• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUESIONER MOTIVASI KERJA PEGAWAI MODEL A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KUESIONER MOTIVASI KERJA PEGAWAI MODEL A"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KUESIONER

MOTIVASI KERJA PEGAWAI (MODEL

ABRAHAM MASLOW)

EKO HERTANTO

PROGRAM PASCASARJANA

Kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah motif (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu.

Abraham Sperling dalam Mangkunegara (2013:93), mengemukakan bahwa “Motive is defined as a tendency to activity, started by a drive and ended by an adjustment. The adjustment is said to satisfy the motive”. (Motif didefinisikan sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Penyesuaian diri dikatakan untuk memuaskan motif).

Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa motif merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.

Menurut Robbins (2003:424), mengatakan motivasi adalah keinginan untuk menggunakan tenaga tingkat tinggi dari usahanya untuk mencapai tujuan organisasi, yang dikondisikan dengan kemampuan memuaskan beberapa tujuan individu (the willingness to exert high level of effort toward organizational goals, conditioned by the efford of ability to statisfy same individual need). Sedangkan menurut Hasibuan (2007:95), motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Kemudian Uno (2007:1), mendefinisikan motivasi adalah suatu proses yang

ikut menentukan intensitas, arah, ketekunan individu dalam usaha mencapai tujuan, motivasi adalah kekuatan baik dari dalam maupun luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Ishak dan Hendri (2003:12), motivasi sebagai suatu hal pokok yang menjadi dorongan setiap motif untuk bekerja. Kemudian Kreitner dan Kinicki (2008:147-148), mengemukakan, motivasi adalah proses psikologis yang menimbulkan dan mengarahkan kepada tujuan yang diarahkan oleh perilaku (Motivation is psychological process that arouse and direct goal-directed behavior). Sedangkan Rivai (2004:455), mendefinisikan motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu.

Anoraga (2006:34), mengartikan motivasi sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan tertentu. Sedangkan Chuck (2005:550), mendefinisikan motivasi sebagai “Motivationis the set of forces that initiates, directs, and makes people persist in their effort to accomplish a goal”. Motivasi adalah sebuah upaya yang menginisiatifkan, mengarahkan dan membuat orang secara teguh dalam usaha mereka untuk mencapai tujuan.

(2)

Von Glinow (2010:34), motivasi didefiniskan sebagai kekuatan di dalam diri seseorang yang mempengaruhi arah perilaku, intensitas, dan ketekunan secara sukarela. Jadi dapat disimpulkan

bahwa motivasi mempunyai arti yang sama dengan motif, yakni sebagai suatu daya pendorong untuk melakukan sesuatu.

Gambar 1

Motivasi sebagai Pembangkit Dorongan

Keterangan: Bilamana suatu kebutuhan tidak terpuaskan maka timbul drive dan aktivitas individu untuk merespon perangsang (incentive) dalam tujuan yang diinginkan. Pencapaian tujuan akan menjadikan individu mereka puas.

Sedarmayanti (2014:233), mengatakan motivasi, merupakan kesediaan mengeluarkan tingkat upaya tinggi ke arah tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi kebutuhan individual. Unsur upaya merupakan intensitas. Bila seseorang termotivasi ia akan mencoba kuat. Tujuan organisasi adalah upaya yang seharusnya. Kebutuhan sesuatu

keadaan internal yang menyebabkan hasil tertentu tampak menarik. Dari batasan yang telah diutarakan secara sederhana dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan timbulnya perilaku yang mengarah pada tujuan tertentu dengan penuh komitmen sampai tercapainya tujuan yang dimaksud.

Berikut adalah gambar hambatan pemenuhan kebutuhan dan akibatnya:

Gambar 2

Hambatan Pemenuhan Kebutuhan dan Akibatnya

Sumber: Sedarmayanti, 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Penerbit: PT.Refika Aditama, Bandung, h. 234.

