• Tidak ada hasil yang ditemukan

MARKET INTELLIGENCE CUT FLOWER HS ITPC Osaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MARKET INTELLIGENCE CUT FLOWER HS ITPC Osaka"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

MARKET

INTELLIGENCE

CUT FLOWER HS 6030

ITPC Osaka

2014

(2)

2 Kata Pengantar Peta Jepang 5 I. Pendahuluan 6 1.Pemilihan Negara 6 2.Pemilihan Produk 6 3.Profil Jepang 8

II. Potensi Pasar Jepang 11

1. Pertumbuhan Kebutuhan Cut Flower di Jepang 11

2. Impor Cut Flower Jepang-Dunia 12

3. Potensi Pasar Eksport Cut Flower Di Jepang 14

4. Kebijakan Impor Cut Flower di Jepang 16

5. Saluran Distribusi Cut Flower di Jepang 17

6. Hal - Hal yang Perlu Diperhatikan untuk Memasuki Pasar Cut Flower di Jepang 21

III. Peluang dan Strategi 27

1. Peluang 27

2. Strategi 34

IV. Informasi Penting 42

1. TPO/Kedutaan Negara Jepang di Indonesia 42

2. Kamar Dagang Jepang 43

3. Asosiasi Cut Flower di Jepang 48

4. Perwakilan Indonesia di Jepang 49

5. Daftar Imporir Cut Flower di Jepang 45

6. Daftar Pameran Cut Flower di Jepang 50

Referensi 53

Tabel 1.Daftar Nama Lima Besar Cut Flower Impor ke Jepang Tahun 2014 7 Tabel 2.1.Jumlah dan Nilai Impor Cut Flower oleh Jepang Berdasarkan

Jenis Bunga

20

Tabel 2.2.Pangsa Pasar Retailer Cut Flower 30

Tabel 2.3. Perbedaan Karakteristik Cut Flower Domestik dan Impor 33

Tabel 3.1. Peningkatan Impor Cut Flower ke Jepang 36

Tabel 3.2. Varietas Cut Flower yang Dibutuhkan di Jepang 37

Tabel 3.4. Tarif Impor Produk Cut Flower Indonesia 42

Tabel 4. Daftar Pameran Cut Flower di Jepang 50

Grafik 2.1.Tren Volume impor Cut Flower oleh Jepang berdasarkan Jenis Bunga 21 Grafik 2.2.Tren nilai impor Cut Flower oleh Jepang berdasarkan Jenis Bunga 21 Grafik 3.1.Total kebutuhan Cut Flower impor maupun Domestik 26 Grafik 3.2.Prosentase Peningkatan Impor Cut Flower 27 Grafik 3.3.Perubahan Kebutuhan Lima Besar Varietas Cut Flower 30 Gambar 1.1 Penjual Bunga Skala kecil di Tokyo Jepang 11 Gambar 1.2. Penjual Bunga Skala Besar Di Osaka (Kuromon Market) 11

Gambar 2.1. Kemasan bunga impor dalam box 15

Gambar 2.2.Kemasan Bunga impor dalam kertas 16

(3)

3

Gambar 2.3 Bunga impor dalam kertas 16

Gambar 2.4 Bunga Anggrek sebagai bingkisan 17

Gambar 2.5 Bunga Anggrek sebagai wedding bouqet 18

Gambar 2.4 Contoh right crop right area kebun Krisan di Malaysia 24 Gambar 2.5. Jalur Distribusi Cut Flower di Jepang 26

(4)

4

ITPC Osaka mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah dapat menyelesaikan”Market Intelligence: HS 6030 CUT FLOWER ” untuk tahun 2014 ini. Market Intelligence (Martel) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran kondisi dan potensi pasar produk CUT FLOWER di Jepang. Adapun isi dari Martel ini dibuat berdasarkan acuan “Outline Market Intelligence dan Market Brief” yang disampaikan kepada seluruh Perwakilan Luar Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret 2011 di Hotel Borobudur, Jakarta.

Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, Martel disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu produk, peraturan impor di negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar dan informasi penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung Martel ini dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan keunggulan Cut Flower Indonesia yang bersaing di pasar Jepang.

Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam Martel ini dapat bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam menentukan strategi eskpor ke Jepang,

Osaka, November 2014

(5)

5

Luas daratan Jepang 378.000 km2, yaitu 1/25 dari luas Amerika Serikat (bandingkan dengan luas daratan Indonesia 2.027.087 km2). Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah barat, Korea Utara dan

Korea Selatan di bagian selatan dan China di bagian barat daya. Empat pulau utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu

(6)

6 1. Pemilihan Negara

Hubungan kerjasama Indonesia-Jepang telah berjalan selama lebih dari 50 tahun, dimana bagi Indonesia, Jepang merupakan mitra dagang utama, baik dalam hal ekspor maupun impor. Jepang menempati peringkat pertama pangsa pasar sebesar 12.72 % sebagai negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada tahun 2011. Sementara itu, pada tahun 2011 posisi Jepang sebagai negara asal produk impor non-migas menempati peringkat kedua setelah China dengan pangsa pasar 15.62 %.

Produk-produk ekspor Indonesia ke Jepang antara lain: minyak dan gas bumi serta produk non-migas seperti kayu lapis, mesin-mesin listrik, nikel, hasil perikanan, karet alam, kertas dan produk kertas, tekstil dan produk tekstil, furniture, kopi, cokelat, teh dan lainnya. Sedangkan produk impor utama dari Jepang ke Indonesia di antaranya adalah barang modal yang berkaitan dengan kegiatan investasi dan kebutuhan industri dalam negeri seperti mesin-mesin, perlengkapan elektronik, suku cadang kendaraan, besi baja, plastik, bahan kimia, dan produk metal.

2. Pemilihan Produk

ITPC Osaka periode ini memilih Cut Flower sebagai sasaran market intelligence. Cut Flower adalah bunga dan atau kuncup yang dipotong bersama dengan cabang, batang serta daun untuk digunakan sebagai dekorasi atau bouquet. Cut Flower dikelompokkan dalam 2 ( dua ) kategori yaitu fresh Cut

(7)

7

Flower dan non fresh Cut Flower yang semacam bunga yang diawetkan, dimana daun cabang dan kuncup dsb tidak termasuk. Jenis-jenis fresh Cut Flower meliputi, mawar, anyelir, anggrek, krisan dan lili. Pasar Cut Flower di Jepang sangat besar dan di perkirakan terus meningkat lebih dari 25 %. Cut Flower di Jepang di jual di bermacam-macam tempat seperti florist, rumah pusat penjualan, supermarket, kombini, dan lain-lain. Peningkatan penjualan juga terjadi melewati internet. Jepang mengimpor Cut Flower dari seluruh penjuru dunia. Sembilan puluh persen bunga-bunga impor adalah dari jenis bunga - bunga traditional seperti krisan, anyelir, mawar, anggrek, dan lili. Krisan adalah bunga traditional jepang yang dipersembahkan pada puncak kekaisaran. Varietas ini paling banyak diminati dan sangat kompetitif di pasar. Perusahaan - perusahaan di Jepang, banyak yang memiliki investasi dan kerja sama dengan supplier Internasional untuk mengendalikan standart dan kualitas produk bunga. Tabel 1. Daftar Nama Lima Besar Cut Flower Impor ke Jepang tahun 2014

(Sumber: Flower Auction Japan, 2014)

Nama produk Jumlah Kode Impor

Anyelir (Carnation) 47,01% 6030.13.000 Krisan (Chrysanthemum) 25,07% 6030.11.000 Mawar (Roses) 12,13% 6030.14.000 Anggrek (Orchid) 6,39% 0603.12.000 Lili (Lili) 0,24% 0603.19.010 Lain-lain (other Cut Flower and

(8)

8

Adapun bunga-bunga impor di Pasar Jepang di antaranya sebagai berikut: 1. Anyelir ( Carnation) :

2. Krisan (Chrysanthemum)

Anyelir (Carnation), kode impor 6030. 13.000, merupakan jenis bunga yang banyak di minati di Jepang. Jumlah impor tahun 2014 sekitar 47.01 %.

