JURNAL
PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT (PPKM)
JURNAL
PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT (PPKM)
Jurnal PPKM
Vol. 3
No. 1
Hal.
1 – 68
Wonosobo,
Januari 2016
ISSN:
2354-869X
DEWAN REDAKSI
JURNAL PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT (PPKM)
Penerbit:
LEMBAGA PENELITIAN, PENERBITAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT-PEMBINAAN BAHASA (LP3M-PB) UNSIQ
Pelindung: Rektor UNSIQ Penanggung Jawab: Kepala LP3M-PB UNSIQ
Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Hermawan,ST,MM,MT Sekretaris Redaksi: Adi Suwondo, M.Kom.
Dewan Penyunting: Dr. Zamakhsyari Dhofier, M.A.
Dr. Azhar Cholil, Lc., M.A. Dr. Moh. Sakir, M.Ag. Prof. Tri Harso Karyono Prof. Dr. Ing. L.M.F. Purwanto Dr. Ir. Eddy Prianto, CES, DEA
Dr. Ir. Heri Hermanto, MT
Redaksi Pelaksana:
Ketua : Hidayatus Sibyan, S.Kom.
Sekretaris : Nur Hasanah, S.Kom.
Anggota : M. Agoeng Pamoengkas
Dhika Maulana Okto Wibowo
Alamat Redaksi:
LP3M-PB Universitas Sains Al-Qur’an Wonosobo
Jl.Raya Kalibeber Km.03 Wonosobo 56351 Phone: (0286) 321873 Fax : (0286) 324160 Website: http://lp3mpb.unsiq.ac.id email: lp3mpb@unsiq.ac.id
Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPKM) merupakan media komunikasi dan desiminasi hasil-hasil penelitian, pengabdian, studi kasus dan ulasan ilmiah (terapan) bagi ilmuwan dan praktisi. Jurnal ini terbit pertama kali pada tahun 2014 dan diterbitkan oleh Lembaga Penelitian,
Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat – Pembinaan Bahasa (LP3M-PB) Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Wonosobo secara berkala empat bulan sekali yaitu Januari, Mei dan September.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i DEWAN REDAKSI ... ii DAFTAR ISI ... iii
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
KEPATUHAN
MEMBAYAR
PAJAK
DI
KANTOR
PELAYANAN
PAJAK
WONOSOBO
... 1-10 Nanang Agus SuyonoKONTRIBUSI GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP LAPORAN KEUANGAN DALAM MENUNJANG RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
JENIS INDUSTRI DI BEI ... 11-19 Sri Hartiyah
PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL DI TEPI SUNGAI SEBAGAI TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH DENGAN FONDASI BATU KALI (STUDI
KASUS: MLANDI SUMBERDALEM KERTEK WONOSOBO) ... 20-29 Herlina Susilawati
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING
BERBASIS PANDANGAN KI HADJAR DEWANTARA UNTUK
MENUMBUHKAN KOMPETENSI UNGGUL DI SMP ... 30-38 Banar Dwi Retyanto
KERANGKA KUALIFIKASI KEILMUAN FISIKA UNSIQ ... 39-44 Sri Jumini
GEOMETRI PAHAT BUBUT HSS PADA PROSES MEMBUBUT MUKA POROS BAJA KARBON RENDAH DARI HASIL PEMOTONGAN MENGGUNAKAN LAS
OXY-ACETYLEN ... 45-48 Roni Suhartono
PERBEDAAN REAKSI ANAK DAN REMAJA PASCA BENCANA ... 49-55 Ika Purnamasari
ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE JL. BANYUMAS, KAB.
BANJARNEGARA ... 56-62 Nasyiin Faqih, Budi Setiawan
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU-GURU SMK BIDANG SAINS MELALUI
PELATIHAN SOFWARE ENGINEERING DI KABUPATEN WONOSOBO ... 63-68
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN
MEMBAYAR PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK
WONOSOBO
Nanang Agus Suyono a aProgram Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sains Al Qur’an Wonosobo
a
Email: suyono_na@yahoo.co.id
INFO ARTIKEL ABSTRAK
Riwayat Artikel:
Diterima : 25 Oktober 2015 Disetujui : 1 Desember 2015
Penelitian ini berjudul ” Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepatuhan Membayar Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Wonosobo”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum serta kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepatuhan dari wajib pajak untuk membayar pajak.
Penelitian ini merupakan penelitian survei, yaitu penelitian dimana informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner dengan menggunakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden. Survei penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Kabupaten Wonosobo. Uji statistik yang digunakan adalah uji regresi linier berganda , dan data yang diperoleh diolah dengan menggunakan software statistik SPSS.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak, tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak , niat wajib pajak untuk patuh berpengaruh positf terhadap kepatuhan membayar pajak serta kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. Kata Kunci:
Kepatuhan untuk membayar
pajak, kesadaran,
pengetahuan dan
pemahaman, tingkat
kepercayaan terhadap sistem pemerintah dan hukum, niat dan kualitas pelayanan
ARTICLE INFO ABSTRACT
Article History
Received : October 25, 2015 Accepted : December 1, 2015
This study entitled "Factors affecting Paying Tax Compliance Tax Office Wonosobo". The purpose of this study was to prove the influence consciousness of paying taxes, knowledge and understanding of the tax laws, the level of confidence in the government and legal system as well as the quality of services that affect compliance of the taxpayers to pay taxes.
This study is a survey research, the research for which the information was collected from respondents using a questionnaire by using an information-gathering techniques were done by compiling a list of questions on respondents. Survey research conducted at the Tax Office Wonosobo. The statistical test used is multiple linear regression, and the data obtained were processed using SPSS statistical software.
Based on the analysis we can conclude that awareness taxpayer positive effect on compliance of paying taxes, knowledge and understanding of the tax laws has positive influence on adherence to pay taxes, the level of confidence in the system of government and law positive effect on compliance of paying taxes, the intention of the taxpayer to comply influential positf to pay tax compliance and service quality has positive influence on adherence to pay taxes.
Key Words :
Compliance to pay taxes, awareness, knowledge and understanding, the level of confidence in the system of government and law, intention and quality of service
1. LATAR BELAKANG
Rendahnya tingkat kepatuhan membayar pajak menjadi salah satu penyebab belum optimalnya penerimaan pajak di Indonesia. Kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak seharusnya merupakan posisi strategis dalam upaya peningkatan penerimaan negara
dari sektor pajak. Dengan demikian
faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
membayar pajak sangat perlu mendapat perhatian. Faktor-faktor kepatuhan membayar pajak antara lain kesadaran wajib pajak,
pengetahuan dan pemahaman tentang
terhadap sistem pemerintahan dan hukum, niat wajib pajak untuk patuh dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas (Pangestu dan Rusmana, 2012).
Kesadaran menurut Handayani, dkk ( 2012 ) merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya. Kesadaran yang tinggi itu sendiri muncul tidak lain berasal dari adanya motivasi wajib pajak. Apabila kesadaran wajib pajak tinggi yang datang dari motivasi untuk membayar pajak, maka kepatuhan untuk membayar pajak pun akan tinggi dan pendapatan negara dari pajak akan meningkat.
