• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PERKECAMBAHAN - Penentuan pH dan Suhu Optimum untuk Aktivitas Ekstrak Kasar Enzim Lipase dari Kecambah Biji Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) terhadap Hidrolisis RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PERKECAMBAHAN - Penentuan pH dan Suhu Optimum untuk Aktivitas Ekstrak Kasar Enzim Lipase dari Kecambah Biji Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) terhadap Hidrolisis RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PERKECAMBAHAN

Perkecambahan (germination) merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Kecambah adalah tumbuhan (sporofit) muda yang baru saja berkembang dari tahap embrionik di dalam biji. Tahap perkembangan ini disebut perkecambahan dan merupakan satu tahap kritis dalam kehidupan tumbuhan.

Kecambah biasanya dibagi menjadi tiga bagian utama: radikula (akar embrio), hipokotil, dan kotiledon (daun lembaga). Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi, dan biokimia.

(2)

Sementara penyerapan air oleh benih terjadi pada tahap pertama biasanya berlangsung sampai jaringan mempunyai kandungan air 40 – 60 % (atau 67 – 150 % atas dasar berat kering). Dan akan meningkat lagi pada saat munculnya radikula sampai jaringan penyimpanan dan kecambah yang sedang tumbuh mempunyai kandungan air 70 - 90 %.(Sutopo,L., 2002)

Ada sedikitnya tanaman Angiospermae yang dimana terjadi proses perkembangan zigot menjadi tanaman dewasa secara terus menerus. Perkecambahan atau pertumbuhan terbuka dari embrio biji dapat terjadi setelah periode dormansi. Bagaimanapun, sebelum perkecambahan terjadi, kondisi eksternal harus disesuaikan. Hal yang paling penting adalah kelembapan, oksigen dan suhu.

Kelembapan harus memadai yang secara relatif dibutuhkan sebagai tahap awal dari perkecambahan. Air membantu lapisan biji dan memfasilitasi pergerakan oksigen ke dalam biji sehingga air merupakan media dimana material berpindah dari satu bagian biji ke bagian lainnya yang dibutuhkan tumbuhan seperti pencernaan makanan dan pernafasan. Jika kecukupan kuantitas oksigen tidak terpenuhi, respirasi akan dikurangi dan energi yang diperlukan untuk menumbuhkan embrio berkurang. Jarak temperatur untuk perkecambahan bervariasi, namun perkecambahan biji yang terbaik terjadi pada suhu 650 F sampai 830 F. (Johnson,W.H., 1995).

Dormansi adalah masa istirahat, artinya kemampuan biji untuk menangguhkan perkecambahannya sampai pada saat dan tempat yang mengguntungkan baginya untuk tumbuh.Hal yang menyebabkan terjadinya dormansi yaitu adanya rudimentary embryo. Di dalam keadaan seperti ini, embrio belum mencapai tahap kematangan (immature embryo) sehingga memerlukan waktu untuk siap berkecambah.

(3)

(83 %) untuk biji yang diambil pada 9 hari setelah berbunga. Sedangkan untuk Canada Thistle yaitu 90% untuk biji yang diambil pada 10 hari setelah berbunga.

. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses perkecambahan yaitu air, udara, temperatur, cahaya, dan zat kimia yang mendukung pada proses perkecambahan.Air adalah salah satu faktor lingkungan yang sangat diperlukan dalam perkecambahan. Adanya air sangat penting untuk aktivitas enzim dan penguraiannya, translokasi dan untuk keperluan fisiologis lainnya.

Faktor lingkungan lain yang berpengaruh dalam proses perkecambahan yaitu udara. Udara terdiri dari 20 % oksigen, 0,03 % karbon dioksida, dan 80 % nitrogen. Adanya oksigen di dalam proses respirasi pada perkecambahan, sangat berpengaruh. Apabila konsentrasi oksigen di udara sangat rendah, menyebabkan terhambatnya perkecambahan.

Hubungannya dengan temperatur, perkecambahan memerlukan temperatur yang optimum, yaitu temperatur yang dapat mengakibatkan persentase perkecambahan yang tinggi dalam waktu yang relatif singkat. Perlu dikemukakan disini bahwa temperatur minimum, optimum, dan maksimum dikenal dengan temperatur kardinal. Menurut Copeland (1976), temperatur optimum bagi perkecambahan sekitar 150-300C, sedangkan untuk temperatur maksimum yaitu 350 -400C.

