• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN. Oleh : HADI MULYANA NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN. Oleh : HADI MULYANA NIM"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN

PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL

ESTATE SENONI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI

KALIMANTAN TIMUR

Oleh :

HADI MULYANA

NIM. 080500037

JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

SAMARINDA

(2)

.

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktek kerja lapang yang telah dilaksanaka di PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL (IHM) Estate Senoni, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur yang dilaksanakan selama 1 bulan mulai dari tanggal 17 Maret 2011 sampai dengan tanggal 15 April 2011.

Menyetujui,

Pembimbing, Penguji I,

Agustina Murniyati,S.Hut MP Ir. Noorhamsyah, MP

NIP. 19720803 199802 2 001 NIP. 19640523 199703 1 001

Penguji II,

Ir. Gunanto

NIP. 19570905 198703 1 001

Mengesahkan

Ketua Jurusan Pengelolaan Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Hasanudin, MP NIP. 19630805 198903 1 005

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada ALLAH SWT, penulis dapat menyelesaikan pembuatan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL). Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan dari program studi Manajemen Hutan,Jurusan Pengelolaan Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman penulis praktek kerja lapang (PKL) di PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL (IHM).

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak, maka penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Pimpinan PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL beserta seluruh staf dan karyawan.

2. Bapak Ir. Wartomo, MP, selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

3. Bapak Ir. Hasanudin, MP, selaku Ketua Jurusan Pengelolaan Hutan. 4. Bapak Ir. Fadjeri, MP, selaku ketua Program Studi Manajemen Hutan. 5. Ibu Agustina Murniyati,S.Hut MP, selaku Dosen Pembimbing.

6. Bapak Ir. Gunanto, dan Ir. Noorhamsyah,MP, selaku Dosen Penguji. 7. Teristimewa kepada orang tua yang telah banyak memberikan doa,

(4)

8. Rekan-rekan mahasiswa yang telah turut serta membantu menyusun laporan ini hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan praktek kerja lapang (PKL) ini, masih ada kekurangan,untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan,saran yang sifatnya membangun.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khusunya mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR ... v DAFTAR LAMPIRAN ... vi I. PENDAHULUAN………... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan ... 2

C. Hasil Yang Diharapkan ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA………. 3

A. Keadaan Umum perusahan ... 3

B. Tinjauan Umum Hutan Tanaman Industri... 6

C. Waktu dan Lokasi Kegiatan Praktek ... 7

III. HASIL KERJA PRAKTEK LAPANG (PKL)……… 9

A. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapang ... 9

B. Persemaian ... 10

C. Perencanaan ... 13

D. Fire & Safety ... 15

E. Tata usaha kayu ... 17

F. Lingkungan (Environment) ... 19

G. Penanaman ... 21

H. Pemanenan ... 25

IV. KESIMPULAN DAN SARAN... 28

A. Kesimpulan... 28

B. Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA………... 30

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman 1. Struktur Organisasi PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL……… 32

2. Peta Compartement PT. IHM Estate F..……… 33

DAFTAR TABEL

No. Tubuh Utama Halaman 1. Kelas Kelerengan Areal PT. IHM……… 4

2. Waktu dan Lokasi Kegiatan PKL……… 8 3. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PKL………. 9

(7)

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan di Indonesia merupakan suatu kekayaan alam yang beraneka ragam yang patut dilestarikan, karena hutan mempunyai potensi yang cukup besar baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui sehingga perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam rangka pembangunan ekonomi nasional guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat.

Keterbatasan sumber daya alam khususnya kemampuan sumber daya hutan sebagai penghasil bahan baku hasil hutan berupa kayu semakin menurun, sehingga dikeluarkan kebijakan pembangunan hutan tanaman dengan tujuan menghasilkan bahan baku bagi industri kehutanan.

Pembangunan hutan tanaman industri menerapkan sistem silvikultur intensif, dimulai dari persiapan lahan yang hampir seluruhnya mekanis, penyediaan bibit dengan kualitas terseleksi dan pada kegiatan penanaman dilengkapi dengan pemupukan juga kegiatan pemeliharaan yang bersifat intensif. Dalam pengelolaannya diperkirakan memerlukan tenaga teknis kehutanan.

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Jurusan Pengelolaan Hutan memberikan pendidikan yang bersifat vocasional,karena itu Politeknik Pertanian memberikan pendidikan dengan porsi 30% teori dan 70% praktek. Guna memenuhi proporsi tersebut salah satunya dengan melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) selama satu sampai dua bulan.

