• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik No. 10/05/18/Th. VI, 4 Mei 2016

1

BPS PROVINSI LAMPUNG

                             

No. 10/05/18/Th. VI, 4 Mei 2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG

TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN LAMPUNG TRIWULAN I-2016 SEBESAR 101,55

A. Penjelasan Umum

 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang

dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang.

Jumlah sampel STK pada triwulan I-2016 sebanyak 14.593 rumah tangga di seluruh provinsi di Indonesia. Responden STK triwulan I-2016 di Provinsi Lampung sebanyak 300 responden, dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan “wealth index“ dan merupakan subsampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu. Pada saat yang sama juga dilakukan penyempurnaan kuesioner dan cara penghitungan indeksnya.

 Nilai ITK Provinsi Lampung Triwulan I-2016 sebesar 101,55. Hal ini menunjukkan kondisi ekonomi

konsumen Lampung pada Triwulan I-2016 mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya.

 Meningkatnya kondisi ekonomi Lampung disebabkan oleh kurangnya pengaruh inflasi terhadap

total pengeluaran rumah tangga dan naiknya pendapatan kini serta volume konsumsi barang/jasa.

B. Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan II-2016

 Kondisi ekonomi konsumen Provinsi Lampung pada Triwulan II-2016 diperkirakan lebih optimis

dibandingkan kondisi saat ini dengan nilai ITK sebesar 102,11.

 Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen didorong oleh optimisme akan peningkatan

(2)

1.

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan I-2016

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Lampung pada Triwulan I-2016 adalah 101,55. Angka indeks yang berada diatas 100 berarti kondisi ekonomi konsumen Lampung lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Tingkat optimisme konsumen meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 101,19. Meningkatnya kondisi ekonomi ini terutama disebabkan oleh kurangnya pengaruh inflasi yang dirasakan masyarakat terhadap total pengeluaran rumah tangga dengan angka indeks 101,57. Selain itu, adanya kenaikan volume konsumsi barang/jasa juga mendorong optimisnya kondisi ekonomi Lampung. Kenaikan volume konsumsi barang/jasa tak luput dari kenaikan pendapatan rumah tangga yang menunjukkan indeks 101,70.

Tabel 1.

Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Lampung dan Nasional Triwulan IV-2015 dan Triwulan I-2016

Variabel Pembentuk ITK Provinsi Lampung ITK Nasional

Triwulan IV-2015 Triwulan I-2016 Triwulan IV-2015 Triwulan I-2016

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pendapatan rumah tangga 102,22 101,70 103,14 102,43

2. Pengaruh Inflasi Terhadap Total

Pengeluaran Rumah Tangga 99,57 101,57 101,89 103,83

3. Volume konsumsi barang/ jasa 100,77 101,17 102,99 102,80

Indeks Tendensi Konsumen 101,19 101,55 102,77 102,89

Merujuk pada Tabel 1, kondisi ekonomi konsumen di tingkat nasional juga mengalami peningkatan dengan ITK sebesar 102,89. Sama halnya dengan kondisi di Lampung, seluruh variabel pembentuk ITK nasional mengalami peningkatan. Kenaikan indeks terbesar terjadi pada pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumah tangga yaitu 103,83. Jika dibandingkan dengan triwulan IV-2015, tingkat optimisme nasional meningkat dimana pada triwulan sebelumnya ITK mencapai 102,77.

Gambar 1. Perbandingan ITK Provinsi Lampung dan Nasional Triwulan I-2016 menurut Variabel Pembentuknya

(3)

Untuk wilayah sumatera, turunnya tingkat optimisme konsumen juga tergambar dari turunnya ITK di beberapa provinsi dimana ada tiga provinsi yang memiliki nilai indeks di bawah 100 yang berarti kondisi ekonomi triwulan ini lebih rendah dari sebelumnya, yaitu Provinsi Sumatera Selatan, Riau dan Kepulauan Bangka Belitung. Secara umum turunnya ITK ini terutama disebabkan oleh turunnya pendapatan kini dimana untuk variabel ini beberapa provinsi di Sumatera memiliki indeks dibawah 100. Bahkan untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ketiga variabel pembentuknya berada dibawah nilai 100.

