• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

9

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Konsep Sistem Informasi dan Akuntansi 2.1.1.1 Pengertian Sistem

Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan – kegiatan yang memungkinkan pengguna untuk mendefiniskan dan mendeskripsikan secara jelas di dalam memecahkan suatu permasalahan atas kebutuhan pengguna sistem tersebut.

Menurut O'Brien & Marakas (2011, p26), sistem merupakan sekumpulan komponen yang saling berhubungan dengan batasan yang jelas, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses yang teratur. Dimana, sistem memiliki tiga fungsi dasar, yaitu : input, process dan

output.

Penjelasan tiga fungsi dasar sistem adalah sebagai berikut :

1. Masukan (input), melibatkan penangkapan dan perakitan elemen – elemen yang masuk ke dalam sistem untuk diproses.

2. Proses (processing), melibatkan proses yang teratur untuk mengubah “masukan”menjadi“keluaran”.

3. Keluaran (output), melibatkan pengiriman elemen – elemen yang dihasilkan dari proses yang teratur untuk memenuhi tujuan utama mereka.

Dengan demikian dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan gabungan dari beberapa komponen - komponen yang terstruktur dan tersusun secara sistematis menjadi satu kesatuan saling terintegrasi satu sama lain dari masing – masing fungsi sistem tersebut (input, process, output) untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

(2)

2.1.1.2 Pengertian Informasi

Menurut Shelly-Rosenblatt (2012, p7), informasi adalah data yang telah diubah menjadi output yang lebih berharga bagi penggunanya.

Menurut Mokoginta (2010, p1), informasi dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Data yang disimpan, diproses, atau ditransmisikan.

2. Pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.

3. Data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang.

Dengan demikian dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan data – data mentah yang sudah melewati tahapan olah data dimana data yang dihasilkan tersebut akan menghasilkan suatu data yang bernilai dan memiliki arti dan kegunaan bagi pembaca atau orang yang membutuhkan informasi tersebut.

2.1.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p4), sistem informasi adalah seperangkat dari kumpulan komponen – komponen yang saling terkait di dalam mengumpulkan, memproses, menyimpan (biasanya terjadi di dalam database) dan menyediakan suatu keluaran berupa informasi yang dibutuhkan pengguna sistem di dalam menyelesaikan suatu tujuan dari tugas - tugas bisnis yang ada.

Menurut O'Brien & Marakas (2011, p4), sistem informasi dapat dikatakan sebagai kombinasi dari orang – orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, sumber data dan kebijakan dan prosedur yang menyimpan, menerima, mengubah dan menyebarkan informasi di dalam perusahaan.

(3)

Menurut Hall (2008, p.7), sistem informasi merupakan serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pengguna.

Menurut Turban (2006, p.49), sistem informasi adalah sekumpulan proses yang berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, menganalisis, dan menyebarkan iformasi dengan tujuan tertentu. Sistem informasi tidak harus terkomputerisasi, walaupun kebanyakan sistem informasi emmang terkomputerisasi.

Dengan demikian dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan sekumpulan komponen - komponen yang melewati prosedur untuk melakukan pengumpulan, pemrosesan, pengaturan, pengendalian, serta penyebaran informasi di dalam perusahaan yang berguna untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.1.4 Pengertian Akuntansi

Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2007, p.4-5), Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengindentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa – peristiwa ekonomi dari suatu organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan.

Menurut Horngren, Charles T., Walter T. Harrison, dan Linda S.Bamber (2002, p5), Akuntansi adalah sebuah sistem yang mengukur aktivitas – aktivitas bisnis, memproses informasi menjadi laporan – laporan, dan mengkomunikasikan hasil – hasil tersebut kepada para pembuat keputusan.

Dengan demikian dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan suatu sistem yang mengindentifikasi dan mencatat seluruh peristiwa ekonomi dari kegiatan proses bisnis perusahaan dan mengolah informasi tersebut menjadi laporan yang akan digunakan oleh pengguna untuk membuat keputusan.

(4)

2.1.1.5 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Menurut Hall (2011, p7), sistem informasi akuntansi adalah suatu subsistem yang memproses suatu transaksi keuangan dan bukan keuangan dimana akan mempengaruhi secara langsung terhadap pemrosesan suatu transaksi keuangan.

Menurut Gelinas dan Dull (2010, p14), sistem informasi akuntansi merupakan sebuah subsistem (bagian) dari sistem informasi yang berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berkaitan dengan aspek keuangan dari suatu kejadian bisnis yang ada.

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.6), Sistem Informasi akuntansi adalah sistem yang emngumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data untuk menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan.

Dengan demikian dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sebuah subsistem yang merupakan bagian dari sistem informasi, yang dimana SIA berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berkaitan langsung dengan aspek –aspek keuangan maupun bukan keuangan atas suatu kejadian bisnis yang akan menjadi sebuah informasi yang berkaitan dengan proses transaksi keuangan di perusahaan tersebut.

2.1.1.6 Komponen-Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romey dan Steinbart (2009, p28), ada enam komponen dari sistem informasi akuntansi, yaitu

1. People, yang mengoperasikan sistem dan melaksanakan berbagai

macam fungsi - fungsi sistem tersebut.

2. Procedures, yang terlibat dalam pengumpulan, pemrosesan, dan

penyimpanan data mengenai aktivitas-aktivitas perusahaan. 3. Data, mengenai kegiatan dan proses bisnis perusahaan.

(5)

5. Information technology infrastructure, yang mencakup komputer

-komputer, perangkat komunikasi jaringan, dan perangkat pendukung yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan mengirimkan data dan informasi perusahaan. 6. Internal control, yang mencakup pengukuran keamanan yang

mengamankan data di dalam sistem informasi akuntansi.

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.7), keenam komponen tersebut saling bekerja sama sehingga memungkinkan sistem informasi akuntansi memenuhi tiga fungsi bisnis yang utama yaitu :

1. Mengumpulkan dan menyimpan mengenai aktivitas organisasi, sumber daya dan personel

2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan sehingga manajemen dapat merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan mengevaluasi aktivitas, sumber daya dan personel.

3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk melindungi asset organisasi, termasuk data untuk menjamin bahwa asset dan data tersedai secara akurat dan dapat diandalkan ketika dibutuhkan.

2.1.1.7 Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Jones dan Rama (2008, p7), pengunaan sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut :

1. Membuat laporan eksternal

Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan-laporan khusus yang dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pihak eksternal perusahaan seperti investor, kreditur, penagih pajak, dan lainnya.

