• Tidak ada hasil yang ditemukan

LP3M-PB PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPKM) PPKM, Volume 3, No. 1, Januari 2016 ISSN X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LP3M-PB PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPKM) PPKM, Volume 3, No. 1, Januari 2016 ISSN X"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (PPKM)

(2)

JURNAL

PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA

MASYARAKAT (PPKM)

Jurnal PPKM

Vol. 3

No. 1

Hal.

1 – 68

Wonosobo,

Januari 2016

ISSN:

2354-869X

(3)

DEWAN REDAKSI

JURNAL PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (PPKM)

Penerbit:

LEMBAGA PENELITIAN, PENERBITAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT-PEMBINAAN BAHASA (LP3M-PB) UNSIQ

Pelindung: Rektor UNSIQ Penanggung Jawab: Kepala LP3M-PB UNSIQ

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Hermawan,ST,MM,MT Sekretaris Redaksi: Adi Suwondo, M.Kom.

Dewan Penyunting: Dr. Zamakhsyari Dhofier, M.A.

Dr. Azhar Cholil, Lc., M.A. Dr. Moh. Sakir, M.Ag. Prof. Tri Harso Karyono Prof. Dr. Ing. L.M.F. Purwanto Dr. Ir. Eddy Prianto, CES, DEA

Dr. Ir. Heri Hermanto, MT

Redaksi Pelaksana:

Ketua : Hidayatus Sibyan, S.Kom.

Sekretaris : Nur Hasanah, S.Kom.

Anggota : M. Agoeng Pamoengkas

Dhika Maulana Okto Wibowo

Alamat Redaksi:

LP3M-PB Universitas Sains Al-Qur’an Wonosobo

Jl.Raya Kalibeber Km.03 Wonosobo 56351 Phone: (0286) 321873 Fax : (0286) 324160 Website: http://lp3mpb.unsiq.ac.id email: lp3mpb@unsiq.ac.id

Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPKM) merupakan media komunikasi dan desiminasi hasil-hasil penelitian, pengabdian, studi kasus dan ulasan ilmiah (terapan) bagi ilmuwan dan praktisi. Jurnal ini terbit pertama kali pada tahun 2014 dan diterbitkan oleh Lembaga Penelitian,

Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat – Pembinaan Bahasa (LP3M-PB) Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Wonosobo secara berkala empat bulan sekali yaitu Januari, Mei dan September.

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i DEWAN REDAKSI ... ii DAFTAR ISI ... iii

FAKTOR-FAKTOR

YANG

MEMPENGARUHI

KEPATUHAN

MEMBAYAR

PAJAK

DI

KANTOR

PELAYANAN

PAJAK

WONOSOBO

... 1-10 Nanang Agus Suyono

KONTRIBUSI GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP LAPORAN KEUANGAN DALAM MENUNJANG RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

JENIS INDUSTRI DI BEI ... 11-19 Sri Hartiyah

PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL DI TEPI SUNGAI SEBAGAI TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH DENGAN FONDASI BATU KALI (STUDI

KASUS: MLANDI SUMBERDALEM KERTEK WONOSOBO) ... 20-29 Herlina Susilawati

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING

BERBASIS PANDANGAN KI HADJAR DEWANTARA UNTUK

MENUMBUHKAN KOMPETENSI UNGGUL DI SMP ... 30-38 Banar Dwi Retyanto

KERANGKA KUALIFIKASI KEILMUAN FISIKA UNSIQ ... 39-44 Sri Jumini

GEOMETRI PAHAT BUBUT HSS PADA PROSES MEMBUBUT MUKA POROS BAJA KARBON RENDAH DARI HASIL PEMOTONGAN MENGGUNAKAN LAS

OXY-ACETYLEN ... 45-48 Roni Suhartono

(5)

PERBEDAAN REAKSI ANAK DAN REMAJA PASCA BENCANA ... 49-55 Ika Purnamasari

ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE JL. BANYUMAS, KAB.

BANJARNEGARA ... 56-62 Nasyiin Faqih, Budi Setiawan

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU-GURU SMK BIDANG SAINS MELALUI

PELATIHAN SOFWARE ENGINEERING DI KABUPATEN WONOSOBO ... 63-68

(6)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

MEMBAYAR PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK

WONOSOBO

Nanang Agus Suyono a a

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sains Al Qur’an Wonosobo

a

Email: suyono_na@yahoo.co.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Riwayat Artikel:

Diterima : 25 Oktober 2015 Disetujui : 1 Desember 2015

Penelitian ini berjudul ” Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepatuhan Membayar Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Wonosobo”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum serta kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepatuhan dari wajib pajak untuk membayar pajak.

Penelitian ini merupakan penelitian survei, yaitu penelitian dimana informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner dengan menggunakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden. Survei penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Kabupaten Wonosobo. Uji statistik yang digunakan adalah uji regresi linier berganda , dan data yang diperoleh diolah dengan menggunakan software statistik SPSS.

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak, tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak , niat wajib pajak untuk patuh berpengaruh positf terhadap kepatuhan membayar pajak serta kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. Kata Kunci:

Kepatuhan untuk membayar

pajak, kesadaran,

pengetahuan dan

pemahaman, tingkat

kepercayaan terhadap sistem pemerintah dan hukum, niat dan kualitas pelayanan

ARTICLE INFO ABSTRACT

Article History

Received : October 25, 2015 Accepted : December 1, 2015

This study entitled "Factors affecting Paying Tax Compliance Tax Office Wonosobo". The purpose of this study was to prove the influence consciousness of paying taxes, knowledge and understanding of the tax laws, the level of confidence in the government and legal system as well as the quality of services that affect compliance of the taxpayers to pay taxes.

This study is a survey research, the research for which the information was collected from respondents using a questionnaire by using an information-gathering techniques were done by compiling a list of questions on respondents. Survey research conducted at the Tax Office Wonosobo. The statistical test used is multiple linear regression, and the data obtained were processed using SPSS statistical software.

Based on the analysis we can conclude that awareness taxpayer positive effect on compliance of paying taxes, knowledge and understanding of the tax laws has positive influence on adherence to pay taxes, the level of confidence in the system of government and law positive effect on compliance of paying taxes, the intention of the taxpayer to comply influential positf to pay tax compliance and service quality has positive influence on adherence to pay taxes.

Key Words :

Compliance to pay taxes, awareness, knowledge and understanding, the level of confidence in the system of government and law, intention and quality of service

1. LATAR BELAKANG

Rendahnya tingkat kepatuhan membayar pajak menjadi salah satu penyebab belum optimalnya penerimaan pajak di Indonesia. Kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak seharusnya merupakan posisi strategis dalam upaya peningkatan penerimaan negara

dari sektor pajak. Dengan demikian

faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan

membayar pajak sangat perlu mendapat perhatian. Faktor-faktor kepatuhan membayar pajak antara lain kesadaran wajib pajak,

pengetahuan dan pemahaman tentang

(7)

terhadap sistem pemerintahan dan hukum, niat wajib pajak untuk patuh dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas (Pangestu dan Rusmana, 2012).

Kesadaran menurut Handayani, dkk ( 2012 ) merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya. Kesadaran yang tinggi itu sendiri muncul tidak lain berasal dari adanya motivasi wajib pajak. Apabila kesadaran wajib pajak tinggi yang datang dari motivasi untuk membayar pajak, maka kepatuhan untuk membayar pajak pun akan tinggi dan pendapatan negara dari pajak akan meningkat.

