• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Bercerita Anak Menggunakan Alat Peraga Boneka Tangan pada Anak Kelompok B TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Bercerita Anak Menggunakan Alat Peraga Boneka Tangan pada Anak Kelompok B TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian Bahasa

Bahasa sebagai salah satu aspek perkembangan yang harus dikembangkan pada usia TK merupakan media komunikasi agar anak dapat menjadi bagian dari kelompok sosialnya. Bahasa dapat berbentuk lisan, gambar, tulisan isyarat dan bilangan. Kemampuan berbahasa meliputi kemampuan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Bromley (dalam Nurbiana Dhieni et al, 2008) mendefinisikan bahasa sebagai sistem simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal. Simbol-simbol visual tersebut dapat dilihat, ditulis dan dibaca, sedangkan Simbol- simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Anak dapat memanipulasi simbol-simbol tersebut dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan berpikirnya.

Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3 (2005) adalah ”sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh anggota suatu

(2)

11

Bromley dalam Dhieni et al, (2005) mengidentifikasi bahasa sebagai sytem symbol yang teratur untuk mentransfer sebagian ide, maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal.

2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak

Menurut Vygotsky (dalam Martini Jamaris, 2005) ada dua alasan yang menyebabkan perkembangan bahasa berkaitan dengan perkembangan kognitif.

a. Anak harus menggunakan bahasa untuk komunikasi atau berbicara dengan orang lain.

b. Transisi dari kemampuan berkomunikasi secara eksternal kepada kemampuan berkomunikasi secara internal membutuhkan waktu yang cukup panjang. Transisi ini terjadi pada fase pra operasional yaitu pada usia 2-7 tahun. Selama masa ini berbicara pada diri sendiri merupakan bagian dari kehidupan anak. Pada perkembangan selanjutnya, anak bertindak tanpa bicara. Apabila hal ini terjadi, maka anak telah mampu menginternalisasi percakapan egosentris (berdasarkan sudut pandang sendiri).

(3)

12

mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaannya pada orang lain.

Clara dan Stren (dalam Dhieni et al, 2005) membagi –bagikan perkembangan bahasa menjadi empat masa, dimana setiap masa setengah tahun lamanya.

a. Kalimat satu kata : 1 tahun sampai dengan 1 tahun 6 bulan

Kata pertama yang diucapkan anak dimulai dengan suara-suara raban seperti yang kita dengar keluar dari mulut bayi. Maraban merupakan permainan dengan tenggorokan, mulut dan bibir supaya selaput suara menjadi lebih lembut. Pada masa ini anak cenderung mengucapkan pengulangan suara (ta-ta, mi-mi, da-da). Kemudian anak terus belajar berbicara karena dirangsang oleh ”dorongan sewajarnya” yaitu dorongan meniru suara-suara yang didengarnya (suara kucing ”meong-meong”, maka bila anak melihat kucing anak akan bersuara

(4)

13

b. Masa memberi nama : 1 setengah tahun sampai dengan 2 tahun Selama beberapa bulan perkembangan bahasa ini seakan-akan berhenti karena anak memusatkan perhatiannya untuk berjalan. Sesudah pertengahan tahun kedua timbullah dorongan untuk mengetahui nama-nama benda. Dalam masa ini anak menyadari bahwa setiap benda mempunyai nama sehingga anak mempunyai banyak sekali pertanyaan (apa ini?, apa itu?, kenapa?). kalimat yang semula terdiri dari sepatah kata itu semakin lama semakin bertambah sempurna. Selanjutnya kalimat dua kata, kalimat tiga kata sampai akhirnya anak dapat mengucapkan kalimat sempurna.

c. Masa kalimat tunggal : 2 tahun sampai dengan 2 setengah tahun

Bahasa dan bentuk kalimat baik dan sempurna. Anak telah menggunakan kalimat tunggal dalam masa ini anak menggunakan awalan dan akhiran yang membedakan bentuk dan warna bahasanya. Sehubungan dengan bentuk dan warna itu, anak memerlukan waktu untuk memperhatikannya. Selanjutnya anak mulai mampu menyatakan pendapatnya tentang perbandingan (lebih besar, lebih enak).

d. Masa kalimat majemuk : 2 tahun 6 bulan dan seterusnya

(5)

14

perkembangan bahasa. Sehubungan dengan hal itu, jangan menirukan bahasa anak yang salah diucapkan.

