8.1
KONSEP DASAR PERAN MASYARAKAT
8.1.1 PENGERTIAN
Kegiatan perencanaan tata ruang merupakan bagian dalam pembangunan
masyarakat suatu wilayah. Masyarakat merupakan pelaku/subjek dalam proses
penyusunan penataan ruang. Proses perencanaan tata ruang, masyarakat berperan
secara aktif dalam setiap tahap proses kegiatan. Peran masyarakat tidak hanya dalam
proses perencanaan, tetapi sampai pada pemanfaatan ruang serta pengendalian
pemanfaatan ruang sesuai dengan hak dan kewajiban yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan. Dengan demikian, pembangunan harus berbasiskan pada peran
Bab VIII Peran masyarakat dalam Penataan Ruang
| VIII - 2 Pembangunan berbasis peran masyarakat (community-based developmet) mempunyai pengertian, yaitu pembangunan dengan orientasi yang optimal padapendayagunaan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, masyarakat
diberikan kesempatan aktif beraspirasi dan berkontribusi untuk merumuskan
program-program bangunan dan lingkungan yang sesuai dengan tingkat kebutuhannya (Permen
PU Nomor: 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan).
Secara umum, hak, kewajiban, dan peran masyarakat dapat dibina melalui
pendekatan Partisipatoris. Pendekatan Partisipatoris adalah salah satu pendekatan
yang tepat untuk menyusun suatu bentuk perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
dimana kegiatan tersebut merupakan hasil dari suatu proses yang melibatkan peran
masyarakat khususnya masyarakat yang berada di lokasi perencanaan. Pendekatan
Partisipatoris digunakan dengan dasar pemahaman bahwa masyarakat lebih
memahami kebutuhan dan permasalahannya serta harus diberdayakan agar mereka
lebih mampu mengenali kebutuhankebutuhannya.
Dalam pendekatan Partisipatoris, masyarakat dipandang sebagai subjek dan
bukan objek; praktisi berusaha menempatkan posisi sebagai “insider” bukan “outsider”;
lebih baik mendekati benar daripada benar-benar salah untuk menentukan
parameter/kriteria yang standar; masyarakatlah yang membuat model, diagram,
pengurutan, memberi angka (nilai), mengkaji (menganalisis), memberikan contoh,
mengidentifikasi dan menyeleksi prioritas masalah, menyakikan hasil, mengkaji ulang
dan merencanakan kegiatan akses dan pemberdayaan dan partisipatoris masyarakat
dalam menentukan indikator sosial (indikator evaluasi partisipatoris).
Beberapa prinsip penerapan pendekatan partisipatoris dalam proses hak,
kewajiban, dan peran masyarakat dalam penataan ruang Kota Jayapura, yaitu:
1. prinsip pelibatan atau partisipasi masyarakat menjadi prioritas utama;
2. prinsip keberpihakan kepada masyarakat luas;
3. prinsip pemberdayaan melalui peningkatan kesetaraan dan keadilan hak asasi
manusia;
4. prinsip masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator;
5. prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan;
6. prinsip triangulasi untuk mendapatkan informasi yang kedalamannya dapat
diandalkan melalui proses check and re-check informasi;
Bab VIII Peran masyarakat dalam Penataan Ruang
| VIII - 3 8. prinsip orientasi praktis agar program sosialisasi dapat dikembangkan untuk bisamemecahkan masalah dan meningkatkan kehidupan masyarakat;
9. prinsip keberlanjutan dan selang waktu. Kepentingan-kepentingan dan
masalah-masalah masyarakat tidaklah tetap, tetapi berubah dan bergeser menurut waktu
sesuai dengan berbagai perubahan dan perkembangan baru dalam masyarakat itu
sendiri;
10. prinsip belajar dari kesalahan; dan
11. prinsip keterbukaan.
8.1.2 TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun tujuan dari serangkaian aktivitas perencanaan berdasarkan partisipatif
masyarakat adalah untuk:
1. menjamin terlaksananya hak dan kewajiban masyarakat di bidang penataan ruang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. mendorong peran masyarakat dalam penataan ruang;
3. menciptakan masyarakat yang ikut bertanggung jawab dalam penataan ruang;
4. mewujudkkan pelaksaan penataan ruang yang transparan, efektif, akuntabel, dan
berkualitas; dan
5. meningkatkan kualitas pelayanan dan pengambilan kebijakan penataan ruang.
