• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Strategi Bersaing SMA Kristen 1 Salatiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Strategi Bersaing SMA Kristen 1 Salatiga"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Maraknya pertumbuhan lembaga pendidikan di Indonesia disertai perubahan yang terjadi antar lembaga tersebut menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Persaingan yang terjadi ada pada bidang mutu, layanan, kehadiran lembaga pendidikan baru, keragaman pilihan yang ditawarkan lembaga pendidikan, pencitraan, penerimaan murid, dan sebagainya (Mulyasa,2011). Persaingan juga secara terstruktur telah menjadi common sense yaitu lembaga-lembaga pendidikan bersaing dalam memiliki keunggulan pada hampir semua aspek yaitu baik input, proses, dan output (http:staff.uny.ac.id).

(2)

atau pula jumlah siswa dalam 5 tahun terakhir (Tehupeiory & Widiarso, 2014).

Kenyataan-kenyataan tersebut menunjukkan bahwa lembaga pendidikan khususnya swasta tidak terhindarkan dari persaingan antar lembaga pendidikan maka yang mampu bersaing akan mendapatkan jumlah murid yang sesuai dengan daya tampungnya, tetapi bagi yang tidak mampu bersaing maka tidak dapat memenuhi daya tampung. Kondisi tersebut dapat menjadikan lembaga pendidikan yang mampu bertahan menjadi unggul, namun bagi lembaga yang tidak mampu bertahan menghadapi persaingan akan mengalami penurunan dalam hal kualitas khususnya bagi sekolah swasta (Geller dkk, 2006; Andersen dkk, 2007). Oleh karena itu, sekolah dituntut untuk melakukan berbagai penataan sehingga mampu bersaing dan dapat terus meningkat menjadi lebih baik.

Langkah yang dapat ditempuh yaitu menerapkan strategi bersaing untuk eksistensi ataupun menjadi sekolah unggul dalam persaingan. Strategi bersaing merupakan upaya mencari posisi bersaing yang menguntungkan dalam suatu arena fundamental di mana persaingan berlangsung. Strategi bersaing diperlukan untuk memperoleh keunggulan bersaing yang dilakukan melalui differensiasi, focus dan cost based-leadership (Porter, 2007). Hanya sekolah yang memiliki strategi bersaing yang tepat sajalah yang mampu menghadapi kerasnya persaingan ataupun krisis yang terjadi di dalam perjalanan sekolah (Faisal Musa dalam Nasution, 2008).

(3)

memperoleh target pangsa pasar, keuntungan dan penjualan dengan meningkatkan kualitas SDM serta efektif dalam meningkatkan posisi pemasaran sekolah (Cutright,2003; Hermawan;2010). Hasil-hasil penelitian tersebut sesungguhnya menunjukkan bahwa strategi bersaing ternyata efektif diterapkan untuk memenangkan persaingan.

SMA Kristen 1 Salatiga juga merupakan salah satu sekolah swasta yang menerapkan strategi bersaing untuk memenangkan persaingan. Merujuk pada penelitian Noya (2013), diketahui bahwa SMA Kristen 1 Salatiga menerapkan strategi bersaing untuk tetap menjaga eksistensi sekolah dalam menghadapi persaingan dan strategi itu pula sebagai kunci utama dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah. Strategi yang diterapkan yaitu strategi differensiasi dan strategi keunggulan berbasis biaya. Strategi differensisasi dilakukan melalui berbagai program yang berbeda dari sekolah yang ada di Salatiga misalnya peduli kasih, kewirausahaan dan agribisnis, pengembangan diri berupa SMUQI Radio, KIR, robotik, ekstrakurikuler multimedia, program khusus berupa eskpo pendidikan, career day, parenting day, character building, field trip, sekolah lima hari dan moving class. Program tersebut melibatkan semua pihak sekolah seperti siswa, guru, dan orang tua siswa. Sedangkan keunggulan biaya dilihat dari murahnya biaya pendidikan jika dibandingkan dengan sekolah swasta favorit lainnya di salatiga.

(4)

dan agrobisnis yang terkendala pendamping program tidak sejalan dengan misi sekolah. Program lain seperti ekstrakurikuler robotik dan multimedia menggunakan tenaga dari luar sekolah karena guru belum sepenuhnya menguasai bidang tersebut.

Berdasarkan wawancara lainnya dengan wakasek kesiswaan tanggal 22 April 2015 terungkap juga bahwa pada program ekstrakurikuler multimedia terkendala kelengkapan fasilitas IT. Padahal kelengkapan fasilitas sarana prasarana sebagai sumber daya fisik sekolah sangat diperlukan dalam menjalankan program tersebut. Selain itu, menyangkut program lainnya, ada beberapa program yang diterapkan oleh sekolah lain yaitu SMA Negeri 1 Salatiga menerapkan moving class (http://www.sman1salatiga.sch.id/), SMA Negeri 2 Salatiga menerapkan moving class dan agribisnis (https://sma2salatiga.wordpress.com), SMA Pangudi Luhur Salatiga menerapkan moving class dan berbagi kasih (www.pangudiluhur.org). Selain itu, SMA Laboratorium Kristen Satya Wacana dan SMA Kristen 2 Salatiga (Eclesia & Widiarso, 2013) juga melaksanakan moving class dengan pembelajaran 5 hari dan ada program peduli kasih sebagi citra sekolah kristen. Hal-hal ini sesungguhnya mengindikasikan bahwa strategi differensiasi melalui berbagai program sekolah yang semestinya menjadi pembeda ternyata juga dilaksanakan oleh sekolah lainnya. Menghadapi hal ini, maka sekolah sudah seharusnya tanggap terhadap sekolah lain karena hanya sekolah dengan keunikan tersendiri berupa layanan, program bahkan kultur sekolah yang berbeda yang mampu bertahan dan menjadi unggul (Hatari, 2010).