2.1.3 Pengembangan Kemampuan Bahasa Anak

Bahasa sebagai sarana kegiatan berkomunikasi memegang peranan sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai ungkapan hasil pemikiran sesseorang kepada ornag lain agar dapat dipahami. Depdiknas (2001). Fungsi pengembangan kemampuan berbahasa pada anak di TK :

a. Sebagai alat untuk berkomunikasi dengan lingkungan

b. Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak c. Sebagai alat untuk mengembangkan ekspresi anak

d. Sebagai alat untuk mengembangkan perasaan dan buah pikiran kepada orang lain.

Bahasa dapat berupa bahasa lisan, yaitu bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan alat tulis

a. Kemampuan bahasa lisan meliputi : 1) Kemampuan menyimak

(6)

15

menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. 2) Kemampuan berbicara

Berbicara merupakan proses dalam mengekspresikan keinginan atau menyampaikan informasi melalui suara kepada orang alin yang mempunyai unsur fonologi, marfologi, sintaksis, sematik dan pragmatik bahasa.

b. Kemampuan bahasa tulisan meliputi : 1) Kemampuan membaca

Membaca merupakan proses dalam memahami tulisan yang bermakna. Kridalaksana (dalam Dhieni et al, 2005) mengemukakan bahwa membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras.

2) Kemampuan menulis

(7)

16 2.1.4 Bentuk dan Fungsi Bahasa

Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak usia dini secara alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Sebagai alat sosialisasi, bahasa merupakan suatu cara merespon orang lain.

Menurut Bromley (dalam Dhieni et al, 2005) menyebutkan empat macam bentuk bahasa yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Kemampuan berbahasa berbeda dengan kemampuan berbicara. Bahasa merupakan suatu sistem tata bahasa yang relatif rumit dan bersifat sematik, sedangkan kemampuan berbicara merupakan suatu uangkapan dalam bentuk kata-kata. Bahasa ada yang bersifat reseptif (dimengerti, diterima) maupun ekspresif (dinyatakan). Contoh bahasa reseptif adalah mendengarkan dan membaca suatu informasi, sedangkan contoh bahasa ekspresif adalah berbicara dan menuliskan informasi untuk dikomunikasikan kepada orang lain.

(8)

17

berbicara dan menulis, mereka menyusun bahasa dan mengkonsep arti. Dengan demikian berbicara dan menulis adalah proses penyusunan (composing process).

Mengembangkan keterampilan pemahaman dan penyusunan merupakan dasar bagi kegiatan belajar anak secara umum. Cara anak dalam menggunakan bahasa akan berpengaruh pada perkembangan sosial, emosional, fisik dan kognitif. Keberhasilan anak dalam berbagai area, seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial dan matematika tergantung pada kemampuan anak untuk mamahami dan menyusun bahasa. Menurut Thaiss (dalam Dhieni et al, 2005) mengemukakan bahwa anak dapat memahami dan mengingat suatu informasi jika mereka mendapat kesempatan untuk membicarakannya, menuliskannya, mengambarkannya dan memanipulasinya. Anak belajar membaca dan menyimak jika mereka mendapat kesempatan untuk mengekspresikan pemahaman mereka dengan membicarakannya maupun menuliskannya untuk diri mereka sendiri maupun ditunjukkan pada orang lain. Belajar terjadi jika ada diskusi antara guru dan anak, anak dan anak, anak dan buku, anak dan lingkungannya. Bahasa dan belajar tidak dapat dipisahkan. Kemampuan menggunakan bahasa secara efektif sangat berperan penting terhadap kemampuan belajar anak.

(9)

18

1) Anak menerima dan mengekspresikan bahasa dengan cara yang unik dan bersifat individual. Perbedaan tersebut meliputi kosa kata dan intonasi suara yang digunakan anak.

2) Penerimaan dan pengekspresian bahasa terjadi dengan kecepatan yang berbeda. Menulis memakan waktu relatif lebih lama dibandingkan menyimak, berbicara dan membaca.

3) Bentuk bahasa berbeda sesuai dengan daya tahan relatifnya. Membaca dan menulis melibatkan tinta yang dapat dibaca kembali, diperbaiki dan direfleksikan dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan berbicara. Menyimak dan berbicara bersifat sementara, kecuali direkam atau difilmkan untuk dapat dipergunakan lagi. Dengan demikian pemahaman terhadap bahasa ekspresif melalui menyimak berbeda dengan pemahaman bahasa tertulis melalui membaca.