Pembangunan berbasis peran masyarakat memiliki manfaat, yaitu:
a. memupuk pemahaman dan kesadaran masyarakat akan hak, kewajiban, dan
peranannya di dalam proses pembangunan, sehingga tumbuh rasa memiliki dan
tanggung jawab yang kuat terhadap hasil-hasilnya;
b. meminimalkan konflik, sehingga mempercepat proses kegiatan secara keseluruhan,
serta terbangunnya suatu ikatan di masyarakat;
c. efisiensi dan efektivitas. Keputusan yang diambil akan bersifat efisien dan efektif
jika sesuai dengan kondisi yang ada, baik kebutuhan, keinginan, maupun sumber
daya di masyarakat; dan
d. memberdayakan masyarakat setempat, terutama dalam hal membentuk dan
Bab VIII Peran masyarakat dalam Penataan Ruang
| VIII - 4 8.1.3 KELUARANBeberapa keluaran yang diharapkan dari kegiatan Perencanaan Bersama
Masyarakat adalah:
1. identifikasi dan analisa pelaku pembangunan;
2. kesepakatan para pelaku pembangunan terhadap agenda dan strategi
pembangunan tingkat kawasan (area-wide need assessment); dan 3. rencana Program Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan.
8.1.4 LANDASAN HUKUM
Dalam perencanaan program kegiatan penataan bangunan dan lingkungan,
peraturan perundangan yang mendasarinya adalah:
1. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
2. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
3. Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang;
4. Beberapa perundangan-undangan dan peraturan terkait lainnya.
8.2
BENTUK PERAN MASYARAKAT
Peran masyarakat dalam penataan ruang dilakukan pada tahap perencanaan
tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
8.2.1 BENTUK PERAN MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN RUANG
Secara umum, hak masyarakat yang dijamin Undang-Undang No. 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang adalah:
a. mengetahui rencana tata ruang;
b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang;
c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan
kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang;
d. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang
Bab VIII Peran masyarakat dalam Penataan Ruang
| VIII - 5 e. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidaksesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang; dan
f. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin
apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang
menimbulkan kerugian.
Kewajiban yang harus dilaksanakan masyarakat adalah:
a. menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang
berwenang;
c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang;
dan
d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.
Bentuk peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang berdasarkan PP No.
68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan
Ruang berupa:
a. Masukan mengenai:
1) persiapan penyusunan rencana tata ruang;
2) penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan;
3) pengidentifikasian potensi dan masalah pembangunan wilayah atau kawasan;
4) perumusan konsepsi rencana tata ruang; dan/atau
5) penetapan rencana tata ruang.
b. Kerja sama dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau sesama unsur
masyarakat dalam perencanaan tata ruang.
8.2.2 BENTUK PERAN MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN RUANG
Peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang wilayah Kota Jayapura dapat berbentuk:
1. masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;
2. kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama unsur
masyarakat dalam pemanfaatan ruang;
3. kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana tata
Bab VIII Peran masyarakat dalam Penataan Ruang
| VIII - 6 4. peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan ruang darat,ruang laut, ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan memperhatikan kearifan
lokal serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta memelihara dan
meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam; dan
6. kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
8.2.3 BENTUK PERAN MASYARAKAT DALAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN
RUANG
Peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kota
Jayapura dapat berbentuk:
1. masukan terkait arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif
dan disinsentif serta pengenaan sanksi;
2. keikutsertaan dalam memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana tata ruang
yang telah ditetapkan;
3. pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal
menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang
yang melanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan; dan
4. pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap
pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
TABEL VIII.1 BENTUK PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
PROSES PERENCANAAN
TATA RUANG PEMANFAATAN RUANG
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
1 Masukan mengenai:
a. Persiapan penyusunan rencana tata ruang;
b. Penentuan arah
pengembangan wilayah atau kawasan
c. Pengidentifikasian potensi dan masalah pembangunan wilayah atau kawasan
d. Perumusan konsepsi rencana tata ruang
e. Penetapan rencana tata ruang
1 Masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang
1 Masukan terkait arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi
2 Kerja sama dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau sesama unsur masyarakat dalam perencanaan tata ruang.