2. Mendukung aktivitas yang rutin

Manajer menggunakan sistem informasi akuntansi untuk mendukung aktivitas rutin perusahaan selama siklus operasi perusahaan seperti menerima pesanan pelanggan, pemenuhan jasa,

(6)

pengiriman barang, menagih pelanggan, dan menerima pembayaran.

3. Mendukung pengambilan keputusan

Informasi juga dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan yang bersifat tidak rutin pada semua tingkatan dalam sebuah perusahaan seperti mengetahui produk yang paling laku dijual dan mengetahui pelanggan mana yang melakukan pembelian paling banyak.

4. Perencanaan dan pengendalian

Sebuah sistem informasi juga dibutuhkan dalam aktivitas perencanaan dan pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya-biaya standar disimpan menggunakan sistem informasi kemudian laporan dirancang untuk membandingkan antara anggaran yang ditetapkan dengan jumlah yang sebenarnya.

5. Menerapkan pengendalian internal

Pengendalian internal meliputi aset perusahaan dari kehilangan atau penggelapan dan untuk menjaga keakuratan data keuangan. Hal tersebut dapat berhasil dengan membuat sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi seperti penggunaan password untuk membatasi pengaksesan data dari pihak yang tidak berwenang.

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.12), sebuah sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan baik dapat memberikan kegunaan, sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya dari barang dan jasa 2. Meningkatkan efisiensi

3. Berbagi pengetahuan

4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari supply chain 5. Menigkatkan struktur pengendalian internal

(7)

2.1.1.8 Siklus Pemrosesan Transaksi pada Sistem Informasi Akuntansi Menurut Jones dan Rama (2008, p22), bahwa proses bisnis dapat disusun menjadi tiga siklus transaksi utama yaitu sebagai berikut :

1. Siklus pendapatan atau pembelian (acquisition atau purchasing

cycle) mengacu pada proses pembelian barang dan jasa.

2. Siklus konversi (conversion cycle) mengacu pada proses mengubah sumber daya yang diperoleh menjadi barang dan jasa.

3. Siklus pendapatan (revenue cycle) mengacu pada proses menyediakan barang dan jasa untuk para pelanggan.

Menurut Romney dan Steinhart (20061 p.29), siklus pemrosesan transaksi pada sistem adalah suatu rangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam melakukan kegiatan bisnisnya, dimulai dari proses pembelian, produksi, hingga penjualan barang atau jasa. Siklus transaksi pada perusahaan dapat dibagi ke dalam lima subsistem yaitu: 1. Siklus pendapatan (revenue cycle), terdiri dari transaksi penjualan

dan penerimaan kas.

2. Siklus pengeluaran (expenditure cycle), terdiri dari transaksi pembelian dan pengeluaran kas.

3. Siklus sumber daya manusia (human resources / payroll cycle), terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan perekrutan dan pembayaran gaji tenaga kerja.

4. Siklus Produksi (production cycle), terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan pengubahan bahan mentah menjadi produk atau jasa yang siap dipasarkan.

5. Siklus keuangan perusahaan (financing cycle), terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan penerimaan modal dari investor atau kreditor dan membayar mereka.

(8)

2.1.2 Konsep Basis Data

2.1.2.1 Pengertian Basis Data

Database atau basis data itu sendiri merupakan tempat

penyimpanan data yang besar jumlahnya terdiri dari kapasitas besar dan fungsi – fungsi yang ada di dalam database. Data – data yang ada di dalam perusahaan perlu disimpan dikarenakan data yang nantinya akan memberikan informasi bagi perusahaan harus terdata lengkap dan tidak boleh kurang atau hilang satupun karena data tersebut yang sudah melewati tahapan proses pengolahan data dapat memberikan nilai informasi tambah bagi perusahaan. Database atau basis data itu sendiri adalah sekumpulan (koleksi) logikal yang dibagi dan berhubungan dengan data beserta deskripsinya, dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari perusahaan

Menurut pendapat Connoly & Begg (2010, p65).Basis data sendiri merupakan representasi dari entitas, atribut, dan hubungan logikal diantara entitas tersebut.

Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p373), yang menyatakan bahwa basis datamerupakan sekumpulan data yang terintegrasi sebagai tempat penyimpanan data, diatur dan dikontrol secara terpusat.

2.1.2.2 Pengertian Database Management System (DBMS)

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p279), database

management system adalah komponen perangkat lunak sistem yang

mengelola dan mengendalikan satu atau lebih database.

2.2 Konsep Khusus

2.2.1 Konsep Siklus Pendapatan (Revenue Cycle) 2.2.1.1 Pengertian Pendapatan

Menurut Hall (2013, p33), pendapatan adalah kondisi pada saat perusahaan menjual barang jadi, dimana prosesnya meliputi penjualan tunai, penjualan kredit, dan pembayaran piutang dagang.

(9)

Menurut Jones dan Rama (2008, p23), pendapatan adalah suatu proses kegiatan untuk menyediakan baik barang maupun jasa untuk pelanggan.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah segala proses yang terjadi pada saat perusahaan melakukan penjualan, baik penjualan barang maupun jasa kepada pelanggan dan proses tersebut meliputi proses penjualan tunai, penjualan kredit dan pembayaran piutang dagang perusahaan tersebut.

2.2.1.2 Tujuan utama Siklus Pendapatan (Revenue Cycle)

Menurut pendapat Wilkinson et.al., (2000, p.416), tujuan utama siklus pendapatan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mencatat order penjualan secara cepat dan akurat.

2. Untuk mengindentifikasi pelanggan yang layak mendapati kredit. 3. Untuk menentukan waktu pelayanan dan pengiriman produk yang

tepat.

4. Untuk melakukan penagihan atas barang atau jasa secara tepat waktu dan akuat.

5. Untuk mencatat dan mengklasifikasikan penerimaan kas secara cepat dan akurat

6. Untuk memposting penjualan dan penerimaan kas ke rekening pelanggan yang tepat dalam buku besar piutang.

7. Untuk menjamin keamanan kas sampai saat simpan. 8. Untuk menjamin keamanankas sampai saat disimpan

2.2.1.3 Fungsi yang terkait dalam Siklus Pendapatan (Revenue Cycle) Menurut Bodnar et.al., (2004, p.280-305), dapat disimpulkan bahwa fungsi yang terkait dalam siklus pendapatan meliputi:

1. Fungsi Penjualan

Fungsi ini antara lain bertugas menerima pesanan pelanggan, meminta otorisasi kredit, mengisi faktur penjualan tunai, serta menentukan tanggal dan tujuan pengiriman.

