ARTIKEL PENELITIAN
Konflik Tokoh Utama dalam Novel Maya Karya Ayu Utami 1)
Helda Daniati 1, Gusnetti2, Dainur Putri2 1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta
Email: daniati_h@yahoo.co.id ABSTRACT
Research purposeswas todescribethe conflict the main characterin the novel Maya by Ayu Utami. The theory usedis the opinions by Burhan Nurgiyantoro(2005) of the conflict. This research isa qualitative study using descriptive methods. Techniques of data analysis done by: (1) to classify the data, (2) to analyze data related to the internal and external conflicts, (3) interpret the main character conflict, (4) make aconclusion based on interpretation of data. Results of data analysis as follows novel Maya by Ayu Utami. First, the main character in the novel Maya by Ayu Utami work in conflict (inner) conflict consists of 30 figures. In addition, the main characteris alsoan externalconflict (physical), which consists of 6 figures conflict. Way the sacred, conflict dominan the novel Maya by AyuUtami is conflict internal (inner), because main figures in the story novel Maya by Ayu Utami to have difference, direction, hopenes, to wishing, and justice get freedom to existence, hopenes in order to love story be lose can to meet again. And hopenes freedom in by comunis. The can conclusion that the main character in the novel Maya by Ayu Utami work in conflict (inner) and work in conflict eksternal (physical).
Keywords: Main figures, conflict, novel Maya
I. PENDAHULUAN
Semi (1988:8) mengungkapkan bahwa sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang
objeknya adalah manusia dan
kehidupannya dengan menggunakan
bahasa sebagai mediumnnya. Sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam segi kehidupannya maka ia tidak saja merupakan suatu
media untuk menyampaikan ide, teori
atau system berpikir tetapi juga
merupakan media untuk menampung ide, teori dan system berpikir manusia.
Sedangkan menurut Ahadiat
(2007:9) bahwa sebuah karya sastra bersumber dari kenyataan-kenyataan hidup di dalam masyarakat (realitas objektif). Karya sastra tidak saja mengungkapkan
2 diungkapkan pula nilai-nilai yang lebih tinggi dan lebih agung dari sekadar realitas objektif. Nilai-nilai itu berupa isi cerita atau pesan khusus yang ingin disampaikan pengarang dalam karyanya baik secara implicit maupun eksplisit, sehingga ada yang berupa kritik sosial, pesan moral, pesan agama, dan sebagainya.
Karya sastra yang lahir dalam masyarakat penciptanya diharapkan tidak saja berfungsi sebagai hiburan tapi karya
sastra diharapkan dapat memberikan
pelajaran yang berharga mengenai
persoalan kehidupan. Oleh karena itu, sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan kreatif yang objeknya manusia dan kehidupan dengan menggunakan
bahasa sebagai mediumnya (Semi,
1988:8).
Berdasarkan pernyataan ini, maka
jelaslah bahwa karya sastra selalu
membicarakan manusia dengan segala permasalahannya.
Secara umum karya sastra terbagi tiga yaitu, prosa, puisi dan drama. Prosa
dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi naratif yang berarti cerita rekaan atau cerita khayalan. Satu di antara karya sastra prosa adalah novel, novel termasuk jenis karya sastra fiksi naratif. Novel merupakan pegungkapan dari fragmen kehidupan
manusia (dalam jangka yang lebih
panjang) terjadi konflik-konflik yang
akhirnya menyebabkan terjadinya
perubahan jalan hidup antara para
pelakunya (Ahadiat, 2007:25).
Novel mengungkapkan suatu
konsentrasi kehidupan pada suatu saat yang tegang, dan pemusatan kehidupan yang tegas. Di samping itu Semi(1988:32) mengatakan bahwa novel mengungkapkan suatu konsentrasi kehidupan pada suatu saat yang tegang dan pemusatan kehidupan yang tegas. Selain itu, novel merupakan karya yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus.
Novel memiliki unsur-unsur yang membangun yaitu unsur intrinsik (dalam) dan unsur ekstrinsik (luar). Unsur intrinsik
3 sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur instrinsik inilah yang membuat sebuah novel terwujud. Unsur yang dimaksud
misalnya, peristiwa cerita, plot,
penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau system organisme karya sastra (Nurgiyantoro, 2010:23).
Konflik dalam karya sastra
bukanlah konflik antar pengarang atau kritikus sastra perihal kehadiran karya sastra (fiksi) di tengah publik sastra, melainkan konflik yang terbangun di
dalam unsur intrinsik karya sastra.
Munculnya konflik dalam karya sastra sama persis dengan munculnya konflik dalam realitas kehidupan yang melingkupi diri pribadi seorang individu. Keduanya bertumpu pada adanya problematika hidup, misalnya problem pribadi dengan realitas
sosial yang ada, atau problem
antarmanusia antar tokoh dalam fiksi (Ratna, 2003).
