hanya melingkupi
media massa saja, dengan munculnya new media (baca:media sosial) kegiatan
media monitoring juga ikut bergeser ke pemantauan media baru ini.
Bermunculannya sarana ekspresi sosial seperti Facebook, Twitter, blog, forum,
youtube dan lainnya mengantarkan dunia media monitoring untuk menjadi alat
pendengar (monitoring tools) media-media baru ini (Yustina Tantri 2013, diakses
BAB III
OBYEK KERJA PRAKTEK
3.1 Sejarah
PT Sriwijaya Air lahir sebagai perusahaan swasta murni yang didirikan
oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim. Sriwijaya
air kemudian memulai usahanya dengan bermodalkan satu armada Boeing
737-200. Beberapa tenaga ahli yang turut menjadi pionir berdirinya Sriwijaya Air
diantaranya adalah Supardi, Capt. Kusnadi, Capt. Adil W, Capt. Harwick L,
Gabriella, Suwarsono dan Joko Widodo.
Pada tahun 2003, tepat pada hari Pahlawan, 10 November, Sriwijaya Air
memulai penerbangan perdananya dengan menerbangi rute Jakarta-Pangkalpinang
PP, Jakarta-Palembang PP, Jakarta-Jambi PP, dan Jakarta-Pontianak PP.
Pada tahun 2007 Sriwijaya Air mendapat penghargaan dari BOEING
International Award, Safety and Maintenance pesawat. Piagam ini diberikan
BOEING setelah melewati auditor berbulan-bulan. terbukti dari segi keamanan,
pelayanan Sriwijaya Air menjadi satu-satunya maskapai yang dapat menjaga
operasional pesawat bebas dari kecelakaan. Pada tahun yang sama Sriwijaya Air
mendapat Aviation Customer Partnership Award dari Pertamina karena
Pada tahun 2008 Sriwijaya Air mendapat penghargaan Indonesian Most
Brande Service dari hasil survey yang dilakukan Markplus & Co. Penghargaan ini
merupakan apresiasi masyarakat terhadap layanan yang diberikan Sriwijaya Air.
Tetapi penghargaan yang utama pada dunia penerbangan adalah mendapat
Kategori I untuk keselamatan penerbangan dari Department Perhubungan RI pada
2008
Hingga tahun 2015, Sriwijaya Air mengoperasikan 38 armada pesawat
untuk menerbangi 43 kota dosmestik maupun regional, dan ratusan pilihan jam
keberangkatan. Untuk regenerasi armada pesawat dan mengantisipasi
penambahan rute, Sriwijaya Air telah mendatangkan Boeing 737-800 NG. Dengan
menambah rute domestic secara lebih intens, pelayanan pada rute domestic akan
lebih maksimal.
Pada PT Sriwijya Air, perawatan dan pemeliharaan armada merupakan
salah satu hal yang menjadi prioritas utama. Dalam perawatan dan pemeliharaan
armada, Sriwijaya Air melakukan kerjasama dengan PT Aero Nusantara Indonesia
(ANI) dan Garuda Maintenance Facility (GMF) sebagai maintenance provider
terpercaya di Indonesia yang bertaraf internasional. Kerjasama ini dimaksudkan
aagar para pelanggan Sriwijaya Air akan mendapatkan keamanan dan
kenyamanan yang optimal. Selain itu, tenaga kerja yang dimiliki Sriwijaya Air
merupakan sumber daya manusia (SDM) pilihan yang terampil, ramah dan
terpercaya. 5
5
3.2 Profil Perusahaan
Nama : PT.Sriwijaya Air
Alamat : Head Office Sriwijaya Air
Jl. Marsekal Suryadarma No. 1, Bandara Soekarno-Hatta,
M I
Sebagai perusahaan jasa penerbangan yang memadukan keutamaan
Keselamatan (safety) dan pelayanan (service) untuk keamanan, kenyamanan serta
kepuaasaan bagi para pelanggannya. Sriwijaya Air berkomitmen menjadi partner
penerbangan yang senantiasa memahami kebutuhan dan keinginan pelanggannya.