Selain itu pemahaman dan pengetahuan tentang peraturan perpajakan juga akan meningkatkan kemauan Wajib Pajak untuk membayar pajak. Karena Wajib Pajak yang sudah memahami peraturan pajak kebanyakan berpikiran lebih baik membayar daripada terkena sanksi pajak (Handayani, dkk, 2012).
Kepercayaan merupakan sesuatu yang diharapkan dari kejujuran dan perilaku kooperatif yang berdasarkan saling berbagi norma-norma dan nilai yang sama. Dalam hal
ini kepercayaan terhadap sistem
pemerintahan, kepercayaan terhadap sistem
hukum, kepercayaan terhadap politisi dan kepercayaan terhadap pemungutan pajak merupakan salah satu pendorong bagi wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya (Handayani, dkk, 2012).
Niat wajib pajak untuk patuh merupakan suatu keadaan dimana seorang wajib pajak memiliki kecenderungan atau keputusan untuk berperilaku patuh pada ketentuan
perpajakan. Kecenderungan adalah
kecondongan atau tendensi pribadi wajib pajak untuk patuh atau tidak patuh dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Keputusan adalah keputusan pribadi yang dipilih wajib pajak untuk mematuhi atau tidak mematuhi aturan perpajakan (Pangestu dan Rusmana, 2012).
Kualitas pelayanan diduga berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak, karena dalam hal ini kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang (Utami, dkk, 2012).
2. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Sumber : Data primer diolah, 2014
Kesadaran Membayar Pajak (X1) Pengetahuan dan Pemahaman tentang Peraturan Perpajakan (X2) Kepatuhan Wajib Pajak untuk Membayar Pajak (Y) Tingkat Kepercayaan terhadap Sistem Pemerintahan dan Hukum
(X3)
Niat Wajib Pajak untuk Patuh (X4) Kualiatas Pelayanan
Tatiana dan Hari (2009) dalam penelitianya menyatakan beberapa bentuk kesadaraan membayar pajak yang mendorong wajib pajak bersedia untuk membayar pajak. Terdapat tiga bentuk utama yang terkait
dengan pembayaran pajak. Pertama,
kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, wajib pajak mau membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan. Pajak disadari digunakan untuk pembangunan negara guna meningkatkan
kesejahteraan warga negara. Kedua,
kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat
merugikan negara. Wajib pajak mau
membayar pajak karena memahami bahwa
penundaan pembayaran pajak dan
pengurangan beban pajak berdampak pada kurangnya sumber daya finansial yang dapat mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara. Ketiga, kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat dipaksakan.
Ha : Kesadaran membayar pajak
berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak.
Pengetahuan dan pemahaman akan
peraturan perpajakan adalah proses dimana wajib pajak mengetahui tentang perpajakan dan mengaplikasikan pengetahuan itu untuk
membayar pajak. Pengetahuan dan
pemahaman pertaturan perpajakan yang dimaksud mengerti dan paham tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan (KUP) yang meliputi tentang bagaimana cara menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT), pembayaran, tempat pembayaran, denda dan batas waktu pembayaran atau pelaporan SPT (Resmi, 2009).
Penelitian Handayani, dkk (2012)
membuktikan bahwa pengetahuan dan
pemahaman tentang perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak, hasil tersebut selaras dengan Utami, dkk (2012). Namun hasil tersebut tidak selaras dengan Hardiningsih (2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang
perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak.
Hb : Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak.
Kepercayaan adalah sesuatu yang
diharapkan dari kejujuran dan perilaku kooperatif yang berdasarkan saling berbagi norma-norma dan nilai yang sama. Dalam hal
ini kepercayaan terhadap sistem
pemerintahan, kepercayaan terhadap sistem hukum, kepercayaan terhadap politisi dan kepercayaan terhadap pemungutan pajak merupakan pendorong bagi wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya (Handayani, dkk, 2012).
Handayani, dkk (2012) menjelaskan bahwa beberapa negara maju yang memberlakukan wajib pajak, warga negara mendapatkan tunjangan dari negara, misalnya tunjangan
untuk yang pengangguran, tunjangan
kesehatan gratis, pendidikan dasar gratis, transportasi yang nyaman,dll. Keuntungan-keuntungan secara langsung maupun tidak langsung ini mendorong wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak dengan kesadaran penuh bahwa mereka
akan mendapatkan imbalannya melalui
fasilitas yang telah dirancang oleh
pemerintah. Secara otomatis keinginan untuk mengingkari kewajiban membayar pajak akan terkikis.
Penelitian Handayani, dkk (2012)
membuktikan bahwa tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. Berdasarkan uraian tersebut, maka disusun hipotesis sebagai berikut : Hc : Tingkat kepercayaan terhadap sistem
pemerintahan dan hukum berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak.
Penelitian Pangestu dan Rusmana (2012) menjelaskan niat berperilaku merupakan
variabel perantara dalam membentuk
perilaku. Hal ini berarti, pada umumnya manusia bertindak sesuai dengan niat atau tendensinya. Niat wajib pajak untuk patuh merupakan suatu keadaan dimana seorang wajib pajak memiliki kecenderungan atau
keputusan untuk berperilaku patuh pada ketentuan perpajakan. Kecenderungan adalah kecondongan atau tendensi pribadi wajib pajak untuk patuh atau tidak patuh dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Keputusan adalah keputusan pribadi yang dipilih wajib pajak untuk mematuhi atau tidak mematuhi aturan perpajakan. Contohnya adalah apabila seorang wajib pajak memiliki persepsi bahwa tindakan membayar pajak akan memberikan banyak keuntungan, maka ia akan berniat positif terhadap kewajiban membayar pajak. Dengan demikian, wajib pajak akan menghindari tindakan tidak membayar pajak. Sebaliknya, jika seorang wajib pajak memiliki persepsi bahwa tindakan membayar pajak akan memberikan kerugian, maka ia akan berniat negatif terhadap
kewajiban membayar pajak. Dengan
demikian, wajib pajak akan menghindari tindakan membayar pajak. Berdasarkan uraian tersebut, maka disusun hipotesis sebagai berikut :
Hd : Niat wajib pajak untuk patuh
berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan membayar pajak. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan. Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelangggan (Utami, dkk, 2012).
Hasil penelitian Utami, dkk (2012) selaras
dengan Hardiningsih (2012) yang
membuktikan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. Berdasarkan uraian tersebut, maka disusun hipotesis sebagai berikut :
He : Kualitas pelayanan berpengaruh
positif terhadap tingkat kepatuhan membayar pajak.
3. METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Penelitian ini merupakan penelitian survei,
yaitu penelitian dimana informasi
dikumpulkan dari responden dengan
menggunakan kuesioner dengan
menggunakan suatu teknik pengumpulan
informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden (Masri dan Sofian, 2009). Survei penelitian dilakukan di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Kabupaten
Wonosobo.
Penelitian ini dilakukan pada daerah wilayah KPP Pratama Temanggung di wilayah Kabupaten Wonosobo. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang merupakan orang pribadi maupun badan yang terdaftar sampai 30 November 2013 di KPP Wonosobo. Sampel pada penelitian ini adalah Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas yang dilakukan oleh tenaga ahli (pengacara, PPAT dan
notaris, dokter, dan arsitek) dan
menyampaikan SPT Masa PPN pada bulan Desember 2013. Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan cara non probability
sampling, yaitu dengan incidental sampling.