2 Kerja sama dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau sesama unsur masyarakat dalam pemanfaatan ruang
Bab VIII Peran masyarakat dalam Penataan Ruang
| VIII - 7 PROSES PERENCANAANTATA RUANG PEMANFAATAN RUANG
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
3 Kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana tata ruang yang telah ditetapkan
3 Pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang 4 Peningkatan efisiensi, efektivitas,
dan keserasian dalam pemanfaatan ruang darat, ruagn laut, ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan
memperhatikan kearifan lokal serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4 Pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
5 Kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam 6 Kegiatan investasi dalam
pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sumber : PP No. 68 Tahun 2010
8.3
TATA CARA PERAN MASYARAKAT
Tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang wilayah Kota Jayapura,
dilaksanakan dengan pemberian saran pertimbangan, pendapat, tanggapan, keberatan,
masukan; terhadap informasi tentang arah pengembangan, potensi dan masalah serta
rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota. Peran masyarakat tersebut
disampaikan secara langsung dan/atau tertulis, kepada:
a. menteri/pimpinan kelembagaan pemerintah nonkementrian terkait dengan penataan
ruang;
b. gubernur; dan
c. bupati/walikota.
Penyampaian secara langsung dilakukan melalui forum pertemuan, konsultasi,
komunikasi, dan/atau kerja sama. Penyampaian secara tertulis dilakukan melalui surat
kepada alamat tujuan, alamat pengaduan berupa nomor telepon, nomor tujuan pesan
Bab VIII Peran masyarakat dalam Penataan Ruang
| VIII - 8 yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan serta dilaksanakan sesuai denganperaturan perundang-undangan.
Pelaksanaan peran masyarakat dilakukan secara bertanggung jawab sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan menghormati norma agama,
kesusilaan, dan kesopanan. Peran masyarakat tersebut, akan terus dibina oleh
pemerintah dengan maksud agar:
1. masyarakat dapat memperoleh informasi penataan ruang dan rencana tata ruang
secara mudah dan cepat, melalui media cetak, media elektronik atau forum
pertemuan;
2. masyarakat dapat memprakarsai upaya peningkatan tata laksana hak dan
kewajiban masyarakat dalam penataan ruang melalui penyuluhan, bimbingan,
pendidikan, atau pelatihan untuk tercapainya tujuan penataan ruang;
3. Pemerintah menyelenggarakan pembinaan untuk menumbuhkan serta
mengembangkan kesadaran memberdayakan dan meningkatkan tanggung jawab
masyarakat dalam penataan ruang dengan cara:
a. memberikan dan menyelenggarakan penyuluhan, bimbingan, dorongan,
pengayoman, pelayanan, bantuan teknik, bantuan hukum, pendidikan dan atau
pelatihan;
b. menyebarluaskan semua informasi mengenai proses penataan ruang kepada
masyarakat secara terbuka;
c. mengumumkan dan menyebarluaskan rencana tata ruang kepada masyarakat;
d. menghormati hak yang dimiliki masyarakat;
e. memberikan penggantian yang layak kepada masyarakat atas kondisi yang
dialaminya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai
dengan rencana tata ruang;
f. melindungi hak masyarakat untuk berperan serta dalam proses perencanaan
tata ruang, menikmati pemanfaatan ruang yang berkualitas dan pertambahan
nilai ruang akibat rencana tata ruang yang ditetapkan serta dalam menaati
rencana tata ruang; dan
g. memperhatikan dan menindaklanjuti saran, usul atau keberatan dari
Bab VIII Peran masyarakat dalam Penataan Ruang
| VIII - 9 TABEL VIII.2 TATA CARA PERAN MASYARAKATSumber : PP No. 68 Tahun 2010
8.4
PROGRAM KEGIATAN PARTISIPATIF
8.4.1 PELAKU YANG TERLIBAT
Pelaku (stakeholder) yang terlibat dalam kegiatan penataan ruang, terdiri dari 3 kelompok utama, yaitu:
Pemerintah (Government), sebagai representatif negara yang memiliki kemampuan-kemampuan legislatif, yudikasi, dan pelayanan publik, fungsinya
menjaga supremasi hukum dan keamanan nasional, menghasilkan
program-program kebijakan publik, mengumpulkan dana/penghasilan untuk membiayai
pelayanan publik dan infrastruktur, budgeting, dan implementasinya, serta menciptakan pembangunan yang berkelanjutan; komunikasi dan/atau forum pertemuan; dan
• kerja sama dalam
perencanaan tata ruang sesuai dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
• menyampaikan masukan
mengenai kebijakan
pemanfaatan ruang melalui media komunikasi dan/atau forum pertemuan;
• kerja sama dalam
pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
• pemanfaatan ruang sesuai
dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan; dan
• penataan terhadap izin
pemanfaatan ruang.
