• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM PI PA ( )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM PI PA ( )"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latarbelakang.

Sistem perpipaan dalam suatu bangunan merupakan suatu hal yang mutlak.

Penyediaan air bersih, pembuangan air kotor, maupun jaringan instalasi gas sangat di

perlukan suatu jaringan pipa yang tertata baik. Dengan demikian sitem perpipaan

merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam gedung. Oleh karena itu

perencanaan dan perancangan sistem perpipaan di laksanakan dan di sesuaikan dengan

tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri dengan memperhatikan secara

seksama hubungan dengan bagian-bagian konstruksi gedung dan peralatan lainnya yang

ada dalam gedung itu sendiri.

Dari hal tersebut dapat kita ketahui bahwa sistem perpipaan atau lazim kita sebut

dengan istilah “Plumbing’ yang dapat di defenisikan sebagai suatu ilmu pengetahuan

dan ketermpilan dalam hal instalasi pipa air bersih, instalasi gas, instalasi alat-alat

saniter dan instalasi air kotor.

Adapun fungsi-fungsi dari instalasi tersebut, yaitu:

1. Menyediakan air bersih dari suatu tempat ke tempat lain yang di kehendaki

dengan tekanan cukup.

2. Membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian

penting lainnya.

3. Menyediakan gas untuk pemakaian dalam gedung, khususnya untuk

pemakaian pipa dapur.

Demikian rumitnya jaringan perpipaan dalam gedung, maka di perlukan suatu

ketelitian dalam perancangan, pemasangan, dan pelaksanaannya, serta perawatan dari

suatu jaringan plumbing dapat membahayakan jiwa manusia. Oleh karena itu di banyak

(2)

practise), standar dan sebagainya yang menyangkut peralatan instalasi plumbing di

Indonesia telah di siapkan suatu pedoman plumbing Indonesia oleh suatu tim yang di

bentuk oleh Direktorat Jendral Cipta Karya.

1.2Syarat – syaratdanJenisPipa

Instalasi plumbing tidak lepas dari perpipaan. Banyak jenis-jenis pipa yang di

tawarkan di pasaran. Akan tetapi tidak semua jenis di pasaran dapat di gunakan dalam

suatu perancangan jaringan pipa. Pipa harus memenuhi suatu persyaratan untuk suatu

pemakaian.

Adapun syarat-syaratnya secara umum yaitu:

1. Ukuran.

Ukuran pipa harus mampu rnengeluarkan debit yang di perlukan dalam hal ini

diameter pipa dan tersedia di lapangan.

2. Kwalitas.

Dalam hal ini harus mampu menahan gaya dalam dan luar, awet dan tahan

lama, serta kedap air.

3. Workabiliti.

Dalam hal ini mudah dalam proses pemakainnya.Sehubungan dengan

pemakaiannya, pipa dapat di kategorikan menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Pipa pembawa ( pipa induk)

Pipa ini berfungsi mengeluarkan air dari sember air ke tempat tertentu. Pipa

seperti ini biasa di sebut:

- Pipa utama.

- Pipa jaringan.

(3)

2. Pipa distribusi

Pipa pembawa sekunder yang membawa air dan pipa induk ke instalasi plumbing.

3. Pipa plumbing.

Jaringan pipa yang ada dalam rumah atau bangunan (pipa instalasi plumbing).

Dengan demikian dalam memilih jenis pipa yang akan di gunakan atau di pakai

perlu di pertimbangkan faktor-faktor, antara lain sebagai berikut:

1. Ukuran standar yang tersedia di lapangan.

2. Karakteristik jenis pipa.

3. Daya tahan terhadap tekan dan umur pakai.

(4)

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengenalan Alat

Mengenal alat-alat dan perkakas serta fungsi-fungsi alat dan cara

penggunaannya sangat penting dalam bidang teknik plumbing.Peralatan kerja

tangan ( hand tool ) yang di pergunakan dalam kerja pipa dapat di kelompokan

sebagai berikut:

1. Alat ukur

Meliputi rol meter, mistar baja, siku baja, unting-unting, waterpass, pita

ukur, jangka sorong, jangka tusuk, jangka dalam, jangka luar, selang air dan

benang.

2. Alat pemberi tanda

Meliputi pensil, krayon, kapur tulis, spidol, penggores, penitik.

3. Alat pemotong

Meliputi gergaji besi, pemotong pipa, burring reamer, pahat besi, dan

kikir.

4. Alat pengulir

(5)

5. Alat penjepit.

Meliputi ragum, kunci pipa, kunci inggris, Tang Klem, dan Tang

kombinasi.

2.2 Pengenalan Bahan

Selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan cara menggunakan

peralatan yang aman, seorang pekerja juga harus mengetahui bahan-bahan dalam

pekerjaan pipa. Pengetahuan mengenai bahan-bahan yang di pergunakan pada

pekerjaan pipa meliputi jenis dan fungsi pipa, alat sambung, katup serta alat saniter.

1. Jenis dan FungsiPipa

Jenis pipa yang umum di gunakan adalah pipa galvanis, pipa besi tuang,

pipa PVC, dan pipa tembaga.

1.1 Pipa galvanis.

Pipa galvanis adalah pipa besi lunak yang di lapisi oleh timah. Pipa

ini di lapisi timah untuk menghindari karatan, seperti yang kita ketahui

bahwa timah merupakan sesuatu bahan yang mempunyai daya tahan

terhadap karat. Apabila kualitas lapisan sempurna, maka pipa galvanis

akan tahan terhadap karat hingga kurang lebih sepuluh tahun. Pipa

galvanis di produksi dengan berbagai ukuran, baik diameter maupun

ketebalan dindingnya, di sesuaikan kegunaannya. Ukuran yang umum di

pergunakan dan banyak di pasaran adalah pipa dengan diameter ½″, ¾″,

1½″, 2″, 2½″, 3″, dan 4″ dengan ukuran paling standar adalah 6 ( enam)

meter.

