TUGAS AKHIR
ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA NILAI PREMI DENGAN NILAI KLAIM ASURANSI PADA AJB BUMIPUTERA 1912
CABANG LHOKSEUMAWE
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Pada Politeknik Negeri Lhokseumawe
Jurusan Tata Niaga Program Studi Keuangan Dan Perbankan
Oleh
HARRI ASHARI Nim : 1261406012
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim…Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam penulis sanjung sajikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia ke alam yang berilmu pengetahuan.
Adapun tujuan penulisan Tugas Ahir ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi DIII Keuangan dan Perbankan di Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Pembuatan Tugas Akhir ini didasarkan pada petunjuk yang telah ditetapkan, namun demikian penulis menyadari bahwa pembuatan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasa, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi penyempurnaan penulisan Tugas Akhir ini.
Terselesainya Tugas Akhir ini tidak terlepas dari dorongan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ayahanda Fakhrurrazi dan Ibunda Yusnidar tercinta yang telah
memberikan dorongan semangat kepada penulis
2. Bapak Lukman, SE. M.Si.Ak. selaku Ketua Jurusan Tata Niaga Politeknik
Negeri Lhokseumawe
3. Bapak Mukhlis, SE. M.Ec. selaku Sekretaris Jurusan Tata Niaga
Politeknik Negeri Lhokseumawe
4. Ibu Fakriah, SE. M.Si. selaku Ketua Prodi Keuangan & Perbankan
Politeknik Negeri Lhokseumawe
5. Bapak Abdul Hakim SE. selaku Pembimbing Utama Tugas Akhir
6. Bapak Syawal Harianto SE. M.Si.Ak selaku Pembimbing Pembantu Tugas
7. Bapak Ismed Wijaya SE. M.Si. selaku Koordinator Tugas Akhir Prodi
Keuangan dan Perbankan Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
8. Kepada seluruh dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Bapak Syaladin T. SE selaku Kepala Cabang AJB Bumiputera 1912
Cabang Lhokseumawe.
10.Bapak Fickry Harmiko, SE.AAAI.J. selaku Kepala Urusan Administrasi
dan Keuangan (KUAK) sekaligus Supervisor AJB Bumiputera 1912
Cabang Lhokseumawe.
11.Kepada sahabat-sahabat dan teman-teman seangkatan yang tercinta serta
adik-adik di Politeknik Negeri Lhokseumawe yang telah memberikan
bantuan dan dukungan moral, terima kasih atas persahabatan yang terjalin
dengan tulus ikhlas.
Akhirnya, penulis menyadari akan adanya kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan ini karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT, untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Tugas Akhir ini di masa mendatang. Kiranya Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Lhokseumawe, Agustus 2015
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN KOMISI SIDANG
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ………. vi
DAFTAR GRAFIK ……….. vii
DAFTAR LAMPIRAN………. viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ………... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penulisan Tugas Akhir ... 5
1.4. Manfaat Penulisan Tugas Akhir ... 6
1.5. Metode Penelitian ………... 6
1.6. Sistematika Penelitian ... 7
1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN TEORITIS ………... 9
2.1 Pengertian Asuransi ………... 9
2.2 Unsur-unsur Asuransi ………... 11
2.3 Jenis-jenis Asuransi …………... 12
2.4 Manfaat Asuransi ………...…... 15
2.5 Prinsip-prinsip dalam Asuransi atau Pertanggungan………… 16
2.5.2. Pengertan Polis Asuransi ………... 18
2.5.2.1. Pengertian Premi Asuransi ... 20
2.5.2.2. Pengertian Klaim Asuransi ... 22
BAB III PEMBAHASAN ……...………... 23
3.1. Gambaran Umum Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912……… 23
3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan……….. 23
3.1.2. Struktur Organisasi……… 25
3.1.3. Visi dan Misi AJB Bumiputera 1912……… 29
3.2. Prosedur Pembayaran Premi Asuransi……… 30
3.3. Prosedur Pengajuan Klaim Asuransi……….. 31
3.4. Analisis Perbandingan Antara Nilai Premi dengan Nilai Klaim Asuransi pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe……… 38
BAB IV PENUTUP ………... 44
4.1. Kesimpulan………. 44
4.2. Saran………... 45
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
3.1. Jumlah Nilai Premi dan Jumlah Nilai Klaim AJB Bumiputera 1912
DAFTAR GRAFIK
1.1. Jumlah Nilai Premi dan Nilai Klaim Asuransi AJB Bumiputera 1912
Cabang Lhokseumawe Periode 2013……….. 4
3.1. Pendapatan Premi ……….. 39
3.2. Pengeluaran Klaim ………. 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Logo AJB Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe
Lampiran II Struktur Organisai AJB Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe
Lampiran III Data Jumlah Nilai Premi Dan Nilai Klaim Asuransi Pada AJB
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sejak kemerdekaan tahun 1945, Bangsa Indonesia terus berupaya dalam
melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan nasional yang
dilaksanakan bersama oleh rakyat dan Pemerintah itu telah membawa kemajuan
hampir di semua segi kehidupan, seperti yang dapat di lihat dan rasakan saat ini.
Salah satunya adalah Pembangunan dibidang ekonomi, yang mempunyai
kedudukan sangat penting, bahkan bidang ekonomi dijadikan titik berat
Pembangunan jangka panjang.
Dalam era pembangunan sekarang, asuransi mempunyai peranan yang
sangat penting. Disamping memberikan jaminan kepada individu serta
pengembangan dibidang usaha, asuransi merupakan alat penghimpun dana bagi
pembangunan serta menjaga kestabilan pembangunan itu sendiri. Dimasa
pembangunan saat ini, tuntutan perubahan dan peningkatan dalam tahapan
kehidupan manusia memunculkan resiko (risk), dan sekaligus peluang
(opportunities) bagi setiap orang. Resiko berkenaan dengan kemungkinan
terjadinnya kegagalan dan kerugian bagi setiap orang.
Dalam hal ini, bagi sebagian besar orang, kebutuhan dasar akan jaminan
kebutuhan tersebut berbeda untuk setiap orang. Dimana kebutuhan finansial
seseorang pun cenderung berubah dari waktu ke waktu. Asuransi adalah salah satu
cara yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk membantu mereka dalam
penyediaan jaminan finansial dan membeli asuransi untuk mencukupinya. Tetapi
ada juga sebagian lainnya yang tidak menyadari betapa perlu dan pentingnya
asuransi. Kemampuan seseorang untuk mencari penghasilan atau bekerja akan
menurun seiring dengan bertambahnya usia. Ketika seseorang sudah tidak mampu
lagi bekerja dan memperoleh penghasilan, ia butuh memiliki suatu jaminan
finansial untuk menghadapi situasi seperti ini dalam kehidupannya. Dengan
memiliki perlindungan asuransi jiwa, biaya hidup tetap dapat ditopang dan
kehidupan serta kondisi keuangannya pun akan memperoleh jaminan.
Kepastian bahwa setiap orang pasti akan meninggal, inilah yang juga
disebut dengan resiko murni. Inilah satu-satunya resiko yang dapat diasuransikan.
Dengan menghitung rata-rata usia hidup dan rata-rata pada usia beberapa orang
akan meninggal, perusahaan asuransi dapat memperkirakan resiko murni ini.
Tujuan dari asuransi itu sendiri adalah meberikan kesempatan untuk mendapatkan
keuntungan finansial.
Dalam menghadapi setiap resiko, setiap orang memiliki cara yang
berbeda-beda. Ada beberapa cara pengelolaan resiko yang digunakan untuk
mengendalikan tingkat resiko yang digunakan untuk mengendalikan tingkat resiko
mengendalikan resiko ( controlling risk ), menerima resiko ( accepting risk ) ,
mengalihkan resiko ( transferring risk ).
Salah satu upaya manusia untuk menanggulangi setiap resiko yang akan
dihadapinya adalah dengan jalan mengadakan perjanjian pelimpahan resiko
kepada pihak lain. Maka dari itu, dibutuhkannya suatu lembaga usaha yang bisa
menanggung resiko dan memberikan jaminan kepada setiap orang. Dalam hal ini,
perusahaan asuransi jiwa merupakan pilihan yang tepat bagi setiap orang yang
ingin resikonya dialihkan atau dilimpahkan kepada pihak lain (perusahaan
asuransi jiwa). Perusahaan asuransi jiwa yang kegiatannya menerima pelimpahan
resiko dari pihak lain tentu saja memiliki beban resiko yang lebih berat
dibandingkan dengan pihak tertanggung. Hal ini disebabkan karena selain
penanggung harus membayar kerugian apabila terjadi klaim, penanggung juga
harus meneruskan kegiatan usahanya sendiri.