Krisan (Chrysanthemum), kode impor 6030. 11.000 merupakan jenis bunga nomor dua di tahun 2014 yang diimpor oleh Jepang.

(9)

9

3. Mawar (Rose)

4. Anggrek ( Orchid)

Mawar (Rose), dengan kode impor 6030.14.000 merupakan bunga yang diimpor dengan jumlah 12,13 % pada tahun 2014.

Anggrek (Orchid) dengan kode impor 6030.12.000, merupakan kelompok bunga no 4 yang diimpor Jepang, yaitu sebesar 6,39 % di tahun 2014.

(10)

10

5. Lili (Lili)

6. Foliage ( Cut Flower yang lain)

Lili (Lili), dengan kode impor 6030.19.010, merupakan jenis Bunga no 5 yang diimpor jepang yaitu sebanyak 0,24 % di tahun 2014.

Terdapat beberapa jenis foliage dan cut flower yang lain dengan kode impor 6030.19.090, gambar disamping adalah jenis bunga waxflower yang diimpor Jepang.

(11)

11

Berbagai penjual bunga yang ada di jepang baik skala kecil maupun besar diantaranya sebagai berikut :

Gambar 1.1.Penjual Bunga skala kecil di Tokyo Jepang

(12)

12 3. Profil Jepang

a. Geografi. Posisi jepang ada di AsiaTimur kepulauan diantara Laut Pasifik

Utara dan laut Jepang, Timur dari Peninsula Korea. Total Area Jepang sebesar 377,915 km2 dengan luas daratan 364,485 km2. Pulau-pulau di Jepang meliputi kepulauan Bonin ( Ogasawara-gunto ), Daito-shoto, Minami-jima, Okino-tori-shima,Kepulauan Ryukyu ( Nansei-shoto ), dan kepulauan Volcano ( Kazan-retto ). Berdasarkan keadaan geografis dan sejarahnya, 47 prefektur di Jepang dikelompokkan menjadi 9 kawasan yaitu: Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku, Kyushu, dan Okinawa. Setiap kawasan ini mempunyai dialek dan adat-istiadat sendiri, serta budaya yang unik. Daerah pegunungan meliputi lebih dari 70 % dari daratan Jepang. Kota-kota utama Jepang terletak di tanah datar, yang meliputi: Tokyo, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo, Sendai, Nagoya, Hiroshima dan Fukuoka.

b. Pemerintahan. Jepang menganut sistem pemerintahan parlementer seperti

Inggris dan Kanada. Pelaksana tertinggi negara adalah Perdana Menteri yang diangkat oleh Diet yaitu Badan Legislatif Jepang ( National Diet), yang terdiri dari House of Representatives (480 kursi) dan House of Councillors (242 kursi). PM diangkat oleh Kaisar setelah mendapat persetujuan dari Diet. Perdana menteri membentuk dan memimpin kabinet menteri negara. Kabinet dalam menjalankan kekuasaan eksekutif, bertanggungjawab terhadap Diet. Di Jepang terdapat 47 pemerintah daerah tingkat prefektur ( semacam propinsi ) dan lebih dari 3300 pemerintah daerah pada tingkat bawah. Tanggung jawab mereka

(13)

13

meliputi : pengadaan pendidikan, kesejahteraan, dan pelayanan lain serta pembangunan dan pemeliharaan prasarana, termasuk utilitas. Dengan berbagai kegiatan administratif yang dilakukannya, terjadi kontak erat antara mereka dan penduduk setempat. Para kepala pemerintahan daerah serta anggota parlemen daerah dipilih oleh rakyat setempat melalui pemilihan.

c. Demografi. Masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang homogen dari

segi suku dan bahasa. Namun terdapat juga beberapa masyarakat non Jepang yang kebanyakan dari Korea Utara dan Selatan, Okinawa, China, Taiwan, Malaysia, Filipina dan Brazil, serta suku minoritas asli Jepang di Hokkaido. Hampir seluruh masayrakat Jepang menggunakan bahasa Jepang sehari- harinya sebagai bahasa ibu. Populasi Jepang diperkirakan sekitar 127.103.388 jiwa, dengan angka kelahiran pertahun sekitar 8,07 perseribu populasi sedangkan angka kematian sekitar 9,38 preseribu populasi, dengan demikian percepatan penduduk jepang mengalami penurunan sebesar 0.13 %. Meskipun Jepang merupakan negara yang penduduknya berumur panjang di dunia namun populasi non produktif menjadi beban pemerintah Jepang. Saat ini pemerintah Jepang sedang berusaha keras menyelesaikan masalah nasional ini.

d. Infrastruktur. Pada tahun 2011, 46.1 persen kebutuhan energi di Jepang

dipasok dari minyak bumi, 21,3 % dari batubara, 21.4 persen dari gas alam, 4,0 persen dari tenaga nuklir, dan 3,3 persen dari tenaga air. Tenaga nuklir

(14)

14

dihasilkan 9.2 persen dari listrik di Jepang. Namun, pada 5 Mei 2012 semua pembangkit listrik tenaga nuklir negara telah dihentikan karena ditentang masyarakat setelah bencana nuklir Fukushima Daiichi, meskipun pejabat pemerintah telah terus mencoba untuk meyakinkan masyarakat agar mendukung kembali setidaknya 50 reaktor nuklir tetap bekerja, mengingat sangat berat ketergantungan impor energi bagi Jepang. Pengembangan jalan-jalan besar di jepang menyebar luas, sekitar 1,2 juta kilometer adalah jalan-jalan aspal untuk transportasi menghubungkan Kota besar satu dengan yang lain. Kereta juga merupakan transportasi utama di Jepang yang terkenal dengan tepat waktu dan aman. Jepang mempunyai 173 bandara, terbesar untuk domestik adalah Haneda Airport, sedangkan untuk penerbangan internasional antara lain Narita International Airport, Kansai International Airport and Chūbu

Centrair International Airport. Pelabuhan terbesarnya adalah Nagoya Port.

e. Ekonomi. Pada tahun 2011 Jepang merupakan negara nomor 3 ekonomi

terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan China dari segi nominal GDP. Negara ini merupakan basis dan penghasil industri besar dan berteknologi tinggi seperti kendaraan bermotor, elektronika, peralatan mesin, baja dan logam, kapal, bahan kimia, produk tekstil dan makanan olahan. Selain itu, Jepang adalah produser mobil nomor 2 di dunia. Industri pertanian mencakup 13 % dari lahan Jepang. Jepang mencakup 15 % penangkapan ikan dunia atau nomor 2 setelah China. Sektor jasa menyumbang 75 % GDP Jepang.

(15)

15

1. Pertumbuhan kebutuhan Cut Flower di pasar Jepang

Volume impor Cut Flower oleh Jepang terus meningkat selama lima tahun terakhir. Volume impor Cut Flower dari 38 negara selama tahun 2012 mencapai 47.337 ton. Lebih dari 90 % diantaranya adalah Cut Flower jenis krisan, anyelir, anggrek, mawar dan lili. Sebagaimana terlihat pada gambar, beberapa kemasan Cut Flower impor oleh Jepang.

Gambar 2.1. Kemasan Cut Flower impor dalam Box

Berbagai macam kemasan Cut Flower impor ke jepang, diantaranya dikemas dalam box, seperti pada gambar 2.1. Dan ada juga yang diimpor dalam kemasan di balut kertas, seperti terlihat pada gambar 2.2.