(8)

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah :

1. Untuk menambah wawasan mahasiswa dan memperoleh pengalaman kerja dengan kondisi lapangan yang sebenarnya.

2. Memahami sistem silvikultur HTI dari memulai kegiatan pembibitan sampai pada kegiatan pemanenan.

3. Setelah mahasiswa bekerja disuatu perusahaan dengan bidang keahlian masing- masing,mahasiswa dapat memahami sikap buruh,karyawan atau manager dalam pengembangan teknik-teknik tertentu dan serta alasan-alasan mereka menerapkan teknik tersebut.

C. Hasil Yang Diharapkan

Adapun hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah agar ilmu yang didapat mahasiswa selama di kampus dapat diterapkan di dunia kerja sehingga muncul tenaga-tenaga yang terampil dan profesional yang dapat memberikan sumbangsih (kontribusi) terhadap negara khususnya bidang kehutanan.

(9)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Keadaan Umum Perusahaan

1. Lokasi dan Luas

Anonim (2011), menyatakan areal IUPHHK HTI PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL secara geografis terletak pada 00 23 ’ 04 ” - 10 6 ’ 29 ” LS dan 1160 25 ’ 21” - 1160 52 ’52 ” BT. Termasuk dalam kelompok hutan Sungai Jembayan, Perian dan Sepaku. Merupakan hutan dengan fungsi sebagai hutan produksi tetap (HP). Secara administrasi pemerintahan berada di Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai Kartanengara dan Penajam Paser Utara, Kecamatan Sepaku, Kota Bangun, Muara Muntai, Sebulu, Tenggarong dan Loa Kulu.

Berdasarkan administrasi kehutanan berada di RPH Sepaku dan Senoni, BKPH Balikpapan dan Tengarong. Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara, Dinas Kehutanan Kab. Panajam Paser Utara. Sementara berdasarkan SK Menhut No. 184/KPTS-II/1996, tanggal 23 April 1996, PT. IHM memiliki areal seluas 161.127 Ha. Adapun kepemilikan sahamnya 90% PT. Kreasi Lestari Pratama dan 10% PT. Inhutani I.

(10)

2. Topografi

Areal kerja PT.ITCI HUTANI MANUNGGAL memiliki topografi wilayah yang bervariasi dari datar ( kelerengan antara 0 – 8 %) sampai dengan terjal (kelerengan di atas 40% )dapat dilihat pada Tabel 1. sebagai berikut :

Tabel 1. Kelas Kelerengan Areal Kerja PT.IHM

Kelas Kelerengan

Sektor Jumlah %

Turunen Sepaku Senoni

A ( 0 - 8 %) 10.003 6.119 32.152 48.247 29.96 B ( 8 – 15 %) 22.609 21.296 27.848 71.753 44.53 C (15 – 25 %) 9.123 8.643 17.3438 35.114 21.79 D ( 25 - 40 %) 520 2.714 1.748 4.982 3.09 E ( >40 %) 215 416 373 1.004 0.62 Total 42.470 39.188 79.469 161.127 100.00 3. Geologi

Berdasarkan peta geologi lembar Balikpapan, lembar Samarinda dan lembar Long Iram skala 1 : 250.000 ( Anonim, 1986 dalam Anonim, 2011 ), informasi geologi areal PT.ITCI HUTANI MANUNGGAL terdiri dari formasi Aluvium Undak Terumbu Koral sebesar 2,3 %, Miosin Pulaubalang Beds sebesar 29,1 %, Miosin Balikpapan Beds sebesar 6,15 %.

(11)

4. Hidrologi

Sungai-sungai yang mengalir di sekitar areal PT.ITCI HUTANI MANUNGGAL adalah Sungai Mahakam, Sungai Sepaku, Sungai Pamaluan, Sungai Jembayan, Sungai Kedang dan Sungai Perian. Sungai-sungai tersebut mempunyai pola aliran yang kontinyu sepanjang tahun. Berdasarkan karakteristik sungai tangkapan DAS dan informasi lainnya, sungai-sungai tersebut bukan merupakan ancaman, sebaliknya sebagai sumber utama untuk memenuhi kebutuhan air.

5. Iklim

Areal PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL sebagai mana juga daerah-daerah lainya di Kalimantan Timur, mempunyai Iklim Tropika Basah dengan batas antara musim hujan dan kemarau yang tidak begitu jelas. Berdasarkan klasifikasi Scmitds dan Ferguson, curah hujan dalam PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL termasuk tipe A atau merupakan daerah basah dengan nilai Q antara 0 % dan 14,3 %

Curah hujan rata-rata sebesar 1.998 mm / tahun ,tanpa bulan kering ( nilai Q = 0 % ) dengan 128 hari hujan . Curah hujan tertinggi jatuh pada bulan Desember yaitu sebesar 244 mm dan terendah sebesar 92 mm jatuh pada bulan Agustus.