(10)

19

tengah kalimat yang belum terselesaikan sehingga bahasa yang diucapkan merupakan kalimat yang begitu panjang.

Bahasa digunakan untuk mengekspresikan keunikan individu. Menurut bromley (dalam Dhieni et al, 2005) menyebutkan 5 macam fungsi bahasa sebagai berikut :

1) Bahasa menjelaskan keinginan dan kebutuhan individu. Anak usia dini belajar kata-kata yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan utama mereka. Anak yang lapar dan mengatakan ”mam-mam” mendapatkan makanan lebih cepat daripada anak yang menginginkan makanan dengan cara menangis. Dengan memperoleh makanan setelah mengatakan ”mam-mam” maka makanan menjadi penguat bagi anak untuk

mengulang kata tersebut jika menginginkan makanan lagi.

2) Bahasa dapat mengubah dan mengontrol perilaku. Anak-anak belajar bahwa mereka dapat mempengaruhi lingkungan dan mengarahkan perilaku orang dewasa dengan menggunakan bahasa. Anak usia dini yang mengatakan ”ci luk ba” memahami makna kata-kata tersebut bahwa

dua harus menyembunyikan wajahnya dan orang dewasa dapat melihat wajah anak kembali setelah menunggu beberapa saat. Orang dewasa dan anak yang melakukan permainan tersebut akan mengerti perilaku apa yang harus dikerjakan oleh masing-masing pihak.

(11)

20

dengan informasi yang baru diperoleh. Bahasa juga berperan dalam membuat suatu kesimpulan tentang masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang. Bahasa merupakan sistem dimana kita menambah pengetahuan yang kita akumulasikan melalui pengalaman dan belajar. Bahasa memudahkan kita untuk menyimpan dan menyeleksi informasi yang kita gunakan untuk mengalalisis dan memecahkan masalah. Bahasa membantu kita mengetahui informasi secara lebih mendalam. Ketika kita mulai atau membicarakan sebuah topik, kita menjelaskan ide-ide sekaligus menghasilkan pengetahuan baru.

4) Bahasa membantu mempererat interaksi dengan orang lain. Bahasa berperan dalam memelihara hubungan anda dengan orang di sekitar anda. Anda dapat menjelaskan pikiran, perasaaan dan perilaku melalui bahasa. Kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dalam kelompok dan berpartisipasi dalam masyarakat. Bahasa berperan untuk kesuksesan sosialisasi individu.

(12)

21 2.1.5 Implikasi Perkembangan Bahasa

Menurut Martini Jamaris, (2006) implikasi perkembangan bahasa dalam proses pembelajaran efektif di TK.

a. Menciptakan situasi yang memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuan bahasanya kesempatan ini dapat dilakukan melalui kegiatan bercakap-cakap, bercerita, bertanya dan menjawab pertanyaan.

b. Menyediakan sarana pendukung perkembangan bahasa anak. Misalnya, menyediakan alat permaianan yang menstimulasi perkembangan bahasa anak.

2.1.6 Karakteristik Kemampuan Bahasa Anak TK

Menurut Nurbiana Dhieni et al, (2005) karakteristik kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun adalah :

a. Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2500 kosa kata

b. Lingkup kosa kata yang diucapkan anak menyangkut : warna, ukuran, bentuk, ukuran bentuk dan warna, rasa, bau, kecantikan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan jarak, permukaan (kasar/halus).

c. Sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yang baik.

d. Dapat berpartisipasi dalam percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menangapi pembicaraan tersebut.

(13)

22

dan orang lain serta apa yang dilihatnya. Anak usia dini dapat melakukan ekspresi diri, menulis, membaca bahkan berpuisi.