1.2 Pipa besi tuang.

Pipa besi tuang dalam pekerjaan pipa digunakan untuk instalasi air

bersih dan instalasi air kotor, baik dipasang di dalam maupun di luar

gedung serta diatas maupun di bawah tanah. Pipa besi tuang di produksi

(6)

Keuntungan pipa besi tuang :

1. Terbuat dari bahan yang kuat.

2. Tidak menyerap air

3. Tidak berisik bisa di aliri air

Kerugian pipa besi tuang :

1. Bahannya berat

2. Bila kurang hati-hati dalam mengulir dapat menimbulkan retak.

1.3 Pipa tembaga.

Pipa tembaga dalam pekerjaan pipa di pakai untuk instalasi air

bersih, terutama untuk instalasi pipa air panas, karena tembaga merupakan

bahan penghantar panas yang baik, ringan, mudah di sambung dan tahan

terhadap karat.

Pipa tembaga dibagi atas :

1. Pipa tembaga lunak

bersih dan instalasi air kotor. Pipa PVC di bagi dalam 4 kelas berdasarkan

kekuatan tekan yang mampu diterimanya, yaitu :

1. Kelas AW ( VP ) dengan tekanan kerja 10 Kg/cm

2. Kelas AZ dengan tekanan kerja 8 Kg/cm

(7)

4. Kelas C untuk saluran kabel listrik.

Pipa PVC dengan panjang standar 4 meter sampai 6 meter per

batang. Pipa PVC kelas AW ( VP ) dan AZ di pergunakan untuk instalasi

air bersih, saluran pembuangan, irigasi, pembuangan dan instalasi

ventilasi pada gedung, saluran bahan kimia, dan sprinkler. Pipa PVC kelas

AZ dan D ( VU ) di gunakan untuk pembuangan pada bangunan. Pipa

PVC kelas C khusus di pergunakan untuk instalasi listrik dan penerangan.

Ada beberapa keuntungan dari penggunaan PVC, yaitu :

1. Tidak menghambat aliran air.

2. Anti karat, tahan terhadap zat-zat kimia.

3. Ringan.

4. Tidak mudah terbakar

2. Alat sambung

Ukuran panjang standar pipa perbatang umumnya 6 meter. Pada suatu

instalasi pipa baik untuk instalasi air bersih maupun instalasi air kotor banyak

di jumpai sambungan, belokan, katup ataupun hubungan lainnya. Untuk

keperluan tersebut, telah di produksi bermacam-macam alat sambung dari

berbagai ukuran maupun jenis bahan yang sesuai dengan pipanya.

2.1 Alat sambung Pipa Galvanis

a. Tee

Di pergunakan untuk menyambung tiga buah pipa yang

berdiameter sama, dengan arah tegak lurus. Alat sambung ini

(8)

b. Reducing Tee

Di pergunakan untuk menyambung tiga buah/batang pipa yang

mempunyai dua macam ukuran diameter dengan arah tegak lurus.

Alat sambung ini mempunyai uliran di ketiga ujungnya.

c. Elbow ( F+F )

Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter 90’. Alat sambung ini mempunyai ulir dalam di kedua ujungnya.

d. Elbow ( F+M )

Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama dengan sudut 90’. Alat sambung ini mempunyai uliran yang berada pada masing-masing ujungnya, yaitu uliran dalam

(9)

e. Elbow 45’ ( F + F )

Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama dengan sudut 45’ . Alat sambung ini mempunyai ulir dalam di kedua ujungnya.

f. Socket

Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa lurus dengan

ukuran diameter yang sama dan mempunyai ulir di kedua ujungnya.

g. Reducing Socket

Di pergunakan menyambung dua pipa lurus dengan ukuran

diameter pipa yang berbeda. Alat sambung ini mempunyai ulir di

kedua ujungnya

h. Elbow 45’ ( F + M )

Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama, dengan sudut 45’, alat sambung ini mempunyai ulir yang berlainan di kedua ujungnya itu uliran dalam dan uliran

(10)

i. Bend ( F + M )

Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang

berdiameter sama dengan sudut 90’, alat sambung ini mempunyai

uliran yang berlainan di kedua ujungnya yaitu uliran dalam dan uliran

luar.

j. Bend ( F + F )

Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang

berdiamter sama, dengan sudut 90’, yang mempunyai ulir dalam di

(11)

k. Bend 45’ ( F + F )

Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama, dengan sudut 45’ yang mempunyai ulir dalam dan ulir luar dan mempunyai jari-jari panjang.

l. Bend 45’ ( F + M )

Dipergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang

berdiameter sama dengan sudut 45’ yang mempunyai jari-jari

panjang dan dikedua ujungnya mempunyai ulir yang berlainan. Yaitu

ulir luar dan ulir dalam.

m. Barrel Union

Alat sambung ini di pergunakan untuk menyambung dua buah

(12)

n. Bushis.

Di pergunakan dua buah pipa yang berlainan ukuran diameternya

sama dengan ulir luar pada posisi luar dan uliran dalam pada posisi

dalam.

o. Heksagonal Nipple

Alat sambung ini di pergunakan untuk mengencangkan

sambungan pipa. Bentuk segi enam di tengah alat ini di pergunakan

untuk mengencangkan sambungan dengan menggunakan kunci pipa.

p. Cap

Dipergunakan untuk menutup aliran dan alat sambung ini

(13)

q. Plug.

Di pergunakan untuk menutup pipa atau alat sambung yang

mempunyai ulir dalam.

2.2 Alat sambung Pipa PVC

Alat sambung pipa PVC untuk saluran air minum kelas AW bentuk

dan ukurannya sama dengan alat sambung pipa galvanis.

3. Katup Pipa

Katup pipa adalah salah satu bentuk alat sambung pada suatu instalasi pipa

air bersih,ini berfungsi untuk mengontrol aliran air pada instalasi

tersebut,seperti mengalirkan dan menghentikan aliran air dalam instalasi

tersebut serta mengatur arah air.instalasi pada air bersih harus dilengkapi

sejumlah katup pipa dan memadai dan ditempatkan pada lokasi ditempat –

tempat katup tersebut sering digunakan.

Untuk mengontrol aliran air pada instalasi pipa air bersih, pekerja pipa

akan memasang bermacam- macam tipe dan ukuran katup, umumnya katup

ukuran 2″ kebawah terbuat dari bahan kuningan, sedangkan 2 ½″ keatas terbuat

dari bahan besi tuang pada bagian dalamnya terbuat dari kuningan.

Ada dua tipe katup yang sering dipergunakan yaitu gatevalve dan stop

cock/ globe valve.

a. Gate valve

Katup jenis ini sangat cocok digunakan pada pipa utama atau pada

(14)

Apabila katup dibuka, air akan melalui diameter dalam pipa, dalam hal

ini pemasangan dapat dilakukan dengan dua arah.

b. Stop cock/Globe valve.

Katup jenis ini harus dipasang dengan benar aliran air harus

melalui bawah dudukan katup. Tanda panah pada badan katup

menunjukkan arah aliran air yang melalui katup tersebut. Sebaliknya

pemasangan barrel union terletak sebelum atau sesudah pemasangan

katup, hal ini dilakukan apabila ada paerbaikan dapat dengan mudah

dikejakan.

4. Saniter

Saniter adalah merupakan alat keperluan manusia yang ada hubungannya

dengan kebutuhan air pembuangan, sehingga manusia dapat terjamin

kesehatannya. Bahan yang digunakan adalah keramik, besi baja, berbagai

plastik, fiber glass, dan bahan tahan karat. Bahan lainnya yang ada sekarang,

(15)

resikpolister yang diperkuat dengan anyaman serat glass, dan yang tergolong

mewah yaitu dengan menggunakan marmer kualitas tinggi.

Bahan yang dipergunakan untuk samieter harus memenuhi persyaratan,

yaitu sebagai berikut ;

1. Tidak menyerap air

2. Tidak berkarat dan tidak mudah aus

3. Mudah dibersihkan

4. Relatif mudah di buat

5. Mudah dipasang.

Alat- alat saniter dikelompokkan menjadi empat, yaitu ;

a. Alat saniter badan ( Ablusionary fistueres ).

Alat saniter ini digunakan untuk melayani air kotor bekas mandi

atau mencuci anggota badan, biasanya ditempatkan dikamar mandi

rumah tinggal, kamaar cuci untuk anggota badan , seperti di kantor-

kantor, industri, sekolah, dan sebagainya.

Alat saniter ini dapat berupa antara lain ;

Bak Mandi Bak cuci tangan

(16)

b. Alat Saniter Cucian (waste water Fixkture )

Alat seniter ini digunakan untuk air kotor tanpa air yang

mengandung lemak,biasanya,alat ini dipasang ditoko cuci

pakaian,hotel ,dan tempat kerja.

Alat seniter cucian antara lain,yaitu:

Mesin cuci Bak cuci pakaian Bak air minum

c. Alat seniter lemak (greasy water fixture).

Alat ini digunakan untuk melayani air kotor yang mengandung

lemak.biasanya alat seniter ini biasa dipasang dirumah

makan/restoran.hotel,rumah sakit dan sebagainya.

Alat seniter lemak antara lain yaitu :

- Tempat cuci piring ( Kitchen sink )

(17)

Tempat cuci piring Mesin cuci piring

d. Alat saniter kotoran ( Soil Fixtures )

Alat saniter ini di gunakan untuk melayani kotoran manusia.

Biasanya di pasang di kamar mandi rumah tinggal, industri, sekolah

dan sebagainya.

Alat saniter kotoran ini dapat berupa antara lain adalah :

Kloset duduk Peturasan

(18)

BAB III

PRAKTIKUM

3.1 Memotong Pipa Galvanis

A. Tujuan

Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini, diharapkan :

1. Dapat mengukur pipa galvanis dengan tepat, serta member tanda

dengan jelas.

2. Dapat memotong pipa galvanis dengan gergaji besi atau dengan

pemotongan pipa (pipa cutter).

3. Dapat membersihkan bram / bekas pemotongan dengan burring

reamer serta meratakan ujung pipa dengan kikir.

B. Instruksi Umum

Pemotongan pipa ini di tekankan pada ketegakan pemotongan yang dapat

menunjang job selanjutnya, karena ini sangat penting hubungannya dengan

pemasangan instalasi pipa.

Pemotongan pipa dapat di lakukan dengan cara :

1. Dengan memakai pemotong pipa (pipa cutter)

2. Dengan memakai gergaji besi

3. Dengan cara gabungan yaitu antara pipa cutter dan gergaji besi.

C. Keselamatan kerja

1. Fokuskan perhatian pada pekerjaan dan bersihkan dari hal-hal yang

mengganggu kelancaran kerja.

2. Simpan potongan-potongan pipa yang tidak di pakai di tempat yang

aman, sebab kalau terinjak bisa tergelincir.

3. Perhatikan dan ikuti petunjuk dari instruktur.

4. Hati-hatilah bila memotong pipa dengan pemotong pipa, karena mata

pemotong pipa mudah patah.

(19)

D. Alat dan Bahan

1. Alat :

Ragum Pipa Mistar Baja Gergaji Besi

Burring Reamer Kikir Pemotong pipa

Penggores

2. Bahan

NO URAIAN UKURAN ( INCHI) UKURAN (CM) KETERANGAN

1 Pipa galvanis Ø ½″ 25 cm 1 batang

2 Pipa galvanis Ø ¾″ 25 cm 1 batang

3 Pipa galvanis Ø 1″ 25 cm 1 batang

Gambar Bahan

(20)

E. Langkah kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Ukur panjang pipa Ø ½″ , Ø ¾″ dan Ø 1″ dengan panjang

masing-masing 25 cm.

3. Tandai dengan penggores.

4. Memotong pipa Ø ½″ dengan gergaji besi, pipa ¾″ dengan pipa cutter

dan pipa Ø 1″ dengan cara gabungan (gergaji besi dan pipa cutter).

5. Bersihkan bram / serpihan bekas pemotongan dengan burring reamer.

6. Kikirlah permukaan ujung pipa untuk mendapatkan kesikuannya serta

agar ukuran panjang pipa tepat.

(21)

F. Gambar Hasil Kerja

Pipa galvanis Ø ½”

Pipa galvanis Ø ¾”

(22)

G. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan praktikum

ini, yaitu :

1) Pemotongan pipa dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut :  Pemotongan dengan pipa cutter.

 . Pemotongan dengan pipa gergaji besi.

 Pemotongan pipa dengan cara gabungan yaitu pipa cutter dan gergaji besi.

2) Pemotongan pipa dengan cara gabungan adalah pilihan yang

terbaik karena menghasilkan ukuran yang tepat dan menghasilkan

bram yang sedikit.

2. Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan, yaitu :

1) Telitilah pada saat memberikan tanda pada batas pemotongan

pipa, cek kembali apakah pengukuran sudah tepat.

2) hati-hatilah saat memotong pipa.

(23)

3.2 Mengulir Pipa

A. Tujuan.

Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini, diharapkan :

1. Dapat menentukan panjang ulir untuk pipa Ø ½″, Ø ¾″ dan Ø 1″

2. Dapat mengoperasikan sney langsung dan sney tak langsungdengan

baik.

3. Dapat membuat ulir pada pipa Ø ½″, Ø ¾″ dan Ø 1″.

B. Instruksi umum

Maksud dari penguliran pipa galvanis untuk menyambung pipa dengan alat

sambung (fitting).

Penyambungan dilakukan apabila :

1. Akan memperpanjang pipa lebih dari 6 meter.

2. Akan membelokkan aliran air.

3. Akan mencabangkan aliran.

Jadi hal tersebut diatas semuanya memerlukan penyambungan dengan

baik. Ini akan terasa sekali apabila hendak memasang instalasi dalam rumah.

C. Keselamatan Kerja.

1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkan dari hal-hal yang

dapat mengganggu kelancaran kerja.

2. Bekerjalah sesuai dengan petunjuk dari instruktur serta ikutilah

langkah kerja yang telah di tentukan.

3. Hati-hatilah pada bram yang tajam, terutama pada saat penguliran

berlangsung.

4. Taburkanlah serbuk gergaji pada percikan oli yang berserakan di lantai.

(24)

D. Alat dan bahan.

1. Alat

Ragum pipa Penggores Mistar besi

Sney langsung Sney tidak langsung meteran

Kuas kecil

2. bahan

NO URAIAN UKURAN ( INCHI) PANJANG KETERANGAN

1 Pipa galvanis Ø ½″ 25 cm 1 batang

2 Pipa galvanis Ø ¾″ 25 cm 1 batang

(25)

Gambar bahan

Pipa Galvanis

E. Langkah kerja.

1. Siapkan alat yang akan di gunakan.

2. Siapkan bahan yang akan di gunakan yaitu pipa yang telah di potong

pada job 1.

3. Ukur dan tandai panjang uliran pada masing-masing ujung pipa,yaitu:

- Pipa Ø ½″ = 1,5 cm

- Pipa Ø ¾ ″ = 1,7 cm

- Pipa Ø 1″ = 2 cm

4. Kikir sedikit permukaan ujung pipa yang akan di ulir agar memudahkan

penguliran.

5. Mengulir pipa tersebut dengan panjang uliran yang telah di sebutkan

pada poin 3 dengan sney tak langsung.

6. Bersihkan uliran dari bram.

(26)

8. Kemudian dengan langkah kerja yang sama, mengulir pipa dengan sney

langsung, dengan panjang uliran masing-masing.

9. Mencoba dahulu dengan alat sambung.

10.Bersihkan uliran dari bram/serpih bekas penguliran.

11.Setelah megulir dengan pipa, lalu memeriksakan hasil kerja pada

instruktur.

(27)

F. Gambar Hasil Kerja

Pipa galvanis Ø ½

Pipa galvanis Ø ½

P

(28)

G. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan praktikum ini,

yaitu :

1) Mengulir pipa dapat dilakukan dengn 2 cara yaitu dengan

menggunakan sney langsung dan sney tidak langsung.

2) Panjang uliran pipa tergantung pada diameternya.

2. Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan setelah melakukan praktikum ini,

yaitu :

1) Telitilah saat mengukur panjang uliran pada masing-masing

ujung pipa.

2) berhati-hatilah pada saat proses ppenguliran pipa baik itu dengan

(29)

3.3 Mengulir Pipa dengan Treading Machine.

A. Tujuan

Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini, diharapkan :

1. Dapat mengetahui dan memahami bagian-bagian dari Treading

Machine.

2. Dapat memotong pipa galvanis dengan treading machine.

3. Dapat membersihkan bram / serpihan dengan Treading Machine.

4. Dapat menyetel pisau ulir pada Treading Machine.

5.Dapat mengulir dengan Treading Machine.