Selain itu pemahaman dan pengetahuan tentang peraturan perpajakan juga akan meningkatkan kemauan Wajib Pajak untuk membayar pajak. Karena Wajib Pajak yang sudah memahami peraturan pajak kebanyakan berpikiran lebih baik membayar daripada terkena sanksi pajak (Handayani, dkk, 2012).

Kepercayaan merupakan sesuatu yang diharapkan dari kejujuran dan perilaku kooperatif yang berdasarkan saling berbagi norma-norma dan nilai yang sama. Dalam hal

ini kepercayaan terhadap sistem

pemerintahan, kepercayaan terhadap sistem

hukum, kepercayaan terhadap politisi dan kepercayaan terhadap pemungutan pajak merupakan salah satu pendorong bagi wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya (Handayani, dkk, 2012).

Niat wajib pajak untuk patuh merupakan suatu keadaan dimana seorang wajib pajak memiliki kecenderungan atau keputusan untuk berperilaku patuh pada ketentuan

perpajakan. Kecenderungan adalah

kecondongan atau tendensi pribadi wajib pajak untuk patuh atau tidak patuh dalam

melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Keputusan adalah keputusan pribadi yang dipilih wajib pajak untuk mematuhi atau tidak mematuhi aturan perpajakan (Pangestu dan Rusmana, 2012).

Kualitas pelayanan diduga berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak, karena dalam hal ini kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang (Utami, dkk, 2012).

2. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Sumber : Data primer diolah, 2014

Kesadaran Membayar Pajak (X1) Pengetahuan dan Pemahaman tentang Peraturan Perpajakan (X2) Kepatuhan Wajib Pajak untuk Membayar Pajak (Y) Tingkat Kepercayaan terhadap Sistem Pemerintahan dan Hukum

(X3)

Niat Wajib Pajak untuk Patuh (X4) Kualiatas Pelayanan

(8)

Tatiana dan Hari (2009) dalam penelitianya menyatakan beberapa bentuk kesadaraan membayar pajak yang mendorong wajib pajak bersedia untuk membayar pajak. Terdapat tiga bentuk utama yang terkait

dengan pembayaran pajak. Pertama,

kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, wajib pajak mau membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan. Pajak disadari digunakan untuk pembangunan negara guna meningkatkan

kesejahteraan warga negara. Kedua,

kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat

merugikan negara. Wajib pajak mau

membayar pajak karena memahami bahwa

penundaan pembayaran pajak dan

pengurangan beban pajak berdampak pada kurangnya sumber daya finansial yang dapat mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara. Ketiga, kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat dipaksakan.

Ha : Kesadaran membayar pajak

berpengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak.

Pengetahuan dan pemahaman akan

peraturan perpajakan adalah proses dimana wajib pajak mengetahui tentang perpajakan dan mengaplikasikan pengetahuan itu untuk

membayar pajak. Pengetahuan dan

pemahaman pertaturan perpajakan yang dimaksud mengerti dan paham tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan (KUP) yang meliputi tentang bagaimana cara menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT), pembayaran, tempat pembayaran, denda dan batas waktu pembayaran atau pelaporan SPT (Resmi, 2009).

Penelitian Handayani, dkk (2012)

membuktikan bahwa pengetahuan dan

pemahaman tentang perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak, hasil tersebut selaras dengan Utami, dkk (2012). Namun hasil tersebut tidak selaras dengan Hardiningsih (2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang

perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak.

Hb : Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak.

Kepercayaan adalah sesuatu yang

diharapkan dari kejujuran dan perilaku kooperatif yang berdasarkan saling berbagi norma-norma dan nilai yang sama. Dalam hal

ini kepercayaan terhadap sistem

pemerintahan, kepercayaan terhadap sistem hukum, kepercayaan terhadap politisi dan kepercayaan terhadap pemungutan pajak merupakan pendorong bagi wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya (Handayani, dkk, 2012).

Handayani, dkk (2012) menjelaskan bahwa beberapa negara maju yang memberlakukan wajib pajak, warga negara mendapatkan tunjangan dari negara, misalnya tunjangan

untuk yang pengangguran, tunjangan

kesehatan gratis, pendidikan dasar gratis, transportasi yang nyaman,dll. Keuntungan-keuntungan secara langsung maupun tidak langsung ini mendorong wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak dengan kesadaran penuh bahwa mereka

akan mendapatkan imbalannya melalui

fasilitas yang telah dirancang oleh

pemerintah. Secara otomatis keinginan untuk mengingkari kewajiban membayar pajak akan terkikis.

Penelitian Handayani, dkk (2012)

membuktikan bahwa tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. Berdasarkan uraian tersebut, maka disusun hipotesis sebagai berikut : Hc : Tingkat kepercayaan terhadap sistem

pemerintahan dan hukum berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak.

Penelitian Pangestu dan Rusmana (2012) menjelaskan niat berperilaku merupakan

variabel perantara dalam membentuk

perilaku. Hal ini berarti, pada umumnya manusia bertindak sesuai dengan niat atau tendensinya. Niat wajib pajak untuk patuh merupakan suatu keadaan dimana seorang wajib pajak memiliki kecenderungan atau

(9)

keputusan untuk berperilaku patuh pada ketentuan perpajakan. Kecenderungan adalah kecondongan atau tendensi pribadi wajib pajak untuk patuh atau tidak patuh dalam

melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Keputusan adalah keputusan pribadi yang dipilih wajib pajak untuk mematuhi atau tidak mematuhi aturan perpajakan. Contohnya adalah apabila seorang wajib pajak memiliki persepsi bahwa tindakan membayar pajak akan memberikan banyak keuntungan, maka ia akan berniat positif terhadap kewajiban membayar pajak. Dengan demikian, wajib pajak akan menghindari tindakan tidak membayar pajak. Sebaliknya, jika seorang wajib pajak memiliki persepsi bahwa tindakan membayar pajak akan memberikan kerugian, maka ia akan berniat negatif terhadap

kewajiban membayar pajak. Dengan

demikian, wajib pajak akan menghindari tindakan membayar pajak. Berdasarkan uraian tersebut, maka disusun hipotesis sebagai berikut :

Hd : Niat wajib pajak untuk patuh

berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan membayar pajak. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa,

manusia, proses dan lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan. Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelangggan (Utami, dkk, 2012).

Hasil penelitian Utami, dkk (2012) selaras

dengan Hardiningsih (2012) yang

membuktikan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. Berdasarkan uraian tersebut, maka disusun hipotesis sebagai berikut :

He : Kualitas pelayanan berpengaruh

positif terhadap tingkat kepatuhan membayar pajak.

3. METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Penelitian ini merupakan penelitian survei,

yaitu penelitian dimana informasi

dikumpulkan dari responden dengan

menggunakan kuesioner dengan

menggunakan suatu teknik pengumpulan

informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden (Masri dan Sofian, 2009). Survei penelitian dilakukan di Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Kabupaten

Wonosobo.

Penelitian ini dilakukan pada daerah wilayah KPP Pratama Temanggung di wilayah Kabupaten Wonosobo. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang merupakan orang pribadi maupun badan yang terdaftar sampai 30 November 2013 di KPP Wonosobo. Sampel pada penelitian ini adalah Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas yang dilakukan oleh tenaga ahli (pengacara, PPAT dan

notaris, dokter, dan arsitek) dan

menyampaikan SPT Masa PPN pada bulan Desember 2013. Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan cara non probability

sampling, yaitu dengan incidental sampling.

Teknik incidental sampling adalah teknik pemilihan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, apabila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data (Amirin, 2009) dalam Miladia (2010:37).