(10)

2. Fungsi Kredit

Fungsi ini antara lain bertugas meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi kredit kepada pelanggan

3. Fungsi Gudang / Persediaan

Fungsi ini antara lain bertugas menyimpan dan menyiapkan barang yang dipesan pelanggan.

4. Fungsi Pengiriman

Fungsi ini antara lain bertugas menyerahkan barang atas dasar surat pesanan penjualan yang diterima dari fungsi penjualan.

5. Fungsi Penagihan

Fungsi ini antara lain bertugas memverifikasi pesanan berdasarkan dokumen - dokumen pesanan yang diterima kemudian membuat dan mengirimkan faktur kepada pelanggan.

6. Fungsi Akuntansi

Fungsi ini antara lain bertugas membuat pencatatan transaksi penjualan, piutang, serta penerimaan kas secara periodik.

7. Fungsi Kas

Fungsi ini antara lain bertanggung jawab sebagai penerima kas dari hasil penjualan untuk diteruskan ke bank.

8. Fungsi Pemeriksaan atau Internal Audit

Fungsi ini antara lain bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan kas yang ada di tangan secara periodik, serta bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank untuk mengecek ketelitian catatan kas yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi.

2.2.1.4 Prosedur dalam Siklus Pendapatan (Revenue Cycle)

Menurut pendapat Wilkinson et.al., (2000, p.422-428), terdapat enam kegiatan kerja dalam siklus pendapatan, yaitu:

1. Order Entry

Setiap pesanan dari pelanggan dimasukkan ke dalam formulir penjualan. Langkah awal yang dilakukan dalam memasukkan pesanan adalah mengecek apakah jumlah barang yang dipesan telah

(11)

tersedia. Apabila jumlah barang yang ada tidak mencukupi, maka akan dilakukan proses back order. Kemudian melakukan pengecekan status kredit pelanggan. Apabila semua kebijakan kredit telah terpenuhi, maka dibuat customer order acknowledgement untuk pelanggan, picking list untuk bagian gudang dan salinan file untuk cadangan.

2. Shipping

Apabila barang yang dipesan telah disiapkan oleh bagian gudang, maka proses selanjutnya adalah melakukan proses pengiriman barang. Beberapa dokumen yang diperlukan dalam proses pengiriman barang, yaitu packing slip, bill of lading, dan shipping notice.

3. Billing

Setelah shipping notice diterima, pada saat itu: (1) sales invoice dicetak, (2) pendebetan piutang pelanggan dengan jumlah yang ditagih, (3) catatan persediaan dikurangi dengan jumlah barang yang sudah dikirimkan, (4) sales order ditutup ke sales history file, (5) record barang dibuat dalam sales invoice file, dan (6) jumlah penjualan dan piutang diposting ke akun buku besar yang bersangkutan. Sales invoice akan dikirimkan ke pelanggan.

4. Preparing Analyses and Report

Pada akhir hari, daftar tagihan dan ringkasan piutang akan dicetak. Daftar tagihan adalah daftar transaksi penjualan yang terdiri dari data-data yang berkaitan dengan tagihan penjualan yang disiapkan pada hari tersebut. Ringkasan piutang menunjukkan perubahan pada akun pelanggan yang terjadi akibat transaksi pada hari tersebut.

5. Handling Sales Returns and Allowances

Retur penjualan terjadi ketika pelanggan yang tidak puas mengirimkan kembali seluruh atau sebagian barang yang dipesan. Untuk itu, memo kredit akan disiapkan untuk mengurangi akun piutang pelanggan sebagai dampak dari retur penjualan.

(12)

6. Processing Back Orders

Back order diperlukan ketika jumlah persediaan tidak mencukupi untuk memenuhi semua pesanan. Back order melibatkan persiapan form back order, identitas pelanggan yang memesan, nomor pemesanan, jumlah yang dibutuhkan, dan tanggal permintaan. Form ini akan dikirimkan ke pemasok yang terpilih.

2.2.1.5 Pengertian Penjualan Tunai

Menurut Mulyadi (2010, p455), sistem penjualan tunai merupakan sistem yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan tunai merupakan suatu proses pembelian yang terjadi oleh pelanggan dengan membayar langsung terlebih dahulu diawal kepada perusahaan pada saat terjadinya transaksi pembelian atas barang dari perusahaan tersebut.

2.2.1.6 Pengertian Penerimaan Kas

Menurut Mulyadi (2010, p439), sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penerimaan kas merupakan suatu perolehan uang perusahaan atas penjualan tunai maupun penerimaan kas dari piutang perusahaan yang dibayarkan oleh pelanggan perusahaan tersebut.

2.2.1.7 Kas

lkatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2009, pasal 2), setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat

(13)

likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat disajikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.

Menurut Warren (2011, p.363), kas adalah uang logam, mata uang (uang kertas), cek, wesel, dan uang di deposito yang tersedia untuk penarikan yang tidak dibatasi dari bank dan lembaga keuangan lainnya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kas adalah sebuah nilai material bagi perusahaan yang bersifat likuid dan berjangka pendek.

2.2.2 Sistem Informasi Akuntansi Siklus Persediaan 2.2.2.1 Pengertian Persediaan

Menurut Mulyadi (2010, p553), dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu golongan, yaitu persediaan barang dagangan yang dibeli untuk tujuan dijual kembali.

Menurut Warren (2005, p.359), persediaan adalah sesuatu yang digunakan untuk mengidentifikasi barang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi normal perusahaan. Pada perusahaan dagang, persediaan adalah barang yang dibeli untuk kemudian dijual kembali oleh perusahaan.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2009, pasal 14), persediaan adalah (a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; (b) dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau (c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah barang yang dibeli ataupun diproduksi sendiri yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan operasional bisnis perusahaan.

2.2.2.2 Prosedur dalam Siklus Persediaan

Sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem akuntansi persediaan menurut Mulyadi (2010: p558) adalah:

(14)

1. Prosedur pencatatan produk jadi.

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem akuntansi biaya produksi. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok produk jadi yang didebitkan ke dalam rekening persediaan produk Jadi dan dikreditkan ke dalam rekening barang dalam proses.

2. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem penjualan disamping prosedur lainnya seperti: prosedur order penjualan, prosedur persetujuan kredit, prosedur pengiriman barang, prosedur penagihan, prosedur pencatatan piutang.

3. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli.

Jika produk jadi yang telah dijual dikembalikan oleh pembeli, maka transaksi retur penjualan ini akan mempengaruhi persediaan produk jadi, yaitu menambah kuantitas produk jadi dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh Bagian Gudang dan menambah kuantitas dan harga pokok jadi yang dicatat oleh Bagian Kartu Persediaan dalam kartu persediaan produk jadi.

4. Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok persediaan produk dalam proses.

Pencatatan persediaan produk dalam proses umumnya dilakukan oleh perusahaan pada akhir periode, pada saat dibuat laporan keuangan bulanan dan laporan keuangan tahunan.

5. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem pembelian. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan yang dibeli.

6. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok.

Jika persediaan yang telah dibeli dikembalikan kepada pemasok, maka transaksi retur pembelian ini akan mempengaruhi persediaan yang bersangkutan, yaitu mengurangi kuantitas persediaan dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh bagian Gudang dan

(15)

mengurangi kuantitas dan harga pokok persediaan yang dicatat oleh Bagian Kartu Persediaan dalam kartu persediaan yang bersangkutan.

7. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem akuntansi biaya produksi.

8. Prosedur pengembalian barang gudang.

Transaksi pengembalian barang gudang mengurangi biaya dan menambah persediaan barang di gudang.

9. Sistem perhitungan fisik persediaan.

Sistem perhitungan fisik persediaan umumnya digunakan oleh perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang disimpan di gudang, yang hasilnya digunakan untuk meminta pertanggung jawaban Bagian Gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan dan pertanggungjawaban Bagian Kartu Persediaan mengenai keandalan (adjustment) terhadap catatan persediaan di Bagian Kartu Persediaan.

2.2.2.3 Metode Pencatatan Persediaan

Menurut Suandy dan Jessica (2008, p17) pencatatan persediaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

1. Metode persediaan periodik, tidak mencatat perubahan pada persediaan setiap kali terjadi transaksi penambahan atau pengurangan sehingga untuk mengetahui saldo persediaan perlu dilakukan perhitungan fisik, biasanya diakhir periode.

2. Metode persediaan perpetual, mencatat semua transaksi persediaan setiap terjadi penambahan dan pengurangan persediaan, sehingga saldo fisik persediaan dapat diketahui sewaktu-waktu.

(16)

2.2.2.4 Dokumen yang terkait dengan Persediaan

Menurut Assauri (2008: p286) pada dasarnya terdapat lima buah catatan yang paling penting dalam sistem persediaan, yaitu:

1. Purchase Requisition

Dokumen ini merupakan permintaan dari bagian persediaan ke bagian pembelian untuk membeli bahan-bahan atau barang-barang yang sesuai dengan jenis dan jumlah tertentu seperti yang dinyatakan dalam surat permintaan tersebut.

2. Receiving Report

Dokumen ini penting karena satu rangkap dari laporan ini akan memberikan informasi bahwa penjaga gudang telah menerima barang-barang yang telah dipesan ini di pabrik.

3. Balances Of Store Forms

Dokumen ini adalah catatan yang paling penting dalam pengawasan persediaan. Dokumen ini merupakan dasar dari pelaksanaan sistem pengawasan persediaan dan memberikan informasi baik bagi pabrik maupun bagi bagian accounting. Data-data yang umumnya terdapat dalam daftar ini adalah:

a. Gambaran lengkap dari bahan-bahan tersebut.

b. Jumlah bahan-bahan yang tersedia di gudang, yang dipesan dan yang dialokasikan untuk produksi.

c. Jumlah bahan-bahan yang akan atau harus dibeli bila waktunya telah tiba untuk melakukan pemesanan kembali.

d. Harga bahan-bahan per unit.

e. Jumlah yang dipakai selama suatu periode atau jangka waktu tertentu.

f. Nilai dari persediaan yang ada. 4. Material Requisition Form

Formulir yang dibuat oleh bagian gudang untuk dipergunakan oleh bagian pembelian dalam membuat pemesanan. Daftar ini juga menunjukkan bahan-bahan yang perlu segera dibeli untuk pengisian kembali persediaan gudang.

(17)

5. Control Accounting

Control accounting umumnya untuk menjaga supaya perkiraan

yang dibuat oleh bagian akuntansi tetap merupakan alat yang penting dalam sistem pengawasan yang efektif. Semua pembelian akan didebit dan semua pemakaian akan dikredit dalam perkiraan ini sehingga saldonya harus sama dengan dengan saldo yang terdapat perpetual inventory card.

2.2.2.5 Konsep ROP (Reorder Point) dan Safety Stock

Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:99), ROP adalah titik pemesanan ulang adalah tingkat atau titik persediaan dimana tindakan harus diambil untuk mengisi kembali persediaan barang.

ROP (Reorder Point) merupakan sebuah cara yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan pada saat kapan perusahaan harus melakukan pemesanan persediaaan. Keputusan ROP dipengaruhi oleh

service level yang diinginkan oleh perusahaan bersangkutan. Cara

untuk mencapai service level, perusahaan harus menetapkan safety

stock yang merupakan persediaan pengaman untuk melindungi

perusahaan dari keadaan stockout (keadaan dimana perusahaan mengalami kekurangan/ tidak cukup untuk memenuhi permintaan dari pelanggan). Perhitungan ROP memiliki asumsi bahwa permintaan sifatnya bervariasi dan lead time sifatnya konstan.

Cara perhitungan ROP (Reorder Point) : ROP = (LT X AU) + SS

LT= Lead Time AU= Average Usage SS= Safety Stock

(18)

2.2.3 Sistem Pengendalian Internal

2.2.3.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Menurut Gelinas dan Dull (2008, p.224), pengendalian internal adalah proses yang dipengaruhi oleh seluruh dewan entitas direksi, manajemen, dan anggota lain yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai pencapaian tujuan dalam kategori berikut: efektifitas dan efisiensi operasi, keandalan akuntansi keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

2.2.3.2 Tujuan dari Sistem Pengendalian

Menurut Wilkinson et.al., (2000, p.451), sehubungan siklus pendapatan, pengendalian bertujuan untuk memastikan bahwa:

1. Semua pelanggan yang diberikan kredit harus memenuhi syarat. 2. Semua barang yang dijual dan telah dikirimkan atau jasa yang telah

dilakukan harus dicatat pada tanggal terjadinya.

3. Semua barang yang dikirim harus telah diotorisasi dan ditagih secara akurat sesuai dengan periode akuntansi.

4. Semua retur penjualan dan diskon harus diotorisasi dan ditagih secara akurat dan berdasarkan retur barang yang sesungguhnya. 5. Semua penerimaan kas dicatat secara lengkap dan akurat.