Pendekatan motivasi adalah bahwa pemimpin menciptakan iklim yang dapat membuat anggota merasa termotivasi. Anggota hendaknya mendapat inspirasi sehingga merasakan adanya harapan dan

ketersediaan dalam organisasi dimana ia bekerja. kepemimpinan dan motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam kebanyakan

Drive Incentive Goal

Unsatisfied Unsatisfied

Hambatan Motif yang kuat Hambatan

Hambatan

(3)

hal, motivasi seorang individu akan timbul karena pengaruh pemimpin yang efektif.

Motivasi adalah keandalan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi dorongan kegiatan atau gerakan dan mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. Oleh karena itu, motivasi kerja merupakan pendorong untuk mengarahkan karyawan dan hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya motivasi dalam kepuasan kerja di dalam suatu organisasi.

Dari beberapa pengertian tersebut berarti pula semua teori motivasi bertolak dari prinsip utama

bahwa: “manusia (seseorang) hanya melakukan suatu kegiatan, yang menyenangkannya untuk dilakukan”.

Teori-teori motivasi diklasifikan atau dikelompokkan atas:

1. Teori Kepuasan (Content Theory) yang memusatkan pada apa-nya motivasi.

2. Teori Motivasi Proses (Process Theory) yang memusatkan pada bagaimana-nya motivasi.

Sumber: Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Cetakan Ketiga Belas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), h. 169.

Teori kepuasan mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak serta berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilakunya. Teori ini mencoba menjawab pertanyaan kebutuhan apa yang memuaskan seseorang dan apa yang mendorong semangat bekerja seseorang.

Hal yang memotivasi semangat kerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasan baik materiil maupun nonmaterial yang diperolehnya sebagai imbalan balas jasa dari jasa yang diberikannya kepada perusahaan.

Apabila materiil dan nonmaterial yang diterimanya semakin memuaskan, semangat kerja seseorang akan semakin meningkat.

TUJUAN MEMOTIVASI KARYAWAN

Menurut Hasibuan (2009:146, tujuan motivasi antara lain sebagai berikut: 1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja

karyawan.

2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan. 3. Mempertahankan kestabilan karyawan

(4)

7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan.

8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan. 9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan

terhadap tugas-tugasnya.

10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW

Teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, yaitu hirarki lima kebutuhan dengan tiap kebutuhan secara berurutan dipenuhi. Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi maka pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.

Abraham Maslow mengemukakan teori motivasi yang dinamakan Maslow’s dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan makan, minum, perumahan, dan sebagainya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan ini merangsang seseorang berperilaku atau bekerja giat.

2. Safety and Security Needs

Safety and Security Needs adalah kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan. Kebutuhan ini mengarah kepada dua bentuk:

(1) Kebutuhan akan keamanan jiwa di tempat pekerjaan; (2) Kebutuhan akan kemananan harta di tempat pekerjaan pada waktu jam kerja.

3. Affiliation or Acceptance Needs

Affiliation or Acceptance Needs adalah kebutuhan sosial, teman, afiliasi, interaksi, dicintai dan mencintai, serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat lingkungannya. Karena manusia adalah makhluk sosial, sudah jelas ia mempunyai kebutuhan-kebutuhan sosial yang terdiri dari empat golongan, yaitu: (1) Kebutuhan akan diterima orang lain (sense of belonging); (2) Kebutuhan akan dihormati (sense of importance); (3) Kebutuhan akan kemajuan dan tidak gagal (sense of achievement); (4) Kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participation).

4. Esteem or Status Needs

Esteem or Status Needs adalah kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. Prestise dan status dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai simbol status itu.

5. Self Actualization

Self Actualization adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan.

(5)

KESIMPULAN

Motivasi (motivation) dalam manajemen ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi merupakan pendorong untuk mengarahkan karyawan menunjukkan betapa pentingnya motivasi dalam kepuasan kerjadi dalam suatu organisasi. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri (drive arousal).