Teknik incidental sampling adalah teknik pemilihan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, apabila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data (Amirin, 2009) dalam Miladia (2010:37).
Model yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Uji hipotesis dilakukan dengan program SPSS 17.0 for
windows. Persamaan regresinya sebagai
berikut : Kepatuhan = α + β1Kesadaran + β2Pengetahuan dan Pemahaman + β3Tingkat Kepercayaan + β4Niat + β5Kualitas Pelayanan + e Keterangan:
Kepatuhan : KepatuhanWajib Pajak untuk Membayar Pajak
α : Konstanta
β1, β2, β3, β4, β5 : Koefisien regresi Kesadaran : Kesadaran membayar pajak terhadap Kepatuhan WP untuk membayar pajak.
Pengetahuan dan Pemahaman :
Pengetahuan dan Pemahaman Peraturan Perpajakan terhadap Kepatuhan WP untuk membayar pajak.
Tingkat Kepercayaan : Tingkat
Kepercayaan terhadap Sistem
Pemerintahan dan Hukum terhadap
kepatuhan WP untuk membayar pajak. Niat : Niat terhadap Kepatuhan WP untuk membayar pajak.
Kualitas Pelayanan : Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan WP untuk membayar pajak.
e : Residual
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data
Analisis Regresi Berganda Tabel 4.1.
Hasil Uji Hipotesis
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -4.558 2.501 -1.823 .071 KesadaranMembayarPajak .206 .101 .167 2.045 .043 Pengetahuan danPemahamanTentang Peraturan Perpajakan .246 .104 .196 2.369 .020 TingkatKepecayaanTerhadapSistemPemerinta han danHukum .284 .097 .237 2.928 .004 NiatWajibPajakUntukPatuh .314 .116 .225 2.706 .008 KualitasPelayanan .286 .132 .175 2.175 .032
a. Dependent Variable: KepatuhanMembayarPajak 1) Pengujian Pengaruh Kesadaran
Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak
Berdasarkan tabel 4.1 dapat
diketahui bahwa koefisien regresi kesadaran wajib pajak sebesar 0,206 dengan tingkat signifikansi 0,043 lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak (H1 diterima).
2) Pengujian Pengaruh Pengetahuan
dan Pemahaman Tentang
Peraturan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak
Berdasarkan tabel 4.1 dapat
diketahui bahwa koefisien regresi pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan sebesar 0,246 dengan tingkat signifikansi 0,02 lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan dan
pemahaman tentang peraturan
perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak (H2 diterima).
3) Pengujian Pengaruh Tingkat Kepercayaan Terhadap Sistem
Pemerintahan dan Hukum
Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak
Berdasarkan tabel 4.1 dapat
diketahui bahwa koefisien regresi tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum sebesar 0,284 dengan tingkat signifikansi 0,004 lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat
kepercayaan terhadap sistem
disimpulkan bahwa tingkat
kepercayaan terhadap sistem
pemerintahan dan hukum
kepatuhan membayar pajak (H3 diterima).
4) Pengujian Pengaruh Niat Wajib Pajak Untuk Patuh Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak
Berdasarkan tabel 4.1 dapat
diketahui bahwa koefisien regresi niat wajib pajak untuk patuh sebesar 0,314 dengan tingkat signifikansi 0,008 lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa niat wajib pajak untuk patuh berpengaruh
positif terhadap kepatuhan
membayar pajak (H4 diterima). 5) Pengujian Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak
Berdasarkan tabel 4.1 dapat
diketahui bahwa koefisien regresi kualitas pelayanan sebesar 0,286 dengan tingkat signifikansi 0,032 lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kualitas
pelayanan berpengaruh positif
terhadap kepatuhan membayar pajak (H5 diterima).
4.2. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
1. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak
Hasil pengujian hipotesis seperti
yang ditunjukkan tabel 4.1
membuktikan bahwa kesadaran
wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. Artinya, jika wajib pajak memiliki tingkat kesadaran yang tinggi perihal
kewajibannya membayar pajak,
maka hal tersebut akan membuat
wajib pajak semakin patuh
membayar pajak. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Utami, dkk (2012) yang menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. Namun,
hasil berbeda ditunjukkan
Handayani, dkk (2012) yang
menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak.
Kesadaran wajib pajak dalam
kewajiban perpajakannya
merupakan hal penting dalam
penarikan pajak. Hal paling
menentukan dalam keberhasilan
pemungutan pajak adalah kemauan
wajib pajak untuk melakukan
kewajiban. Ketidakmaunya wajib pajak melakukan kewajiban tersebut adalah asas perpajakan, yaitu bahwa hasil pemungutan pajak tersebut tidak langsung dinikmati oleh para wajib pajak. Masyarakat tidak pernah tahu wujud kongkret imbalan dari
uang yang dikeluarkan untuk
membayar pajak. Keinginan
pemerintah untuk meningkatkan
jumlah wajib pajak dengan tujuan akhir untuk meningkatkan jumlah
penerimaan Negara, bukanlah
pekerjaan yang ringan. Upaya
pendidikan, penyuluhan dan
sebagainya, tidak berarti banyak dalam membangun kesadaran wajib
pajak melaksanakan kewajiban
perpajakan, jika masyarakat tidak merasakan manfaat dari kepatuhan membayar pajak.
2. Pengaruh Pengetahuan dan
Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak
Hasil pengujian hipotesis seperti
yang ditunjukkan tabel 4.1
membuktikan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. Artinya, semakin luas pengetahuan
wajib pajaktentang pajak dan
semakin baik pemahamannya tentang peraturan perpajakan maka hal tersebut akan membuat wajib pajak semakin patuh membayar pajak. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Utami, dkk (2012) dan
Handayani, dkk (2012) yang
menyatakan bahwa pengetahuan dan
pemahaman tentang peraturan
perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak.
Pengetahuan wajib pajak tentang pajak adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau kelompok wajib pajak dalam usaha
mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan. Pengetahuan peraturan perpajakan dalam sistem perpajakan yang baru, wajib pajak diberikan kepercayaan
untuk melaksanakan kegotong
royongan nasional melalui system
menghitung, memperhitungkan,
membayar, melaporkan sendiri pajak yang terutang, sehingga diharapkan akan tercipta unsur keadilan dan kebenaran mengingat bahwa wajib pajak sendirilah yang sebenarnya mengetahui besarnya pajak yang
terutang. Maka semakin luas
pengetahuan peraturan perpajakan, maka akan semakin tinggi kepatuhan membayar pajak.
3. Pengaruh Tingkat Kepercayaan Terhadap Sistem Pemerintahan dan Hukum Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak
Hasil pengujian hipotesis seperti
yang ditunjukkan tabel 4.1
membuktikan bahwa tingkat
kepercayaan terhadap sistem
pemerintahan dan hukum
berpengaruh positif
terhadapkepatuhan membayar pajak. Artinya, jika wajib pajak memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi, baik
terhadap sistem pemerintahan
maupun hukum, maka hal tersebut akan membuat wajib pajak semakin
patuh membayar pajak. Hasil
penelitian ini selaras dengan
Handayani, dkk (2012) yang
menyatakan bahwa tingkat
kepercayaan terhadap sistem
pemerintahan dan hukum
berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak.