6. Semua transaksi penjualan kredit dan penerimaan kas diposting ke buku besar.

7. Semua pencatatan akuntansi, persediaan barang dan kas terjamin keandalannya.

2.2.3.3 Komponen Pengendalian Internal

Menurut Gelinas dan Dull (2008, p.224), COSO mengidentifikasi lima komponen pengendalian internal (components of internal control) yang saling berhubungan yaitu:

1. Lingkungan pengendalian (control environment) untuk menentukan suasana suatu organisasi, yang mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya.

(19)

2. Penilaian risiko (risk assessment) merupakan pengidentifikasian dan analisis entitas mengenai risiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan entitas, yang membentuk suatu dasar mengenai bagaimana risiko harus dikelola.

3. Aktivitas pengendalian (control activity) merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan.

4. Informasi dan komunikasi (information and communication) merupakan pengidentifikasian, penangkapan dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan kerangka waktu yang membuat orang mampu melaksanakan tanggung jawabnya.

5. Pemantauan (monitoring) merupakan suatu proses untuk menilai kualitas kinerja pengendalian internal pada suatu waktu.

2.3 Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

2.3.1 Pengertian Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p241), object oriented

approach adalah sebuah metode pengembangan sistem yang berdasarkan

pada sudut pandang dari sistem tersebut, terdiri dari sekumpulan objek – objek yang saling berinteraksi dan bekerja sama satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan dan tugas – tugas bisnis

Analisis dan perancangan berorientasi objek atau Object Oriented

Analysis and Design (OOAD) mencakup analisis dan desain sebuah sistem

dengan pendekatan objek, yaitu analisis berorientasi objek (OOA) dan design berorientasi objek (OOD).

2.3.2 Object Oriented Analysis (OOA)

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p241), object oriented

analysis adalah sebuah proses mengidentifikasikan dan mendefinisikan

penggunaan kasus – kasus bisnis yang terjadi dan terdiri dari sekumpulan objek (class) di dalam sebuah sistem baru tersebut.

(20)

2.3.3 Object Oriented Design (OOD)

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p241), object oriented

design adalah sebuah proses mendefinisikan semua tipe – tipe objek yang

berkepentingan untuk dikomunikasikan dengan orang dan peralatan di dalam sistem, menunjukan bagaimana sebuah objek dapat berinteraksi untuk menyelesaikan tugas – tugas binis yang ada, memastikan atas definisi masing – masing tipe objek dapat diimplementasikan di dalam bahasa dan lingkungan sistem secara lebih spesifik.

2.3.4 Unified Process (UP)

Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p446), unifiedprocess (UP) adalah metodologi pengembangan sistem berbasis objek. Metode ini sudah menjadi salah satu metode yang banyak digunakan dalam pengembangan sistem berorientasi objek. UP memperkenalkan pendekatan baru untuk siklus hidup pengembangan sistem yang menggabungkan perulangan (iterations) dan tahapan (phases) yang disebut dengan siklus hidup UP (UP life cycle). UP mendefinisikan empat tahapan siklus hidup yaituinception, elaboration, construction, dan transition.

Gambar 2.1 Unified Process (UP)

Sumber :Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p446)

2.3.5 Langkah – Langkah Unified Process (UP)

Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p447), langkah – langkah

(21)

1. Inception phase

Seperti di dalam setiap tahap perencanaan proyek, fase awal dimulai dari seorang manajer proyek mengembangkan dan menyempurnakan visi untuk sistem baru, menunjukkan bagaimana hal tersebutakan meningkatkan operasi dan memecahkan masalah yang ada. Pada dasarnya, manajer proyek akan membuat kasus bisnis untuk sistem baru, membuktikan bahwa manfaat sistem baru akan lebih besar daripada biaya pembangunan (construction). Ruang lingkup sistem juga harus didefinisikan sehingga jelas apakah proyek ini akanberhasil dicapai atau tidak. Mendefinisikan ruang lingkup meliputi identifikasi semua persyaratan utamauntuk sistem. Tahap awal biasanya diselesaikan dalam satu iterasi, dan di dalam iterasi tersebut, bagian dari sistem yang sebenarnya dapat dirancang, dilaksanakan, dan diuji.Sebagai perangkat lunak yang dikembangkan, anggota tim harus mengkonfirmasi bahwa visi sistem masih sesuai harapan pengguna.

2. Elaboration phase

Fase elaborasi biasanya melibatkan beberapa iterasi, dan iterasi awal biasanya menyelesaikan identifikasi dan definisi dari semua persyaratan sistem. Karena UP adalah pendekatan adaptif untuk pembangunan, persyaratan diharapkan berkembang dan berubah setelah dimulainya proyek. Tahapan iterasi pada elaborasi juga melengkapi analisis, desain, dan pelaksanaan arsitektur inti sistem. Biasanya, aspek dari sistem yang menimbulkan resiko terbesar diidentifikasi dan dilaksanakan terlebih dahulu sampai pengembang mengetahui persis bagaimana aspek tertinggi resiko proyek akan bekerja. Pada akhir fase elaborasi, manajer proyek harus memiliki perkiraan yang lebih realistis untuk biaya proyek dan jadwal, dan kasus bisnis atas proyek dapat dikonfirmasi terlebih dahulu.

Salah satu tujuan utama dari fase elaborasi adalah untuk melakukan penelitian yang diperlukan data atau fakta sehingga semua kebutuhan pengguna diidentifikasikan secara jelas dan rinci.

(22)

3. Construction phase

Tahap konstruksi melibatkan beberapa iterasi yang meneruskan atau melanjutkan desain dan implementasi sistem. Arsitektur inti dan aspek tertinggi resiko sistem sudah selesai pada tahap ini. Fokus utama di dalam tahap ini adalah bagaimana merinci sistem kontrol, seperti validasi data, fine-tuning antar muka pengguna desain, menyelesaikan fungsi pemeliharaan data rutin, dan menyelesaikan bantuan serta preferensi penggunaan fungsi.

4. Transistion phase

Selama fase transisi atau tahap akhir dari UP, satu atau lebih iterasi akhir yang melibatkan penerimaan pengguna (end users), beta tes akhir, dan sistem dibuat siap untuk dioperasikan. Setelah sistem ini beroperasi, maka akan perlu didukung dan dipertahankan fungsi kegunaan dari sistem tersebut.

2.3.6 Unified Process Discipline (UDP)

Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p447), unified process

discipline adalah sekumpulan kegiatan – kegiatan fungsional yang

salingterkait atau berhubungan satu sama lain, yang mengabungkan dan memungkinkan pengembangan proses di dalam proyek UP.

(23)

Gambar 2.2 Unified Process Discipline (UDP) Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p448)

2.3.7 Unified Modeling Language (UML)

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p46), unified modelling

language (UML) merupakan seperangkat model kontruksi dan notasi yang

dibentuk dalam pengembangan sistem berorientasi pada objek. Berikut merupakan bagian dari UML adalah sebagai berikut:

2.3.7.1 Activity Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p57), activity

diagram merupakan diagram yang mendeskripsikan aliran kegiatan

atau aktivitas user secara berurutan.Activity diagram sendiri terdiri dari beberapa notasi dan fungsi kegunaan masing – masing. Berikut merupakan penjelasan notasi dan fungsi kegunaan acitivity diagram adalah sebagai berikut :

1. Swimlane, merupakan suatu bentuk persegi yang merepresentasikan

(24)

2. Synchronization Bar, merupakan notasi yang berfungsi memisahkan

(split) atau menyatukan (join) urutan jalur aktivitas.

3. Starting Activity (Pseudo), merupakan notasi yang menunjukkan

dimulainya suatu aktivitas.

4. Transition Arrow, merupakan notasi berupa anak panah yang

mendeskripsikan arah perpindahan dari suatu aktivitas.

5. Activity, merupakan notasi yang mendeskripsikan aktivitas-aktivitas.

6. Ending Activity (Pseudo), merupakan notasi yang menunjukkan

diakhirinya suatu aktivitas.

7. Decision Activity, merupakan notasi yang mendeskripsikan kondisi

dari suatu aktivitas.

Gambar 2.3 Activity Diagram

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p58)

2.3.7.2 Event Table

Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2005; 174), Event Table adalah pedoman dari use case yang mengurutkan kejadian dalam baris dan kunci-kunci penting dari informasi untuk setiap kejadian dalam kolom.

(25)

Gambar 2.4 Event Table

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p.175)

Penjelasan bagian dari event table menurut Satzinger, Jackson and Burd (2005; p.175) :

- Event adalah katalog use case daftar peristiwa dalam baris dan

potongan kunci informasi tentang setiap peristiwa dalam kolom. - Trigger adalah signal atau tanda yang memberitahu sistem bahwa

kejadian telah terjadi, baik pada saat itu juga atau pada saat pengolahan data.

- Source adalah agen eksternal yang menyediakan data bagi sistem.

- Response adalah hasil, yang dihasilkan oleh sistem, yang ditujukan

ke destination.

- Destination merupakan agen eksternal atau aktor yang menerima

data dari sistem.

2.3.7.3 Use Case Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p78), use case adalah aktivitas yang dilakukan oleh sistem berupa respon terhadap permintaan pengguna serta hubungan antara aktor – aktor pengguna tersebut di dalam sistem.

(26)

Gambar 2.5 Use Case Diagram

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p81)

2.3.7.4 Actor

Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2005; p214), Actor adalah seseorang atau sekelompok orang yang benar-benar

berinteraksi dengan sistem.

Gambar 2.6 Actor

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p.214)

2.3.7.5 Automation Boundary

Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2005; p215-216),

Automation Boundary menunjukkan batas antara aktor dengan

(27)

Gambar 2.7 Automation Boundary

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p.215-216)

2.3.7.6 Use Case Description

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p121), use case

description merupakan penjelasan terperinci mengenai proses dari

suatu use case atau bisa disebut juga sebagai daftar kasus penggunaan diagram use case yang memberikan gambaran dari semua penggunaan kasus untuk sistem. Informasi rinci tentang setiap kasus penggunaan digambarkan dengan menggunakan deskripsi kasus.

Use case description dibedakan menjadi tiga, yaitu

1. Brief Description, digunakan bagi use case yang sangat sederhana

dan sistem yang dikembangkan berskala kecil.

2. Intermediate Description, merupakan pengembangan dari brief description untuk menggambarkan aliran aktivitas internal dari

sebuah use case.

3. Fully Developed Description, merupakan metode formal yang

(28)

Gambar 2.8 Use Case Fully Description Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p123)

2.3.7.7 Domain Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p101), domain

class diagram adalah sebuah diagram UML yang merepresentasikan

semua pekerjaan pengguna, kelas-kelas domain, atribut, serta hubungan antar kelas. Pada class diagram, kotak segi empat menggambarkan classes dan garis yang menghubungkan kotak segi empat ke antar class untuk menunjukkan asosiasi antar class. Domain

class diagram biasanya digunakan untuk mengetahui hubungan antar classyang terdiri dari beberapa objek di dalam pengembangan dan

(29)

Gambar 2.9 Domain Class Diagram

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p102)

Terdapat 2 hirarki dalam notasi class diagram, yaitu :

1. Generalization/specialization notation

Generalization/specialization didasarkan oleh pengelompokan

hal-hal berdasarkan persamaan dan perbedaan. Generalization adalah pengelompokan hal-hal dengan jenis yang sama, contohnya ada banyak jenis kendaraan seperti mobil, motor, sepeda, pesawat, dan sebagainya. Sedangkan specialization adalah pengelompokan jenis-jenis hal yang berbeda, sebagai contoh jenis-jenis khusus dari mobil adalah mobil sport, sedan, jeep, dan sebagainnya. Generalization /

specialization hierachy digunakan untuk mengurutkan hal-hal

umum menjadi lebih khusus.

2. Whole-part hierarchy notation

Whole-part hierarchy menggambarkan hubungan keterkaitan

antara sebuah objek dengan komponennya ada 2 jenis Whole-part

hierarchy, yaitu Aggregation dan Composition. Aggregation

digunakan untuk menggambarkan sebuah hubungan antara agregat (keseluruhan) dan komponennya (bagian) dimana bagian-bagian tersebut dapat berdiri sendiri secara terpisah, sedangkan composition digunakan untuk menggambarkan hubunga keterikatan yang lebih kuat, dimana tiap-tiap bagian tidak dapat berdiri sendiri secara terpisah.

(30)

2.3.7.8 Statechart Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2012; p.134), Statechart

Diagram adalah diagram yang menunjukkan alur kehidupan objek

dalam bagian dan transisi.

Statechart diagram membutuhkan kombinasi dari state dan transistion diantara state untuk menyediakan mekanisme yang analis

dapat digunakan untuk menangkap business rules. State chart

diagram di bentuk dalam oval untuk menunjukkan state dari object

dan panah menunjukkan transisi. Kemudian dibentuk titik awal sebagai untuk permulaan yang disebut Pseudostate. Setelah transisi dimulai, berjalan sampai selesai dengan mengambil objek untuk state ke state baru. Transition dimulai dari arrow dari origin state - state

prior ke transition untuk mendeskripsikan komponen dari transition.

