BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan sesuatu. Penelitian ini juga dapat dikategorikan sebagai penelitian komparatif yaitu penelitian yang bersifat membandingkan satu atau lebih kelompok. Penelitian ini juga termasuk jenis penelitian dokumenter yang merupakan penelitian dimana data dan informasinya diperoleh dari data dokumentasi institusi. (Supardi, 2005).
B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel
Populasi merupakan wilayah yang tergeneralisasi, terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2011). Populasi dari penelitian ini adalah Bank Umum Syariah Nasional yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berjumlah 13 Bank Syariah.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah non probability dengan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi tiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dalam penelitian ini, populasi yang dipilih adalah seluruh Bank Umum Syariah Populasi dari penelitian ini adalah Bank Umum Syariah Nasional yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berjumlah 13 Bank Syariah, yang terdiri dari:
NO NAMA BUS
1 Bank Syariah Mandiri
2 Bank Muamalat
3 Bank BNI Syariah
4 Bank BRI Syariah
5 Bank Mega Syariah
6 MayBank Syariah Indonesia
7 Bank Victoria Syariah
8 BCA Syariah
9 Bank Jabar Banten Syariah
10 Bank PaninSyariah
11 Bank Bukopin Syariah
12 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
13 Bank Aceh Syariah
Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah non probability dengan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi tiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Maka peneliti memberikan batasan sampel berdasarkan kriteria berikut: Kriteria bank yang akan di jadikan sampel adalah sebagai berikut:
1. Bank yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan sebagai Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa. Dimana Bank Devisa adalah bank umum yang dapat melakukan kegiatan dalam valuta asing.
2. Mengeluarkan laporan tahunan pada tahun 2012-2016 secara lengkap. 3. Mengeluarkan laporan GCG pada tahun 2012-2016 secara lengkap.
4. Menyediakan data yang dibutuhkan dalam penelitian secara lengkap. Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
No. Variabel Data Yang Dibutuhkan
1 NPF
- Pembiayaan yang tergolong kurang lancar, diragukan dan macet.
- Total Pembiayaan
2 FDR - Total Pembiayaan
- Total Dana Pihak Ketiga
3 GCG - Laporan GCG (Good Corporate
Governance)
4 ROA - Laporan Laba Rugi (Laba Bersih) - Total Aset
5 ROE - Laba Bersih
- Total Modal Inti
6 NOM
- Pendapatan Operasional - Dana Bagi Hasil
- Beban Operasional - Total aktiva produktif
7 BOPO - Beban Operasional
- Pendapatan Operasional
8 CAR - Modal
- ATMR
5. Bank yang termasuk di golongan buku 2 (dengan modal inti 1-5triliun). Dipilihnya bank yang termasuk digolongan buku 2 selain dikarenakan penelitian ini dilakukan untuk membandingkan perbankan yang setara dan sebanding, juga dikarenakan bank yang termasuk golongan ini sudah bisa melakukan kegiatan treasury terbatas. Dimana Bank Syariah melakukan transaksi valuta asing (valas). Hal ini menandakan bahwa risk profil yang akan dihadapi semakin besar.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dari penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series yang diperoleh dari website resmi masing-masing Bank Syariah yang tercatat dalam Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Data tersebut tersedia di dalam bentuk laporan
keuangan publikasi tahunan (annual report) dari tahun 2012-2014. Data juga diperoleh dari Pojok Bursa Efek Indonesia di Universitas Muhammadyah Malang.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi adalah mengumpulkan data sekunder dengan cara melihat atau menyalin catatan kertas kerja yang dianggap berhubungan dengan penelitian (Indriantoro dkk, 2013). Metode ini dilakukan dengan cara pengambilan data yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang dipublikasikan oleh tiap- tiap bank melalui website masing-masing perbankan. Data tersebut juga dapat diperoleh dari Pojok Bursa Efek Indonesia di Universitas Muhammadyah Malang.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Analisis Deskriptif
Diarto (2016), menyatakan bahwa langkah-langkah dalam melakukan analisis tingkat kesehatan bank adalah:
a. Menghitung laporan keuangan tahunan dengan menggunakan rasio keuangan berdasarkan metode RGEC.yaitu sebagai berikut:
1) Risk Profile (Profil Resiko) terdiri dari:
Risiko kredit dihitung menggunakan rasio Non Performing
Finance (NPL):
Dengan kriteria penetapan peringkat komponen resiko kredit, sbb:
Tabel 3.1
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat <2%
2 Sehat 2% - 3,5%
3 Cukup Sehat 3,5% - 5%
4 Kurang Sehat 5% - 8%
5 Tidak Sehat >8%
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.15/15/DPNP/2013
Risiko likuiditas dihitung menggunakan Finance to Deposit
Ratio (FDR):
Dengan kriteria penetapan peringkat komponen risiko likuiditas, sbb:
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat 50%≤75%
2 Sehat 75%≤85%
3 Cukup Sehat 85%≤100%
4 Kurang Sehat 100%-120%
5 Tidak Sehat >120%
2) Good Corporate Governance
Analisis yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil penilaian pelaksanaan prinsip-prinsip GCG bank dan informasi lain yang terkait dengan GCG bank yang didasarkan pada data dan informasi relevan untuk mendukung analisis terhadap struktur, proses dan hasil dari tata kelola dan keterkaitannya antara satu sama lain dengan penilaian didasarkan pada self assesment yang dilakukan oleh bank. Adapun faktor penilaian dan bobot penilaian sbb:
No Faktor Penilaian Bobot
1 Pelaksaan tugas dan tanggung
jawab dewan komisaris 12,5 % 2 Pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab direksi 17,5%
3 Kelengkapan dan pelaksanaan tugas
komite 10%
4 Pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab dewan pengawas syariah 10%
5
Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa
5%
6 Penanganan benturan kepentingan 10% 7 Penerapan fungsi kepatuhan 5% 8 Penerapan fungsi audit intern 5% 9 Penerapan fungsi audit ekstren 5%
10 Batas maksimum penayaluran dana
(BPMD) 5%
11 Transparasi kondisi keuangan dan
pelaksanaan Good Corporate Governance
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP
3) Earning (Rentabilitas)
Penilaian terhadap faktor rentabilitas ini dinilai dengan rasio
Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Net Operating Margin (NOM).
