• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PERANAN GURU TIK DAN KKPI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN PERANAN GURU TIK DAN KKPI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

1 LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR….. TAHUN 2014 TENTANG

PERAN GURU TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

ATAU KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

PEDOMAN PERANAN GURU TIK DAN KKPI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Kurikulum 2013 yang diberlakukan secara penuh mulai tahun ajaran 2014/2015 memenuhi kedua dimensi tersebut. Implikasi dari pernyataan tersebut adalah bahwa penyusunan dan pelaksanaan Kurikulum 2013 oleh satuanpendidkan harus memperhatikan kebutuhan, karakteristik dan potensi satuan pendidikan (internal) serta lingkungan di daerah setempat. Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pembelajaran, Kurikulum 2013 memuat komponen-komponen yang berkaitan dengan pembelajaran. Salah satu dari komponen tersebut adalah struktur dan muatan Kurikulum. Muatan Kurikulum 2013 meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik, muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri pada satuan pendidikan.

(2)

2

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:

1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;

2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);

3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);

4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);

5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);

6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;

7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;

8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan

9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di Indonesia yang ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pemberlakuan Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk mengakomodasi satuan pendidikan dalam mencapai SNP mengingat adanya disparitas situasi, potensi serta kebutuhan peserta didik maupun lingkungan atau daerah. Ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi kita.

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar

(3)

3

kompetensi lulusan, standar pendidikdan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatifdan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapatterlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-PacificEconomic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area(AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.

Dengan demikian sesuai amanat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Dan untuk mewujudkan suasana pembelajaran dan proses pembelajaran aktif diharapkan guru memanfaatkan berbagai sumber belajar agar potensi peserta

(4)

4

didik dapat dikembangkan secara maksimal untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Dalam rangka untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang mendukung potensi peserta didik dalam pelaksanaan kurikulum pembelajaran di sekolah perlu didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat mengekplorasi sumber belajar secara efektif dan efisien dengan memaksimalkan peran guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) di sekolah.

B. Tujuan

Pedoman ini disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi guru TIK atau KKPI dan satuan pendidikan dalam merancang program layanan teknologi informasi bagi peserta didik, guru mata pelajaran dan sekolah serta pengembangan muatan lokal TIK di semua jenjang dan muatan peminatan lainnya pada jenjang SMA/SMK sesuai ketentuan dan mekanisme yang telah ditetapkan, agar hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan, dan dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugas layanan teknologi informasi, muatan lokal TIK serta muatan peminatan lainnya sesuai dengan kaidah yang benar.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman ini meliputi:

a. Analisis kebutuhan program layanan teknologi informasi, muatan lokal TIK serta muatan peminatan;

b. Pembuatan program kerja layanan teknologi informasi, muatan lokal TIK serta muatan peminatan;

c. Pelaksanaan program layanan teknologi informasi, muatan lokal TIK serta muatan peminatan;

d. Evaluasi pelaksanaan kegiatan layanan teknologi informasi, muatan lokal TIK serta muatan peminatan;

(5)

5 D. Unsur yang Terlibat

1. Kepala Sekolah dan/atau Yayasan; 2. Wakil kepala sekolah;

3. Guru TIK atau KKPI; 4. Wali kelas;

5. Guru Mata Pelajaran;

6. Tenaga Kependidikan lainnya.

E. Referensi

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 butir 6, Pasal 3, Pasal 4 ayat 4, Pasal 12 Ayat 1b, Pasal 36 dan Pasal 37 Ayat 1.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional PendidikanPasal 2Ayat 3, Pasal 5, Pasal 5A, Pasal 5B, Pasal 19 Ayat 1 dan 3, Pasal 21, Pasal 22, Pasal 43 Ayat 1, Pasal 77A Ayat 2, Pasal 77B Ayat 6, 7 dan 9, Pasal 77I ayat 1j, Pasal 77J Ayat 1j, Pasal 77K Ayat 1, 2j, 4d, 5d dan 5h, Pasal 77N, Pasal 77P Ayat 3 Ayat 4, Ayat 5 dan Ayat 6 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan Pasal 29.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan.