(12)

B. Tinjauan Umum Hutan Tanaman Industri (HTI)

Hutan tanaman industri adalah hutan tanaman yang dikelola dan diusahakan berdasarkan asas kelestarian, asas manfaat dan asas perusahaan dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan sistem silvikultur intensif untuk memenuhi bahan baku industri hasil hutan. Unit HTI adalah satu kesatuan perusahaan hutan tanaman didalam kawasan hutan produksi. Ciri-ciri pokok HTI adalah : (Anonim 1995)

1. Sistem silvikultur yang diterapkan adalah tebang habis diikuti dengan penanaman kembali.

2. Komposisi jenisnya seragam.

3. Potensi produksi yang tinggi, baik kuantitas maupun kualitas yang dicapai dengan penerapan sistem silvikultur intensif

4. Pengusahaan HTI adalah pengusahaan hutan dalam suatu kawasan hutan yang meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan, pemungutan hasil hutan, pengolahan sampai pemasarannya.

Adapun Areal dan Lokasi HTI adalah :

1. Kawasan hutan produksi tetap atau kawasan hutan lainnya yang dapat ditetapkan menjadi hutan produksi tetap.

(13)

3. Hutan produksi yang masih produktif hanya dapat diperuntukkan menjadi areal HTI apabila seluruh hasil penebangannya dimanfaatkan untuk bahan baku industri pulp.

Maksud pembangunan HTI adalah untuk meningkatkan produktivitas lahan hutan produksi tetap pada areal hutan produksi yang tidak atau kurang produktif. Tujuan HTI secara singkat adalah sebagai berikut :

1. Menunjang pertumbuhan industri perkayuan dengan penyediaan bahan baku yang diperlukan secara berkelanjutan.

2. Meningkatkan potensi kawasan hutan produksi utama yang kurang atau tidak produktif.

3. Membuka lapangan kerja bagi warga sekitar hutan.

Sasaran system HTI adalah pada kawasan hutan produksi tetap yang tidak produktif atau kawasan lain yang tidak ditetapkan menjadi hutan produksi tetap, terutama pada lahan kosong, pada alang-alang, dan semak belukar.

C. Waktu dan Lokasi Kegiatan Praktek

Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di PT. ITCI HUTANI

MANUNGGAL yang dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2011 – 16 April 2011 dengan rincian waktu, kegiatan dan lokasi dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :

(14)

Tabel 2. Perincian Waktu, Kegiatan dan Lokasi Praktek Kerja Lapang

NO TANGGAL KEGIATAN LOKASI

1 17-19 Maret Persemaian

- Pencampuran Media tanam - Pengisian polibag

- Penaburan benih - Penyulaman - Pemupukan - penyiraman

- Seleksi dan Pengepakan

Estate Senoni 2 21-24 Maret Perencanaan - Survey - Audit - GIS/pemetaan - PIMS Estate senoni

3. 25- 28Maret Fire & Safety Estate senoni 4. 1-2 April Tata Usaha Kayu

- Pengukuran dan pengujian

Estate senoni 5. 4-5 April Common Service

- Environment

Estate senoni 6. 6--12 April Penanaman

- Penyemprotan sebelum penanaman - Penanaman - Penyemprotan 1 - Penyulaman - Penyemprotan 2 & 3 - Pemotongan cabang - Penyemprotan 4 - Penyemprotan 5 Estate senoni 7. 13-14 April Pemanenan - Mikro planning - Pengimasan - Penumbangan

- Pemotongan cabang & ranting - Penarikan/penyaradan - Pengupasan - Pemotongan - Pengumpulan - Pengangkutan Estate senoni

(15)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapang

Adapun hasil pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT ITCI HUTANI MANUNGGAL. dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3 Hasil Pelaksanaan Kegiatan PKL di PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL

NO Jenis Kegiatan ? 1 Regu Lama Kegiatan Presentasi Kerja Keterangan 1. Persemaian