AJB Bumiputera 1912 merupakan perusahaan asuransi jiwa yang
memberikan jaminan finansial kepada para nasabahnya untuk menekan atau
mengurangi kerugian dari kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang tidak
menguntungkan. Dalam melakukan kegiatan operasionalnya, AJB Bumiputera
1912 berusaha untuk menyediakan produk-produk asuransi yang dirancang untuk
memenuhi dan melengkapi kebutuhan nasabahnya. Dalam hal ini, AJB
Bumiputera 1912 dapat menghimpun dana dari masyarakat atas produk-produk
yang ditawarkan melalui pengumpulan premi asuransi dan kemudian memberikan
perlindungan finansial ( klaim ) kepada nasabahnya sesuai dengan kesepakatan
Grafik 1.1
Jumlah Nilai Premi dan Nilai Klaim Asuransi Periode 2013
Sumber : AJB Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe
Dari grafik diatas bisa dilihat pendapatan premi dari Januari 2013 sampai
dengan Desember 2013 sebesar Rp. 10.764.351.000,00 yang di peroleh dari
semua jenis asuransi yang ada pada AJB Bumiputera 1912 Cabang
Lhokseumawe dibandingkan dengan pengeluaran perusahaan yang sebesar Rp.
8.430.570.000,00 untuk membayar semua klaim asuransi yang diajukan oleh para
nasabahnya.
5.000.000 10.000.000 15.000.000
2013 JUM LAH NILAI PREM I 10.764.351 JUM LAH NILAI KLAIM 8.430.570
JUM LAH PREM I DAN JUM LAH KLAIM
PERIODE JAN - DES 2013
Jika di lihat pada jumlah penerimaan dan pengeluaran perusahaan
mendapatkan selisih yang cukup besar dalam menjalankan aktivitas perusahaan
nya. Dana yang di peroleh dari selisih yang sebesar Rp. 2.333.781.000,00 inilah
yang akan dikelola lebih lanjut oleh perusahaan untuk mendapatkan keuntungan
yang lebih besar lagi nantinya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk lebih mengetahui
tentang pengelolaan dana dalam asuransi mulai dari pengumpulan dana ( premi )
dari setiap nasabah, hingga pendanaan klaim dari setiap resiko, khususnya yang
dilaksanakan pada asuransi AJB Bumiputera 1912, sehingga penulis memilih
judul “ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA NILAI PREMI DENGAN
NILAI KLAIM ASURANSI PADA AJB BUMIPUTERA 1912 CABANG
LHOKSEUMAWE” sebagai judul Tugas Akhir.
1.2. Perumusan Masalah
Adapun dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah tentang
“Analisis perbandingan antara nilai premi dengan nilai klaim asuransi pada AJB
Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe”.
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Analisis
perbandingan antara nilai premi dengan nilai klaim asuransi pada AJB
1.4.Manfaat Penulisan Tugas Akhir
Adapun manfaat dan penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan pada
umumnya, khususnya tentang pembayaran klaim dan premi dalam asuransi
jiwa.
2. Menambah referensi bagi perpustakaan Politeknik Negeri Lhokseumawe
3. Melatih penulis dalam mengungkapkan permasalahan tertentu secara
sistematis dan berusaha memecahkan permasalahan yang ada tersebut
dengan metode ilmiah, sehingga menunjang pengembangan ilmu
pengetahuan tersebut.
4. Memberi sumbangan pemikiran bagi instansi terkait dengan masalah
penyelesaian nilai premi dengan nilai klaim pada AJB Bumiputera 1912
Cabang Lhokseumawe.
1.5.Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan dua metode penelitian
untuk mendukung penulisan Proposal Tugas Akhir. Dimana dua metode
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Terhadap objek penelitian, dalam hal ini yang diamati adalah lokasi atau
dengan metode ini penulis mengadakan pengamatan secara langsung tempat
penelitian. Dari sana dapat diketahui beberapa data yang dibutuhkan dalam
2. Metode Analisa Data
Setelah mengadakan serangkaian kegiatan (penelitian) dengan beberapa
metode di atas, maka data-data yang terkumpul dianalisa dengan
menggunakan teknik deskriptif. Teknik ini dipergunakan untuk menganalisa
data yang bersifat kuantitatif.
1.6.Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Penulisan Tugas Akhir ini dibuat dengan prosedur yang ditentukan oleh
jurusan Tata Niaga. Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang latang belakang
pemillihan judul, rumusan masalah, tujuan penulisan Tugas Akhir,
manfaat penulisan Tugas Akhir, dan sistematika penulisan Tugas
Akhir.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Bab ini penulis menjelaskan tentang pengertian asuransi, jenis-jenis
asuransi, manfaat asuransi, prosedur pembayaran premi, dan
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitiaan dan pembahasan
mengenai analisis perbandingan antara nilai premi dengan nilai
klaim asuransi pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe.
BAB IV PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran-saran yang
membangun untuk menyempurnakan analisis perbandingan antara
nilai premi dengan nilai klaim asuransi pada AJB Bumiputera 1912
Cabang Lhokseumawe.
1.7.Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi yang penulis pilih untuk melakukan penelitian ini pada Kantor AJB
Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe yang berlokasi di Jalan Darussalam No.2
Lhokseumawe, Aceh. Penelitian dilakukan dari tanggal 1 Juli 2014 s/d 31 Maret
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Pengertian Asuransi
Asuransi atau dalam bahasa Belanda “Verzekering” yang berarti
pertanggungan. Dalam pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)
atau Wetboek Van Koophandle, bahwa asuransi atau pertanggungan adalah suatu
perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri dengan seseorang
tertanggung dengan menerima uang premi untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan yang mungkin akan didenda karena suatu peristiwa tak tentu.
Ketentuan ini berlaku bagi semua macam pertanggungan, baik yang ada di dalam
Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) maupun yang ada di luar Kitab
Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) .
Jadi pemberian uang oleh penanggung bukanlah murni merupakan suatu
penggantian kerugian, oleh karena jiwa manusia tidak mungkin dinilai dengan
uang. Rumusan definisi pertanggungan dalam Pasal 246 Kitab Undang-undang
Hukum Dagang (KUHD) berlaku bagi segala macm pertanggungan, dengan
demikian berlaku bagi pertanggungan kerugian maupun bagi pertanggungan
sejumlah uang atau pertanggungan jiwa.
Asuransi merupakan sarana keuangan dalam tata kehidupan rumah tangga,
asuransi atau pertanggungan sudah pasti didalamnya terdapat resiko-resiko, yaitu
kemungkinan dideritanya suatu kerugian akibat dari suatu peristiwa yang tidak
dapat dipastikan kapan terjadinya kerugian dapat berupa hilannya harta benda,
meninggalnya kepala keluarga sebagai pencari nafkah sehingga hilangnya
tumpuan harapan yang menjadi sumber bertanggungnya kehidupan akan keluarga
serta cacat tetap yang mengakibatkan seorang tidak mampu menjalankan aktifitas
kehidupan untuk membiayai kehidupan dan keluarganya.
Menurut UU Republik Indonesia No. 40 Tahun 2014 tentang Usaha
Perasuransian, Asuransi adalah sebagai berikut :
“Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan,biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti atau memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.”
Selanjutnya Salim (2002:1) mendefnisikan “ Asuransi adalah suatu
kemauan untuk menetapakan kerugian kecil yang sudah pasti sebagai pengganti
(subtitusi) kerugian-kerugian yang belum pasti.”
Dari definisi di atas asuransi merupakan suatu perjanjian antara dua pihak
atau lebih yang pihak penanggung mengikat diri kepada tertanggung dengan
atau hidupnya seseorang yang dipertangggungkan, sebagai pengganti
kerugian-kerugian yang belum nyata.