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 tahun 2013 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan dalam Rangka Penataan dan Pemerataan Guru.

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian.

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI.

(6)

6

tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs.

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA.

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK.

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81a tentang Implementasi Kurikulum 2013.

15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor Xxxx tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi Dan Komunikasi atau Keterampilan Komputer Dan Pengelolaan Informasi Dalam Implementasi Kurikulum 2013

F. Pengertian dan Konsep

1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU Nomor 14 Tahun 2005, Pasal 1 Ayat (1)).

2. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik (UU Nomor 14 Tahun 2005, Pasal 1 Ayat (1)).

3. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

4. Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi yang selanjutnya disingkat Guru TIK atau Guru Keterampilan Komputer Pengelolaan Informasi yang selanjutnya disingkat Guru KKPI adalah guru yang memiliki kualifikasi akademik S1/D-IV bidang teknologi informasi atau serumpun yang telah memiliki sertifikat pendidik bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi atau Keterampilan Komputer Pengelolaan Informasi.

5. Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan.

6. Kualifikasi akademik S1/D-IV bidang teknologi informasi atau serumpun yang dimaksud pada poin nomor 4 diatas adalah jenjang pendidikan minimal yang harus dimiliki oleh Guru TIK atau KKPI (Permendiknas Nomor

(7)

7 16 Tahun 2007).

7. Guru pada satuan pendidikan jalur formal yang tidak memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dalam bidang teknologi informasi tetapi memiliki sertifikat pendidik dalam bidang TIK atau KKPI dapat menjadi guru TIK atau KKPI dengan mengikuti diklat penyetaraan yang dilaksanakan lembaga yang ditunjuk oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan.

8. Penyesuaian kualifikasi akademik ini juga bisa dilakukan dengan melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan dilakukan melalui pengakuan pengalaman kerja dan hasil belajar guru untuk percepatan penyelesaian capaian kualifikasi akademik Sarjana/Diploma IV bagi guru dalam jabatan dalam bentuk diklat sesuai dengan sertifikat pendidiknya. Penyesuaian kualifikasi akademik tersebut yang ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Biaya yang ditimbulkan akibat penyesuaian kualifikasi akademik tersebut ditanggung oleh negara dan/atau masyarakat. (PP 74 Pasal 5 Ayat 4).

9. Pengakuan pengalaman kerja yang dimaksud pada poin 8 adalah pengalaman mengajar dengan masa kerja minimal 5 tahun dalam bidang teknologi informasi yang dibuktikan dengan bukti yang sah yang dibuat oleh kepala sekolahdan diketahui oleh kepala dinas pendidikan.

10. Guru TIK atau KKPI pada satuan pendidikan jalur formal harus memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dalam bidang teknologi informasi dan memiliki sertifikat pendidik bidang TIK atau KKPI. 11. Guru pada satuan pendidikan jalur formal yang memiliki kualifikasi

akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) bukan bidang teknologi informasi tetapi memiliki sertifikat pendidik dalam bidang TIK atau KKPI dapat menjadi guru TIK atau KKPI dengan mengikuti diklat penyetaraan yang dilaksanakan lembaga yang ditunjuk oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan.

12. Guru pada satuan pendidikan jalur formal yang memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) yang bukan bidang teknologi informasi dan belum memiliki sertifikat pendidik dalam bidang TIK atau KKPI, dapat menjadi guru TIK atau KKPI dengan ketentuan:

a. Mengikuti pendidikan sesuai kualifikasi akademik bidang Teknologi informasi atau;

(8)

8

13. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

14. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

15. Teknologi Informasi dan Komunikasi yang selanjutnya disingkat TIK atau Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi yang selanjutnya disingkat KKPI adalah teknologi yang digunakan untuk mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan data dan informasi dalam berbagai cara untuk keperluan pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik.

16. Program layanan teknologi informasi merupakan upaya yang dilakukan oleh guru TIK atau KKPI yang difasilitasi oleh sekolah dalam hal memberikan bimbingan dan memfasilitasi warga sekolah dalam penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi yang digunakan untuk mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan data dan informasi dalam berbagai cara untuk keperluan pencapaian tujuan pembelajaran.