Cahaya adalah faktor lingkungan lain yang menentukan kemampuan biji berkecambah. Penelitian pengaruh cahaya terhadap perkecambahan telah dilakukan oleh Borthwick et al (1952) dan Flint (1936) pada biji lettuce .(Abidin,Z. 1991)

2.2 PERKECAMBAHAN BIJI KELAPA SAWIT

(4)

kosmetik. Ampasnya dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak dan tempurungnya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Secara taksonomi, tanaman kelapa sawit dapat diuraikan sebagai berikut :

Kingdom : Tumbuhan Divisi : Magnoliophyta Kelas : Lliliopsida Ordo : Arecales Famili : Arecaceae Jenis : Elaeis

Spesies : E. Guineensis

( Sumber : Diah Muliad,Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan,2009)

Gambar 2.1 Buah kelapa sawit

(5)

Perkecambahan biji kelapa sawit adalah proses yang lambat sepanjang tahun, dalam pembibitan modern, hal yang pertama dilakukan adalah biji dipanaskan pada suhu 380 C sampai 400 C selama 40 hari dan direndam dengan air untuk mencapai kondisi yang lembab, (Hussey,G.,1958)

Prosedur ini meniru kondisi natural di Negara Afrika Barat yang merupakan Negara asal tanaman kelapa sawit dimana biji kelapa sawit berkecambah pada saat musim penghujan pada permulaan yang diikuti dengan musim kemarau yang berkepanjangan, sehingga agar proses perkecambahan dapat terjadi dibutuhkan perlakuan panas sebelumnya.(Rees,A.R.,1962).

Pada saat berkecambah, embrio pecah dan siap untuk membentuk pori kecambah, kemudian embrio akan membentuk jaringan yang secara cepat berkembang menjadi plumula (pucuk daun) dan radikula (akar). Aktivitas enzim lipase terdapat pada saat biji mengalami masa dormansi dan pada saat biji mengalami proses perkecambahan pada biji Jatropha curcas L. (Abigor, 2002).

Pada saat yang sama, embrio akan membentuk struktur kotiledon yang disebut dengan haustorium.(Boatman,S.G.; Crumble,W.M., 1958). Haustorium adalah struktur berongga yang saling membelit pada poros biji. Pada saat biji tumbuh, haustorium akan mengelilingi endosperm yang pecah dan menyerapnya. Sehingga setelah tiga bulan, haustorium akan mengisi rongga biji. Setelah itu, daun pertama akan muncul setelah 20 sampai 40 hari.(Corley,R.H.V.,1976).

(6)

Keterangan :A. Kecambah biji segar ; B. Kecambah berumur 7 hari; C. Penampang kecambah biji; D. Kecambah berumur 14 hari; ar=penyokong akar, c=tudung kecambah; e=embrio; en=endosperm; f=serat penyumbat; g=pori kecambah; h=haustorium; pl=plumula; r=radikula; s=cangkang.

(Stumpf,P.K., 1983)

2.3. ENZIM

Enzim mempunyai tenaga katalitik yang luar biasa dan biasanya jauh lebih besar dari katalisator sintetik. Spesifitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya. Enzim mempercepat reaksi kimia secara spesifik tanpa pembentukan produk samping. Enzim merupakan unit fungsional untuk metabolisme dalam sel, bekerja menurut urutan yang teratur. Sistem enzim terkoordinasi dengan baik menghasilkan suatu hubungan yang harmonis diantara sejumlah aktivitas metabolik yang berbeda.

Kebanyakan enzim diberi nama dengan penambahan akhiran –ase pada kata yang menunjukkan senyawa asal yang diubah oleh enzim atau pada nama jenis reaksi kimia yang dikatalisis enzim.(Winarno,1983)

Semua enzim murni yang telah diamati sampai saat ini adalah protein dan aktivitas katalitiknya bergantung kepada integritas strukturnya sebagai protein. Sebagai contoh, jika suatu enzim didihkan dengan asam kuat atau diinkubasi dengan tripsin, yaitu perlakuan yang memotong rantai polipeptida, aktivitas katalitiknya biasanya akan hancur ; hal ini memperlihatkan bahwa struktur kerangka primer protein enzim dibutuhkan untuk aktivitasnya. Enzim, seperti protein lain, mempunyai berat molekul yang berkisar dari kira-kira 12000 sampai lebih dari 1000000.(Lehninger,1997).