2.2. Unsur-unsur Asuransi
Dalam menjalankan usaha perasuransian ada 3 (tiga) unsur mutlak yang
peerlu diperhatikan, hal ini disebutkan dalam pasal 246 Kitab Undang-undang
Hukum Dagang (KUHD), yaitu :
1. Adanya Kepentingan
2. Adanya Peristiwa Tak Tentu
3. Adanya Kerugian
Berdasarkan arti asuransi menurut Undang-Undang Republik Indonesia
No. 40 Tahun 2014 tentang Usaha Perasuransian diatas, maka dalam asuransi
terdapat 4 unsur,yaitu :
1. Pihak tertanggung (insured) yaitu seseorang / badan yang berjanji untuk
membayar uang premi kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara
berangsur-angsur. Hak dari tertanggung adalah mendapatkan klaim
asuransi, kewajiban tertanggung adalah membayar premi kepada pihak
asuransi.
2. Pihak penanggung (insure) yaitu suatu badan yang berjanji akan
membayar sujumlah uang (santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus
atau secara berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung
kewajiban penanggung adalah memberikan klaim sejumlah uang kepada
pihak tertanggung apabila terjadi sesuatu hal yang sudah diperjanjikan.
3. Suatu peristiwa yang tak tertentu (tidak diketahui sebelumnya)
4. Kepentingan yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa
yang tak tentu.
Dalam situs http://www.WordPerss.com menyebutkan bahwa Asuransi
pun memiliki unsur – unsur sebagai berikut :
1. Pihak Penanggung (Insure)
Pihak penanggung adalah pihak yang berkomitmen akan membayar sejumlah uang kepada pihak tertanggung, secara berangsur atau secara sekaligus jika terjadi sesuatu yang mengandung unsur yang tidak tentu.
2. Pihak Tertanggung (Insured)
Pihak tertanggung adalah pihak yan g berkomitmen untuk membayar uang premi kepada pihak penanggung, secara berangsur ataupun secara sekaligus.
3. Peristiwa (Accident)
Peristiwa yang dimaksud dalam konteks ini adalah suatu kejadian yang tidak tentu ataupun tidak diketahui sebelumnya.
4. Kepentingan (Intereset)
Kepentingan yang dimaksud dalam konteks ini yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tidak tentu.
Dari uraian yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa
asuransi memiliki unsur-unsur, yaitu unsur pihak penanggung, unsur pihak
tertangung, unsur peristiwa, dan unsur kepentingan.
2.3. Jenis-jenis Asuransi
Pada saat ini telah berkembang berbagai jenis asuransi di masyarakat,
dalam manajemen resiko asuransi memungkinkan berbagi dan mentransfer
orang tidak mengerti perbedaan mendasar pada jenis-jenis asuransi. Padahal
untuk menentukan program asuransi yang paling cocok dengan kebutuhan, harus
dipahami jenis-jenis asuransi tersebut.
Berdasarkan pasal 247 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)
menyebutkan tentang lima macam asuransi ialah:
1. Asuransi terhadap kebakaran
2. Asuransi terhadap bahaya hasil-hasil pertanian
3. Asuransi terhadap kematian orang ( Asuransi jiwa )
4. Asuransi terhadap bahaya dilaut dan perbudakan
5. Asuransi terhadap bahaya dalam pengangkutan didarat dan
disungai-sungai
Dalam usaha asuransi biasanya ada 2 (dua) jenis asuransi, yaitu asuransi
atas orang dan asuransi atas harta. Menurut Darmawi (2004:26-27) pengertian
kedua jenis asuransi tersebut adalah sebagi berikut:
1. Asuransi atas orang (personal insurance), yaitu asuransi yang objeknya orang atau penutupan asuransi atas individu-individu, dengan kata lain adalah asuransi yang berkaitan dengan individu. Adapun risiko yang ditanggung (peril) dalam asuransi atas orang adalah:
Kematian
Kecelakaan dan sakit
Pengangguran, dan
Karena umur tua
2. Asuransi atas harta (property insurance), yaitu asuransi yang ditujukan terhadap peril-peril yang mungkin menghancurkan properti atau harta kekayaan. Asuransi ini di Indonesia digolongkan sebagai asuransi kerugian.
Dengan pertumbuhan asuransi yang cukup signifikan, maka jenis – jenis
jensi asuransi dapat dibedakan dari beberapa segi, Ada beberapa pengklasifikasian
asuransi. di antaranya adalah :
1. Asuransi dari Segi Sifatnya
Jika dilihat dari sifatnya, maka asuransi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : a. Asuransi Sosial atau Asuransi Wajib
b. Asuransi Sukarela
2. Asuransi dari Segi Jenis Obyeknya
Jika dilihat dari segi jenis obyeknya, asuransi dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
a. Asuransi Orang
b. Asuransi Umum atau Asuransi Kerugian
Jika dilihat dari perkembangannya di Indonesia, ada berbagai jenis-jenis asuransi, di antaranya adalah :
6. Asuransi Properti dan Kendaraan
7. Asuransi Kredit 8. Asuransi Jiwa
Secara umum, asuransi jiwa dibagi menjadi dua, yaitu : a. Asuransi Jiwa Term Life
b. Asuransi Jiwa Whole Life
9. Reasuransi
Pertanggungan ulang seluruh ataupun sebagian resiko dan perusahaan asuransi kepada perusahaan lainnya berdasarkan perjanjian, Jenis asuransi ini digolongkan ke dalam :
Bentuk Facultatife Bentuk Treaty
Gabungan dari keduanya
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis asuransi terdiri dari
asuransi atas orang dan asuransi atas harta. Asuransi atas orang adalah asuransi
yang objeknya orang sedangkan asuransi atas harta adalah asuransi yang ditujukan
2.4. Manfaat Asuransi
Memiliki asuransi merupakan salah satu wujud nyata dari konsep
perencanaan keuangan di masa depan, banyak manfaat asuransi yang bisa di
dapatkan. Dengan memiliki asuransi akan membantu memberikan rasa aman dan
nyaman bila suatu saat terjadi sesuatu diluar batas kemampuan manusia.
Manfaat asuransi menurut Budisantoso dan Triandaru (2009:178) bahwa
pada dasarnya asuransi dapat memberikan manfaat bagi tertanggung, antara lain:
1. Rasa aman dan perlindungan
2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan dalam memperoleh kredit 4. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan
5. Alat penyebar resiko
6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha
Asuransi pun pastinya memiliki manfaat yang sangat diperlukan oleh
orang – orang yang memerlukannya. Manfaat – manfaat asuransi yang
dikemukakan oleh Darmawi (2004 : 10) adalah sebagai berikut :
1. Asuransi sebagai Sumber Dana Investasi
2. Asuransi Dapat Mengurang Kekhawatiran
3. Asuransi Menjamin Kestabilan Perusahaan
4. Asuransi Dapat Menyediakan Layanan Profesional
5. Asuransi Membantu Pemeliharaaan Kesehatan
6. Asuransi Melindungi Resiko Investasi
7. Asuransi untuk Melengkapi Persyaratan Kredit
8. Asuransi Mengurangi Biaya Modal
9. Asuransi Dapat Meratakan Keuntungan
10.Asuransi Mendorong Usaha Pencegahan Kerugian
Dari uraian diatas asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak
pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih, polis asuransi yang dapat dijadikan
sebagai jaminan untuk memperole kredit, dan dapat juga sebagai tabungan dan
sumber pendapatan, sebagai alat penyebaran resiko, serta dapat membantu
meningkatkan kegiatan usaha.
2.5. Prinsip-prinsip dalam Asuransi atau Pertanggungan
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dimiliki
perusahaan asuransi untuk mendukung kegiatannya dalam bisnis asuransi.
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), yang merupakan
prinsip dasar asuransi atau pertanggungan adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Kepentingan yang Dapat Diasuransikan atau Dipertanggungkan (insurable interest)
Prinsip kepentingan yang bisa diasuransikan atau dipertanggungkan ini terkandung dalam ketentuan Pasal 250 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang pada intinya menentukan bahwa agar suatu perjanjian asuransi dapat dilaksanakan, maka objek yang diasuransikan haruslah merupakan suatu kepentingan yang dapat diasuransikan (insurable interest), yakni kepentingan yang dapat dinilai dengan uang. Dengan perkataan lain, menurut asas ini seseorang boleh mengasuransikan barang-barang apabila
yang bersangkutan mempunyai kepentingan atas barang yang
dipertanggungkan. 2. Prinsip Keterbukaan
Prinsip keterbukaan (utmost good faith) ini terkandung dalam ketentuan Pasal 251 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang pada intinya menyatakan bahwa penutupan asuransi baru sah apabila penutupannya didasari itikad baik.