Oleh karena itu Your Flying Partner adalah kata kunci (tagline) atas keramahtamahan insan Sriwijaya Air, baik itu melayani sebelum penerbangan
(pre-flight service), selama penerbangan (in-flight service) dan setelah
penerbangan (post-flight service).
Kategori bisnis Sriwijaya Air adalah Medium Service, dengan tetap
memberikan pelayanan makanan dan minuman serta hiburan (Koran dan majalah)
penerbangan adalah pelayanan reservasi 24 jam, penjualan tiket online dan bagasi
gratis 20 kg/ pelanggan. Tiket online Sriwijaya Air menggunakan sistem baru
yang dibangun sendiri dengan nama Nieve Reservation System, yang dapat
memberikan kecepatan, kemudahan akses dan kemudahan penggunaannya (user
friendly).
Pelanggan Sriwijaya Air bisa memilih pilhan kelas penerbangan yaitu
Kelas Eksekutif dan Kelas Ekonomi dimana khusus untuk Kelas Eksekutif akan
dimanjakan dengan layanan yang lebih personal (personalized treatment), baik untuk jenis makanan, minuman dan hiburannya.
Gambar 1 Rute Penerbangan Sriwijaya Air
3.3 Penghargaan
Penghargaan Mitra Pelanggan Penerbangan (2007)
Maskapai Penerbangan Pertama dengan Buku Panduan Keselamatan
dalam Huruf Braille (2011) dari MURI
Indonesia Tourism Award 2011 : Penerbangan Layanan Ekonomi
Terfavorit
Marketeers & Mark Plus (Netizen Brand) : Airlines Indonesia Terfavorit
(2011)
Call Center Award 2012 (Category Airlines) : Service Excellent
The Nielsen Indonesia : Superbrand 2012
Indonesia Service to Care Champion 2012
3.4 Logo Perusahaan
Arti Logo dan Warna:
LOGO
berupa RU-YI (Cina), yang berarti bahwa apa yang kita inginkan atau
usahakan harus yakin tercapai
WARNA PUTIH
Melambangkan semua karyawan Sriwijaya Air harus memiliki hati yang
bersih, sebersih warna dasar armada Sriwijaya Air
WARNA BIRU
Melambangkan Sriwijaya Air berkeinginan melanglang buana ke seluruh
pelosok Nusantara tercinta
WARNA MERAH
Melambangkan bahwa para pimpinan dan karyawan Sriwijaya Air harus
berani dan bijak dalam menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan
TULISAN SRIWIJAYA AIR
Melambangkan bahwa Sriwijaya Air harus menjadi perusahaan yang besar
dan terkenal seperti Kerajaan Sriwijaya yang namanya terukir dalam
sejarah nasional dan regional
Melambangkan bahwa para pimpinan dan karyawan harus mempunyai
rasa memiliki (sense of belonging) dan rasa cinta terhadap perusahaan
3.5 Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Visi PT. Sriwijaya Air adalah menjadi perusahaan penerbangan yang
melayani di kawasan regional yang mengutamakan kualitas layanan,
didukung oleh sumber daya manusia yang handal sehingga dapat
menunjang pengembangan perusahaan dan kesejahteraan karyawan.
Misi
Misi PT.Sriwijaya Air adalah berkomitmen dalam pembinaan dan
pengembangan SDM (sumber daya manusia) secara professional untuk
kualitas layanan yang terbaik sesuai dengan harapan penumpang.
3.7
Job Description
3.7.1 SENIOR MANAGER
Tanggung Jawab :
Memimpin departemen corporate communication PT Sriwijaya Air
Tugas :
Meningkatkan citra positif perusahaan kepad stakeholder melalui
integrated marketing communication Sebagai spoke person perusahaan
3.7.2 HEAD OF MEDIA RELATION
Tanggung jawab :
Menjalin hubungan yang baik dengan media massa, sebagai media
informasi dan komunikasi perusahaan.
Tugas :
Perencanaan media relation
Media visit
Menyusun press release
Menanggapi issue
Menyusun kliping dan analisa Berita
Membina hubungan secara teratur dengan media massa di seluruh
Indonesia
3.7.3 HEAD OF INTERNAL COMMUNICATION
Tanggung jawab :
Menyampaikan pesan perusahaan / kebijakan manajemen yang bersifat
strategis kepada komisaris, direksi dan seluruh karyawan.