(7)

Rantai asam amino ini disebut dengan polipeptida. Molekul protein dapat terdiri dari 1 atau lebih rantai polipeptida dimana masing-masing rantai polipeptida terdiri dari ratusan unit asam amino. Komposisi dan ukuran setiap molekul protein tergantung pada asam-asam amino penyusunnya .Umumnya pada setiap molekul protein dapat dijumpai 18-20 jenis asam amino. Protein tumbuhan umumnya mempunyai berat molekul lebih dari 40000g/mol.(Lakitan,B.,2011)

Enzim mempunyai kekhasan yaitu hanya bekerja pada satu reaksi saja. Suatu enzim ukuran yang lebih besar daripada substratnya. Oleh karena itu tidak seluruh bagian enzim dapat berhubungan dengan substrat, bagian enzim yang mengadakan hubungan dengan substrat disebut bagian aktif daripada enzim.

Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel maupun di luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat daripada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat berfungsi sebagai katalis yang sangat efisien, di samping itu mempunyai derajat kekhasan yang tinggi. (Poedjiadi, 1994).

2.3.1. Sifat – Sifat Enzim

1. Spesifitas

Aktivitas enzim sangat spesifik. Pada umumnya enzim tertentu hanya dapat mengkatalisis satu reaksi. Sebagai contoh, laktase menghidrolisis gula laktosa tetapi tidak berpengaruh terhadap disakarida yang lain. Hanya molekul laktosa saja yang akan sesuai dalam sisi aktif molekul.

2. Pengaruh suhu

Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Suhu optimalnya adalah antara 35oC dan 40o

3. Pengaruh pH

C, yaitu suhu tubuh. Pada suhu diatas dan dibawah optimalnya, aktivitas enzim berkurang.

(8)

4. Ko-enzim dan aktivator

Enzim sering kali memerlukan bantuan substansi lain agar berfungsi secara efektif. Ko-enzim adalah substansi bukan protein yang mengaktifkan enzim (Gaman, 1992).

2.3.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim

1.Pengaruh Suhu

Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Untuk enzim hewan suhu optimal antara 35°C dan 40°C, yaitu suhu tubuh. Pada suhu di atas dan di bawah optimalnya, aktivitas enzim berkurang. Di atas suhu 50°C enzim secara bertahap menjadi inaktif karena protein terdenaturasi. Pada suhu 100°C semua enzim rusak. Pada suhu yang sangat rendah, enzim tidak benar-benar rusak tetapi aktivitasnya sangat banyak berkurang (Gaman & Sherrington, 1994). Enzim memiliki suhu optimum yaitu sekitar 18-230C atau maksimal 400C karena pada suhu 450C enzim akan terdenaturasi karena merupakan salah satu bentuk protein. (Tranggono,B.S.,1989)

Suhu yang tinggi akan menaikkan aktivitas enzim namun sebaliknya juga akan mendenaturasi enzim (Martoharsono, 1994). Peningkatan temperatur dapat meningkatkan kecepatan reaksi karena molekul atom mempunyai energi yang lebih besar dan mempunyai kecenderungan untuk berpindah. Ketika temperatur meningkat, proses denaturasi juga mulai berlangsung dan menghancurkan aktivitas molekul enzim. Hal ini dikarenakan adanya rantai protein yang tidak terlipat setelah pemutusan ikatan yang lemah sehingga secara keseluruhan kecepatan reaksi akan menurun (Lee, 1992)

2.Pengaruh pH

(9)

Enzim memiliki konstanta disosiasi pada gugus asam ataupun gugus basa terutama pada residu terminal karboksil dan asam aminonya. Namun dalam suatu reaksi kimia, pH untuk suatu enzim tidak boleh terlalu asam maupun terlalu basa karena akan menurunkan kecepatan reaksi dengan terjadinya denaturasi. Sebenarnya enzim juga memiliki pH optimum tertentu, pada umumnya sekitar 4,5–8, dan pada kisaran pH tersebut enzim mempunyai kestabilan yang tinggi (Williamson & Fieser, 1992).