Salah satu novel yang mengandung permasalahan atau konflik adalah novel
Maya karya Ayu Utami. Pengarang dalam
penulisannya banyak menampilkan konflik terhadap tokoh, baik konflik internal
maupun konflik eksternal. Dengan
demikian, penulis tertarik memilih novel
Maya karya Ayu Utami sabagai bahan
penelitian karena novel tersebut
menggambarkan konflik terhadap tokoh. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan konflik tokoh utama dalam Novel Maya karya Ayu Utami.
II. KAJIAN TEORI
Karya sastra mengungkapkan
banyak permasalahan kehidupan manusia diantaranya adalah masalah psikologis, sosiologis, sejarah, dan agama. Karya sastra melahirkan sesuatu kreasi yang
indah dan berusaha menyalurkan
4 menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan sastrawan. Sesuai
penjelasan tersebut Semi (1988:8)
mengungkapkan bahwa sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang obyeknya adalah manusia itu dan
kehidupannya dengan menggunakan
bahasa sebagai mediumnya.
Unsur-unsur sebuah karya sastra merupakan pembangun yang menjadi tolok ukur sebuah karya sastra. Secara jelas unsur intrinsik merupakan landasan atau dasar di dalam menganalisa salah satunya konflik. Sebuah cerita selalu memunculkan aksi dan pengalaman sejumlah tokoh melalui adegan khusus menuju tujuan yang dapat diterima sebagai sesuatu yang berarti. Pengalaman yang dikisahkan selalu memiliki karakter masalah atau konflik. Cerita yang hanya menyajikan pengalaman rutin atau biasa tidak akan menarik jika tidak memiliki peristiwa konflik.
Menurut Nurgiyantoro (2010:122) konflik (conflict) adalah peristiwa, hal
penting fungsional dan utama dalam pengembangan plot cerita pada suatu
karya. Antara konflikdan peristiwa
mempunyai hubungan yang erat dan dapat saling menyebabkan satu sama lain. Ada peristiwa lain pun dapat bermunculan.
Konflik demi konflik disusul oleh
peristiwa demi peristiwa akan
menyebabkan konflik semakin meruncing.
Lain halnya menurut Meredith dan Fitzgerald (dalam Nugiyantoro, 2010:122) bahwa:
“Konflik sebagai sesuatu bersifat
tidakmenyenangkan yang
terjadiatau dialami tokoh-tokoh itu
mempunyai kebebasan untuk
memilih, iatidak memilihperistiwa itu akan menimpa dirinya”.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
konflik merupkan perlawanan dua
kekuatan yang hampir sama yang
menyiratkan aksi-aksi balasan dalam waktu yang sama dan bersifat tidak menyenangkan.
Menurut Stanton (dalam
Nurgiyantoro, 2010:124) bentuk konflik sebagai bentuk kejadian dapat dibedakan
5 ke dalam dua kategori: konflik fisik dan konflik batin. Konflik batin (internal) adalah konflik yang terjadi dalam hati, jiwa seorang tokoh (atau tokoh-tokoh) cerita. Jadi, ia merupakan konflik yang dialami manusia dengan dirinya sendiri, ia merupakan permasalahan intern seorang manusia. Misalnya, hal itu terjadi akibat
pertentangan antara dua keinginan,
keyakinan pilihan yang berbeda, harapan-harapan, atau masalah-masalah lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa beberapa
konflik di atas saling berkaitan, saling menyebabkan terjadinya satu dengan yang
lain, dan dapat terjadi secara
bersamaan. Konflik fisik (eksternal)
adalah konflik yang terjadi antara
seseorang tokoh dengan sesuatu di luar dirinya, mungkin dengan tokoh lain atau dengan alam. Misalnya, konflik dan atau permasalahan yang dialami seorang tokoh akibat adanya banjir besar, gunung
meletus, kemarau panjang, dan
sebagainya. Konflik sosial, sebaliknya
adalah konflik yang disebabkan oleh
adanya kontak sosial antarmanusia, atau masalah-masalah yang muncul akibat hubungan antarmanusia. Konflik sosial berupa masalah peperangan, perburuhan, atau kasus-kasus hubungan sosial lainnya.
Jadi, antara konflik internal dan eksternal tersebut saling berkaitan, saling menyebabkan terjadinya satu dengan yang lain, sekaligus terjadi dan dialami oleh seorang tokoh cerita dalam waktu yang
bersamaan. Bahkan tidak berlebihan
bahwa menulis cerita sebenarnya adalah
membangun atau mengembangkan
konflik-konflik itu sendiri yang dapat ditemukan dan dikembangkan berdasarkan konflik yang ditemui di dunia nyata.
III. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Bogdan dan
Taylor (dalam Moleong, 2007:3)
menyatakan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptifberupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diam. Oleh sebab itu, metode yang
6 digunakan adalah metode deskriptif yaitu
mengumpulkan data, dan membuat
kesimpulan laporan. Pelaksanaan metode deskriptif dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan konflik tokoh utama dalam novel Maya karya Ayu Utami.
Data merupakan bahan mentah yang digunakan sebagai pendukung dalam penelitian. Data dalam penelitian ini adalah kata-kata berupa konflik internal dan eksternal yang terjadi dalam novel
Maya karya Ayu Utami, sedangkan objek
penelitiannya adalah berupa dialog-dialog yang ada dalam novel Maya karya Ayu Utami tersebut.