1. ROA (Return On Asset)
Dengan kriteria penetapan Peringkat Komponen Risiko Rentabilitas:
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat
Perolehan laba sangat tinggi (rasio ROA diatas 2%)
2 Sehat
Perolehan laba tinggi (rasio ROA berkisar antara 1,26% sampai dengan 2%)
3 Cukup Sehat
Perolehan laba cukup tinggi (rasio ROA berkisar antara 0,51% sampai dengan 1,25%)
4 Kurang Sehat
Perolehan laba rendah ataucenderung mengalami kerugian (ROA mengarah negatif, rasio berkisar 0% sampai dengan 0,5%)
5 Tidak Sehat
Bank mengalami kerugian yang besar (ROA negatif, rasio dibawah 0%)
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.15/15/DPNP/2013 2. ROE (Return on Equity):
Dengan Kriteria Penetapan Peringkat ROE:
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat sehat
Perolehan laba sangat tinggi (rasio ROE diatas 20%)
2 Sehat
Perolehan laba tinggi (rasio ROE berkisarantara 12,51% sampai dengan 20%)
3 Cukup Sehat
Perolehan laba cukup tinggi (rasioROE berkisar antara 5,01% sampaidengan 12,5% sampai dengan 20%)
4 Kurang sehat
Perolehan laba rendah atau cenderung mengalami kerugian (ROE mengarah negatif,rasio berkisar 0% sampai dengan 5%)
5 Tidak sehat
Bank mengalami kerugian yang besar (ROE negatif, rasio dibawah 0%)
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011 3. NOM (Net Operating Margin)
Dengan Kriteria Penetapan Peringkat NOM:
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011.
4) Capital (Permodalan)
Pengukuran faktor permodalan ini menggunakan rasio CAR
Dengan kriteria penetapan peringkat komponen faktor permodalan:
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat
Rasio KPPM lebih tinggi sangat signifikan dibandingkan dengan Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat sehat Rasio NOM diatas 5%
2 Sehat
Rasio NOM 2,01% sampai dengan 5%
3 Cukup Sehat
Rasio NOM berkisar antara 1,5% sampai dengan 2%
4 Kurang sehat
Rasio NOM berkisar antara 0% sampai dengan 1,49%
rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan (KPMM > 15%)
2 Sehat
Rasio KPPM lebih tinggi cukup signifikan dibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan (9%<KPMM≤15%)
3 Cukup Sehat
Rasio KPPM lebih tinggi secara marjinal dibandingkan dengan rasio KPPM yang ditetapkan dalam ketentuan (8%<KPMM≤9%)
4 Kurang Sehat
Rasio KPPM di bawah ketentuan yang berlaku (KPMM≤8%)
5 Tidak Sehat
Rasio KPPM di bawah ketentuan yang berlaku dan bank cenderung tidak solvable (KPMM≤8%)
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011
b. Menganalisis tingkat kesehatan bank dengan cara melakukan kombinasi hasil dari aspek-aspek RGEC dari periode 2012-2016. Nilai komposit untuk rasio keuangan masing-masing aspek akan bernilai:
Peringkat Komposit Nilai Peringkat Komposit 1 (PK-1) Checklist 5 Peringkat Komposit 2 (PK-2) Checklist 4 Peringkat Komposit 3 (PK-3) Checklist 3
c. Kemudian hasil dari penilaian PK dengan kategori tiap checklist ditentukan bobotnya dengan cara mempersenkan, adapun bobot untuk menentukan PK keseluruhan komponen antara lain:
Bobot (%) Peringkat Komposit Keterangan
86-100 PK-1 Sangat Sehat
71-85 PK-2 Sehat
61-70 PK-3 Cukup Sehat
41-60 PK-4 Kurang Sehat
<40 PK-5 Tidak Sehat
Sumber: Peraturan Bank Indonesia No. 1311/PBI/2011 Dimana perhitungan persentase tingkat kesehatan bank secara keseluruhan dihitung dengan rumus:
.
Peringkat komposit menurut SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014 dikategorikan sebagai berikut:
a) Peringkat Komposit 1 (PK-1), mencerminkan kondisi bank yang secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.
b) Peringkat Komposit 2 (PK-2), mencerminkan kondisi bank yang secara umum sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi
Peringkat Komposit 4 (PK-4) Checklist 2 Peringkat Komposit 5 (PK-5) Checklist 1
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.
c) Peringkat Komposit 3 (PK-3), mencerminkan kondisi bank yang secara umum cukup sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.
d) Peringkat Komposit 4 (PK-4), mencerminkan kondisi bank yang secara umum kurang sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.
e) Peringkat Komposit 5 (PK-5), mencerminkan kondisi bank yang secara umum tidak sehat sehingga dinilai sangat tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor internal lainnya.
d. Mengambil kesimpulan dari hasil analisis yang dilakukan yaitu hasil peringkat komposit Bank Syariah berdasarkan pendekatan RGEC.
2. Teknik Analisis Komparatif
Membandingkan Tingkat Kesehatan Bank Syariah berdasarkan hasil analisis dari masing-masing faktor RGEC(Risk profile, Good Corporate