3. Prinsip Indemnity
4. Prinsip Subrogasi untuk Kepentingan Penanggung
Prinsip subrogasi ini terkandung dalam ketentuan Pasal 284 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang pada intinya menentukan bahwa apabila tertanggung sudah mendapatkan penggantian atas dasar prinsip indemnity, maka tertanggung tidak berhak lagi memperoleh penggantian dari pihak lain, walaupun jelas ada pihak lain yang bertanggung jawab pula atas kerugian yang dideritanya. Penggantian dari pihak lain harus diserahkan pada penanggung yang telah memberikan ganti rugi dimaksud.
5. Prinsip Sebab Akibat ( Proximate Cause )
Dengan ditutupnya perjanjian asuransi, menimbulkan kewajiban kepada penanggung untuk memberikan ganti rugi karena tertanggung mengalami kerugian. Untuk itu harus dapat ditentukan apakah penyebab kerugian berada dalam tanggungan penanggung. Dengan kata lain harus ditelaah kaitan dengan peristiwa tersebut dengan kerugian yang terjadi. Apabila kerugian tersebut disebabkan oleh peristiwa yang tidak termasuk penyebab kerugian yang diakui dalam asuransi, maka penanggung dibebaskan dari kewajiban.
6. Prinsip Gotong Royong
Prinsip ini maksudnya penyelesaian masalah yang timbul dilakukan dengan cara bersama-sama.
Dari uraian diatas asuransi memiliki beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam menjalankan kegiatannya di dalam perasuransian, yaitu
Prinsip Kepentingan yang Dapat Diasuransikan atau Dipertanggungkan, Prinsip
keterbukaan, Prinsip Indemnity, Prinsip Subrogasi untuk Kepentingan
Penanggung, Prinsip Sebab Akibat, dan Prinsip Gotong Royong.
2.5.1. Bentuk dan Isi Perjanjian Asuransi atau Pertanggungan
Asuransi atau pertanggungan merupakan perjanjian timbal balik, dalam
arti suatu perjanjian, dalam mana kedua belah pihak masing-masing mempunyai
kewajiban yang senilai, di mana pihak tertanggung mempunyai kewajiban untuk
penanggung memiliki kewajiban untuk mengganti kerugian yang diderita oleh
tertanggung.
Menurut ketentuan Pasal 255 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
ditentukan bahwa semua asuransi atau pertanggungan harus dibentuk secara
tertulis dengan suatu akta yang dinamakan polis. Polis asuransi atau
pertanggungan merupakan isi dari perjanjian asuransi. Dalam ketentuan Pasal 256
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang ditentukan bahwa isi polis untuk asuransi
atau pertanggungan pada umumnya kecuali asuransi jiwa harus memuat:
1. Hari pembentukan asuransi
2. Nama pihak yang selaku tertanggung menyetujui terbentuknya asuransi, yaitu atas tanggungannya sendiri atau atas tanggungan orang lain
3. Penyebutan yang cukup terang dari hal atau objek yang dijamin 4. Jumlah uang, untuk mana diadakan jaminan (uang asuransi)
5. Bahaya-bahaya yang ditanggung oleh si penanggung
6. Mulai dan akhir tenggang waktu di mana diadakan jaminan oleh
penanggung
7. Uang premi yang harus dibayar oleh tertanggung
8. Pada umumnya semua hal-hal yang perlu diketahui oleh pihak penanggung,
serta semua janji-janji tertentu yang diadakan antara kedua belah pihak.
2.5.2. Pengertian Polis Asuransi
Dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan akan melakukan hal terbaik
untuk meyakinkan para nasabah dalam menggunakan jasanya. Perusahaan
membuat kesepakatan dengan nasabahnya dengan memberikan polis asuransi
sebagai bukti tertulis atau surat perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah
pihak.
Menurut ketentuan Pasal 255 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang,
polis. Selanjutnya, Pasal 19 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992
menentukan, polis atau bentuk perjanjian asuransi dengan nama apapun, berikut
lampiran yang merupakan satu kesatuan dengannya, tidak boleh mengandung
kata-kata atau kalimat yang dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda
mengenai resiko yang ditutup asuransinya, kewajiban penanggung dan kewajiban
tertanggung, atau mempersulit tertanggung mengurus haknya.
Menurut Budisantoso dan Triandaru (2009:182) bahwa “Polis Asuransi
merupakan bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian asuransi.”
Polis memegang peranan penting dalam menjaga konsistensi
pertanggungjawaban baik pihak penanggung maupun tertanggung. Dengan
adanya polis asuransi perjanjian antara kedua belah pihak mendapat kekuatan
secara hukum. Dengan memiliki polis asuransi tersebut, maka pihak tertanggung
memiliki jaminan bahwa pihak penanggung akan mengganti kerugian yang
mungkin dialami oleh tertanggung akibat peristiwa yang tidak terduga. Polis
tersebut merupakan bukti otentik yang dapat digunakan oleh tertanggung untuk
mengajukan klaim apabila pihak penanggung mengabaikan tanggungjawabnya.
Penggantian finansial dari penanggung akan sangat bermanfaat untuk
mengembalikan tertanggung kepada kedudukannya semula sebelum mengalami
kerugian dan menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan. Polis asuransi juga
berfungsi sebagai bukti pembayaran premi kepada penanggung.
Di dalam perjanjian yang dilakukan perusahaan dengan nasabah ada
tersebut, agar kedepannya kelak tidak akan menimbulkan masalah dalam
penyelesain perjanjian yang telah di sepakati oleh kedua pihak sebelumnya.
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Pasal 256, menyebutkan
setiap polis kecuali mengenai asuransi jiwa, harus memuat syarat-syarat khusus
berikut ini :
1. Hari dan tanggal pembuatan asuransi
2. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau untuk pihak ketiga 3. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan 4. Jumlah yang diasuransikan
5. Bahaya-bahaya yang ditanggung oleh penanggung
6. Saat bahaya/evanemen mulai berjalan dan berakhir yang menjadi
tanggungan penanggung 7. Premi asuransi
8. Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh penanggung dan
penanggung dan segala janji-janji khusus yang diadakan antar pihak.
Syarat-syarat yang telah disebutkan di atas harus diisi dengan benar untuk
memudahkan penanggung dan tertanggung menyelesaikan perjanjian yang telah
disepakati, agar nantinya tidak menimbulkan masalah dalam penyelesaian polis
asuransi.
2.5.2.1. Pengertian Premi Asuransi
Setiap keikutsertaan nasabah pada asuransi, nasabah harus membayar
sejumlah uang setiap bulannya sebagai kewajiban kepada perusahaan asuransi
atau penanggung atas keikutsertaanya dalam asuransi. Besarnya jumlah uang
( premi ) yang harus dibayarkan telah ditetapkan oleh perusahaan asuransi dengan
Menurut Budisantoso dan Triandaru (2009:183) bahwa “Premi asuransi
adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung yang berupa
pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik.”
Menurut Irmayanto dkk (2000:144) bahwa “Premi adalah sesuatu yang
diberikan sebagi hadiah atau sesuatu yang dibayarkan ekstra sebagai pendorong
atau perancang atau sesuatu pembayaran tambahan di atas pembayaran normal.”
Menurut Subagyo (2002:84) bahwa “Premi asuransi adalah sebagai uang
yang dibayarkan oleh tertanggung terhadap perusahaan asuransi yang dapat
ditentukan dengan cara tertentu.”
Menurut Djojosoedarso (2003:127) “Premi asuransi merupakan
pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagai imbalan atas
pengalihan resiko para penanggung.”
Jumlah premi sangat tergantung pada faktor- faktor yang menyebabkan
tinggi rendahnya tingkat resiko dan jumlah nilai pertanggungan. Apabila
kemungkinan terjadinya resiko kerugian sangat tinggi, pihak penanggung tentu
saja akan memperhitungkan tingkat premi yang jauh lebih tinggi daripada
pertanggungan yang kemungkinan terjadinya kerugian kecil. Selain itu, biasanya
pihak penanggung juga memperhitungkan nilai waktu uang yang dibayarkan oleh
pihak tertanggung. Jangka waktu pembayaran premi sangat tergantung pada
perjanjjian yang sudah dituangkan di dalam polis asuransi. Jangka waktu
pembayaran dapat dibayar secara bulanan, triwulanan, semesteran, maupun
2.5.2.2. Klaim Asuransi Jiwa
Dalam menjalankan kegiatan asuransi pasti akan timbul resiko-resiko yang
akan dihadapi oleh nasabahnya dimasa yang akan datang, dimana resiko tersebut
akan menimbulkan klaim bagi pihak perusahaan. Dan pihak perusahaan wajib
menanggung semua resiko tersebut sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati
dan tercantum dalam polis asuransi.
Dalam situs http://bumiputera.com menyatakan bahwa “Umumnya klaim merupakan tuntutan atas hak sebagai akibat dari pemenuhan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan sebelumnya dalam perjanjian asuransi. Secara khusus, klaim asuransi jiwa merupakan tuntutan dari pemegang polis/ penerima pengalihan hak kepada penanggung atas pembayaran jumlah uang pertanggungan ( UP ) atau saldo tunai sebagai akibat dari pemenuhan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian asuransi.”
Menurut Budi (2012) menyatakan bahwa “Klaim asuransi adalah tuntutan dari pihak tertanggung sehubungan dengan adanya kontrak perjanjian antara asuransi dengan pihak tertanggung yang masing-masing pihakmengikatkan diri untuk menjamin pembayaran ganti rugi oleh penanggung jika pembayaran premi asuransi telah dilakukan oleh pihak tertanggung, ketika terjadi musibah yang diderita oleh pihak tertanggung.”
Dalam Kamus Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa “Klaim adalah
tuntutan pengakuan atas suatu fakta bahwa seseorang berhak (memiliki atau
mempunyai) atas sesuatu, dan klaim merupakan pernyataan tentang pernyataan
suatu fakta atau kebenaran sesuatu.
Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa klaim merupakan tuntutan yang
harus dipenuhi penanggung kepada tertanggung sesuai dengan perjanjian yang
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Gambaran Umum Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912
3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 merupakan perusahaan asuransi
jiwa nasional yang pertama dan tertua di Indonesia. Perusahaan asuransi ini
terbentuk tanggal 12 Februari 1912, di Magelang, Jawa Tengah, dengan nama
Onderlinge Levensverzekring Maatschapij PGHB ( bahasa Belanda) disingkat
dengan O.L Mij. PGHB atau lebih dikenal dengan bahasa inggrisnya Mutual Life
Insurance ( Asuransi Jiwa Bersama ). Dengan bentuk badan usaha seperti ini,
maka pemilik usaha adalah para pemegang polis. O.L Mij. PGHB didirikan
berdasarkan keputusan dalam siding pada Kongres Perserikatan Guru-Guru
Hindia Belanda yang pertama di Magelang, saat itu pesertanya hanya terbatas
pada kalangan guru saja. Para peserta kongres pun menyambut positif. Jumlah
peserta yang terdaftar sebagai anggota O.L Mij. PGHB baru 5 orang.
Karena perusahaan ini dibentuk oleh para guru, maka pengurusnya pun
pertama kali, hanya terdiri dari tiga orang pengurus PGHB, yang terdiri dari :
1. Mas Karto Hadi (M.K.H) Soebroto, sebagai Direktur.
2. Mas Ngabehi (M.Ng) Dwidjosewojo, Sebagai Presiden Konisaris
3. Mas (M) Adimidjojo, sebagai Bendahara.
Dengan bertambahnya anggota, maka para pengurus sepakat untuk
Semarang, November 1914, nama O.L Mij. PGHB diubah menjadi O.L Mij.
Boemi Poetra. Pada tahun 1942 ketika Jepang berada di Indonesia, nama O.L Mij.
Boemi Poetra yang menggunakan bahasa asing segera diganti. Maka pada tahun
1943 O.L Mij. Boemi Poetra kembali di ubah namanya menjadi Perseroan
Pertanggungan Jiwa (PTD) Boemi Poetra, yang merupakan satu-satunya
perusahaan asuransi jiwa nasional yang tetap bertahan. Namun karena dirasa
kurang memiliki rasa kebersamaan, maka pada tahun 1953 Perseroan
Pertanggungan Jiwa (PTD) Boemi Poetra dihapuskan. Dan, hingga sekarang
terkenal dengan nama Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 yang
merupakan bentuk badan hukum.
Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 memulai usahanya
dengan modal awal nol sen. Dengan demikian, perusahaan asuransi ini berbentuk
onderling atau mutual (Usaha Bersama), karena perusahaan dapat didirikan tanpa
harus menyediakan modal lebih dahulu. Uang yang diterima perusahaan untuk
pertama kalinya berasal dari kelima peserta kongres PGHB yang menjadi O.L
Mij. PGHB. Syarat utamanya adalah bahwa ganti rugi tidak akan diberikan
kepada ahli waris pemegang polis yang meninggal sebelum polisnya berjalan
selama tiga tahun penuh. Perusahaan ini hanya mengutamakan pembayaran premi
sebagai modal kerjanya dan tidak mendapatkan honorarium bagi para penurusnya
3.1.2. Struktur Organisasi
4. 5.
6.
Sumber : AJB Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe (2015)
Stuktur organisasi merupakan suatu kerangka dimana seluruh anggota
perusahaan akan terkoordinasi dengan baik dalam menjalankan kegiatan
usahanya, agar terjadi keterpaduan yang selaras antara sistem kerja organisasi dan
manajemen sehingga berdampak positif untuk perusahaan. Seperti halnya AJB
Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe memiliki struktur organisasi tersendiri
dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Pada umumnya struktur organisasi Kepala Cabang
Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe
Kepala Unit Operasional (KUO)
Kepala Unit Administrasi dan Keuangan (KUAK)
Supervisor / Pembimbing
Agen Bagian Kasir
Office Boy ( OB ) Karyawan AJB Bumiputera 1912 / Bagian Administrasi Agen Lapangan AJB
Bumiputera 1912
merupakan suatu gambaran grafis yang menunjukkan hubungan antara unit-unit
organisasi serta garis-garis wewenang yang ada.
AJB Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe menggunakan struktur
organisasi dengan menggunakan metode fungsional yang disusun berdasarkan
sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Untuk lebih jelas tentang
gambaran struktur organisasinya AJB Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe
dapat dilihat di atas. Adapun rincian dari struktur organisasi pada AJB
Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe sebagai berikut :
1. Kepala Cabang
Merupakan seorang pejabat yang memimpin sebuah organisasi kantor
cabang. Kepala Cabang berperan dalam melaksanakan pengembangan organisasi,
kegiatan operasional produksi, operasional konservasi, operasional pengelolaan
dana, kegiatan administrasi keuangan, kehumasan dan pelayanan kepada
pemegang polis, serta melaksanakan pengendalian dan evaluasi atas
pelaksanaannya. Tugas dan tanggung jawab Kepala Cabang yaitu :
a. Melakukan recheck produksi dengan batas kewenangannya, yaitu :
Uang Pertanggungan (UP) di atas Rp. 50.000.000,- s/d Rp. 100.000.000,-
UP di atas US$ 5,000.00 s/d US$ 10,000.00
b. Mengesahkan voucher titipan premi pertama dan menandatangani Surat
Permintaan Asuransi Jiwa (SPAJ).
c. Bertanggung jawab terhadap kebenaran pengisian SPAJ dan kelengkapan
berkasnya.
2. Kepala Unit Administrasi dan Keuangan (KUAK)
Merupakan seorang pejabat yang berperan dalam melaksanakan, membina,
mengawasi dan mengendalikan kegiatan administrasi keuangan, serta pelayanan
kepada pemegang polis, agen coordinator, agen. Tugas dan tanggung jawab
Kepala Unit Administrasi dan Keuangan :
a. Memeriksa kebenaran pengisian SPAJ dan kelengkapan berkasnya.
b. Menandatangani voucher dan berkas setoran titipan premi pertama.
c. Bertanggung jwab atas tata tertib pengiriman SPAJ dan kelengkapannya
ke kantor wilayah dan Departemen Pertanggungan.
d. Memonitor penertiban polis.
e. Create voucher pengakuan premi pertama.
3. Ketua Unit Operasional (KUO)
Merupakan seorang pejabat yang berperan dalam melaksanakan, membina,
mengendalikan kegiatan operasional penjualan, operasional konservasi dan
pelayanan terhadap pemegang polis. Tugas dan tanggung jawab Kepala Unit
Operasional yaitu mengkoordinir agen koordinasi dan agen-agen dibawah
pengawasannya dalam unit kerja.
4.Kasir
Merupakan seorang pejabat fungsional yang berperan dalam melaksanakan
tertib administrasi, sirkulasi dan laporan keuangan. Tugas dan tanggung jawab
Kasir yaitu :
a. Menerima uang setoran titipan premi pertama dari agen.
c. Menandatangani bukti setoran premi pertama.
d. Membubuhkan tanggal, nomor kas dan paraf pada sus kuitansi titipan
premi pertama dan SPAJ beserta kelengkapannya sebagai berikut :
- Sus kuitansi beserta SPAJ dan kelengkapannya ke pegawai
Administrasi untuk diteruskan ke kantor wilayah.
- Copy bukti setoran premi pertama kepada agen/penyetor.
5. Supervisor
Merupakan agen yang memiliki tugas pokok melakukan pengawasan,
pengendalian, dan pembinaan terhadap agen-agen yang berada dibawah
koordinasinya. Tugas dan tanggung jawab Agen Koordinator adalah sebagai
berikut :
a. Memeriksa kebenaran SPAJ beserta kelengkapannya.
b. Melakukan recheck produksi ke lapangan sesuai dengan batas
kewenangannya, yaitu UP sampai dengan Rp. 50.000.000,- atau US$
5,000.00.
c. Memastikan bahwa data/informasi yang disampaikan adalah benar.
6. Agen
Merupakan petugas yang mengelola portofolio polis pada suatu wilayah
debit dengan kewajiban pokok melakukan kegiatan pengutipan premi dan
pelayanan terhadap pemegang polis. Tugas dan tanggung jawab Agen adalah :
a. Melakukan seleksi awal tentang pencalonan pemegang polis, memastikan
bahwa data yang ditulis dalam SPAJ sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
c. Melengkapi SPAJ dengan dokumen-dokumen sebagai berikut :
1. Fotokopi identitas diri (Kartu Tanda Penduduk/SIM/Pasport) yang
masih berlaku.
2. Kuitansi pembayaran titipan premi pertama.
3. Laporan recheck.
d. Menyerahkan SPAJ beserta kelengkapannya kepada agen koordinator
untuk diteliti kebenaran dan kelengkapannya.
e. Menyetorkan uang titipan premi pertama kepada kasir beserta berkas
SPAJ.
3.1.3. Visi dan Misi AJB Bumiputera 1912
Visi AJB Bumiputera 1912 menjadi perusahaan asuransi jiwa nasional
yang kuat, modern dan menguntungkan, didukung oleh Sumber Daya Manusia
(SDM) profesionalisme yang menjunjung tinggi nilai-nilai idialisme serta
mutualisme.
Dalam hal ini untuk menjadikan AJB Bumiputera 1912 senantiasa berada
dibenak dan di hati masyarakat Indonesia dengan misi sebagai berikut :
a. Menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa berkualitas sebagai
wujud partisipasi dalam pembangunan nasional melalui peningkatan
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
b. Menyelenggarakan berbagai pendidikan dan pelatih untuk menjamin
peningkatan kesejahteraan dalam rangka penigkatan kualitas pelayanan
perusahaan kepada pemegang polis.
c. Mendorong terciptanya iklim kerja yang motivatif dan inofativ untuk
mendorong proses bisnis internal perusahaan yang efektif dan efisien.
3.2. Prosedur Pembayaran Premi Asuransi
Pada umumnya premi merupakan kewajiban yang harus dibayarkan
tertanggung kepada perusahaan. Dalam hal ini, ada beberapa prosedur dalam
pembayaran premi asuransi pada AJB Bumiputera 1912, yaitu :
A.Pembayaran Premi
1. Premi asuransi ini merupakan premi tahunan dan atas persetujuan AJB
Bumiputera 1912, premi ini dapat dibayar secara angsuran setiap
triwulanan, semester, premi tunggal atau premi sekaligus berdasarkan
premi tahunan.
2. Premi sekaligus berdasarkan premi tahunan merupakan premi yang
dibayarkan sesuai dengan Premi Tahunan yang dipertimbangkan untuk
pembayaran Premi Tahunan pada tanggal jatuh tempo.
B.Setoran Premi
Merupakan bagian dari premi sekaligus berdasarkan premi tahunan yang
C.Penangguhan Pembayaran Premi
1. Manfaat-manfaat asuransi tidak akan berlaku jika pembayaran premi
ditangguhkan atau tunggakan premi belum diselesaikan selama tenggang
waktu.
2. Jika pembayaran premi ditangguhkan atau tunggakan premi belum
diselesaikan selama jangka waktu tenggang sementara polis telah memiliki
saldo tunai, maka polis akan menjadi Polis Bebas Premi dengan jumlah
Uang Pertanggungan yang akan ditentukan oleh AJB Bumiputera 1912
dan akan disebut sebagai Uang Pertanggungan Bebas Premi.
3. Uang Pertanggungan Bebas Premi harus dibayar ketika Penerima Manfaat
meninggal dunia atau karena berakhirnya masa pertanggungan.
D.Masa Tenggang
Masa tenggang pembayaran premi adalah: 30 (tiga puluh) hari sejak
tanggal jatuh tempo, atau 1 (satu) bulan kalender.
3.3. Prosedur Pengajuan Klaim Asuransi
Pada umumnya klaim merupakan tuntutan yang harus dibayarkan
penanggung atau perusahaan kepada tertanggung dengan besaran jumlah dana
yang telah disepakati dalam polis asuransi. Dalam hal ini, ada beberapa prosedur
dalam pengajuan klaim asuransi pada AJB Bumiputera 1912.
Sebelum membahas formulir dan dokumen yang diperlukan, terlebih
dahulu mengetahui status almarhum yang meninggal dunia, apakah
sebagai Tertanggung atau Pemegang Polis, karena formulir pengajuan klaim akan
berbeda.
Berikut ini dijelaskan perbedaan antara Tertanggung dengan Pemegang Polis.
1. Tertanggungmerupakan orang yang atas jiwanya diasuransikan, misalnya
bapak Joko membeli polis untuk anaknya, maka dalam hal ini anaknya
merupakan tertanggung.
2. Pemegang Polisadalah orang yang mempunyai kepentingan atas jiwa
tertanggung yang mengadakan perjanjian dengan perusahaan asuransi jiwa
untuk mengasuransikan tertanggung.
Jika yang meninggal dunia dalam hal ini adalah tertanggung, maka
dokumen yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Polis asli atau duplikat polis bila polis asli hilang atau sertifikat pengganti
polis/surat pengakuan hutang bila polis asli menjadi jaminan peminjam.
2. Kwitansi asli bukti pembayaran premi terakhir.
3. Surat Keterangan Meninggal Dunia dari Lurah/Kepala Desa yang dilegalisir
oleh Camat, atau Akte Kelahiran.
4. Surat Keterangan Kecelakaan dari Kepolisian atau pihak yang berwenang
apabila tertanggung meninggal dunia karena kecelakaan.
5. Formulir Pengajuan Klaim Meninggal Dunia.
7. Surat Keterangan Meninggal Dunia dari Dokter/Rumah Sakit apabila
tertanggung meninggal dunia dari Dokter, atau Rumah Sakit apabila
tertanggung meninggal dunia dalam perawatan Dokter/Rumah Sakit.
8. Fotokopi Kartu Keluarga dan Akte Kelahiran apabila pembayaran klaim
diwakilkan oleh orang tua kandung.
9. Surat Kuasa dari yang ditunjuk dalam hal yang ditunjuk lebih dari satu, dan
berhalangan.
10. Surat Penetapan Wali dari Pengadilan Negeri apabila yang ditunjuk dalam
polis belum cakap bertindak menurut hukum/belum dewasa, sedangkan
kedua orangtuanya meninggal dunia.