Model yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Uji hipotesis dilakukan dengan program SPSS 17.0 for

windows. Persamaan regresinya sebagai

berikut : Kepatuhan = α + β1Kesadaran + β2Pengetahuan dan Pemahaman + β3Tingkat Kepercayaan + β4Niat + β5Kualitas Pelayanan + e Keterangan:

Kepatuhan : KepatuhanWajib Pajak untuk Membayar Pajak

α : Konstanta

β1, β2, β3, β4, β5 : Koefisien regresi Kesadaran : Kesadaran membayar pajak terhadap Kepatuhan WP untuk membayar pajak.

Pengetahuan dan Pemahaman :

Pengetahuan dan Pemahaman Peraturan Perpajakan terhadap Kepatuhan WP untuk membayar pajak.

(10)

Tingkat Kepercayaan : Tingkat

Kepercayaan terhadap Sistem

Pemerintahan dan Hukum terhadap

kepatuhan WP untuk membayar pajak. Niat : Niat terhadap Kepatuhan WP untuk membayar pajak.

Kualitas Pelayanan : Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan WP untuk membayar pajak.

e : Residual

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data

Analisis Regresi Berganda Tabel 4.1.

Hasil Uji Hipotesis

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -4.558 2.501 -1.823 .071 KesadaranMembayarPajak .206 .101 .167 2.045 .043 Pengetahuan danPemahamanTentang Peraturan Perpajakan .246 .104 .196 2.369 .020 TingkatKepecayaanTerhadapSistemPemerinta han danHukum .284 .097 .237 2.928 .004 NiatWajibPajakUntukPatuh .314 .116 .225 2.706 .008 KualitasPelayanan .286 .132 .175 2.175 .032

a. Dependent Variable: KepatuhanMembayarPajak 1) Pengujian Pengaruh Kesadaran

Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak

Berdasarkan tabel 4.1 dapat

diketahui bahwa koefisien regresi kesadaran wajib pajak sebesar 0,206 dengan tingkat signifikansi 0,043 lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak (H1 diterima).

2) Pengujian Pengaruh Pengetahuan

dan Pemahaman Tentang

Peraturan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak

Berdasarkan tabel 4.1 dapat

diketahui bahwa koefisien regresi pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan sebesar 0,246 dengan tingkat signifikansi 0,02 lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan dan

pemahaman tentang peraturan

perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak (H2 diterima).

3) Pengujian Pengaruh Tingkat Kepercayaan Terhadap Sistem

Pemerintahan dan Hukum

Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak

Berdasarkan tabel 4.1 dapat

diketahui bahwa koefisien regresi tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum sebesar 0,284 dengan tingkat signifikansi 0,004 lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat

kepercayaan terhadap sistem

disimpulkan bahwa tingkat

kepercayaan terhadap sistem

pemerintahan dan hukum

(11)

kepatuhan membayar pajak (H3 diterima).

4) Pengujian Pengaruh Niat Wajib Pajak Untuk Patuh Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak

Berdasarkan tabel 4.1 dapat

diketahui bahwa koefisien regresi niat wajib pajak untuk patuh sebesar 0,314 dengan tingkat signifikansi 0,008 lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa niat wajib pajak untuk patuh berpengaruh

positif terhadap kepatuhan

membayar pajak (H4 diterima). 5) Pengujian Pengaruh Kualitas

Pelayanan Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak

Berdasarkan tabel 4.1 dapat

diketahui bahwa koefisien regresi kualitas pelayanan sebesar 0,286 dengan tingkat signifikansi 0,032 lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa kualitas

pelayanan berpengaruh positif

terhadap kepatuhan membayar pajak (H5 diterima).

4.2. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

1. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak

Hasil pengujian hipotesis seperti

yang ditunjukkan tabel 4.1

membuktikan bahwa kesadaran

wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. Artinya, jika wajib pajak memiliki tingkat kesadaran yang tinggi perihal

kewajibannya membayar pajak,

maka hal tersebut akan membuat

wajib pajak semakin patuh

membayar pajak. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Utami, dkk (2012) yang menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. Namun,

hasil berbeda ditunjukkan

Handayani, dkk (2012) yang

menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak.

Kesadaran wajib pajak dalam

kewajiban perpajakannya

merupakan hal penting dalam

penarikan pajak. Hal paling

menentukan dalam keberhasilan

pemungutan pajak adalah kemauan

wajib pajak untuk melakukan

kewajiban. Ketidakmaunya wajib pajak melakukan kewajiban tersebut adalah asas perpajakan, yaitu bahwa hasil pemungutan pajak tersebut tidak langsung dinikmati oleh para wajib pajak. Masyarakat tidak pernah tahu wujud kongkret imbalan dari

uang yang dikeluarkan untuk

membayar pajak. Keinginan

pemerintah untuk meningkatkan

jumlah wajib pajak dengan tujuan akhir untuk meningkatkan jumlah

penerimaan Negara, bukanlah

pekerjaan yang ringan. Upaya

pendidikan, penyuluhan dan

sebagainya, tidak berarti banyak dalam membangun kesadaran wajib

pajak melaksanakan kewajiban

perpajakan, jika masyarakat tidak merasakan manfaat dari kepatuhan membayar pajak.

2. Pengaruh Pengetahuan dan

Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak

Hasil pengujian hipotesis seperti

yang ditunjukkan tabel 4.1

membuktikan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. Artinya, semakin luas pengetahuan

wajib pajaktentang pajak dan

semakin baik pemahamannya tentang peraturan perpajakan maka hal tersebut akan membuat wajib pajak semakin patuh membayar pajak. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Utami, dkk (2012) dan

Handayani, dkk (2012) yang

menyatakan bahwa pengetahuan dan

pemahaman tentang peraturan

perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak.

(12)

Pengetahuan wajib pajak tentang pajak adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau kelompok wajib pajak dalam usaha

mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan. Pengetahuan peraturan perpajakan dalam sistem perpajakan yang baru, wajib pajak diberikan kepercayaan

untuk melaksanakan kegotong

royongan nasional melalui system

menghitung, memperhitungkan,

membayar, melaporkan sendiri pajak yang terutang, sehingga diharapkan akan tercipta unsur keadilan dan kebenaran mengingat bahwa wajib pajak sendirilah yang sebenarnya mengetahui besarnya pajak yang

terutang. Maka semakin luas

pengetahuan peraturan perpajakan, maka akan semakin tinggi kepatuhan membayar pajak.

3. Pengaruh Tingkat Kepercayaan Terhadap Sistem Pemerintahan dan Hukum Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak

Hasil pengujian hipotesis seperti

yang ditunjukkan tabel 4.1

membuktikan bahwa tingkat

kepercayaan terhadap sistem

pemerintahan dan hukum

berpengaruh positif

terhadapkepatuhan membayar pajak. Artinya, jika wajib pajak memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi, baik

terhadap sistem pemerintahan

maupun hukum, maka hal tersebut akan membuat wajib pajak semakin

patuh membayar pajak. Hasil

penelitian ini selaras dengan

Handayani, dkk (2012) yang

menyatakan bahwa tingkat

kepercayaan terhadap sistem

pemerintahan dan hukum

berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak.

Apabila wajib pajak memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi, baik

terhadap sistem pemerintahan

maupun hukum, maka hal tersebut akan membuat wajib pajak semakin patuh membayar pajak. Karena

dalam hal ini wajib pajak mengetahui bahwa pemerintah yang baik akan

mengalokasikan pajak untuk

kebutuhan rakyat.