3.Konsentrasi substrat dan konsentrasi enzim

Katalisis terjadi hanya jika enzim dan substrat membentuk suatu kompleks. Oleh sebab itu, laju reaksi bergantung pada jumlah enzim dan substrat yang berhasil membentuk kompleks. Jika konsentrasi keduanya tinggi, jumlah kompleks yang mungkin terbentuk juga tinggi. Jika substrat cukup tersedia, penggandaan konsentrasi enzim menyebabkan laju reaksi meningkat dua kali lipat. Jika kemudian substrat menjadi faktor pembatas, maka penambahan enzim selanjutnya tidak lagi mempengaruhi laju reaksi.

4.Pengaruh produk reaksi

Laju reaksi enzimatik dapat diketahui dengan cara mengukur laju pengurangan substrat atau dengan laju terbentuknya produk. Dengan kedua pendekatan ini diketahui bahwa laju reaksi berlangsung semakin lama semakin lambat. Penurunan laju reaksi ini, kadang disebabkan oleh denaturasi protein selama pengukuran berlangsung, tetapi faktor lain juga berperan. Satu faktor yang paling penting adalah pengaruh dari penurunan konsentrasi substrat dan penimbunan produk reaksi.

(10)

5.Pengaruh Unsur atau Senyawa Penghambat Enzim (Inhibitor)

Beberapa bahan asing dapat menghalangi efek katalitik enzim. Beberapa diantaranya adalah unsur-unsur anorganik seperti beberapa kation logam dan beberapa senyawa organik tertentu. Kedua kelompok penghambat ini dibedakan berdasarkan pengaruhnya yang bersifat kompetitif dan non-kompetitif dengan substrat.

Penghambat kompetitif umumnya mempunyai struktur mirip dengan substrat sehingga dapat berkompetisi untuk mendapatkan sisi aktif enzim. Jika penggabungan antara enzim dan penghambat terjadi, maka konsentrasi enzim yang efektif menjadi menurun, sebagai akibatnya tentu laju reaksi juga akan menurun.(Lakitan,B.,2011).

2.3.3. Klasifikasi Enzim

Pada tahun 1956, The International Union of Biochemistry membentuk suatu panitia untuk menyusun konsep dan mengusulkan klasifikasi dan nomenklatur enzim. Baru tahun 1961 usul tersebut diterima secara resmi.

Prinsip penamaan tersebut ternyata berdasarkan tipe reaksi yang dikatalisis dan enzim yang dibagi menjadi enam kelompok utama, yaitu :

1. Oksidoreduktase

Enzim oksidoreduktase adalah enzim yang dapat mengkatalisis reaksi oksidasi atau reduksi suatu bahan. Dalam golongan ini terdapat 2 jenis enzim yang paling utama yaitu oksidase dan dehidrogenase.

(11)

b. Dehidrogenase adalah enzim yang aktif dalam pengambilan atom hidrogen dari substrat. Contohnya yaitu suksinat dehidrogenase, glutamat dehidrogenase, dan laktat dehidrogenase.

2. Transferase

Enzim transferase adalah enzim yang ikut serta dalam reaksi pemindahan (transfer) suatu radikal atau gugus. Enzim yang termasuk dalam golongan ini adalah transglikosidase, transfosforilase, transaminase, dan transasetilase.

3. Hidrolase

Enzim hidrolase merupakan enzim yang sangat penting dalam pengolahan pangan, yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis suatu substrat atau pemecahan substrat dengan pertolongan molekul air. Enzim yang termasuk kedalam golongan ini adalah lipase yang menghidrolisis ikatan ester pada lemak alami menjadi gliserol dan asam lemak, glikosidase menghidrolisis ikatan glikosida dan sebagainya. Disamping itu masih banyak lagi yang termasuk enzim hidrolase, diantaranya karboksil esterase, pektin metal esterase, selulase, β-amilase, α-amilase dan invertase.

4. Liase

Enzim liase adalah enzim yang aktif dalam pemecahan ikatan C-C dan ikatan C-O dengan tidak menggunakan melekul air. Yang termasuk dalam golongan enzim ini adalah enzim dekarboksilase.

5. Isomerase

(12)

6. Ligase

Enzim ligase adalah enzim yang mengakatlisis pembentukan ikatan - ikatan tertentu, misalnya pembentukan ikatan C-O, C-C, dan C-S dalam biosintesis ko-enzim A serta pembentukan ikatan C-N dalam sintesis glutamin ( Winarno, 1983 ).