• menyampaikan masukan
terkait arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan,
pemberian insentif dan
disinsentif serta pengenaan sanksi kepada pejabat yang berwenang;
• memantau dan mengawasi
pelaksanaan rencana tata ruang;
• melaporkan kepada instansi
dan/atau pejabat yang
berwenang dalam hal
menemukan dugaan
penyimpangan atau
pelanggaran kegiatan
pemanfaatan ruang yang
melanggar rencana tata
ruang yang telah ditetapkan; dan
• mengajukan keberatan
terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Tata Cara Peran Masyarakat dalam Perencanaan Tata Ruang dilaksanakan dengan cara:
Tata Cara Peran Masyarakat dalam Pemanfaatan ruang dilaksanakan dengan cara:
Bab VIII Peran masyarakat dalam Penataan Ruang
| VIII - 10 Masyarakat (Civil Society), termasuk didalamnya organisasi-organisasinon-pemerintah (LSM), organisasi professional, grup-grup individu dan semua warga
negara, yang fungsinya dalam Good Governance antara lain memobilisasi kelompok-kelompok masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan
berbagai aktivitas ekonomi dan politik lainnya;
Swasta (Private Sector), dapat terdiri dari perusahaan-perusahaan dengan berbagai skala, dari yang paling kecil (tradisional) hingga perusahaan
besar/multinasional, termasuk pula BUMN, dan individu yang berusaha.
Ketiga kelompok stakeholder di atas merupakan pelaku yang memiliki
kepentingan maupun kemampuan untuk mempengaruhi suatu kebijakan, baik dalam
penataan ruang maupun pengelolaan lahan perkotaan. Hal ini dapat diilustrasikan
seperti terlihat dalam Gambar 8.1.
Gambar 8.1 Pelaku Utama Kegiatan Penataan Ruang
8.4.2 TAHAPAN PERENCANAAN PARTISIPATIF
Dalam perencanaan partisipatif dengan melibatkan peran masyarakat dilakukan
melalui beberapa tahap, yaitu:
A. Persiapan
Pengenalan terhadap program yang akan dilakukan kepada masyarakat terkait,
pendekatan terhadap pihak terkait dan penyusunan strategi pengumpulan
informasi.
B. Identifikasi Aspirasi dan Analisis Permasalahan
Penyusunan tujuan, kebutuhan dan kepentingan semua pihak, pelibatan seluruh
Bab VIII Peran masyarakat dalam Penataan Ruang
| VIII - 11 C. Analisis Perilaku LingkunganAnalisa mengenai interaksi kawasan perkotaan yang sudah memiliki struktur kota
yang solid pada kawasan perencanaan.
D. Rencana Pengembangan
Pemaduan terhadap pedoman utama, arahan pengembangan, kepentingan
prioritas dan visi pengembangan kawasan.
E. Strategi Pengembangan dan Publikasi
Monitoring dan evaluasi, persetujuan legal, strategi kerja sama dengan wakil-wakil
komunitas, penyebaran informasi dan publikasi program.
F. Penerapan Rencana
Publikasi rencana pelaksanaan, adaptasi perubahan, peninjauan dan kaji ulang
(review) berkala bersama dengan komunitas dan seluruh masyarakat.