Teori kepuasan mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak serta berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri karyawan yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilakunya.

Hal yang memotivasi semangat kerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasan baik materiil maupun nonmaterial yang diperolehnya sebagai imbalan balas jasa dari jasa yang diberikannya kepada perusahaan. Apabila materiil dan nonmaterial yang diterimanya semakin memuaskan, semangat kerja seorangkaryawan akan semakin meningkat. Salah satu tujuan motivasi adalah meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.

Salah satu variabel yang secara konsisten ditemukan berhubungan dengan kinerja adalah motivasi kerja. Motivasi pada suatu organisasi atau perusahaan bertujuan untuk mendorong semangat kerja para karyawan agar mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilan. Motivasi kerja karyawan dalam suatu organisasi dapat dianggap sederhana dan dapat pula menjadi masalah yang kompleks, karena pada dasarnya manusia mudah untuk dimotivasi dengan memberikan apa yang menjadi keinginannya. Apabila kondisi ini tidak terjadi, maka akan

menurunkan motivasi kerja pegawai dan akan berdampak pada kinerja karyawan yang menurun.

Motivasi merupakan timbulnya perilaku yang mengarah pada tujuan tertentu dengan penuh komitmen sampai tercapainya tujuan yang dimaksud. Karyawan hendaknya mendapat inspirasi sehingga merasakan adanya harapan dan ketersediaan dalam organisasi dimana ia bekerja. Apabila karyawan kebutuhannya tidak terpenuhi maka karyawan tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi maka karyawan tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.

Berdasarkan pernyataan tersebut untuk mendapatkan hasil kerja yang berkualitas dan berkuantitas maka seorang karyawan membutuhkan motivasi dalam dirinya yang akan berpengaruh terhadap semangat kerjanya sehingga meningkatkan kinerjanya.

(6)

INDIKATOR MOTIVASI KERJA PEGAWAI MODEL ABRAHAM MASLOW:

1. PHYSIOLOGICAL NEEDS

2. SAFETY AND SECURITY NEEDS

3. AFFILIATION OR ACCEPTANCE NEEDS

4. ESTEEM OR STATUS NEEDS

5. SELF ACTUALIZATION

KRITERIA JAWABAN

SKOR PENILAIAN

SS

=

Sangat Setuju

5

S

=

Setuju

4

KS

=

Kurang Setuju

3

TS

=

Tidak Setuju

2

STS

=

Sangat Tidak Setuju

1

No

PERTANYAAN

SS

S

KS

TS

STS

Physiological Needs

1

Gaji sebagai karyawan di perusahaan ini telah

mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga

2

Gaji yang diperoleh sebagai karyawan di

perusahaan ini sudah sesuai dengan

pekerjaan yang dilakukan

3

Penghasilan yang diterima dari di perusahaan

ini sudah sangat memuaskan

4

Gaji yang diterima saat ini dapat disisihkan

untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan

5

Tunjangan yang diperoleh dari bekerja di

perusahaan ini sudah layak dan memuaskan

6

Kebutuhan yang diterima setiap bulan dapat

memenuhi kebutuhan primer keluarga

7

Gaji yang diterima saat ini dapat memenuhi

kebutuhan sandang keluarga

8

Tunjangan yang saya peroleh dari

perusahaan sudah mencukupi kebutuhan

hidup saat ini

9

Perusahaan ini sangat peduli terhadap

kesejahteraan para karyawannya

10

(7)

