• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TENTANG KONTRAKTOR KELOMPOK 4 MU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH TENTANG KONTRAKTOR KELOMPOK 4 MU"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH TENTANG KONTRAKTOR

KELOMPOK 4

MUHAMMAD FARIZ (12110001)

DENNY EKA (12110002)

YURIDISTIRA LUDFI (12110021)

(2)

Jasa Kontraktor

Secara umum pengertian kontraktor adalah sebuah badan/lembaga/orang yang

mengupayakan atau melakukan aktifitas pengadaan baik berupa barang maupun jasa yang dibayar dengan nilai kontrak yang telah disepakati. Jasa kontraktor sipil sendiri merupakan jasa yang berupa pengadaan barang dan jasa yang berhubungan dengan pekerjaan sipil, bisa berupa jalan, bangunan, konstruksi jembatan, dsb.

Di Indonesia, tercatat ada banyak sekali jasa kontraktor sipil yaitu sekitar 180 ribu badan usaha kontaktor. Kontraktor – kontraktor itu sendiri harus disertifikasi dan terregistrasi, hal ini diatur dalam LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi).

Didalam LPJK akan ditentukan jenis usaha jasa konstruksi yang akan ditawarkan, bisa berupa pelaksana konstruksi (kontraktor) maupun perencana konstruksi (konsultan). Baik kontraktor maupun konsultan kemudian akan dikualifiasi ke dalam beberapa grade (tingkatan).

Pengkualifikasian ini berdasarkan pengalaman (lama badan usaha itu berdiri), jumlah tenaga ahli/terampil yang dimiliki dan jumlah tenaga kerja serta nilai modal yang dimilikinya.

1. Untuk kualifikasi tertinggi atau yang sering disebut golongan besar, ditujukan kepada badan usaha yang memiliki grade 6 atau grade 7 dimana badan usaha tersebut bisa menangani proyek dengan nilai yang tidak terbatas.

2. Golongan menengah ditujukan kepada badan usaha yang memiliki grade 5 dengan nilai proyek berkisar antara 1 – 10 Milyar. Dan golongan kecil ditujukan untuk grade 4 – 2 dengan nilai proyek di bawah 1 Milyar.

Tujuan dari pengklasifikasian ini hanya agar para badan usaha yang ada dapat mengikuti tender dan mengerjakan proyek sesuai dengan kapasitas yang dimiliki sekaligus untuk menjaga kelangsungan usaha bagi golongan menengah sampai kecil.

Secara umum kontraktor adalah orang yang kerjanya terikat oleh kontrak dimana jasanya adalah membantu mereka – mereka yang tidak memiliki cukup waktu dalam membangun rumah. Para kontraktor akan mengalkulasi perencanaan,analisis pengeluaran,sampai dengan implementasi yang dibutuhkan.

Bagaimana bisnis Jasa Kontraktor??

Jasa bisnis kontraktor tidak membutuhkan modal yang besar. Modal awal diperkirakan dari modal kerja, yaitu modal untuk membayar karyawan selama 6 bulan,alat-alat kantor, dan dana operasional.

Kontraktor yang baik,perlu memahami dan memiliki hal – hal berikut:

1. Rencana Gambar

(3)

3. Pengalaman kerja

4. jaringan pendukung

Maksud dan Fungsi Efisiensi Bagi Kontraktor

Efisiensi dalam pelaksanaan proyek oleh kontraktor adalah merupakan suatu keharusan dalam rangka menjaga laba yang telah ditargetkan. Eit..efisiensi sama sekali tidak boleh dipelesetkan sebagai tindakan mengurangi takaran, karena efisiensi mensyaratkan suatu output yang sesuai dengan gambar dan spesifikasi rencana.

Banyak definisi tentang efisiensi dalam penelusuran di internet. Tapi dalam posting ini saya akan berikan definisi yang lebih membumi, tentunya versi saya dengan sudut pandang kontraktor (boleh dong..). Efisiensi adalah suatu keadaan atau ukuran perbandingan antara biaya aktual yang dikeluarkan untuk suatu pekerjaan/output/item biaya tertentu dengan biaya yang direncanakan di awal. Efisiensi ternyata adalah kata keterangan, bukan kata kerja.

