PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA
TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI 3 SALATIGA
Asih Niyati*)
asih.salimi@gmail.com
ABSTRAK .
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) pengaruh motivasi terhadap kinerja guru; (2) pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja guru; (3) pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan regresi linier berganda. Sampel penelitian ini sebanyak 35 orang yang ditarik berdasarkan teknik kuesioner untuk mendapatkan data motivasi , kepuasan kerja dan kinerja guru. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru dengan t hit 4.624 dan nilai sig 0.000 < 0.05 semakin tinggi motivasi seseorang maka semakin tinggi pula kinerjanya, (2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan kerja terhadap kinerja dengan t hitung 2.126 dengan tingkat signifikansi 0.041 < 0.05. semakin tinggi kepuasan kerja seseorang maka semakin tinggi pula kinerjanya, (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru SMK secara bersama-sama dengan F hitung sebesar 14.121 dengan tingkat signifikansi 0.00 < 0.05. Artinya semakin tinggi motivasi dan kepuasan kerja maka semakin tinggi pula kinerjanya, dan sebaliknya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa motivasi dan kepuasan baik secara individu maupun bersama-sama mempengaruhi kinerja guru secara positif dan signifikan. Semakin tinggi motivasi dan kepuasan kerja semakin tinggi pula kinerjanya. Demikian pula sebaliknya. Peneliti menyarankan agar kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja agar guru lebih meningkat kinerjanya.
Kata kunci: Motivasi , Kepuasan , Kinerja
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu pilar kemajuan suatu bangsa. Hal ini dikarenakan dari dunia pendidikan akan dihasilkan sumber
kurikulum, manajemen sekolah, lingkungan pendidikan, siswa, dan guru.
Dari berbagai faktor tersebut, guru dalam proses pembelajaran disekolah menempati kedudukan yang sangat penting, dan tanpa mengabaikan faktor yang lain, guru merupakan subjek pendidikan yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan.Pentingnya peran guru dikarenakan guru menjadi ujung tombak dalam proses pembelajaran karena guru akan mentransfer ilmu dan nilai-nilai serta membimbing siswa dalam belajar.
Kinerja guru di sekolah mempunyai peran penting dalam pencapaian tujuan sekolah. Kinerja guru akan sangat mempengaruhi workshop. Pemerintahpun juga melakukan penilaian kinerja guru secara berkala melalui PKG , hal ini
dilakukan agar dapat senantiasa memantau dan mengevaluasi kinerja guru agar dapat memberikan layanan yang terbaik kepada anak didiknya. Guru harus benar-benar kompeten dan harus mampu mengabdi secara optimal
Oleh karena itu guru sebagai komponen penting dalam pendidikan harus membekali dirinya sebagai tenaga profesional sehngga dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Untuk meningkatkan
keprofesionalitasnya, tidak hanya cukup dengan diberikan pelatihah dan pendidikan saja tetapi juga dengan pemberian motivasi, pemberian penghargaan , pemberian insentif, dan gaji yang layak
kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. (A. tugas sebagai guru utamanya adalah muncul dari dalam diri sendiri, tetapi motivasi ini bisa juga muncul karena adanya dorongan dari luar. Motivasi kerja adalah dorongan dari dalam
Menurut Uno (2008) motivasi dapat dipenaruhi oleh faktor internal dan juga faktor eksternal. Faktor internal
meliputi tanggung jawab,
penghargaan, memperoleh insentif, serta memperoleh perhatian dari teman dan atasan. Faktor ektern ini berkaitan erat dengan kepuasan kerja.
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah sikap yang menggambarkan perasaan seseorang terhadap situasi dan kondisi kerjanya baik itu positif maupun negatif (Wibowo)
Spector dalam Maryam NA mengemukakan bahwa kepuasan
kerja diperoleh dengan
meningkatkan fasilitas dan meningkatkan kepuasan kerjanya.
Mengingat bahwa motivasi dan kepuasan kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul “Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru”.
Penelitian ini bertujuan :
1) Untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh motivasi terhadap kinerja guru SMK.
2) Untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja guru SMK.
3) Untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru SMK.
METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan regresi linier berganda. Sampel penelitian ini sebanyak 35 orang yang ditarik berdasarkan teknik kuesioner untuk mendapatkan data motivasi , kepuasan kerja dan kinerja guru. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert, dengan alternatif jawaban 1-5.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.00 meliputi : HASIL DAN PENELITIAN PEMBAHASAN
1. Uji Statistik Deskriptif
Tabel 1
Uji Statistik Deskriptif
N Range Min Max Sum Mean
Std.
Deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic
Motivasi 35 6 14 20 590 16.86 .278 1.648 2.714
Kepuasan 35 7 18 25 741 21.17 .311 1.839 3.382
Kinerja 35 10 37 47 1457 41.63 .480 2.840 8.064
Valid N
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas terlihat dari 35 responden ini nilai motivasi terendah adalah 14 dan nilai motivasi tertinggi sebesar 20. Nilai rata-rata motivasi adalah 16.86 dengan standar deviasi 1.648.
Nilai kepuasan terendah adalah 18 dan nilai motivasi tertinggi adalah 25 dengan nilai rata-rata 21.17 dengan standar deviasi 1.839. Sedangkan nilai kinerja terendah adalah 37 dan nilai kinerja tertinggi sebesar 47
dengan rata-rata kinerja sebesar 41.63 dengan standar deviasi 2.840.
2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada mampu mengungkap sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut.
1) Variabel Motivasi
Tabel 2
Uji Validitas Variabel Motivasi
No Butir
pertanyaan rxy rtabel
Keterangan
1 Motivasi 1 0.434 0.334 Valid
2 Motivasi 2 0.641 0.334 Valid
3 Motivasi 3 0.739 0.334 Valid
4 Motivasi 4 0.555 0.334 Valid
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan memiliki nilai rxy lebih besar dari rtabel yang
artinya semua butir pertanyaan pada
2) Var iabel Kepuasan
Tabel 3
Uji Validitas Variabel Kepuasan
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel ini dapat
dilihat bahwa semua butir pertanyaan memiliki nilai rxy
lebih besar dari rtabel yang
artinya semua butir pertanyaan pada variabel kepuasan adalah
valid dan bisa dijadikan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian yang dilakukan.
3) Variabel Kinerja
Tabel 4
Uji Validitas Variabel Kepuasan
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan
kecuali nomor 9 memiliki nilai rxy lebih besar dari rtabel yang
No Butir pertanyaan rxy rtabel Keterangan
1 Kepuasan 1 0.662 0.334 Valid
2 Kepuasan 2 0.663 0.334 Valid
3 Kepuasan 3 0.734 0.334 Valid
4 Kepuasan 4 0.584 0.334 Valid
5 Kepuasan 5 0.581 0.334 Valid
No Butir pertanyaan rxy rtabel Keterangan
1 Kinerja Guru 1 0.656 0.334 Valid
2 Kinerja Guru 2 0.730 0.334 Valid
3 Kinerja Guru 3 0.591 0.334 Valid
4 Kinerja Guru 4 0.645 0.334 Valid
5 Kinerja Guru 5 0.739 0.334 Valid
6 Kinerja Guru 6 0.437 0.334 Valid
7 Kinerja Guru 7 0.663 0.334 Valid
8 Kinerja Guru 8 0.656 0.334 Valid
9 Kinerja Guru 9 0.272 0.334 Tidak Valid
artinya semua butir pertanyaan pada variabel kinerja adalah valid kecuali nomor 9 dan bisa
dijadikan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian yang dilakukan.
b. Uji Reliabilitas
1) Variabel Motivasi Tabel 5
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel diatas dapat menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha = 0.315 < rtabel = 0.334 artinya butir-butir pertanyaan variabel motivasi dalam penelitian ini dapat dikatakan tidak reliabel sebagai alat pengumpul data.
2) Variabel Kepuasan Kerja Tabel 6
Dari tabel diatas dapat menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha = 0.616 > rtabel = 0.334 artinya
butir-butir pertanyaan variabel motivasi dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.
3) Variabel Kinerja Guru Tabel 7 Uji Reliabilitas Variabel Kinerja
Guru
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data
Tabel 8
Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 35
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.14568758
Most Extreme Differences Absolute .102
Positive .102
Negative -.064
Kolmogorov-Smirnov Z .602
Asymp. Sig. (2-tailed) .862
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data primer yang diolah
Dari perhitungan uji normalitas data dengan one sample kolmogorov test diketahui bahwa nilai Z kolmogorow sebesar 0.862
dengan probabilitas signifikan 0.480 jadi dapat disimpulkan semua data penelitian berdistribusi normal.