4. Pengaruh Niat Wajib Pajak Untuk

Patuh Terhadap Kepatuhan

Membayar Pajak

Hasil pengujian hipotesis seperti

yang ditunjukkan tabel 4.1

membuktikan bahwa niat wajib pajak untuk patuh berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. Artinya, jika wajib pajak memiliki niat untuk patuh yang tinggi maka kepatuhan membayar pajaknya pun tinggi. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Pangestu dan Rusmana (2012) yang menyatakan bahwa niat wajib pajakuntuk patuh

berpengaruh positif terhadap

kepatuhan membayar pajak.

Perilaku kepatuhan pajak merupakan perilaku yang didasari oleh niat wajib pajak untuk patuh. Niat seseorang dapat diwujudkan dalam perilaku tergantung pada ada atau tidaknya kendali yang nyata di

lapangan. Sehingga untuk

memunculkan niat tersebut

diperlukan sistem pengawasan yang intensif oleh aparat pajak serta penerapan atauran perpajakan secara tegas dan adil kepada seluruh wajib pajak.

5. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak

Hasil pengujian hipotesis seperti

yang ditunjukkan tabel 4.1

membuktikan bahwa kualitas

pelayanan berpengaruh positif

terhadap kepatuhan membayar pajak. Artinya, jika wajib pajak semakin merasakan kepuasan atas pelayanan pajak maka hal tersebut membuat mereka terdorong untuk memenuhi kewajibannya sehingga kepatuhan membayar pajak pun meningkat. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Utami, dkk (2012) yang

(13)

pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. Kualitas layanan adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan

kepada pelanggan dan tetap

dalambatas memenuhi standar

pelayanan yang dapat

dipertangggungjawabkan serta harus dilakukan secara terus-menerus. Apabila jasa dari suatu instansi tidak

memenuhi harapan pelanggan,

berarti jasa pelayanan tidak

berkualitas. Jika proses pelayanan tidak memenuhi harapan pelanggan, berarti mutu pelayanannya kurang.

Pelayanan kepada pelanggan

dikatakan bermutu apabila

memenuhi atau melebihi harapan

pelanggan atau semakin kecil

kesenjangan antara pemenuhi janji dengan harapan pelanggan adalah semakin mendekati ukuran bermutu. Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak tergantung pada bagaimana petugas pajak memberikan mutu pelayanan yang terbaik kepada wajib pajak. Fiskus yang bertanggung jawab dan mendayagunakan SDM

sangat dibutuhkan guna

meningkatkan kemauan dalam

membayar pajak. Para wajib pajak

akan mau dalam memenuhi

kewajibannya membayar pajak

tergantung pada bagaimana petugas

pajak tersebut memberikan

pelayanan yang terbaik kepada wajib pajak. Untuk mewujudkan pelayanan yang baik, petugas harus mempunyai

pengetahuan dan pengalaman

dibidang perpajakan serta dalam hal

perundang undangan. Karena

semakin baik kualitas layanan,maka

akan semakin tinggi kemauan

membayar pajak.

5. KESIMPULANDAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1) Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak.

2) Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak.

3) Tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak.

4) Niat wajib pajak untuk patuh

berpengaruh positf terhadap kepatuhan membayar pajak.

5) Kualitas pelayanan berpengaruh

positif terhadap kepatuhan membayar pajak.

5.2. Saran

1) Penelitian berikutnya diharapkan untuk memperbanyak sampel tidak hanya di wilayah Wonosobo.

2) Penelitian selanjutnya diharapkan

untuk memperbanyak jumlah

responden dan juga memperluas ruang lingkup penelitian, hal ini agar dapat

memperoleh jawaban dan hasil

penelitian yang sesuai.

3) Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan pengujian terhadap penelitian ini dengan cara menambah variabel bebas yang memungkinkan

dapat mempengaruhi kualitas

penelitian yang jauh lebih baik. Penelitian selanjutnya disarankan untuk tidak hanya menggunakan metode penyebaran kuesioner saja dalam mendapatkan data penelitian, melainkan dilakukannya wawancara untuk lebih menggali lagi informasi yang lebih akurat.

6. DAFTAR PUSTAKA

Agus Nugroho Jatmiko. 2009. Pengaruh

Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan

Kesadaran Perpajakan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang). Thesis. Universitas

Diponegoro.

Direktorat Jenderal Pajak. 2011. Surat

Edaran Direktur Jenderal Pajak No:

(14)

Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan pada Tahun 2011.

Direktorat Jenderal Perpajakan, Berita Pajak, No. 1488/Tahun XXXV/2 April 2013. Ferdyant Pangestu, Oman Rusmana. 2012.

Analisis Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Tax Compliance Penyetoran SPT Masa. http://pdeb.fe.ui.ac.id/?p=6269 (

Diunduh pada tanggal 12 April 2013 )

Gunawan Sumodiningrat. 2009.

Ekonometrika Pengantar, BPFE UGM,

Yogyakarta.

Hadi, Sutrisno. 1993. Metodologi Research. Jilid I. Yogyakarta: Andi Offset.

Handayani, dkk. 2012. “Faktor_faktor yang

mempengaruhi kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan

pekerjaan bebas”. Jurnal tidak

dipublikasikan. Fakultas Ekonomi.

Universitas Jendral Soedirman.

Hardiningsih dan Yulianawati

2011.“Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan

membayar pajak”. Dinamika Keuangan

dan Perbankan, Vol.3, No.2, Hal.126-142 Harisnani, Ade Siti. 2011. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Studi pada KPP Pratama Purwokerto). Skripsi. Universitas Jenderal

Soedirman. Purwokerto. (Tidak

dipublikasikan).

Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program SPSS,

Badan Penerbitan Universitas Diponegoro, Semarang.

James Alm, Jorge Martinez-Vazquez, and Benno Torgler. 2008. Russian Attitudes

Toward Paying Taxes – Before, During, And After The Transition. Journal of Public

Economics. Rusia:27

www.yale.edu/leitner/.../taxmorale-russia.pdf (diunduh pada 2 April 2014). Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

2007. Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 192/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak dengan

Kriteria Tertentu Dalam Rangka

Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.

Kiryanto. 2010. Analisis Pengaruh Penerapan Struktur Pengendalian Intern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak bada Dalam Memenuhi Kewajiban Pajak

M. Said. 2013. “Fenomena Pajak,” Berita

Pajak, No. 1488/Tahun XXXV, p. 21 – 26.

Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi

2009. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy. 2009. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta.

Moleong, J Lexy. 2008. Metodologi

penelitian Kualitatif .Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mustikasari, Elia. 2009. Kajian Empiris

tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di

Perusahaan Industri Pengolahan di

Surabaya. Simposium Nasional Akuntansi

X. Makassar. Hal. 1-41.

Pudji Susilo Utomo. 2012. Analisis

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Masyarakat untuk Membayar Pajak Bumi

dan Bangunan di Kecamatan

Karangtengah Kabupaten Demak. Tesis

Universitas Diponegoro. Semarang.

eprints.undip.ac.id/12632/1/2002MAP121 1.pdf (diunduh pada 2 April 2014).

Rambe, Atika. 2009. Pengaruh Self

Assessment System terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan pada KPP DKI Jakarta Khususnya Jakarta Pusat.

Republik Indonesia. 2007. Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan.

Siti Resmi. 2009. Perpajakan. Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Soekidjo Notoatmodjo. 2009. Pengembangan

Sumber Daya Manusia. PT. Rineka Cipta.

Jakarta.