2.4. Enzim Lipase

Lipase ( E.C.3.1.1.3 ) adalah enzim yang terutama untuk hidrolisa dari asil gliserida. Bagaimanapun jumlah berat molekul dari ester baik tinggi maupun rendah tiol ester, amida, poliol dan lain – lain, dapat diterima sebagai substrat oleh kelompok enzim lipase ini. Pencampuran dari minyak juga telah dikatalisa dengan lipase, penggunaan biokatalis ini karena keselektifan dari lipase yang mana memberikan kontrol terhadap produk ( Gandhi, 1997 ).

Biji yang sedang berkecambah memiliki aktifitas lipolitik yang tinggi. Aktifitas lipase pada fraksi kecambah tiga kali lebih besar daripada aktifitas enzim pada fraksi biji. Hal ini disebabkan lipase digunakan untuk memecah substrat berupa lemak untuk memenuhi kebutuhan energi. Kandungan triasilgliserida (TAG) menurun dan kandungan monoasilgliserida (MAG) dan asam lemak bebas (FFA) meningkat dan diasilgliserida (DAG) tidak banyak berubah selama perkecambahan. Komponen lemak dan lemak netral biji borage (Borago officinalis L.) diubah menjadi glikolipid dan phospolipid selama perkecambahan dalam gelap suhu 250 C selama 10 hari.(Sennanayake dan Shahidi,2000) .

(13)

Enzim mempunyai tenaga katalitik yang luar biasa dan biasanya jauh lebih besar dari katalisator sintetik. Spesifitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya. Enzim mempercepat reaksi kimia secara spesifik tanpa pembentukan produk samping. Enzim merupakan unit fungsional untuk metabolisme dalam sel, bekerja menurut urutan yang teratur. Sistem enzim terkoordinasi dengan baik menghasilkan suatu hubungan yang harmonis diantara sejumlah aktivitas metabolik yang berbeda.

Kebanyakan enzim diberi nama dengan penambahan akhiran –ase pada kata yang menunjukkan senyawa asal yang diubah oleh enzim atau pada nama jenis reaksi kimia yang dikatalisis enzim.

Enzim – enzim yang bekerja dalam hidrolisis lemak dan minyak dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu enzim lipase dan enzim esterase. Keduanya terlihat baik dalam proses metabolisme lemak maupun penguraian dan kerusakan lemak. Enzim lipase dan enzim esterase sukar dibedakan karena daya kerjanya yang sangat mirip, yaitu mengkatalisis hidrolisis ester karbohidrat. Pada preparat murni enzim diekstraksi dari bahan alami sering terkandung enzim lipase maupun esterase.

Secara fisiologik, enzim ini penting artinya karena dengan menghidrolisis lemak dihasilkan asam lemak bebas dan gliserol yang penting peranannya dalam metabolisme dalam tubuh.

Di bidang industri lemak dan minyak, enzim – enzim ini juga sangat penting karena peranannya dalam mengendalikan proses produksi minyak dan lemak; misalnya pada minyak goreng dan margarin dalam proses menyingkirkan cita rasa dan bau – bauan yang tidak dikehendaki atau sebaliknya dengan enzim tersebut beberapa cita rasa yang dikehendaki dapat diatur untuk ditampilkan.

(14)

2.4.1. Sifat – Sifat Enzim Lipase

Tergantung dari asal dan substratnya, keaktifan optimum lipase sangat tergantung pada pH dan suhu. Enzim lipase pada pankreas misalnya mempunyai pH optimal

antara 8 dan 9, tetapi dapat menurun menjadi antara 6 – 7 bila substratnya berbeda. Keaktifan optimal enzim lipase tegantung juga dari senyawa pengemulsi yang

digunakan dan ada tidaknya garam dalam substrat. Enzim lipase yang berasal dari susu mempunyai pH optimal sekitar 9.

(15)

2.4.2. Sumber – Sumber Enzim Lipase

Lipase biasanya diproduksi oleh pankreas babi dan sapi, ragi Candida, Aspergillus, Rhizopus, dan Mucor sp.(Ghandi,1997). Pada umumnya sumber lipase adalah mikrobia(Ghosh dkk,1996) dan jamur (Nelson dkk, 1996). Lipase tedapat juga pada biji dan buah tanaman seperti palma, selada, bekatul, beras, barley, gandum, oat, kapas, jagung, mentimun, dan kacang-kacangan(Abigor,2002;Sennayake dan Shahidi, 2000 ; Mohammed, 2000 ; Dundas, 1998).

