• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP QURRATUL UYUN

TRASAK LARANGAN

Badrud Tamam1

Abstrak

Tulisan ini akan membahas tentang problematika Implementasi kurikulum 2013 terhadap pembelajaran pendidikan agama islam. Sehinnga yang menjadi rumusan masalah dalam artikel ini adalah pertama, bagaimana kesiapan guru PAI dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI di SMP Qurratul Uyun Trasak Larangan Pamekasan?. Kedua, bagaimana langkah-langkah implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI di SMP Qurratul Uyun Trasak Larangan Pamekasan?. Ketiga, apa saja faktor pendukung dan penghambatan dari implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI di SMP Qurratul Uyun Trasak Larangan Pamekasan?.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kesiapan guru PAI dalam penerapan kebijakan kurikulum 2013, langkah-langakah dalam melaksanakan kurikulum 2013 yang tepat, dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang sudah diterapkan di sekolah SMP Qurrotul Uyun Trasak Larangan Pamekasan.

Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kualitatif, yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan penelitian yang diperlukan agar dapat diamati yang dilakukan dalam kehidupan yang nyata dan sebenarnya.

Dari hasil temuan peneliti terdapat beberapa

Pelaksaan Kurikulum 2013 PAI masih dikombinasikan dengan kurikulum KTSP. Guru PAI dalam pelaksanaan pembelajaran di SDN Girimargo 1 dan SDN Gilirejo 2 Kecamatan Miri kabupaten Sragen masih belum maksimal, hal ini disebabkan oleh kemampuan guru dalam mengembangkan kurikulum dalam bentuk silabus dan RPP kurang optimal dan kurangnya guru dalam memotivasi dan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, sisi lain

permasalahan yang dialami oleh guru PAI yaitu mengenai penerapan kurikulum 2013 yang

hanya diberi waktu sedikit untuk pelajaran yang sesuai dengan pendidikan karakter, juga

mengenai bimbingan yang diberikan kepada guru PAI untuk menerapkan kurikulum

tersebut sangatlah kurang.

Kata Kunci : Problematika Kurikulum 2013, Kurikulum 2013, Pembelajaran PAI

(2)

A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kemajuan suatu negara, pendidikan

yang maju akan mengahsilkan negara yang maju pula. Agama islam adalah agama yang

mewajibkan umatnya untuk selalu menjadi orang yang berpendidikan mulai sejak seseorang

itu lahir sampai akhir hayatnya.

Mutu pendidikan dan pemerataan pendidikan merupakan isu lama dari persoalan

pendidikan yang ada di Indonesia. Sementara pemegang kebijakan belum mampu memenuhi

kewajiban untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu dan berkualitas,

sehingga sistem pendidikan nasional kita masih dihadapkan pada rendahnya kualitas

pendidikan nasional, meskipun upaya-upaya untuk mengatasi hal itu telah dilakukan.1

Beberapa fenomena yang terjadi di indonesia menimbulkan rasa penasaran

masyarakat terhadap perilaku amoral yang semakin marak seperti kriminalitas, ketidak adilan,

korupsi, kekerasan pada anak, pelangggaran HAM, semua ini menjadi bukti bahwa telah

terjadi krisis jati diri dan karakteristik pada bangsa Indonesia.

Pendidikan merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas

manusia yang dimiliki suatu bangsa. Salah satu cara menilai pendidikan adalah dengan

melihat sistem pendidikan yang diterapkan. Sistem pendidikan adalah komponen pendidikan

yang dianggap mampu menentukan kualitas manusia kedepannya. Sistem pendidikan yang

diterapkan pemerintah Indonesia adalah berfokus pada pendidikan karakter dengan

dilakukannya penilaian dalam semua bidang mata pelajaran yang diampu siswa.

Maka dari itu, perubahan dan perbaikan sistem pendidikan terus dilakukan demi

meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan di Indonesia sejak merdeka. Dalam sejarah

kurikulum di Indonesia paling tidak telah mengalami sebelas kali dinamika perubahan. Dimulai

dari masa prakemerdekaan dengan bentuk yang sangat sederhana, dan masa kemerdekaan

(3)

1994, 2004, 2006, dan tahun 2013.