Apabila wajib pajak memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi, baik
terhadap sistem pemerintahan
maupun hukum, maka hal tersebut akan membuat wajib pajak semakin patuh membayar pajak. Karena
dalam hal ini wajib pajak mengetahui bahwa pemerintah yang baik akan
mengalokasikan pajak untuk
kebutuhan rakyat.
4. Pengaruh Niat Wajib Pajak Untuk
Patuh Terhadap Kepatuhan
Membayar Pajak
Hasil pengujian hipotesis seperti
yang ditunjukkan tabel 4.1
membuktikan bahwa niat wajib pajak untuk patuh berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. Artinya, jika wajib pajak memiliki niat untuk patuh yang tinggi maka kepatuhan membayar pajaknya pun tinggi. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Pangestu dan Rusmana (2012) yang menyatakan bahwa niat wajib pajakuntuk patuh
berpengaruh positif terhadap
kepatuhan membayar pajak.
Perilaku kepatuhan pajak merupakan perilaku yang didasari oleh niat wajib pajak untuk patuh. Niat seseorang dapat diwujudkan dalam perilaku tergantung pada ada atau tidaknya kendali yang nyata di
lapangan. Sehingga untuk
memunculkan niat tersebut
diperlukan sistem pengawasan yang intensif oleh aparat pajak serta penerapan atauran perpajakan secara tegas dan adil kepada seluruh wajib pajak.
5. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak
Hasil pengujian hipotesis seperti
yang ditunjukkan tabel 4.1
membuktikan bahwa kualitas
pelayanan berpengaruh positif
terhadap kepatuhan membayar pajak. Artinya, jika wajib pajak semakin merasakan kepuasan atas pelayanan pajak maka hal tersebut membuat mereka terdorong untuk memenuhi kewajibannya sehingga kepatuhan membayar pajak pun meningkat. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Utami, dkk (2012) yang
pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. Kualitas layanan adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan
kepada pelanggan dan tetap
dalambatas memenuhi standar
pelayanan yang dapat
dipertangggungjawabkan serta harus dilakukan secara terus-menerus. Apabila jasa dari suatu instansi tidak
memenuhi harapan pelanggan,
berarti jasa pelayanan tidak
berkualitas. Jika proses pelayanan tidak memenuhi harapan pelanggan, berarti mutu pelayanannya kurang.
Pelayanan kepada pelanggan
dikatakan bermutu apabila
memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan atau semakin kecil
kesenjangan antara pemenuhi janji dengan harapan pelanggan adalah semakin mendekati ukuran bermutu. Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak tergantung pada bagaimana petugas pajak memberikan mutu pelayanan yang terbaik kepada wajib pajak. Fiskus yang bertanggung jawab dan mendayagunakan SDM
sangat dibutuhkan guna
meningkatkan kemauan dalam
membayar pajak. Para wajib pajak
akan mau dalam memenuhi
kewajibannya membayar pajak
tergantung pada bagaimana petugas
pajak tersebut memberikan
pelayanan yang terbaik kepada wajib pajak. Untuk mewujudkan pelayanan yang baik, petugas harus mempunyai
pengetahuan dan pengalaman
dibidang perpajakan serta dalam hal
perundang undangan. Karena
semakin baik kualitas layanan,maka
akan semakin tinggi kemauan
membayar pajak.
5. KESIMPULANDAN SARAN 5.1. Kesimpulan
1) Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak.
2) Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak.
3) Tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak.
4) Niat wajib pajak untuk patuh
berpengaruh positf terhadap kepatuhan membayar pajak.
5) Kualitas pelayanan berpengaruh
positif terhadap kepatuhan membayar pajak.
5.2. Saran
1) Penelitian berikutnya diharapkan untuk memperbanyak sampel tidak hanya di wilayah Wonosobo.
2) Penelitian selanjutnya diharapkan
untuk memperbanyak jumlah
responden dan juga memperluas ruang lingkup penelitian, hal ini agar dapat
memperoleh jawaban dan hasil
penelitian yang sesuai.
3) Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan pengujian terhadap penelitian ini dengan cara menambah variabel bebas yang memungkinkan
dapat mempengaruhi kualitas
penelitian yang jauh lebih baik. Penelitian selanjutnya disarankan untuk tidak hanya menggunakan metode penyebaran kuesioner saja dalam mendapatkan data penelitian, melainkan dilakukannya wawancara untuk lebih menggali lagi informasi yang lebih akurat.
6. DAFTAR PUSTAKA
Agus Nugroho Jatmiko. 2009. Pengaruh
Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan
Kesadaran Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang). Thesis. Universitas
Diponegoro.
Direktorat Jenderal Pajak. 2011. Surat
Edaran Direktur Jenderal Pajak No:
Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan pada Tahun 2011.
Direktorat Jenderal Perpajakan, Berita Pajak, No. 1488/Tahun XXXV/2 April 2013. Ferdyant Pangestu, Oman Rusmana. 2012.
Analisis Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Tax Compliance Penyetoran SPT Masa. http://pdeb.fe.ui.ac.id/?p=6269 (
Diunduh pada tanggal 12 April 2013 )
Gunawan Sumodiningrat. 2009.
Ekonometrika Pengantar, BPFE UGM,
Yogyakarta.
Hadi, Sutrisno. 1993. Metodologi Research. Jilid I. Yogyakarta: Andi Offset.
Handayani, dkk. 2012. “Faktor_faktor yang
mempengaruhi kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan
pekerjaan bebas”. Jurnal tidak
dipublikasikan. Fakultas Ekonomi.
Universitas Jendral Soedirman.
Hardiningsih dan Yulianawati
2011.“Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan
membayar pajak”. Dinamika Keuangan
dan Perbankan, Vol.3, No.2, Hal.126-142 Harisnani, Ade Siti. 2011. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Studi pada KPP Pratama Purwokerto). Skripsi. Universitas Jenderal
Soedirman. Purwokerto. (Tidak
dipublikasikan).
Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS,
Badan Penerbitan Universitas Diponegoro, Semarang.
James Alm, Jorge Martinez-Vazquez, and Benno Torgler. 2008. Russian Attitudes
Toward Paying Taxes – Before, During, And After The Transition. Journal of Public
Economics. Rusia:27
www.yale.edu/leitner/.../taxmorale-russia.pdf (diunduh pada 2 April 2014). Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
2007. Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 192/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak dengan
Kriteria Tertentu Dalam Rangka
Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.
Kiryanto. 2010. Analisis Pengaruh Penerapan Struktur Pengendalian Intern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak bada Dalam Memenuhi Kewajiban Pajak
M. Said. 2013. “Fenomena Pajak,” Berita
Pajak, No. 1488/Tahun XXXV, p. 21 – 26.
Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi
2009. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy. 2009. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta.