b. Uji Multikolonieritas
Tabel 9
Uji Multikolonearitas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 16.558 5.478 3.023 .005
Motivasi .964 .233 .559 4.143 .000 .979 1.021
Kepuasan Kerja .417 .208 .270 1.999 .054 .979 1.021
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data primer yang diolah
Dari perhitungan uji multikolonieritas diketahui nilai
1.021 lebih kecil dari 10 sehingga disimpulkan bahwa tidak ada
multikolonieritas dalam penelitian ini. .
c.Uji Autokolerasi
Tabel 10 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .655a .429 .393 2.212 1.505
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja, Motivasi
b. Dependent Variable: Kinerja
Uji autokorelasi diperoleh nilai DW sebesar 1.505 lebih kecil dari DWtabel 1.5838. Karena
nilai DW lebih kecil dari batas atas (du) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.564 3.346 -.766 .449
Motivasi -.010 .142 -.012 -.069 .945
Kepuasan
Kerja .206 .127 .278 1.618 .115
a. Dependent Variable: RES2
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai signifikansi variable motivasi sebesar 0.945 lebih besar dari 0.05 artinya tidak terjadi heterokedastisitas pada variabel motivasi. Sedangkan
nilai signifikansi variabel kepuasan 0.115 lebih besar dari 0.05 artinya tidak terjadi heterokedastisitas pada variabel kepuasan.
4. Uji Linearitas a. Variabel Motivasi
Tabel 12
Uji Linearitas Variabel Motivasi
b. Variabel Kepuasan
Tabel 13
Uji Linearitas Variabel Kepuasan ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
Kinerja * Motivasi
Between Groups
(Combined) 111.538 6 18.590 3.201 .016
Linearity 98.088 1 98.088 16.888 .000
Deviation from Linearity 13.450 5 2.690 .463 .800
Within Groups 162.633 28 5.808
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
Kinerja * Kepuasan Kerja
Between Groups (Combined) 44.209 7 6.316 .742 .639
Linearity 33.681 1 33.681 3.955 .057
Deviation from Linearity 10.528 6 1.755 .206 .972
Within Groups 229.962 27 8.517
Total 274.171 34
Berdasarkan uji linearitas diketahui bahwa nilai signifikansi untuk motivasi belajar terhadap kinerja sebesar 0.800 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel motivasi dan kinerja terdapat hubungan yang linear
secara signifikan. Sedangkan nilai signifikansi untuk kepuasan kerja terhadap kinerja sebesar 0.972 > 0,05 disimpulkan bahwa antara variabel kepuasan kerja dengan kinerja terdapat hubungan yang linear secara signifikan.
5. Uji Korelasi
Correlations
Moivasi Kepuasan Kinerja
Motivasi Pearson Correlation 1 .144 .598**
Sig. (2-tailed) .408 .000
N 35 35 35
Kepuasan Pearson Correlation .144 1 .350*
Sig. (2-tailed) .408 .039
N 35 35 35
Kinerja Pearson Correlation .598** .350* 1
Sig. (2-tailed) .000 .039
N 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Dari uji korelasi diketahui antara motivasi dengan kinerja nilai signifikansi 0.000 < 0.05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan. Selanjutnya antara kepuasan kerja dengan kinerja nilai signifikansi 0.039 < 0.05 yang artinya juga terdapat korelasi yang signifikan.
Dari uji korelasi diperoleh koefisien motivasi sebesar 0.598 dan koefisien kepuasan kerja sebesar 0.350 sehingga disimpulkan motivasi mempengaruhi kinerja sebesar 59.80 % sedangkan kepuasan kerja mempengaruhi kinerja sebesar 35.00 %.
a. Uji Koefisien Determinan
Tabel 15
Uji Koefisien Determinan Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .655a .429 .393 2.212
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja, Motivasi b. Dependent Variable: Kinerja
Berdasarkan tabel diatas diperoleh angka R2 ( R Square ) sebesar
0.429 atau 42.9 %.. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru sebesar 42.9 %. sedangkan sisanya 57.1 % ditentukan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
b. Uji Simultan ( Uji F)
Tabel 16 Uji Simultan ( Uji F) ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 117.636 2 58.818 12.024 .000a
Residual 156.535 32 4.892
Total 274.171 34
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja, Motivasi
b. Dependent Variable: Kinerja
Kriteria pengujian
- Ho diterima bila F hitung < F tabel - Ho ditolak bila F hitung > F tabel
Hasil uji simultan (uji F) menunjukkan nilai F hitung sebesar 14.121 dengan tingkat signifikansi 5 % diperoleh Ftabel sebesar 3.32 .
