• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS BAHASA INDONESIA AULIA berkenaan dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS BAHASA INDONESIA AULIA berkenaan dengan "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS B.INDONESIA

BAB 2

TENTANG

MAJAS,PERIBAHASA,UNGKAPAN,

DIKSI DAN MAKNA KONOTATIF

DAN DENOTATIF

DISUSUN OLEH

(2)

DIKSI

Diksi

, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya

ekspresi oleh penulis atau pembicara.[rujukan?] Arti kedua, arti “diksi” yang lebih

umum digambarkan dengan enunsiasi kata – seni berbicara jelas sehingga setiap

kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya.

Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan

gaya.

Fonem

: Fonem dalam bahasa dapat mempunyai beberapa macam lafal yang

bergantung pada tempatnya dalam kata atau suku kata. Fonem /p/ dalam bahasa

Indonesia, misalnya, dapat mempunyai dua macam lafal. Bila berada pada awal suku

kata, fonem itu dilafalkan secara lepas. Pada kata /pola/, misalnya, fonem /p/ itu

diucapkan secara lepas untuk kemudian diikuti oleh fonem /o/. Bila berada pada akhir

kata, fonem /p/ tidak diucapkan secara lepas; bibir kita masih tetap rapat tertutup

waktu mengucapkan bunyi ini. Dengan demikian, fonem /p/ dalam bahasa Indonia

mempunyai dua variasi.

Silabel

: Suku kata disebut juga silabel adalah satuan ritmis terkecil dalam suatu

arus ujaran atau runtutan bunyi ujaran. Satu silabel biasanya meliputi satu vokal dan

satu konsonan atau lebih. Silabel mempunyai puncak kenyaringan (sonoritas)yang

atuh pada vokal

Konjungsi

: Konjungsi, konjungtor, atau kata sambung adalah kata atau ungkapan

yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa

dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Contoh: dan,

atau, serta. Preposisi dan konjungsi adalah dua kelas yang memiliki anggota yang

dapat beririsan. Contoh irisannya adalah karena, sesudah, sejak, sebelum.

Kata kerja

: kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman,

atau pengertian dinamis lainnya. Jenis kata ini biasanya menjadi predikat dalam

suatu frasa atau kalimat. Berdasarkan objeknya, kata kerja dapat dibagi menjadi dua:

kata kerja transitif yang membutuhkan pelengkap atau objek seperti memukul (bola),

serta kata kerja intransitif yang tidak membutuhkan pelengkap seperti lari.

(3)

MAKNA DENOTATIF DAN KONOTATIF DAN IDIOMATIK

Makna denotasi

adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan

makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna

pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.

Makna konotasi

adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya

bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami

penambahan.

Makna lugas

adalah makna yang sesungguhnya dan mirip dengan makna

denotatif.

Makna kias

adalah makna yang bukan sebenarnya yang sama dengan

makna konotatif

Makna leksikal

adalah makna yang tetap tidak berubah-ubah sesuai

dengan makna yang ada di kamus.

Makna gramatikal

adalah makna yang dapat berubah sesuai dengan

konteks pemakaian. Kata tersebut mengalami proses gramatikalisasi pada

pemajemukan, imbuhan dan pengulangan.

Makna umum

adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang

luas dari kata yang lain.

(4)

CONTOH MAKNA-MAKNA

DENOTATIF : A. Mas parto membeli susu sapi

KONOTATIF : B. Bu Marcella sangat sedih karena terjerat hutang lintah darat (lintah

darat = rentenir)

LUGAS : C.Olahragawan itu senang memelihara codot hitam

KIAS : D.Pegawai yang malas itu makan gaji buta (makan = menerima)

LEKSIKAL : E.TOKO,OBAT.BAJU

Gramatikal : F.- Bersentuhan = saling bersentuhan

G.- Berduka = dama keadaan duka

H.- Berenam = sekumpulan enam orang

I.- Berjalan = melakukan kegiatan / aktivitas jalan

UMUM : J.Masykur senang makan buah-buahan segar

(5)