Moleong, J Lexy. 2008. Metodologi
penelitian Kualitatif .Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mustikasari, Elia. 2009. Kajian Empiris
tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di
Perusahaan Industri Pengolahan di
Surabaya. Simposium Nasional Akuntansi
X. Makassar. Hal. 1-41.
Pudji Susilo Utomo. 2012. Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Masyarakat untuk Membayar Pajak Bumi
dan Bangunan di Kecamatan
Karangtengah Kabupaten Demak. Tesis
Universitas Diponegoro. Semarang.
eprints.undip.ac.id/12632/1/2002MAP121 1.pdf (diunduh pada 2 April 2014).
Rambe, Atika. 2009. Pengaruh Self
Assessment System terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan pada KPP DKI Jakarta Khususnya Jakarta Pusat.
Republik Indonesia. 2007. Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
Siti Resmi. 2009. Perpajakan. Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Soekidjo Notoatmodjo. 2009. Pengembangan
Sumber Daya Manusia. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Suryadi. 2009. Model Kausal Kesadaran,
Pelayanan, Kepatuhan, Wajib Pajak dan
Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Penerimaan Pajak: Suatu Survei Di
Wilayah Jawa Timur. (Online).
(http://www.bppk.depkeu.go.id/attachment s/067_Vol4No1_suryadi.pdf diunduh pada tanggal 2 April 2014)
Tatiana Vanessa Rantung dan Priyo Hari Adi. 2009. Dampak Program Sunset Policy
Terhadap Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Kemauan Membayar.
Makalah Simposium Nasional Perpajakan
priyohari.files.wordpress.com/2010/02/da mpak-sunset-policy.pdf (diunduh 2 April 2014).
Uma Sekaran. 2006. Metode Penelitian
Bisnis. Salemba Empat. Jakarta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan.
mhs.blog.ui.ac.id/henry.truman/wp...dir/.../ uu_28_2007_kup.pdf (diunduh pada 5 April 2014).
Utami, dkk. 2012. “ Pengaruh faktor-faktor eksternal terhadap kepatuhan wajib pajak dilingkungan KPP Pratama Serang”. Jurnal tidak dipublikasikan. Fakultas ekonomi. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Widayati dan Nurlis. 2010. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kemauan untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas Studi Kasus pada KPP Pratama Gambir Tiga. Simposium Nasional Akuntansi XIII
Purwokerto.
www.kompas.com diakses 2 April 2014. www.pajak.go.id diakses 2 April 2014.
KONTRIBUSI GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
LAPORAN KEUANGAN DALAM MENUNJANG RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN JENIS INDUSTRI DI BEI
Sri Hartiyahaa
Fakultas Ekonomi, Universitas Sains AL-Qur’an Wonosobo
a
Email: hartyahsry@gmail.com
INFO ARTIKEL ABSTRAK
Riwayat Artikel:
Diterima : 29 Oktober 2015 Disetujui : 2 Desember 2015
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh instrumen tata kelola perusahaan meliputi kepemilikan manajerial, saham kembali ke profitabilitas sebagai variabel moderasi. Pemilihan sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yang menerbitkan ringkasan dari kinerja perusahaan dan pembagian dividen tunai untuk mempublikasikan laporan keuangan tahunan dari 2010 sampai 2013. teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis jalur, satu jalur digunakan untuk menguji pengaruh corporate governance terhadap profitabilitas. Dua jalur digunakan untuk menguji pengaruh corporate governance dan profitabilitas terhadap return saham. Uji Sobel digunakan untuk menguji pengaruh mediasi / intervensi. Hasil tes menunjukkan jalan pengaruh efek kepemilikan manajerial terhadap profitabilitas ROA, tapi tidak signifikan. Hasil tes menunjukkan bahwa pengaruh kepemilikan manajerial terhadap return saham dan dampak profitabilitas terhadap return saham. Dari hasil uji profitabilitas tes Sobel tidak mampu memediasi pengaruh GCG (kepemilikan manajerial) terhadap return saham.
Kata Kunci:
Return saham, GCG,
Profitabilitas
ARTICLE INFO ABSTRACT
Article History
Received : October 29, 2015 Accepted : December 2, 2015
The aim of this study was to obtain empirical evidence about the influence of corporate governance instruments include managerial ownership, the stock return to profitability as a moderating variable. The selection of the sample of this research is using purposive sampling method,which publishes a summary of the performance company and the distribution of cash dividends to publish annual financial statements from 2010 to 2013. Analysis techniques used in this research is to use path analysis, one path is used to test the effect of corporate governance on profitability. Two lanes are used to examine the effect of corporate governance and profitability on stock returns. Sobel test was used to test the effect of mediation/intervening. The test results showed the effect path of the managerial ownership effect on profitability ROA, but not significant. The test results showed that the effect of managerial ownership on stock returns and profitability impact on stock returns. From the test results Sobel test profitability is not able to mediate the effect of GCG (managerial ownership) on stock returns.
Key Words :
Return stocks, GCG,
Profitability
1. PENDAHULUAN
Pada era perdagangan bebas seluruh aktivitas bisnis di Indonesia menghadapi persaingan yang kompleks. Oleh karenanya upaya menghasilkan barang yang berkualitas tinggi dengan biaya terendah harus selalu
dilaksanakan dan didukung pemenuhan
sumber dana yang murah. Alternatif
pencarian sumber dana tersebut dapat dilakukan dengan cara menjual saham kepada publik dipasar modal. Saham merupakan salah satu bentuk dari instrumen investasi di pasar modal, dan sebagai tanda penyertaan modal dari seseorang atau badan usaha
didalam suatu perusahaan perseroan terbatas. Disinilah peran penting pasar modal di
Indonesia (BEI) yang mempertemukan
kepentingan investor dan industri
manufacture dengan melalui pialang
sekuritas, guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara bidang keuangan.
Menurut Rusliati dan Fathoni (2011) menyatakan bahwa industri barang konsumsi yang terdiri dari 5 sub sektor yaitu Food and Beverage (Makanan dan Minuman), Tobacco
Manufactures (Rokok), Pharmaceuticals
(Farmasi), Cosmetics and Household
(Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga) dan Houseware (Peralatan Rumah Tangga) merupakan industri yang cukup diminati oleh investor karena secara
keseluruhan industri barang konsumsi
memiliki kapitalisasi pasar sebesar 34,31% dari total kapitalisasi pasar Bursa Efek
Indonesia selama 2007-2009. Hal ini
menunjukkan bahwa industri barang
konsumsi merupakan industri yang cukup diminati investor, karena perusahaan - perusahaan tersebut hampir tidak terpengaruh
oleh fluktuasi perekonomian sebab
permintaan akan produk yang dihasilkan perusahaan manufaktur relatif stabil kalaupun ada penurunan tidak akan mempengaruhi aktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba yang optimal.
Pada tahun 1998 sampai tahun 2001 tercatat banyak terjadi skandal keuangan di perusahaan publik dengan melibatkan laporan keuangan yang diterbitkannya. Oleh karena itu penerapan Good Corporate Governance
(GCG) sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: 117 Tahun 2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance (GCG)
dengan prinsip-prinsip transparasi
(transparancy), akuntabilitas (accountability), kewajaran (fairness), dan responsibilitas (responsibility) akan meyakinkan para investor dan memotivasi untuk menanamkan modal saham(Nofiani dan Poppy, 2010).