Bab II. Potensi Pasar Cut Flower di

Jepang

(16)

16

Gambar 2.2 . Kemasan Cut Flower Impor dalam bungkus kertas

Krisan biasanya digunakan dalam pemakaman gaya Budha dan juga sebagai persembahan bagi yang sudah meninggal. Seperti gambar berikut.

Gambar 2.3 Bunga krisan di tempat duka

(17)

17

anggrek dan bunga dalam pot digunakan sebagai pemberian spesial dari perusahaan untuk merayakan keberhasilan atau pembukaan kantor baru. Berikut merupakan contoh anggrek sebagai bingkisan. Anggrek dalam pot sebagai bingkisan di hari ibu spt gambar 2.4

(18)

18

Gambar 2.5 Anggrek sebagai wedding bouqet

Sementara itu, kegunaan mawar lebih beragam, misalnya untuk merayakan sesuatu atau sebagai pemberian yang bernuansa romantis.

Pemasok utama kebutuhan Cut Flower di Jepang berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut:

 Krisan: Malaysia, Cina, Vietnam, Korea

 Anyelir: Kolombia, Cina, Ekuador, Vietnam

 Anggrek: Thailand, Taiwan, Malaysia, Selandia Baru

(19)

19

 Lili: Korea, Taiwan, Cina, Kolombia, Selandia Baru, Israel

Permintaan impor Cut Flower oleh pasar Jepang yang terus meningkat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

 Cut Flower impor, khususnya untuk jenis-jenis yang sering dicari konsumen, biasanya lebih murah dibandingkan dengan produk domestik.

 Cut Flower impor mempunyai kualitas yang lebih baik

 Jumlah produksi Cut Flower dalam negeri yang terus menurun sejak tahun 2007, baik secara volume total maupun proporsi produksi Cut Flower terhadap total produk pertanian.

 `Ageing population` di kalangan petani penghasil Cut Flower di Jepang juga menjadi tantangan tersendiri dalam industri ini.

 Hanya sedikit konsumen yang mencari dan menghargai Cut Flower yang unik dan bernilai tinggi.

Meskipun permintaan pasar Jepang atas Cut Flower cukup tinggi, namun perlu diingat juga bahwa pasar Cut Flower di Jepang cukup kompetitif dan sangat dipengaruhi oleh harga.

2. Impor Cut Flower Jepang

Jepang melakukan impor Cut Flower sejak akhir 1960-an, yaitu ketika mengimpor bunga krisan dari Taiwan. Jumlah dan nilai impor terus meningkat, kecuali pada masa `bubble economy` di awal tahun 1990-an. Pada tahun 2012 volume impor Cut Flower oleh Jepang mencapai 47.337 ton, dengan total nilai 35.227 juta Yen. Meskipun terjadi sedikit penurunan volume impor di tahun

(20)

20

2013, namun secara nilai impor meningkat menjadi 37.918 juta Yen. Berdasarkan jenis bunga yang diimpor oleh Jepang, bunga krisan selalu menempati urutan tertinggi, baik secara volume maupun nilai impor.

Tabel 2.1 Jumlah dan nilai Impor Cut Flower oleh Jepang berdasarkan Jenis Bunga

Item

2010 2011 2012 2013

Volume Value Volume Value Volume Value Volume Value Mawar 5.574 2.395 4.398 1.891 4.252 2.278 3.626 2.386 Anyelir 7.966 6.787 7.976 6.552 9.592 7.944 9.076 9.026 Anggrek 6.673 6.522 6.376 5.966 6.220 6.462 6.109 6.439 Krisan 17.591 10.429 18.838 10.863 20.453 12.039 21.557 13.522 Lili 2.727 738 2.495 753 Fresh cut flower jenis lain 3.525 3.832 3.342 3.773 Lain-lain 624 1.896 581 1.736 567 1.934 542 2.020 Total 38.429 28.029 38.268 27.009 47.337 35.227 46.748 37.918

(21)

21

Grafik 2.1 Tren Volume Impor Cut Flower oleh Jepang Berdasarkan Jenis Bunga

(22)

22

3. Potensi Pasar Ekspor Cut Flower di Jepang

Tiga jenis Cut Flower utama yang menjadi kebutuhan warga Jepang dan tersedia di hampir semua wilayah di Jepang adalah: anyelir, krisan dan mawar. Bahkan ketiga jenis bunga tersebut, kebutuhan impornya terus meningkat cukup tajam. Potensi pasar ekspor Cut Flower di Jepang terus meningkat dari tahun ke tahun. Misalnya, di tahun 2009 persentase impor bunga anyelir yang di tangani oleh sebagian besar pasar wholesale meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan persentase lima tahun sebelumnya, mencapai 21.6 % dari total quantitas impor. Krisan dan mawar tercatat masing-masing meningkat menjadi 22.7 % dan 13.4 % dari volume lima tahun terakhir.

Cut Flower yang diimpor dari negara lain dapat diterima dengan baik oleh pasar Jepang, bahkan beberapa jenis Cut Flower mempunyai harga pasaran yang lebih tinggi dibandingkan produk yang sama yang berasal dari pasar domestik dengan kualitas super. Peningkatan jumlah dan kualitas dari Cut Flower impor tersebut mampu merebut pangsa pasar produk domestik.

Cut Flower yang diekspor ke Jepang adalah bunga yang tumbuh secara “right crops for right area”; artinya, bunga di hasilkan dari tempat tumbuh yang sesuai ( contohnya, kondisi alam yang sesuai untuk menumbuhkan dan menghasilkan jenis bunga tertentu ). Hal ini akan mengurangi risiko penurunan kualitas atau jumlah bunga yang dihasilkan yang disebabkan karena perubahan cuaca, dan mampu menjaga kualitas dan kuantitas produksi Cut Flower menjadi lebih stabil. Banyaknya negara yang mengekspor Cut Flower ke Jepang karena, meskipun satu negara telah mengekspor satu jenis bunganya,

(23)

23

bisa jadi Jepang masih mengimpor jenis bunga tersebut dari negara lain. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kestabilan kualitas dan kuantitas Cut Flower di pasaran Jepang.

Kebijakan “right crops for right area” juga menciptakan keuntungan dari segi harga. Cut Flower yang dihasilkan di daerah yang sesuai seperti dataran tinggi yang terletak di negara-negara tropis dan subtropis yang memiliki temperatur rata-rata 15-20 derajat celcius sepanjang tahun, memiliki biaya produksi lebih rendah karena tidak memerlukan pemanasan. Kondisi alam tersebut mampu menciptakan kondisi yang sangat sesuai bagi Cut Flower ketika dipanen. Misal harga rata-rata per unit untuk anyelir di tingkat wholesale di pasaran Jepang adalah 43 yen, sedangkan harga impor bisa 5 yen lebih murah yaitu 38 yen.

(24)

24 Gambar 2.4. Contoh right crops for right area, Kebun Krisan di Malaysia

4. Kebijakan Impor Cut Flower di Jepang

Cut Flower yang memiliki HS code 0603 bebas bea masuk. Meskipun bebas bea masuk, namun imporir jepang diwajibkan membayar pajak konsumsi sebesar 5 % dari total nilai CIF atau CFR barang yang diimpor pada saat proses di bea cukai.

Prosedur impor yang perlu diperhatikan berkaitan dengan Japanese Quarantine Law adalah Cut Flower yang diekspor ke Jepang harus bebas hama, penyakit dan kotoran. Jepang dikenal sebagai salah satu negara yang

(25)

25

melakukan karantina untuk tanaman dengan ketat. Seluruh produk harus difumigasi dan dibersihkan secara keseluruhan. Pihak karantina di Jepang juga akan melakukan inspeksi tersendiri di pelabuhan. Jika mereka menemukan indikasi adanya hama, penyakit dan kotoran, maka imporir dapat memilih salah satu opsi berikut:

 Fumigasi tambahan di Jepang

 Memusnahkan produk

 Mengirim balik ke negara pengekspor

Semua opsi tersebut memerlukan biaya tambahan, yang merupakan risiko potensial terkait dengan prosedur karantina di Jepang. Oleh karena itu, harus disepakati terlebih dulu dengan calon konsumen tentang pembagian tanggung jawab terhadap risiko tersebut.

5. Saluran Distribusi Cut Flower di Jepang

a. Saluran distribusi

Untuk jalur distribusi biasa, petani di Jepang ( dari luar Jepang ) mengirim Cut Flower ke pasar wholesale, tempat dimana para pengecer membeli dan menjual Cut Flower ke konsumen. Menurut data pasar wholesale tahun 2007 yang dikeluarkan oleh Ministry of Agriculture General Food Policy Bureau, sekitar 80 % Cut Flower diperdagangkan pada pasar wholesale. Angka ini cukup tinggi dibanding komoditi lain seperti buah, sayur dan produk laut yang hanya sekitar 60 %. Proses impor Cut Flower ditangani oleh imporer khusus yang menangani Cut Flower. Ada juga beberapa wholesale yang menyediakan

(26)

26

pelayanan sebagai perusahaan trading dan menangani impor.

Gambar 2.5 Jalur Distribusi Cut Flower di Jepang

Sebagian besar Cut Flower masih diperdagangkan secara tradisional dengan sistem lelang. Dengan sistem ini, imporir menerima bunga, mengurus proses bea cukai, dan mengirim bunga ke tempat pelelangan secara konsinyasi. Berdasarkan analisis dan pengalaman mereka, impotir memilih pasar untuk mengirm bunga yang akan menghasilkan harga tertinggi. Hanya pembeli yang sudah memiliki register yang dapat membeli langsung melalui sistem pelelangan. Pengecer kecil, perancang bunga, dan pembeli lain biasanya membeli melalui `intermediate wholesaler` yang mempunyai toko di tempat pelelangan. Sistem lelang ini dibuat karena sulitnya membuat standarisasi kualitas untuk produk pertanian. Namun, sistem ini mempunyai beberapa

(27)

27

kelemahan sebagai berikut:

 Pemasok tidak bisa mengetahui harga jual sampai dengan proses lelang selesai,

 Permintaan pasar ikut mempengaruhi harga. Pengiriman produk berkualitas tinggi tidak selalu menjamin akan mendapat harga bagus.

 Kadang-kadang pembeli tidak bisa mendapatkan apa yang mereka cari. Selain sistem lelang tersebut, penjualan bisa juga dilakukan oleh produsen langsung ke pembeli sebelum masuk tempat pelelangan. Sistem ini biasanya menghasilkan harga yang lebih tinggi, tetapi produsen / pemasok harus berkomitmen untuk memenuhi standar kualitas yang ditentukan oleh tempat pelangan atau imporir. Di bawah ini merupakan contoh pelelangan Cut Flower.

(28)

28

Produsen / pemasok dapat juga langsung menjual pada pengecer berskala besar, seperti supermarket. Namun cara ini sangat jarang ditemukan, karena sangat jarang bisa mendapatkan harga yang layak dengan volume yang mampu dipesan oleh pengecer. Sistem `direct selling` yang dilakukan oleh para imporer dan perusahaan relasinya juga cukup berkembang akhir-akhir ini, meskipun volumenya masih sangat kecil jika dibanding dengan sistem distribusi tradisional.

b. Logistik

Metode transportasi untuk Cut Flower bisa dibagi menjadi 2 ( dua ) cara: mengemas Cut Flower dalam box untuk pengiriman tanpa suplai air ( disebut sebagai `dry transportation` ) dan pengiriman Cut Flower dengan suplai air ( disebut sebagai `wet transportation` ). Untuk metode wet transportation, ada juga yang menggunakan bucket yang didesain khusus, disebut sebagai bucket transportation. Metode wet transportation memberi suplai air secara konstan pada Cut Flower untuk menjaga agar tetap segar. Akhir-akhir ini penggunaan metode wet transportation cukup meningkat di Jepang. Menurut data dari the Flower Industry Promotion Office, penggunaan metode wet transportation mencapai 7,9 % di tahun 2008.

c. Penjual eceran ( retailer )

Jenis retailer Cut Flower di Jepang meliputi toko khusus bunga dan supermarket. Toko khusus bunga masih merupakan jenis retailer yang terpenting

(29)

29

dengan persentase pangsa pasar terbesar, meskipun persentasenya semakin menurun. Urutan terbesar berikutnya adalah supermarket dan discount store. Biasanya pengecer lebih memilih menjual Cut Flower yang sesuai dengan segala acara dan segala umur dari muda sampe tua. Akan tetapi, dengan semakin beragamnya gaya hidup orang saat ini membuat kebutuhan Cut Flower semakin beragam dan menjadi lebih personal, sehingga target Cut Flower pun menjadi lebih berkembang. Misalnya, retailer yang berfokus pada konsumen rumah tangga, mereka biasanya memilih lokasi di area-area yang aman dari segi lalu lintasnya, misalnya di gedung-gedung yang langsung terhubung dengan stasiun kereta dan di shopping streets yang ramai.

Bagi retailer yang target konsumennya adalah konsumen kelas atas, mereka lebih memilih lokasi di area urban dan menjual jenis bunga mahal. Cara baru yang cukup berkembang akhir-akhir ini adalah pembelian Cut Flower melalui mail-order. Layanan mail-order biasanya digunakan dihari yang sama saat bunga dikirim, misalnya untuk acara pernikahan ataupun pemakaman.

6. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memasuki pasar Cut Flower Jepang

a. Menjaga kesegaran bunga selama proses transportasi

Meningkatkan kesegaran dan umur simpan dari Cut Flower sangant penting karena akan meningkatkan nilai produk tersebut di pasar Jepang. Proses karantina yang cukup ketat kadang-kadang memakan waktu cukup lama,

(30)

30

Tabel 2.2. Pangsa Pasar Retailer untuk Cut Flower

Jenis retailer 1994 1999 2004 2009 Specialty store 70.7% 61.2% 57.1% 50.0% Supermarket 12.5% 19.9% 23.0% 28.6% Discount store 1.1% 1.7% 2.8% 2.7% Co-op store 1.8% 1.7% 2.8% 2.7% Department store 2.1% 2.6% 1.8% 1.8% Mail order 0.3% 0.4% 0.4% 1.0% Convenience store 0.3% 0.3% 0.3% 0.3% Others 11.3% 12.2% 11.1% 12.0% Total 100% 100% 100% 100%

Sumber: National Survey of Family Income and Expenditure (MIC)

sehingga dapat menurunkan kualitas bunga. Hal ini juga menjadi masalah penting berkaitan dengan jadwal pengiriman, dan dapat berpengaruh terhadap penjualan. Untuk itu, sangat penting untuk memastikan bahwa Cut Flower bisa melewati proses karantina dan menjaga kesegaran dan umur simpan bunga. Sehingga, sangat penting melakukan control kualitas secara ketat di setiap tahapan proses produksi dan transportasi.

(31)

31

Oleh karena itu, dua hal berikut ini sangat penting untuk diperhatikan:

(1) Kontrol kualitas di semua tahapan proses produksi sebelum Cut Flower dikirim untuk ekspor, meliputi: pengendalian hama di tempat penanaman bunga, melakukan pemilahan yang layak sebelum ekspor, pengemasan yang kreatif ( misalnya: penambahan anti-bakteria ke dalam air, menambahkan resin sintetis yang mengandung insektisida evaporatif, dan lain-lain ).

(2) Perlakuan oleh imporir untuk menjaga kesegaran bunga. Misalnya, menggunakan sistem pendinginan sebagai berikut:

 Pendinginan sebelum pengepakan pada suhu 5 derajat celcius atau kurang,

 Menggunakan dry ice atau ice pack

 Mendinginkan produk sebelum dan sesudah proses karantina,

 Memberi suplemen glukosa atau larutan yang mengandung disinfektan untuk menjaga bagian permukaan potongan batang bunga agar tidak cepat rusak.

b. Pendekatan pasar

Di pasaran Jepang, Cut Flower akan bersaing dengan Cut Flower produk domestik dalam hal tingkat kesegaran bunga, `branding` tampat asal bunga, dan nuansa warna bunga yang menjadi daya tarik konsumen Jepang. Untuk itu, ketika memasarkan Cut Flower impor sangat penting memperhatikan

(32)

32

karakteristik bunga domestik, serta menjaga kualitas dan umur simpan bunga agar tetap baik.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum memasuki pasar Cut Flower Jepang:

 Pilih jenis Cut Flower yang popular di pasar Jepang dan memiliki nilai tinggi.

 Patuhi persyaratan standar kualitas dan pengemasan, yang ditentukan oleh imporir. Standar kualitas dan pengemasan bervariasi tergantung pada imporir.

 Lakukan bisnis dengan imporir atau mitra yang sudah bereputasi, yaitu imporir yang sudah berpengalaman, memiliki strategi pemasaran yang unik, dan menjual pada konsumen yang tepat.

 Cari informasi langsung pada grosir dan pengecer di Jepang untuk mengetahui tren permintaan pasar bunga di Jepang.

 Kenali pesaing: pasar untuk jenis bunga yang sangat popular di Jepang sangatlah kompetitif. Berikut adalah jenis bunga dan negara pemasoknya: Krisan ( Malaysia, Korea, Taiwan ), Anyelir ( Kolombia dan China ), Mawar ( Korea ), Anggrek ( Taiwan, Selandia Baru, Malaysia, Singapura ), Lili ( Korea dan China ).

(33)

33

Tabel 2.3. Perbedaan Karakteristik Cut Flower Domestik dan Impor Karakteristik produk

dalam negeri

Karakteristik produk impor

Sistem produksi Hasil panen dan kualitas tergantung pada cuaca Produksi dengan volume rendah dengan berbagai varietas bunga

Sistem lahan yang tepat untuk tanaman yang sesuai mampu menjaga kestabilan baik secara kualitas maupun kuantitas

Mampu memenuhi pesanan dalam jumlah besar

Harga Biaya produksi tinggi (misalnya untuk penggunaan heater), bervariasi tergantung musim

Biaya tenaga kerja murah dan harga kompetitif.

Risiko nilai tukar mata uang.

Kepastian kedatangan

Kedatangan barang terjamin

Tanggal kedatangan kadang tidak pasti tergantung dari perlakuan karantina oleh bea cukai

Pengembangbiakan Produksi disesuaikan dengan permintaan konsumen di Jepang. Mengembangbiakan berbagai jenis bunga

Produksi berdasarkan permintaan pasar global. Ragam jenis bunga terbatas dibandingkan dengan

produksi dalam negeri. Kesegaran Segar Bunga rentan layu. Sumber: Guidebook for Export to Japan, JETRO 2011

(34)

34

1. Peluang

a. Peningkatan Kebutuhan Cut Flower di Jepang.

Jepang mengimpor Cut Flower dari berbagai negara di dunia. Jumlah Kebutuhan Cut Flower dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sebagaimana terlihat pada grafik 3.1 berikut.

Grafik 3.1. Total Kebutuhan Cut Flower baik impor maupun domestik

(Flower Auction Japan, data 2014 diambil sampai bulan Oktober)

Demikian pula jumlah Cut Flower impor mengalami peningkatan. Prosentase Cut Flower impor terhadap Kebutuhan Total berturut turut adalah sebagai berikut, 19,3 % ( 2011 ), 29,3 % ( 2012 ), 27,2 % ( 2013 ) dan 29,5 % ( Oktober

Volume (Batang)

(35)

35

2014 ). Sehingga diprediksikan berdasarkan kecenderungan peningkatan, maka tahun 2015 terjadi peningkatan lebih dari 30 %.

Grafik 3.2. Prosentase Peningkatan Impor Cut Flower

Negara pemasok kebutuhan Cut Flower di Jepang menurut data yang tercatat yaitu dari rekaman tahun 2010 paling banyak dari Malaysia sebesar 10.333 tons yang setara dengan 23.4 % dari total impor Cut Flower ke Jepang. Kemudian disusul oleh Republik Korea ( 8.102 ton ) dan China ( 6.237 ton ). Karena posisi ke tiga negara yang relatif lebih dekat ke Jepang sehingga bunga diperkirakan jauh lebih fresh dan awet sampai ke Jepang. Hal demikian menyebabkan Jepang lebih menyukai Cut Flower dari negara asal Asia dibandingkan negara Eropa atau lainnya.

(36)

36

Tabel.3.1. Peningkatan Impor Cut Flower ke Jepang

Negara 2006 2007 2008 2009 2010 Volume (ton) Volume (ton) Volume (ton) Volume (ton) Volume (ton) Malaysia 7.900 8.215 8.398 8.579 10.333 Rep. Korea 5.209 5.058 5.679 7.005 8.102 China 5.096 5.827 5.567 6.093 6.237 Columbia 3.124 3.529 4.062 4.615 5.864 Thailand 4.060 4.131 4.013 2.478 4.124 Taiwan 2.742 2.209 2.623 2.028 2.966 Vietnam 1.231 1.405 1.501 727 2.093 New Zealand 816 777 705 442 719 Kenya 760 745 485 583 564 India 871 842 669 2.153 531 Others 2.672 2.670 2.350 1.089 2.613 Afrika 1.061 1.217 1.075 1.089 1.364 Total 34.481 35.408 36.053 38.519 44.165

b. Pertimbangan harga berbagai varietas Cut Flower

Dengan adanya peningkatan kebutuhan Cut Flower di Jepang merupakan sebuah peluang besar yang menjajikan bagi pasar Cut Flower ke

(37)

37

Jepang. Beberapa varietas yang dibutuhkan di Jepang memiliki harga bersaing dari berberapa Negara. Nampaknya makin dekat jarak negara pemasok makin murah harga per unitnya, sehingga jepang lebih tertarik untuk membeli. Sebagaimana gambaran di tabel 3.

Tabel.3.2. Varietas Cut Flower yang dibutuhkan di Jepang

Varietas Rangking Negara Volume Rerata unit harga Yen/Kg (ton) Mawar 1 Rep. Korea 3.543 107 2 Kenya 531 1.081 3 India 2.108 658 4 Ethiopia 335 706 5 Columbia 231 1.081 Anyelir 1 Columbia 5.357 944 2 China 2.108 631 3 Vietnam 266 547 4 Ecuador 140 1.034 5 Turki 48 1.184 Anggrek 1 Thailand 4.052 767 2 Taiwan 1.421 1.065 3 Malaysia 538 971 4 New Zealand 451 1.998 5 Singapore 73 1.136 Chrysanthemum 1 Malaysia 9.784 727 2 China 3.663 393 3 Rep. Korea 1.804 404 4 Vietnam 1.612 494 5 Taiwan 494 381

(38)

38

Varietas Rangking Negara

Volume

Rerata unit harga Yen/Kg Lili 1 Rep.Korea 2.542 326 2 China 45 804 3 Columbia 13 936 4 Taiwan 4 724 5 Netherland 1 1.878

Cut Flower lain

1 Taiwan 1.046 1.148 2 Australia 427 1.076 3 Netherland 351 2.070 4 Afrika selatan 276 879 5 New Zealand 267 1.746 Lain-Lain 1 China 340 1.446 2 Columbia 123 6.497 3 Thailand 60 2.406 4 USA 46 1.064 5 Ecuador 21 14.153

Jepang lebih banyak mengiport dari Cut Flower dari Asia terutama varietas mawar banyak di pasok dari Republic Korea ( 3.543 ton, 63,1 % dari impor ke Jepang ) ; anyelir dari Columbia ( 5.357 ton, 67,3 % ); anggrek dari Thailand ( 4.052 ton, 60,8 % ); chrysanthemum dari Malaysia ( 9.784 tons, 55,6 % ) ; lili dari Republik Korea ( 2.542 ton, 97,5 % ). Peningkatan kebutuhan akan jenis Cut Flower yang berkualitias tinggi namun hanya ada terbatas di negara tertentu seperti Anggrek Dendrobrum di pasok dari Thailand.