Suryadi. 2009. Model Kausal Kesadaran,

Pelayanan, Kepatuhan, Wajib Pajak dan

Pengaruhnya Terhadap Kinerja

Penerimaan Pajak: Suatu Survei Di

Wilayah Jawa Timur. (Online).

(http://www.bppk.depkeu.go.id/attachment s/067_Vol4No1_suryadi.pdf diunduh pada tanggal 2 April 2014)

Tatiana Vanessa Rantung dan Priyo Hari Adi. 2009. Dampak Program Sunset Policy

Terhadap Faktor Faktor yang

Mempengaruhi Kemauan Membayar.

Makalah Simposium Nasional Perpajakan

(15)

priyohari.files.wordpress.com/2010/02/da mpak-sunset-policy.pdf (diunduh 2 April 2014).

Uma Sekaran. 2006. Metode Penelitian

Bisnis. Salemba Empat. Jakarta.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan.

mhs.blog.ui.ac.id/henry.truman/wp...dir/.../ uu_28_2007_kup.pdf (diunduh pada 5 April 2014).

Utami, dkk. 2012. “ Pengaruh faktor-faktor eksternal terhadap kepatuhan wajib pajak dilingkungan KPP Pratama Serang”. Jurnal tidak dipublikasikan. Fakultas ekonomi. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Widayati dan Nurlis. 2010. Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Kemauan untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas Studi Kasus pada KPP Pratama Gambir Tiga. Simposium Nasional Akuntansi XIII

Purwokerto.

www.kompas.com diakses 2 April 2014. www.pajak.go.id diakses 2 April 2014.

(16)

KONTRIBUSI GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

LAPORAN KEUANGAN DALAM MENUNJANG RETURN SAHAM PADA

PERUSAHAAN JENIS INDUSTRI DI BEI

Sri Hartiyaha

a

Fakultas Ekonomi, Universitas Sains AL-Qur’an Wonosobo

a

Email: hartyahsry@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Riwayat Artikel:

Diterima : 29 Oktober 2015 Disetujui : 2 Desember 2015

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh instrumen tata kelola perusahaan meliputi kepemilikan manajerial, saham kembali ke profitabilitas sebagai variabel moderasi. Pemilihan sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yang menerbitkan ringkasan dari kinerja perusahaan dan pembagian dividen tunai untuk mempublikasikan laporan keuangan tahunan dari 2010 sampai 2013. teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis jalur, satu jalur digunakan untuk menguji pengaruh corporate governance terhadap profitabilitas. Dua jalur digunakan untuk menguji pengaruh corporate governance dan profitabilitas terhadap return saham. Uji Sobel digunakan untuk menguji pengaruh mediasi / intervensi. Hasil tes menunjukkan jalan pengaruh efek kepemilikan manajerial terhadap profitabilitas ROA, tapi tidak signifikan. Hasil tes menunjukkan bahwa pengaruh kepemilikan manajerial terhadap return saham dan dampak profitabilitas terhadap return saham. Dari hasil uji profitabilitas tes Sobel tidak mampu memediasi pengaruh GCG (kepemilikan manajerial) terhadap return saham.

Kata Kunci:

Return saham, GCG,

Profitabilitas

ARTICLE INFO ABSTRACT

Article History

Received : October 29, 2015 Accepted : December 2, 2015

The aim of this study was to obtain empirical evidence about the influence of corporate governance instruments include managerial ownership, the stock return to profitability as a moderating variable. The selection of the sample of this research is using purposive sampling method,which publishes a summary of the performance company and the distribution of cash dividends to publish annual financial statements from 2010 to 2013. Analysis techniques used in this research is to use path analysis, one path is used to test the effect of corporate governance on profitability. Two lanes are used to examine the effect of corporate governance and profitability on stock returns. Sobel test was used to test the effect of mediation/intervening. The test results showed the effect path of the managerial ownership effect on profitability ROA, but not significant. The test results showed that the effect of managerial ownership on stock returns and profitability impact on stock returns. From the test results Sobel test profitability is not able to mediate the effect of GCG (managerial ownership) on stock returns.

Key Words :

Return stocks, GCG,

Profitability

1. PENDAHULUAN

Pada era perdagangan bebas seluruh aktivitas bisnis di Indonesia menghadapi persaingan yang kompleks. Oleh karenanya upaya menghasilkan barang yang berkualitas tinggi dengan biaya terendah harus selalu

dilaksanakan dan didukung pemenuhan

sumber dana yang murah. Alternatif

pencarian sumber dana tersebut dapat dilakukan dengan cara menjual saham kepada publik dipasar modal. Saham merupakan salah satu bentuk dari instrumen investasi di pasar modal, dan sebagai tanda penyertaan modal dari seseorang atau badan usaha

(17)

didalam suatu perusahaan perseroan terbatas. Disinilah peran penting pasar modal di

Indonesia (BEI) yang mempertemukan

kepentingan investor dan industri

manufacture dengan melalui pialang

sekuritas, guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara bidang keuangan.

Menurut Rusliati dan Fathoni (2011) menyatakan bahwa industri barang konsumsi yang terdiri dari 5 sub sektor yaitu Food and Beverage (Makanan dan Minuman), Tobacco

Manufactures (Rokok), Pharmaceuticals

(Farmasi), Cosmetics and Household

(Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga) dan Houseware (Peralatan Rumah Tangga) merupakan industri yang cukup diminati oleh investor karena secara

keseluruhan industri barang konsumsi

memiliki kapitalisasi pasar sebesar 34,31% dari total kapitalisasi pasar Bursa Efek

Indonesia selama 2007-2009. Hal ini

menunjukkan bahwa industri barang

konsumsi merupakan industri yang cukup diminati investor, karena perusahaan - perusahaan tersebut hampir tidak terpengaruh

oleh fluktuasi perekonomian sebab

permintaan akan produk yang dihasilkan perusahaan manufaktur relatif stabil kalaupun ada penurunan tidak akan mempengaruhi aktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba yang optimal.

Pada tahun 1998 sampai tahun 2001 tercatat banyak terjadi skandal keuangan di perusahaan publik dengan melibatkan laporan keuangan yang diterbitkannya. Oleh karena itu penerapan Good Corporate Governance

(GCG) sesuai dengan Surat Keputusan

Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: 117 Tahun 2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance (GCG)

dengan prinsip-prinsip transparasi

(transparancy), akuntabilitas (accountability), kewajaran (fairness), dan responsibilitas (responsibility) akan meyakinkan para investor dan memotivasi untuk menanamkan modal saham(Nofiani dan Poppy, 2010).

Salah satu indikator corporate governance

adalah kepemilikan manajerial, yang

mencerminkan distribusi kekuasaan dan pengaruh di antara pemegang saham atas kegiatan operasional perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan kepemilikan

saham yang besar secara ekonomis memiliki insentif untuk memonitor, dan kepentingan pemilik atau pemegang saham akan dapat disejajarkan dengan kepentingan manajer.

Penelitian Warfield, Terry, Wild, dan Wild (1995) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007) menemukan adanya hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dan discretionary

accruals sebagai ukuran dari manajemen laba

dan berhubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan kandungan informasi dalam laba. Namun Gabrielsen, Gorm, Jeffrey dan Thomas (1997) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007) menemukan hasil yang positif tetapi tidak signifikan antara kepemilikan manajerial dengan manajemen laba serta menemukan hubungan negatif

antara kepemilikan manajerial dengan

kualitas laba.