Berbagai kebijakan perubahan kurikulum tersebut didasarkan pada hasil analisis,

evaluasi, prediksi dan berbagai tantangan yang dihadapi baik internal maupun eksternal yang

terus berubah. Dari perubahan tersebut dapat dipahami bahwa kurikulum bersifat dinamis

sesuai dengan perkembangan dan kemajuan negara Indonesia.

Kurikulum 2013 yang dikenal dengan kurikulum berbasis pendidikan karakter

menekankan pembelajaran yang memuat tiga ranah, yaitu aspek afektif, aspek kognitif, dan

aspek psikomotorik. Begitu pula dengan mata pelajaran PAI yang merupakan salah satu

mata pelajaran (subject matter) yang dikemas dalam sebuah kurikulum dan harus

diikutioleh peserta didik yang beragama Islam.

Pendidikan agama saat ini menuai berbagai kritik yang tajam karena

ketidakmampuannya dalam menanggulangi berbagai isu penting dalam kehidupan

masyarakat, seperti mempercayai kepercayaan keagamaan dan keragaman kultural yang

beraneka ragam yang sering melahirkan ketidakharmonisan dan konflik berbau SARA (suku,

agama, ras, dan antar golongan).

Sejumlah persoalan tersebut terkait dengan penyelenggaraan pendidikan agama di

lapangan, sehingga peran keefektifannya dipertanyakan. disamping itu, pendidikan agama di

sekolah juga dipandang belum mampu menjadi roh atau semangat yang mendorong

pertumbuhan harmoni kehidupan sehari-hari.

Indonesia yang saat ini sedang mengalami keterpurukan dalam segala aspek

kehidupan merupakan imbas dari kegagalan pelaksanaan pendidikan, termasuk pendidikan

Islam di dalamnya. Kegagalan pendidikan di Indonesia telah berakibat pada kemerosotan

moral bangsa yang ditandai dengan munculnya tindakan kriminal di mana-mana. KKN meraja

lela di semua instansi, pembantaian, pembunuhan, tawuran antar pelajar bahkan antar

(4)

demikian, tanggung jawab pendidikan untuk membangun kembali bangsa yang telah lama

rusak, semakin berat dan membutuhkan waktu yang lama dan usaha yang ekstra maksimal.

Jadi, berdasarkan asumsi di atas bahwa baik buruknya negara ini di masa yang akan datang

tergantung pada pendidikan yang diselengarakan oleh negara ini.

Betapa besar tanggung jawab pendidikan Islam, di samping mencetak manusia yang

mempunyai ketajaman intelektual tetapi juga harus melahirkan manusia yang mempunyai

kedalaman spiritual dan keluhuran budi pekerti. Tetapi, sungguh disayangkan dalam

pembangunan aspek moral, hanya dalam porsi yang kecil saja menjadi tanggung jawab

pendidikan Islam. Memang terasa janggal, dalam suatu komunitas masyarakat Muslim,

pendidikan Islam tidak diberikan kesempatan yang luas untuk bersaing dalam membangun

umat yang besar ini.

Dari beberapa persoalan diatas, siapakah atau apakah yang akan disalahkan?

Tulisan ini bertujuan untuk mencari salah satu dari kegagalan tersebut yaitu mengetahui

kesiapan guru PAI dalam penerapan kurikulum 2013, langkah-langakah dalam melaksanakan

kurikulum 2013 yang tepat, dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang

sudah diterapkan di sekolah SMP Qurrotul Uyun Trasak Larangan Pamekasan yang

dikhususkan pada pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam).

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam artikel ini adalah pertama, bagaimana

kesiapan guru PAI dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI di

SMP Qurratul Uyun Trasak Larangan Pamekasan?. Kedua, bagaimana langkah-langkah

implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI di SMP Qurratul Uyun Trasak

Larangan Pamekasan?. Ketiga, apa saja faktor pendukung dan penghambatan dari

implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI di SMP Qurratul Uyun Trasak

(5)

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kualitatif, yakni prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan

penelitian yang diperlukan agar dapat diamati yang dilakukan dalam kehidupan yang nyata

dan sebenarnya. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan

dokumentasi. Sumber utama dalam penelitian ini adalah kepala sekolah selaku manajer

sekolah dan guru pendidikan agama Islam. Proses penyajian data dilakukan dengan

menggunakan pendekatan deskriptif naturalistik, yakni memaparkan berbagai kondisi obyektif

yang ditemukan dilapangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan

kurikulum 2013 di SMP Qurratul Uyun Desa Trasak Kecamatan Larangan Kabupaten

Pamekasan yang di khususkan pada pembelajaran PAI.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Implementasi Kurikulum 2013

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang salah satunya melalui mata pelajaran

pendidikan agama.

Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya

meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi

dibawah pengawasan sekolah. Kurikulum yang mencakup dari pernyataan tersebut terbagi

dua bagian yaitu:

1. Kurikulum formal meliputi

a) Tujuan pelajaran, umum dan spesifik

(6)

c) Strategi belajar mengajar serta kegiatannya

d) Sistem evaluasi untukng mengtahui hingga mana tujuan tercapai.

2. Kurikulum non formal terdiri atas kegiatan yang juga direncanakan akan tetapi tidak

berkaitan langsung dengan pelajaran akdemis dan kelas tertentu. Kurikulum ini

dipandang sebagai pelengkap kurikulum formal. Yang termasuk dalam kategori non

formal adalah: pertunjukan sandiwara, pertandingan antar kelas atau sekolah,

perkumpulan berbagai hobby, pramuka, dll.2

Kurikulum merupakan bagian dari sistem pembelajaran yang berfungsi untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. oleh karena itu didalam undang-undang no 20 tahun

2003 pasal 36 kurikulum di Indonesia disusun dalam kerangka peningkatan iman dan takwa,

peningkatan akhlak mulia,peningkatan potensi, kecerdasan,dan minat peserta didik,

keragaman potensi, daerah dan lingkungan, tuntutan pembangunan daerah dan nasional,

tuntutan dunia kerja, tuntutan iptek dan seni,agama, dinamika perkembangan global,

persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.3

Untuk mendukung keterlaksanaan kerangka kurikulum tersebut diatas, maka dalam

pasal selanjutnya (UU No. 20 tahun 2003 pasal 37) dijelaskan bahwa didalam kurikulum wajib

memuat: pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu

pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan

olahraga,ketrampilan/kejuruan, muatan lokal.4

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

2 Nasution, Kurikulum & Pengajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2012). Hlm 5 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

hlm. 25

(7)

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang

kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.5

Kebijakan kurikulum 2013 merupakan salah satu kebijakan bidang pendidikan

yang dicanangkan oleh pemerintah dimana pemerintah menambahkan penilaian sikap

dalan struktur kurikulum dalam kebijakan kurikulum 2013. Adanya penilaian inilah yang

kemudian menjadi dasar bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis

karakter. Tujuannya agar siswa yang mendapatkan pendidikan kurikukum 2013 tidak

hanya mampu menguasai dalam hal kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Namun

juga didukung oleh sikap perilaku yang berkarakter. Begitu juga dengan metode da

strategi pembelajarannya peserta didik akan lebih kreatif, inovatif, kreatif, efektif, dan lebih

menyenangkan, sehingga siswa bisa sukses dalam menghadapi problematika masa

depan. Dalam jurnal internasional juga disebutkan bahwa: Curriculum is understood as

the course of experience in which learner's knowledge, understanding, capabilities.6

Implementasi kurikulum merupakan upaya untuk menjelaskan pelaksanaan

kebijakan bidang pendidikan yang dimulai dari proses aktualisasi peraturan, persiapan

pelaksanaan dan penerapan langsung kebijakan tersebut. Sebagaimana surat edaran

yang telah ditetapkan oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan tentang implementasi

kurikulum 2013 bahwa mulai tahun pelajaran 2013/2014, Kementerian Pendidikan dan

Kebuadayaan telah melaksanakan kurikulum 2013 secara bertahap dan terbatas pada

satuan pendidikan SD, SMP, SMA, dan SMK di 295 kabupaten/ kota seluruh Indonesia.

5Kemendikbud, Pedoman Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Ke-1, (Jakarta:

Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, 2013), hlm. 6.