Salah satu indikator corporate governance
adalah kepemilikan manajerial, yang
mencerminkan distribusi kekuasaan dan pengaruh di antara pemegang saham atas kegiatan operasional perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan kepemilikan
saham yang besar secara ekonomis memiliki insentif untuk memonitor, dan kepentingan pemilik atau pemegang saham akan dapat disejajarkan dengan kepentingan manajer.
Penelitian Warfield, Terry, Wild, dan Wild (1995) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007) menemukan adanya hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dan discretionary
accruals sebagai ukuran dari manajemen laba
dan berhubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan kandungan informasi dalam laba. Namun Gabrielsen, Gorm, Jeffrey dan Thomas (1997) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007) menemukan hasil yang positif tetapi tidak signifikan antara kepemilikan manajerial dengan manajemen laba serta menemukan hubungan negatif
antara kepemilikan manajerial dengan
kualitas laba.
Antara investor dan emiten di pasar modal membutuhkan informasi yang akurat mengenai dinamika harga saham yang
bermanfaat untuk melakukan prediksi
terhadap return saham. Penelitian Ball and Brown (1968) yang tajam dan cukup
berpengaruh (seminal) dalam bentuk
kandungan informasi (information contents), berhasil menguji bahwa angka laba akuntansi dan seluruh komponen yang ada di dalamnya dapat menjelaskan informasi yang terkandung di dalam harga saham. Kothari (2001) dalam Sutrisno (2002) menunjukkan meskipun tidak semua rasio dapat memprediksi dengan baik dan berhasil, namun secara empiris rasio keuangan dapat digunakan sebagai alat prediksi kegagalan perusahaan.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Par.17 : 5
(Ed.SAK 2013) mengemukakan bahwa
informasi kinerja perusahaan, terutama
profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumberdaya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan.
Faktor-faktor fundamental (rasio
keuangan) merupakan instrumen analisa
perusahaan yang menunjukkan kondisi
keuangan suatu perusahaan dan dapat dipakai sebagai pengukur tingkat kinerja keuangan
perusahaan berkaitan dengan return
perusahaan. Sehingga nilai fundamental perusahaan merupakan prediksi return saham
dimasa yang akan datang. Dari latar belakang di atas maka permsalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Kepemilikan manajerial
berpengaruh positif terhadap
profitabilitas.
2. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap return saham.
3. Apakah profitabilitas memediasi
hubungan kepemilikan manajerial
terhadap return saham.
2. KERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. KERANGKA TEORITIS
Menurut BAPEPAM (2003: 9) dari
(www.bapepam.go.id), “saham adalah
sertifikat yang menunjukkan bukti
kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan”.
Hartonoo (2003 : 109) mengemukakan bahwa return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Dan setiap investasi baik jangka panjang atau pendek tujuan utamanya adalah untuk mendapat return/keuntungan baik langsung atau tak langsung. Menurut Susilowati (2011) komponen return saham terdiri dari 2 jenis, yaitu: Current Income (Pendapatan Lancar) dan Capital Gain (Keuntungan Selisih Harga).
Penelitian Rusliati dan Fathoni (2011) menyatakan rata-rata return saham industri barang konsumsi yang terkoreksi cukup dalam, pada tahun 2008 yaitu – 25,37% dan pada tahun 2009 rata-rata return saham
industri barang konsumsi menunjukkan
kenaikan menjadi 123,49%, disebabkan pertimbangan beberapa lembaga sekuritas dunia menaikkan rating bursa Indonesia ke level yang lebih baik sehingga mendorong pemodal untuk berinvestasi ke pasar modal.
Hartono (2003 : 110)
Return saham dapat diukur sebagai
berikut :
R it = Pit_Pit- 1
Pit-1
Keterangan:
R it = Tingkat keuntungan saham i pada
periode t.
P it = Harga saham i pada periode t.
P it -1= Harga saham sebelum i pada periode t
Good Corporate Governance merupakan
konsep yang didasarkan pada teori keagenan dan diharapkan dapat memberi keyakinan kepada investor bahwa ia akan menerima
return atas investasi yang telah dilakukan.
Organization for Economic Cooperation and Developement (OCED) mendefinisikan
Corporate Governance sebagai:
“sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board, pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Corporate
Governance juga mensyaratkan adanya
struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Menurut Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: 117 Tahun 2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance (GCG). Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dijelaskan bahwa
Good Corporate Governance adalah :
“Suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan
keberhasilan usaha dan akuntabilitas
perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholder
lainnya, berlandaskan peraturan dan etika.” Di Indonesia sebuah organisasi yaitu komite Nasional Kebijakan Governance menentukan Pedoman Umum praktik Good Corporate Governance di Indonesia (2006:5),
dan menjabarkan meliputi prinsip-prinsip:
disclosure dan transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), responsibilitas
(responsibility), independensi (independency), kewajaran (fairness)
Corporate Governance (CG) merupakan
suatu mekanisme yang digunakan pemegang
saham dan kreditor perusahaan untuk
mengendalikan tindakan manajer.
Memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (managerial ownership) dan pemegang saham aktif dalam tata kelola perusahaan (direksi dan komisaris) akan dapat
mengurangi konflik keagenan sebab
permasalahan keagenan diasumsikan akan hilang apabila manajer adalah sekaligus sebagai pemilik (Pertiwi dan Pratama, 2012).
Kepemilikan manajerial merupakan
prosentase kepemilikan saham dewan direksi dan dewan komisaris dibagi dengan jumlah
saham yang beredar, atau kepemilikan manajerial bisa diukur dari jumlah persentase saham yang dimiliki manajemen (Anggitasari dan Mutmainah, 2012).
Kepemilikan manajerial berperan cukup kuat dalam penerapan Good Corporate
Governance sesuai prinsip yang ada. Peran
dewan komisaris adalah turut mengawasi kebijakan serta memberi nasihat pada direksi untuk kepentingan perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya. Anggota direksi wajib
menjalankan tugasnya dengan penuh
tanggung jawab sesuai undang-undang dan standar kode etik usaha yang merupakan kebijakan perusahaan dengan pelayanan yang
terbaik maka prinsip transparency,
responsibility, accountability, independency
dan fairness.
Definisi laporan keuangan menurut
(Harahap, 2011:1) laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan dengan pihak yang berkepentingan terhadap data atau aktivitas perusahaan.
Proses analisis terhadap laporan keuangan, dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Para investor dapat menganalisis laporan keuangan melalui analisis rasio keuangan yang berguna untuk memprediksi kinerja suatu perusahaan pada masa lalu dan
masa mendatang. Rasio-rasio keuangan
adalah merupakan bukti kinerja manajemen dalam meningkatkan nilai perusahaan. Rasio
Return On Asset (ROA) atau hasil
pengembalian atas aktiva dirumuskan :
Laba Bersih Total Aktiva
Return On Assets (ROA) merupakan rasio
yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba bersih yang berasal dari aktivitas investasi. Dalam
Return On Asset yaitu perbandingan antara earning after taxes dengan total aktiva,
rata-rata total aktiva diperoleh ari total aktiva awal tahun ditambah total aktiva akhir tahun dibagi dua.