Dalam novel Maya karya Ayu Utami banyak mengandung nilai sastra dan juga terdapat berbagai peristiwa yang dialami tokoh dan kehidupan sosial tokoh, sering sekali latar peristiwa yang ada pada novel dibuat bedasarkan peristiwa sejarah. Agar penelitian ini lebih terfokus maka penelitian ini difokuskan pada konflik internal dan eksternal yang terjadi pada
tokoh utama novel Maya karya Ayu Utami tersebut.
Pengumpulan data dalam ini
penelitian ini dilakukan dalam beberapa langkah: (1) membaca novel Maya karya Ayu Utami sehingga dapat memahami pesan dan isi cerita yang disampaikan dalam novel tersebut, (2) menandai objek penelitian yang telah ditemukan yaitu konflik internal dan eksternal pada novel, (3) mencatat semua data yang telah
ditemukan berdasarkan intrumen
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, (4) mengelompokkan data yang telah terkumpul ke dalam tabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data
Data diperoleh dari novel yang
berjudul Maya karya Ayu Utami.
Menceritakan tentang penantian seorang wanita kepada kekasihnya yang hilang dan
pemberontakan untuk memperoleh
perubahan di dalam sistem pemerintahan. Pada cerita tersebut banyak terdapat konflik-konflik yang terjadi pada tokoh.
7 Dari gambaran tersebut langkah kerja yang dilakukan adalah meneliti semua tindakan, dialog dan monolog pada tokoh utama dalam novel Maya karya Ayu Utami. Data konflik yang ditemukan pada novel tersebut terdapat 36 data yaitu data pada konflik internal (batin) sebanyak 30 data dan data pada konflik eksternal sebanyak 6 data.
Pembahasan
Setelah dilakukan analisis terhadap konflik tokoh utama novel Maya karya Ayu Utami, berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh pertama, bahwa konflik internal yang dialami tokoh disebabkan oleh masalah perasaan tentang kekasih yang hilang dan ketidakadilan yang terjadi pada kehidupan rakyat Indonesia serta gagalnya merubah keadaan. Konflik yang terjadi adalah
konflik batin karena tokoh sering
mengalami masalah pada dirinya.
Konflik eksternal yang dialami tokoh disebabkan oleh pertentangan antara tokoh dengan sesuatu yang ada di luar
dirinya baik lingkungan alam taupun lingkungan manusia atau orang lain contoh yang ditemukan pada novel adalah pemberontakan, pertentangan pada system pemerintahan dan pembangunan, ingin melakukan perubahan ke era reformasi, dan tuntutan rakyat untuk menurunkan presiden Soeharto dari jabatannya. Ketiga, hal yang dominan dalam novel Maya karya Ayu Utami ini adalah mengenai konflik dengan dirinya dan konflik antara sesama tokoh.
Pada dasarnya konflik yang terjadi pada tokoh akibat pertentangan seperti
perbedaan pendapat, ketidakadilan,
kesengsaraan, dan kehilangan orang-orang
dan harta yang dimiliki sehingga
terhambatnya tujuan yang akan dicapai, mengambil keputusan yang sulit serta
mengorbankan sesutu demi merubah
keadaan untuk kepentingan orang banyak. yang sebenarnya. Konflik yang terjadi dapat diselesaikan berdasarkan kata hati, keyakinan dan pengorbanan.
8
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan terhadap novel Maya karya Ayu Utami maka dapat disimpulkan: 1. Tokoh utama dalam novel Maya karya
Ayu Utami mengalami konflik internal (batin) terdiri dari 30 konflik. Di samping itu, tokoh utama juga mengalami konflik eksternal (fisik), yang terdiri dari 6 konflik yang dialami tokoh.
2. Secara umum, konflik yang paling dominan ditemukan pada novel Maya adalah konflik internal (batin), karena tokoh didalam novel mempunyai pertentangan, tujuan, harapan dan keinginan, keadilan yaitu memperoleh kebebasan untuk hidup, berharap agar cinta yang lama hilangakan kembali, keinginan untuk merubah keadaan, serta keinginan untuk terbebas dari penjajahan.
UcapanTerimaKasih
Penyelesaian skripsi initi dak
terlepas dari bantuan, bimbingan dan
petunjuk dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis dengan hati yang tulus mengucapakan terimakasih kepada yang terhormat: (1) Ibu Dra. Gusnetti, M.Pd. sebagai pembimbing I, dan Ibu Dra. Dainur Putri, M. Pd. Sebagai pembimbing II.
DAFTAR PUSTAKA
Ahadiat, Endut. 2007. Teori dan. Padang: Bung Hatta University Press.
Atmazaki.2007.Ilmu Sastra Teori dan
Terapan. Padang: UNP Press
Damono, Sapardi Djoko. 1984. Sosiologi
Sastra (Sebuah Pengantar Ringkas),
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Moleong, J. Lexy. 2007. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Nurgiyantoro, Burhan.2010. Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press.
Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa.
Utami, Ayu. 2003. Maya. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia