• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAPER SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AuliaGa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PAPER SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AuliaGa"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

(TRANSAKSI PRODUKSI)

PADA PT. RATNA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Paper Sistem Informasi Akuntansi

Disusun oleh:

Aulia Gandini

041611333165

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi kesempatan

kepada penulis untuk mempelajari perihal Sistem Informasi Akuntansi sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas paper yang berjudul “Sistem Informasi

Akuntansi (Transaksi Produksi) pada PT. RATNA” ini.

Dalam pembuatan paper ini, banyak unsur yang terlibat dalam mendukung

dan memotivasi penulis. Sehingga, penulis mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua penulis yang tak ada hentinya selalu mendo’akan penulis

menjadi teladan yang baik bagi setiap orang.

2. Kakak dan adik-adik penulis, Puspa dan Amel yang selalu ada di saat suka

maupun duka dan dengan tanpa pamrih jauh-jauh membelikan makanan

dari Pacitan untuk penulis.

3. Ibu Debby Ratna Daniel, Dr., SE., Ak. yang senantiasa memberikan

dukungan serta bimbingan dalam mempelajari Sistem Informasi

Akuntansi.

4. Kakak Ichak Zulfikar yang dengan sabar mengajari penulis beberapa mata

kuliah di perkuliahan ini.

5. Serta sahabat kuliah penulis, Titi dan Upic dan Darin yang selalu

menemani penulis di dalam perkuliahan ini.

Penulis menyadari bahwa paper ini belum sempurna dan masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang

membangun guna kesempurnaan paper ini menjadi lebih baik.

Harapan penulis, semoga paper ini bermanfaat bagi kami secara pribadi

dan bagi khalayak yang membutuhkannya.

Surabaya, 4 September 2017

(3)

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul………...

Kata Pengantar……….

Daftar Isi………..

….i ....ii

...iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang………....

1.2Rumusan Masalah………...

1.3Tujuan Penelitian………....

1.4Manfaat Penelitian……….. …1 …3 …3 …3 BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Kerja Sistem Informasi………...

2.2 Sistem Informasi Akuntansi………

2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi………..

2.2.2. Manfaat Sistem Informasi Akuntansi………..

2.2.3. Sistem Informasi Akuntansi yang Efektif………

2.3 Perancangan Sistem………

2.3.1 Tujuan Desain Sistem………

2.3.2 Diagram Arus Data………

2.3.3 Diagram Relasi Entitas………..

2.3.4 Diagram Alir……….

2.4 Sistem Pengendalian Internal………..

2.4.1 Pengertian Pengendalian Internal………..

2.4.2 Prinsip Pengendalian Internal………

2.4.3 Tujuan Pengendalian Internal……… ...4

3.1 Struktur Organisasi pada Perusahaan PT. RATNA………

3.2 Desain Sistem Informasi Akuntansi dalam Produksi Perusahaan…..

PT. RATNA

3.2.1 Alur Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan………

(4)

iv

3.2.3 Data Flow Diagram PT. RATNA………..

3.2.4 Diagram Relasi Entitas pada PT. RATNA……….

3.3 Pengendalian Internal yang Efektif Diterapkan dalam………

Perusahaan PT. RATNA

..13

..16

..16

BAB 4 PENUTUP

4.1 Simpulan……….

4.2 Saran………

..18

..19

(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini jasa konstruksi merupakan bidang usaha yang banyak diminati

oleh masyarakat di berbagai tingkatan sebagaimana terlihat dari makin

banyaknya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi.

Hal itu dikarenakan jasa konstruksi mempunyai peranan penting dan strategis,

mengingat jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan atau

bentuk fisik lainnya, baik yang berupa prasarana maupun sarana yang berfungsi

mendukung pertumbuhan dan perkembangan berbagai bidang, terutama bidang

ekonomi, dan sosial. Selain berperan mendukung berbagai bidang

pembangunan, jasa konstruksi berperan pula untuk mendukung tumbuh dan

berkembangnya berbagai industri barang dan jasa yang diperlukan dalam

penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Sehingga, perkembangan jasa

konstruksi yang pesat membawa implikasi pada peningkatan persaingan antar

perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.

Setiap badan usaha tentunya berdiri dengan tujuan utama yaitu untuk

memperoleh laba atau profit, dan untuk tumbuh terus menerus. Adapun cara

yang dapat dicapai oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan laba yang

menjadi tujuan utamanya adalah dengan menjual barang dan jasa. Semakin

besarnya jumlah barang atau jasa yang terjual maka semakin besar juga laba

yang dapat dihasilkan oleh perusahaan. Besarnya laba perusahaan tercermin

dalam laporan keuangan perusahaan. Sekarang ini, pertumbuhan usaha semakin

pesat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menimbulkan persaingan

yang competitive, khususnya dengan perusahaan sejenis. Ditengah ketatnya

kondisi persaingan bisnis jasa konstruksi ini, para pelaku bisnis jasa konstruksi

di Indonesia, dalam hal ini adalah kontraktor jasa konstruksi, berupaya keras

(6)

2

Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam iklim

persaingan yang ketat, peranan informasi menjadi sangat penting demi

kemajuan perusahaan. Informasi yang cepat, akurat dan berdaya guna

merupakan sarana bagi pihak manajemen dalam mengelola perusahaan dan

sebagai pelaporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu

diperlukan suatu sistem akuntansi berupa formulir-formulir, catatan-catatan,

prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengelola data

mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis.

Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan kumpulan sumber daya,

seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan

dan data lainnya ke dalam informasi. Informasi tersebut dikomunikasikan

kepada para pembuat keputusan. Sistem informasi akuntansi melakukan hal

tersebut baik melalui sistem manual maupun melalui sistem terkomputerisasi

(George H. Bodnar, Sistem Informasi Akuntansi edisi 9, 2006, hlm 3).

PT. RATNA adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang

Pengadaan Jasa Konstruksi dan Barang. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak

H. Sudiro sejak tahun 1981 dan terus berkembang pesat hingga saat ini dengan

dukungan lebih dari 100 orang karyawan profesional dan peralatan pendukung

yang dimiliki. Di tengah banyaknya pesaing dalam dunia usaha khususnya

dalam bidang konstruksi, PT. RATNA mencoba terus mengembangkan

usahanya agar tetap eksis dan bertahan untuk berkarya dalam pelayanan.

Selain bergerak pada bidang pengadaan jasa konstruksi, PT. RATNA

juga merupakan perusahaan yang menjadi produsen dan bagi perusahaan lain

yang memiliki proyek konstruksi dalam bidang sipil, yaitu produksi batu pecah.

Produksi batu pecah inilah salah satu penyebab tetap eksis dan berkembangnya

perusahaan ini. Sehubungan dengan itu, dalam paper ini penulis akan

membahas mengenai alur sistem informasi akuntansi produksi pada PT.

RATNA agar pembaca dapat mengetahui sistem informasi akuntansi produksi

(7)

3

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1.2.1. Bagaimana struktur organisasi pada perusahaan PT. RATNA?

1.2.2. Bagaimana sistem informasi akuntansi produksi perusahaan

PT. RATNA?

1.2.3. Bagaimana pengendalian internal yang efektif diterapkan dalam

perusahaan PT. RATNA?

1.3. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1.3.1. Mengetahui struktur organisasi pada perusahaan PT. RATNA.

1.3.2. Mengetahui sistem informasi akuntansi produksi perusahaan

PT. RATNA saat ini.

1.3.3. Mengetahui pengendalian internal yang efektif diterapkan dalam

perusahaan PT. RATNA.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian di atas, maka penulis dapat mendapat manfaat dari

penelitian sebagai berikut:

1.4.1. Bagi penulis mampu memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi

Akuntansi tentang sistem produksi.

1.4.2. Bagi pembaca dapat mengetahui mengenai sistem informasi akuntansi

(8)

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kerangka Kerja Sistem Informasi

Menurut James A.Hall (2007:9) Sistem Informasi adalah serangkaian

prosedur formal di maana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan

didistribusikan ke para pengguna. Gambar 2.1 menunjukkan sistem informasi

sebuah perusahaan manufaktur yang didekomosisikan menjadi berbagai

subsistem dasar.

Gambar 2.1 Kerangka Kerja Sistem Informasi

2.2. Sistem Informasi Akuntansi

2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Bodnar dan Hopwood (2004: 1) : “Sistem informasi

akuntansi (SIA) adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan

peralatan yang diatur untuk mengubah data keuangan dan data lainnya

menjadi informasi”.