UNGKAPAN DAN PERIBAHASA

1. Idiom

Idiom atau disebut juga dengan ungkapan adalah gabungan kata yang membentuk arti

baru di mana tidak berhubungan dengan kata pembentuk dasarnya. Berikut ini adalah

beberapa contoh idiom dengan artinya :

- cuci mata = cari hiburan dengan melihat sesuatu yang indah

- kambing hitam = orang yang menjadi pelimpahan suatu kesalahan yang tidak

dilakukannya

- jago merah = api dalam kebakaran

- kupu-kupu malam = wanita penghibur atau pelacur komersial

- ringan tangan = kasar atau suka melakukan tindak kekerasan

- hidung belang = pria yang merupakan pelanggan psk atau pekerja seks komersil

2. Peribahasa

Peri bahasa adalah suatu kiasan bahasa yang berupa kalimat atau kelompok kata yang

bersifat padat, ringkas dan berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan,

perumpamaan, prinsip dan aturan tingkah laku. Berikut ini adalah beberapa contoh

peribahasa dengan artinya :

- Di mana bumi dipijak di sana langit di junjung

artinya : jika kita pergi ke tempat lain kita harus menyesuaikan, menghormati dan

toleransi dengan budaya setempat.

- Tiada rotan akar pun jadi

artinya : tidak ada yang bagus pun yang jelek juga tidak apa-apa.

- Buah yang manis biasanya berulat

artinya : kata-kata yang manis biasanya dapat menyesatkan atau menjerumuskan.

- Tak ada gading yang tak akan retak

(6)

MAJAS PERBANDINGAN

Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.

Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.

Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, seperti layaknya, bagaikan, dll.

Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya,

bagaikan, dll.

Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.

Sinestesia: Metafora berupa ungkapan yang berhubungan dengan suatu indra untuk dikenakan pada indra lain.

Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.

Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.

Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.

Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.

Litotes: Ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan tujuan merendahkan diri.

Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.

Personifikasi: Pengungkapan dengan menyampaikan benda mati atau tidak bernyawa sebagai manusia.

Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.

Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.

Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.

Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.

Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.

Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.

Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.

Perifrase: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.

Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.

(7)

MAJAS SINDIRAN DAN PERTENTANGAN

A.MAJAS SINDIRAN

Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan

mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.

Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.

Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa

kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).

Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk

mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.

Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya

B.MAJAS PENEGASAN

Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah

bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.

Oksimoron: Paradoks dalam satu frase.

(8)

MAJAS PENEGASAN

Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.

Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.

Repetisi: Perulangan kata, frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.

Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.

Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.

Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frase, atau klausa yang sejajar.

Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.

Sigmatisme: Pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.

Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.

Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.

Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.

Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.

Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.

Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.

Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.

Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.

Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.

Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.

Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.

Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.

Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.

Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.

Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.

Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) dilihat dari uji beda, analisis tingkat kesesuaian dan analisis kesenjangan kinerja-harapan berdasarkan dari lima dimensi SERVQUAL

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, karena atas berkat, pertolongan, pendampingan, rahmat, dan kasihNya, Penulis dapat

Pada periode bersih gulma diketahui bahwa tanaman kedelai membutuhkan pengendalian gulma selama 6 MST agar dominasi tanaman tercapai sehingga kehilangan hasil

Hasil penelitian antara Motivasi, Kepemimpinan, Komitmen Organisasi dan Lingkungan kerja berpengaruh terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai Pada Badan Pemberdayaan

Faktor yang mempengaruhi wanita karir menunda pernikahan di PT. Philips Batam, yaitu Mengejar karir, Memenuhi keinginan orang tua, status sosial di masyarakat, Tidak

Primitif fungsi f pada suatu interval mempunyai sifat-sifat antara lain bervariasi terbatas dan kontinu mutlak.. Penelitian ini mengkaji sifat kekonti- nuan fungsi

Kajian-kajian mengenai organisasi kompleks mendapati bahawa kejayaan cemcrlang syarikat-syarikat korporat antarabangsa ditunjangi oleh hubungan manusia dalam organisasi dan amalan

Under this USAID funded project, the SFMP has established a GIS Data Hub at the Central Regional Office of the TCPD to build the capacity of Planners and Technical officers to