Penelitian Rusliati dan Fathoni (2011) yang menyatakan bahwa industri barang konsumsi yang terdiri dari 5 sub sektor yaitu Food and Beverage (Makanan dan Minuman),
Tobacco Manufactures (Rokok),
Pharmaceuticals (Farmasi), Cosmetics and Household (Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga) dan Houseware (Peralatan Rumah Tangga), merupakan industri barang konsumsi yang cukup diminati investor, karena hampir tidak terpengaruh oleh fluktuasi perekonomian sebab permintaan akan produk yang dihasilkan perusahaan manufaktur relatif stabil kalaupun ada penurunan tidak akan mempengaruhi aktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba yang optimal.
2.2. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
McConnell dan Servaes (1990)
menemukan hubungan positif antara struktur
kepemilikan manajerial dan kinerja
perusahaan. Penelitian Mirawati (2014) menemukan hubungan positif antara struktur kepemilikan manajerial dan profitabilitas. Penelitian Demsetz (1983) menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara kepemilikan manajerial dan profitabilitas. H1 : Terdapat pengaruh positif GCG
(kepemilikan manajerial) terhadap laporan keuangan (ROA/Return On
Asset) jenis industri barang konsumsi
di BEI.
Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) menemukan berpengaruh positif kualitas laba terhadap nilai perusahaan. Ratih (2011) menemukan hasil bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Pertiwi dan Pratama (2012) menemukan kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA, hasilnya mengindikasikan bahwa ROA berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H2 : Terdapat pengaruh positif laporan keuangan (ROA/Return On Asset) terhadap return saham jenis industri barang konsumsi di BEI.
Jensen & Mekling (1976) menyatakan
bahwa semakin meningkat kepemilikan
saham manajerial maka manajemen akan
cenderung berusaha lebih giat untuk
kepentingan pemegang saham dan
kepentingannya sendiri, hal ini berarti
terdapat hubungan antara kepemilikan
manajerial dan nilai perusahaan. McConnell dan Servaes (1990) menyatakan pengaruh
kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H3 : Laporan keuangan (ROA/Return On
Asset) memediasi hubungan
kepemilikan manajerial dan return saham jenis industri barang
konsumsi di BEI. 3. METODE PENELITIAN
Subyek dalam penelitian ini adalah perusahaan industri barang konsumsi yang listing di BEI dengan periode pengamatan selama 4 tahun dari tahun 2010 sampai dengan 2013. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
judgement sampling bentuk purposive
sampling, yaitu sampel yang diambil dengan
menggunakan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini adalah : perusahaan yang terdaftar di BEI dan mencantumkan GCG pada laporan keuangan tahunan,
mempublikasikan ringkasan kinerja
perusahaan dan mencantumkan pembagian
cash deviden, serta memiliki semua data yang
lengkap untuk menghitung variabel yang dibutuhkan dalam penelitian periode 2010 sampai dengan 2013.
Berikut disajikan tabel kriteria pemilihan sampel :
Tabel. 3 Kriteria Pemilihan Sampel
Kriteria Perusahaan Jumlah
Perusahaan industri barang konsumsi yang diteliti tahun 2010-2013 31 Perusahaan yang tidak menyediakan data cash deviden tahun 2010-2013 25
Sampel Final 6
Sumber: www.idx.co.id. 2015 Return Saham (Y)
Return saham adalah return yang diterima
oleh pemegang saham berupa keuntungan yang diperoleh dari investasinya (Hartono, 2003).
R it = ( Pit_ Pit -1) + Dit
Pit -1
Keterangan: R it =Tingkat return dari saham i
selama periode t investasi
P it = Harga saham (closing
price) untuk saham i pada akhir
periode t
P it -1= Closing price sebelum
saham i pada akhir periode t
D it = Cash deviden dibagikan
untuk saham i pada akhir periode t Analisis Laporan Keuangan
Rasio profitabilitas dalam penelitian ini berupa Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba bersih yang berasal dari aktivitas investasi. Menurut Harahap (2011:305) formula ROA adalah :
Laba Bersih Total Aktiva Good Corporate Governance (X)
GCG dalam penelitian ini diproksikan dengan kepemilikan manajerial. Pengukuran instrumen GCG dalam penelitian ini adalah : Kepemilikan manajerial (X3) = Kepemilikan saham oleh manajer x 100%
Total
jumlah saham beredar 4. ANALISIS DATA
Metode analisis yang digunakan adalah
analisis jalur (Path Analysis) yang
merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda, untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah dibentuk dengan model berdasarkan landasan teoritis (Ghozali, 2013). Kegiatan analisis dalam penelitian ini dengan menggunakan bantuan program Software SPSS 16 for windows. a. Menganalisis pengaruh instrumen good
corporate governance; kepemilikan
manajerial terhadap profitabilitas. M = PYX1X1 + e1 (1)
b. Menganalisis pengaruh profitabilitas
terhadap return saham.
Y = PYM + e2 (2)
c. Menganalisis pengaruh instrumen good
corporate governance; kepemilikan
manajerial terhadap return saham.
berikut: Y = PYX1X1 + e3 (3) Keterangan: Y = Return saham M = Profitabilitas ROA X1 = Kepemilikan manajerial
e1...3 = Koefisien jalur variabel
error 1...3
d. Pengujian Hipotesis Mediasi :
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan analisis regresi variabel mediasi dengan metode Product of Coefficient (uji Sobel) metode yang dikembangkan oleh Sobel (1982). Metode ini dilakukan dengan menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel bebas (X) terhadap variabel tergantung (Y) melalui variabel mediasi
(M) atau menguji signifikan pengaruh tak langsung, perkalian pengaruh langsung variable independen terhadap variabel mediator (a) dan pengaruh langsung variabel mediator terhadap variabel dependen (b) menjadi (ab), yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Sab =
𝑏2+𝑆𝑎2+𝑎2+𝑆𝑎 2+𝑆𝑏2 5. HASIL PENELITIAN Analisis Deskriptif
Sampel penelitian ini terdiri 26
perusahaan, dengan periode pengamatan empat tahun yaitu 2010 sampai 2013. Tabel 5.1 menunjukkan statistik deskriptif.
Tabel 5.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
N Minimum Maksim um Mean Standar Deviation Kepemilikan manajerial (X3) 24 0,0000 0,7719 0,0308 0,0870 Profitabilitas ROA (M) 24 0,0033 0,7151 0,1417 0,1158
Return saham (Y)
24 -0,9451 12,928 0,4983 1,5308
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dengan menggunakan metode Kolmogorov-smirnov test, untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan berdistribusi normal, yaitu apabila asymptotic
sig > tingkat keyakinan yang digunakan
dalam pengujian, dalam penelitian ini adalah 95% atau α = 5%. Sebaliknya dikatakan tidak normal apabila asymptotic sig ≤ tingkat keyakinan.
a. Dari hasil pengujian 1 bahwa data pengamatan memiliki nilai asymptotic
significant 0,092 lebih besar dari 0,05.
Maka dapat dinyatakan bahwa data yang
digunakan terbukti berdistribusi normal, sehingga model struktur 1 memenuhi asumsi normalitas.
b. Dari hasil pengujian 2 bahwa data pengamatan memiliki nilai asymptotic
significant 0,077 lebih besar dari 0,05.