Provinsi yang memiliki nilai ITK tertinggi adalah Sumatra Barat (nilai ITK sebesar 101,85) disusul Aceh yang berada pada posisi kedua yaitu dengan nilai indeks 101,56. Provinsi Lampung berada pada urutan ketiga dengan nilai indeks 101,55 persen. Sebaliknya, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat memiliki nilai ITK terendah yaitu sebesar 94,71. Perbandingan nilai ITK Triwulan I-2016 se-Sumatera dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-2016 Se-Sumatera (Persen)

2. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan II-2016

Nilai ITK Provinsi Lampung pada Triwulan II-2016 diperkirakan sebesar 102,11. Hal ini berarti kondisi ekonomi triwulan mendatang diperkirakan meningkat (lebih optimis) dibandingkan dengan triwulan sekarang. Meningkatnya ekonomi konsumen diperkirakan karena meningkatnya pendapatan mendatang dengan indeks 105,90.

Tabel 2.

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-2016 Provinsi Lampung dan Nasional

Variabel Pembentuk ITK Provinsi Lampung ITK Nasional Triwulan II 2016 Triwulan II 2016

(1) (2) (3)

1. Perkiraan pendapatan rumah

tangga mendatang 105,90 108,72

2. Rencana Pembelian Barang Tahan

Lama, Rekreasi, dan Pesta/Hajatan 95,48 102,78

(4)

Pada tingkat nasional kondisi ekonomi konsumen diperkirakan tetap meningkat dan lebih optimis dari triwulan sekarang yaitu mencapai 106,56 persen. Pendapatan rumah tangga mendatang diperkirakan meningkat dengan nilai indeks sebesar 108,72 serta rencana pembelian barang tahan lama meningkat pada triwulan yang akan datang (nilai indeks sebesar 102,78).

Perkiraan akan membaiknya kondisi ekonomi konsumen di Triwulan II-2016 di provinsi se-Sumatera terjadi pada seluruh provinsi karena tidak ada satupun provinsi se-Sumatera memiliki indeks ITK dibawah 100. Secara umum membaiknya kondisi ekonomi di triwulan II-2016 disebabkan oleh naiknya perkiraan pendapatan mendatang akibat adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri dan masuknya tahun ajaran baru di bulan Juni sampai dengan Juli. Provinsi Kepulauan Riau memiliki perkiraan nilai ITK tertinggi yaitu sebesar 107,15. Sebaliknya, Provinsi Jambi memiliki perkiraan nilai ITK terendah yaitu 100,10. Perbandingan ITK mendatang menurut provinsi se-Sumatera dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan II-2016 Se- Sumatera

(5)

Tabel 3.

Indeks Tendensi Konsumen ITK1) Triwulan I s/d IV-2015 dan Triwulan I-2016 serta Perkiraan ITK2) Triwulan II-2016 Provinsi dan Nasional