Mengenai tahapan perencanaan partisipatif tersebut, dapat dijelaskan dalam
diagram alir pada Gambar 8.2.
Bab VIII Peran masyarakat dalam Penataan Ruang
| VIII - 128.5
TEKNIK MONITORING DAN EVALUASI
Metode yang digunakan dalam memonitor dan mengevaluasi kegiatan penataan
bangunan dan lingkungan dengan pelibatan peran masyarakat adalah Metode With-without Comparison. Metoda ini bertujuan untuk mengevaluasi (baik orang maupun wilayah) ketika suatu program belum diimplementasikan dengan setelah suatu program
diimplementasikan. Metoda ini berangkat dari asumsi bahwa seluruh perbedaan yang
terjadi antara sebelum dan sesudah implementasi program merupakan hasil atau
dampak diimplementasikannya program tersebut. Dengan asumsi tersebut, dilakukan
identifikasi tujuan dan sasaran program. Berdasar pada tujuan dan sasaran tersebut,
dilakukan pengumpulan data yang diperlukan.
Kondisi sebelum diimplementasikannya program diperoyeksikan sebagai
alternatif tanpa tindakan (without comparison), sedangkan kondisi setelah diimplementasikannya program diperoyeksikan sebagai alternatif dengan tindakan (with comparison). Dalam metode ini, kedua kondisi tersebut dibandingkan. Hasil yang diperoleh menjadi tolak ukur keberhasilan program yang akan dilaksanakan dan
merupakan bahan masukan dalam perencanaan kegiatan. Penerapan metode ini dalam
penataan bangunan dan lingkungan dapat diaplikasikan dengan beberapa persyaratan,
antara lain:
adanya pelaku (stakeholder) yaitu masyarakat, pemerintah, swasta yang terlibat dalam pelaksanaan program;
adanya peran aktif atau kepedulian masyarakat sangat diperlukan dalam
memberikan aspirasi terhadap program kegiatan yang akan dilaksanakan; dan
keadaan lingkungan yang mendukung dengan mengantisipasi kendala fisik yang
terdapat di wilayah/kawasan dimana program kegiatan akan dilaksanakan.
8.6
TEKNIK PUBLIKASI PROGRAM KEGIATAN
Teknik penyampaian program kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penataan
ruang dengan partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa teknik.
Terdapat beberapa teknik yang dapat diaplikasikan, akan tetapi perlu disesuaikan
dengan kondisi masyarakat dan fisik daerah. Teknik publikasi program kegiatan yang
dapat diterapkan dalam penataan bangunan dan lingkungan di kawasan perencanaan
Bab VIII Peran masyarakat dalam Penataan Ruang
| VIII - 13A. Publik Hearing
Melalui Konsultasi publik diharapkan program kegiatan sampai pada publik secara
tepat. Ketepatan dalam penyampaian pesan pada publik (stakeholders) sangat mendukung efektivitas dari teknik ini. Sasaran dari kegiatan konsultasi publik
adalah para wakil dari pihak-pihak yang terkait dengan program kegiatan ini. Para
utusan tersebut (peserta konsultasi publik) diharapkan secara kognisi mengetahui
dan mampu memahami terhadap program kegiatan yang akan dilaksanakan.
Adapun secara “behavioral” para peserta dari pihak-pihak terkait mampu mengimplementasikan program kegiatan tersebut.
Peserta konsultasi publik ini diharapkan melakukan diseminasi program kegiatan
di lingkungan masing-masing sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya.
Secara konseptual sasaran konsultasi publik tersebut adalah mereka yang
dilapangan mempunyai kewenangan untuk melaksanakan program kegiatan. Oleh
karena itu, eksistensi para peserta dilingkungan kerjanya dapat melakukan dan
mencegah adanya distorsi dari kepentingan-kepentingan nonpublik.
Untuk memaksimalkan konsultasi publik dengan pihak-pihak terkait dapat
dilakukan dengan media rapat kerja. Dengan media rapat kerja ini diharapkan
pihak-pihak terkait betul-betul fokus pada materi program kegiatan yang sangat
berkaitan dengan tugas dan kewenangan yang dimilikinya.