Maka dapat dinyatakan bahwa data yang digunakan terbukti berdistribusi normal sehingga memenuhi asumsi normalitas. 2. Analisis Jalur
a. Analisis Pengaruh Langsung (Direct Effect) Good Corporate Governance
(GCG) Terhadap Profitabilitas, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.2 Ringkasan Hasil Analisis Jalur Uji Pengaruh Langsung Model Hubungan Pertama
No Variabel Koefisien Jalur t hitung Sig
1 Kepemilikan manajerial (X1) 0,089 1,229 0,221
Konstanta = -0,064 Koef. Determinasi/R Squre = 0,202 Fhitung = 12,830
Hasil penelitian menunjukkan thitung
1,229 < ttabel 1,660 dengan nilai
signifikansi (0,221) > alpha (0,05), maka
tidak mendukung harapan hipotesis yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh yang positif terhadap
profitabilitas perusahaan industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Analisis Pengaruh Langsung (Direct Effect) Good Corporate Governance
(GCG) dan Profitabilitas Terhadap Return Saham
Tabel 5.3 Ringkasan Hasil Analisis Jalur Uji Pengaruh Langsung Model Hubungan Kedua
No. Variabel Koefisien
Jalur t hitung Sig
1 Kepemilikan manajerial (X1) 0,370 5,277 0,000
2 Profitabilitas (M) 0,334 4,295 0,000
Konstanta = -0,162 Koef. Determinasi/R Square = 0,270 Fhitung = 13,972
Pengaruh kepemilikan manajerial
terhadap return saham menunjukkan thitung
5,277 > ttabel 1.660 dengan nilai
signifikansi (0,000) < alpha (0,05). Pengaruh profitabilitas terhadap return saham menunjukkan thitung 4,295 < ttabel
1,660 dengan nilai signifikansi (0,000) <
alpha (0,05), maka mendukung hipotesis 2
yang menyatakan bahwa profitabilitas
mempunyai pengaruh yang positif terhadap
return saham perusahaan industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
c. Analisis Pengaruh Tidak Langsung
(Indirect Effect) Profitabilitas dalam
memediasi Good Corporate Governance
(GCG) dan Return Saham
Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect) dengan Sobel-test N o Hubungan Struktural Koefisien Jalur (1) aXi SE (1) bM (2) Koefisien Jalur (2) cXi t hitung (sobel) t tabel (two tiled) Keter angan 1 X1 – M - Y 0,089 0,087 0,334 0,370 1,062 1,984 Tidak Sig.
Berdasarkan hasil perhitungan uji Sobel diperoleh nilai t hitung pengaruh tidak
langsung dari variabel kepemilikan manajerial terhadap return saham melalui
profitabilitas sebesar 1,062 lebih kecil dari
nilai t tabel, maka hasil tersebut tidak
mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa profitabilitas memediasi secara signifikan pengaruh Good Corporate
Governance terhadap return saham
perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
6. SIMPULAN DAN IMPLIKASI 6.1. Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian atas hipotesis, maka secara keseluruhan penelitian ini memberikan bukti sebagai berikut :
1. Kepemilikan manajerial berpengaruh,
namun tidak signifikan terhadap
profitabilitas.
2. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap
return saham.
3. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap return saham
4. Profitabilitas tidak memediasi pengaruh kepemilikan manajerial terhadap return saham.
6.2. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian maka investor yang akan berinvestasi selain memperhatikan
tingkat profitabilitas, perlu juga
memperhatikan variabel-variabel lain yang dapat mendukung return saham. Seperti
berbagai kebijakan pemerintah maupun
perusahaan; pembangunan pemahaman,
kepedulian dan komitmen untuk
evaluasi secara berkala terhadap kondisi internal perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan GCG dan tindakan korektif yang diperlukan terkait dengan peningkatan kinerja perusahaan oleh pihak manajemen guna mendongkrak pendapatan dan laba bersih yang diperoleh demi meningkatkan harga dan
return saham perusahaan oleh pihak
manajemen.
7. DAFTAR PUSTAKA
Ball, R., dan P. Brown. 1968. An Empirical
Evaluation of Accounting Income Numbers
(June-Sept): 159-178. Journal of
Accounting Research.
Daniri, Mas Ahmad. 2005. Good Corporate
Governance: Konsep dan Penerapannya Dalam Konteks Indonesia.Ray Indonesia.
Jakarta.
Demsetz, Harold & Belen Villalonga. 2001.
Ownership Structure and Corporate
Performance. 7 J. Corp Fin.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM SPSS
21. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Harahap, Ludwina dan Ratna Wardhani. 2012. Analisa Komprehensif Pengaruh
Family Ownership, Masalah Keagenan, Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang,
Good Corporate Governance dan
Opportunity Growth Terhadap Nilai
Perusahaan. SNA XV. Banjarmasin.
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisa Kritis
Atas Laporan Keuangan. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio
dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga, BPFE,
Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2013. Standar
Akuntansi Keuangan Edisi Revisi, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Jensen, M.C. and Meckling, W.H.
1976.Theory of The Firm: Managerial
Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure. JFE 3: 305-360.
Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Praktik Good
Corporate Governance Indonesia.
McConnell, J. J., & Servaes, H. (1990).
Additional Evidence On Equity Ownership
and Corporate Value. Journal of Financial
Economics, 27, 595–612.
Mirawati. 2014. Pengaruh Struktur
Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property dan Realestate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Umrah.
Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjung Pinanang.
Nofiani, Fifi dan Poppy Nurmayanti. 2010.
Pengaruh Penerapan Corporate
Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Pekbis Jurnal, Vol.2 No.1,
Maret, Hal 208-217.
Permen BUMN Nomor PER.01/MBU/2011
tentang Penerapan tata kelola
perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) pada Badan Usaha
Milik Negara (BUMN).
Pertiwi, Tri Kartika dan Ferry Madi Ika
Pratama. 2012. Pengaruh Kinerja
Keuangan, Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan Food and
Beverage. Fakultas Ekonomi, UPN
Veteran Jawa Timur, Surabaya, Indonesia. Pradnyani, Ni Luh Putu Sri Purnama, I dewa
Nyoman Badera, Ida Bagus Putra Astika.
2012. Good Corporate Governance
Sebagai Prediktor Kinerja Keuangan dan Implikasinya Pada Kebijakan Deviden.
Universitas Udayana, Bali Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.12. No.2. Hal. 69-80.
Ratih, Suklimah. 2011. Pengaruh Good
Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan
Sebagai Variabel Intervening Pada
Perusahaan Peraih The Indonesia Most
Trusted Company-CGPI. Jurnal
Kewirausahaan. Vol. 5, No. 2.
Rouf, Md. Abdur. 2011. The Relationship
Between Board Corporate Governance And Value of The Firm In Devoloping Countries: Evidence From Bangladesh.
Siallagan, Hamonangan dan Mas’ud
Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate
Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. SNA ke IX. Padang.
Suliyanto. 2005. Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi. Andi, Yogyakarya. Susilowati, Yeye dan Tri Turyanto. 2011.