Definisi efisiensi disini adalah pengembangan definisi standar tentang efisiensi. Dikarenakan merupakan perbandingan antara dua nilai (positif), maka hasilnya tentu > 1 atau < 1 (positif). Saat ini dikatakan efisiensi bila biaya aktual < biaya rencana awal atau perbandingan antara biaya aktual vs biaya rencana awal < 1. Lalu jika sebaliknya dikatakan inefisiensi.

Setelah dicermati, makna efisiensi ternyata menyempit. Seharusnya berdasarkan definisi bermakna suatu keadaan atau ukuran. Saat ini efisiensi bermakna tindakan dimana biaya aktual < biaya rencana awal. Sehingga terjadi penyempitan makna. Tapi apapun itu, rasanya tinggal kita sepakati saja bahwa jika biaya aktual < biaya target (rencana awal) berarti terjadi efisiensi, jika sebaliknya adalah inefisiensi. Semoga bisa disepakati.

Konsep efisiensi yang ingin saya pertegas dalam posting ini dan posting berikutnya adalah konsep bagaimana tindakan-tindakan dalam pelaksanaan konstruksi proyek akan

menghasilkan efisiensi biaya dimana produk atau output yang dihasilkan haruslah tetap sesuai gambar rencana dan RKS yang disyaratkan dalam kontrak.

(4)

ngeles paling gampang dan tidak akan ada yang berani melawan adalah ”jika semua risiko diperhitungkan, kapan bisa menang tendernya?”. Saya hanya mbatin, yang ngeles belum canggih ilmu risk managementnya hehe..

Umumnya tindakan yang dilakukan pada kontraktor untuk mendapatkan efisiensi yang utama adalah mendapatkan discount harga yang paling tinggi dengan para vendor sehingga harga aktual yang diharapkan akan serendah mungkin terhadap harga rencana awal. Setelah mendapatkan discount tertinggi dengan para vendor, kontraktor seperti sudah bekerja keras mendapatkan keuntungan. Lalu tarik nafas panjang dan istirahat. Padahal pemilihan vendor dengan harga terendah (bukan harga terbaik) adalah keputusan yang seringkali keliru. Harga terendah seringkali menyimpan risiko bagi kontraktor dalam pelaksanaannya. Ini sudah sering terbukti.

Suatu kasus nyata yang tak perlu dijelaskan siapa kontraktornya. Di proyek diperlukan suatu alat berat excavator. Kontraktor sibuk mencari penjual excavator bekas yang paling murah. Tak peduli waktu pelaksanaan sudah terlambat. Ketika akan menguji excavator yang

termurah (mungkin se-Indonesia), Kontraktor mendapat info bahwa ada excavator yang lebih murah lagi. Maka dibatalkanlah rencana uji coba excavator yang sudah direncakan.

Kontraktor akhirnya membeli excavator yang lebih murah dari yang termurah. Efisien sekali? Ternyata tidak. Ketika alat excavator tersebut mulai digunakan di proyek, ternyata ada komponen yang perlu dibeli dulu. Beli komponen alat berat tentu perlu transport karena hanya tersedia di kota besar. Kemudian begitu dipakai beberapa saat, ada kabel yang korslet. Setelah berhasil sempat digunakan beberapa jam, tingkat konsumsi solar sangat tinggi (mungkin karena saking tua dan maintenance yang jelek). Daya tahan pemakaian hanya beberapa hari. Akhirnya kantor proyek jadi bengkel sepanjang pelaksanaan proyek. Alat tersebut setelah setahun proyek selesai tidak juga di demob walaupun personil kontraktor sudah lama tidak ada di lapangan karena pekerjaan yang sudah selesai. Efisiensi yang berubah jadi inefisiensi /risiko yang tak terlihat (hidden cost).

