3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...
i
DAFTAR ISI ...
ii
BAB I
MENGENAL SISTEM PAKAR ...
1
1.1. Defenisi Sistem Pakar ...
6
1.2. Struktur Sistem Pakar ...
7
1.3. Pengembangan Sistem Pakar ...
10
1.4. Metode Inferensi... .
12
1.5. Arsitektur Sistem Pakar...
12
1.6. Metode Inferensi... ...
13
1.7. Keuntungan dan kelemahan Sistem Pakar……….. 15
BAB II BACKWARD CHAINNING ...
17
2.1.Implemantasi ... .
17
2.2 Algoritma Sistem ...
21
2.3. Flowchart Program ...
23
2.4. Perancangan Sistem ...
27
2.5. Perancangan Antar Muka ...
29
2.6.Implementasi system………. 34
2.7. Pengujian Sistem……….. 38
4
BAB III FORWARD CHAINNING ...
43
3.1. Anlisa Permasalahan ...
44
3.2. Algortima Sistem ...
15
3.3. Flowchart Program...
36
3.4. Pemodelan/ Perancangan Sistem ...
57
3.5. Implementasi Sistem………. 77
3.6. Diskusi………..
82
BAB IV DEMSTER SHAFER... ...
85
4.1.Implementasi Dempstr Shafer... . 85
4.2. Penerapan Demster Shafer... .. 92
4.3. Flowchart Program………... 97
4.4. Pemodelan/ Perancangan Sistem……… 107
4.5. implementasi Sistem……….. 108
4.6. Diskusi……… 113
BAB V TEOREMA BAYES... ... .. 115
5.1. Jenis-jenis penyakit ... . 115
5.2. Algoritma Sistem... 133
5.3. Flowchart Program………... 147
5.4. Pemodelan/ Perancangan Sistem………... 148
5.5. Antar muka pemakai……….. 154
BAB VI TEOREMA BAYES KASUS 2... ... .. 159
6.2. Aplikasi dengan ayes ... 160
6.3. Pengujian………. 185
5
BAB VII CERTAINTY FACTOR... ... …. . 190
7.1. Defenisi Certainty Factor ... ... 190
7.2. Implementasi Certainty Factor... 193
7.3. Analisis Permasalahan………. 206
7.4. Pembuatan Aplikasi……….. 213
7.5 Pengujian………. 216
7.6. Kelebihan Sistem……… 219
6
BAB.
1
MENGENAL SISTEM PAKAR
1.1 Defenisi Sistem Pakar
Sistem pakar adalah program kecerdasan buatan yang menggabungkan pangkalan
pengetahuan base dengan sistem inferensi untuk menirukan seorang pakar. Sistem pakar
merupakan sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer
dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Diharapkan dengan
sistem pakar ini, pengguna dapat menyelesaikan masalah tertentu, tanpa bantuan para ahli dalam
bidang tersebut.
Suatu sistem dikatakan sistem pakar apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terbatas pada domain keahlian tertentu.
2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak pasti.
3. Dapat menjelaskan alasan-alasan dengan cara yang dapat dipahami.
4. Bekerja berdasarkan pada kaidah atau rule tertentu.
5. Mudah dimodifikasi.
6. Basis pengetahuan dan mekanisme inferensi terpisah.
7. Keluarnya atau output bersifat anjuran.
8. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai.
Ada dua bagian penting dari Sistem pakar, yaitu lingkungan pengembangan (development
environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan pengembangan
digunakan oleh pembuat sistem pakar untuk membangun komponen-komponennya dan
memperkenalkan pengetahuan ke dalam knowledge base (basis pengetahuan). Lingkungan
konsultasi digunakan oleh pengguna untuk berkonsultasi sehingga pengguna mendapatkan
pengetahuan dan nasihat dari Sistem Pakar layaknya berkonsultasi dengan seorang pakar.
Aksi yang direkomendasi Fasilitas Penjelasan Motor inferensi
Blackboard
Rencana Agenda Solusi Deskripsi masalah Perbaikan pengetahuan Rule : logical referenceRekayasa Pengetahuan
Pengetahuan pakar
Akuisi pengetahuan
8
Sumber: kecerdasan buatan(2010:167)
Gambar 2.1 Komponen-komponen yang penting dalam sebuah sistem pakar
Keterangan :
1. Akuisi Pengetahuan
Subsistem ini digunakan untuk memasukkan pengetahuan dari seorang pakar dengan cara
merekayasa pengetahuan agar bisa diproses oleh komputer dan menaruhnya ke dalam basis
pengetahuan dengan format tertentu (dalam bentuk representasi pengetahuan).
Sumber-sumber pengetahuan bisa diperoleh dari pakar, buku, dokumen multimedia, basis data,
laporan riset khusus, dan informasi yang terdapat di web.
9
Basis pengetahuan mengandung pengetahuan yang diperlukan untuk memahami,
memformulasikan dan menyelesaikan masalah. Basis pengetahuan terdiri dari dua elemen
dasar, yaitu :
a. Fakta, misalnya situasi, kondisi, atau permasalahan yang ada.
b. Rule (Aturan), untuk mengarahkan penggunaan pengetahuan dalam memecahkan
masalah.
3. Mesin Inferensi (Inference Engine)
Mesin inferensi adalah sebuah program yang berfungsi untuk memandu proses penalaran
terhadap suatu kondisi berdasarkan pada basis pengetahuan yang ada, memanipulasi dan
mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan untuk
mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi
pengendalian, yaitu strategi yang berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan proses
penalaran. Ada tiga teknik pengendalian yang digunakan, yaitu forward chaining, backward
chaining, dan gabungan dari kedua teknik tersebut.
4. Daerah Kerja (Blackboard)
Untuk merekam hasil sementara yang akan dijadikan sebagai keputusan dan untuk
menjelaskan sebuah masalah yang sedang terjadi, Sistem Pakar membutuhkan Blackboard,
yaitu area pada memori yang berfungsi sebagai basis data. Tiga tipe keputusan yang dapat
direkam pada blackboard, yaitu:
a. Rencana : bagaimana menghadapi masalah
b. Agenda : aksi-aksi potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi.
c. Solusi : calon aksi yang akan dibangkitkan.
10
Digunakan sebagai media komunikasi antara pengguna dan Sistem Pakar. Komunikasi ini
paling bagus bila disajikan dalam bahasa alami (natural language) dan dilengkapi dengan
grafik, menu, dan formulir elektronik. Pada bagian ini akan terjadi dialog antara Sistem
Pakar dan pengguna.