No. Provinsi 2015 2016 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Aceh 100,33 107,92 110,29 102,21 100.99 101.64 2. Sumut 100,48 101,60 102,17 102,52 100.55 100.71 3. Sumbar 94,58 101,07 100,61 99,10 101.85 102.00 4. Riau 90,72 104,74 105,65 94,27 95.99 102.33 5. Jambi 91,66 99,57 101,02 100,94 100.53 100.10 6. Sumsel 99,97 101,97 107,31 100,35 96.44 100.42 7. Bengkulu 96,54 105,55 107,07 101,20 100.57 105.17 8. Lampung 93,38 102,57 101,51 101,19 101.55 102.11 9. Kep. Babel 92,19 97,90 105,54 93,91 94.71 106.98 10. Kepri 101,80 108,82 101,92 100,68 101.56 107.15 11. DKI Jakarta 103,97 109,71 111,88 106,64 105.20 110.11 12. Jabar 104,43 105,67 109,69 102,38 104.03 105.78 13. Jateng 99,71 103,60 109,81 99,87 100.28 107.41 14. DI Yogyakarta 97,18 111,73 110,33 103,02 107.96 123.60 15. Jatim 100,75 103,88 115,98 102,12 105.38 109.03 16. Banten 104,07 108,19 111,21 103,29 105.25 107.01 17. Bali 102,36 105,42 111,66 105,84 108.40 108.95 18. NTB 97,50 101,43 109,07 106,47 108.20 108.21 19. NTT 93,45 100,30 102,42 106,32 98.15 103.72 20. Kalbar 100,44 105,05 106,86 104,07 104.15 101.59 21. Kalteng 94,98 106,37 104,46 104,74 103.04 104.57 22. Kalsel 94,25 107,21 103,25 101,51 99.34 105.11 23. Kaltim 101,03 107,40 110,92 105,90 102.40 101.08 24. Sulut 93,15 103,46 100,28 108,42 96.08 110.02 25. Sulteng 91,78 105,03 111,42 103,85 107.58 108.69 26. Sulsel 96,29 106,24 103,38 102,68 101.91 107.60 27. Sultra 92,52 102,70 110,64 106,06 100.57 101.19 28. Gorontalo 95,18 109,08 108,02 101,40 101.14 110.93 29. Sulbar 100,69 111,64 107,24 109,15 105.58 107.71 30. Maluku 102,18 107,38 108,48 112,03 109.96 115.53 31. Malut 103,19 103,81 108,94 99,14 100.45 105.27 32. Papua Barat 99,77 109,12 109,31 110,22 98.53 104.06 33. Papua 93,88 107,57 109,13 111,72 99.78 100.97 Nasional 100,87 105,22 109,00 102,77 102.89 106.56 Keterangan: 1)

ITK berkisar antara 0 sampai dengan 200, dengan indikasi sebagai berikut:

a. Nilai ITK < 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya.

b. Nilai ITK = 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan) dibanding triwulan sebelumnya.

c. Nilai ITK > 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat dibanding triwulan sebelumnya.

Gambar

Gambar 1. Perbandingan ITK Provinsi Lampung dan Nasional  Triwulan I-2016 menurut Variabel Pembentuknya
Gambar 2. Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-2016   Se-Sumatera (Persen)
Gambar 3. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan II-2016   Se- Sumatera

Referensi

Dokumen terkait

Pemecahan tekuk lateral torsi pada balok pelat badan kaku berpengaku vertikal dengan momen konstan dicoba menggunakan beda hingga.. Hasilnya

Sedangkan penyebab eksternal yaitu keadaan darurat yang terjadi sebagai akibat langsung maupun tidak langsung dari kondisi yang terjadi di luar proses, misalnya bencana

Siswa dengan kategori negatif dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu sebanyak 18 siswa yang dibagi kedalam 2 kelompok yaitu kelompok treatment dan kelompok kontrol

Secara kumulatif dari Januari-Juni 2017 neraca perdagangan Provinsi Kalimantan Timur surplus sebesar US$ 7,00 miliar, angka ini mengalami kenaikan dibanding

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Xu (2010) menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses belajar akan dapat mendukung self regulated learning

Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Total Produksi Padi Sawah Menurut Kecamatan Tahun 2011 Harvest Area, Average Production, and Total Production of Wetland Paddy per Districts

Dalam merencanakan unit lift yang akan digunakan pada sebuah gedung pertama-tama yang harus di hitung adalah spesifikasi teknik.. Dasar perhitungan spesifikasi teknik pada

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan alternatif efektif dalam penempatan dan penggunaan jumlah alat sambung pelat baja Pryda Claw Nailplate, menggunakan