- Pencampuran media 4 orang 1 jam 1 kubik Praktek

- Pengisian polybag 4 orang 3 jam 215 polybag Praktek

- Penanaman benih 4 orang 1 jam 525 benih Praktek

- Penyulaman 4 orang 1 jam 53 benih Praktek

- Pemupukan dan Penyiraman 4 orang 2 jam 25 Bedeng Praktek

- Penyeleksian Bibit 4 orang 1jam 14 Pack Praktek

2. Perencanaan

- Survey 4 orang 1 Hari - Observasi

- Audit 4 orang 2 Hari - Observasi

- GIS (Pemetaan) 4 orang 1 Hari - Materi

3. Fire & Safety 4 orang 2 Hari - Observasi

4. TUK (Tata Usaha Kayu) - Pengukuran pada Dispetcer sector

2 orang 1 Hari 108 kubik Praktek

- Pengukuran pada Logpond 2 orang 1 Hari 60 kubik Praktek

5 Environment 4 orang 2 Hari - Materi

6. Penanaman

-Penyemprotan Sebelum

Penanaman

4 orang 1 hari - Observasi

- Penanaman 4 orang 1 hari - Observasi

- Penyemprotan 1-5 4 orang 1 hari - Observasi

- Penyulaman 4 orang 2 jam 105 Bibit Praktek

-Pemo tongan cabang) 4 orang 30 menit - Observasi

7. Penebangan

-Mikro planning 4 orang 1 jam - Observasi

- Tebas/rintis 4 orang 2 jam - Observasi

-Penumbangan 4 orang 2 jam - Observasi

-Pemotongan cabang 4 orang 1 jam - Observasi

-Pemotongan 4 orang 2 jam - Observasi

-Pengupasan kulit 4 orang 2 jam - Observasi

-Pengumpulan kayu 4 orang 2 jam - Observasi

(16)

B. Persemaian

1. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini untuk memperoleh bibit yang bermutu tinggi dala m jumlah dan tata waktu yang tepat, serta untuk meningkatkan produktivitas maupun kualitas hasil hutan berupa pohon/kayu yang sesuai degan kondisi tempat tumbuh, dengan menggunakan bibit yang berkualitas tinggi dari jenis-jenis yang di kehendaki.

2. Dasar Teori

Persemaian adalah suatu tempat untuk pengadaan bibit yang yang dipersiapkan untuk ditanam di lapangan nantinya.

3. Alat dan Bahan

a. Alat : Cangkul, sekop, drum pencampuran pupuk, takaran pencampuran,alat penyiraman,stick tugal, corong yang terbuat dari plat.

b. Bahan : Pupuk (dolomit & TSP), sekam padi yang sudah disangrai, gambut yang sudah dicampur dolomite 2 minggu sebelumnya, air, benih acacia mangium.

4. Prosedur kerja

a. Percampuran media tanam dilakukan dengan cara :

1) Memasukkan media tanam berupa gambut 70% /m³,sekam padi 30% /m³,pupuk dolomit 3 kg/m³ dan pupuk TSP 3 kg/m³ ke dalam bak pencampur.

(17)

2) Kemudian media tanam diaduk sampai rata dengan menggunakan sekop dan cangkul,

3) Setelah itu dimasukkan dalam bak penampung media,untuk di antar ke tempat pengisian polibag.

b. Pengisian polybag dilakukan dengan cara :

1) Memasukan media tanam pada polybag dengan cara mengocok media tanam dengan menggunakan corong yang terbuat dari plat.

2) Tujuan dari cara mengocok tersebut yaitu agar media tanam padat dalam polybag.

c. Menanam benih dilakukan dengan cara :

1) Mencucuk tanah dengan menggunakan stik tugal.

2) Kemudian memasukkan benih dan menutupnya kembali. Sebelum dan sesudah penanaman benih dilakukan penyiraman pada media tanam.

d. Penyulaman dilakukan dengan cara :

1) Memindahkan kecambah pada polybag yang mengalami kekosongan atau mati.

2) Pemindahan dilakukan pada polybag yang mempunyai tanaman lebih dari 1 tanaman.

3) Kegiatan ini dilakukan 1-2 minggu setelah penanaman benih. e. Penyiraman dilakukan dengan cara :

(18)

2) Penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari, tergantung kondisi cuaca.

f. Pemupukan dilakukan dengan cara :

1) Menyiram tanaman dengan pupuk yang sudah dilarutkan dalam air.

2) Pupuk yang digunakan adalah pupuk kalipos dan pupuk NPK 3) Pupuk kalipos dilakukan 2 kali penyiraman dalam seminggu,

dan pupuk NPK 1 kali dalam seminggu.

4) Setelah kegiatan pemupukan, dilakukan pengompresan berupa penyiraman dengan menggunakan air.

g. Penyeleksi bibit dilakukan dengan cara :

1) Memindahkan bibit berdasarkan besar kecilnya bibit. 2) Masukan ke dalam pack yang memuat 55 bibit.

3) Penyeleksian bibit dilakukan pada tanaman yang berumur 10-12 minggu.

5. Pembahasan

Dalam melakukan kegiatan di persemaian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu pada saat penyiraman tanaman, seharusnya digunakan nozel agar lebih efektif dan memudahkan pekerja dalam melakukan kegiatan penyiraman bibit.

Selain itu, harus juga memperhatikan kondisi lantai antar frame/bedeng yang becek pada saat hujan karena kondisi tersebut mengakibatkan kegiatan operasional menjadi lambat.

(19)

C. Perencanaan

1. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah agar dapat mengetahui pengaturan lahan/tata ruang yang telah disusun dalam penyusunan rencana PT.ITCI HUTANI MANUNGGAL serta dapat memantau dan menilai kualitas kegiatan operasional perusahaan.