Tugas :
Menghimpun pesan-pesan strategis manajemen
Menyampaikan pesan-pesan manajemen kepada seluruh komissaris,
direksi dan karyawan
Menyampaikan pesan yang bersifat motivasi kepada karyawan
Menyusun budaya perusahaan (corporate culture) agar terbentuk budaya
perusahaan yang kondusif
Meningkatkan peran Majalah Mata sebagai media yang strategis untuk
menyampaikan pesan perusahaan kepada komisaris, direksi dan karyawan.
3.7.4 HEAD OF PROMOTIONS
Menyampaikan pesan perusahaan (corporate maupun sales) melalui media
3.8 Gambaran Umum Kegiatan Job Training
Kegiatan Job Training dilakukan di PT Sriwijaya Air Tbk dimulai sejak
tanggal 6 Juli 2015 hingga 31 Agustus 2015. Selama pelaksanaan kegiatan job
training ini, penulis mendapatkan banyak ilmu dan kesempatan praktik langsung
mengenai pelaksanaan kegiatan marketing PR dalam perusahaan.
Dengan melaksanakan kegiatan job training, penulis mendapatkan
wawasan baru dan luas tentang bidang keilmuan yang telah dipelajari di kampus,
dan melihat bagaimana implementasi pelaksanaannya di dunia kerja nyata. Materi
yang telah penulis pelajari di kuliah juga sangat membantu penulis memahami dan
mengerjakan kegiatan selama job training berlangsung hingga menulis laporan ini.
6
Selain ilmu dan pengalaman, penulis juga mendapatkan manfaat lainnya yaitu
menambah relasi dan membangun link dengan orang-orang yang ahli di
bidangnya, memperoleh banyak informasi penting mengenai dunia kerja, dan
mengasah kemampuan soft skill selama proses praktik kerja berlangsung.
Selama kegiatan job training, penulis banyak menghabiskan waktu di dalam
ruangan ketika sedang tidak ada event yang harus dihadiri. Jika ada event, penulis
turut membantu persiapan pra acara (baik administrasi maupun teknis) serta turun
ke lapangan untuk menghadiri dan mendokumentasikan event tersebut.
Selain mendatangi events yang sedang dijalankan Departemen Corporate
Communication PT. Sriwijaya Air, kegiatan selama job training adalah belajar
mengerjakan data dan dokumen-dokumen sebelum dan sesudah event
berlangsung. Data-data tersebut seperti register surat, izin prinsip kegiatan, hingga
rekapitulasi dana pasca event. Selama rangkaian job training juga dalam rangka
lebih memahami proyek-proyek yang dikerjakan di Departemen Corporate
Communication PT. Sriwijaya Air secara keseluruhan, penulis mencari info setiap
job desk dari bagian-bagian yang ada di Departemen Corporate Communication
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
Dept. Corcomm PT. Sriwijaya Air adalah departemen yang menjalankan
tugas dan fungsi publik relations di PT. Sriwijaya Air. Definisi Public Relations
(dari Howard Bonham) sendiri adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian
publik secara lebih baik, sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik
terhadap seseorang atau sesuatu organisasi/ badan. Oleh karena itu, salah satu
ruang lingkup pekerjaan Public Relations adalah publisitas, yaitu kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi atau perusahaan di media
massa.
Dept. Corcomm memiliki tugas untuk menyelenggarakan dan bertanggung
jawab atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis melalui gambar (visual)
kepada publik, supaya public mempunyai pengertian yang benar tentang
organisasi atau perusahaan. Dept. Corcomm juga memiliki tugas untuk
memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau
masyarakat.
Berdasarkan hal diatas, dapat terlihat bahwa Dept. Corcomm menjalankan
sebuah kegiatan hubungan eksternal yang dekat dengan media massa dan pers,
hubungan tersebut dinamakan media relations. Dengan hubungan baik dengan
lebih baik. Bentuk hubungan media relations sendiri, ada yang melalui kontak formal antara lain konfrensi pers, wisata pers (press tour), taklimat pers (press
briefing), dan resepsi pers. Sedangkan bentuk hubungan melalui kontak informal antara lain keterangan pers, wawancara pers, dan jumpa pers (press gathering/
media gathering).