(8)

Pada tahun pelajaran 2014/2015, kami bersama Kementerian Agama akan

mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada semua satuan pendidikan: SD/MI kelas I, II,

IV, dan V; SMP/MTs kelas VII dan VIII; dan SMA/ MA/SMK/MAK kelas X dan XI di seluruh

Indonesia.

Dalam paparan Wamendik dijelaskan ada 4 perubahan besar dalam kurikulum

2013: Pertama, Konsep kurikulum Seimbang antara hardskill dan softskill, dimulai dari

Standart Kompetensi Lulusan, Standart Isi, Standart Proses, dan Standart Penilaian.

Kedua, Buku yang dipakai berbasis kegiatan (activity base) dan untuk SD ditulis secara

terpadu (tematik terpadu). Ketiga, Proses Pembelajaran. Keempat, Proses Penilaian7

Dari hasil observasi yang saya lakukan di SMP Qurratul Uyun penerapan

kurikulum 2013 di implementasikan kepada kelas VII dan VIII, untuk kelas IX masih

menggunakan KTSP. Itu semua merupakan langkah awal dan percobaan dari kepala

sekolah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan peserta didik ketika

diimplentasikannya kurikulum 2013.

Mengenai kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 20013 menurut

kepala sekolah rata-rata sudah siap, dengan hasil wawancara sebagai berikut:

“Persiapan yang kami lakukan di sekolah SMP Qurratul Uyun ini tentu sudah

hasil musyawarah bersama antara pihak guru, kepala sekolah dan pengasuh lembaga

Qurratul Uyun dengan maksud dan tujuan yang sangat baik yaitu, mengembangkan

kreatifitas, wawasan, pengetahuan dan memenuhi kebutuhan pendidikan yang sesuai

dengan tuntutan zaman.”8

7 https://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/Paparan/Paparan

%20Wamendik.pdf diakses pada tanggal 26 April 2018 pukul 10.41

8 Muhyi, Kepala Sekolah SMP Qurratul Uyun Trasak Larangan Pamekasan,

(9)

Lebih lanjut bapak Syaiful Anam, M.Pd menjelaskan mengenai kesiapan guru

dalam implementasi kurikulum 2013:

”mengenai kesiapan guru, memang semestinya sudah siap, karena itu semua

merupakan tugas guru sebagai pemangku dan penentu kemajuan pendidikan, namun ada

gambaran bahwasnya ada gambaran bahwasanya di SMP Qurratul Uyun ini belum tentu

siap 100%, karena disini masih pemula dalam implementasi kurikulum 2013, masih 2

kelas yang melaksanakannya sedang kelas IX masih mengguankan KTSP.”9

2. Apa yang harus dilakukan guru dalam implementasi kurikulum 2013?

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan

anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah.10 Menurut

Suparlan, guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tidak dapat dipisahkan,

antara kemampuan mendidik, membimbing, mengajar dan melatih. Kemampuan tersebut

merupakan kemampuan integratif, yang satu dengan lainnya tidak dapat terpisahkan.

Sehingga, kemampuan integratif tersebut dapat diadaptasikan dengan aspek isi, proses

dan strategi dalam kegiatan akademis.11

Berbagai peran dan fungsi guru telah banyak dilakukan pengkajian oleh para ahli,

baik di dalam maupun di luar negeri. Dari berbagai kajian tersebut menunjukkan bahwa

dalam implementasi kurikulum ada beberapa peran penting yang harus ditampilkan guru,

agar menunjang keberhasilan kurikulum tersebut dalam pembelajaran. Berbagai peran

9 Syaiful Anam, Guru Sejarah SMP Qurratul Uyun Trasak Larangan Pamekasan,

(11 April 2018)

10 Jamil Suprihatiningrum. Guru Profesional; Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan Kompetensi

Guru. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 24

(10)

yang menuntut perubahan mindset guru dalam implementasi kurikulum 2013, dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:12

1) Mendidik dengan baik

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, dan panutan bagi para peserta didik,

dan lingkungannya. Olehkarena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi

tertentu, sehingga memiliki tanggung jawab, mandiri, berwibawa, dan disiplin

dalam melaksanakan tugas profesinya. Berkaitan dengan tanggung jawab guru

harus mengetahui, serta memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta

berusaha berprilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru

juga harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran

di sekolah, dan dalam kehhidupan masyarakat.