2.4.3. Aktifitas Enzim Lipase

Keaktifan enzim dapat ditentukan secara kualitatif dengan reaksi kimia yaitu dengan substrat yang dapat dihidrolisis oleh enzim tersebut, dan secara kuantitatif ditentukan dengan mengukur laju reaksi tersebut. Aktivitas enzim lipase mempunyai satuan unit (U). Satu unit aktivitas enzim lipase setara dengan 1µ mol asam lemak bebas yang dihasilkan dari hidrolisis substrat yang dikatalisis oleh enzim lipase tiap satuan menit (Handayani, 2005).

Untuk menentukan aktivitas optimum pada kondisi optimum dari enzim lipase maka dilakukan pengukuran aktivitas enzimatik pada variasi suhu dan pH. Sehingga akan diketahui berapa aktifitas lipase di setiap rentang suhu dan pH yang ditentukan.

Seperti protein lainnya, enzim dapat terdenaturasi pada suhu tertentu, perilaku kimia, dan kondisi ekstrim lainnya. Apabila terjadi proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan reaksinya pun akan menurun. Dengan demikian, perubahan pH lingkungan akan berpengaruh terhadap efektivitas bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat. (Poedjiadi, 1994)

(16)

2.5 ISOLASI DAN PEMURNIAN ENZIM

Enzim merupakan suatu protein sehingga untuk mengisolasi enzim, protein harus diisolasi dalam bentuk murni, protein yang diinginkan harus dipisahkan dari semua jenis protein yang lain dan biomolekul yang lainnya. Protein seringkali diisolasi dari jaringan hewan atau tumbuhan, cairan biologi, sel mikrobiologi yang sebelumnya harus diubah terlebih dahulu sebagai sel homogenat

Ekstrak yang mengandung ribuan jenis protein yang berbeda dan juga biomolekul yang lainnya dipisahkan berdasarkan sifat-sifat protein, yaitu polaritas, muatan, ukuran (massa molekul) dan kemampuan untuk berikatan dengan molekul yang lain.(Boyer,2006).

Setelah sel homogen, protein dapat diekstraksi dengan larutan buffer encer pada pH yang sesuai dengan pH darimana enzim lipase diisolasi, dimana jika enzim diisolasi dari tumbuhan pH yang sesuai adalah sekitar 6,0-7,0. Metode yang biasanya digunakan untuk memisahkan protein adalah presipitasi differensial, kromatografi penukar-ion, elektroforesis, filtrasi gel, dan ultrasentrifuga si.

Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh Svedberg (1925) dengan prinsip menggunakan gaya sentrifugal. Jika larutan yang mengandung makromolekul sejenis, maka mereka akan turun kebawah tabung sentrifuge pada kecepatan yang sama dan apabila larutan mengandung campuran makromolekul yang mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda, akan terjadi perbedaan penempatan karena adanya perubahan indeks bias dalam larutan.(Cole,A.S,1977).

(17)

Enzim lipase yang dihasilkan dalam bentuk cair harus dipekatkan terlebih dahulu untuk mendapatkan ekstrak enzim. Proses pemekatan enzim dapat dilakukan dengan pengendapan protein melalui penambahan garam mineral. Metode ini merupakan bagian dari proses isolasi enzim dengan metode ekstraksi. Metode ekstraksi digunakan untuk memisahkan enzim (protein) yang terkandung dalam larutan dengan menggunakan garam mineral, sehingga enzim yang merupakan fraksi berat akan terendapkan di bawah.(Sri,W.M., 2011).

Menurut Belter dkk (1988), dalam pemilihan jenis garam mineral tersebut terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan : (1) Anion efektif dalam urutan sebagai berikut:citrate > PO43- > SO42- > CH3COO- > Cl- > NO3-. (2) Kation efektif dalam urutan sebagai berikut : NH4+ > K+ > Na+ . (3) Dipilih garam yang murah, jika akan digunakan dalam jumlah yang banyak. (4) Dipilih garam yang densitasnya berbeda dari densitas larutan, sehingga dapat dilakukan pemisahan dengan proses sentrifugasi.