17. Ruang lingkup layanan teknologi informasi yang terdiri atas : kegiatan terprogram dan kegiatan tidak terprogram.

a. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh warga sekolah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi satuan pendidikan. Layanan teknologi informasi, meliputi:

1) membimbing peserta didik pada SD/MI,SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK untuk mencapai standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah;

2) memfasilitasi sesama pendidik pada SD/MI,SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK dalam menggunakan TIK untuk persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah; 3) memfasilitasi tenaga kependidikan pada SD/MI,SMP/MTs, SMA/MA,

dan SMK/MAK dalam mengembangkan sistem manajemen sekolah berbasis teknologi informasi.

b. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh guru TIK atau KKPI berupa kegiatan spontan seperti memberikan bantuan teknis terhadap kendala-kendala yang dihadapi oleh warga sekolah dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan teknologi informasi.

(9)

9

18. Program Muatan Lokal TIK atau KKPI merupakan upaya yang dilakukan oleh guru TIK atau KKPI yang difasilitasi oleh sekolah dalam hal memberikan bimbingan langsung kepada siswa secara kelompok atau klasikal khususnya pada jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK dalam penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi yang digunakan untuk mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan data dan informasi dalam berbagai cara untuk keperluan pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik. (PP 32 Tahun 2013).

19. Program Muatan Lokal TIK atau KKPI pada poin 18 tersebut di atas dan akan dilaksanakan oleh satuan pendidikan atau sekolah, harus mendapatkan persetujuan dan payung hukum dalam bentuk Surat Keputusan Gubernur, Bupati/Walikota atau Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota.

20. Muatan peminatan akademik SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat sebagaimana dimaksud pada PP 32 tahun 2013 pasal 77Kayat (4d) yang berisi:

a. matematika dan ilmu pengetahuan alam; b. ilmu pengetahuan sosial;

c. bahasa dan budaya; atau d. peminatan lainnya.

21. Peminatan lainnya yang dimaksud pada poin 20d antara lain TIK, olah raga prestasi, kebumian, astronomi dan keagamaan.

22. Muatan peminatan akademik SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat sebagaimana dimaksud pada PP 32 tahun 2013 pasal 77K ayat (5h) yang berisi:

a. teknologi dan rekayasa; b. kesehatan;

c. seni, kerajinan, dan pariwisata; d. teknologi informasi dan komunikasi; e. agribisnis dan agroteknologi;

f. bisnis dan manajemen; g. perikanan dan kelautan; atau

h. peminatan lain yang diperlukan masyarakat.

23. Peminatan lain yang diperlukan masyarakat yang dimaksud pada poin 22h diatas antara lain KKPI, olah raga prestasi, keagamaan, bahasa asing.

(10)

10

Informasi dan Komunikasi yang selanjutnya disingkat TIK atau Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi yang selanjutnya disingkat KKPI adalah teknologi yang digunakan untuk mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan data dan informasi dalam berbagai cara untuk keperluan pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik.

25. Guru TIK atau KKPI memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan pembimbingan dan pelayanan teknologi informasi terhadap peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan.

26. Guru TIK atau KKPI melaksanakan layanan bimbingan teknologi informasi kepada peserta didik pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK dalam rangka:

a. mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan data dan informasi dalam rangka untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran.

b. pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah dengan memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana untuk mengeksplorasi sumber belajar.

27. Guru TIK atau KKPI melaksanakan layanan teknologi informasi kepada sesama guru pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK dalam rangka:

a. pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran; b. persiapan pembelajaran;

c. proses pembelajaran; d. penilaian pembelajaran; dan e. pelaporan hasil belajar.

28. Guru TIK atau KKPI memfasilitasi tenaga kependidikanSMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem manajemen sekolah.