(39)

39 c. Pertumbuhan Varietas Cut Flower

Beberapa varietas Cut Flower yang utama di Jepang mengalami dinamika perubahan kebutuhan sebagaimana digambarkan pada grafik 3.3.

Grafik 3.3 Perubahan kebutuhan Lima Besar Varietas Cut Flower ( Volume dalam batang )

Pada grafik 3.3 menginformasikan bahwa varietas Anyelir mendominasi pasar impor ke Jepang, disusul oleh Krisan, Mawar dan Anggrek. Sedangkan kebutuhan varietas lili makin lama makin terpenuhi dari varietas domestik. Bahkan di akhir-akhir ini sering tidak membeli varietas lili dari luar negeri. Kebutuhan Varietas anyelir kurang lebih sama antara Anyelir spray dan standar, dan makin tahun makin bertambah kebutuhan impornya. Sedangkan kebutuhan mawar ada kecenderungan akan terus menurun dengan adanya mawar lokal yang makin mencukupi kebutuhan sedangkan kebutuhan anggrek kecenderungannnya makin tahun makin meningkat permintaannya.

(40)

40 d. Expor Cut Flower Indonesia

Indonesia sangat potensial untuk memproduksi dan mengekspor Cut Flower. Terdapat 4 ( empat ) jenis Cut Flower yang potensial diproduksi di Indonesia untuk diekspor ke pasar internasional, yakni bunga anggrek, bunga krisan, bunga mawar dan bunga sedap malam. Produksi nasional ke-4 jenis bunga tersebut pada 2011, masing-masing mencapai 15.490.256 ( anggrek ) ; 305.867.882 ( krisan ); 74.319.773 ( mawar ) dan 62.535.465 ( sedap malam ) tangkai. Pertumbuhan produksi selama tiga tahun terakhir masing-masing ( 1,53 % ), 68,44 %, 13,53 % dan 10,81 % per tahun. Nilai ekspor anggrek, krisan dan mawar tahun 2011 masing-masing mencapai US$ 783,785, US$ 1,329,468 dan US$ 781,377, dan ekspor seluruh bunga dan tanaman hias mencapai US$ 13,160,361. Jenis anggrek yang diminati Jepang misalnya Anggrek bulan putih ( Anthurium ), mencapai 300.000 tangkai per bulan ( 2014 ). Para penggemar anggrek asal Jepang menyukai anggrek Indonesia karena lebih bervariasi dan tahan lama. Anggrek incaran mereka adalah jenis Dendrobium yang menyokong 34 % total ekspor anggrek ke Jepang, Oncidium Golden Shower ( 26 % ), Cattleya ( 20 % ), Vanda ( 17 % ), serta anggrek lainnya ( 3 % ). Pasar Jepang juga membutuhkan bunga krisan putih, namun belum ada ekspor krisan putih dari Indonesia ke Jepang. Disamping anggrek, selama ini Indonesia paling banyak mengekspor komoditas florikultura dalam bentuk daun-daunan ( foliage ) ke Jepang. Sebagai gambaran, per 10 tangkai foliage jenis leatherleaf misalnya, dihargai

(41)

41

@ ¥2.800 atau sekitar Rp 325.000. Sebuah peluang emas untuk di kembangkan.

Negara-negara tujuan ekspor Cut Flower Indonesia diantaranya untuk bunga potong pada tahun 2001 adalah Jepang 15,5 %, Belanda 14,6 %, Hongkong 14,8 %, Singapura 9,8 %, Korea Selatan 6,08 % dan Amerika Serikat 5,22 %. Sedangkan negara Taiwan, Australia, Republik Emirat Arab, Brunai Darussalam, RRC, India, Malaysia dan lain-lain pada persentase yang lebih rendah. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa peluang pasar bunga potong Indonesia mempunyai tempat di pasar internasional.

e. Tarif Impor Cut Flower ke Jepang

Tabel 3.4. menjelaskan tarif impor Cut Flower ke Jepang, yang mulai berlaku sejak 1 April 2014 dalam skema umum ( General ), World Trade Organization ( WTO ), Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement ( IJEPA ) dan ASEAN-Japan. Produk Cut Flower bebas bea impor. Tarif impor yang diberlakukan dalam skema EPA maupun CEP cenderung lebih rendah dibandingkan tarif yang berlaku secara General ataupun WTO.

(42)

42

Tabel 3.3.Tarif Impor Produk Cut Flower Indonesia Statistical

code

Description

Tariff rate Unit H.S. code Genera l Temporar y WTO G S P L D C I II 6.01 Bulbs, tubers, tuberous

roots, corms, crowns and rhizomes, dormant, in growth or in flower; chicory plants and roots other than roots of heading 12.12

601.1 Bulbs, tubers, tuberous roots, corms, crowns and rhizomes, dormant

Free (Free)

10 - Lilies spp. TH

20 - Tulips TH

90 - Other TH

601.2 0 Bulbs, tubers, tuberous roots, corms, crowns and rhizomes, in growth or in flower; chicory plants and roots

Free (Free) TH

6.02 Other live plants (including their roots), cuttings and slips; mushroom spawn

602.1 0 Unrooted cuttings and slips Free (Free) NO 602.2 0 Trees, shrubs and bushes,

grafted or not, of kinds which bear edible fruit or nuts

Free (Free) NO

602.3 0 Rhododendrons and azaleas, grafted or not

Free (Free) NO 602.4 0 Roses, grafted or not Free (Free) NO 602.9 Other Free (Free)

- Mushroom spawn

11 -- Of shiitake mushrooms KG

19 -- Other KG

(43)

43

Tabel 3.3.Tarif Impor Produk Cut Flower Indonesia (Lanjutan) Statistical

code

Description

Tariff rate Unit H.S. code Genera l Temporar y WTO G S P L D C I II 6.03 Cut Flower and flower buds

of a kind suitable for

bouquets or for ornamental purposes, fresh, dried, dyed, bleached, impregnated or otherwise prepared

Fresh

603.11 0 Roses Free (Free) KG 603.12 0 Carnations Free (Free) KG 603.13 0 Orchids Free (Free) KG 603.14 0 Chrysanthemums Free (Free) KG 603.15 0 Lilies (Lilium spp.) Free (Free) KG 603.19 0 Other Free (Free) KG 603.9 0 Other Free (Free) KG 6.04 Foliage, branches and other

parts of plants, without flowers or flower buds, and grasses, mosses and lichens, being goods of a kind suitable for bouquets or for ornamental purposes, fresh, dried, dyed, bleached, impregnated or otherwise prepared 604.2 0 Fresh 5% 3% F r e e KG

(44)

44 2. Strategi

a. Meningkatkan kualitas berbagai kerjasama antara Indonesia - Jepang.

Diantara bentuk kerjasama Indonesia Jepang adalah kerjasama perdagangan misalnya, Perjanjian Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA). Diantaranya hubungan dagang bilateral, untuk menanamkan investasi di bidang Cut Flower mulai dari pembibitan, pengiriman sampai pemasaran, sehingga mampu memproduksi Kualitas Cut Flower yang memenuhi pasar Jepang. Mengingat pasar Jepang sangat teliti dalam mengukur kualitas produk, maka perlu kerjasama kedua belah pihak secara intensif dan mendalam agar dihasilkan kualitas Cut Flower yang diinginkan pasar Jepang. Jalinan yang baik antara produsen dan konsumen untuk saling menjaga sebagai pelanggan sangat penting bagi peningkatan ekspor Cut Flower Indonesia ke Jepang, sebaliknya Jepang membutuhkan kualtis Cut Flower yang prima dari Indonesia. Kepastian produsen dan kepastian pasar Cut Flower penting untuk menjaga kestabilan perdagangan Cut Flower Indonesia-Jepang . Kekuatan pemeintah untuk negosiasi pada investasi merupakan kunci penting menerobos peluang pasar Cut Flower Indonesia di samping kualitas produk Cut Flower itu sendiri.

(45)

45 b. Menjaga Produksi Cut Flower yang berkelanjutan.

Karena kebutuhan Cut Flower cenderung meningkat maka perlu produksi Cut Flower yang mampu memenuhi jumlah kebutuhan pasar Jepang sehari-hari. Terdapat beberapa strategi pengusahaan Cut Flower Indonesia ( bunga nusantara ), yakni: skala orchard ( sekitar 1 ha ), skala perkebunan menengah terintegrasi ( 5-10 ha ) dan skala perkebunan besar terintegrasi ( lebih 10 ha ). Skala orchard sudah banyak dilakukan oleh petani maju Cut Flower Indonesia maupun Thailand. Namun hanya beberapa perusahaan Indonesia dan Thailand yang telah mengusahakan Cut Flower tropis dengan skala perkebunan ( orchad ). Terutama Thailand sebagai pesaing kuat Indonesia dalam ekspor anggrek.

c. Agresif dalam promosi dan meluaskan jenis pembeli di pasar Jepang.

Pentingnya manfaat promosi dalam peningkatan produk Cut Flower diantaranya :

1.Meningkatkan Jumlah penjualan t u j u a n jangka pendek . Strategi promosi penjualan sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan untuk menghabiskan stok Cut Flower atau untuk memenuhi stok yang ada di tingkat retailer sebelum pesaing dari negara lain memperkenalkan Cut Flowernya. Strategi promosi penjualan juga bisa meangkap “pembeli marjinal” datang membeli Cut Flower Indonesia. Pembeli marjinal adalah mereka yang membeli hanya ketika suatu produk yang sedang dalam masa “promosi”. Pembeli marjinal bisa berubah menjadi pembeli setia.

(46)

46

2. Meningkatkan Pembeli Coba-Coba. Strategi promosi penjualan juga bisa membuat pembeli potensial datang untuk menggunakan Cut Flower Indonesia. Pembeli potensial adalah pembeli yang tidak pernah menggunakan Cut Flower Indonesia atau hanya pernah menggunakan Cut Flower dari pesaing kita. Mereka tidak akan pernah membeli Cut Flower Indonesia dalam jumlah besar sebelum tahu bahwa mereka menyukai Cut Flower Indonesia. Pembeli potensial adalah sumber utama untuk meningkatkan volume penjualan kita. 3. Meningkatkan Pembelian Ulang. Strategi promosi penjualan dengan cara promosi pembelian kembali bisa digunakan untuk meningkatkan pembelian tetap atau pembelian dalam jumlah besar. Promosi pembelian kembali juga bisa sebagai strategi untuk “menganggu” peluncuran Cut Flower pesaing dan membuat pelanggan kita terbiasa menggunakan Cut Flower Indonesia.

4. Meningkatkan Loyalitas. Promosi loyalitas berbeda dengan strategi promosi penjualan. Promosi loyalitas lebih ke memberikan daya tarik berupa manfaat jangka panjang kepada konsumen. Contohnya adalah kita memberikan sebuah kupon berisi manfaat tertentu. Bagi siapa saja yang mendapatkan kupon tersebut berhak menjadi anggota klub yang di dalamnya berisi fasilitas-fasilitas yang kita berikan secara khusus.

5. Memperluas Kegunaan. Pada saat kegunaan awal sebuah produk mulai menghilang, anda harus segera memperluas kegunaan produk kita.misalnya menambah kegunaan Cut Flower di kegiatan kegiatan yang lebih beragam. 6. Menciptakan Kesadaran. Beberapa strategi promosi produk sangat efektif untuk membuat orang menyadari akan produk. Misalnya kerjasama dengan

(47)

47

peluncuran produk atau jasa yang sudah dikenal masyarakat Jepang sekaligus mengenalkan Cut Flower Indonesia. Promosi bersama ini juga efektif untuk merekrut pembeli baru.

7. Mengalihkan Perhatian dari Harga. Perang harga merupakan hal yang sering terjadi di dunia jual beli. Namun kita perlu mensiasati dengan bijaksana situasi ini dengan strategi yang bisa mengalihkan perhatian harga. Misalkan dengan penjualan Bonus atau dengan penjualan versi paket.

8. Meningkatkan Dukungan dari Perantara. Cut Flower Indonesia butuh dukungan dari perantara. Yang dimaksud perantara disini adalah pedagang grosir, distributor, agen, pengecer atau makelar. Bahkan pelangganpun bisa disebut perantara jika mereka ikut merekomendasikan Cut Flower kita karena puas.

(48)

48 1. TPO dan/atau Kedutaan Negara Jepang di Indonesia

Kedutaan Besar Jepang Jakarta

Duta Besar : Mr. Yasuaki TANIZAKI

Jl.M. H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat 10350, Indonesia

Phone : (62-21) 3192-4308 Fax : (62-21) 3192-5460

www.id.emb-japan.go.jp

Konsulat Jenderal Jepang-Medan

Konsul Jenderal : Mr. Yuji HAMADA

Wisma BII, 5th Floor, Jl. Diponegoro No. 18, Medan, Sumatera Utara, Indonesia Phone : (62-61) 457-5193 Fax : (62-61) 457-4560

Konsulat Jenderal Jepang-Jakarta

Konsul Jenderal : Mr. Yoshihiro TAKESHITA

Jl. M.H. Thamrin Kav. 3,

Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) 3192-4308 Fax : (62-21) 3192-5460

Konsulat Jenderal Jepang-Makassar

Konsul Jenderal : Mr. Masaki TANI

Jl. Jenderal Sudirman No. 31, Makassar, Indonesia

Phone : (62-411) 871-030, 872-323

Fax : (62-411) 853-946

Konsulat Jenderal Jepang-Surabaya

Konsul Jenderal : Mr. Noburo NOMURA

Jl. Sumatera 93,

Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Phone : (62-31) 503-0008

Fax : (62-31) 503-0007

Konsulat Jenderal Jepang-Denpasar

Konsul : Mr. Minoru SHIROTA Jl. Raya Puputan No. 170, Renon, Denpasar, Indonesia Phone : (62-361) 227-628 Fax : (62-361) 265-066

(49)

49 2. Kamar Dagang Jepang

Tokyo Chamber of Commerce & Industry (HQ)

3-2-2 Marunouchi, Chiyoda, Tokyo 100-0005 Phone: +81-3-3283-7523 Fax: +81-3-3216-6497 www.tokyo-cci.or.jp kokusai@tokyo-cci.or.jp Fukuyama Chamber of Commerce and Industry

2-10-1 Nishi-machi, Fukuyama, Hiroshima 720-0067 Phone:+81-8-4291-2345 Fax:+81-8-4922-0100 www.fukuyama.or.jp/e cci@fukuyama.or.jp

Hiroshima Chamber of Commerce

44 Matomachi 5-chome, Naka-ku Hiroshima 730

Phone: +81-8-2222-6610 Fax : +81-8-2211-0108 ww.hiroshimacci.or.jp/

Kawasaki Chamber of Commerce and Industry

11-2, Ekimae Honcho, Kawasaki-ku Kawasaki 210

Phone : +81-4-4211-4111 Fax : +81-4-4211-4118

www.kawasaki-cci.or.jp Kyoto Chamber of Commerce &

Industry

240 Shoshoicho Ebisugawa- agaru Karasumadori Nakakyo-ku 604, Kyoto Phone: +81-7-5212-6450

Fax:+81-7-5255-0428

www.kyo.or.jp/kyoto/e/

shinkou@kyo.or.jp

Osaka Chamber of Commerce & Industry 2-8 Hommachi-Bashi,

Chuo-ku Osaka 540-0029 Phone: +81-6-6944-6400 Fax : +81-6-6944-6293

www.osaka.cci.or.jp/e/

Okinawa Chamber of Commerce and Industry 15-20 Chuo 4-chome Okinawa-shi 904 Phone: +81-9-8938-8022 Fax : +81-9-8938-2755 www.okinawacci.or.jp info@okinawacci.or.jp Nagahama Chamber of Commerce and Industry

10-1 Takada-cho Nagahama Shiga 526-0037

Phone: +81-7-4962-2500 Fax : +81-7-4962-8001

www.nagahama.or.jp

(50)

50 3. Asosiasi Cut Flower di Jepang

Japan Cut Flower Associated

Phone: +81-3-5465-1187 http://www.jfca.com

Japan Floral Marketing Association

Phone: +81-3-3238-2700 http://www.jfma.net/

Japan Flower Wholesale Market Association (JFMA)

Phone: +81-3-3291-6987 http://www.jfma.jp

Japan Florists` Telegraph Delivery Association

Phone: +81-3-5469-5829 http://www.jftd.or.jp

Japan Flower Promotion center Foundation (JFPC)

Phone: +81-3-3664-8739 http://www.jfpc.or.jp

The Japan Home Garden Association

Phone: +81-3-3249-0681 http://www.kateiengei.or.jp

4. Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI TOKYO

Duta Besar : Yusron Ihza Mahendra

Atase Perdagangan : Julia Silalahi 5-2-9 Higashi Gotanda, Shinagawa, Tokyo 141-0022 Phone: +81-3-3441-4201 Fax: +81-3-3447-1697 Email: info@indonesianembassy.jp www.indonesianembassy.jp KJRI OSAKA

Konsul Jenderal : Wisnu Edi Pratignyo

Resona Semba Building 6F, 4-4-21 Minami Semba, Chuo, Osaka 542-0081 Phone: +81-6-6252-9826 Fax: +81-6-6252-9872 Email: kjri-osaka@indonesia-osaka.org www.indonesia-osaka.org

(51)

51 ITPC OSAKA

Kepala: Rosiana C. Frederick Wakil: -

Matsushita IMP Bld 2 Fl, 1-3-7 Shiromi Chuo-ku, Osaka 540-6302 Phone: +81-6-6947-3555 Fax: +81-6-6947-3556 Email : itpc.osaka@kemendag.go.id www.itpc.or.jp

5. Daftar Imporer Cut Flower di Jepang

YMS CO., Ltd

1-11-3 Iguchido Ikeda, Osaka 563-0023 Japan Phone: +81 72 762 8086 Fax: +81 72 762 8088 Email: info@yms-co.jp http://www.yms-co.jp/en/about.html Create Co., Ltd.

27-23 Minamisuita 5-chome, Suita, Osaka 564-0043 Japan Phone: +81-6-6389-1121 Fax: +81-6-6389-1033 Email: info@create-flower.com http://www.create-flower.com Suntory Flowers Ltd.

4-17-5 Shiba, Minatoku, Tokyo 108-0041, japan

Phone: +81-3-5419-1386 Fax: +81-3-3457-1877 Email:

Satoshi_Iwasaki@suntoryflowers.co

Rise Kawahara Co., Ltd.

Yakushi cho 32, Higashi ku, Hamamatsu, sizuoka

Phone 053-422-0623 Fax 053-422-1613

(52)

52 Greenwings Japan Co., Ltd.

1-9-19 Ena Azabudai Bldg. 3F, Minato-ku, Tokyo 106-0041 Japan Phone: +81-3-3568-8601

Fax: +81-3-3560-7416

http://greenwings.jp/en/company/

6. Daftar Pameran Cut Flower di Jepang

Nama acara Tanggal Keterangan

International Flower Expo Tokyo (IFEX) Tahunan, sekitar bulan Oktober

Pameran umum produk-produk bunga yang disponsori oleh Japan Flower Marketing Association. www.ifex.jp/en/Home/

Flower Summit Tahunan, sekitar bulan April

Acara workshop sebagai sarana bertukar pengetahuan untuk mempromosikan produk bunga, disponsori oleh the Japan Florists` Telegraph Delivery Association

International Roses & Gardening Show Tahunan, sekitar bulan Mei

Acara yang disponsori oleh the

International Roses & Gardening Show Organizing Committee (Mainichi

newspaper, NHK, Sports Nippon Newspaper)

Japan Flower & Garden Show

Tahunan, sekitar bulan Juli

Pameran umum produk-produk bunga yang disponsori oleh Japan Home Garden

Association Flower Dream in Tokyo Tahunan, sekitar bulan Juli

Pameran umum produk-produk bunga yang disponsori oleh the Japan Florists`

(53)

53

1. Japan Trade External Organization www.jetro.co.jp

2. Japan Customs www.customs.go.jp

3. Flower Auction Japan www.faj.co.jp/english/04_MARKET/04_1_arrivals.html 4. Peluang Emas Anggrek Bulan Putih www. peluang usaha.kontan.co.id 5. Indonesia Horticultura investment dan business forum 2013

www.fbbnipb.com

6. Aspek Pemasaran Bunga Potong dunia www.pustakadunia.com 7. Cut Flower, Foliage and Plants to Japan http://www.austrade.gov.au/ 8. Tahun ini Permintaan Anggrek dari Jepan. http://industri.kontan.co.id/news

Gambar

Gambar 2.3 Bunga impor dalam kertas  16
Tabel 1. Daftar Nama Lima Besar Cut Flower Impor ke Jepang tahun 2014
Gambar 1.2. Penjual bunga skala besar  di Osaka ( Kuromon Market)
Gambar 2.1. Kemasan Cut  Flower impor dalam Box
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dampak negatif terjadi akibat terganggunya arus lalu lintas yang menimbulkan kerugian - kerugian pada pemakai jalan berupa berkurangnya kenyamanan,

Diare dapat terjadi akibat lebih darisatu mekanisme.Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di

Hasil penelitian ini sejalan dengan Lang dan So (2002) yang menemukan bahwa karena adanya masalah kepentingan, tidak ada transparansi dan lemahnya pengawasan membuat

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan cerita pendek “Le dernier Amour du Prince Genghi” karya marguerite Yourcenar, maka dapat disimpulkan mengenai tiga

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaturan Tentang Hak Asasi Perempuan dan Perlindungan Hukumnya dalam Instrumen Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia ( UDHR ) dan

Pelayanan kesehatan )ermutu yan+ dimaksudkan disini adalah -ela/anan keseatan -ela/anan keseatan. /an& (e(uaskan -e(akai

 Majoriti golongan Mamluk yang dibawa ke Mesir terdiri daripada kalangan hamba yang bukan Islam, tidak mempunyai nama Arab dan kebanyakan mereka berasal daripada pelbagai