2. Dasar Teori

Perencanaan adalah suatu kegiatan untuk menentukan lahan/tata ruang dalam suatu perusahaan. Kegiatannya mencakup penataan areal tanaman, penataan areal konservasi serta pembuatan pal batas.

Selain itu, kegiatan perencanaan juga memantau dan menilai kegiatan operasional, apakah sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang berlaku di perusahaan.

3. Alat dan Bahan

a. Alat : GPS, parang, meteran, pita warna kuning, peta kerja b. Bahan : Cat

4. Prosedur Kerja

a. Pengenalan kegiatan Perencanaan.

b. Membuat pal batas. Untuk batas compartement digunakan cat warna kuning, untuk areal konservasi cat warna merah,untuk jalan cabang atau jalan yang diperuntukkan untuk kegiatan pemanenan

(20)

digunakan cat warna biru dan cat warna putih untuk batas konsesi perusahaan. Kegiatan ini disebut redesign compartement.

c. Pengukuran areal dengan menggunakan GPS dilakukan langsung di lapangan dengan cara mengelilingi areal.

d. Mengukur kayu yang masih memiliki nilai ekonomis yang tersisa dalam suatu compartement yang nantinya akan mengurangi luasan tanam. Kegiatan ini dilaksanakan setelah kegiatan pemanenan. e. Menilai kegiatan operasional pemanenan, apakah dilakukan sesuai

dengan standar operasional yang berlaku.

f. Menilai kegiatan Penanaman mulai dari kegiatan persiapan lahan sampai dengan pemeliharaan.

g. Melakukan pengecekan tanaman pada umur 6 bulan dan 12 bulan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah tanaman per hektar (stocking).

5. Pembahasan

Perusahaan dalam hal pendataan, survey, audit dan pemetaan telah memiliki peralatan yang cukup memadai, seperti adanya GPS (Garmin dan Trimbel ) dan teknologi GIS dan juga PIMS (Plantation Information Management System).

(21)

D. Fire & Safety

1. Tujuan

Tujuan dari kegiatan Fire & Safety adalah untuk menjaga bahaya kebakaran serta keselamatan kerja setiap karyawan di PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL.

2. Dasar Teori

Fire & Safety adalah suatu kegiatan yang meliputi kesehatan

dan keselamatan kerja (3K). Kegiatan yang dilakukan adalah seperti

induction/pengarahan, patroli (berdasarkan tingkat bahaya kebakaran),

pemeriksaan alat dan brefing/safety talk. 3. Alat dan Bahan

a. Alat Pemadam Kebakaran (Mesin kompa,truck tangki, selang) b. APD (Alat Pelindung Diri)

4. Prosedur Kerja

a. Dilakukan pengarahan mengenai bahaya dalam pekerjaan maupun bahaya kebakaran hutan.

b. Menentukan tingkat bahaya kebakaran dengan cara mengukur curah hujan suhu dan kelembaban pada saat cuaca ekstrim akan sering diadakan patroli untuk menjaga kemungkinan bahaya kebakaran.

c. Dilakukan pemeriksaan alat 2 minggu sekali untuk melihat kondisi alat

(22)

d. Safety Talk rutin diadakan pada saat brefing ataupun master point sebagai kepedulian kepada seluruh karyawan mengenai bahaya dalam pekerjaan maupun bahaya kebakaran.

5. Pembahasan

Dalam fire & safety,kegiatan yang kami lakukan adalah mendapatkan penjelasan tentang materi kesehatan dan keselamatan kerja serta melihat alat-alat yang digunakan dalam pemadaman kebakaran.

Kegiatan ini sudah dilakukan dengan baik oleh perusahaan karena didukung dengan alat-alat pemadaman yang diperlakukan, namun hal itu tidak cukup bila tidak didukung dengan kesadaran para karyawan mengenai bahaya kebakaran dan keselamatan kerja.

E. Tata Usaha Kayu (TUK)

1. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah suatu proses pengaturan alur fisik kayu agar terdokumentasi sehingga memudahkan perusahaan dalam memonitor kegiatan serta mengetahui jumlah fisik volume yang telah diproduksi mulai dari TPN hingga ke TPK.

2. Dasar Teori

Tata Usaha Kayu (TUK) adalah suatu kegiatan pengujian dan pengukuran volume kayu pada Dispetcer sector dan Logpond.

3. Alat dan Bahan

(23)

4. Prosedur Kerja

a. Angkutan yang bermuatan kayu datang ke dispetcer sector dan Logpond.

b. Kemudian dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat stick ukur.

c. Hasil pengukuran di masukan dalam buku monitoring.

d. Untuk ketentuan nilai volume (kubik) yang diambil oleh Perusahaan yaitu pengukuran pada logpond,sedangkan pengukuran yang

dilakukan pada dispetcer sector hanya sebagai pembanding antara dispetcer sector dan logpond.