Antara investor dan emiten di pasar modal membutuhkan informasi yang akurat mengenai dinamika harga saham yang

bermanfaat untuk melakukan prediksi

terhadap return saham. Penelitian Ball and Brown (1968) yang tajam dan cukup

berpengaruh (seminal) dalam bentuk

kandungan informasi (information contents), berhasil menguji bahwa angka laba akuntansi dan seluruh komponen yang ada di dalamnya dapat menjelaskan informasi yang terkandung di dalam harga saham. Kothari (2001) dalam Sutrisno (2002) menunjukkan meskipun tidak semua rasio dapat memprediksi dengan baik dan berhasil, namun secara empiris rasio keuangan dapat digunakan sebagai alat prediksi kegagalan perusahaan.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Par.17 : 5

(Ed.SAK 2013) mengemukakan bahwa

informasi kinerja perusahaan, terutama

profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumberdaya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan.

Faktor-faktor fundamental (rasio

keuangan) merupakan instrumen analisa

perusahaan yang menunjukkan kondisi

keuangan suatu perusahaan dan dapat dipakai sebagai pengukur tingkat kinerja keuangan

perusahaan berkaitan dengan return

perusahaan. Sehingga nilai fundamental perusahaan merupakan prediksi return saham

(18)

dimasa yang akan datang. Dari latar belakang di atas maka permsalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Kepemilikan manajerial

berpengaruh positif terhadap

profitabilitas.

2. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap return saham.

3. Apakah profitabilitas memediasi

hubungan kepemilikan manajerial

terhadap return saham.

2. KERANGKA TEORITIS DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. KERANGKA TEORITIS

Menurut BAPEPAM (2003: 9) dari

(www.bapepam.go.id), “saham adalah

sertifikat yang menunjukkan bukti

kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan”.

Hartonoo (2003 : 109) mengemukakan bahwa return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Dan setiap investasi baik jangka panjang atau pendek tujuan utamanya adalah untuk mendapat return/keuntungan baik langsung atau tak langsung. Menurut Susilowati (2011) komponen return saham terdiri dari 2 jenis, yaitu: Current Income (Pendapatan Lancar) dan Capital Gain (Keuntungan Selisih Harga).

Penelitian Rusliati dan Fathoni (2011) menyatakan rata-rata return saham industri barang konsumsi yang terkoreksi cukup dalam, pada tahun 2008 yaitu – 25,37% dan pada tahun 2009 rata-rata return saham

industri barang konsumsi menunjukkan

kenaikan menjadi 123,49%, disebabkan pertimbangan beberapa lembaga sekuritas dunia menaikkan rating bursa Indonesia ke level yang lebih baik sehingga mendorong pemodal untuk berinvestasi ke pasar modal.

Hartono (2003 : 110)

Return saham dapat diukur sebagai

berikut :

R it = Pit_Pit- 1

Pit-1

Keterangan:

R it = Tingkat keuntungan saham i pada

periode t.

P it = Harga saham i pada periode t.

P it -1= Harga saham sebelum i pada periode t

Good Corporate Governance merupakan

konsep yang didasarkan pada teori keagenan dan diharapkan dapat memberi keyakinan kepada investor bahwa ia akan menerima

return atas investasi yang telah dilakukan.

Organization for Economic Cooperation and Developement (OCED) mendefinisikan

Corporate Governance sebagai:

“sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board, pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Corporate

Governance juga mensyaratkan adanya

struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Menurut Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: 117 Tahun 2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance (GCG). Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dijelaskan bahwa

Good Corporate Governance adalah :

“Suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan

keberhasilan usaha dan akuntabilitas

perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap

memperhatikan kepentingan stakeholder

lainnya, berlandaskan peraturan dan etika.” Di Indonesia sebuah organisasi yaitu komite Nasional Kebijakan Governance menentukan Pedoman Umum praktik Good Corporate Governance di Indonesia (2006:5),

dan menjabarkan meliputi prinsip-prinsip:

disclosure dan transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), responsibilitas

(responsibility), independensi (independency), kewajaran (fairness)

Corporate Governance (CG) merupakan

suatu mekanisme yang digunakan pemegang

saham dan kreditor perusahaan untuk

mengendalikan tindakan manajer.

Memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (managerial ownership) dan pemegang saham aktif dalam tata kelola perusahaan (direksi dan komisaris) akan dapat

mengurangi konflik keagenan sebab

permasalahan keagenan diasumsikan akan hilang apabila manajer adalah sekaligus sebagai pemilik (Pertiwi dan Pratama, 2012).

Kepemilikan manajerial merupakan

prosentase kepemilikan saham dewan direksi dan dewan komisaris dibagi dengan jumlah

(19)

saham yang beredar, atau kepemilikan manajerial bisa diukur dari jumlah persentase saham yang dimiliki manajemen (Anggitasari dan Mutmainah, 2012).

Kepemilikan manajerial berperan cukup kuat dalam penerapan Good Corporate

Governance sesuai prinsip yang ada. Peran

dewan komisaris adalah turut mengawasi kebijakan serta memberi nasihat pada direksi untuk kepentingan perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya. Anggota direksi wajib

menjalankan tugasnya dengan penuh

tanggung jawab sesuai undang-undang dan standar kode etik usaha yang merupakan kebijakan perusahaan dengan pelayanan yang

terbaik maka prinsip transparency,

responsibility, accountability, independency

dan fairness.

Definisi laporan keuangan menurut

(Harahap, 2011:1) laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan dengan pihak yang berkepentingan terhadap data atau aktivitas perusahaan.

Proses analisis terhadap laporan keuangan, dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Para investor dapat menganalisis laporan keuangan melalui analisis rasio keuangan yang berguna untuk memprediksi kinerja suatu perusahaan pada masa lalu dan

masa mendatang. Rasio-rasio keuangan

adalah merupakan bukti kinerja manajemen dalam meningkatkan nilai perusahaan. Rasio

Return On Asset (ROA) atau hasil

pengembalian atas aktiva dirumuskan :

Laba Bersih Total Aktiva

Return On Assets (ROA) merupakan rasio

yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba bersih yang berasal dari aktivitas investasi. Dalam

Return On Asset yaitu perbandingan antara earning after taxes dengan total aktiva,

rata-rata total aktiva diperoleh ari total aktiva awal tahun ditambah total aktiva akhir tahun dibagi dua.

Penelitian Rusliati dan Fathoni (2011) yang menyatakan bahwa industri barang konsumsi yang terdiri dari 5 sub sektor yaitu Food and Beverage (Makanan dan Minuman),

Tobacco Manufactures (Rokok),

Pharmaceuticals (Farmasi), Cosmetics and Household (Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga) dan Houseware (Peralatan Rumah Tangga), merupakan industri barang konsumsi yang cukup diminati investor, karena hampir tidak terpengaruh oleh fluktuasi perekonomian sebab permintaan akan produk yang dihasilkan perusahaan manufaktur relatif stabil kalaupun ada penurunan tidak akan mempengaruhi aktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba yang optimal.

2.2. PENGEMBANGAN HIPOTESIS

McConnell dan Servaes (1990)

menemukan hubungan positif antara struktur

kepemilikan manajerial dan kinerja

perusahaan. Penelitian Mirawati (2014) menemukan hubungan positif antara struktur kepemilikan manajerial dan profitabilitas. Penelitian Demsetz (1983) menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara kepemilikan manajerial dan profitabilitas. H1 : Terdapat pengaruh positif GCG

(kepemilikan manajerial) terhadap laporan keuangan (ROA/Return On

Asset) jenis industri barang konsumsi

di BEI.

Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) menemukan berpengaruh positif kualitas laba terhadap nilai perusahaan. Ratih (2011) menemukan hasil bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Pertiwi dan Pratama (2012) menemukan kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA, hasilnya mengindikasikan bahwa ROA berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

H2 : Terdapat pengaruh positif laporan keuangan (ROA/Return On Asset) terhadap return saham jenis industri barang konsumsi di BEI.

Jensen & Mekling (1976) menyatakan

bahwa semakin meningkat kepemilikan

saham manajerial maka manajemen akan

cenderung berusaha lebih giat untuk

kepentingan pemegang saham dan

kepentingannya sendiri, hal ini berarti

terdapat hubungan antara kepemilikan

manajerial dan nilai perusahaan. McConnell dan Servaes (1990) menyatakan pengaruh

(20)

kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

H3 : Laporan keuangan (ROA/Return On

Asset) memediasi hubungan

kepemilikan manajerial dan return saham jenis industri barang

konsumsi di BEI. 3. METODE PENELITIAN

Subyek dalam penelitian ini adalah perusahaan industri barang konsumsi yang listing di BEI dengan periode pengamatan selama 4 tahun dari tahun 2010 sampai dengan 2013. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

judgement sampling bentuk purposive

sampling, yaitu sampel yang diambil dengan

menggunakan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini adalah : perusahaan yang terdaftar di BEI dan mencantumkan GCG pada laporan keuangan tahunan,

mempublikasikan ringkasan kinerja

perusahaan dan mencantumkan pembagian

cash deviden, serta memiliki semua data yang

lengkap untuk menghitung variabel yang dibutuhkan dalam penelitian periode 2010 sampai dengan 2013.

Berikut disajikan tabel kriteria pemilihan sampel :

Tabel. 3 Kriteria Pemilihan Sampel

Kriteria Perusahaan Jumlah

Perusahaan industri barang konsumsi yang diteliti tahun 2010-2013 31 Perusahaan yang tidak menyediakan data cash deviden tahun 2010-2013 25

Sampel Final 6

Sumber: www.idx.co.id. 2015 Return Saham (Y)

Return saham adalah return yang diterima

oleh pemegang saham berupa keuntungan yang diperoleh dari investasinya (Hartono, 2003).

R it = ( Pit_ Pit -1) + Dit

Pit -1

Keterangan: R it =Tingkat return dari saham i

selama periode t investasi

P it = Harga saham (closing

price) untuk saham i pada akhir

periode t

P it -1= Closing price sebelum

saham i pada akhir periode t

D it = Cash deviden dibagikan

untuk saham i pada akhir periode t Analisis Laporan Keuangan

Rasio profitabilitas dalam penelitian ini berupa Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba bersih yang berasal dari aktivitas investasi. Menurut Harahap (2011:305) formula ROA adalah :

Laba Bersih Total Aktiva Good Corporate Governance (X)

GCG dalam penelitian ini diproksikan dengan kepemilikan manajerial. Pengukuran instrumen GCG dalam penelitian ini adalah : Kepemilikan manajerial (X3) = Kepemilikan saham oleh manajer x 100%

Total

jumlah saham beredar 4. ANALISIS DATA

Metode analisis yang digunakan adalah

analisis jalur (Path Analysis) yang

merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda, untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah dibentuk dengan model berdasarkan landasan teoritis (Ghozali, 2013). Kegiatan analisis dalam penelitian ini dengan menggunakan bantuan program Software SPSS 16 for windows. a. Menganalisis pengaruh instrumen good

corporate governance; kepemilikan

manajerial terhadap profitabilitas. M = PYX1X1 + e1 (1)

b. Menganalisis pengaruh profitabilitas

terhadap return saham.

Y = PYM + e2 (2)

c. Menganalisis pengaruh instrumen good

corporate governance; kepemilikan

manajerial terhadap return saham.

(21)

berikut: Y = PYX1X1 + e3 (3) Keterangan: Y = Return saham M = Profitabilitas ROA X1 = Kepemilikan manajerial

e1...3 = Koefisien jalur variabel

error 1...3

d. Pengujian Hipotesis Mediasi :

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan analisis regresi variabel mediasi dengan metode Product of Coefficient (uji Sobel) metode yang dikembangkan oleh Sobel (1982). Metode ini dilakukan dengan menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel bebas (X) terhadap variabel tergantung (Y) melalui variabel mediasi

(M) atau menguji signifikan pengaruh tak langsung, perkalian pengaruh langsung variable independen terhadap variabel mediator (a) dan pengaruh langsung variabel mediator terhadap variabel dependen (b) menjadi (ab), yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Sab =

𝑏2+𝑆𝑎2+𝑎2+𝑆𝑎 2+𝑆𝑏2 5. HASIL PENELITIAN Analisis Deskriptif

Sampel penelitian ini terdiri 26

perusahaan, dengan periode pengamatan empat tahun yaitu 2010 sampai 2013. Tabel 5.1 menunjukkan statistik deskriptif.

Tabel 5.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif

N Minimum Maksim um Mean Standar Deviation Kepemilikan manajerial (X3) 24 0,0000 0,7719 0,0308 0,0870 Profitabilitas ROA (M) 24 0,0033 0,7151 0,1417 0,1158

Return saham (Y)

24 -0,9451 12,928 0,4983 1,5308

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dengan menggunakan metode Kolmogorov-smirnov test, untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan berdistribusi normal, yaitu apabila asymptotic

sig > tingkat keyakinan yang digunakan

dalam pengujian, dalam penelitian ini adalah 95% atau α = 5%. Sebaliknya dikatakan tidak normal apabila asymptotic sig ≤ tingkat keyakinan.

a. Dari hasil pengujian 1 bahwa data pengamatan memiliki nilai asymptotic

significant 0,092 lebih besar dari 0,05.

Maka dapat dinyatakan bahwa data yang

digunakan terbukti berdistribusi normal, sehingga model struktur 1 memenuhi asumsi normalitas.

b. Dari hasil pengujian 2 bahwa data pengamatan memiliki nilai asymptotic

significant 0,077 lebih besar dari 0,05.

Maka dapat dinyatakan bahwa data yang digunakan terbukti berdistribusi normal sehingga memenuhi asumsi normalitas. 2. Analisis Jalur

a. Analisis Pengaruh Langsung (Direct Effect) Good Corporate Governance

(GCG) Terhadap Profitabilitas, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.2 Ringkasan Hasil Analisis Jalur Uji Pengaruh Langsung Model Hubungan Pertama

No Variabel Koefisien Jalur t hitung Sig

1 Kepemilikan manajerial (X1) 0,089 1,229 0,221

Konstanta = -0,064 Koef. Determinasi/R Squre = 0,202 Fhitung = 12,830

Hasil penelitian menunjukkan thitung

1,229 < ttabel 1,660 dengan nilai

signifikansi (0,221) > alpha (0,05), maka

tidak mendukung harapan hipotesis yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh yang positif terhadap

(22)

profitabilitas perusahaan industri barang

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Analisis Pengaruh Langsung (Direct Effect) Good Corporate Governance

(GCG) dan Profitabilitas Terhadap Return Saham

Tabel 5.3 Ringkasan Hasil Analisis Jalur Uji Pengaruh Langsung Model Hubungan Kedua

No. Variabel Koefisien

Jalur t hitung Sig

1 Kepemilikan manajerial (X1) 0,370 5,277 0,000

2 Profitabilitas (M) 0,334 4,295 0,000

Konstanta = -0,162 Koef. Determinasi/R Square = 0,270 Fhitung = 13,972

Pengaruh kepemilikan manajerial

terhadap return saham menunjukkan thitung

5,277 > ttabel 1.660 dengan nilai

signifikansi (0,000) < alpha (0,05). Pengaruh profitabilitas terhadap return saham menunjukkan thitung 4,295 < ttabel

1,660 dengan nilai signifikansi (0,000) <

alpha (0,05), maka mendukung hipotesis 2

yang menyatakan bahwa profitabilitas

mempunyai pengaruh yang positif terhadap

return saham perusahaan industri barang

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

c. Analisis Pengaruh Tidak Langsung

(Indirect Effect) Profitabilitas dalam

memediasi Good Corporate Governance

(GCG) dan Return Saham

Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect) dengan Sobel-test N o Hubungan Struktural Koefisien Jalur (1) aXi SE (1) bM (2) Koefisien Jalur (2) cXi t hitung (sobel) t tabel (two tiled) Keter angan 1 X1 – M - Y 0,089 0,087 0,334 0,370 1,062 1,984 Tidak Sig.