11

Jaminan kesehatan yang diberikan oleh

perusahaan cukup baik

12

Gaji yang diterima para karyawan diberikan

tepat pada waktunya

13

Jam istirahat yang diberikan oleh perusahaan

sudah cukup

14

Bekerja pada perusahaan ini dapat menjamin

kehidupan saya di hari tua

Safety or Security Needs

15

Kondisi ruangan kerja yang digunakan cukup

aman

16

Perlengkapan dan peralatan bekerja di

perusahaan ini cukup aman dan memadai

untuk digunakan

17

Keselamatan kerja di perusahaan ini sudah

diperhatikan dengan baik

18

Perlengkapan kesehatan telah disediakan

oleh perusahaan bagi para karyawan yang

membutuhkan

19

Perusahaan

memberikan

informasi

keselamatan kepada para karyawan apabila

dalam keadaan darurat

19

Keamanan di lingkungan perusahaan sudah

dikelola dengan baik

Affiliation or Acceptance Needs

20

Saudara dapat bersosialisasi dengan baik

terhadap sesama rekan kerja di lingkungan

perusahaan

21

Saudara mendapat pengakuan dan

penghargaan dari teman kerja saat berhasil

melakukan pekerjaan dengan baik

22

Dengan tanggung jawab yang lebih besar,

saya merasa dapat lebih dihormati oleh rekan

kerja

23

Saudara dapat mengetahui kemajuan yang

sudah saudara capai ketika mampu

menyelesaikan tugas pekerjaan yang

dibebankan

24

Saudara sering ikut terlibat di dalam

(8)

perusahaan

25

Hubungan kerja sesama rekan kerja di

perusahaan ini cukup baik

26

Hubungan kerja antara atasan dan bawahan

baik dan tidak kaku

27

Saya merupakan bagian dari suatu tim kerja

yang baik di dalam perusahaan

28

Saya ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan

kebersamaan yang diadakan oleh

perusahaan

29

Saya ikut berpartisipasi dalam berbagai

perkumpulan yang diadakan oleh para

karyawan

30

Saya merasa senang karena karyawan di

perusahaan ini bisa menerima saya sebagai

rekan kerja yang baik

31

Saya merasa senang bila pengabdian saya

selama bekerja di perusahaan ini diakui oleh

atasan

Esteem or Status Needs

32

Atasan memberikan penghargaan bagi

bawahan yang berprestasi bilamana mampu

menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan

tepat waktu

33

Selama ini perusahaan mengakui dan

menghargai hasil kerja saya

34

Atasan belum pernah menegur karyawan

dengan kata-kata kasar atau emosional

35

Pemberian penghargaan bagi karyawan yang

berprestasi jarang dilakukan di perusahaan ini

36

Atasan memberikan pujian bila ada bawahan

yang mampu menjalankan tugas pekerjaan

secara baik

37

Saya merasa dihargai oleh rekan kerja dan

atasan saya, atas kelebihan dan hal-hal

positif yang saya lakukan di lingkungan kerja

38

Saya merasa dihormati oleh rekan kerja atas

pekerjaan yang saya jalani saat ini

39

Dengan adanya pujian dari atasan maka saya

(9)

lagi bagi kemajuan perusahaan

40

Selama ini perusahaan mengakui dan

menghargai hasil kerja saya

41

Atasan jarang memberikan pujian bila

bawahan menjalankan tugas pekerjaan

dengan memuaskan

Self Actualization

42

Atasan memberikan pelatihan kepada

karyawan untuk meningkatkan kemampuan

dan keterampilan kerja

43

Hampir setiap saat pekerjaan yang sulit dapat

saya selesaikan dengan baik dengan

keterampilan yang saya miliki

44

Saya selalu mendapat kesempatan untuk ikut

berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang

ingin dicapai oleh atasan

45

Perusahaan memberikan kesempatan kepada

karyawan untuk mendapatkan jabatan yang

lebih tinggi

46

Saudara menikmati bekerja sama dengan

orang lain daripada bekerja sendirian

47

Saya memiliki keterampilan kemampuan

untuk melakukan pekerjaan saya dengan baik

48

Bila ada beban kerja tambahan dari

perusahaan, saya menyelesaikan pekerjaan

tersebut dengan sebaiknya

49

Hampir setiap pekerjaan yang ditugaskan

oleh atasan dapat saya laksanakan dengan

baik

50

Pekerjaan saya saat ini tidak sesuai dengan

keterampilan dan latar belakang pendidikan

yang saya miliki

51

Bekerja di perusahaan ini membuat

kemampuan saya berkembang

52

Saya memiliki peluang dan kesempatan untuk

mengembangkan

keterampilan

dan

kemampuan saya

53

Saran dan kritik yang diberikan oleh atasan

membuat saya lebih maju

54

Motivasi yang diberikan oleh atasan membuat

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji.

Psikologi Kerja

, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2006.

Baldoni, John,

Great Motivation Secrets of

Great Leaders

, United States of

America: McGraw-Hill, 2005.

Chuck, Williams.

Management

, Texas: Texas

Christian University, Thomson

South-Western, 3

rd

Edition, 2005.

Hasibuan, Malayu S.P.

Organisasi dan

Motivasi

, Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2007.

Hasibuan, Malayu S.P.

Manajemen Sumber

Daya Manusia

, Cetakan

Ketigabelas, Edisi Revisi, Jakarta:

PT. Bumi Aksara, 2009.

Ishak & Hendri Tanjung,

Manajemen Motivasi

,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa,

2003.

Kreitner, Robert, dan Angelo Kinicki.

Organizational Behavior: Key

Concepts, Skills and Best Practices

,

New York: McGraw-Hill, 2008.

Mangkunegara, Anwar Prabu.

Manajemen

Sumber Daya Manusia Perusahaan

,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2013.

McShane, Steven L, & Mary Ann Von Glinow.

Organizational Behavior

, 4

th

Edition, New York: McGraw-Hill

Companies, Inc, 2010.

Rivai, Veithzal.

Manajemen Sumber Daya

Manusia Untuk Perusahaan,: Dari

Teori ke Praktik

, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2004.

Robbins, Stephen P.

Management

, New

(11)

Sedarmayanti,

Manajemen Sumber Daya

Manusia, Reformasi Birokrasi dan

Manajemen Pegawai Negeri Sipil

,

Cetakan Ketujuh Bandung: PT.

Refika Aditama, 2014.

Shani, A.B Rami & James B. Lau.

Behavior in

Organization an Experimental

Approach

, New York: McGraw Hill

International Edition, 2009.

Uno, Hamzah B.

Teori Motivasi &

Pengukurannya Analisis di Bidang

Pendidikan

, Jakarta: PT. Bumi Aksara,

Gambar

Gambar 1Motivasi sebagai Pembangkit Dorongan
Gambar 3Teori Motivasi

Referensi

Dokumen terkait

Suatu hasil yang meningkatkan kepuasan dari kebutuhan individual atau suatu rangsangan untuk memenuhi kebutuhan seseorang yang tidak mungkin diperolehnya jika

Skripsi ini dapat diselesaikan dengan hasil kerja keras, ketekunan, dan ketelitian, serta dorongan semangat dan bantuan dari semua pihak baik secara materiil

Semangat kerja ini akan merangsang seseorang untuk berkarya dan berkreativitas dalam pekerjaannya”, dengan semangat kerja yang tinggi maka kinerja pegawai akan meningkat

setelah mereka memenuhi satu kebutuhan, muncullah kebutuhan lain dengan tingkat yang lebih tinggi dan memotivasi seseorang untuk memenuhi..  Maslow mengusulkan agar

Setiap pimpinan perusahaan wajib memenuhi tercapainya kepuasan kerja tersebut, karena kepuasan kerja merupakan faktor yang diyakini dapat memotivasi semangat kerja karyawan

Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, karena itu kebutuhan akan berprestasi ini akan mendorong seseorang untuk

Faktor selanjutnya yaitu motivasi kerja faktor yang sangat kuat muncul dari internal maupun eksternal diri seseorang untuk membangkitkan semangat serta ketekunan untuk mencapai suatu

Motivasi kerja menjadi daya penggerak yang meningkatkan semangat kerja seseorang dan mendorong orang tersebut untuk mengembangkan kreativitas serta mengarahkan semua