6. Subsistem Penjelasan (Explanation Subsystem / Justifier)
Berfungsi memberi penjelasan kepada pengguna, bagaimana suatu kesimpulan dapat
diambil. Kemampuan seperti ini sangat penting bagi pengguna untuk mengetahui proses
pemindahan keahlian pakar maupun dalam pemecahan masalah.
7. Sistem Perbaikan Pengetahuan (Knowledge Refining System)
Kemampuan memperbaiki pengetahuan (knowledge refening system) dari seorang pakar
diperlukan untuk menganalisis pengetahuan, belajar dari kesalahan masa lalu, kemudian
memperbaiki pengetahuannya sehingga dapat dipakai pada masa mendatang. Kemampuan
evaluasi diri seperti itu diperlukan oleh program agar dapat menganalisis alasan-alasan
kesuksesan dan kegagalannya dalam mengambil kesimpulan. Dengan cara ini basis
pengetahuan yang lebih baik dan penalaran yang lebih efektif akan dihasilkan.
8. Pengguna (User)
Pada umumnya pengguna sistem pakar bukanlah seorang pakar (non-expert) yang
membutuhkan solusi, saran, atau pelatihan (training) dari berbagai permasalahan yang ada.
1.3 Pengembangan Sistem Pakar
Pengembangan penjelasan lebih lanjut mengenai keunggulan sistem pakar
dibanding seorang pakar, yaitu:
1.
Sistem pakar bisa digunakan setiap hari menyerupai sebuah mesin sedangkan seorang
pakar tidak mungkin bekerja terus menerus setiap hari tanpa beristirahat.
11
2.
Sistem pakar merupakan suatu software yang dapat diperbanyak dan kemudian dibagikan
ke berbagai lokasi maupun tempat yang berbeda untuk digunakan sedangkan seorang
pakar hanya bekerja pada satu tempat dan pada saat yang bersamaan.
3.
Suatu sistem pakar dapat diberi pengamanan untuk menentukan siapa saja yang diberikan
hak akses untuk menggunakannya dan jawaban yang diberikan oleh sistem terbebas dari
proses intimidasi atau ancaman, sedangkan seorang pakar bisa saja mendapat ancaman
atau tekanan pada saat menyelesaikan permasalahan.
4.
Pengetahuan (knowledge) yang disimpan pada sistem pakar tidak akan bisa hilang atau
lupa, yang dalam hal ini tentu harus didukung oleh maintenance yang baik, sedangkan
pegetahuan seorang pakar manusia lambat laun akan hilang karena meninggal, usia yang
semakin tua, maupun menderita suatu penyakit.
5.
Kemampuan memecahkan masalah pada suatu sistem pakar tidak dipengaruhi oleh faktor
dari luar seperti intimidasi, perasaan kejiwaan, faktor ekonomi atau perasaan tidak suka.
6.
Umumnya kecepatan dalam memecahkan masalah pada suatu sistem pakar relatif lebih
cepat dibandingkan oleh seorang pakar manusia.
7.
Biaya menggaji seorang pakar lebih mahal bila dibandingkan dengan penggunaan
program sistem pakar (dengan asumsi bahwa program sistem pakar itu sudah ada).
1.4 Metode Inferensi
Inferensi adalah proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau
diasumsi. Inferensi adalah konklusi logis (logical conclusion) atau implikasi berdasarkan
informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang
disebut Inference Engine (Mesin inferensi).
12
1.5 Bentuk Sistem Pakar
Ada 4 bentuk sistem pakar yaitu :
1. Berdiri sendiri.
Sistim pakar jenis ini merupakan software yang berdiri sendiri tidak bergabung dengan
software yang lainnya.
2. Tergabung.
Sistem pakar jenis ini merupakan bagian program yang terkandung di dalam suatu algoritma
konvensional, atau merupakan program di mana di dalamnya memanggil algoritma subrutin
lain.
3. Menghubungkan ke software yang lain
Bentuk ini biasanya merupakan sistem pakar yang menghubungkan ke suatu paket program
tertentu, misalnya dengan DBMS (Data Base Management System).
4. Sistem mengabdi.
Sistem pakar merupakan bagian dari komputer khusus yang dihubungkan dengan suatu
fungsi tertentu.Misalnya sistem pakar yang digunakan untuk membantu menganalisis data
radar.
1.6 Arsitektur Sistem Pakar
Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan
(development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan
pengembangan digunakan oleh pembuat sistem pakar untuk membangun
komponenen-komponennya dan memperkenalkan pengetahuan ke dalam knowladge base (basis pengetahuan).
13
Lingkungan konsultasi digunakan penguna untuk berkonsultasi sehingga pengguna mendapatkan
pengetahuan dan nasihat dari sistem pakar layaknya berkonsultasi dengan pakar.
1.7 Metode Inferensi
Metode inferensi merupakan suatu cara penarikan kesimpulan yang dilakukan oleh mesin
inferensi dalam menyelesaikan masalah. Secara umum metode inferensi dalam sistem pakar
terdiri atas 2 yaitu :
a. Pelacakan Ke Depan (Forward Chaining)
Menurut Irawan 2007 dalam ( Rima Izzul Millah dkk.) metode forward chaining adalah
suatu metode dari inference engine untuk memulai penalaran atau pelacakan suatu data dari
fakta-fakta yang ada menuju suatu kesimpulan. Forward chaining juga dapat diartikan strategi
pengambilan keputusan yang dimulai dari bagian premis (fakta) menuju konklusi (kesimpulan
akhir) (Kusrini,2006).
Pelacakan kedepan adalah pendekatan yang dimotori data ( data-driven ). Dalam
pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba
menggambarkan kesimpulan. Pelacakan kedepan, mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF
dari aturan IF – THEN.
Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian kiri (IF dahulu). Dengan kata lain,
penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis.
Contoh penerapan forward chaining pada pendeteksian penyakita ayam dapat dilihat pada kasus
di bawah ini :
14
AND nafas sesak/megap-megap
AND badan kurus
AND bulu kusam dan berkerut
AND diare
AND produksi telur menurun
AND mencret keputih-putihan
AND kedinginan
AND kaki bengkak
AND terdapat kotoran putih menempel di sekitar dubur
THEN Berak kapur / Pullorum Disease
Secara sederhana kaidah di atas dapat dijelaskan bahwa IF dan AND merupakan bagian premis
(fakta). Fakta ini harus diinputkan terlebih dahulu, kemudian hasil penginputan tersebut akan
otomtis diperoleh konklusinya dalam bentuk THEN
b. Pelacakan Ke Belakang (Backward Chaining)
Backward Chaining adalah suatu strategi pengambilan keputusan dimulai dari pencarian
solusi dari kesimpulan kemudian menelusuri fakta-fakta yang ada hingga menemukan solusi
yang sesuai dengan fakta-fakta yang diberikan pengguna (Kusrini, 2006). Contoh penalaran
backward chaining adalah :
Lampu 1 rusak.