Karena F hitung > Ftabel maka Ho
pula kinerjanya, dan sebaliknya. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Devi E. K. D. (2009) yang menyatakan bahwa variabel
kepuasan kerja dan motivasi menunjukkan pengaruh yang signifikan positif terhadap kinerja karyawan
c. Uji Parsial (Uji t)
Tabel 17 Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 14.908 5.403 2.759 .010
Motivasi 1.053 .228 .599 4.624 .000
Kepuasan .420 .198 .275 2.126 .041
a. Dependent Variable: Kinerja
Persamaan regresinya adalah : Y=14.908+1.053X1+0.420 X2
Artinya nilai konstanta sebesar 14.908 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel X (motivasi dan kepuasan kerja) maka nilai variabel Y (kinerja guru) sebesar 14.908. Angka koefisien motivasi sebesar 1.053 menunjukkan bahwa setiap peningkatan motivasi 1 % akan meningkatkan kinerja guru sebanyak 1.053. Sedangkan angka koefisien kepuasan kerja sebesar 0.420 menunjukkan bahwa setiap
peningkatan kepuasan kerja sebesar 1% akan meningkatkan kinerja guru sebesar 0.420.
Kriteria Pengujian
Ho diterima jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
Hasil uji t hitung untuk motivasi sebesar 4.624 dengan tingkat signifikansi 5% diperoleh t tabel
tabel maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh signifikan dan positif antara variabel motivasi dengan kinerja guru, semakin tinggi motivasi semakin tinggi pula kinerjanya. Sedangkan t
hitung kepuasan kerja sebesar 4.264
dengan tingkat signifikansi 5% Madiono Sutanto (2013) yang bahva motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Sementara itu variabel pelatihan, dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan
karyawan Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Untuk kepuasan kerja diperoleh kinerja guru, semakin tinggi motivasi semakin tinggi pula kinerjanya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Engko.C (2006) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja akan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Hasil penelitian yang dilakukan Umar (2012) dan Brahmasari (2009) juga
menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja yang dirasakan karyawan, maka akan meningkatkan pula motivasi kerjanya. Pekerjaan yang dikerjakan karena ada perasaan puas akan
patuh, merasa bangga sebagai pekerja, merasa bangga dan hormat kepada atasan, dan merasa bangga terhadap citra industri, sehingga berdampak pada peningkatan motivasinya dalam bekerja.
KESIMPULAN
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru sebesar dengan t hitung 4.624 dan nilai sig 0.000 < 0.05 semakin tinggi motivasi seseorang maka semakin tinggi pula kinerjanya.
2. Rendahya kepuasan kerja dipengaruhi iklim kerja dan budaya orgasinisasi oleh sebab itu kepala sekolah harus menciptakan iklim kerja dan budaya organisasi yang kondusif sehingga dapat memberikan dan menyediakan berbagai kebutuhan dan fasilitas yang diperlukan oleh guru agar kepuasan kerja meningkat yang pada akhirnya kinerja guru meningkat pula.
DAFTAR PUSTAKA
Agusta Leonando. (2013). Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
CV Haragon
Surabaya. Agora, 1(3), 1399-1408.
Brahmasari, I. A., & Suprayetno, A. (2009). Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia). Jurnal
Manajemen dan
Kewirausahaan (Journal of
Management and
Entrepreneurship), 10(2), pp-124.
Devi, E. K. D. (2009). Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja
Organisasional Sebagai
Variabel Intervening (Studi Pada Karyawan Outsourcing PT SEMERU KARYA BUANA Semarang) (Doctoral dissertation, Program Pasca
Sarjana Universitas
Diponegoro).
Engko, C. (2006). Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja individual dengan self esteem pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Maryam, N.A. (2014). Hubungan Motivasi Kerja Dengan Kepuasan Kerja Karyawan PT.
Sampoerna Printpack,
NurhayatiLatif. (2016). Pengaruh Kepuasan Kerja, Motivasi, Dan Persepsi atas Dukungan Organisasional Terhadap Komitmen Organisasi Guru TK Di Kec Sanden Kabupaten, Yogyakarta.Jurnal
Manajemen,
http://www.spssindonesia.com/ 2014/01/uji-validitas-product-momen-spss.html
Tabrani Rusyan dkk. (2000) Upaya Meningkatkan
Budaya Kinerja Guru, Cianjur: CV. Dinamika Karya Cipta
Uno, Hamzah B. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Umar, A. (2012). Pengaruh Upah, Motivasi Kerja, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pekerja pada Industri Manufaktur di Kota Makassar. Jurnal Aplikasi Manajemen,