Pengukuran Volume kayu dengan cara :

TR X P X L = SM ? SM X KONVERSI = Volume (m3) Keterangan : Tr = Tinggi Rata-Rata

P = Panjang L = Lebar bak

Konversi : Bak Terbuka (0.5801) Bak Tertutup (0.5261) 5. Pembahasan

Dalam kegiatan ini yang dilakukan yaitu mengukur volume kayu pada dispecter sector dan log pond.

Kegiatan tata usaha kayu ini dilakukan dengan cukup baik dengan menggunakan Stick Ukur yang praktis,namun para pekerja harus

(24)

memperhatikan keselamatan kerja dengan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) pada saat pengukuran.

F. Lingkungan (Environment)

1. Tujuan

Lingkungan atau (Environment) adalah untuk menjaga kawasan yang dilindung dan menjaga keaslian vegetasi dan satwa serta lingkungan disekitar.

2. Dasar teori

Lingkungan atau (Environment) adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita (komponen biotic dan abiotik) yang saling berinteraksi. 3. Alat dan bahan

Alat tulis, GPS, parang, meteran 4. Prosedur kerja

a. Pemantauan kawasan lindung dilakukan dengan cara :

1) Membuat plot sebanyak 1% dari luasan KKPN (Kawasan Konservasi Plasma Nutfah), revarian zona,dan ASDG (Areal Sumber Daya Genetik).

2) Menginventarisasi tingkatan semai dengan ukuran 2 x 2 m pancang, 5 x 5 m tiang, 10 x 10 m pohon 20 x 20 m komposisi vegetasi dan perkembangan riap.

(25)

b. Pemantauan lingkungan : erosi, kulitas dan debit air, top soil. Dilakukan dengan cara :

1) Erosi

Mengukur tanah yang tererosi dengan metode tongkat yaitu dengan cara menancapkan tongkat (patok ukur) dengan satuan cm.

2) Kualitas dan debit air

Mengukur kualitas air dan debit air pada inlet dan outlet sungai.dengan cara mengukur kedalaman sungai, penampang sungai dan debit air.

3) Top soil

Mengambil sempel tanah dan membuat lubang 60 cm dan mengukur ketebalan top soil dan kepadatan tanah.

5. Pembahasan

Kegiatan yang dilakukan dalam Environment yaitu penjelasan mengenai lingkungan serta cara-cara pemantauan kawasan konservasi.

Dalam kegiatan pemantauan kawasan lindung harus diperhatikan batas-batas areal tanaman dengan areal konservasi sehingga dapat dilakukan pemantauan dengan baik.

(26)

G. Penanaman

1. Tujuan

Untuk menyediakan bahan baku pabrik yang berkesinambungan menghasilkan panen kayu (serat) yang bermutu tinggi dengan kuantitas yang mencukupi kebutuhan.

2. Dasar teori

Penanaman adalah suatu kegiatan untuk bibit di arel yang kosong atau di areal yang ditetapkan untuk kegiatan penanaman.

3. Alat dan bahan

a. Penyemprotan sebelum penanaman

1) Alat penyemprot (solo) dan APD (alat pelindung diri) 2) Herbisida (racun)

b. Penanaman

1) Dodos, tempat dan takaran pupuk, kompas, tali ajir/seling 2) APD (alat pelindung diri)

c. Penyemprotan 1 sampai dengan 5

1) Alat penyemprot (solo) dan APD (alat pelindung diri) 2) Herbisida (racun)

d. Penyulaman

1) Dodos dan takaran pupuk 2) Bibit, pupuk TSP dan KCL e. Pemotongan cabang

(27)

4. Prosedur kerja

a. Penyemprotan sebelum penanaman dilakukan dengan cara : Menyemprot gulma pada areal yang akan dilakukan penanaman. Kegiatan penyemprotan ini dilakukan 2 minggu sebelum penanaman. b. Penanaman dilakukan dengan cara :

1) Membuat lubang tanam dengan ukuran 20 x 20 cm dengan menggunakan dodos.

1) Kemudian memasukkan pupuk TSP pada lubang tanam sebanyak 60gram pada saat penggalian tanah.

2) Memasukan bibit pada lubang tanam.

3) Kemudian memasukan pupuk KCL 40 gr am ke dalam lubang pada kiri atau kanan tanaman.

c. Penyemprotan 1 – 5 dilakukan dengan cara :

1) Menyemprot gulma yang ada disekitar tanaman sesuai dengan tata waktunya.