IF lampu 1 dinyalakan
AND lampu 1 tidak menyala
15
AND sekering masih utuh
Penalaran di atas dapat dijelaskan bahwa sistem terlebih dahulu menduga.
1.8 Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar
Ada beberapa keuntungan di dalam sistem pakar, di antaranya :
1. Menghimpun data dalam jumlah yang besar
2. Menyimpan data tersebut dalam jangka waktu yang lama dalam bentuk tertentu
3. Mengerjakan perhitungan secara cepat dan tepat serta mencari kembali data yang tersimpan
dengan kecepatan tinggi
Sementara kemampuan sistem pakar ( expert system ) di antaranya adalah :
1. Menjawab berbagai pertanyaan yang menyangkut bidang keahliannya
2. Bila diperlukan dapat menyajikan asumsi dan latar penalaran yang digunakan untuk sampai
ke jawaban yang dikehendaki.
3. Menambah fakta kaidah dan alur penalaran.
Selajutnya keuntungan yang bisa diambil dari sistem pakar adalah :
1. Menjadikan pengetahuan lebih mudah didapat.
2. Meningkatkan output dan produktifitas.
3. Menyimpan kemampuan dan keahlian para pakar.
4. Meningkatkan penyelesaian masalah, penerangan, sistem pakar khas.
5. Meningkatkan realibitas.
16
6. Memberikan respons (jawaban) yang cepat.
7. Merupakan panduan yang intelegence (cerdas).
8. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung ketidakpastian
9. Inteligent databases (basis data cerdas), bahwa sistem pakar dapat digunakan untuk
mengakses basis data dengan cara cerdas
Selain keuntungan – keuntungan di atas, sistem pakar seperti halnya sistem yang lainnya juga
memiliki kelemahan, di antaranya adalah :
1. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan, di mana pengetahuan tidak selalu bisa didapat
dengan mudah. Hal ini disebabkan terkadang karena kepakaran tersebut tidak ada atau
pendekatan yang dibuat oleh satu pakar dengan pakar lainnya berbeda.
2. Untuk membuat suatu sistem yang berkualitas sangat sulit dan memerlukan biaya yang
tinggi.
3. Boleh jadi sistem pakar tidak dapat membuat keputusan.
4. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walaupun sering tidak sempurna atau tidak
selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang sebelum digunakan. Dalam hal ini peranan
manusia merupakan faktor dominan
Kelemahan – kelemahan dari sistem pakar tersebut bukanlah sama sekali tidak bisa
diatasi, tetapi dengan terus melakukan perbaikan dan pengolahan berdasarkan pengalaman yang
telah
ada maka hal ini diyakini akan dapat diatasi, walaupun dalam waktu yang panjang dan terus menerus .17
BAB.
2
BACKWARD CHAINNING SYSTEM
Backward Chaining adalah metode inferensi yang bekerja mundur kearah kondisi awal.
Proses diawali dari Goal ( yang berada dibagian THEN dan rule IF-THEN), kemudian pencarian
mulai dijalankan untuk mencocokkan apakah fakta-fakta yang ada cocok dengan premis-premis
dibagian IF. Jika cocok, rule dieksekusi, kemudian hipotesis dibagian THEN ditempatkan di
basis data sebagai fakta baru. Jika tidak cocok, simpan premis di bagian IF ke dalam stack
sebagai sub Goal. Proses berakhir jika Goal ditemukan atau tidak ada rule yang bisa
membuktikan kebenaran dari sub atau Goal. Gambar 1 menunjukkan proses Backward Chaining.
Gambar 2.1 Proses Backward Chaining
2.1 Implementasi
Penggunaan Metode Backward Chainning untuk Menentukan Kesesuaian Pembayaran
Rekening Air Pelanggan pada PDAM.. Sistem informasi ini sangat dibutuhkan oleh pelanggan,
karena tidak banyak pelanggan yang mengetahui tentang rekening yang dibanyarnya sesuai atau
tidak. Untuk mempermudah pelanggan dibuat program untuk mengetahui tentang informasi dari
penyesuaian tarif rekening yang harus dan tidak seharusnya dibayar.
18
Dalam kesesuaian pemakaian air pelanggan memilih beberapa kriteria yang harus dipilih
oleh pelanggan. Berikut ini adalah kriteria untuk kesesuaian pemakaian air : NPA (Nomor
Pelanggan Air ) (Q1), Angka Meter Awal (Q2), Angka Meter Akhir (Q3), Jumlah Pemakaian
(Q4), Kaca Meter Kabur (Q5), Kaca Meter Pecah (Q6), Kaca Meter Putus (Q7), Meteran tetap
berjalan walaupun kran air sudah dimatikan (Q8), Meteran berhenti pada saat kran air dimatikan
(Q9). Dimana Sesuai (S1) dan Tidak Sesuai (S2). Maka berikut adalah rule sisten informasi
keluhan pelanggan dalam kesesuaian pemakaian air :
Rule 1 : Then “ S2 “
IF “ Q4, Q5, Q9 ”
“ Q4, Q6, Q9 “
“ Q8 “
“ Q2, Q5 “
“ Q3, Q6 ”
“ Q4, Q7 “
“ Q4, Q8 “
Rule 2 : Then “ S2 “
IF “ Q4, Q9 “
“ Q2 “
“ Q3 “
“ Q4 “
“ Q3, Q9 “
“ Q2, Q9 “
19
Tabel 2.1 Pengelompokan Parameter
Kriteria
Parameter
Ket
Q4, Q5, Q9
P1
Jumlah pemakaian, kaca meter kabur, meteran
berhenti pada saat kran air dimatikan
Q4, Q6, Q9
P2
Jumlah pemakaian, kaca meter pecah, meteran
berhenti pada saat kran air dimatikan
Q4, Q7, Q9
P3
Jumlah pemakaian, kaca meter putus, meteran
berhenti pada saat kran air dimatikan
Q8
P4
Meteran tetap berjalan walaupun kran air
dimatikan
Q2, Q5
P5
Angka meter awal, kaca meter kabur
Q3, Q6
P6
Angka meter akhir, kaca meter pecah
Q4, Q7
P7
Jumlah pemakaian, kaca meter putus
Q4, Q8
P8
Jumlah pemakaian, meteran tetap berjalan walau
kran air dimatikan
Q4, Q9
P9
Jumlah pemakaian, meteran berhenti pada saat
kran air dimatikan
Q2
P10
Angka meter awal
Q3
P11
Angka meter akhir
Q4
P12
Jumlah meter
Q3, Q9
P13
Angka meter akhir, meteran berhenti pada saat
kran air dimatikan
20
kran air dimatikan
Maka diperoleh rule sebagai berikut :
Tabel 2.2 Tampilan Rule
Rule
If
Then
1
P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8
S1
2
P9, P10, P11, P12, P13, P14
S2
Dari kumpulan rule diatas maka didapatlah Goal kesesuaian dan parameter keluhan
pelanggan dalam kesesuaian pemakaian air seperti dibawah ini :
Gambar 2.2 Goal Sesuai (S1) Tidak Sesuai(S2)
21
Goal S1 : dikatakan Sesuai jika memiliki gejala Jumlah pemakaian, kaca meter kabur, meteran
berhenti pada saat kran air dimatikan (P1), Jumlah pemakaian, kaca meter pecah, meteran
berhenti pada saat kran air dimatikan (P2), Jumlah pemakaian, kaca meter putus, meteran
berhenti pada saat kran air dimatikan (P3), Meteran tetap berjalan walaupun kran air dimatikan
(P4), Angka meter awal, kaca meter kabur (P5), Angka meter akhir, kaca meter pecah (P6),
Jumlah pemakaian, kaca meter putus (P7), Jumlah pemakaian, meteran tetap berjalan walau kran
air dimatikan (P8).
Goal S2 : Dikatakan Tidak Sesuai jika memiliki gejala Jumlah pemakaian, meteran berhenti pada
saat kran air dimatikan (P9), Angka meter awal (P10), Angka meter akhir (P11), Jumlah meter
(P12), Angka meter akhir, meteran berhenti pada saat kran air dimatikan (P13), Angka meter
awal, meteran berhenti pada saat kran air dimatikan (P14).
Sehingga, If P1 and P2 and P3 and P4 and P5 and P6 and P7 and P8 Then S1
If P9 and P10 and P11 and P12 and P13 and P14 and P 15 and P 16 Then S2
If Q4 and Q5 and Q6 then P1
If Q4 and Q6 and Q9 then P2
Dst..
2.2 Algoritma Sistem
Penggunaan strategi pencarian backward chaining untuk membangun mesin inferensi
memerlukan suatu algorima tertentu sehingga bisa diimplementasikan menggunakan bahasa
pemrograman.
22
Gambar 2.2 Algoritma Sistem
Penjelasan :
1. Petugas menghidupkan komputer dan melakukan registrasi menginput
username dan
password.
2.
Pelanggan datang untuk melaporkan keluhan.
3.
Pelanggan menginput data pelanggan setelah itu disimpan.
23
5.
Jika input kesalahan yang diplih pada parameter yang ada sesuai maka
sistem
akan
memproses “sesuai” dan memberikan informasi tentang
kesesuaiannya.
6.
Jika input kesalahan yang diplih pada parameter yang ada tidak sesuai maka
sistem
akan memproses “tidak sesuai” dan memberikan informasi tentang ketidak sesuaiannya.
2.3 Flowchart Program
Dibawah ini rancangan Flowchart program untuk menentukan kesesuaian pemakaian
air, yaitu sebagai berikut :
2.3.1. Flowchart Login
24
2. 3.2 Flowchart Menu Utama
Y
T
Y
T
Gambar 2.4 Flowchart Menu Utama
Y X Data Customer Data Pengaduan
Customer
Pengaduan
X A B25
2.3.3 Flowchart Data Customer
Y
T
Y
T
Y
T
Y
T
Gambar 2.5 Flowchart Data Customer
A Data Customer Add Edit Bersih Batal InputData Simpan Duplika Jika Id
Simpan Data tbldatacustomer Id sudah ada Edit Data Simpan Hapus Kosongkan teks X
26
2.3.4. Flowchart Data Pengaduan
Y
T
T
Y
Gambar 2.6 Flowchart Data Pengaduan
Exit B Data Pengadu Memilih Parameter Sesuai dengan Keluhan pelangganProses Tampil aplikasi
pengaduan
27
2.4 Perancangan Sistem
Perancangan sistem adalah tahapan dimana sistem dimodelkan dalam bentuk alur
program seperti Use Case, Activity, Class Diagram.
2.4.1 Use Case Diagram
Berikut ini merupakan Use Case Diagram untuk keluhan pelanggan dalam kesesuaian
pemakaian air yaitu :
Sistem Kesesuaian Keluhan Pelanggan berdasarkan Pemakaian Air
28
2.4.2 Activity Diagram
Menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk mendeskripsikan
aktivitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunakan untuk aktifitas
lainnya. Berikut ini merupakan activity diagram untuk kesesuaian pemakaian air :
Activity
System
Gambar 2.8 Activity Diagram
Login Tampil Login
Cek login
Benar Salah
Menu Utama
Input Data Customer
Memilih ketidaksesuaian berdasarkan Parametter Tampilan Form Pengaduan Proses kesesuaian dengan backward chaining Hasil Proses kesesuaian dengan backward chaining
29
2.4.3 Class Diagram
Object adalah gambaran dari entity, baik dunia nyata atau konsep dengan batasan-batasan
dan pengertian yang tepat. Objek bisa mewakili sesuatu yang nyata seperti komputer, mobil atau
dapat berupa konsep seperti proses kimia, transaksi bank, permintaan pembelian, dll. Setiap
objek dalam sistem memiliki tiga karakteristik yaitu state ( status), Behavior ( Sifat) dan identity
( identitas).
Berikut ini merupakan class diagram untuk kesesuaian pemakaian air :
1
1....*
1
1....*
Gambar 2.9 Class Diagram
2.5 Rancangan Antarmuka (Interface)
Perancangan antarmuka memperjelas rutinitas program yang akan dijalankan oleh sebuah
sistem computer untuk memperjelaskan interaksi antar pemakai (user) dengan program yang
dibuat. Semua software pengembangan sistem informasi memberikan interface yang berbeda
User UserId : String Nama_User : string Kata_Kunci : String Simpan() Tampil() Login User Username Password Customer Npa/NPAL: String Nama: String No.Register/ No.Buku : String Add() Edit() Simpan() Bersih() Exit() Pengaduan No Urut: String Nama: String Tanggan : String Proses() Tampil ()
30
bagi user dan developer. User akan berhadapan dengan tampilan yang sederhana dan mudah,
sedangkan developer akan berhadapan dengan editor dan source code waktu mengembangkan
program. Pada bagian ini user bisa melihat dan berinteraksi dengan sistem, biasanya dalam
bentuk display teks ataupun grafik yang interaktif.
Di sini akan digambarkan rancangan antarmuka yang digunakan dalam sistem. Tampilan
antarmuka yang dibuat menggunakan form tampilan yang dilengkapi tombol (button) menu.
Tampilan antarmuka dibuat secara user friendly sehingga memudahkan masyarakat awam untuk
menggunakan sistem informasi untuk mengetahui kesesuaian pemakaian air yang digunakan.
Adapun rancangan antar mukanya adalah sebagai berikut:
1.
Form Login
Form login adalah form awal yang pertama kali muncul ketika menjalankan sistem
informasi ini. Form login ini dibuat dengan dua pilihan yang pertama user sebagai Admin , untuk
menjalankan program sebagai informasi maka dibutuhkan password untuk bisa menjalankan
sistem informasi ini. Yang kedua adalah user sebagai mana seorang user langsung bisa
menjalankan sistem ini. Adapun tampilannya adalah sebagai berikut :
31
Gambar 2.10 Rancangan Form Login
2. Form Menu Utama
Berikut ini merupakan gambar tampilan awal yang menggambarkan menu pilihan yang
dapat dipilih user (pengguna) yaitu :
a. Menu Input Data adalah menu yang memberikan informasi tentang data
pelanggan dan keluhan yang terjadi pada pelanggan beserta penjelasan.
b. Menu About adalah menu ini hanya berisi tentang keterangan menngenai program
keluhan pelanggan dalam kesesuaian pemakaian air.
32
Gambar 2.11 Rancangan Form Utama
3.
Form Customer
Form Customer ini berfungsi untuk mengisi data pelanggan dan melihat catatan dari
petugas. Dalam form ini dapat menambah nama pelanggan dan memperbaiki data pelanggan jika
ada yang salah. Adapun rancangan tampilannya adalah sebagai berikut ini :
33
4.
Form Pengaduan
Form pengaduan berfungsi untuk mengecek kesalahan yang terjadi pada pelanggan,
berikut bentuk form pengaduan :
Gambar 2.13 Rancangan Form Pengaduan
5.
Form About
Form About berfungsi untuk menjelaskan tentang pembuat dan juga tentang program
34
Gambar 2.14 Tentang Program
2.6 Implementasi Sistem
2.6.1 Form Halaman Utama
Form ini merupakan halaman utama yang berisikan menu – menu program yaitu : menu
input data, menu customer, menu pengaduan, menu laporan, menu about, dan menu exit.
Pengguna juga bisa menggunakan menu ini untuk melihat identitas dan mengisi identitas bagi
pelanggan baru serta juga bisa dipergunakan untuk melihat apakah pembayaran dengan
pemakaian sesuai. Berikut bentuk form utama :
35
Gambar 2.15 Tampilan form Utama
2.6.2 Form Data Customer
Form ini merupakan halaman untuk melihat identitas pelanggan atau untuk memasukkan
pelanggan baru dan dapat memperbaiki identitas pelanggan bila ada yang salah. Berikut adalah
bentuk form data customer :
36
Gambar 2.16 Tampilan Form Data Customer
2.6.3 Form Pengaduan
Form ini merupakan halaman untuk pengujian program, pada form ini pengguna bisa
memilih kesalah yang terjadi pada meteran anda. Tekan tombol proses untuk melakukan proses
kesesuaian, dan tekan tombol exit apabila anda telah telah selesai mengeceknya. Berikut adalah
bentuk form pengaduan :
37
2.6.4 Form Laporan Data Customer
Form ini hanya menjelaskan laporan tentang data customer, dan utuk keluar silahkan
pilih tanda silang pada layar yang sebelah kanan. Berikut tampilan form laporan data customer :
Gambar 2.18 Tampilan Form Laporan Data Customer
2.6.5 Form Menu About
Form ini berfungsi memberikan informasi tentang program ini dan tekan tombol keluar
untuk keluar dari program. Berikut bentuk form menu about :
38
2.6.5 Tampilan Database
Gambar 2.20 Tampilan Database
2.7 Pengujian Sistem
Pengujian sistem informasi ini meliputi pengujian identifikasi dengan menggunak metode
backward chaining. Data yang akan dipilih sebagai asumsi untuk melakukan pengujian ini
39
2.8. Diskusi
Misalkan diketahui sistem pakar yang menggunakan beberapa rule berikut.
R1:IF (P AND D) THEN R
R2:IF (X AND B AND E) THEN P
R3: IF A THEN X
R4: IF C THEN L
R5:IF (L AND M) THEN N
Fakta-fakta: A,B,C,D, dan E bernilai benar.
Goal: menentukan apakah R bernilai benar atau salah.
Penyelesaian:
Iterasi 1:
Database:A,B,C,D,E
Stack : R
Knowledge Base (Basis Pengetahuan)
R1:IF (Y AND D) THEN R
R2:IF(X AND B AND E) THEN P
R3: IF A THEN X
R4: IF C THEN L
R5: IF (L AND M) THEN N
40
D ada di database
Y tidak ada di database,simpan di stack.
Iterasi 2:
Database:A,B,C,D,E
Stack : R,Y
Knowledge Base (Basis Pengetahuan)
R1:IF (P AND D) THEN R
R2:IF(X AND B AND E) THEN P
R3: IF A THEN X
R4: IF C THEN L
R5: IF (L AND M) THEN N
Sub Goal : P
B,E ada di database
X tidak ada di database,simpan di stack.
Iterasi 3:
Database:A,B,C,D,E
Stack : R,P,X
Knowledge Base (Basis Pengetahuan)
R1:IF (P AND D) THEN R
R2:IF(X AND B AND E) THEN P
R3: IF A THEN X
41
R4: IF C THEN L
R5: IF (L AND M) THEN N
Sub Goal : X
A ada di database
X hapus dari stack dan masukkan ke fakta baru.
Iterasi 4:
Database:A,B,C,D,E, (Fakta Baru: X)
Stack : R,P
Knowledge Base (Basis Pengetahuan)
R1:IF (Y AND D) THEN R
R2:IF(X AND B AND E) THEN Y
R3: IF A THEN X
R4: IF C THEN L
R5: IF (L AND M) THEN N
Sub Goal : X
X,B, E ada di database
Y hapus dari stack dan masukkan ke fakta baru.