Berdasarkan pengalaman, kejadian hal yang terduga dalam pelaksanaan proyek berdampak pada biaya sekitar 1-5%. Jika dianggap keberhasilan mengatasi masalah (problem solving) adalah 50% (termasuk bagus), maka dampaknya menjadi 0,5 – 2,5%. Angka ini jika

(5)

Posting ini merupakan buah pengalaman saya selama mengerjakan proyek, dimana pada beberapa proyek yang awalnya rugi secara biaya, berbalik menjadi untung karena tindakan efisiensi yang dilakukan secara sistematis dan konsisten. Prediksi saya, efisiensi akan menjadi senjata dalam persaingan dimasa yang akan datang. Semoga efisiensi juga akan menjadi bermanfaat bagi para pembaca.

kontraktor pelaksana proyek

1 Pengertian Kontraktor, Kontraktor adalah perusahaan yang melakukan kontrak kerja dengan orang atau pemerintah atau perusahaan lain untuk memasok barang atau

menyelesaikan jasa tertentu. Bidang kerjanya mungkin pembangunan gedung, pembuatan jalan raya, pembangunan instalasi listrik, dan penyediaan ribuan generator. Dalam

prakteknya, sebuah perusahaan kontraktor tidak menyelesaikan pekerjaan proyek tersebut secara sendirian. Bahkan, bila nilai proyeknya besar, kontraktor tersebut mencari puluhan atau ratusan kontraktor lain untuk menyelesaikan proyek. Ringkasnya, perusahaan tersebut mensubkontrakkan pekerjaan ke perusahaan-perusahaan lain.

2 Pengertian Kontraktor Secara Umum, Kontraktor atau yang juga dikenal dengan istilah Penyedia Jasa Konstruksi, merupakan salah satu bidang usaha yang memberikan jasa pelaksanaan dalam bidang pembangunan. Disebagian masyarakat istilah "kontraktor" lebih lekat dengan usaha "Jasa Pemborongan Bangunan" atau diartikan orang atau badan usaha yang melayani pengerjaan konstruksi bangungan dengan sistem pembayaran "borongan" atau satu paket pekerjaan bukan harian.

JENIS PEKERJAAN YANG SERING DITANGANI OLEH KONTRAKTOR

Jenis usaha yang dikerjakan oleh kontraktor bisa sangat bermacam-macam. Menurut Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), badan usaha jenis Jasa Pelaksana Konstruksi dapat dibagi menjadi 6 (enam) bidang, antara lain :

1. Arsitektur, 2. Elektrikal, 3. Mekanikal,

4. Pekerjaan Terintegrasi, 5. Sipil,

6. Tata Lingkungan 7. dan lain-lain

(6)

yang berbeda, sedikitnya waktu yang dipunyai oleh klien dikarenakan kesibukan yang cukup padat, dan kecepatan serta efisiensi pembangunan.

PERBEDAAN KONTRAKTOR DAN PEMBORONG

Dari segi definisi kata kontraktor sinonim dengan kata Pemborong, definisi lain “Kontraktor” berasal dari kata “kontrak” artinya suatu perjanjian atau kesepakatan kontrak bisa juga berarti sewa, jadi kontraktor bisa disamakan dengan orang atau suatu badan hukum atau badan usaha yang di kontrak atau di sewa untuk menjalankan order/pekerjaan berdasarkan isi kontrak yang dimenangkannya dari pihak pemilik proyek yang merupakan instansi /lembaga pemerintahan, badan hukum, badan usaha, maupun perorangan, yang telah melakukan penunjukan secara resmi Berikut aturan-aturan penunjukan, dan target proyek ataupun order/ pekerjaan yang di maksud tertuang dalam kontrak yang di sepakati antara pemilik proyek(owner) dengan kontraktor pelaksana.

Scope bidang usaha kontraktor sebenarnya sangat luas,dan setiap kontraktor memiliki focus usaha dan spesialisasi di bidangnya masing-masing misalnya :

1. Kontraktor bidang kontruksi atau di kenal dengan istilah kontraktor bangunan penyedia jasa pelaksana kontruksi

2. Kontraktor bidang pertahanan dan keamanan 3. Kontraktor bidang perdagangan

4. Kontraktor bidang pertambangan 5. Kontraktor bidang jasa tenaga kerja 6. Dan lain sebagainya

Dalam tulisan ini yang akan saya ulas adalah hal dan pengalaman yang berkaitan dengan kontraktor bidang kontruksi atau yang juga dikenal dengan istilah Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi atau bahasa sederhananya adalah kontraktor bangunan, merupakan salah satu bidang usaha yang memberikan jasa pelaksanaan dalam bidang pembangunan. sebagian masyarakat mengistilahkan "kontraktor" sama dengan usaha "Jasa Pemborong Bangunan" yangdiartikan sebagai orang atau badan usaha yang melayani pengerjaan konstruksi bangunan dengan sistem pembayaran "borongan" atau satu paket pekerjaan bukan harian.atau system gaji.

badan usaha jenis Jasa Pelaksana Konstruksi dapat dibagi menjadi 6 (enam) bidang, antara lain :

1. Arsitektur, 2. Elektrikal, 3. Mekanikal,

4. Pekerjaan Terintegrasi, 5. Sipil,

6. Tata Lingkungan

Adapun dilihat dari skala usahanya kontraktor dapat di klasifikasikan sebagai berikut :

(7)

2. Kontraktor skala menengah : omzet usaha antara 1 milyar sampai dengan puluhan Milyar Rupiah pertahun

3. Kontraktor skala Nasional : omzet usaha telah mencapai ratusan Ratusan milyar Rupiah hingga trilyunan Milyar pertahunnya

4. Kontraktor skala Internasional : omzet usaha puluhan trilyun ke atas pertahunnya Wah,wah,wah…, menghitung angka digitnya saja sudah lumayan panjang ya? Yang mau kita bahas disini adalah Kontraktor skala kecil-menengah, kalau skala diatas itu bukan porsi saya mengulasnya, (menyadari kapasitas diri sendiri :). Biarkan saja para pakar dan praktisi selevel itu yang lebih layak untuk mengulasnya.

Dari segi arti kata, menurut saya tidak ada bedanya antara kontraktor dengan pemborong, kontraktor dari bahasa inggris yakni “contractor” sedangkan pemborong adalah arti dari contractor dalam bahasa Indonesia yang bersinonim sama yakni pelaksana proyek/pekerjaan secara paket, bukan orang yang bekerja secara harian atau pekerja formal dan berstatus karyawan/pekerja yang terikat sebagai pihak internal pada orang/Lembaga pemilik proyek, namun kontraktor dan pemborong adalah pihak eksternal yang tidak terikat secara permanen dengan pihak pemilik proyek yang hanya terikat dan bekerja berdasarkan Kontrak yang di buat. Dan ketika kontrak telah di selesaikan maka berakhir pula ikatan kerja antara kontraktor atau pemborong dengan pemilik proyek. Sebenarnya prinsip kerja "Kontraktor" dan "pemborong" adalah sama, yakni sebagai penyedia jasa bangunan, namun kedua istilah gelar profesi tersebut belakangan ini seperti mengalami pembedaan atau keduanya menjadi di bedakan definisi didalam persfektif masyarakat/konsumen pengguna jasa ini seolah-olah profesi "kontraktor" dan "pemborong" itu berbeda, "kontraktor" di definisikan sebagai perusahaan penyedia jasa bangunan dan "pemborong"didefinisikan sebagai penyedia jasa bangunan yang sifatnya perorangan saja , pembedaan kedua istilah profesi itu mungkin saja disebabkan karena pada waktu-waktu belakangan inibanyak terjadi penyalahgunaan "profesi" mengatas namakan profesi sebagai "pemborong".banyak terjadi seseorang "Tukang bangunan" dengan mudahnya mendeklarasikan dirinya sebagai seorang "pemborong bangunan" hanya karena dia merasa memiliki pengalaman kerja di bidang pertukangan bangunan yang cukup dan merasa mampu membentuk dan mengkoordinir tim kerja bangunannya sendiri untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan borongan dari konsumen/pemilik proyek. agar mendapatkan keuntungan lebih daripada penghasilannya sebagai seorang tukang bangunan saja yang sebenarnya seorang pemborong mengambil keuntungan lebih dari kecepatan kerja dari tim kerjanya sesama tukang bangunan. adapun masyarakat mendefinisikan "kontraktor" adalah pengusaha penyedia jasa bangunan, dan bukan seorang tukang yang bertindak sebagai pemborong bangunan.definisi yang di berikan oleh masyarakt ini sekarang telah menjadi Label pembeda antara "kontraktor" dan "pemborong" dan hal itu berlaku sampai dengan sekarang.

(8)

mudah, seorang "kontraktor" harus dapat menangani berbagai pekerjaan yang bukan hanya terkait dengan pelaksanaan pembangunan, namun dimulai dari Tahap-tahap tugas: 1. membuat konsep usaha/bisnis kontraktor yang dia terjuni maka untuk hal ini seorang kontraktor memerlukan wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai Ekonomi,danperusahaan. 2. membuat anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaannya sebagai landasan sistem yang mengatur mekanisme usahannya

3. memenej sistem Administrasi dan keuangan perusahaan agar didapatkan keteraturanadministrasi dan keuangan perusahaannya.

4. mengatur urusan mengenai promosi dan pemasaran usahanya agar dapat mencapai pangsa pasar yang sesuai dengan usahannya,

5. mengatur sistem pelayanan yang baik dan profesional bagi costumer/ klien/pelanggan 6. membuat perencanan proyek melalui proses pengukuran yang akurat, pembuatan gambararsitektural dan gambar kerja, penyusunan Rencana anggaran biaya Proyek se presisi mungkin guna menghindari kerugian kedua belah pihak baik dari pihak kostumer maupun dari pihak kontraktor sendiri

7. Membuat mengajukan draft kontrak kepada klien/pemilik proyek sesuai dengan lampiran-lampiran yang telah di buat dan di setujui klien/costumer seperti gambar-gambar arsitektural, gambar kerja dan RAB

8. Membuat kesepakatan dengan klien setelah melalui proses negosiasi dan menandatangani kontrak proyek yang merupakan bagian proses yang sangat penting bagi kedua belah pihak, karena sebelum itu kontraktor harus telah memperhitungkan dengan matang segala konsekwensi dari penandatangan kontrak tersebut. dia harus sudah siap dengan kemungkinan-kemungkinan yang tak terduga seperti kemungkinan akan merugi, dan sebagainya untuk itu seorang kontraktor harus memiliki back up dana sendiri untuk menutupi kerugian di proyeknya.

9. membuat program kerja proyek yang sistematis agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan lancar tanpa kesalahan, terkoordinasi, terarah, dan tepat sasaran

10. membentuk tim kerja proyek yang terdiri atas supervisi proyek, pengawas, mandor, tukang berjalan lan bangunan, dan pembantu tukang dsb.dan mengatur pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan posisi dan peranannya masing-masing agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan

11. mengatur suply dan pengadaan peralatan, perlengkapan, bahan-bahan/ material bangunan dengan para supplier, vendor, para pemborong sub pekerjaan dan pihak-pihak lainnya yang terkait dengan urusan-urusan tersebut

12. melakukan fungsi supervisi dan Quality control pekerjaan proyek agar hasil pekerjaan yang dilakukan para pekerja proyek benar-benar sesuai dengan isi kontrak yang telah di tandatangani

13. memberikan lapoan/preview kepada klien/pemilik proyek mengenai perkembangan proggress di proyeknya dan hal-hal penting lainnya yang ingin atau yang perlu diketahui klien berkaitan dengan proyeknya juga untuk menjalin komunikasi yang baik dengan klien/pemilik proyek

(9)

mengantisipasi jika ada fungsi-fungsi pekerjaan di lapangan yang kurang oftimal, sertasegala kemungkinan yang kurang baik yang dapat menggannggu/menghambat progresspekerjaan di proyeknya

15. memperhatikan sarana, kesejahteraan, dan kesehatan para pekerja proyek guna menunjang pekerjaan

16. melakukan rekuitmen para pekerja sesuai dengan peningkatan kebutuhan tenaga kerja di proyek

17. melakukan PHK bagi para pekerja yang kinerjanya kurang baik/kurang sesuai dengan yang di harapkan

18. melakukan segala kewajiban pembayaran berkaitan dengan pengeluaran proyek secara tepat waktu agar tercipta harmonisasi hubungan antara kontraktor dengan pekerja, supplier, sub kontraktor dsb, guna tercipta hubungan kerja yang baik dan berkesinambungan yang berguna membantu kelancaran usahanya.

19. menserah terimakan hasil pekerjaan kepada klien/ pemilik proyek apabila telah tuntas di laksanakan

20. menampung dan melaksanakan komplain dari klien berkaitan dengan hasil pekerjaan yang telah di serah terimakan sebagai wujud rasa tanggung jawab dan pelayanan yang profesional kepada klien.

mengingat sangat kompleksnya tugas dari seorang kontraktor maka seluruh tugasnya baik yang di lakukan di lapangan maupun di meja kerjanya adalah sama-sama pentingnya guna mengusahakan keberhasilan proyek-proyeknya yang harus dia pertangungjawabkan sepenuhnya kepada klien/pemilik proyek. malah seringkali pekerjaan yang di lakukannya di balik meja kerjanya sangat menentukan berhasil atau gagalnya pelaksanaan proyeknya sehingga sangatlah naif bila ada yang menyamaratakan antara kontraktor dengan tukang pemborong perorangan bahwa seorang kontraktor harus stand by setiap hari di lapangan sehingga menelantarkan tugas-tugas lainnya yang terkadang lebih penting.karena semua urusan yang menjadi tugas seorang kontraktor saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya sehingga dia harus dapat mengatur dan mengkondisikan agar semua tugas-tugasnya dapat dia kerjakan dengan baik tanpa ada tugas yang terbengkalai.

Berikut ini tabel Perbedaan antara kontraktor dengan pemborong yang dikenal sebagian masyarakat :

KARAKTERISTIK

USAHA KONTRAKTOR(PERUSAHAAN) PEMBORONG(PERORANGAN)

Sifat usaha Perorangan dan badan usaha Lebih berupa usaha Perorangan

Legalitas usaha

Perusahaan yang memiliki ijin usaha dan Berbadan hukum Seperti CV, PT, coorporation, dsb

Umumnya tidak memiliki ijin usaha dan bukan merupakan perusahaan yang berbadan hukum

Tingkat pendidikan terakhir Rata-rata Pelak u usaha

(10)

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD&ART) perusahaan

Umumnya memiliki AD&ART perusahaan yang mengatur mekanisme Usahanya

Karena tidak berbadan hukum maka tidak memiliki AD&ART

Kantor Resmi usaha Umumnya memiliki kantor resmi Tidak memilliki kantor resmi

Pengelola/Karyawan/staf

usaha Biasanya Lebih dari 1 orang yangterdiri atas : Ceo/Owner/Direksi/manejer umum sebagai pimpinan usaha, serta karyawan-karyawan yang memiliki tugas dan bagiannya masing-masing dalam urusan-urusan perusahaan sesuai posisinya masing-masing dalam perusahaan

Kebanyakan pemborong hanya usaha yang bersifat perorangan, dan mengelola semua urusan usahanya secara individu, tanpa dibantu/ memiliki karyawan yang membantu urusan usahanya