(5)

Kristen 1 Salatiga karena apabila tidak mengevaluasi strateginya tersebut maka bisa saja kalah dalam menghadapi kerasnya persaingan saat ini. Salah satu model evaluasi yang dapat digunakan yaitu evaluasi strategi menurut Rumelt (2000), dengan cara menilai konsistensi (consistency), kesesuaian (consonance), keunggulan (advantage), kelayakan (feasibility) dari strategi yang diterapkan. Sehingga melalui evaluasi inilah dapat dinilai apakah strategi bersaing sudah diterapkan SMA Kristen 1 Salatiga sudah konsisten, sesuai, unggul dan layak. Selain itu, evaluasi strategi juga memungkinkan institusi dalam hal ini sekolah untuk berbenah karena evaluasi yang tepat dapat memperingatkan manajemen akan adanya masalah atau potensi masalah sebelum menjadi kritis (Pearce dan Robinson, 2008).

Penelitian mengenai evaluasi strategi bersaing senditi telah banyak dilakukan namun dalam bidang ekonomi, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Frederyk, H., & Setiawan, A. (2012) tentang Evaluasi Strategi Bersaing Pada Industri Pelayaran BatubaraStudi Kasus PT.XYZ, yang menemukan bahwa strategi perusahan belum tepat walaupun sudah merespon peluang dengan baik dan siap menghadapi ancaman, untuk itu perusahaan direkomendasikan menerapkan strategi alternatif seperti market development, market penetration, dan product development.

(6)

penyiapan sarana dan teknologi. Sedangkan faktor eksternal adalah tingginya persaingan industri asuransi umum yang mendorong para pesaing untuk meningkatkan pencapaian produksi masing- masing. Penelitian lainnya oleh Lawrence (2012), dengan judul An Evaluation of Strategies for Achieving Competitive Advantage in the Banking Industry. The Case of Ghana Commercial Bank Limited yang menemukan bahwa strategi yang disusun bank menimbulkan keunggulan kompetitif dalam industry dengan faktor yang paling penting yang berkontribusi terhadap keunggulan kompetitif, yaitu bank memiliki cabang yang luas.

Selain itu ada penelitian yang dilakukan oleh Suroso O. W. (2012) dengan judul Evaluasi Strategi Bersaing Studi pada PT UNVR dengan menggunakan analisis “Five Forces” model (M. Porter) menunjukkan bahwa perubahan-perubahan eksternal dan internal mempengaruhi strategi yang telah ada dan perlu dilakukan perubahan agar PT UNVR dapat tetap unggul di Indonesia. Ada pula penelitian yang dilakukan oleh Aquino, E. (2014) dengan judul Evaluasi Strategi Bersaing Pada Pt. Triyuda Perkasa yang menghasilkan perusahaan menggunakan costleadership strategy. Berdasarkan SERVO analysis, strategicost leadership masih relevan dengan kondisi persaingan saat ini, karena persaingan di industri metal worksangat ketat sehingga perusahaan harus menekan biaya produksinya.

(7)

strategi bersaing pada UD Lelyta yang menghasilkan bahwa perusahaan menggunakan strategi bersaing cost based leadership dan berdasarkan analisis SERVO strategi tersebut masih sesuai dengan kondisi persaingan.

Hal yang membedakan penelitian ini yaitu penelitian dilakukan dalam ranah evaluasi strategi bersaing di dunia pendidikan. Oleh karena itu, keunikan penelitian terletak pada tujuan mengevaluasi strategi bersaing yang diterapkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana konsistensi (consistency)strategi bersaing SMA Kristen 1 Salatiga?

2. Bagaimana kesesuaian (consonance) strategi bersaing SMA Kristen 1 Salatiga?

3. Bagaimana keunggulan (advantage) strategi bersaing SMA Kristen 1 Salatiga?

4. Bagaimana kelayakan (feasibility) strategi bersaing SMA Kristen 1 Salatiga?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitan ini, yaitu :

1. Mengevaluasi konsistensi (consistency) strategi bersaing SMA Kristen 1 Salatiga.

2. Mengevaluasi kesesuaian (consonance) strategi bersaing SMA Kristen 1 Salatiga.

(8)

4. Mengevaluasi kelayakan (feasibility) strategi bersaing SMA Kristen 1 Salatiga.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan tentang pelaksanaan manajemen pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan evaluasi manajemen strategi bersaing sekolah.

2. Manfaat Praktis

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH DIMENSI

Terjadinya patah tulang lengan dan tungkai juga sangat mungkin terjadi akibat benturan yang cukup keras pada bagian tersebut.. Cedera ringan yang sering

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Dengan adanya program kerja yang dibuat dalam praktek mengajar bagi mahasiswa PPL sebelum mulai praktik mengajar terlebih dahulu mengadakan observasi di kelas

3,8 % sebanyak 1,8 ml. c) Dicampur dengan cara membolak-balik tabung. d) Diputar selama 5 menit pada 1500 rpm dengan sentrifuge. e) Plasma yang terjadi dipisahkan dan dimasukkan

Kegiatan terakhir adalah Review atau mengulang kembali, pada tahapan ini beberapa siswa akan mengutarakan hasil kegiatan pembelajaran hari ini secara lisan, siswa

Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja 3.. Kerjakanlah soal anda pada

Model Prototyping ini sangat sesuai diterapkan untuk kondisi yang beresiko tinggi di mana masalah-masalah tidak terstruktur dengan baik, terdapat fluktuasi kebutuhan