Gambar 2.10 Statechart Diagram

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p.134)

2.3.7.9 First Cut Class Diagram

Pengembangan design class diagram menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p337) dapat dilakukan pada setiap layer, dimana dalam view dan data access layer dilakukan penentuan beberapa class baru. Pada domain layer, class baru yang ditambahkan berfungsi sebagai use case controller.Penambahan method untuk

(31)

setiap class dalam updated class diagram dapat dilakukan, dimana

method tersebut terdiri dari 3 jenis, yaitu :

a. Constructor methods, merupakan method yang membentuk instance dari suatu obyek.

b. Data get and set methods, merupakan method yang mengambil dan

mengubah nilai atribut.

c. Use case specific methods, merupakan method yang mewakili use case yang ada.

Gambar 2.11 First – Cut Design Class Diagram Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p337)

2.3.7.10 System Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p126),system

sequence diagram merupakan diagram yang menunjukkan urutan

pesan antara aktor eksternal dan internal sistem di dalam use case atau scenario yang sudah dirancang sebelumnya.

(32)

Gambar 2.12 System Sequence Diagram Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p127)

System sequence diagram (SSD) terdiri dari beberapa notasi.

Berikut merupakan penjelasan dari masing – masing notasi SSD : 1. Lifeline / Object Lifeline

Garis di bawah objek pada SSD menunjukkan berlalunya waktu untuk objek.

2. Loof Frame

Notasi di dalam SSD yang menunjukan pengulangan pesan. 3. True / FalseCondition

Bagian dari pesan diantara obyek yang dievaluasi sebelum ditransmisikan untuk menentukan apakah pesan dapat dikirim atau tidak.

4. OptFrame

Notasi di dalam sequence diagram yang menunjukan pesan yang berupa optional atau pilihan.

5. AltFrame

(33)

Gambar 2.13 System Sequence Diagram Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p128)

2.3.7.11 Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005, page 316),

Sequence Diagram merupakan sebuah Diagram yang menunjukkan

eksekusi operation disebuah objek yang melibatkan pemanggilan operations di objek lain.

(34)

Gambar 2.14 Completed Three Layer Design Sequence Diagram

2.3.7.12 Communication Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2012; p.350),

Communication Diagram berfungsi untuk menunjukkan pandangan

yang berbeda dari use case, salah satu yang ditekankan adalah

coupling.

Communication diagram merupakan cara yang paling efektif

untuk mendapatkan gambaran overview dengan cepat dari object yang bekerja secara bersama-sama. Pada Communication Diagram yang harus diperhatikan adalah dalam pemberian nomornya dimana itu dipakai pada sequence sebagai pesan. Communication diagram sangat efektif untuk mengkolaborasi object.

(35)

Gambar 2.15 Communication Diagram

2.3.7.13 Updated Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2005; p.338), Updated

Class Diagram merupakan pengembangan dari first-cut class diagram. Pada updated class diagram, informasi method dapat

ditambahkan ke dalam class dan dilakukan pembaharuan arah panah navigasi yang didapat dari sequence diagram yang telah dibuat sebelumnya. Semua handler akan menjadi class baru.

(36)

Gambar 2.16 Updated Class Diagram

2.3.7.14 Package Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p353), package

diagram merupakan diagram yang mengasosiasikan class-class dari

suatu kelompok yang terkait. Di dalam diagram tersebut terbagi menjadi tiga layer, yaitu view layer, domain layer, dan data access

(37)

Gambar 2.17 Package Diagram

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p353)

2.3.8 Interface

2.3.8.1 System Interface

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p189), system

interface merupakan inputdan output yang memerlukan campur

tangan manusia. System interface memungkinkan sebuah inputan ditangkap secara otomatis oleh perangkat input khusus seperti sistem

scanner, sistem pesan elektronik ke atau dari sistem lain, atau

transaksi juga bisa ditangkap oleh sistem lain. 2.3.8.2 User Interface

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p189), User

interface adalah input dan output yang langsung melibatkan sistem

pengguna akhir. Antarmuka pengguna dapat digunakan langsung oleh pengguna internal atau eksternal sistem. Desain dari user interface

(38)

sendiri bisa bervariasi banyak tergantung pada faktor-faktor seperti tujuan antarmuka, karakteristik pengguna, dankarakteristik perangkat

interface tertentu. Sebagai contoh, meskipun semua antarmuka

penggunaharus dirancang untuk kemudahan maksimal penggunaan, ada beberapa pertimbangan lainnya, seperti efisiensi operasional, yang mungkin penting bagi pengguna internal yang dapat dilatih untuk menggunakan interface tertentu, dikombinasikan dan dioptimalkan untuk perangkat keras tertentu (misalnya, keyboard, mouse, dan layar resolusi tinggi besar).

2.3.8.3 User Interface Design Concepts

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p193-196), Dalam merancang sebuah user interface tentu tidak lepas dari kaidah – kaidah penulisan serta aturan yang baik untuk menghasilkan user

interface yang baik pula. Delapan Aturan Emas (Eight golden rules)

merupakan delapan aturan untuk merancang layar antarmuka yang interaktif dan mendukung fungsi kegunaan. Berikut merupakan penjelasan delapan aturan emas sebagai berikut:

1. Affordance and Visibility.

Penampilan fungsi menu – menu harus jelas dan kelihatan oleh pengguna sistem akhir dan dapat digunakan secara maksimal fungsi sistem tersebut.

2. Consistency

Merancang konsistensi penampilan dan antarmuka yang fungsional merupakan salah satu tujuan perancangan yang sangat penting.Pengaturan informasi yang diatur di dalam form, nama, serta pengaturan item – item menu, ukuran dan bentuk ikon – ikon serta alur dari sistem harus konsisten dan diketahui secara spesifik fungsi dari sistem secara jelas yang nantinya akan digunakan oleh pengguna sistem akhir.

3. Shortcut

Umumnya pengguna yang sudah sering menggunakan aplikasi lebih menginginkan kecepatan dalam mengakses informasi yang

(39)

diinginkan. jadi tingkat interaksi yang diminta lebih pendek / singkat dan langsung menunjuk fungsi tersebut tanpa melewati alur menu yang panjang dan kotak dialog yang ganda. Shortut keys berfungsi untuk mengurangi jumlah interaksi pengguna sistem dengan sistem untuk meringankan tugas pengguna sistem.

4. Feedback

Umpan balik harus diberikan untuk memberikan informasi kepada pengguna sesuai dengan aksi yang dilakukannya. Pengguna akan mengetahui aksi apa yang telah dan akan dilakukan dengan adanya umpan balik. Umpan balik biasanya berupa konfirmasi, informasi atau suatu aksi.