2) Penyemprotan I (1 bulan setelah tanam) 3) Penyemprotan II (3 bulan setelah tanam) 4) Penyemprotan III (6 bulan setelah tanam) 4) Penyemprotan IV (10 bulan setelah tanam) 5) Penyemprotan V (14 bulan setelah tanam)

a) Sebelum dilakukan penyemprotan,terlebih dahulu diadakan penilaiain kondisi gulma yang ada di areal tanaman agar dapat ditentukan jenis herbisida (racun) yang digunakan.

(28)

b) Setiap anggota penyemprot harus membawa parang untuk mengantisipasi bila hujan,sehingga pekerjaan bisa dialihkan kepada slashing weeding pada areal yang kondisi gulma nya sudah sangat tebal/lebat.

d. Penyulaman dilakukan dengan cara :

1) Mengganti tanaman yang mati dan mengisi titik tanam yang kosong dengan tujuan supaya stocking dan survival tanaman sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.

2) Penyulaman dilakukan pada tanaman yang berumur 1 bulan.

3) Penyisipan atau penyulaman harus menggunakan tanaman sejenis dan nomor seedlot yang sama, bibit yang dipakai,umur dan ukurannya harus lebih besar dari bibit yang ditanam sebelumnya supaya bibit sisipan bisa mengejar tanaman sebelumnya.

4) Untuk tanaman yang mati/kosong, selain diganti dengan tana man baru juga harus dipupuk lagi dengan pupuk TSP 60 gram. Dan pupuk KCL 40 gram.

e. Pemotongan cabang dilakukan dengan cara :

1) Memotong cabang yang potensial bisa menyaingi batang utama sehingga pertumbuhan batang utama diharapkan bisa optimal.

2) Pemotongan cabang dilakukan pada umur tanaman 6 bulan. 3) Dilakukan pada tanaman dengan tinggi rata-rata 1,5 – 2,5 m.

(29)

4) Tanaman yang terserang oleh hama dan penyakit tidak boleh dilakukan pemotongan cabang dan kegiatannya di tunda sampai tanaman tersebut pulih kembali.

5) Jika tidak ada cabang yang menyaingi batang utama,tanaman tersebut tidak dilakukan pemotongan cabang.

6) Pelaksanaan dilakukan dalam 2 minggu

f. Pembahasan

Dalam kegiatan penanaman ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu cara penanaman, waktu penanaman, serta ketepatan dosis baik pada saat pemberian pupuk maupun pada saat penyemprotan gulma.

H. Pemanenan

1. Tujuan

Tujuan dari kegiatan Pemanenan yaitu untuk memanen hasil hutan dari investasi tanaman (Acacia mangium) selama 5 tahun berupa kayu sesuai dengan standar yang berlaku dan nanti nya akan diproduksi di pabrik, serta untuk mempersiapkan lahan buat kegiatan penanaman kembali.

(30)

2. Dasar Teori

Pemanenan adalah suatu kegiatan pemanenan yang dimulai dari kegiatan mikro planning/perencanaan dalam kegiatan pemanenan yang mencakup pembatasan areal penebangan dan pembuatan jalan untuk operasional pemanenan sampai dengan kegiatan penebangan, kemudian penyaradan kayu dan pengangkutan kayu ke log pond.

3. Alat dan Bahan

Chain Saw, Alat berat (excavator,skidder,dozer), Alat Pelindung Diri (helmet & sepatu safety,sarung tangan)

4. Prosedur Kerja

a. Menetapkan batas areal penebangan serta membuat spur road atau jalan cabang untuk kegiatan operasional pemanenan.

b. Membersihkan areal yang akan ditebang yaitu dengan menebas gulma dan anakan kayu dengan tujuan agar pangkal pohon yang akan ditebang terlihat jelas.

c. Kegiatan penebangan yang dilakukan oleh operator chain saw. Sebelum menebang harus memperhatikan kondisi pohon yang akan ditebang atau menentukan arah rebah terlebih dahulu. Tidak menebang pohon yang termasuk dalam area konservasi. Tinggi tunggul tidak lebih dari 10 cm dari permukaan tanah, serta melakukan penebangan terarah menggunakan takik rebah dan takik balas.

(31)

d. Setelah pohon ditebang lakukan pemotongan cabang dan ranting e. Penarikan/penyaradan kayu ke TPN dengan alat berat (skidder) f. Pengupasan kulit pohon,kecuali pohon yang kering dan mati g. Pemotongan pohon menjadi beberapa batang (4 meter)

h. Mengumpulkan atau menyusun kayu yang sudah dipotong menjadi beberapa batang di TPN

i. Penga ngkutan kayu ke Log Pond dengan truck.

5. Pembahasan

Dalam department pemanenan,kegiatan yang dilakukan yaitu mikro planning, Pembersihan areal penebangan, Penebangan, pemotongan cabang & ranting, Penyaradan, Pengupasan, Pemotongan kayu, Pengumpulan/penyusunan kayu dan Pengangkutan. Semua dilakukan secara observasi.