2) Membelajarkan dengan benar

Sejahatnya kehidupan, sejak itu pula guru telah melaksanakan pembelajran, dan

memang hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawabnya yang pertama

dan utama. Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk

mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi,

membangun karakter, dan memahami materi standar yang dipelajari. Hal

tersebut penting, karena berkembangnya tekhnologi, khusunya tekhnologi

informasi yang begitu pesat perkembangannya, belum mampu menggantikan

fungsi dan peran guru, hanya sedikit menggeser atau mengubah fungsinya, itu

pun terjadi di kota-kota besar saja, ketika peserta didik memiliki sumber belajar di

rumahnya.

3) Membimbing secara tertib

12 Mulyasa, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: PT Remaja

(11)

Dalam proses pembimbingan ini memerlukan empat hal kompetensi sebagai

guru. Pertama, guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasikan

kompetensi yang hendak dicapai. Kedua, guru harus melihat keterlibatan peserta

didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik

melaksankan kegiatan belajar itu tidak hanya jasmaniyah, tetapi mereka harus

terlibat secara psikologis. Ketiga, guru harus memberi kehidupan dan arti

terhadap kegiatan belajar. Keempat, guru harus melaksanakan penilaian.

4) Melatih dengan gigih

Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik

intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai

pelatih. Hal ini ditekankan lagi dalam Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi,

karena tanpa latihan seorang peserta didik tidak akan mahir dalam berbagai

keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar. Oleh karena itu,

guru bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar,

sesuai dengan potensi masing-masing.

5) Mengembangkan inovasi dan bervariasi

Seorang guru tentunya memiliki pengaman yang lebih banyak daripada peserta

didik terutama dibidang pendidikan, namun tidak menutup kemungkinan jika

seorang guru tidak bisa menjembatani jurang pemisah antara peserta didik

dengannya. Maka dari itu guru harus mampu memahami bagaimana keadaan

jurang pemisah ini, dan bagaimana cara menjembataninya, tentunya butuh yang

yang namanya kreatifitas guru agar selalu diterima, dicerna, dan dipahami oleh

(12)

Guru yang kreatif dan inovatif dapat mengembangkan ide-ide baru dikalangan

peserta didik dan dapat menafsirkan isi kurikulum dengan menggunakan

pendekatan, strategi, metode, dan tekhnik pembelajaran yang kreatif dan

inovatif.

6) Memberi contoh dan teladan

Dimasyarakat guru diamati dan dinilaioleh masyarakat, di sekolah guru diamati

oeh peserta didik, teman sejawat dan atasannya. Maka dari itu ruang lingkup

guru menjadi contoh dan teladan yang baik tidak hanya kepada siswanya,

melainkan kepada semua orang yang ada disekitarnya. Sebaiknya, guru selalu

minta pendapat teman sejawat atau peserta didik sebagai evaluasi bagi dirinya,

karena tidak semua orang akan menganggap guru tersebut baik, pasti ada

seorang yang tidak suka terhadap guru.

7) Meneliti sepenuh hati

Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan

penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan

berbagai penelitian, yang didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu guru

adalah seorang pencari atau peneliti.

8) Menilai pembelajaran

Dalam kurikulum 2013 penilaian termasuk perubahan mendasar dari kurikulum

sebelumnya. Mengingat kompleknya prose penilaian, guru perlu memiliki

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memadai. Dalam tahap persiapan

terdapat beberapa kegiatan, antara lain penyusunan tabel spesifikasi yang

didalmnya terdapat sasaran penilaian, tekhnik penilaian, serta jumlah instrumen

(13)

menemukan respon peserta didik terhadap instrumen tersebut sebagai bentuk

hasil belajar, selanjutnya dilakukan penelitian terhadap datayang telah

dikumpulkan dan dianalisis untuk membuat tafsiran tentang kualitas prestasi

belajar peserta didik, baik dengan acuan kriteria (PAP) maupun dengan acuan

kelompok (PAN).

Penilaian guru yang dapat membuat peserta didik berperilaku kreatif melalui.

Pertama, tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar, Kedua, mentolerir

jawaban yang nyeleneh. Ketiga, menekankan pada proses bukan hanya hasil

saja. Keempat, memberanikan peserta didik untuk mencoba, menentukan sendiri

yang kurang jelas/lengkap informasi, dan memiliki interpretasi sendiri terkait

pengetahuan/kejadian. Kelima, memberikan keseimbangan antara kegiatan

terstruktur dan spontan/ekspresif.13

3. Faktor Pendukung dan Penghambat

Kendala pembelajaran adalah hambatan yang menjadikan pelaksanaan pembelajaran

tidak evektif. Kendala disini juga meliputi problem-problem yang sering dikeluhkan oleh

peserta didik maupun guru selaku pelaksana kurikulum. Kendala-kendala dalam

pembelajaran PAI dapat berasal dari guru, peserta didik, kepala sekolah, ketersediaan sarana

dan prasarana, dan sebagainya.

a. Guru dan Peserta Didik

Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran peran guru sebagai pelaksana kurikulum

dan peserta didik sebagai subjek

b. Kepala Sekolah

Komponen pendidikan yang harus bertanggung jawab terhadap

13 https://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/Paparan/Paparan

(14)

keberhasilan maupun keberlangsungan proses pendidikan di sekolah

adalah kepala sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah berkewajiban

membantu guru-guru dalam usaha mereka mengembangkan

keterampilan mengajarnya.

c. Sarana dan Prasarana

Pelaksanaan pembelajaran PAI tidak akan optimal tanpa adanya dukungan sarana

prasarana yang memadai untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Data menunjukan bahwa

problem yang dihadapi guru PAI adalah terbatasnya sarana prasarana yang dibutuhkan.

Menurut Moh. Fahrun kendala yang dialami di kurukulum pendidikan agama islam ialah peraturan yang sudah tertulis dalam undang-undang maupun buku pedoman kurikulum tidak berbanding lurus dengan bimbingan yang diberikan, akihrnya guru sulit untuk mengubah gaya mengajarnya. Selain itu peraturan yang ditetapkan juga tidak berbanding lurus dengan sarana prasana yang memadai. Problem yang timbul adalah alokasi dana yang dikelola oleh Kementerian Agama selain kecil juga dipergunakan untuk membiayai berbagai sektor di lingkungan Kementerian Agama termasuk pembiayaan pendidikan.

Akibatnya alokasi pendanaan bagi lembaga pendidikan yang berada di bawah

Kementerian Agama sangat terbatas. Dampaknya kekurangan fasilitas dan peralatan dan

juga terbatasnya upaya-upaya pengembangan dan peningkatan kegiatan-kegiatan nonfisik.14

Menurut Saheri Perhatian pemerintah yang dicurahkan pada pendidikan Islam

sangatlah kecil porsinya, padahal kurikulum 2013 menunutut masyarakat Indonesia selalu

tetap berada dalam lingkaran masyarakat sosialistis religius. Dan bahkan tidaklah salah jika

dikatakan, bahwa pendidikan Islam di Indonesia justru menempati kelas dua dalam

masyarakat yang mayoritas Muslim, padahal Pendidikan agama Islam sangatlah sesuai

dengan kurikulum yang dipakai, yaitu pendidikan karakter.15

14 Moh. Fahrun, kordinator bidangn kurikulum SMP Qurratul Uyun Trasak

Larangan, wawancara langsung, (11 April 2018)

15 Saheri, Guru pendidikan Agama Islam SMP Qurratul Uyun Trasak Larangan

(15)

Sedangkan menurut kepala sekolah SMP salah satu masalah yang dihadapi

Pendidikan Agama Islam dalam Pembelajaran yaitu waktu yang terlalu sedikit, kesan sepertri

inilah yang tidak sesuai dengan tujuan dari kurukulum 2013 tersebut yaitu pembinaan

karakter. Padahal pelajaran yang sangat relevan untuk pembinaan karakter tidak lain adalah

Pendidikan Agama Islam.16

Selain permasalahan di atas dari kurukulum yang diterapkan adalah ketidak sinkronan,

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

mengamanatkan agar pendidikan agama di sekolah, baik dari aspek standar isi yang terkait

dengan standar kompetensi maupun standar penilaian, menggarap sekaligus tiga ranah

pendidikan, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik secara berimbang dan proporsional.