Romney dan Steinbart (2004: 473) menyatakan bahwa “Sistem

informasi akuntansi (SIA) adalah sumber daya manusia dan modal dalam

Sistem

(9)

5

organisasi yang bertanggungjawab untuk (1) persiapan informasi keuangan

dan (2) informasi yang diperoleh dari mengumpulkan dan memproses

berbagai transaksi perusahaan”.

2.2.2. Manfaat Sistem Informasi Akuntansi

Manfaat dari sistem informasi akuntansi antara lain :

1. Menyediakan informasi yang akuratdan tepat waktu sehingga dapat

melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.

2. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang

dihasilkan

3. Meningkatkan efisiensi

4. Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan

5. Meningkatkan sharing knowledge

6. Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan

2.2.3. Sistem Informasi Akuntansi yang Efektif

Sistem informasi akuntansi yang efektif menurut Mardi (2011:6)

sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sah.

2. Menggambarkan transaksi secara tepat waktu dan rinci sehingga

memungkinkan pengelompokkan transaksi secara semestinya untuk

pelaporan keuangan.

3. Mengukur nilai transaksi dengan cara yang memungkinkan

pencatatan nilai keuangan yang layak dalam laporan keuangan.

4. Menentukan periode terjadinya transaksi untuk memungkinkan

pencatatan transaksi pada periode akuntansi yang semestinya.

5. Menyajikan dengan semestinya transaksi dan pengungkapannya

(10)

6

2.3. Perancangan Sistem

2.3.1. Tujuan Desain Sistem

1. Menentukan secara tepat dan terperinci kebutuhan dan bentuk-bentuk

informasi yang sebenarnya diperlukan untuk menunjang keberhasilan

operasional perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan pengolahan

data yang dikehendaki oleh manajemen.

2. Mengatur semua kebutuhan serta membaginya secara sistematis pada

beberapa tahap dan bagian, yang nantinya akan dioperasikan secara

standar untuk menghemat waktu dan biaya.

3. Menentukan cara pelaksanaan tiap-tiap tugas tersebut.

4. Menentukan tingkat ukuran mutu untuk menilai keberhasilan

dan ketidakberhasilan dari tiap-tiap performa tugas-tugas tersebut.

5. Menghilangkan sebanyak mungkin pekerjaan yang akan

menghambat implementasi sistem, seperti terjadinya duplikasi

(pengulangan yang tidak perlu) mengenai fungsi, tujuan, operasi,

data, formulir-formulir data masukan, dan laporan-laporan yang

sejenis

Sumber :

http://jurnal-akuntansi.blogspot.com/2012/05/jurnal-pada-akuntansi-sistem-informasi.html#ixzz2gvdaoxr1

2.3.2. Diagram Arus Data ( Data Flow Diagram – DFD )

DFD digunakan untuk menyajikan sistem dalam beberapa tingkat

perincian dari yang sangat umum ke yang sangat terperinci. DFD

banyak digunakan oleh analis sistem untuk mewakili elemen logis dari

sistem. Akan tetapi, teknik ini tidak mewakili sistem fisik. Dengan kata

lain, DFD menunjukkan tugas logis yang sedang dilakukan, namun

tidak menunjukkan cara melakukannya atau siapa (atau apa) yang

melakukannya.

2.3.3. Diagram Relasi Entitas ( Entity Relationship Diagram– ERD ) ERD adalah teknik dokumentasi yang digunakan untuk menyajikan

(11)

7

2.3.4. Diagram Alir ( Flowchart )

Flowchart adalah representasi grafis dari sistem yang

mendeskripsikan relasi fisik di antara entitas – entitas intinya. Digunakan

untuk menyajikan aktivitas manual, aktivitas pemrosesan komputer, atau

keduanya.

2.4. Sistem Pengendalian Internal

2.4.1. Pengertian Pengendalian Internal

Arens, Alvin A, et al. (2012:310) berpendapat bahwa sistem

pengendalian internal terdiri dari peraturan dan prosedur yang dibuat

untuk memberi keyakinan yang dapat menjamin bahwa perusahaan

dapat mencapai tujuannya. Menurut Mulyadi (2014:163), “sistem

pengendian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi,

dan mendorong terjadinya kebijakan manajemen.” Secara umum,

pengendalian internal adalah bagian dari masing-masing sistem yang

digunakan untuk mengatur dan digunakan sebagai prosedur sekaligus

pedoman pelaksaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu.

Terdapat tiga tipe objektif dalam sistem pengendalian internal yang

efektif, yaitu :

1. Tingkat reabilitas dari laporan keuangan.

2. Efisiensi dan efektivitas dari suatu operasional.

3. Berhubugan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

2.4.2. Prinsip Pengendalian Internal atas Pembelian

Pembelian merupakan salah satu aktivitas perusahaan dalam

pengadaan suatu barang yang akan digunakan dalam proses produksi.

Mulyadi (2014) berpendapat bawa sistem pembelian digunakan di

dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh

(12)

8

Adapun fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem informasi

akuntansi pembelian, yaitu:

1. Fungsi Gudang

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung

jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuatu dengan

posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan

barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.

2. Fungsi Pembelian

Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi

mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam

pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada

pemasok yang dipilih.

3. Fungsi Penerimaan

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab

untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas

barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau

tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan, fungsi ini juga

bertugas melakukan penerimaan barang dari pembeli karena

adanya retur penjualan.

4. Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah

fungsi pencatat utang dan fungsi pencatat persediaan. Dalam sistem

akuntansi pembelian, fungsi pencatat utang bertanggung jawab

untuk mencatat transaksi pembelian kedalam register bukti kas

keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti

kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan utang atau

menyelenggarakan kartu utang sebagai buku pembantu utang.

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi pencatatan persediaan

bertangggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan

(13)

9

2.4.3. Tujuan Pengendalian Internal

Tujuan sistem pengendalian internal yang efektif adalah sebagai

berikut :

1. Untuk menjamin kebenaran data akuntansi.

2. Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya.

3. Untuk menggalakkan efisiensi usaha.

4. Untuk mendorong pentaatan kebijakan pemimpin yang telah

(14)

10

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Struktur Organisasi pada Perusahaan PT. RATNA

3.2. Desain Sistem Informasi Akuntansi dalam Produksi Perusahaan

PT. RATNA

3.2.1. Alur Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan PT. RATNA

Sistem informasi akuntansi untuk proses produksi memiliki

prosedur-prosedur produksi yang dapat menjadikan siklus produksi lebih

efektif dan efisien. Oleh karena itu, PT. RATNA juga harus menerapkan

sistem informasi akuntansi dengan prosedur-prosedur produksi sebagai

berikut :

Direktur Utama

Manajer Akuntansi

Wakil Direktur Komisaris

Direktur

Manajer

Produksi Manajer

Penjualan

(15)

11

1. Prosedur Pelanggan

Pelanggan melakukan order melalui bagian penjualan. Kemudian,

bagian penjualan mengeluarkan tiga arsip faktur penjualan. Arsip 1

digunakan sebagai arsip bagian penjualan, arsip 2 diberikan kepada

bagian produksi, dan arsip 3 diberikan kepada bagian akuntansi.

2. Prosedur Order Produksi

Dalam prosedur order produksi dilakukan koordinasi pengolahan bahan

baku menjadi barang jadi dengan dikeluarkannya Surat Order Produksi

dari bagian produksi untuk arsip bagian produksi sendiri berdasarkan

pemesanan pelanggan melalui bagian penjualan ataupun sebagai

kebutuhan pemenuhan persediaan barang jadi. Prosedur produksi ini

dibagi menjadi dua, yaitu prosedur produksi massa dan prosedur

produksi khusus. Prosedur produksi massa dijalankan dalam rangka

memenuhi persediaan, sedangkan prosedur produksi khusus dijalankan

dalam rangka memenuhi permintaan order pelanggan.

3. Prosedur Permintaan dan Pembelian Bahan Baku

Prosedur permintaan bahan baku dilakukan apabila persediaan bahan

baku menipis atau ketika persediaan barang baku dan barang jadi tidak

mampu memenuhi permintaan order pelanggan.

Dalam prosedur ini, bagian produksi mengeluarkan Dokumen Surat

Permintaan Bahan Baku dua arsip, 1 arsip untuk bagian produksi

sendiri, dan 1 arsip diberikan kepada bagian pembelian. Kemudian,

bagian pembelian mengeluarkan Surat Pembelian Bahan Baku tiga

arsip, 1 arsip untuk diarsipkan, 1 arsip untuk pemasok, dan 1 arsip untuk

bagian akuntansi.

4. Prosedur Produk Selesai

Setelah bahan baku diolah menjadi barang jadi, output produksi

(16)

12

5. Prosedur Pencatatan Akuntansi dan Pelaporan Kepada Pemilik

Perusahaan

Bagian akuntansi akan menerima dokumen mengenai pendapatan dan

pengeluaran kas yang didapatkan dari bagian penjualan dan bagian

pembelian. Sehingga, hasil dari dokumen-dokumen tersebut akan

diproses menjadi laporan keuangan dan diarsipkan dua rangkap. 1 arsip

disimpan bagian akuntansi, dan 1 arsip diberikan kepada pemilik

perusahaan. Dengan mempertimbangkan laporan keuangan perusahaan,

pemilik perusahaan dapat mengambil keputusan untuk perusahaan di

waktu yang akan datang, termasuk keputusan untuk berinvestasi.

3.2.2. Flowchart pada PT. RATNA

Pelanggan Penjualan Produksi

tdk

ya

Pembelian Pemasok Akuntansi Owner

Mulai

order

A

D

t

A

B C

B

D

E

F

E

F C G

LK

H H

(17)

13

3.2.3. Data Flow Diagram PT. RATNA

1. Diagram Konteks

2. Diagram Level 0

Pelanggan

Sistem Informasi

Akuntansi

Penjualan

Persediaan

Proses Order 1.0 Pelanggan

Proses Produksi 2.0

Proses Pembayaran

3.0

Akuntansi 4.0 Masterdata Order Penjualan

Mengolah Mengolah

Pencocokan Data Pencocokan Data

Faktur Pembayaran Data Penjualan

Data Penjualan

(18)
(19)

15

Laporan Penjualan Laporan Produksi Laporan Persediaan Laporan Penerimaan Kas Faktur-faktur

Masterdata

3.0

Mencocokkan Laporan-laporan dengan Masterdata dan Laporan Pembeliaan Bahan

Baku 4.1

Laporan Pembelian Bahan Baku Keuangan dan Laporan

(20)

16

3.2.4. Diagram Relasi Entitas pada PT. RATNA

3.3. Pengendalian Internal yang Efektif Diterapkan dalam Perusahaan

PT. RATNA

Dalam melaksanakan kegiatan bisnis, sistem pengendalian internal

sangatlah dibutuhkan untuk mendukung segala proses operasional

perusahaan agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dengan

demikian, PT. RATNA juga harus mampu menerapkan sistem pengendalian

internal yang efektif. Sistem pengendalian internal tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Karyawan mampu dan dapat dipercaya

Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten, perusahaan dapat

memberikan gaji yang baik, pelatihan, dan selalu mengawasi tugas

masing-masing karyawan.

(21)

17

2. Pertanggungjawaban Tugas

Seluruh tugas /kewajiban telah didefinisikan dengan jelas dan

ditugaskan kepada masing-masing individu yang bertanggungjawab

untuk melaksanakan tugas tersebut.

3. Penerapan Standar Operasional Procedure

Suatu organisasi biasanya memiliki sekumpulan aturan-aturan tertulis

yang memuat prosedur-prosedur untuk melaksanakan pekerjaan yang

baik dan benar.

4. Pemisahan Tugas

Konsep pemisahan tugas dalam pengendalian internal akan membatasi

kesempatan terjadinya kesalahan dan mengurangi peluang terjadinya

kesalahan dalam pencatatan-pencatatan akuntansi.

Pemisahan tugas dalam pengendalian internal dapat dibagi menjadi

empat, antara lain :

a. Pemisahan antara operasi dan akuntansi.

Tugas-tugas akuntansi haruslah dipisahkan dari tenaga-tenaga kerja

lain agar tidak terjadi kesalahan dalam menjalankannya.

b. Pemisahan antara penanggungjawab dengan akuntan.

Contohnya, akuntan tidak seharusnya ikut dalam menangani tugas

penjaga kasir ataupun tugas dari penanggungjawab lainnya.

c. Pemisahan antara pemberian kuasa atas transaksi-tranaksi dengan

penanggung jawab aktiva yang bersangkutan.