11. Surat penetapan ahli waris dari Pengadilan Negeri apabila pemegang polis
yang ditunjuk menerima santunan dalam polis meninggal dunia.
12. Fotokopi Kartu Identitas tertanggung dan ahli waris/pihak yang ditunjuk.
13. Apabila pembayaran akan dikuasakan kepada suami/istri/orangtua/anak,
harus menyerahkan surat kuasa disertai materai dari perusahaan asuransi
jiwa.
14. Apabila pemegang polis mendapat perlindungan asuransi lain, maka harus
dilengkapi dengan pernyataan asuransi tersebut terhadap jumlah yang telah
dibayar disertakan dengan salinan dokumen lengkap yang telah dilegalisir.
15. Formulir Nomor Rekening Bank.
16. Surat Keterangan Pemeriksaan Mayat/Kematian dari Rumah Sakit/Dinas
Kesehatan.
Catatan:
1. Semua pertanyaan pada Formulir Klaim & Surat Keterangan Dokter harus
diisi dengan benar, lengkap dan jelas tanpa pembebanan kepada AJB
Bumiputera 1912.
2. Dokumen dan hasil pemeriksaan penunjang wajib dilampirkan.
3. Pengajuan klaim dan pembayaran manfaat tidak dikenakan biaya apapun,
kecuali yang termasuk dalam ketentuan polis.
4. Berkas yang diajukan harus merupakan dokumen asli/legalisir oleh pihak
yang berwenang oleh Staff Klaim Kantor Pusat, Wilayah atau Cabang.
5. Semua dokumen yang telah lengkap dikirimkan ke Kantor Pusat AJB
Bumiputera 1912, selambat-lambatnya diterima AJB Bumiputera 1912
dalam waktu 30 hari sejak tanggal pengajuan klaim dilakukan.
6. Apabila pemegang polis dan atau peserta mengajukan dokumen klaim tidak
secara lengkap, AJB Bumiputera 1912 akan menganggap sebagai klaim
yang diajukan.
7. AJB Bumiputera 1912 berhak untuk mendapatkan segala keterangan/catatan
medis dari rumah sakit dan atau pihak lain sehubungan dengan diagnosa dan
atau pelayanan lainnya yang diberikan kepada peserta.
8. AJB Bumiputera 1912 berhak melakukan penolakan klaim apabila terdapat
informasi yang berbeda dari beberapa pihak yang terkait.
9. Apabila Klaim disetujui oleh Kantor Pusat AJB Bumiputera 1912, maka
AJB Bumiputera 1912 selambat-lambatnya 30 hari kerja sejak dokumen
lengkap telah diterima AJB Bumiputera 1912.
10. Apabila pemegang polis asuransi meninggal dunia tanpa diketahui penyebab
kematian secara pasti, maka pembayaran atas manfaat asuransi dengan
persetujuan AJB Bumiputera 1912 selambat-lambatnya 90 hari kerja sejak
dokumen lengkap diterima AJB Bumiputera 1912.
11. Pembayaran manfaat asuransi dinyatakan batal demi hukum karena
pemegang polis melakukan bunuh diri, dan atau perkelahian yang dilakukan
secara sengaja sehingga menyebabkan kematian bagi pemegang polis.
B.Klaim Penebusan Polis
Klaim penebusan timbul jika polis sudah mempunyai nilai tunai, sedang
pemegang polis memutuskan perjanjian asuransinya. Berikut ini merupakan
prosedur pembayaran klaim penebusan polis sebagai berikut:
1. Polis asli atau pengganti polis
2. Kwitansi asli pembayaran premi terakhir yang dikeluarkan oleh AJB
Bumiputera 1912.
3. Mengisi dan mengajukan surat pengajuan klaim.
4. Bukti identitas diri (KTP, SIM) pemegang polis atau tertanggung.
C. Klaim Habis Kontrak
Klaim habis kontrak timbul jika jangka waktu perjanjian asuransi sudah
jangka waktu kontrak). Berikut ini prosedur pembayaran klaim habis kontrak
sebagai berikut:
1. Polis asli atau duplikat bila polis asli hilang atau sertifikat pengganti
polis, surat pengakuan hutang bila polis asli menjadi jaminan pinjaman.
2. Kwitansi asli bukti pembayaran premi terakhir.
3. Surat Pengajuan Klaim.
4. Fotokopi bukti pemegang polis.
Catatan:
Apabila polis asli atau pengganti polis hilang, maka pemegang polis harus
membuat pernyataan polis hilang di atas kertas bermaterai cukup dan didukung
Surat Keterangan Lapor dari Kepolisian.
D.Klaim Pengobatan Akibat Kecelakaan
Klaim kecelakaan timbul akibat peserta mendapatkan kecelakaan dan
polisnya masih inforce. Berikut ini prosedur pembayaran klaim pengobatan akibat
kecelakaan sebagai berikut:
1. Surat Pengajuan Klaim
2. Fotokopi sertifikat
3. Fotokopi kwitansi pembayaran premi terakhir
4. Kwitansi biaya pengobatan dan perawatan
5. Proses verbal dari Kepolisian apabila akibat kecelakaan lalu lintas
Klaim rawat inap dan rawat jalan timbul akibat penderita menderita suatu
penyakit dan perlu diopname atau cukup hanya dengan rawat jalan saja. Berikut
ini prosedur pembayaran klaim rawat inap dan rawat jalan sebagai berikut:
1. Mencantumkan nomor kepesertaannya
2. Semua bukti-buki biaya rawat inap dan rawat jalan
3. Surat Keterangan dari rumah sakit yang merawat
4. Laporan operasi bila dilakukan tindakan operasi dan termasuk rincian biaya
operasi.
5. Salinan resep
6. Formulir Klaim AJB Bumiputera 1912 diisi lengkap dengan data peserta
dan ditandatangani oleh peserta
7. Formulir Klaim tentang resume medis yang diisi lengkap dan jelas serta
mencantumkan tanda tangan, nama jelas yang memberikan layanan
kesehatan
8. Salinan permintaan dari pemeriksaan penunjang diagnostik (laboratorium,
rontgent, patologi anatomi dan lain-lain) berikut hasil salinan medisnya
Catatan:
Apabila Klaim disetujui oleh Kantor Pusat AJB Bumiputera 1912, maka akan
dilakukan pembayaran atas manfaat asuransi sesuai dengan persetujuan AJB
Bumiputera 1912 selambat-lambatnya 14 hari kerja sejak dokumen lengkap telah
3.4. Analisis Perbandingan Antara Nilai Premi dengan Nilai Klaim
Asuransi pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe
Tabel 3.1. Jumlah Nilai Premi Dan Jumlah Nilai Klaim AJB BUMIPUTERA 1912 Cabang Lhokseumawe
Periode Januari 2014 – Maret 2015
BULAN JUMLAH
Sumber : AJB Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe (2015)
Berdasarka data diatas dapat dilihat jumlah premi yang diperoleh dari
aktivitas perusahaan AJB Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe dalam
menjalankan usahanya dari Januari 2014 sampai dengan Maret 2015 berjumlah
perusahaan atas semua jenis atau produk asuransi yang ada pada AJB Bumiputera
1912 Cabang Lhokseumawe.
Grafik 3.1. Pendapatan Premi
Seperti yang terlihat pada grafik diatas, pendapatan premi pada bulan
Januari 2014 sebesar Rp.740.758.000,00 dan kemudian pendapatan premi pada
bulan Februari menurun 4.74 % sebesar menjadi Rp. 705.641.000,00 kemudian
pada bulan Maret 2014 pendapatan premi kembali meningkat 25.46 % menjadi
Rp. 885.319.000,00 dan selanjutnya pendapatan premi kembali menurun hingga
Rp. 100.000.000,00 sampai dengan Rp. 200.000.000,00 yang dapat dilihat dari
bulan April sampai bulan Oktober 2014 dibandingkan dengan pendapatan premi
pada bulan Maret 2014, dan pada bulan September 2014 pendapatan premi
meningkat sebesar 34,24 % hingga mencapai Rp. 881.416.000,00 dibandingkan
dengan pendapatan bulan Agustus yang hanya memperoleh Rp. 656.596.000,00.
pada setoran yang dilakukan oleh nasabah asuransi yang membayar premi
asuransinya pada tanggal yang telah di tetapkan atau disetujui oleh kedua belah
pihak dalam polis asuransi.