Departemen Corporate Communication (Dept. Corcommm) memiliki
program tahunan yang dijalankan, yaitu Media Gathering. Media Gathering
adalah suatu kegiatan mengundang wartawan untuk berdialog, dengan materi
yang telah disiapkan secara matang oleh PR. Pada acara media gathering ini,
Sriwijaya Air akan mengundang beberapa wartawan yang merupakan salah satu
stakeholder-nya untuk berinteraksi langsung dengan manajemen Sriwijaya Air.
Pada tahun 2015, Departemen Corporate Communication Sriwijaya Air
kembali mengadakan kegiatan media gathering. Media Gathering Sriwijaya Air
tentunya akan diusahakan untuk lebih baik dibandingkan dnegan tahun-tahun
sebelumnya. Sriwijaya Air ingin selalu memberikan yang terbaik kepada para
stakeholder-nya, termasuk media atau wartawan.
Oleh karena itu, Departemen Corporate Communication melakukan
4.1 Perencanaan Safari Ramadhan Sebagai Salah Satu Bentuk
Media Relations
Departemen Corporate Communications
Pt.
Sriwijaya Air
Tahap perencanaan untuk kegiatan media gathering ini melalui beberapa
langkah-langkah. Banyaknya langkah yang dilakukan oleh Departemen Corporate
Communications tersebut karena Departemen Corporae Communications berusaha agar kegiatan Media Gathering, atau yang biasa disebut Safari
Ramadhan dapat berjalan dengan sukses.
4.1.1 Perencanaan Safari Ramadhan (Media Gathering) Sriwijaya Air
a. Menganalisa Data dan Fakta Media Gathering Tahun 2014
Langkah pertama tehap perencanaan media gathering (Safari
Ramadhan) 2015 dimulai dari menganalisa data dan fakta media gathering
pada tahun 2014. Hal ini dilakukan karena kegiatan media gathering
merupakan kegiatan tahunan, sehingga akan lebih memudahkan untuk
menemukan kelebihan dan kekurangan kegiatan dengan melihat hasil
kinerja media gathering tahun sebelumnya. Analisa data dan fakta yang
dilakukan dilihat berdasarkan absensi, dokumentasi foto kegiatan serta
pemberitaan media massa.
Pada tahun 2014, kegiatan media gathering Sriwijaya Air
Wahid Hasyim No. 127, Tanah Abang, Jakarta Pusat, DKI Jakarta).
Tempat ini dipilih oleh Staff Dept. Corcomm karena memiliki suasana
yang cozy untuk berkumpul. Sriwijaya Air mengundang 50 orang
wartawan dari berbagai media cetak, elektronik serta online untuk hadir di
kegiatan media gathering ini. Namun pada akhirnya, yang dapat
menghadiri kegiatan ini kurang lebih sebanyak 25 orang.
Kegiatan media gathering Sriwijaya Air berlangsung secara baik,
dengan susasana yang sangat informal. Wartawan dan Manajemen
Sriwijaya Air saling berbaur. Mereka saling bersenda gurau dan duduk
berdekatan tanpa sekat.
Kegiatan media gathering 2014, diawali dengan santap bersama
makanan buka puasa antara manajemen Sriwijaya Air dan wartawan.Lalu,
dilanjutkan dengan konferensi pers yang dilakukan oleh manajemen
Sriwijaya Air. Dari pihak manajemen Sriwijaya Air yang hadir untuk
melakukan konferensi pers adalah Yuwan Eunite (Senior Manager Sales &
Marketing), Franky Gan (Advisor CEO Commercial), Toto Nursatyo
(Director of Commercial), Hasudungan Pandiangan (Vice Commercial
Director), dan Agus Soedjono (Senior Manager Corporate
Communication)
Pada saat konferensi pers ini, manajemen Sriwijaya Air
memberikan informasi terkait kondisi terkini perusahaan dan