B. Diskusi
Kegiatan ini diharapkan akan memperkuat dari sisi argumentasi konseptual dari
program kegiatan yang akan dilaksanakan. Para peserta diharapkan memberi
masukan, mengkritisi, dan menyempurnakan program kegiatan secara logika
akademik. Konsep-konsep yang tertuang dalam program kegiatan tersebut perlu
didiskusikan secara mendalam dan menyeluruh oleh akademisi, sehingga
program kegiatan tersebut sudah merupakan hasil berpikir publik secara
keseluruhan. Para peserta kegiatan ini dapat berasal dari para akademisi, pakar
atau pemerhatian masalah, baik yang ada di kawasan perencanaan maupun di
luar kawasan perencanaan.
C. Publikasi Lewat Media Massa
a. Brosur
Melalui brosur pesan yang ingin disampaikan diharapkan dapat dibaca dan
Bab VIII Peran masyarakat dalam Penataan Ruang
| VIII - 14 teknik/metode public hearing, dialog. Adapun isi pesan brosur tersebut memuat inti dari program kegiatan. Dengan pesan informasi sekilah ini,masyarakat yang berkepentingan diharapkan dapat memberikan apresiasi
terhadap program kegiatan yang akan dilaksanakan.
b. Publisitas
Kegiatan publisitas di sini adalah setiap kegiatan dalam pelaksanaan program
diharapkan disebar luaskan oleh media massa. Pemberitaan oleh media
massa tersebut merupakan hasil dari proses publisitas sosialisasi.
Masyarakat yang membaca media diharapkan mengetahui dan memahami
terhadap program kegiatan yang akan dilaksanakan.
c. Talk Show
Kegiatan talk show di media elektronik (radio) lokal diharapkan masyarakat dapat mengetahui dan memahami terhadap program kegiatan di khususnya di
kawasan perencanaan dan umumnya di wilayah lain yang mempunyai
keterkaitan dengan program kegiatan tersebut. Dengan kegiatan talk show di radio lokal, diharapkan masyarakat yang ada di geografis yang terjangkau
media elektronik bisa menerima pesan mengenai program kegiatan tersebut.
d. Website/Millis
Melalui website/millis diharapkan penyampaian informasi mengenai program kegiatan menjadi maksimal. Para stakeholders akan lebih mudah
mengaksesnya di internet. Stakeholders seperti anggota pengusaha atau calon pengusaha dengan mudah melihat program kegiatan di Internet.
Realitas penggunaan media internet ini merupakan maksimalisasi pelayanan
terhadap publik. Publik pengusaha misalnya akan mudah mengetahui
program kegiatan untuk pengembangan usahanya di internet.
e. CD (Media Tayang)
Dengan perkembangan teknologi, diseminasi dan sosialisasi pesan program
Bab VIII Peran masyarakat dalam Penataan Ruang
| VIII - 15Contents
8.1 KONSEP DASAR PERAN MASYARAKAT ... 1
8.1.1 PENGERTIAN ... 1
8.1.2 TUJUAN DAN MANFAAT ... 3
8.1.3 KELUARAN ... 4
8.1.4 LANDASAN HUKUM ... 4
8.2 BENTUK PERAN MASYARAKAT ... 4
8.2.1 BENTUK PERAN MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN RUANG ... 4
8.2.2 BENTUK PERAN MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN RUANG... 5
8.2.3 BENTUK PERAN MASYARAKAT DALAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG ... 6
8.3 TATA CARA PERAN MASYARAKAT... 7
8.4 PROGRAM KEGIATAN PARTISIPATIF ... 9
8.4.1 PELAKU YANG TERLIBAT ... 9
8.4.2 TAHAPAN PERENCANAAN PARTISIPATIF ... 10
8.5 TEKNIK MONITORING DAN EVALUASI ... 12
8.6 TEKNIK PUBLIKASI PROGRAM KEGIATAN ... 12
Gambar 8.1 Pelaku Utama Kegiatan Penataan Ruang ... 10
Gambar 8.2 Tahapan Perencanaan Partisipatif ... 11
TABEL VIII.1 BENTUK PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG ... 6