29. Uraian tugas guru TIK atau KKPI sebagai berikut:

a. menyusun rancangan pelaksanaan layanan teknologi informasi dan bimbingan TIK atau KKPI;

b. melaksanakan layanan teknologi informasi dan bimbingan TIK atau KKPI per semester;

c. menyusun alat ukur/lembar kerja program layanan teknologi informasi dan bimbingan TIK atau KKPI;

(11)

11

d. mengevaluasi proses dan hasil layanan teknologi informasi dan bimbingan TIK atau KKPI;

e. menganalisis hasil layanan teknologi informasi dan bimbingan TIK atau KKPI;

f. melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi dengan memperbaiki layanan teknologi informasi dan bimbingan TIK atau KKPI;

g. menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah dan nasional;

h. mengembangkan sistem informasi manajemen sekolah berbasis teknologi informasi;

i. membimbing peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler berbasis teknologi informasi ;

j. memfasilitasi pendidik dalam penggunaan teknologi informasi;

k. memfasilitasi tenaga kependidikan dalam penggunaan teknologi informasi;

l. melaksanakan pengembangan diri;

m. melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau membuat karya inovatif; n. membimbing dan melaksanakan program muatan lokal TIK atau KKPI

untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs , SMA/MA dan SMK/MAK;

o. membimbing dan melaksanakan muatan peminatan (lintas minat) TIK atau KKPI untuk jenjang SMA/MA dan SMK/MAK.

30. Beban kerja guru TIK atau KKPI : a. Layanan Teknologi Informasi :

1) Membimbing peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan pada jenjang yang sama dan/atau lintas jenjang paling sedikit 150 (seratus lima puluh) dan paling banyak 250 (dua ratus lima puluh) setara 24 jam tatap muka dan atau

2) Memfasilitasi pendidik dan tenaga kependidikan:

a) untuk jenjang SD/MI paling sedikit 60 setara 24 jam tatap muka, b) untuk jenjang SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK paling sedikit

40 setara 24 jam tatap muka

3) Bimbingan dan fasilitasi sebagaimana dimaksud diatas dilaksanakan secaraklasikal atau kelompok belajar, dan/atau individual.

b. Muatan Lokal Teknologi Informasi dalam struktur kurikulum 2 jam pelajaran tatap muka per minggu;

(12)

12

c. Muatan Peminatan Lainnya untuk jenjang SMA/MA terdiri atas beberapa mata pelajaran, yang didalamnya terdapat mata pelajaran TIK:

1) kelas X sebanyak 3 jam pelajaran tatap muka setiap minggu

2) kelas XI dan XII sebanyak 4 jam pelajaran tatap muka setiap minggu d. Muatan peminatan lain yang diperlukan masyarakat untuk jenjang

SMK/MAK terdiri atas beberapa mata pelajaran, yang didalamnya terdapat mata pelajaran KKPI :

1) kelas X sebanyak 3 jam pelajaran tatap muka setiap minggu

2) kelas XI dan XII sebanyak 4 jam pelajaran tatap muka setiap minggu 31. Tugas tambahan guru TIK atau KKPI :

a. Menjadi Kepala laboratorium komputer di satuan pendidikan setara dengan 12 jam tatap muka

b. Menjadi Kepala Pusat Teknologi Sekolah di satuan pendidikan setara dengan 12 jam tatap muka

c. Menjadi Kepala Unit Produksi di satuan pendidikan setara dengan 12 jam tatap muka

d. Menjadi Kepala Pusat Sumber Belajar di satuan pendidikan setara dengan 12 jam tatap muka

G. Uraian Prosedur Kerja 1. Kepala sekolah :

a. Jenjang SD/MI menugaskan guru TIK untuk :

1) Melakukan analisis kebutuhan program layanan Teknologi Informasi dan/atau muatan lokal TIK;

2) Membuat program kerja layanan Teknologi Informasi dan/atau muatan lokal TIK;

3) Melaksanakan program layanan Teknologi Informasi dan/atau muatan lokal TIK;

4) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan layanan Teknologi Informasi dan/atau muatan lokal TIK;

b. Jenjang SMP/MTs menugaskan guru TIK melalui wakasek kurikulum untuk :

1) Melakukan analisis kebutuhan program layanan Teknologi Informasi dan/atau muatan lokal TIK;

2) Membuat program kerja layanan Teknologi Informasi dan/atau muatan lokal TIK;

(13)

13

3) Melaksanakan program layanan Teknologi Informasi dan/atau muatan lokal TIK;

4) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan layanan Teknologi Informasi dan/atau muatan lokal TIK;

c. Jenjang SMA/MA atau SMK/MAK menugaskan guru TIK atau KKPI melalui wakasek kurikulum untuk :

1) Melakukan analisis kebutuhan program layanan Teknologi Informasi dan/atau muatan lokal TIK dan/atau muatan peminatan;

2) Membuat program kerja layanan Teknologi Informasi dan/atau muatan lokal TIK dan/atau muatan peminatan;

3) Melaksanakan program layanan Teknologi Informasi dan/atau muatan lokal TIK dan/atau muatan peminatan;

4) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan layanan Teknologi Informasi dan/atau muatan lokal TIK dan/atau muatan peminatan;

2. Guru TIK atau KKPI menyusun program layanan teknologi informasi (kepada peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan) yang memuat: a. Pendahuluan yang terdiri atas: latar belakang, tujuan

dan jenis kegiatan layanan teknologi informasi,

b. Kegiatan layanan teknologi informasi yang terdiri atas: 1) Tahap perencanaan.

Program layanan teknologi informasi direncanakan secara tertulis dengan menentukan waktu, tempat, memuat sasaran, tujuan, materi, metode dan rencana penilaian sesuai kebutuhan peserta didik, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

2) Tahap pelaksanaan

Layanan teknologi informasi dilaksanakan sesuai dengan rencana dan didokumentasikan.

3) Tahap Evaluasi

Melakukan evaluasi terhadap kegiatan layanan teknologi informasi sesuai kebutuhan peserta didik, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

4) Tahap analisis hasil evaluasi

Hasil evaluasi dianalisis untuk mengetahui aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut.

(14)

14 5) Tahap tindak lanjut

Hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil analisis evaluasi

c. Penutup terdiri atas kesimpulan dan saran

3. Guru TIK atau KKPI menyusun program muatan lokal TIK atau KKPI sebagai mata pelajaran, meliputi :

a. Perencanaan

1) Penyusunan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 2) Penyusunan Silabus

3) Penyusunan Buku Teks untuk siswa dan guru 4) Penyusunan RPP

b. Pelaksanaan

1) Kegiatan Pendahuluan

2) Kegiatan inti : Pendekatan Saintifik, Aspek proses pembelajaran: Kognitif, Afektif, Psikomotor, dan Action

3) Kegiatan Penutup. c. Penilaian

Penilaian Autentik yang mengutamakan: Unjuk kerja, Produk, Portofolio.

4. Guru TIK atau KKPI menyusun program muatan peminatan (lintas minat) TIK atau KKPI, meliputi :

a. Perencanaan

1) Penyusunan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 2) Penyusunan Silabus

3) Penyusunan Buku Teks untuk siswa dan guru 4) Penyusunan RPP

b. Pelaksanaan

1) Kegiatan Pendahuluan

2) Kegiatan inti : Pendekatan Saintifik, Aspek proses pembelajaran: Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan.

3) Kegiatan Penutup. c. Penilaian

Penilaian Autentik, meliputi :

(15)

15 antar teman).

2) penilaian pengetahuan (tes tulis, tes lisan dan penugasan). 3) keterampilan (tes praktek/ unjuk kerja, proyek dan portofolio).

(16)

16

(17)

17

(18)

18

(19)

19

(20)

20

LAMPIRAN ALUR : 5 GURU TIK SMA/MA, SMK/MAK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

(21)

21

LAMPIRAN ALUR :6 GURU TIK SMA/MA, SMK/MAK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

(22)

22 CONTOH PERHITUNGAN BEBAN KERJA

GURU TIK ATAU KKPI JENJANG SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK

A. Jenjang SMA/MA dan SMK/MAK

Kasus1 :

Pada Sekolah SMA XXX terdapat 3 orang guruTIK pada jenjang SMA dengan latar belakang akademik bidang teknologi informasi dan telah tersertifikasi di bidang TIK. Di sekolah tersebut terdiri dari 420 peserta didik, dengan sebaran kelas X=140 (4 rombel), XI=175 (5 rombel), XII=105 (3 rombel), dan terdiri dari 40 orang pendidik, 8 orang tenaga kependidikan. Pada sekolah ini membuka muatan peminatan yang terdiri dari: kelas X (42 peserta didik) dan kelas XI (32 peserta didik). serta 40 orang guru dan 8 orang tendik (dengan distribusi 40 + 8 = 48 orang, 48 orang dibagi 3 guru = 16 orang guru/tendik)

Maka untuk menghitung beban kerja jabatan guru pada tahun tersebut digunakan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut

Skenario penyelesaian :

Guru A : Fathur Rachim, S.Kom, M.Pd

Dapat memenuhi beban kerja dalam :

1. Layanan Teknologi Informasi

a. Membimbing kelas X jumlah peserta didik 140 orang

140

= ——— x 24 = 22,4 jam (ekuivalen 22 jam Tatap Muka) 150

b. Memfasilitasi pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak 16 orang (14 orang guru dan 2 orang tendik)

16

= ——— x 24 = 9,6 jam (ekuivalen 9 jam Tatap Muka) 40

(23)

23

Beban Kerja Guru : Fathur Rachim, S.Kom, M.Pd sebanyak 22+9 = 31

Jadi, Fathur Rachim, S.Kom, M.Pd telah memenuhi kewajiban pemenuhan jam tatap muka sebanyak 31 jam per minggu.

Guru B : Siti Khodijah Dewi Utari, ST, M.Pd

Dapat memenuhi beban kerja dalam :

1. Layanan Teknologi Informasi

a. Membimbing kelas XI jumlah peserta didik 175 orang

175

= ——— x 24 = 28 jam (ekuivalen 28 jam Tatap Muka) 150

b. Memfasilitasi pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak 16 orang (14 orang guru dan 2 orang tendik)

16

= ——— x 24 = 9,6 jam (ekuivalen 9 jam Tatap Muka) 40

Beban Kerja Guru :Siti Khodijah Dewi Utari, ST, M.Pd sebanyak 28+9 = 37

Jadi, Siti Khodijah Dewi Utari, ST, M.Pd telah memenuhi kewajiban pemenuhan jam tatap muka sebanyak 37 jam per minggu.

Guru C : Firman Oktora, S.Si, M.Pd

Dapat memenuhi beban kerja dalam :

1. Layanan Teknologi Informasi

a. Membimbing kelas XII jumlah peserta didik 105 orang 105

= ——— x 24 = 16,8 jam (ekuivalen 16jam Tatap Muka) 150

(24)

24

b. Memfasilitasi pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak 16 orang (14 orang guru dan 2 orang tendik)

16

= ——— x 24 = 9,6 jam (ekuivalen 9 jam Tatap Muka) 40

Beban Kerja Guru :Firman Oktora, S.Si, M.Pd sebanyak 16+9 = 25

Jadi, Firman Oktora, S.Si, M.Pdtelah memenuhi kewajiban pemenuhan jam tatap muka sebanyak 25 jam per minggu.

Catatan :

Ada pun kekurangan lintas peminatan pada level kelas XI yang belum di isi oleh guru TIK yang ada dengan perhitungan :

= 4 jam TM * 1 rombel = 4 jam Tatap Muka

Jumlah jam yang belum diambil dapat diberikan kepada guru TIK yang jumlah jam per minggu paling sedikit, dalam hal ini guru atas nama Firman Oktora, S.Si, M.Pd sehingga jumlah jam yang diperoleh guru tersebut menjadi :25+4 = 29 jam tatap muka per minggu.

Kasus2 :

Pada Sebuah Sekolah SMK XXX terdapat 3 orang guruKKPIpada jenjang SMK dengan latar belakang akademik bidang teknologi informasi juga berlatar belakang kualifikasi akademik lainnya dan telah tersertifikasi di bidang KKPI. Di sekolah yang bersangkutan terdapat 3 orang guru KKPI, dengan jumlah peserta didik 27orang dengan jumlah sebaran kelas X=27 (2 rombel), XI=120 (4 rombel), XII= 60 (3 rombel), 25 orang pendidik, 5 orang tenaga kependidikan dan terdapat mata pelajaran muatan Lokal KKPI 9 rombel.

Maka untuk menghitung beban kerja jabatan guru pada tahun tersebut digunakan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut

(25)

25 Skenario penyelesaian :

Pada kelas X terdapat 2 rombel dengan jumlah peserta didik 27 orang, tenaga pendidik dan kependidikan total 30 dibagi untuk 3 orang guru. Dengan masing-masing guru mendapat 10 orang.

Guru A : Langgeng Hadi Prasetyo, ST, M.Pd

Dapat memenuhi beban kerja dalam :

1. Layanan Teknologi Informasi

a. Membimbing kelas X jumlah peserta didik 27 orang

27

= ——— x 24 = 4,32 jam (ekuivalen 4 jam Tatap Muka) 150

b. Memfasilitasi pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak 14 orang

10

= ——— x 24 = 6 jam (ekuivalen 6 jam Tatap Muka) 40

Beban Kerja Guru : Langgeng Hadi Purwanto, STP, M.Pd sebanyak 4+6 = 10

Jadi, Langgeng Hadi Purwanto, STP, M.Pdbelum memenuhi kewajiban pemenuhan jam tatap muka sebanyak 10 jam per minggu. Oleh karena itu perlu dilakukan pemenuhan jam bimbingan dengan melakukan muatan lokal.

2. Muatan Lokal

Jumlah rombel 9, dengan perhitungan dibagi untuk 3 guru

= 2 rombel kls X * 2 Jam Tatap Muka = 4 jam Tatap Muka

(26)

26

Jadi beban kerja yang di dapat oleh Langgeng Hadi purwanto, STP, M.Pd setelah mendapatkan beban membimbing di muatan lokal menjadi 8 jam Tatap Muka per minggu

3. Program Peminatan KKPI

Untuk Kelas X, dengan perhitungan sebagai berikut :

= 3 Jam Tatap Muka * 2 rombel = 6 jam Tatap Muka

Maka beban yang di dapat setelah mendapatkan beban kerja pada program peminatan KKPI menjadi 24 Jam Tatap Muka per minggu.Dan berdasarkan jumlah kerja minimal guru tersebut belum memenuhi untuk mendapatkan tunjungan fungsional guru.

Guru B : Drs. Suwito, M.Pd

Dapat memenuhi beban kerja dalam :

1. Layanan Teknologi Informasi

a. Membimbing kelas XI jumlah peserta didik 120 orang (4 rombel)

120

= ——— x 24 = 19,2 jam (ekuivalen 19 jam Tatap Muka) 150

b. Memfasilitasi pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak 14 orang

10

= ——— x 24 = 6 jam (ekuivalen 6 jam Tatap Muka) 40

Beban Kerja Guru :Drs. Suwito, M.Pd sebanyak 19+6 = 25

Jadi, Drs. Suwito, M.Pd telah memenuhi kewajiban pemenuhan jam tatap muka sebanyak25 jam per minggu.

(27)

27 Guru C : Drs. Rochmat, M.Pd

Dapat memenuhi beban kerja dalam :

1. Layanan Teknologi Informasi

a. Membimbing kelas XII jumlah peserta didik 60 orang (3 rombel)

60

= ——— x 24 = 9,6 jam (ekuivalen 9jam Tatap Muka) 150

b. Memfasilitasi pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak 10 orang 10

= ——— x 24 = 6 jam (ekuivalen 6 jam Tatap Muka) 40

2. Muatan Lokal

Jumlah rombel 3, dengan perhitungan dibagi untuk 3 guru

= 3 rombel kls XII * 2 Jam Tatap Muka = 6 jam Tatap Muka

= 2 rombel kls XI * 2 Jam Tatap Muka = 4 Jam Tatap Muka

Jadi beban kerja yang di dapat oleh Langgeng Hadi purwanto, STP, M.Pd setelah mendapatkan beban membimbing di muatan lokal menjadi 25 jam Tatap Muka per minggu.

B. Jenjang SD/MI atau SMP/MTs

Kasus3 :

Pada Sekolah SD XXX terdapat 2 orang guruTIK dengan latar belakang akademik bidang teknologi informasi dan telah tersertifikasi di bidang TIK. Di sekolah tersebut terdiri dari 250 peserta didik, dengan sebaran kelasIV=90 peserta didik (3 rombel), kelas V=90 peserta didik (3 rombel), kelas VI=70 peserta didik (2 rombel), dan terdiri dari 24 orang pendidik. Pada sekolah ini membuka muatan lokal TIK pada kelas IV, V

(28)

28

dan VI. Dengan asumsi setiap level kelas terdiri dari 3 rombel dari kelas 1 sampai dengan kelas 3

Maka untuk menghitung beban kerja jabatan guru pada tahun tersebut digunakan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut

Skenario penyelesaian :

Guru A :Wijaya Kusumah,M.Pd

Dapat memenuhi beban kerja dalam :

1. Layanan Teknologi Informasi

a. Membimbing kelas IV (90 peserta didik)

90

= ——— x 24 = 14,4 jam (ekuivalen 14 jam Tatap Muka) 150

b. Memfasilitasi pendidik sebanyak 12 orang pendidik

12

= ——— x 24 = 4,8 jam (ekuivalen 4 jam Tatap Muka) 60

2. Muatan Lokal TIK

Mengajar muatan lokal TIK kelas V (3 rombel) dan VI (2 rombel)

= 2 Jam TM x 5 rombel = 10 jam Tatap Muka

(29)

29

Jadi, Wijaya Kusuma, M.Pdtelah memenuhi kewajiban pemenuhan jam tatap muka sebanyak 28 jam per minggu.

Guru B :Iwan Setiawan,ST

Dapat memenuhi beban kerja dalam :

1. Layanan Teknologi Informasi

a. Membimbing kelas V (3 rombel) dan VI (2 rombel) jumlah peserta didik 160 orang

160

= ——— x 24 = 25,6 jam (ekuivalen 25 jam Tatap Muka) 150

b. Memfasilitasi pendidik sebanyak 12orang pendidik

12

= ——— x 24 = 4,8 jam (ekuivalen 4 jam Tatap Muka) 60

2. Muatan Lokal TIK

Mengajar muatan lokal TIK kelas IV (3 rombel)

= 2 Jam TM x 3 rombel = 6 jam Tatap Muka

Beban Kerja Guru :Iwan Setiawan, STsebanyak 25+4+6 = 35

Jadi, Iwan Setiawan, ST telah memenuhi kewajiban pemenuhan jam tatap muka sebanyak 35 jam per minggu.

Referensi

Dokumen terkait

kembali anjangsana ke Surakarta lagi. Tuan Minister Ingglar memberitahu kepada Tuan Gubemur Jenderal bahwa Yogya karta bersiap-siap untuk berperang. Para putra dan kerabat

3.2.2 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Sukabumi, 2015/ Population

Dalam buku Pedoman PPL Universitas Negeri Semarang (2010) menyatakan bahwa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan

Uswatun Farida, 462008069, FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS TEGALREJO SALATIGA, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Sentosa mahasiswa kerja praktek ditempatkan di bagian gudang barang jadi. Berikut uraian kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek

keberagamaan wanita sebagai pihak yang berkontribusi besar terhadap terwujudnya toleransi beragama di Indonesia. Melibatkan wanita secara aktif dalam usaha mewujudkan

Dokumen dapat memberikan bantuan informasi tentang isi dokumen kepada yang memerlukannya, menyiapkan alat bukti, data-data tentang suatu keterangan dokumen,

Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami