• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mempelajari Cara Pegolahan, Lama Penyimpanan Pemanasan Ulang Terhadap Kandungan Zat Besi Sayur Daun Jintan (Coleus amboinicus Lour.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mempelajari Cara Pegolahan, Lama Penyimpanan Pemanasan Ulang Terhadap Kandungan Zat Besi Sayur Daun Jintan (Coleus amboinicus Lour.)"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ELVA SIKANJUNTAK. ~ e m p e l a j a r i Cara Pengolahan, Lama Penyimpanan dan Panas Ulang terhadap Kandungan Zat Besi Sayur Daun Jintan (Coleus amboinicus Lour). (Di bawah bimbinqan Sudjana Sibarani dan Vanda Julita).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahul kan- dungan zat besi daun jintan, mempelajari cara pengolahan, pengaruh lama penyimpanan dan panas ulang terhadap kandun- gan zat besi sayur daun jintan (Coleus amboinicus Lour).

Penelitian dilaksanakan di Laboratorlum Terpadu Analisa Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Laboratorium Pengolahan Pangan dan Analisa Zat gizi, Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber daya Keluarga, Fakultas Pertanian. Penelitian dilaksanakan sejak bulan J u n i sampai bulan Agustus 1992. Penelitian dilakukan melalul dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan untuk mencari cara pengolahan daun jintan sebagai sayuran yang siap dikonsum- si, penelitian lanjutan dilakukan analisis zat besi pada daun jintan segar maupun olahan.

Analisa data dilakukan dengan menggunakan rancangan faktorial (Sudjana 1988) dan uji lanjutan dengan mengguna- kan uji jarak Duncan (Steel dan Torrie, 1991).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan zat besl daun jintan segar adalah 6,83 mg dalam 100 gr berat yang dapat dimakan (bdd). Pengolahan yang dilakukan adalah dengan cara menumbuk, merebus, dan mengukus daun jintan segar dan selanjutnya pada masing-masing pengolahan diberl santan mendidih, asam dan garam.

Pada pengolahan dengan cara menumbuk daun jintan segar mengalami leaching zat besi yang tertinggi. Besar- nya leaching zat besi pada pengolahan tumbuk, rebus, dan kukus masing-masing berturut-turut adalah 81,03 %, 76,19% dan 73,63%. Hasil uji sidik ragam bahwa ketiga cara pengolahan tidak berbeda nyata.

Sayuran yang tidak habis dikonsumsi dan di simpan pada suhu kamar. Adanya penyimpanan itu akan meningkatkan

leaching zat besi pada pengolahan kukus yaitu sebesar 1,83%. Sedangkan pada pengolahan tumbuk dan rebus tidak terjadi peningkatan leaching.

(3)

MEMPELAJARI CARA PENGOLAHAN, LAMA PENYIMPANAN,

PEMANASAN ULANG TERHADAP KANDUNGAN

ZAT BESI SAYUR DAUN JINTAN

(Coleus amboinicus Lour.)

Skr ipsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ELVA SIMANJUNTAK

A. 24.1323

JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

J u d u l : MEMPELAJARI CARE: PENGOLAHAN, LAMA PE-

NYIMPANAN, PEMANASAN ULANG TERHADAP KANDUNGAN ZAT BESI SAYUR DAUN JINTAN

(Coleus amboinicus Lour.)

Nama Mahasiswa : ELVA SIMANJUNTAK

Nomor Pokok : A. 24 1323

Menyetujui :

/

Dr.Ir. Sudjana Sibarani, M.Sc NIP. 130 234 8 1 2

Dosen Pembimbing I1

Dra. Vanda Julita NIP. 130 879 334

Mengetahui :

(5)

Penulis dilahirkan tanggal 2 0 Juni 1 9 6 9 , di Porsea, Tapanuli Utara. Penulis adalah anak ketiga dari sembilan bersaudara dari keluarga Bapak T. Simanjuntak dan Ibu J .

Penulis luPus darl Sekolah Dasar Negeri 3 Porsea tahun 1 9 8 1 , Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Porsea pada tahun 1 9 8 4 , dan Sekolah Menengah Atas Negeri Porsea pada tahun 1 9 8 7 .

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)

ELVA SIKANJUNTAK. ~ e m p e l a j a r i Cara Pengolahan, Lama Penyimpanan dan Panas Ulang terhadap Kandungan Zat Besi Sayur Daun Jintan (Coleus amboinicus Lour). (Di bawah bimbinqan Sudjana Sibarani dan Vanda Julita).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahul kan- dungan zat besi daun jintan, mempelajari cara pengolahan, pengaruh lama penyimpanan dan panas ulang terhadap kandun- gan zat besi sayur daun jintan (Coleus amboinicus Lour).

Penelitian dilaksanakan di Laboratorlum Terpadu Analisa Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Laboratorium Pengolahan Pangan dan Analisa Zat gizi, Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber daya Keluarga, Fakultas Pertanian. Penelitian dilaksanakan sejak bulan J u n i sampai bulan Agustus 1992. Penelitian dilakukan melalul dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan untuk mencari cara pengolahan daun jintan sebagai sayuran yang siap dikonsum- si, penelitian lanjutan dilakukan analisis zat besi pada daun jintan segar maupun olahan.

Analisa data dilakukan dengan menggunakan rancangan faktorial (Sudjana 1988) dan uji lanjutan dengan mengguna- kan uji jarak Duncan (Steel dan Torrie, 1991).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan zat besl daun jintan segar adalah 6,83 mg dalam 100 gr berat yang dapat dimakan (bdd). Pengolahan yang dilakukan adalah dengan cara menumbuk, merebus, dan mengukus daun jintan segar dan selanjutnya pada masing-masing pengolahan diberl santan mendidih, asam dan garam.

Pada pengolahan dengan cara menumbuk daun jintan segar mengalami leaching zat besi yang tertinggi. Besar- nya leaching zat besi pada pengolahan tumbuk, rebus, dan kukus masing-masing berturut-turut adalah 81,03 %, 76,19% dan 73,63%. Hasil uji sidik ragam bahwa ketiga cara pengolahan tidak berbeda nyata.

Sayuran yang tidak habis dikonsumsi dan di simpan pada suhu kamar. Adanya penyimpanan itu akan meningkatkan

leaching zat besi pada pengolahan kukus yaitu sebesar 1,83%. Sedangkan pada pengolahan tumbuk dan rebus tidak terjadi peningkatan leaching.

(62)

MEMPELAJARI CARA PENGOLAHAN, LAMA PENYIMPANAN,

PEMANASAN ULANG TERHADAP KANDUNGAN

ZAT BESI SAYUR DAUN JINTAN

(Coleus amboinicus Lour.)

Skr ipsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ELVA SIMANJUNTAK

A. 24.1323

JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(63)

J u d u l : MEMPELAJARI CARE: PENGOLAHAN, LAMA PE-

NYIMPANAN, PEMANASAN ULANG TERHADAP KANDUNGAN ZAT BESI SAYUR DAUN JINTAN

(Coleus amboinicus Lour.)

Nama Mahasiswa : ELVA SIMANJUNTAK

Nomor Pokok : A. 24 1323

Menyetujui :

/

Dr.Ir. Sudjana Sibarani, M.Sc NIP. 130 234 8 1 2

Dosen Pembimbing I1

Dra. Vanda Julita NIP. 130 879 334

Mengetahui :

(64)

Penulis dilahirkan tanggal 2 0 Juni 1 9 6 9 , di Porsea, Tapanuli Utara. Penulis adalah anak ketiga dari sembilan bersaudara dari keluarga Bapak T. Simanjuntak dan Ibu J .

Penulis luPus darl Sekolah Dasar Negeri 3 Porsea tahun 1 9 8 1 , Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Porsea pada tahun 1 9 8 4 , dan Sekolah Menengah Atas Negeri Porsea pada tahun 1 9 8 7 .

Referensi

Dokumen terkait

furosemid inhalasi diberikan 40 mg/12 jam selama perawatan, sedangkan variabel tergantung adalah IL-8 plasma dan lama rawat pasien PPOK eksaserbasi akut. Analisis yang

Champignon ..Pada kenyataannya beberapa pendataan data jamur dan hasil produksi nya masih dilakukan dengan prosedur manual, misalnya pada contoh kasus penerimaan data

This final project report describe the problems faced by Tourism and Culture Office Boyolali to promote Boyolali tourism attraction and the strategies to overcome the problems..

Munculnya penyimpangan tersebut kalau dilihat dari pertumbuhannya antara dulu dan sekarang sangatlah berbeda yaitu bila waktu lalu bahwa kaum lesbian adalah para wanita

Dari segi hukum, imam As-Syaibani membagi usaha-usaha perekonomian menjadi dua yaitu fardhu khifayah dan fardhu ‘ain berbagai usaha perekonomian dihukum

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: pH tanah, drainase tanah, permeabilitas tanah, erosi, kemiringan lereng, batu besar, batu kecil, tekstur tanah,

(1)WAJIB PAJAK RESTORAN WAJIB MELEGALISASI BON PENJUALAN ( BILL ) KEPADA KEPALA DINAS PENDAPATAN DAERAH, KECUALI DITETAPKAN LAIN OLEH KEPALA DINAS PENDAPATAN

Saya merasa belum bisa untuk menangani tingkah laku anak yang tidak sesuai.. Saya merasa kesulitan untuk mengajarkan anak saya dalam melakukan perawatan diri sendiri