Berdasarkan hasil perhitungan uji Sobel diperoleh nilai t hitung pengaruh tidak

langsung dari variabel kepemilikan manajerial terhadap return saham melalui

profitabilitas sebesar 1,062 lebih kecil dari

nilai t tabel, maka hasil tersebut tidak

mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa profitabilitas memediasi secara signifikan pengaruh Good Corporate

Governance terhadap return saham

perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

6. SIMPULAN DAN IMPLIKASI 6.1. Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian atas hipotesis, maka secara keseluruhan penelitian ini memberikan bukti sebagai berikut :

1. Kepemilikan manajerial berpengaruh,

namun tidak signifikan terhadap

profitabilitas.

2. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap

return saham.

3. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap return saham

4. Profitabilitas tidak memediasi pengaruh kepemilikan manajerial terhadap return saham.

6.2. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian maka investor yang akan berinvestasi selain memperhatikan

tingkat profitabilitas, perlu juga

memperhatikan variabel-variabel lain yang dapat mendukung return saham. Seperti

berbagai kebijakan pemerintah maupun

perusahaan; pembangunan pemahaman,

kepedulian dan komitmen untuk

(23)

evaluasi secara berkala terhadap kondisi internal perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan GCG dan tindakan korektif yang diperlukan terkait dengan peningkatan kinerja perusahaan oleh pihak manajemen guna mendongkrak pendapatan dan laba bersih yang diperoleh demi meningkatkan harga dan

return saham perusahaan oleh pihak

manajemen.

7. DAFTAR PUSTAKA

Ball, R., dan P. Brown. 1968. An Empirical

Evaluation of Accounting Income Numbers

(June-Sept): 159-178. Journal of

Accounting Research.

Daniri, Mas Ahmad. 2005. Good Corporate

Governance: Konsep dan Penerapannya Dalam Konteks Indonesia.Ray Indonesia.

Jakarta.

Demsetz, Harold & Belen Villalonga. 2001.

Ownership Structure and Corporate

Performance. 7 J. Corp Fin.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program IBM SPSS

21. Badan Penerbit Universitas

Diponegoro. Semarang.

Harahap, Ludwina dan Ratna Wardhani. 2012. Analisa Komprehensif Pengaruh

Family Ownership, Masalah Keagenan, Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang,

Good Corporate Governance dan

Opportunity Growth Terhadap Nilai

Perusahaan. SNA XV. Banjarmasin.

Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisa Kritis

Atas Laporan Keuangan. PT Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio

dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga, BPFE,

Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2013. Standar

Akuntansi Keuangan Edisi Revisi, Penerbit

Salemba Empat, Jakarta.

Jensen, M.C. and Meckling, W.H.

1976.Theory of The Firm: Managerial

Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure. JFE 3: 305-360.

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Praktik Good

Corporate Governance Indonesia.

McConnell, J. J., & Servaes, H. (1990).

Additional Evidence On Equity Ownership

and Corporate Value. Journal of Financial

Economics, 27, 595–612.

Mirawati. 2014. Pengaruh Struktur

Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property dan Realestate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Umrah.

Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjung Pinanang.

Nofiani, Fifi dan Poppy Nurmayanti. 2010.

Pengaruh Penerapan Corporate

Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Pekbis Jurnal, Vol.2 No.1,

Maret, Hal 208-217.

Permen BUMN Nomor PER.01/MBU/2011

tentang Penerapan tata kelola

perusahaan yang baik (Good Corporate

Governance) pada Badan Usaha

Milik Negara (BUMN).

Pertiwi, Tri Kartika dan Ferry Madi Ika

Pratama. 2012. Pengaruh Kinerja

Keuangan, Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan Food and

Beverage. Fakultas Ekonomi, UPN

Veteran Jawa Timur, Surabaya, Indonesia. Pradnyani, Ni Luh Putu Sri Purnama, I dewa

Nyoman Badera, Ida Bagus Putra Astika.

2012. Good Corporate Governance

Sebagai Prediktor Kinerja Keuangan dan Implikasinya Pada Kebijakan Deviden.

Universitas Udayana, Bali Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.12. No.2. Hal. 69-80.

Ratih, Suklimah. 2011. Pengaruh Good

Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan

Sebagai Variabel Intervening Pada

Perusahaan Peraih The Indonesia Most

Trusted Company-CGPI. Jurnal

Kewirausahaan. Vol. 5, No. 2.

Rouf, Md. Abdur. 2011. The Relationship

Between Board Corporate Governance And Value of The Firm In Devoloping Countries: Evidence From Bangladesh.

Siallagan, Hamonangan dan Mas’ud

Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate

Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. SNA ke IX. Padang.

Suliyanto. 2005. Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi. Andi, Yogyakarya. Susilowati, Yeye dan Tri Turyanto. 2011.

Gambar

Gambar 1.1 pembangunan rumah tempat tinggal di tepi sungai sebagai tempat pembuangan  sampah dengan pondasi batu kali
Gambar Rencana Desain Rumah
Gambar 3. Modifikasi pahat bubut rata  Untuk  menentukan  proses  penyayatan  perlu  ditentukan  pula  perencanaan  perhitungan  kecepatan  putaran  benda  kerja
Gambar  3.  Kondisi  benda  sebelum  penyayatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika tidak tercapai maka penerapan sistem manajemen mutu di LPM Unilam akan terhambat sehingga akan berdampak terhadap mutu produk dan jasa yang dihasilkan atau proses dalam

100 mL larutan X memerlukan 50 mL larutan NaOH 1,00 M untuk menetralkannya. Tuliskan persamaan reaksi kesetimbangan disosiasi kedua asam tersebut. Tuliskan persamaan yang

Berdasarkan hasil penelitian dan pem- bahasan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: “Tingkat kebugaran peserta didik kelas X paket keahlian Otomatisasi Dan

Berdasarkan hasil verifikasi seleksi administrasi terhadap dokumen yang telah diunggah oleh pelamar Calon Aparatur Sipil Negara Pemerintah Kabupaten Maros Tahun 202't,

Ucapan Terima Kasih merupakan bagian terpisah yang dibuat di bagian akhir naskah, sebelum Daftar Pustaka yang wajib dibuat. Pada bagian ini ditulis pihak-pihak yang telah

DASAR HUKUM Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas

Penelitian terdahulu yang kedua adalah Sutrisno Badri (2008) dengan judul “Pendekatan Prilaku Konsumen Untuk Mengetahui Peta Persepsi Produk dan Strategi Pemasaran

Hasil identifikasi yang lebih utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pendopo Kabupaten/Kota di Pulau Jawa terutama di Jawa Tengah memiliki arah orientasi ke