Kegiatan pemanenan ini mulai dari mikro planning sampai dengan pengangkutan kayu sudah dilakukan dengan cukup baik dengan cara mekanis atau menggunakan alat-alat berat seperti excavator,skidder,dan dozer untuk memudahkan kegiatan operasional. Namun ada hal yang perlu diperhatikan yaitu penggunaan APD (alat pelindung diri) bagi setiap pekerja untuk menjamin keselamatan kerjanya.

(32)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam hasil kegiatan dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada kegiatan penyiraman di persemaian (nursery) belum memaksimalkan fasilitas yang tersedia (menggunakan selang padahal ada nozel).

2. Perawatan bibit yang tepat di persemaiaan akan mempengaruhi pertumbuhan bibit di lapangan untuk ditanam nantinya.

3. Kegiatan penanaman yang dilaksanakan dengan prosedur yang benar yaitu cara penanaman yang benar, tepat waktu penanaman dan ketepatan dosis pada saat pemberian pupuk maupun pada saat kegiatan penyemprotan gulma maka nantinya akan menghasilkan tanaman siap panen dan berkualitas sesuai yang diharapkan.

4. Masih kurangnya kesadaran para karyawan tentang keselamatan kerja dan bahaya kebakaran.

5. Kegiatan pemanenan sudah maksimal dengan menggunakan alat mekanis, namun harus memperhatikan dampak terhadap lingkungan sekitar dan kondisi lapangan nant inya setelah kegiatan pemanenan.

(33)

B. Saran

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilakukan diareal PT.ITCI HUTANI MANUNGGAL maka di sarankan hal- hal sebagai berikut :

1. Lebih mengoptimalkan fasilitas yang tersedia (menggunakan Nozel pada ujung selang pada saat kegiatan penyiraman di persemaian) agar pekerjaan lebih efektif dan efisien.

2. Dilaksanakan pengawasan, dalam perawatan bibit di persemaian untuk menghasilkan bibit dan kegiatan operasional penanaman perlu ditingkatkan.

3. Agar dilakukan sosialisai yang lebih intensif oleh fire & safety department mengenai bahaya kebakaran dan kecelakaan kerja para karyawan untuk meningkatkan kesadaran para karyawan/pekerja.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pembuatan Tanaman Industri,

Departemen Kehutanan, Jakarta.

(35)
(36)

Manager

Dept. Planning Dept. Nursery Dept. Plantation Dept. Harvesting Dept . Common Service

(37)

Gambar 7. Penyiraman

(38)

Gambar 9. Penandaan batas Compratement

(39)

Gambar 11. Pengukuran Pada Bak Tertutup

35

Gambar 12. Pembuatan Lubang Tanaman

(40)

Gambar 13. Penaburan Pupuk TSP Pada Lubang Tanam

(41)

Gambar

Tabel 1. Kelas Kelerengan Areal Kerja PT.IHM   Kelas
Tabel 2. Perincian Waktu, Kegiatan dan Lokasi Praktek Kerja Lapang
Tabel 3 Hasil Pelaksanaan Kegiatan PKL di PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL
Gambar 7. Penyiraman
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian usaha kedua yaitu merencanakan kampanye diawali dengan menyusun tujuan dari kampanye Counting Down ini yaitu: untuk menberikan informasi kepada

Evaluasi faktor – faktor eksternal ini berguna untuk mengetahui kekuatan ataupun kelemahan dari perusahaan, dimana dengan mengatui kekuatan atau kelemahan yang terdapat di

Maka permasalahan yang diteliti dibatasi sesuai dengan rumusan masalah yang dibahas yaitu mengenai pelanggaran terhadap asas hukum diplomatik dalam kasus penolakan

Menurut survey dengan cara wawancara pada Pasangan Usia Subur, pada Pasangan Usia Subur yang berkunjung sebanyak 10 Pasangan Usia Subur, 8 diantaranya tidak mempunyai

a) Perawatan hand tool dilakukan sesuai prosedur kerja dengan benar b) Perawatan hand tool dilakukan sesuai penggunaan peralatan dengan benar c) Perawatan hand tool dilakukan

Dalam memenuhi Kerangka Acuan Kerja, lingkup dari layanan yang diberikan Konsultan akan dibatasi pada Perencanan Teknis Pekerjaan Jasa Konsultasi Perencanaan Teknis Pembangunan

Agenda Clustering Requirement untuk clustering Tipe data dalam cluster analysis Interval-scale variable Binary variable Nominal variable Ordinal variable Ratio-scaled

Berdasarkan uraian penjelasan yang meliputi tugas dan kewenangan Dinas Perhubungan Kabupaten Hulu Sungai Utara, Fungsi-fungsi yang dimiliki, struktur organisasi, dan