2.1.7 Aspek-Aspek Perkembangan Bahasa

Menurut Martini Jamaris, (2006 : 30-31) aspek –aspek yang berkaiatan dengan perkembangan bahasa anak TK adalah sebagai berikut :

a. Kosa kata

Seiring dengan perkembangan anak dan pengalamannya berinteraksi dangen lingkungannya, kosa kata anak berkembang dengan pesat.

b. Sintaksis (tata bahasa)

Walaupun anak belum mempelajari tata bahasa, anak tetapi melaui contoh-contoh berbahasa yang didengar dan dilihat anak dilingkungannya, anak telah menggunakan bahasa lisan dengan susunan kalimat yang baik.

c. Sematik

Sematik maksudnya penggunaan kata sesuai dengan maksudnya. Anak di TK sudah dapat mengekspresikan keinginan, penolakan dan pendapatnya dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang tepat. d. Fonem (satuan bunyi terkecil yang membedakan kata)

(14)

23 2.2Kemampuan Bercerita

2.2.1 Kemampuan

Pengertian kemampuan menurut kamus besar bahasa Indonesia (2003) adalah kemampuan berasal dari kata ”mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan susuatu, dapat, berada, kaya mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu kesanggupan, kecakapan, kekuatan dalam melakukan sesuatu yang harus dilakukan.

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan (ability) adalah kecakapan atau potensi mengusai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau pratek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya.

2.2.2 Bercerita

Bercerita juga dapat diartikan sebagai suatu kegitan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng yang untuk didengarkan dengan rasa menyenangkan. Oleh karena orang yang menyajikan cerita tersebut menyampaikan dengan menarik.

Menurut Shirly C Raines, Rebecca Isbell (dalam Dhieni et al, 2005). “Cerita merupakan medium yang sangat baik. Cerita yang disampaikan

(15)

24

perkembangan apresiasi cultural, memperluas pengetahuan anak-anak atau hanya menimbulkan kesenangan. Mendengarkan cerita membantu anak-anak memahami dunia mereka dan bagaimana hubungan dengan orang lain”.

Ketika anak-anak mendengar cerita mereka menggunakan imajinasi mereka. Kreativitas cerita tergantung bagaimana penyajian cerita itu sehingga dapat menghidupkan dan bagaimana pendengar aktif menginterprestasikan apa yang didengarnya. Anak-anak mendapat kenangan dari seluruh pengalaman itu.

Pengalaman didalam cerita juga membantu anak-anak mengembangkan apresiasi bentuk cerita, mengingat karakter, jalan cerita dan moral yang terkandung dalam cerita-cerita dapat memotivasi anak-anak untuk lebih banyak menggali literature dan menjadi pembaca cerita, membaca cerita, dan menulis cerita.

Menurut Winda Gunarti, Lilis Suryani, Azizah Muiz (2010). Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyampaikan suatu pesan, informasi atau sebuah dongeng belaka yang bisa dilakukan secara lisan atau tertulis.

(16)

25 2.2.3 Tujuan Bercerita

Menurut Winda Gunarti, Lilis Suryani, Azizah Muis (2010). Tujuan dari metode bercerita adalah : ”mengembangkan kemampuan berbahasa

diantaranya kemampuan menyimak (listening) juga kemampuan dalam berbicara (speaking) serta menambah kosa kata yang dimilikinya, mengembangkan kemampuan berfikirnya karena dengan bercerita anak-anak diajak untuk memfokuskan perhatian dan berfantasi mengenai jalan cerita serta mengembangkan kemampuan berfikir secara simbolik, menanamkan pesan-pesan moral yang terkandung dalam cerita yang akan mengembangkan kemampuan moral dan agama, mengembangkan kepekaan sosial, emosi anak tentang hal-hal yang terjadi disekitarnya melalui cerita yang disampaikan, melatih daya ingat atau memori anak untuk menerima dan menyimpan informasi melalui cerita yang disampaikan, mengembangkan potensi kreatif anak melalui keragaman ide cerita yang disampaikan”.

Menurut Nurbiana Dhieni et al, (2008). Tujuan bercerita bagi anak usia dini adalah agar anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan orang lain agar dapat menceritakan dan mengekspresikan terhadap apa yang didengarkan, sehingga hikmah dari isi cerita dapat dipahami dan lampat laun didengarkan, diperhatikan, dikerjakan dan diceritakannya pada orang lain. Bahasa berpengaruh besar pada perkembangan pikiran anak.

(17)

26

minat anak untuk bercerita juga untuk menambah keberanian anak dalam bercerita.

2.2.4 Manfaat Bercerita

Bercerita pada anak TK bisa diajarkan segala hal, mulai dari belajar bahasa, pengetahuan umum, etika, kreativitas, sampai mendekatkan guru dengan anak, dan orang tua dan anak. Menurut Huck (Tadkiroatun Musfiroh, 2005) ditinjau dari beberapa aspek, manfaat bercerita sebagai berikut:

a. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak b. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi. c. Memacu kemampuan verbal anak.

d. Merangsang minat menulis anak. e. Merangsang minat baca anak.

f. Membuka cakrawala pengetahuan anak.

Bachtiar S.Bachri (2005) menyatakan bahwa manfaat bercerita adalah dapat memperluas wawasan dan cara berpikir anak, sebab dalam bercerita anak mendapat tambahan pengalaman yang bias jadi merupakan hal baru baginya. Dengan demikian, bahwa manfaat bercerita adalah untuk menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi sehingga dapat memperluas wawasan dan cara berfikir seseorang.

(18)

27

a. Menjadi fondasi dasar kemampuan berbahasa. b. Meningkatkan kemampuan komunikasi verbal. c. Meningkatkan kemampuan mendengar.

d. Mengasah logika berpikir dan rasa ingin tahu.

e. Menanamkan minat baca dan menjadi pintu gerbang menuju ilmu pengetahuan.

f. Menambah wawasan.

g. Mengembangkan imajinasi dan jiwa petualang. h. Mempererat ikatan batin orang tua dan anak. i. Meningkatkan kecerdasan emosional.

j. Alat untuk menanamkan nilai moral, etika, dan membangun kepribadian. k. Menyelami berbagai budaya yang berbeda.

l. Relaksasi jiwa.

Berdasarkan uraian diatas, dapat ditegaskan bahwa manfaat bercerita pada anak adalah membantu pembentukan pribadi dan moral anak, menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi, merangsang minat menulis anak, memperluas wawasan dan cara berpikir anak. Manfaat yang diperoleh tersebut, dikarenakan dalam bercerita anak mendapat tambahan pengalaman yang bisa jadi merupakan hal baru baginya.

(19)

28

melatih daya konsentrasi anak TK, mengembangkan daya imajinasi anak, menciptakan situasi yang menggembirakan serta mengembangkan suasana hubungan yang akrab sesuai dengan tahap perkembangannya. Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien sehingga proses percakapan menjadi komunikatif”.

Bentuk penyajian proses pembelajaran di TK adalah terpadu antara bidang pengembangan satu dengan yang lainnya dan setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, untuk itu dengan adanya pembelajaran terpadu maka pengembangan metode yang bervariasi dapat membantu penyampaian tujuan tiap materi pembelajaran.

Beberapa manfaat bercerita bagi anak TK diantaranya adalah :

a. Melatih daya serap atau daya tangkap anak TK artinya anak TK dapat dirangsang untuk mampu memahami isi atau ide-ide pokok dalam cerita secara keseluruhan.

b. Melatih daya pikir anak TK untuk berlatih memahami proses cerita, mempelajari hubungan bagian-bagian dalam cerita termasuk hubungan-hubungan sebab akibatnya.

c. Melatih daya konsentrasi anak TK, untuk memusatkan perhatiannya kepada keseluruhan cerita karena dengan pemusatan perhatian tersebut anak dapat melihat hubungan bagian-bagian cerita sekaligus menangkap ide pokok dalam cerita.

(20)

29

Anak usia TK senang mendengarkan cerita terutama bila cerita itu menarik.

e. Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien sehingga proses percakapan menjadi komunikatif.

2.2.5 Fungsi Bercerita

Menurut Prof. Dr. Tampubolon, 1991 (dalam Dhieni et al, 2005) ”dalam kegiatan bercerita anak memainkan peranan penting bukan saja dalam

menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan pikiran anak”. Dengan demikian fungsi kegiatan bercerita bagi anak adalah membantu perkembangan bahasa anak. Dengan bercerita pendengaran anak dapat difungsikan dengan baik untuk membantu kemampuan berbicara, dengan menambah perbendaharaan kosa kata, kemampuan menggunakan kata-kata, melatih merangkai kalimat sesuai dengan tahap perkembangannya”.

2.2.6 Prosedur Penerapan Pembelajaran Bercerita

Sebelum melaksanakan akan kegiatan bercerita, guru harus terlebih dahulu menetapkan rancangan prosedur/langkah-langkah yang harus dilalui dalam bercerita agar dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan.