5. Dialogs That Yield Closure

Urutan tindakan sebaiknya diorganisir atau diatur di dalam suatu kelompok bagian awal, tengah dan akhir. Umpan balik yang diberikan akan memberitahukan pengguna sistem bahwa tindakan yang dilakukan sudah benar dan dapat melanjutkan sejumlah tindakan berikutnya.

6. Error Handling

Sistem dirancang untuk mencegah pengguna sistem agar tidak melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan fatal tersebut terjadi, maka sistem dapat langsung memberikan pencegahan kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang simpel dan mudah dipahami oleh pengguna sistem.

7. Easy Reversal of Actions

Sistem dirancang bagi pengguna untuk tidak menyulitkan pengguna. Pengguna sistem dibuat untuk tidak takut akan pilihan menu - menu baru karena adanya menu undo atau back dimana memungkinan pengguna untuk melakukan tindakan kembali jika salah melakukan tindakan.

8. Reduce Short-Term Memory Load

Pengguna tidak disulitkan dengan menu – menu yang banyak di dalam sistem atau aplikasi sehingga pengguna dapat melakukan

(40)

tindakan dengan memilih menu yang simpel tanpa harus mengingat semua perintah atau fungsi menu – menu sistem.

2.3.9 Report

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p213), ada empat jenis laporan keluaran yang biasa disediakan oleh sistem informasi adalah sebagai berikut :

1. Laporan detail

Laporan yang bersifat dan berisi detail akan suatu transaksi bisnis. 2. Laporan Ringkasan

Ringkasan sering digunakan sebagai rekapan aktivitas periodik. 3. Laporan Pengecualian

Di dalam laporan ini memberikan rincian atau ringkasan informasi tentang transaksi atau hasil operasi yang berada di luar dari yang telah ditentukan atas normal rentang nilai.

4. Laporan Eksekutif

Laporan yang biasa digunakan oleh level atas yang berisi overalldari semua pendapatan dan performance perusahaan

2.3.10 Gantt Chart

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p279), dalam membangun dan merancang proyek sistem aplikasi perusahaan tentu diperlukan jadwal proyek yang berguna sebagai pegangan waktu proyek bahwa proyek harus diselesaikan tepat pada waktunya. Salah satu contoh digitalisasi jadwal proyek yang digunakan oleh para manajer dalam mengontrol alur – alur jadwal perancangan sistem aplikasi adalah gantt

chart.

2.3.11 Software Architecture Environment

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p264), software

architecture menunjukan kepada aspek structural “Big Picture” dari sistem

(41)

pembagian software kedalam kelas – kelas dan distribusi kelas – kelas tersebut keseluruh lokasi proses dan spesifikasi computer.

2.3.12 Deployment Environment

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p270), deployment

environment terdiri dari hardware, sistem software, dan lingkungan networking dimana sistem akan dioperasikan, Deployment environment

dibagi menjadi 3 jenis yaitu: 1. Single Computer Architecture

Arsitektur yang mempekerjakan satu sistem komputer untuk menjalankan seluruh aplikasi yang berhubungan dengan software.

2. Clustered Architeture

Sekelompok komputer yang sejenis yang membagi proses dan bertindak sebagai sistem komputer besar.

3. Multicomputer Architecture

Sekelompok komputer yang memiliki tipe yang berbeda yang membagi proses melalui fungsi spesialisasi.

(42)

2.4 Kerangka Pikir

Gambar 2.16 kerangka ber Penentuan Awal :

1. Latar Belakang 2. Ruang Lingkup 3. Tujuan dan Manfaat 4. Metodologi Penelitian 5. Sistematika Penulisan Metodologi Penelitian 1. Studi Kepustakaan 2. Studi Lapangan : a. Wawanacara (Interview) b. Dokumentasi (Documentation) ANALISIS Data-data yang dibutuhkan dalam

melakukan analisis : 1. Profil Perusahaan

2. Struktur Organisasi beserta tugas dan wewenang 3. Prosedur sistem yang sedang

berjalan pada perusahaan.

Teori yang digunakan :

1. Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan dan persediaan

2. Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

Metode Analisis proses bisnis dengan menggunakan Activity Diagram

Identifikasi masalah pada sistem berjalan

Rekomendasi solusi terhadap permasalahan yang ditemukan

DESAIN

Analisis dan Identifikasi kebutuhan untuk sistem yang baru

Perancangan berdasarkan OOAD dengan pendekatan Modelling and Requirement Discipline dan Design Discipline :

1. Activity Diagram 8. System Sequence Diagram

2. Event Table 9. Three Layer System Sequence Diagram 3. Use Case Diagram 10. Communication Diagram

4. Use Case Description 11. Update Class Diagram 5. Domain Class Diagram 12. Package Diagram 6. Statechart Diagram 13. User Interface 7. First-cut Class Diagram

Membuat sistem dengan bahasa pemrograman C# dan Database SQL Server

Gambar

Gambar 2.1 Unified Process (UP)
Gambar 2.2 Unified Process Discipline (UDP)  Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p448)
Gambar 2.3 Activity Diagram
Gambar 2.4 Event Table
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk disebut sebagai whistleblower, saksi tersebut setidaknya harus memenuhi dua kriteria mendasar. Kriteria pertama, Whistleblower menyampaikan atau mengungkap

Penjualan merupakan salah satu kegiatan paling penting dalam setiap usaha terutama yang bergerak dibidang perdagangan. Untuk membantu dan mengawasi kegiatan penjualan maka

Oi Tanah Merah dapat dikenali adanya zona mineralisasi dengan luas keseluruhan 5468,4 m2 .Batuan kuarsitik yang tersingkap pad a zona tersebut dicirikan oleh adanya

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dalam penelitian ini peneliti dapat mengetahui tipe permainan yang sesuai dengan minat anak yang juga berhubungan

Sekuritas akan berkorelasi hanya jika sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai respon yang sama terhadap return pasar. Sekuritas akan bergerak menuju arah yang sama hanya

Menurut Hayati (2007), spektroskopi infra merah mengandung banyak serapan yang berhubungan dengan sistem vibrasi yang berinteraksi dalam suatu molekul akan memberikan

Dari pengertian sistem menurut beberapa sumber diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan kumpulan dari bagian-bagian atau komponen-komponen subsistem atau

Metode ini digunakan atas dasar dari variabel yang ada dan yang dapat memberi pengaruh hasil peramalan. Beberapa hal yang patut diketahui sebelum menggunakan