B. Instruksi umum

4. Membersihkan bram dari hasil penguliran.

Semua bisa di lakukan pada mesin ini, dengan jalan menyetel saja. Tetapi

menggunakannya tidak dapat dipakai di lapangan, hanya pada

bengkel-bengkel saja dan hanya untuk ukuran pipa tertantu saja. Apabila ingin

membuat atau memasang instalasi di lapangan maka harus merencanakan dulu

ukuran pipa dan panjang pipa yang akan di ulir, barulah dapat mengerjakan

pipa tersebut.

C. Keselamatan Kerja.

1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan.

(30)

3. Gunakan rol penyangga (support) , apabila hendak memotong pipa yang

panjang.

4. Periksa oli apabila hendak di gunakan.

5. Pada saat proses penguliran, handel tidak boleh dibantu dengan tangan,

karena alat ini sudah bekerja secara otomatis.

6. Hati-hati sewaktu menyetel pisau jangan sampai tertukar.

D. Alat dan Bahan.

1. Alat

Treading Machine Rol penyangga Meteran

Penggores Kuas kecil Mistar baja

2. Bahan.

NO URAIAN UKURAN ( INCHI) PANJANG KETERANGAN

1 Pipa galvanis Ø 1″ 25 cm 1 batang

(31)

Gambar bahan

Pipa galvanis Minyak pelumas

E. Langkah Kerja.

1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan di gunakan

2. Membersihkan treading machine dengan kelengkapannya (pasang

pisau ulir di T-Dies yang sesuai ukuran pipa yang akan di ulir) dan

periksa juga olinya.

3. Masukkan pipa pada lubang pipa dan jepitlah dengan penjepit pipa. Jika

pipa terlalu panjang gunakan roll penyangga untuk menahan pipa.

Perlu di perhatikan pipa yang menjorok keluar minimal 12 cm dari

bagian muka penjepit.

4. Ukurlah panjang pipa dan panjang ulir pipa yang telah ditentukan

(32)

5. Mengatur posisi T-Dies pada landasan dan mengatur posisi

ukuran yang ada pada Treading Machine pada posisi 0 cm.

6. Membuka kunci T-Dies dan mengatur dalam penguliran pertama,

ukuran jangan di tempatkan sekaligus melainkan di lebihkan ± 3 mm, lalu

di kunci kembali.

7. Mulailah penguliran pertama dengan saklar dalam kondisi FOR.

8. Injaklah pedal agar mesin bisa berfungsi/bergerak.

9. Balas putaran dan membersihkan bram dengan merubah saklar.

10. Mengatur kembali pisau T-Dies dengan posisi pada ukuran

diameter pipa (sejajar dengan garis diameter).

11. Memulai penguliran yang ke dua dengan saklar pada poisisi FOR

dan menginjak pedal, setelah itu lakukan langkah kerja 9 untuk

mengembalikan pada posisi semula.

12. Melakukan langkah kerja 10 tetapi posisi T-Dies di lebihkan

(33)

13. Melakukan kembali langkah kerja 9 dan perlu di perhatikan

bahwa panjang uliran harus sesuai dengan ukuran panjang yang telah di

tandai tadi dan juga untuk outletoil harus selalu mengarah pada pipa yang

diulir (uliran pipa). Serta setiap selesai mengulir atau membalas uliran

pedal harus di lepas.

14. Mencoba memeriksa hasil uliran dengan alat sambungan jika

belum pas silahkan lanjutkan penguliran dan jika sudah pas silahkan akhiri

penguliran.

15. Mengatur posisi pipa cutter pada landasan dan ujung dari

pemotong di tempatkan pada garis pemotong.

16. Mengatur saklar pada posisi FOR dan menginjak pedal.

17. Aturlah burring reamer pada landasannya. lakukan

pembersihan bram dengan memutarkan handel kearah kebalikan

(34)

17. Melakukan pemotongan dengan menggunakan pipa cutter dan

mengatur pemotongan dengan memutar handel pipa cutter secara

perlahan-lahan sampai pipa tersebut terpotong, Lalu mengarahkan outlet Oil pada

pipa.

18. Melepaskan injakan pedal dan saklar dipindahkan dari posisi

FOR .

(35)
(36)

G. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dan saran yang dapat diperoleh setelah melakukan

praktikum ini, yaitu :

1) Mengulir, memotong, dan membersihkan bram / serpihan dapat

dengan mudah dilakukan sekaligus pada Treading machine.

2) Mengulir menggunakan Treading Machine lebih mudah di

bandingkan alat ulir manual.

3) Hasil uliran menggunakan Treading Machine lebih baik , tetapi

apabila pembersihan bram pipa terlalu dalam maka akan

mengakibatkan pipa menjadi tipis dan saat penguliran akan

mengakibatkan pipa tersebut menjadi rusak / penyot bahkan hancur.

4) Treading Machine tidak dapat di gunakan di lapangan tetapi

hanya dapat di gunakan di bengkel saja.

2. Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu tetaplah berhati-hati saat

mengoperasikan alat Treading machineb serta telitilah pada saat

pemotongan atau pada saat mengulir pipa agar tepat ukuran serta bagus

(37)

3.4 Membuat Instalasi Tertutup

A. Tujuan

Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini, diharapkan :

1. Dapat menggunakan alat sambung sesuai dengan fungsinya.

2. Dapat membuat instalasi tertutup dengan baik dan benar serta tidak

bocor.

B. Instruksi umum.

Pemasangan instalasi ini biasanya di pasang di pabrik untuk menyuling

seperti penyulingan minyak dari tumbuh-tumbuhan dan lain-lain dan juga pada

instalasi air bersih di rumah.

Dalam penyambungan, alat sambungan dengan pipa diusahakan tidak ada

kebocoran, salah satu cara mencegah hal itu adalah dengan melilitkan call tape

atau call haned dan dapat juga dengan tali goni sebelum pemasangan alat

sambung. Hal itu perlu di perhatikan karena pemasangan atau penyambungan

stop kran dan juga barrel union jangan sampai terbalik karena akan

mengakibatkan kebocoran.

C. Keselamatan kerja.

1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkanlah dari hal-hal yang

dapat mengganggu kelancaran kerja.

2. Bekerjalah sesuai petunjuk dari instruktur dan ikutilah langkah kerja

yang telah di tentukan.

3. Hati-hati pada bram yang tajam, terutama pada saat pengulitran

berlangsung.

4. Taburkanlah serbuk gergaji pada percikan oli yang berserakan di lantai.

(38)

D. Alat dan bahan.

1. Alat

Ragum Pipa Mistar baja Pemotong pipa

Burring reamer Penggores Gergaji besi

(39)
(40)

Kran Meteran air

E. Langkah kerja.

1. Siapkan pipaØ ½″ serta alat dan bahan lain yang akan digunakan.

2. Memotong pipa sesuai dengan panjang pipa dalam gambar kerja dan

sesuai dengan jumlah yang di butuhkan, gunakan penggores dan mistar

baja dalam mengukur pipa dan jangan lupa menggunakan oli untuk

mempermudah pemotongan.

3. Kikirlah sedikit permukaan ujung pipa yang akan diulir agar

memudahkan dalam penguliran.

4. Bersihkan bram dengan burring reamer atau kikir.

4. Ulir pipa dengan panjang 15 mm dan jangan lupa menggunakan oli

untuk mempermudah penguliran.

5. Sambung lah pipa-pipa tersebut dengan alat sambung tee, elbow,

socket. Jangn lupa melilitkan call tape pada masig-masing uliran pipa,

lalu pasang alat sambung dan kencangkan dengan kunci pipa.

6. Pasangkanlah barrel union sebagai akhir dari sambungan dan tetap

gunakan call tape pada uliran yang belum di lilitkan call tape dan

terakhir pasangkanlah stop kran.

7. Cocokanlah dengan gambar kerja

8. setelah itu periksakanlah pada instruktur guna dites kebocorannya

(41)
(42)

G. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan kegiatan

praktikum ini, yaitu :

1) Dalam membuat instalasi tertutup khususnya ketika pada saat

menyambung pipa dengan alat sambung harus menggunakan seltip

untuk mencegah kebocoran.

2) Harus menggunakan call tape seperlunya agar meminimalis

dalam penggunaannya.

2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan, yaitu pada saat pemasangan stop

kran dan barrel union jangan sampai terbalik dan harus hati-hati agar kran

tidak patah dan mengakibatkan kebocoran. Kemudian jangan lupa untuk

selalu memasang cell tape disetiap penyambungan untuk mencegah

(43)

3.5 Memasang Bak Cuci Tangan

A. Tujuan

Setelah melakukan praktikum ini,diharapkan dapat :

1. Memasang bak cuci tangan yang dipasang pada dinding tembok dengan

benar.

2. Menjelaskan cara mengatasi kesulitan yang timbul dalam pemasangan bak

cuci tangan.

B. Instruksi Umum

Bak cuci tangan atau westafel adalah saniter yang temasuk dalam kelompok

alat saniter badan ( ablutionary fixtures ). Kegunaan westafel adalah untuk

mencuci anggota badan ( tangan dan muka ). Bak cuci tangan,pada umumnya

dipasang pada tembokyang lurus. Dalam hal pemasangannya dapat dilengkapi

dengan kabinet/meja yang memungkinkan untuk menyimpan barang-barang

dibawahnya. Selain itu, ada juga yang dilengkapi dengan kaki dibawahnya dari

1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkanlah dari hal-hal yang dapat

mengganggu kelancaran kerja.

2. Hati-hati pada waktu mengangkat / membawa atau bekerja dengan

menggunakan bak cuci tangan karena mudah pecah bila jatuh atau terbentur

alat yang keras.

3. Bekerjalah sesuai dengan petunjuk dari instruktur serta ikutilah langkah

(44)

D. Alat dan Bahan

1. Alat

Rol meter Penggores Waterpass

Burring reamer Kunci inggris Obeng

Bor beton Sney langsung Gergaji besi

(45)

2. Bahan

Pipa galvanis Ø ½’’ Westafel lengkap Alat sambung

-Seal tape Fisher plastik Sekrup 1”

E. Langkah Kerja

1. Persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini.

2. Pelajari gambar kerja.

3. Angkat dan rapatkan bak cuci tangan pada dinding tembok dan bak cuci

tangan tersebut akan dipasang dan aturlah tingginya sesuai dengan

ukuran yang terdapat pada gambar kerja.

4. Tandai dengan pensil pada dinding tembok,baik tinggi maupun as pada

dinding tembok.

5. Ukur dann beri tanda dengan penitik, tempat kedudukan besi

penggantung pada dinding tembok

6. Pasangkan fisher plastik pada dinding tembok yang telah diberi tanda

tadi dengan memakai bor tembok.

7. Pasangkan besi penggantung pada fisher plastik dengan skrup kayu.

8. Gantungkan bak cuci tangan pada besi penggantung.

9. Periksa kedudukannya dengan waterpass dan aturlah hingga datar dan

(46)

10. Pasangkan socket pada bagian bawah kran air yang dipasang pada bak

cuci tangan :

- Bagian kran air yang berulir harus dipasangkan seal tape lebih

dahulu

- Untuk menguatkan kran pergunakanlah kunci inggris.

11. Ukurlah jarak dari socket sampai pada elbow yang akan dipasang pada

pipa pemasukan ( pipa inlet ).

12. Potong pipa galvanis diameter ½’’ sepanjang jarak dari socket sampai

elbow dikurangi panjang barrel union.

13. Potong pipa tersebut menjadi dua sama panjang kemudian ulirlah pada

masing-masing kedua ujungnya.

14. Sambungkan kedua pipa tersebut,masing-masing pada socket dan elbow

pada bagian ujung lainnya pada barrel union.

- Semua bagian/ujung pipa yang berulir harus dipasang seal tape

lebih dahulu.

- Demikian pula halnya pada barrel union harus dipasang seal tape

lebih dahulu.

15. Kencangkan barrel union dengan kunci pipa sehingga kedua pipa tersebut

tersambung dengan baik.

16. Sambungkan trap/pipa anti bau dari bak cuci tangan ke pipa pembuang (

pipa outlet )

17. Cobalah kerapatan sambungannya dengan mengalirkan air.

(47)
(48)

G. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan praktikum ini,

yaitu :

1) Bak cuci tangan atau westafel adalah saniter yang temasuk dalam

kelompok alat saniter badan ( ablutionary fixtures ). Kegunaan westafel

adalah untuk mencuci anggota badan ( tangan dan muka ).

2) Bak cuci tangan terbuat dari bahan yang mudah pecah, sehingga

dalam pemasangannya harus dengan hati-hati.

2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan praktikum ini

(49)

3.6 Memasang Bak Cuci Piring

A. Tujuan

Setelah melakukan praktikum ini,di harapkan dapat :

1. Memasang bak cuci piring yanng dipasang pada dinding tembok

dengan sempurna.

2. Menjelaskan cara mengatasi kesulitan yang timbul dalam

pemasangan bak cuci piring dengan cepat.

B. Instruksi Umum

Bak cuci piring ( sink ) adalah salah satu alat plumbing yang

termasuk alat saniter lemak ( greasy water fixtures ). Kegunaannya adalah

untuk melayani air bekas yang mengandung lemak,seperti mencuci

piring,gelas,panci,dan lain-lain yang berasal dari dapur. Bak cuci piring

biasanya dipasang didapur rumah tinggal,hotel,rumah sakit dan

lain-lain.Ada dua cara pemasangan bak cuci piring yaitu pemasangan terbuka

dan pemasangan tertutup. Pemasangan terbuka adalah bak cucipiring di

pasang rapat dengan dinding tembok tanpa penutup di bawahnya.

Pemasangan tertutup adalah bak cuci piring dipasang rapat atau

tidsk rapat pada dinding tembok dan tertutup dibawahnya. Hal ini

dimaksudkan untuk tempat menyimpan alat-alat dapur

Dalam pemasangan bak cuci piring harus kuat dan

rata.Sambungan lubang bak cuci piring dengan perangkap air ( trap ) harus

baik agar tidak bocor. Untuk pemasangan tertutup sebagai dudukan bak cuci

piring ( kabinet ) dapat di pakai miltipleks atau meja beton yang dipasangi

ubin keramik. Unntuk pemasangan terbuka sebagai dudukan dipakai besi

(50)

C. Keselamatan Kerja

1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkanlah dari hal-hal

yang dapat mengganggu kelancaran kerja.

2. Hati-hati pada waktu mengangkat/membawa atau memasang

bak cuci piring

3. Sebelum bekerja periksa semua alat dan bahan yang akan

digunakan dalam keadaan baik dan aman.

D. Alat dan Bahan

1. Alat

Rol meter Pensil/spidol Kunci pipa

Kunci inggeris Bor tembok Gergaji besi

(51)

2. Bahan

Pipa galvanis Ø ½’’ Bak cuci piring lengkap Alat sambung

Seal tape Pipa PVC Ø 1” Pipa PVC Ø ¾”

Besi siku Sekrup

E. Langkah Kerja

1. Persiapkan semua bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini.

2. Pelajari gambar kerja.

3. Ukurlah tinggi pemasangan bak cuci piring pada dinding tembok dan

ukur dari permukaan lanttai sesuai dengan ukuran gambar kerja.

4. Tandai dengan pensil pada dinding tembok batas atas dan batas bawah

bak cuci piring.

5. Malkan besi siku yang akan digunakan sebagai dudukan padda dinding

(52)

6. Tandai dengan pensil pada dinding tembok yang akan di bor, pastikan

permukaan besi siku datar ( waterpas ) dan tegak terhadap dinding

tembok.

7. Buatlah lubang untuk pemasangan fisher dan pipa pembuang

8. Pasang besi siku ( dudukan ) pada dinding tembok dan perkuatlah dengan

skrup.

9. Pasang bak cuci piring di atas siku dan periksa permukaannya dengan

waterpass dan perkuat dengan skrup.

10. Pasang perangkat air ( trap ) tepat dibawah kedudukan lubang pembuang

dan hubungkan trap pada dinding pembuang.

11. Hubungkan dengan sumber air ( air panas /air dingin ) pada kran air.

12. Cobalah periksa kebocoran sambungan dengan jalanmengalirkan air dari

kran.

(53)
(54)

G. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan praktikum ini,

yaitu :

1) Bak cuci piring ( sink ) adalah salah satu alat plumbing yang

termasuk alat saniter lemak ( greasy water fixtures ). Kegunaannya

adalah untuk melayani air bekas yang mengandung lemak,seperti

mencuci piring,gelas,panci,dan lain-lain yang berasal dari dapur.

2) Ada dua cara pemasangan bak cuci piring yaitu pemasangan

terbuka dan pemasangan tertutup.

2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan yaitu berhati-hatilah saat pemasangan

bak cuci piring terutama pada saat peletakannya serta pastikan sambungannya

(55)

3.7 Memasang Kloset Duduk

A. Tujuan

Setelah melakukan kegiatan praktikum,diharapkan dapat :

1. Memasang kloset duduk yang dipasang diatas lantai dengan benar.

2. Mampu menjelaskan cara mengatasi kesulitan yang timbul dalam

pemasangan kloset duduk.

B. Instruktur Umum

Kloset duduk adalah salah satu alat plumbing yang termasuk dalam

kelompok alat saniter ( soil fixture ) dan digunakan untuk tempat buang air

besar / ktoran manusia.

Kloset duduk terbagi beberapa golongan menurut konstruksinya :

- Tipe Wash Out

Adalah suatu tipe kloset yang kotoran tidakjatuh kedalam air yang

merupakan sekat,melainkan pada permukaan penampung yang agak luas dan

sedikit berair, sehingga pada waktu pengelontoraan sering tidak

diperbolehkan digunakan di Indonesia.

- Tipe Wash Down

Adalah tipe kloset yang kotoran langsung atau tidak langsung kedalam air

sekat,sehinngga bau yang ditimbulkan akibat sisa kotoran berkurang bila

dibandingkan dengan wash out.

- Tipe Sifon

Bila dibandingkan dengan tipe wash out ,tipe ini mempunyai konstruksi

jalannya air buangan lebih rumit untuk sedikit menunda aliran air buangan

tersebut,sehingga timbulefek sifon. Jumlah air yang di tahan dalam mangkuk

sebagai sekat,lebih banyak. Selain itu, permukaan airnya lebih tinggi

dibandingkan dengan wash down. Oleh karenaitu,bau yang ditimbulkan lebih

berkurang lagi pada tipe ini.

- Tipe sifon Jet

Tipe ini dibuat agar menimbulkan efek sifon yang lebih kuat, dengan

(56)

buangan. Bila tipe ini dibandingkan dengan tipe sifon ,tipe sifon jet akan

menggunakan air penggelontor lebih banyak.

Cara penggelontoran kloset duduk ada dua macam,yaitu dengan katup

gelontor dan dengan tangki gelontor.

C. Keselamatan Kerja

1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkanlah dari hal-hal yang

dapat mengganggu kelancaran kerja.

2. Hati-hati pada waktu mengangkat/membawa atau memasang kloset

duduk karena mudah pecah jika terbentur benda keras.

3. Sebelum bekerja periksa semua alat dan bahan yang akan digunakan

dalam keadaan baik dan aman.

D. Alat dan Bahan

1. Alat

Rol meter Pensil penggores

Waterpass

(57)

2. Bahan

Fisher plastik

Fisher Plastik Kloset duduk Seal tape

Skrup kuningan

E. Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Pelajari gambar kerja

3. Ukurlah jarak kedudukan kloset duduk ( diukur dari tangki gelontor ) dari

dinding ke garis tengah lubang pembuangan ( outlet ).

4. Malkan kloset duduk tersebut dengan memperhatikan jarak diatas,tepat

pada titik tengah lubang pembuang.

5. Berilah tanda pada lantai persis dibawah lubang skrup kloset duduk

untuk pemasangan fisher.

6. Buatlah lubang fisher pada lantai yang telah diberi tanda

7. Pasanglah adaptor pada pipa pembuang.

8. Pasang kloset duduk dengan keduuduukkan tegak mendatar

9. Kuatkan kloset duduk dengan skrup kuningan.

10.Pasang tangki pengelontornpada kloset duduk.

(58)

12.Cobalah dengan mengisi tangki penggelontor dan tekan tombol tangki

penggelontor

13.Periksa hasil praktikumm pada pembimbing apabila pekerjaan telah

(59)
(60)

G. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diberikan setelah melakukan praktikum ini,

yaitu :

1) Kloset duduk adalah salah satu alat plumbing yang termasuk

dalam kelompok alat saniter ( soil fixture ) dan digunakan untuk tempat

buang air besar / ktoran manusia.

2) pelampung pada bagian dalam bak air kloset duduk berfingsi

sebagai pengontrol air. Pipa tekan yang ada pada shower berfungsi

sebagai penghubung dengan sistem instalasi air.

2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan praktikum ini

yaitu pemasangan kloset duduk harus dilakukan dengan hati-hati karena

(61)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum kerja pipa, dapat kami simpulkan

bahwa praktek kerja pipa merupakan tempat dimana kita belajar mengolah atau

mengontrol air bersih.Tentu hal ini merupakan suatu hal yang penting. Suatu

praktek akan berjalan dengan baik serta menghasilkan sesuatu yang produktif

ketika kita dalam praktek memperhatikan keselamatan kerja, instruksi umum

serta menerapkan langkah kerjanya dengan baik.

4.2 Saran

Saran yang dapat kami berikan yaitu hendaknya kita benar-benar

mempelajari syarat-syarat pipa serta hal-hal yang berkaitan dengan kerja pipa,

agar kita juga bisa mengaplikasikannya ketika sudah dilapangan. Kemudian

hendaklah selalu mengutamakan keselamatan kerja.Diharapkanagar

parapembimbingtetapmemberarahanselamapraktekberjalan, begitupun agar

Gambar

Gambar Bahan
Gambar  bahan
Gambar bahan
Gambar bahan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan makna tarajji, dapat kita artikan bahwa orang yang berpuasa berharap dengan perantaraan puasanya ia dapat menjadi orang yang

(2) Kecepatan (km/jam) suatu kendaraan yang tidak tertahan oleh kendaraan lain (yaitu kecepatan dimana pengemudi merasa nyaman BEBAS.. untuk bergerak pada

[r]

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan

Terjadi gerak relatif antara perkakas potong dengan benda kerja, yang diberikan oleh kecepatan gerak pemotongan yang memberikan gaya dan daya yang cukup untuk melawan tahanan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap burung di tiga habitat berbeda yaitu hutan sekunder, aliran Sungai Nilo, dan perkebunan didapatkan 79 jenis burung yang

Promoting writing experiences mean that each students in learning community share their writing experiences so that each of them can learn each other relating to

Teaching mathematics and science in English in Malaysian classrooms: The impact of teacher beliefs on classroom practices and student learning. The organization of the