(21)

30

a. Mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita b. Mengatur tempat duduk

c. Menetapkan bentuk cerita yang dipilih

d. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita e. Menetapkan rancangan langkah-langkah bercerita

f. Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita

2.3Alat Peraga Boneka

Banyak media boneka tangan yang dapat kita pergunakan untuk bercerita, yaitu boneka tangan tangan dan boneka tangan jari. Beberapa boneka tangan ada yang bisa diperoleh secara satuan, seperti boneka tangan tangan berbentuk macam-macam binatang, namun ada juga yang dijual perset, misalnya boneka tangan tangan ”keluargaku” yang terdiri dari anggota keluarga inti, yaitu, kakek, nenek,

ayah, ibu, anak perempuan dan anak laki-laki.

(22)

31

Teknik bercerita dengan menggunakan alat peraga boneka tangan dapat pula dikombinasikan dengan menggunakan panggung, kemudian dikenal dengan menggunakan metode sandiwara boneka.

Penggunaan panggung yang berupa papan penyekat dilengkapi dengan penutup/layar dapat lebih mengundang antusiasme anak TK sebagai penontonnya. Posisi anak yang bercerita berada dibelakang papan penyekat. Saat hendak menampilkan tokoh cerita, anak mengeluarkan beberapa boneka-boneka tangan tersebut melalui celah layar.

Apabila kita sering melakukan kegiatan ini maka sewaktu-waktu peran anak yang bercerita dapat digantikan oleh anak lain sebagai penceritanya. Bisa dilakukan sepasang anak yang berada dibelakang papan penyekat dan anak-anak lain menjadi penonton yang suatu saat mendapat giliran bercerita dengan panggung boneka.

Kelebihan penggunaan alat peraga boneka tangan adalah membantu fantasi dan imajinasi anak karena ada media pendukung yang dapat secara langsung. Kelemahannya adalah apabila pembuatan bonekanya memberikan nilai seni dan keindahan serta mirip dengan bentuk aslinya dapat membantu imajinasi anak, namum apabila alat atau boneka tangan yang digunakan tidak sesuai dengan yang diharapkan maka akan mengaburkan imajinasi anak TK.

(23)

32 1. Bercerita dengan boneka tangan jari

Adalah bercerita dengan menggunakan boneka tangan yang dimasukkan ke jari-jari tangan.

a. Ketentuan bercerita dengan boneka tangan jari

1) Anak hendaknya hafal isi cerita, anak dapat bersuara yang membedakan antara boneka tangan yang satu dengan yang lainnya. 2) Ada skenario cerita

3) Menggunakan media boneka tangan yang dimasukkan ke jari

4) Boneka tangan dibuat sesuai tokoh cerita, menarik bagi anak daan mudah dimainkan

5) Ukuran boneka tangan relatif, yang penting dapat dilihat oleh anak dengan jelas

6) Pada saat bercerita dapat menggunakan 1 atau lebih boneka tangan jari sesuai kebutuhan cerita.

b. Langkah-langkah pelaksanaan

1) Anak memperhatikan guru yang menyiapkan alat peraga yang diperlukan

2) Dengan bimbingan guru anak mengatur posisi tempat duduknya 3) Anak menyebutkan judul cerita

4) Anak lain mendengarkan anak yang bercerita dengan melaksanakan dialog/percakapan antar boneka

(24)

33 2. Bercerita dengan boneka tangan tangan

Adalah bercerita dengan menggunakan boneka tangan yang dimasukkan ke tangan.

a. Ketentuan bercerita dengan boneka tangan jari

1) Anak hendaknya hafal isi cerita, anak dapat bersuara yang membedakan antara boneka tangan yang satu dengan yang lainnya. 2) Ada skenario cerita

3) Boneka tangan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan dalam bercerita

4) Boneka tangan tangan maksimal 8 buah dengan bentuk yang berlainan sesuai cerita

b. Langkah-langkah pelaksanaan

1) Anak memperhatikan guru yang menyiapkan alat peraga boneka tangan tangan yang diperlukan

2) Anak mengatur posisi duduknya

3) Anak yang tidak bercerita memperhatikan anak yang bercerita menunjukkan alat peraga yang telah disiapkan oleh guru dan menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita

4) Memberitahu judul ceritanya

5) Anak lain mendengarkan anak yang bercerita dengan melaksanakan dialog/percakapan antar boneka

(25)

