• Tidak ada hasil yang ditemukan

LATAR BELAKANG PEMIKIRAN LANDASAN DAN UN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LATAR BELAKANG PEMIKIRAN LANDASAN DAN UN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LATAR BELAKANG PEMIKIRAN, LANDASAN DAN UNSUR DASAR WAWASAN NUSANTARA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Dosen Pengampu : Dra. Renggani, M.Si.

Disusun Oleh :

1. Siti Mahfiroh 1401417126 2. Unik Puji Rahayu 1401417129 3. Wahyu Wijayanti 1401417153 4. Eva Fauzi 1401417430

ROMBEL 050

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah latar belakang pemikiran, landasan dan unsur dasar wawasan nusantara.

Adapun makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan demi tersusunnya makalah yang lebih baik lagi.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang latar belakang pemikiran, landasan dan unsur dasar wawasan nusantara ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Semarang, Agustus 2018

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...ii Daftar Isi...iii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah...4 1.2 Rumusan Masalah...4 1.3 Tujuan Penyusunan...4 BAB II PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Pemikiran Wawasan Nusantara...5 2.2 Landasan Wawasan Nusantara...9 2.3 Unsur Dasar Wawasan Nusantara...10 BAB III PENUTUP

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kehidupan suatu bangsa dalam pertumbuhan dan perkembangannya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang bersifat timbal balik, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Sehingga suatu bangsa berusaha menempatkan dirinya agar dapat mencapai cita-cita nasional secara maksimal. Oleh karena itu bangsa yang bersangkutan harus memiliki pandangan tentang dirinya dalam hubungan dengan lingkungan yang memungkinkan berlangsungnya berbangsa.

Bangsa Indonesia memiliki pandangan dalam kehidupannya yaang disebut wawasan nusantara, dengan wawasan nusantara mengajarkan kepada kita cara pandang dan sikap yang benar terhadap keberadaan negara dan bangsa Indonesia yang nota bene diwarnai oleh berbagai perbedaan, agar dalam kondisi perbedaan tersebut dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa serta dapat mencapai tujuan nasional. Adapun persatuan dan kesatuan yang dimasud bukanlah persatuan dan kesatuan yang dibangun dengan penyerangan, melainkan persatuan dan kesatuan yang dibangun dengan tetap menghargai terdapatnya perbedaan.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana Latar Belakang Wawasan Nusantara? 1.2.2. Apa Saja Landasan Wawasan Nusantara?

1.2.3. Apa Saja Unsur Dasar Wawasan Nusantara?

1.3. Tujuan Penyusunan

1.3.1. Untuk Mengetahui Bagaimana Latar Belakang Wawasan Nusantara

(5)

BAB II Pembahasan

2.1 Latar Belakang Pemikiran Wawasan Nusantara a. Pemikiran Berdasarkan Falsafah Pancasila

Berdasarkan falsafah Pancasila, manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai naluri, akhlak, daya pikir dan sadar akan keberadaannya yang serba terhubung dengan sesamanya, lingkungannya, alam semesta dan penciptanya. Berdasarkan kesadaran yang dipengaruhi oleh lingkungannya, manusia Indonesia memiliki motivasi antara lain untuk menciptakan suasana damai dan tentram menuju kebahagiaan serta menyelenggarakan keteraturan dalam membina hubungan antarsesama1

Dengan demikian, nilai-nilai Pancasila sesungguhnya telah bersemayam dan berkembang dalam hati sanubari dan kesadaran bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila juga tercakup dalam penggalian dan pengembangan wawasan nasional sebagai berikut :

a. Sila Ketuhan Yang Maha Esa

Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Sikap tersebut mewarnai wawasan nasional yang dianut oleh bangsa Indonesia yang menghendaki keutuhan dan kebersamaan dengan tetap menghormati dan memberikan kebebasam dalam menganut dan mengamalkan agama masing-masing.

b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, bangsa Indonesia mengakui, menghargai dan memberikan hak dan kebebasan yang sama kepada setiap warganya untuk menerapkan hak asasi manusia (HAM).

(6)

Dengan sila Persatuan Indonesia, bangsa Indonesia lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Sikap tersebut mewarnai wawasan kebangsaan/wawasan nasional yang dianut dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia yang mengutamakan keutuhan bangsa dan negara dengan tetap memperhatikan, menghormati dan menampung kepentingan golongan, suku bangsa maupun perorangan. d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan

Dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikamat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, bangsa Indonesia mengakui bahwa pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan bersama diusahakan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.

e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dengan sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, bangsa Indonesia mengakui dan menghargai warganya untuk mencapai kesejahteraan yang setinggi-tingginya sesuai hasil karya dan usahanya masing-masing.

Wawasan kebangsaan atau wawasan nasional yang dianut dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia merupakan pancaran dari Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia. Karena itu, wawasan nasional Indonesia menghendaki terciptanya persatuan dan kesatuan tanpa menghilangkan ciri, sifat dan karakter dari kebinekaan unsur-unsur pembentuk bangsa (suku bangsa, etnis, golongan serta daerah itu sendiri).

b. Pemikiran Berdasarkan Aspek Kewilayahan Nusantara

Kondisi obyektif geografi Nusantara, yang merupakan untaian ribuan pulau yang tersebar dan terbentang di khatulistiwa serta terletak pada posisi silang yang sangat strategis, memiliki karakteristik yang berbeda dari negara lain. Untuk mengukuhkan asas negara kepulauan ini, ditetapkanlah Undang-Undang Nomor : 4/Prp Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia.

(7)

Sekarang pengertian kata Nusantara adalah kepulauan Indonesia yang terdiri dari 17.508 pulau besar maupun kecil yang berada pada batas-batas astronomis berikut :

Utara : 06 08 LU

Selatan : 11 15 LS

Barat : 94 45 BT

Timur : 141 05 BT

Dan jarak Utara-Selatan : + 1.888 km Barat-Timur : + 5.110 km

Melalui konferensi PBB tentang Hukum Laut Internasional yang ketiga tahun 1982, pokok-pokok asas negara kepulauan daikui dan dicantumkan dalam UNCLOS 82 (United Nation Convention on the Law of the Sea atau Konvensi Perseriaktan Bangsa Bangsa Tentang Hukum Laut).

Pada satu sisi, UNCLOS 1982 memberikan keuntungan bagi pembangunan nasional, yaitu bertambah luasnya perairan yurisdiksi nasional yang sekaligus berarti bertmabahnya kekayaan alam yang terkandung di dalamnya serta terbukanya peluang untuk memanfaatkan laut sebagai medium transportasi. Dengan dikukuhkannya wilayah darat dan laut atau perairan, perjuangan bangsa Indonesia selanjutnya adalah menegakkan kedaulatan diruang udara kadaulatan dan memperjuangkan kepentingan RI diwilayah antariksa nasional, termasuk Geo Stationery Orbit (GSO).

Kondisi dan konstelasi geografi Indonesia mengandung beraneka ragam kekayaan alam baik yang berada di dalam maupun di atas permukaan bumo, potensi di ruang udara dan ruang antariksa dan jumlah penduduk yang besar yang terdiri dari suku yang memiliki budaya, tradisi serta pola kehidupan yang beraneka ragam.

(8)

nasional harus memiliki wawasan kewilayahan atau ruang hidup bangsa yang diatur oleh politik ketatanegaraan. Karena itu, Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia yang memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi dan konstelasi geografis Indonesia mengharuskan tetap terpeliharanya keutuhan dan kekompakan wilayah, tetap dihargainya dan dijaganya ciri, karakter serta kemampuan (keunggulan dan kelemahan) masing-masing daerah dan diupayakannya pemanfaatan nilai lebih dari geografi Indonesia.

c. Aspek Kehidupan

1. Latar Belakang Sosial Budaya

Budaya atau kebudayaan adalah sesuatu yang dihasilkan oleh kekuatan citra, rasa, dan karsa (budi,perasaan, dan kehendak) manusia. Perbedaan kebudayaan terjadi akibat adanya ruang hidup yang berupa kepulauan dengan ras,etnik, dan suku bangsa yang beraneka ragam. Kebudayaan merupakan warisan yang bersifat memaksa bagi masyarakat yang bersangkutan maksudnya setiap generasi yang lahir dalam masyarakat yang berbudaya dengan serta merta mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya. Masyarakat mempunyai rasa sentimen terhadap budaya mereka yang berakibat terjadinya konflik antar golongan masyarakat.

Sumpah pemuda dan proklamasi kemerdekaan adalah peristiwa lahirnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Walaupun sudah bersatu potensi potensi disintegrasi masih bisa terjadi.bangsa Indonesia membutuhkan persamaan persepsi atau kesatuan cara pandang yang tertuang dalam wawasan nusantara

2. Tinjauan kesejarahan

Konsep persatuan di Indonesia sudah muncul saat zaman kerajaan di Indonesia. Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit adalah kerajaan yang ingin mempersatukan wilayahnya. Dengan adanya penjajahan di Indonesia muncullah konsep persatuan baru yang lebih moderen. Tahun

(9)

1900-an muncullah Budi Utomo, sumpah Pemuda, dan puncaknya proklamasi kemerdekaan RI.

Menurut ketentuan ordonansi 1939 batas laut teritorial hanya 3 mil. Hal tersebut sangat merugikan negara RI sebagai satu kesatuan yang utuh. Setelah mengalami perjuangan selama 28 tahun batus laut teritorial menjadi 12 mil dengan adanya deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi Djuanda diakui dunia pada Konferensi PBB tentang Hukum laut tahun 1982.Deklarasi Djuanda disebut juga dengan “Konsepsi Nusantara” yang lebih mengokohkan konsep persatuan.