Struktur

oganisasi/kelembagaan

Memiliki struktur organisasi dan rantai kerja (rantai komando) yang jelas

Tidak memiliki struktur organisasi yang jelas

Fasilitas penunjang

usaha Umumnya memiliki fasilitaspenunjang usaha yang cukup memadai seperti, Ruang kantor, sarana kantor (ATK), sarana Telekomunikasi dan multimedia, kendaraan kantor, kendaraan, peralatan proyek lengkap, proyek,gudang, bengkel kerja, dsb

Surat ijin usaha (SIUP) Memiliki Surat Ijin Usaha (SIUP) Tidak memiliki surat ijin usaha SIUP

Rekening usaha Umumnya memiliki Umumnya tidak memiliki

Sistem Manajemen

Formalitas kerja Lebih formal dan rutin Kurang formal

Sistem perencanaan proyek

(11)

yang matang dan cukup akurat

kebanyakan menguasai, atau memiki staf yang khusus membidangi urusan Penyusunan RAB proyek

Umumnya cukup baik Umumnya kurang

Sistem penunjukan menghindari, konflik dan permasalahan hukum yang muncul di kemudian hari

Kebanyakan tidak mementingkan surat kontrak maupun SPK, sebagian besar tidak memahami mengenai Kontrak maupun SPK, keterlambatan pencairan dana dari pemilik proyek dan yang terpenting lagi untuk menutupi over head dan defisit dalam anggaran proyek yang ada

Jarang yang memiliki Capital, Asset, modal usaha sendiri biasanya hanya proyek sehingga seringkali meminta kucuran dana yang belum waktunya,atau bahkan meminta pembayaran lebih kepada pemilik proyek dari nilai yang telah disepakati di awal apabila mengalami defisit

Tingkat komitmen dalam kontrak

Rata-rata cukup tinggi, karena disamping dituntut harus melaksanakan proyek berdasarkan kontrak hitam diatas putih/yang

(12)

berkekuatan hukum, juga untuk membangun kepercayaan yang baik dari masyarakat terhadap usahanya, sehingga mengharuskannya berkomitmen penuh terhadap semua kontrak untuk membentuk imej usaha yang baik

melalui Kontrak atau SPK, penunjukan dan kesapakatan lebih banyak hanya secara lisan, sehingga tidak memiliki bukti hukum yang kuat secara tertulis, hal ini dapat menciptakan celah bagi munculnya konflik dan pelanggaran

Rata-rata Rasio perbandingan terjadinya Konflik/ permasalahan dengan

costumer/pemilik proyek

*Rata-rata Rasio 10 : 3 *Rata-rata Rasio 4 : 3

Rata-rata Tingkat kepercayaan pemilik proyek

*70% *30%

Rata-rata tingkat

Gambar

gambar arsitektual, gambar kerja,

Referensi

Dokumen terkait

3.3.1 Menuliskan kembali cara membuat hiasan pada kerajinan fungsi hias berbahan kayu 4.3 Membuat teks prosedur sederhana, baik lisan maupun tulis dengan memperhatikan

Untuk mengetahui metode peramalan yang paling tepat, dalam menentukan besarnya produksi produk kain CDP 2024 di periode yang akan datang pada Departement Weaving 2

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan membaca puisi siswa kelas VA SD Negeri 017 Pandau Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten

Antusias para pencari kerja / job seeker pada Job Fair 14 UDINUS terhitung sangat tinggi berdasarkan data yang diperoleh yaitu sejumlah 6268 orang yang terdiri

Perhitungan terminal value menurut Damodaran (2012) didasarkan pada kenyataan bahwa estimasi aliran kas tidak dapat dilakukan setiap tahun selamanya, sehingga biasanya

pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep

Industri perbankan di Indonesia menjadi prioritas investasi utama di ASEAN karena menawarkan suku bunga kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga yang ditawarkan

ini mengung!c;pkan temuan peneiitian yang ber!caitan dengan keberadmn nilai-nilai ke-Minangkabau-an dalam pembentukan orientasi politik dan respons petani subsisten terhadap