34 c. Bercerita di panggung boneka

Adalah bercerita dengan menggunakan panggung boneka tangan yang digerakkan di panggung boneka tangan yang memiliki layar penutup. a. Ketentuan bercerita dengan boneka tangan jari

1) Anak hendaknya hafal isi cerita, dapat bersuara yang membedakan antara boneka tangan yang satu dengan yang lainnya

2) Ada skenario cerita

3) Menggunakan media boneka tangan yang dimasukkan ke tangan dan panggung bonekanya

4) Boneka tangan yang disediakan sesuai tokoh cerita b. Langkah-langkah pelaksanaan

1) Anak memperhatikan guru yang menyiapkan alat peraga yang digunakan

2) Anak mengatur posisi tempat duduknya

3) Anak yang bercerita berada di balik panggung boneka tangan tidak kelihatan anak lain yang tidak bercerita

4) Anak memperhatikan panggung yang dibuka layarnya oleh anak yang bercerita

5) Anak mendengarkan anak yang bercerita ketika memberikan prolog atau pendahuluan

6) Anak yang bercerita menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita

(26)

35

8) Setelah dialog, layar panggung ditutup, apabila tidak ada layar boneka tangan diturunkan di bawah panggung dari sebelah kiri maupun kanan

2.4Penelitian Yang Relevan

Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Donik Arviana tahun 2013 dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Melalui Metode Bercerita Menggunakan

Hand Puppet (Boneka Tangan) Pada Anak Kelompok B TK Dawungan 1 Masaran Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berbahasa siswa TK Dawungan 1 Masaran Sragen melalui metode bercerita menggunakan hand puppet (boneka tangan). Sebelum tindakan sampai dengan siklus III yaitu sebelum tindakan 38,09%, siklus I 56,73%, siklus II 71,99% dan siklus III 84,25%.

Penelitian yang dilakukan oleh Ika Yunita tahun 2014 dengan judul “Meningkatkan Ke Terampilan Berbicara Menggunakan Metode Bercerita Dengan

(27)

36

cerita yang baru saja dibawakan; dan 4) Guru memberikan penghargaan berupa benda konkret “kalung senyum”kepada anak.Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

metode bercerita dengan media boneka tangan dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada anak Kelompok A1 TK Kartika III-38 Kentungan, Depok, Sleman.

Penelitian yang dilakukan oleh Bella Dina Arifa tahun 2014 dengan judul “Peningkatan Keterampilan Bercerita Ekspresif Anak Usia 5-6 Tahun Dengan Role

(28)

37 2.5Kerangka Pikir

Salah satu prinsip pembelajaran di TK yakni bermain sambil belajar. Belajar seraya bermain. Bermain merupakan alat yang paling kuat untuk membelajarkan kemampuan berbahasa anak. Melalui komunikasi inilah anak dapat memperluas kosa kata dan mengembangkan daya penerimaan serta pengekspresian kemampuan bercerita mereka melalui interaksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa pada situasi bermain spontan.

(29)

38 2.6Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu :

Dengan menggunakan alat peraga boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan bercerita anak pada anak kelompok B TK Kanisius Gendongan Kota Salatiga.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti dibantu guru matematika kelas VIIID dalam pembelajaran matematika dengan judul “ Penerapan Metode Snowball

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kebermaknaan hidup pada Pekerja Seks Komersial (PSK) di balai rehabilitasi

empat setelah dilakukan kegiatan pembelajaran menggunakan strategi.. concept attainment bagi siswa kelas VII SMP Negeri I Grogol Sukoharjo. pada semester genap tahun

Jawaban dibuktikan dengan tanda terima telah menerbitkan ijazah dari setiap siswa yang lulus dari satuan pendidikan.

Penurunan gaya yang dialami segmen-segmen tubuh pada aktivitas setup fence adalah sebagai berikut :.. Terjadi penurunan seluruh komponen gaya sebesar 100% pada segmen tubuh

- Menunjukkan dokumen asli dan menyerahkan Salinan / foto copynya, sebagaimana data yang disampaikan dalam Dokumen Kualifikasi. - Direktur hadir secara pribadi (apabila

a)Mengidentifkasi proses /kegiatan yang diperlukan dalam sistem manajemen mutu & memastikan penerapannya pada seluruh fungsi diperusahaan.. b)Menentukan urutan &

[r]