Konsepsi Nusantara mengilhami munculnya Wawasan Benua AD, Wawasan Bahari AL, dan Wawasan Dirgantara AU. Untuk menghindari perpecahan dalam tubuh ABRI disusunlah Wawasan Hankamnas yang merupakan hasil Seminar hankam 1 tahun 1966 yang diberi nama Wawasan Nusanta Bahari yang menjadi tonggak lahirnya Wawasan Nasional Indonesia

2.2 Landasan Wawasan Nusantara a. Landasan Idill

Landasan Idill Wawasan Nusantara adalah Pancasila. Hal tersebut dikarenakan pancasila sebagai dasar negara, termasuk mendasari keberadaan Wawasan Nusantara. Pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, antara lain mensyukuri anugerah dan posisi geografi serta isi dan potensi yang di miliki oleh wilayah nusantara.

b. Landasan Konstitusional

(10)

2.3 Unsur Dasar Wawasan Nusantara Landasan Wawasan Nusantara a. Wadah (Contour)

Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memilliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya ialah bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Setelah menegara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah sebagai kegiatan kenegaraan dalam wujud suprastruktur politik, sedangkan wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah sebagai kelembagaan dalam wujud infrastruktur politik.

b. Isi (Content)

Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat dalam ppembukaan UUD 1945 menyadari bahwa untuk mencapai aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti diatas bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan nasional yang berupa politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam. Oleh karena itu isi menyangkut dua hal yang esensial, yakni : 1.) Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama, dan

perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional.

2.) Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan nasional.

c. Tata Laku (Conduct)

Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah isi yang terdiri dari tata laku bathiniah dan lahiriah. Tata laku bathiniah mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia, sedangkan tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan, perbuatan., dan perilaku dari bangsa Indonesia, yang kedua hal tersebut akan mencerminkan identitas jati diri

(11)
(12)

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan

Wawasan nusantara berdasarkan falsafah pancasila merupakan pancaran dari Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia. Karena itu, wawasan nasional Indonesia menghendaki terciptanya persatuan dan kesatuan tanpa menghilangkan ciri, sifat dan karakter dari kebinekaan undur-unsur pembentuk bangsa (suku bangsa, etnis, golongan serta daerah itu sendiri). Berdasarkan aspek kewilayahan nusantara, Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia harus memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi dan konstelasi geografis Indonesia mengharuskan tetap terpeliharanya keutuhan dan kekompakan wilayah, tetap dihargainya dan dijaganya ciri, karakter serta kemampuan (keunggulan dan kelemahan) masing-masing daerah dan diupayakannya pemanfaatan nilai lebih dari geografi Indonesia.

Landasan wawasan nusantara terdiri dari landasan idiil yaitu Pancasila dan landasan konstitusional yaitu Undang-Undang 1945. Sedangkan unsur dasar wawasan nusantara terdiri dari wadah (contour) yang meliputi seluruh wilayah indonesia, isi (content) yang merupakan aspirasi, cita-cita, dan tujuan nasional dalam pembukaan UUD 1945, dan tata laku (conduct) yang merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi.

3.2 Saran

Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan minimnya pengetahuan dan juga sumber rujukan penyusun. Oleh sebab itu, sebaiknya pembaca dapat mencari sumber lain guna menambah pemahaman lebih dalam mengenai materi wawasan nusantara ini.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Sunarto, dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Semarang: UNNES Press

Hasanah, alfiah umul. Wawasan nusantara dan pembangunan dalam kehidupan nasional. Diakses dari :

Referensi

Dokumen terkait

Speed, driving force, stability, and competitiveness of human capital, social capital and economic capital can be raised through the rural communities as quickly as possible

[r]

Meskipun sistem kesehatan di Inggris kini lebih dikenal dengan istilah National Health Service (NHS) suatu sistem kesehatan yang didanai dan dikelola oleh pemerintah secara

Apakah struktur organisasi BBWS/BWS Ditjen SDA di Daerah sudah sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan Pusat di Daerah saat ini.. Sudah sesuai, tidak perlu penyempurnaan

Menjadi hal yang penting bagi investor untuk mengetahui hubungan antara biaya keagenan dengan kinerja perusahaan, sehingga informasi tersebut dapat digunakan oleh

Hal tersebut dikarenakan penelitian yang dilakukan berupa penyelidikan untuk mencari informasi atas implementasi kebijakan pembebasan sebagian pajak hiburan untuk

Penelitian ini mengkaji potensi pariwisata dan kemenarikan yang ada di Desa Cikarang berupa bentukan endokarst yaitu gua karst, serta karakteristik wisatawan yang