Namun demikian, di dalam praktiknya, Peraturan-Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan

pelaksana pendidikan agama di sekolah lebih banyak menggarap aspek kognitif peserta

didik, dengan hanya sedikit perhatian terhadap aras afeksi dan ranah psikomotor yang tidak

sejalan dengan amanat Peraturan perundang-undangan tersebut. Ketiga, Teori-teori dan

praktik pendidikan mutakhir berkesimpulan bahwa belajar akan mencapai efektifitas tertinggi

jika dilakukan secara terintegrasi antar berbagai mata pelajaran, atau sering disebut

integrated learning.17

D. Kesimpulan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang salah satunya melalui

16 Muhyi, Kepala Sekolah SMP Qurratul Uyun Trasak Larangan Pamekasan,

wawancara langsung, (11 April 2018)

17 Achmad Habibullah, “PROBLEMATIKA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PENDIDIKAN AGAMA DI SEKOLAH,” EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan

Agama Dan Keagamaan 6, no. 4 (15 Mei 2017),

(16)

mata pelajaran pendidikan agama.

Adapun tugas guru dalam kurikulum 2013 adalah Mendidik dengan baik,

Membelajarkan dengan benar, Membimbing secara tertib, Melatih dengan gigih,

Mengembangkan inovasi dan bervariasi, Memberi contoh dan teladan, Meneliti sepenuh

hati, Menilai pembelajaran

Daftar Pustaka

Achmad Habibullah, “PROBLEMATIKA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PENDIDIKAN AGAMA DI SEKOLAH,” EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan 6, no. 4 (15 Mei 2017), http://jurnaledukasikemenag.org/index.php/edukasi/article/view/268.

https://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/Paparan/Paparan%20Wamendik.pdf

Jamil Suprihatiningrum. Guru Profesional; Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan Kompetensi Guru. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013)

Kemendikbud, Pedoman Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Ke-1, (Jakarta: Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, 2013). Moh. Fahrun, kordinator bidangn kurikulum SMP Qurratul Uyun Trasak Larangan, wawancara

langsung

Muhyi, Kepala Sekolah SMP Qurratul Uyun Trasak Larangan Pamekasan, wawancara langsung. Mulyasa, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016). Nasution, Kurikulum & Pengajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2012).

Saheri, Guru pendidikan Agama Islam SMP Qurratul Uyun Trasak Larangan Pamekasan, wawancara langsung

Suparlan, Menjadi Guru Efektif, (Yogyakarta:Hikayat, 2005)

Syaiful Anam, Guru Sejarah SMP Qurratul Uyun Trasak Larangan Pamekasan, wawancara langsung.

Tony Widson,Journal of Curriculum and Pedagogy; Decomposing Curriculum, vs Curriculum as Text,London, 23 September 2011

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru ekonomi SMA Pilot Project kurikulum 2013 di Kabupaten Sumedang siap mengimplementasikan kurikulum 2013 dilihat dari aspek

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan mas alah dalam penelitian mengenai “ Analisis Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013

Penelitian ini berfokus untuk mendeskripsikan keberhasilan guru-guru SD Kanisius dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Keberhasilan guru-guru SD Kanisius dalam

Faktor pendukung implementasi Kurikulum 2013 di SDI Nurul Izzah Malang meliputi: 1 kreativitas guru dalam kelas mengimplementasikan K-13 yakni kesiapan guru terkait dengan

Bandung Barat dengan menganalisis pengaruh kompetensi guru terhadap kesiapan.. guru PAI SD dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 dapat

Wawancara semistructured dengan guru fisika kelas X untuk mengetahui kesiapan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 serta kepala sekolah untuk mengetahui seberapa

Artikel berjudul Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah pada Mata Pelajaran Biologi berdasar Kurikulum 2013 ini akan mencoba membahas tahapan scientific approach

Skripsi Laylatur Rohmah, Program S1 IAIN Jember, Tahun 2017 dengan judul “Implementasi Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Fiqih Kelas V Di Madrasah Ibtidaiyah