Contohnya petugas yang memasukkan data ke dalam komputer tidak

boleh sekaligus menjadi petugas yang mengoperasikan mesin-mesin

(22)

18

BAB IV

PENUTUP

4.1. Simpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembuatan Sistem Informasi

Akuntansi Produksi perusahaan PT. RATNA adalah sebagai berikut:

4.1.1. Sistem Informasi Akuntansi merupakan sebuah media yang

mempermudah bagian akuntansi dalam laporan keuangan, laporan laba

rugi, serta proses penjurnalan dan penggolongan ke dalam buku besar

tanpa ada batas ruang dan waktu.

4.1.2. Terdapat penerapan prosedur-prosedur mengenai sistem informasi pada

PT. RATNA, yaitu: Prosedur pelanggan, prosedur order produksi,

prosedur permintaan dan pembelian bahan baku, prosedur produk

selesai, prosedur pencatatan akuntansi dan pelaporan kepada pemilik

perusahaan.

4.1.3. Dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, PT. RATNA

menerapkan pengendalian internal agar seluruh kegiatan operasional

perusahaan mampu berjalan dengan efektif dan efisien. Pengendalian

internal tersebut, antara lain : karyawan mampu dan dapat dipercaya,

pertanggungjawaban tugas, penerapan SOP, dan juga pemisahan tugas.

4.1.4. Adanya penggunaan database di tiap-tiap bagian akan mempermudah

dan mempercepat proses penjualan tanpa adanya risiko besar dalam

kesalahan pencatatan pemesanan yang dapat merugikan pelanggan dan

pihak perusahaan.

4.1.5. Mempermudah untuk adanya akses dari satu bagian ke bagian lain.

Misal dari penjualan, bagian produksi hanya melihat monitor di mana

bagian penjualan telah menginput data pesanan yang dapat

(23)

19

4.1.6. Meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelangan dalam pelayanan

yang diberikan sehingga dapat mengatasi permasalahan adanya pesaing

sesama pasar.

4.2. Saran

Saran yang dapat diambil dari pembuatan paper ini sebagai berikut:

4.2.1. Makalah ini merupakan penelitian mengenai sistem informasi

akuntansi secara mendasar sehingga perlu penelitian lanjutan dengan

metode-metode yang lebih baik dan komprehensif.

4.2.2. Peningkatan kinerja yang efektif dan efisien sangat diperlukan dalam

bisnis melalui rancangan sistem informasi akuntasi perusahaan.

4.2.3. Diharapkan dengan makalah ini mahasiswa mampu memahami tentang

pentingnya sistem informasi akuntansi dalam sebuah bisnis serta dapat

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H dan William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi.

Yogyakarta : ANDI

Mardi. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Anggota IKAPI : Ghalia, Indonesia

Mulyadi. 2014. Sistem Akuntansi. Yogyakarta : Salemba Empat.

Romney, M. B. and P.J. Steinbart. 2009. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta :

Salemba Empat.

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2014-1-00222

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Kerja Sistem Informasi

Referensi

Dokumen terkait

Informasi yang dihasilkan dari suatu rancangan untuk mempermudah pengelolaan data dilakukan dengan gambaran berupa diagram alir atau yang disebut dengan Flowchart,

Pada penelitian ini dilakukan analisis hubungan kuantitatif antara struktur senyawa turunan estradiol dengan aktivitas antikanker, khususnya yang memanfaatkan komputer

Perekonomian dunia tahun 2004 diperkirakan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya didorong oleh kebijakan ekonomi makro relatif longgar, yang dimungkinkan oleh

Hasil dari identifikasi karakter morfologis jeruk Desa Suka, Desa Ajinembah, dan Desa Kacinambun pada 37 sampel jeruk memiliki perbedaan karakter morfologis antara

Pada laman Indonesia Stock exchange atau Bursa Efek Indonesia, Pasar Syariah JII memiliki tidak lebih dari 30 bentuk saham syariah yang seperti reksadana syariah

Tingkat kesukaan warna, rasa, serta tekstur terbanyak terdapat pada sampel dengan substitusi 30%, sedangkan kesukaan aroma terbanyak terdapat pada sampel dengan

Penggunaan tepung eceng gondok 1% - 4% dan minyak ikan 4% - 7% dalam ransum puyuh periode pertumbuhan meningkatkan konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan, tetapi

untuk mempertimbangkan pembekalan pengetahuan awal mengenai motif pakaian kepada calon konsumen sebab pengetahuan awal dapat mempengaruhi hasil persepsi terhadap