Dari Tabel 3.1 diatas juga bisa dilihat jumlah nilai klaim dari Januari 2014
sampai dengan Maret 2015 sebesar Rp. 9.532.349.000,00 , nilai tersebut
merupakan pengeluaran AJB Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe terhadap
seluruh pembayaran klaim yang diajukan oleh nasabah asuransi, total pengeluaran
tersebut tidak sebesar dengan pendapatan premi yang diperoleh perusahaan.
Grafik 3.2. Pengeluaran Klaim
Dilihat pada Grafik 3.2 pengeluaran perusahaan terhadap pembayaran
klaim kepada nasabah pada bulan Januari 2014 sebesar Rp. 633.453.000,00 dan
menjadi Rp. 595.274.000,00 dan pada bulan Maret 2014 pembayaran klaim
asuransi kembali meningkat 19.25 % menjadi Rp. 709.888.000,00 .
Untuk selanjutnya pembayaran klaim yang di lakukan AJB Bumiputera
1912 terus mengalami penurunan dan peningkatan, hingga pada bulan Januari
2015 pengeluaran AJB Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe terhadap
pembayaran klaim asuransi meningkat 38,62 % hingga mencapai Rp.
733.140.000,00 dibandingkan bulan Desember 2014, dan pembayaran klaim
meningkat lagi sebanyak 20,11 % menjadi Rp. 880.543.000,00 pada bulan
Februari 2015. Hal ini dikarenakan nasabah asuransi meminta hak nya kepada
perusahaan terhadap adanya musibah atau resiko-resiko yang dialami para
nasabah dan juga terhadap pembayaran polis-polis asuransi yang telah jatuh
tempo masa berlakunya.
Jika terjadi resiko-resiko atau musibah yang dialami oleh para nasabah
asuransi dan adanya polis asuransi yang tela jatuh tempo meningkat, hal ini juga
akan berpengaruh terhadap pengeluaran perusahan, dimana perusahaan harus
membayar segala klaim yang diajukan oleh para nasabahnya sesuai dengan
peraturan-peraturan yang telah tercantum pada polis asuransi yang telah disepakati
bersama oleh kedua belah pihak.
Grafik 3.3.
Jika diperhatikan pada Tabel 3.1 dan Grafik 3.3. diatas, dapat dilihat
bahwa jumlah pemasukan premi setiap bulannya lebih tinggi daripada
pengeluaran perusahaan terhadap pembayaran klaim asuransi. Dalam hal ini dapat
dilihat bahwa pendapatan premi asuransi lebih mendominasi dibandingkan
pengeluaran untuk membayar klaim asuransi, walaupun ada beberapa bulan
dimana pengeluaran untuk membayar klaim asuransi lebih tinggi dibandingkan
dengan pendapatan premi, seperti yang terlihat pada bulan Juli, November,
Desember 2014 dan pada bulan Februari dan Maret 2015. Dimana bisa dilihat
70 % hingga 100 % pendapatan perusahaan yang diperoleh dari premi asuransi ini
digunakan untuk membayar klaim-klaim asuransi yang di ajukan oleh nasabah 740,758 PERBANDINGAN NILAI PREMI DENGAN NILAI KLAIM
ASURANSI
PERIODE JANUARI 2014 - MARET 2015
JUM LAH NILAI PREM I JUM LAH NILAI KLAIM
asuransi. Maka dari itu, apabila pendapatan premi asuransi dikurangi oleh beban
klaim akan diperoleh pendapatan premi bersih, dari pendapatan premi bersih
inilah perusahaan AJB Bumiputera 1912 akan menggunakan dana tersebut untuk
dikelola lebih lanjut agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi nantinya.
Dan apabila pengeluaran untuk pembayaran klaim asuransi lebih tinggi
dibandingkan dengan pendapatan premi asuransi maka perusahaan akan
mengalami defisit, dalam hal ini kantor cabang akan meminta konfirmasi kepada
kantor pusat untuk memperoleh dana lebih agar bisa membayar klaim asuransi
kepada nasabah nya. Tetapi tingginya pembayaran klaim asuransi ini
dibandingkan dengan pendapatan premi ini tidak serta merta akan berpengaruh
buruk terhadap perusahaan AJB Bumiputera 1912, hal ini dikarenakan tidak
semua klaim asuransi yang diajukan oleh nasabahnya ini akan merugikan atau
menambah beban perusahaan, seperti Klaim Habis Kontrak.
Berdasarkan data diatas perusahaan AJB Bumiputera 1912 Cabang
Lhokseumawe harus lebih aktif lagi dalam menghimpun dana dari masyarakat
dengan cara menawarkan produk-produk asuransinya untuk dapat memperoleh
pendapatan yang lebih banyak lagi, agar nantinya dapat meningkatkan usahanya
dalam dunia perasuransian dimasa yang akan datang dan memberikan kepuasaan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian Bab I, II, dan III penulis dapat menyimpulkan diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Premi asuransi adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung,
sebagai imbalan atas pengalihan resiko para penanggung dan Klaim
asuransi merupakan tuntutan atas hak sebagai akibat dari pemenuhan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan sebelumnya dalam perjanjian
asuransi.
2. Naik dan turunnya jumlah premi dan jumlah klaim asuransi selama 15
bulan dimulai dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Maret 2015
selalu mengalami perubahan yang dikarenakan oleh Surat Permintaan
Asuransi Jiwa yang di ajukan kepada Perusahaan dan juga memberikan
pelayanan asuransi yang sangat di butuhkan oleh masyarakat disekitarnya.
Sementara jumlah premi terbanyak adalah pada bulan Maret 2014 yaitu
mencapai Rp. 885.319.000,00 dan jumlah premi yang paling sedikit adalah
pada bulan November 2014 yaitu sebesar Rp. 402.473.000,00.
3. Dan jumlah klaim yang harus dibayar perusahaan kepada nasabahnya yang
paling besar adalah pada bulan Februari 2015 yaitu sebesar Rp.
880.543.000,00 dan jumlah klaim yang paling sedikit adalah pada bulan
4.2 Saran
Adapun saran yang mungkin akan dapat menjadi masukan bagi pihak
pembaca dan AJB Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe adalah sebagai berikut
:
1. Sebagai salah satu lembaga keuangan, AJB Bumiputera 1912 Cabang
Lhokseumawe Cabang Lhokseumawe diharapkan mampu memberikan
pelayanan yang prima melalui karyawan yang mampu menjalankan tugas
dengan efektif dan efisien sesuai dengan target yang ingin dicapai.
2. Pihak perusahaan diharapkan untuk lebih meningkatkan srategi promosi
kepada nasabah melalui spanduk dan brosur mengenai
keunggulan-keunggulan produk asuransi.
3. Untuk meningkatkan pelayanan yang akan diberikan kepada nasabah,
maka AJB Bumiputera 1912 Cabang Lhokseumawe harus menjaga
hubungan baik dengan nasabah yaitu dengan cara memperhatikan
kebutuhan dan keinginan setiap nasbah serta memberikan pelayanan yang
DAFTAR PUSTAKA
Budisantoso, Totok dan Triandaru, Sigit ( 2009 ). Bankdan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat
Budi, Afrianto (2012), Pengertian dan Tahapan Klaim.
http://www.akademiaasuransi.org, 22 Februari 2015
Darmawi, Herman (2004), Manajemen Asuransi, Jakarta: PT Bumi Aksara
Djojosoedarso, Soeisno (2003), Prinsip-prinsip Manajemen Resiko Dan
Asuransi, Jakarta: Salemba Empat
Irmayanto, July dkk (2000), Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Universitas Trisakti
(2010). Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
Yogyakarta : Pustaka Yustisia
Petunjuk Operasional Pemasaran Asuransi dan Tabel Premi. Jakarta : PT. PP. Mardi Mulyo
Salim, A. Abbas (2002), Dasar-dasar Asuransi, Jakarta: PT Bumi Aksara
Subagyo, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (2002) Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
(2014). UU Republik Indonesia No. 40/2014 Tentang Usaha Perasuransian, Manajemen Asuransi. www.hukumonline.com
http://bumiputera.com , 6 november 2014
http://kamusbahasaindonesia.org/klaim, 22 Februari 2015
http://www.WordPerss.com, 15 Maret 2015