Amonium sulfat merupakan garam mineral yang paling umum digunakan dalam proses pengendapan enzim, karena solubilitasnya di dalam air amat tinggi, tidak mengandung zat-zat yang toksik terhadap kebanyakan enzim, harganya relatif murah dan dalam jumlah banyak dapat bertindak sebagai stabilisator enzim itu sendiri (Darwis dan Sukara,1990).

2.6. RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) sebagai substrat.

(18)

Dewasa ini, produksi CPO (Crude Palm Oil) Indonesia sebagian besar difraksinasi sehingga dihasilkan fraksi olein cair dan fraksi stearin padat. Fraksi olein itulah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng domestik sebagai pelengkap minyak goreng dari minyak kelapa.(Swadaya,P., 2001)

Setelah kelapa sawit berubah menjadi CPO, maka proses selanjutnya adalah mengolah CPO menjadi minyak goreng sawit. Secara garis besar proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng sawit, terdiri dari dua tahap yaitu tahap pemurnian (refinery) dan pemisahan (fractionation).

Setelah kelapa sawit berubah menjadi CPO, maka proses selanjutnya adalah mengolah CPO menjadi minyak goreng sawit. Secara garis besar proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng sawit, terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pemurnian (refinery) dan pemisahan (fractionation).Tahap pemurnian terdiri dari penghilangan gum/getah (degumming), pemucatan (bleaching), dan penghilangan bau (deodorization).

CPO yang berasal dari tangki penampungan CPO dipompa melalui rainer menuju refinery. Pada proses ini terjadi pemanasan CPO untuk mempermudah pemompaan CPO ke tangki berikutnya. Hasil dari proses ini disebut DPO (Degummed Palm Oil), kemudian di pompa menuju drier dengan kondisi vakum lalu dipompakan ke reaktor yang terlebih dahulu melewati static mixer kemudian turun ke slurry tank yang didalamnya terjadi pemanasan sampai temperature 90-1200 C dan penambahan H3PO4, CaCO3, dan Bleaching Earth.

(19)

DBPO yang sudah hilang baunya dipompa kembali ke SHE untuk mengalami pertukaran panas.Dan dalam hal ini minyak sudah dalam bentuk RBDPO (Refined Bleached Degummed Palm Oil).

Minyak sawit terdiri dari gliserida campuran yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Dua jenis asam lemak yang paling dominan dalam minyak sawit yaitu asam palmitat, C16:0 (jenuh), dan asam oleat, C18:1 (tidak jenuh). Umumnya, komposisi asam lemak minyak sawit dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit

Nama Asam Lemak Rumus Asam Lemak Komposisi

Laurat C12:0 0,2 %

Miristat C14:0 1,1 %

Palmitat C16:0 44,0 %

Stearat C18:0 4,5 %

Oleat C18:1 39,2 %

Linoleat C18:2 10,1 %

Lainnya - 0,9 %

(Sumber: Pahan,I., 2008)

Gambar

Gambar 2.1 Buah kelapa sawit
Gambar 2.2  Kecambah biji kelapa sawit
Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berarti pembelajaran dengan menggunakan model Giving Question and Getting Answer memberikan pengaruh dengan keriteri tinggi terhadap hasil belajar siswa

”Niin pitkään kuin meillä Suomessa säilyy tämäntyyppinen yhteiskuntajärjestyssopimus, tai yhteiskuntasopimus, jossa myös valtio näkee tärkeäksi verovaroin tukea aktiivista

Dengan adanya tugas dan tanggung jawab yang diberikan selama ini, pernahkah Bapak/Ibu/Sdr berusaha untuk mengembangkan kreativitas dalam bekerja agar menghasilkan pekerjaan yang

2. Mengecek barang yang diterima dari bagian gudang apakah sama dengan yang tertera di invoice. Mengantarkan barang ke pelanggan. Menyerahkan barang ke pelanggan. Invoice,

g. pekerjaan yang memerlukan penyelesaian secara cepat dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi

Berdasarkan hasil penelitian PSP-LP IPB (2001), lumbung pangan sekurang-kurangnya dapat berperan dalam (1) menampung surplus produksi pangan masyarakat saat panen,

Dengan memanjatkan puji syukur Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyajikan tulisan tesis yang berjudul: UPAYA PENINGKATAN KINERJA

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan model pembelajaran konsiderasi