Iterasi 5:
Database:A,B,C,D,E, (Fakta Baru: X,P)
Stack : R
42
Knowledge Base (Basis Pengetahuan)
R1:IF (P AND D) THEN R
R2:IF(X AND B AND E) THEN P
R3: IF A THEN X
R4: IF C THEN L
R5: IF (L AND M) THEN N
Sub Goal : X
P, D ada di database
R hapus dari stack dan masukkan ke fakta baru.
Sehingga,
Database:A,B,C,D,E, (Fakta Baru: X,
P,R)
Karena Goal R ditemukan di database, maka proses
pencarian dihentikan. Disini terbukti bahwa R bernilai
Benar.
43
BAB.
3
FORWARD CHAINNING
Metode forward chaining adalah suatu metode dari inference engine untuk memulai penalaran suatu data dari fakta-fakta yang ada menuju suatu kesimpulan. Forward chaining juga dapat diartikan strategi pengambilan keputusan yang dimulai dari bagian premis (fakta) menuju konklusi (kesimpulan akhir) .
Pelacakan kedepan adalah pendekatan yang dimotori data ( data-driven ). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan. Pelacakan kedepan, mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF dari aturan IF – THEN.
Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian kiri (IF dahulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis.
Gambar 3.1 Proses Forward Chaining
Contoh penerapan forward chaining pada pendeteksian penyakita ayam dapat dilihat pada kasus
di bawah ini :
IF nafsu makan berkurang
Observasi A Observasi B Aturan R1 Aturan R2 Fakta A Fakta B Aturan R3 Aturan R2 Kesimpulan 1 Fakta C Kesimpulan 244
AND nafas sesak/megap-megap
AND badan kurus
AND bulu kusam dan berkerut
AND diare
AND produksi telur menurun
AND mencret keputih-putihan
AND kedinginan
AND kaki bengkak
AND terdapat kotoran putih menempel di sekitar dubur
THEN Berak kapur / Pullorum Disease
Secara sederhana kaidah di atas dapat dijelaskan bahwa IF dan AND merupakan bagian premis
(fakta). Fakta ini harus diinputkan terlebih dahulu, kemudian hasil penginputan tersebut akan
otomtis diperoleh konklusinya dalam bentuk THEN
3.1 Analisa Permasalahan
Ada beberapa jenis-jenis penyakit yang diderita oleh ayam, berikut ini jenis-jenis penyakit ayam :
Kode Nama Penyakit Nama Latin
P001 Berak kapur Pullorum Disease
P002 Kolera Ayam Fowl Cholera
P003 Flu Burung Avian Influenza
P004 Tetelo Newcastle Disease
P005 Tipus Ayam Fowl Typhoid
P006 Berak Darah Coccidosis
45
P008 Salesma Ayam Infectious Coryza
P009 Batuk Ayam Menahun Infectious Bronchitis
P010 Busung Ayam Lymphoid Leukosis
P011 Batuk Darah Infectious Laryngotracheitis
Tabel 6.1 Daftar Penyakit Ayam yang Sering Timbul
Kode Nama Penyakit Nama Latin
P012 Mereks Mereks Disease
P013 Produksi Telur Egg Drop Syndrome
76/EDS 76
P014 Produksi Awal Pullet Disease
P001 sampai dengan P011 merupakan kode yang diberikan penulis untuk mempermudah mengetahui jenis penyakit ayam. Kode ini nantinya akan digunakan di aplikasi sistem pakar yang dibuat. Jadi, kesimpulannya kode ini bukan kode baku atau kode yang tetap dari dinas kesehatan hewan, tetapi kode ini hanyalah untuk mempermudah pengguna aplikasi sistem pakar ini untuk mengetahui jenis penyakit ayamnya saja.
3.2 Algoritma Sistem
Untuk mengetahui penyakit ayam, maka harus diketahui terlebih dahulu gejala-gejala penyebab penyakit ayam tersebut. Berikut gejala-gejala tiap penyakit ayam.
46
3.2.1 Gejala Penyakit Berak Kapur
Penyakit berak kapur memiliki nama latin pullorum disease disebut juga bacillary white diarrhea dan yang lebih populer disebut penyakit berak kapur atau berak putih. Berikut gejala-gejala yang muncul pada penyakit ini :
Tabel 3.2 Daftar Gejala Penyakit Berak Kapur
Kode Nama Gejala
G001 Nafsu makan berkurang G002 Nafas sesak/megap-megap G004 Nafas cepat
G007 Badan kurus
G008 Bulu kusam dan berkerut G009 Diare
G010 Produksi telur menurun G013 Kedinginan
G016 Mencret keputih-putihan G024 Kaki bengkak
G037 Terdapat kotoran putih menempel di sekitar anus
3.2.2 Gejala Penyakit Kolera Ayam
Penyakit kolera ayam memiliki nama latin penyakit fowl cholera, merupakan penyakit ayam yang dapat menyerang secara pelan-pelan dan juga dapat menyerang secara mendadak. Berikut gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini :
47
Kode Nama Gejala
G001 Nafsu makan berkurang G002 Nafas sesak/megap-megap G003 Nafas ngorok
G006 Batuk
G008 Bulu kusam dan berkerut G009 Diare
G010 Produksi telur menurun
G012 Kelihatan ngantuk dan bulu berdiri G014 Tampak lesu
G015 Mencret kehijau-hijauan G018 Banyak minum
G022 Jengger membengkak merah G025 Kaki meradang/lumpuh
G029 Keluar cairan dari mata dan hidung
3.2.3 Gejala Penyakit Flu Burung
Penyakit flu burung memiliki nama latin avian influenza, disebut juga penyakit fowl plaque. Pertama kali terjadi di Italia sekitar tahun 1800. Selanjutnya menyebar luas sampai tahun 1930, setelah itu menjadi sporadis dan terlokasisasi terutama di timur tengah. Berikut daftar gejala-gejala penyakit flu burung :
48
Tabel 3.4 Daftar Gejala Penyakit Flu BurungKode Nama Gejala
G001 Nafsu makan berkurang G002 Nafas sesak/megap-megap G003 Nafas ngorok
G005 Bersin-bersin G006 Batuk G009 Diare
G010 Produksi telur menurun G020 Nampak membiru
G028 Keluar cairan berbusa dari mata G015 Mencret kehijau-hijauan G031 Kepala bengkak
G041 Mati secara mendadak
3.2.4 Gejala Penyakit Tetelo
Penyakit tetelo memiliki nama latin newcastle disease disebut juga pseudovogel pest rhaniket atau tortor furrens. Di Indonesia populer dengan sebutan tetelo. Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Doyle pada tahun 1927, di daerah newcastleon tyne, Inggris. Berikut ini daftar gejala-gejala penyakit tetelo :
49
Tabel 3.5 Daftar Gejala Penyakit TeteloKode Nama Gejala
G001 Nafsu makan berkurang
G002 Nafas sesak/megap-megap
G003 Nafas ngorok
G005 Bersin-bersin
G006 Batuk
G010 Produksi telur menurun
G014 Tampak lesu
G015 Mencret kehijau-hijauan
G021 Sempoyongan
G032 Kepala terputar
3.2.5 Gejala Penyakit Tipus
Penyakit tipus memiliki nama latin fowl typhoid, dikenal sebagai penyakit tipus ayam, tergolong penyakit menular. Berikut daftar gejala-gejala penyakit tipus :
50
Tabel 3.6 Daftar Gejala Penyakit TipusKode Nama Gejala
G001 Nafsu makan berkurang G007 Badan kurus
G008 Bulu kusam dan berkerut G009 Diare
G012 Kelihatan ngantuk dan bulu berdiri G014 Tampak lesu
G015 Mencret kehijau-hijauan G023 Jengger pucat
3.2.6 Gejala Penyakit Berak Darah
Penyakit berak darah memiliki nama latin coccidosis, merupakan penyakit menular yang ganas, di kalangan para peternak ayam disebut juga penyakit berak darah. Penyakit ini ditemukan pada tahun 1674. Berikut daftar gejala-gejala penyakit berak darah :
51
Tabel 3.7 Daftar Gejala Penyakit Berak DarahKode Nama Gejala
G001 Nafsu makan berkurang G007 Badan kurus
G008 Bulu kusam dan berkerut G010 Produksi telur menurun G017 Mencret bercampur darah G019 Muka pucat
3.2.7 Gejala Penyakit Gumboro
Penyakit gumboro memiliki nama latin infectious bursal disease. Pertama kali ditemukan dan dilaporkan pada tahun 1975 oleh Dr. Csgrove di daerah gumboro, deleware, Amerika serikat. Berikut daftar gejala-gejala penyakit ini :
Tabel 3.8 Daftar Gejala Penyakit Gumboro
Kode Nama Gejala
G001 Nafsu makan berkurang G008 Bulu kusam dan berkerut G014 Tampak lesu
G016 Mencret keputih-putihan
G039 Tidur paruhnya diletakkan di lantai G040 Duduk dengan sikap membungkuk
52
3.2.8 Gejala Penyakit Salesma
Penyakit salesma memiliki nama latin infectious coryza, disebut juga infectious cold, Snot, Rhinitis atau Roup. Berikut daftra gejala-gejala penyakit ini:
Tabel 3.9 Daftar Gejala Penyakit Salesma
Kode Nama Gejala
G001 Nafsu makan berkurang G005 Bersin-bersin
G009 Diare
G010 Produksi telur menurun G027 Kelopak mata kemerahan G030 Keluar nanah dari mata dan bau G034 Pembengkakan dari sinus dan mata
3.2.9 Gejala Penyakit Batuk Menahun
Penyakit batuk menahun memiliki nama latin infectious bronchitis, pertama kali ditemukan pada tahun 1930 dan penyakit ini mulai menjadi wabah sejak tahun 1940. Pada tahun 1950 penyakit infectious bronchitis sudah dapat dikendalikan dengan efektif. Berikut gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini :
53
Tabel 3.10 Daftar Gejala Penyakit MenahunKode Nama Gejala
G001 Nafsu makan berkurang G003 Nafas ngorok
G005 Bersin-bersin G006 Batuk G009 Diare
G010 Produksi telur menurun
G012 Kelihatan ngantuk dan bulu berdiri G013 Kedinginan
G014 Tampak lesu G020 Nampak membiru
3.2.10 Gejala Penyakit Busung Ayam
Penyakit busung ayam memiliki nama latin lymphoid leukosis, penyakit ini termasuk kelompok leukosis komplex disease. Penyakit ini banyak menyerang ayam di Indonesia. Berikut gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini :
54
Tabel 3.11 Daftar Gejala Penyakit Busung AyamKode Nama Gejala
G001 Nafsu makan berkurang G002 Nafas sesak/megap-megap G007 Badan kurus
G008 Bulu kusam dan berkerut G023 Jengger pucat
G035 Perut membesar
3.2.11 Gejala Penyakit Batuk Darah
Penyakit batuk darah memiliki nama latin infcentious laryngotracheitis, disebut juga infectious tracheitis. Jenis penyakit ini ditemukan pada tahun 1925, dan secara resmi diakui oleh committee on pultry disease of the american veterinary medical association, pada tahun 1931. Berikut daftar gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini :
Tabel 3.12 Daftar Gejala Penyakit Batuk Darah
Kode Nama Gejala
G002 Nafas sesak/megap-megap G003 Nafas ngorok
G005 Bersin-bersin G006 Batuk G033 Mata Berair
55
3.2.12 Gejala Penyakit Mereks
Penyakit mereks memiliki nama latin mereks disease. Pada awalnya penyakit ini dimasukkan dalam kelompok leukosis complex disease, namun setelah ditemukan penyebabnya dan penanggulangannya, penyakit ini dipisahkan dari kelompok leukosis complex disease. Berikut daftar gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini :
Tabel 3.13 Daftar Gejala Penyakit Mereks
Kode Nama Gejala
G001 Nafsu makan berkurang G004 Nafas cepat G007 Badan kurus G019 Muka pucat G021 Sempoyongan G026 Kaki pincang G036 Sayap menggantung
3.2.13 Gejala Penyakit Produksi Telur
Penyakit produksi telur memiliki nama latin egg drop syndrome, merupakan penyakit ayam yang ada pada tahun 1976, dilaporkan van eck di Nederland. Di kalangan pakar kesehatan ternak, penyakit ini disebut egg drop syndrome 76. Berikut daftar gejala-gejala penyakit ini :
56
Tabel 3.14 Daftar Gejala Penyakit Produksi TelurKode Nama Gejala
G004 Nafas cepat
G010 Produksi telur menurun G011 Kualitas telur jelek G015 Mencret kehijau-hijauan
3.2.14 Gejala Penyakit Produksi Awal
Penyakit produksi awal memiliki nama latin pullet disease, disebut juga blue comb, avian monocytosis, dan summer disease. Penyakit ini umum menyerang ayam yang sedang mengawali produksi telurnya yang pertama. Berikut ini daftar gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini :
Tabel 3.15 Daftar Gejala Penyakit Produksi Awal
Kode Nama Gejala
G009 Diare
G010 Produksi telur menurun G016 Mencret keputih-putihan G022 Jengger membengkak merah
3.3 Flowchart Program
Basis pengetahuan didapat dari para pakar adalah masalah penyakit ayam tentunya basis pengetahuan ini dapat diperoleh dari pakar ayam atau dokter hewan. Selain itu basis pengetahuan dapat diperoleh dari buku-buku yang membahas tentang penyakit ayam. Analisis permasalahan yang digunakan
57
adalah menggunakan diagram flowchart. Berikut flowchart analisis permasalahan sebelum merancang aplikasi sistem pakar.Flowchart Diagnosa Penyakit Ayam
Gambar 3.2 Flowchart Diagnosa Penyakit Ayam
3.4 Pemodelan / Perancangan Sistem
Tahap berikutnya adalah tahap perancangan yang bertujuan untuk membuat suatu perancangan kerangka dasar yang akan digunakan, sistem masukan yang dibutuhkan, keluaran yang diharapkan, serta prosedur penggunaan sistem. Tahapan yang akan dilakukan dalam perancangan sistem antara lain perancangan Use Case Diagram, Activity Diagram dan perancangan interface.
Mulai Pilih Gejala Gejala Jawab Ya Ya Masukkan Ke temp_gejala dan temp_penyakit Tidak Masukkan Ke
Data Peternak Selesai
Tampilkan Data Peternak
58
3.4.1 Perancangan Use Case Diagram
Perancangan use case diagram sistem pakar mendeteksi penyakit pada ayam dengan menggunakan metode forward chaining adalah sebagai berikut :
a. Usecase Untuk Halaman Depan Diagnosa Penyakit Ayam
Gambar 3.3 Usecase Halaman Depan Diagnosa Penyakit
Dari gambar 3.3 peternak mendaftarkan biodatanya selanjutnya akan peternak akan menerima diagnosa dalam bentuk pernyataan. Peternak harus menjawab Ya atau Tidak sesuai dengan pernyataan yang tampil.
3.4.2 Representasi Pengetahuan
Representasi pengetahuan yang digunakan adalah dengan menggunakan kaidah produksi. Perlu diketahui representasi ini nantinya akan digunakan untuk menentukan proses pencarian atau menentukan kesimpulan yang didapat.
Peternak
Daftar Peternak
«extends»
Diagnosa Penyakit «uses»
59
a. Rule 1
Pada aturan 1 (rule 1), dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit berak kapur.
IF nafsu makan berkurang
AND nafas sesak/megap-megap
AND badan kurus
AND bulu kusam dan berkerut
AND diare
AND produksi telur menurun
AND mencret keputih-putihan
AND kedinginan
AND kaki bengkak
AND terdapat kotoran putih menempel di sekitar dubur
THEN berak kapur / pullorum disease.
b . Rule 2
Pada rule 2 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit kolera ayam.
IF nafsu makan hilang
AND nafas sesak/megap-megap
60
AND bulu kusam dan berkerutAND diare
AND produksi telur menurun
AND kelihatan mengantuk dengan bulu berdiri
AND tampak lesu
AND mencret kehijau-hijauan
AND banyak minum
AND jengger membengkak merah
AND kaki meradang/lumpuh
AND keluar cairan dari mata dan hidung
THEN kolera ayam/ fowl cholera.
c. Rule 3
Pada aturan 3 (rule 3) dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit flu burung.
IF nafsu makan hilang
AND nafas sesak/megap-megap
AND nafas ngorok
AND bersin-bersin
61
AND diareAND produksi telur menurun
AND nampak membiru
AND keluar cairan berbusa dari mata
AND kepala bengkak
AND mati secara mendadak
THEN flu burung/avian influenza.
d. Rule 4
Pada aturan 4 atau rule 4 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit tetelo.
IF nafsu makan hilang
AND nafas sesak/megap-megap
AND nafas ngorok
AND bersin-bersin
AND batuk
AND produksi telur menurun
AND tampak lesu
AND mencret kehijau-hijauan
62
AND kepala berputarTHEN tetelo/newcastle disease.
e. Rule 5
Pada aturan 5 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit tipus ayam.
IF nafsu makan hilang
AND badan kurus
AND bulu kusam dan berkerut
AND diare
AND kelihatan ngantuk dengan bulu berdiri
AND tampak lesu
AND mencret kehijau-hijauan
AND jengger pucat
THEN tipus ayam/fowl typhoid.
f. Rule 6
Pada aturan 6 atau rule 6 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit berak darah.
IF nafsu makan hilang
AND badan kurus
63
AND produksi telur menurunAND muka pucat
AND mencret bercampur darah
THEN berak darah/cocidosis.
g. Rule 7
Pada aturan 7 atau rule 7 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit gumboro
IF nafsu makan hilang
AND bulu kusam dan berkerut
AND tampak lesu
AND mencret keputih-putihan
AND tidur paruhnya diletakkan di lantai
AND duduk dengan sikap membungkuk
THEN gumboro/gumboro disease.
h. Rule 8
Pada aturan 8 atau rule 8 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit salesma ayam.
IF nafsu makan hilang
AND bersin-bersin
64
AND produksi telur menurunAND kelopak mata kemerahan
AND keluar nanah dari mata dan bau
AND pembengkakan dari sinus dan mata
THEN salesma ayam/infcection coryza.
i. Rule 9
Pada aturan 9 atau rule 9 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit batuk ayam menahun.
IF nafsu makan hilang
AND nafas ngorok
AND bersin-bersin
AND batuk
AND diare
AND produksi telur menurun
AND kelihatan mengantuk dengan bulu berdiri
AND kedinginan
AND tampak lesu
AND nampak membiru
65
j. Rule 10
Pada aturan 10 atau rule 10 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit busung ayam.
IF nafsu makan berkurang
AND nafas sesak/megap-megap
AND badan kurus
AND bulu kusam dan berkerut
AND jengger pucat
AND perut membesar
THEN busung ayam/lymphoid leukosis.
k. Rule 11
Pada aturan 11 atau rule 11 ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit batuk darah.
IF nafas sesak/megap-megap
AND nafas ngorok
AND bersin-bersin
AND batuk
AND mata berair
AND terdapat lender bercampur darah pada rongga mulut
66
l. Rule 12
Pada aturan 12 atau rule 12 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit mereka.
IF nafsu makan berkurang
AND nafas cepat
AND badan kurus
AND muka pucat
AND sempoyongan
AND kaki pincang
AND sayap menggantung
THEN penyakit mereka / mareks disease.
m. Rule 13
Pada aturan 13 atau rule 13 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit produksi telur.
IF nafas cepat
AND produksi telur menurun
AND kualitas telur jelek
AND mencret kehijau-hijauan
67
m. Rule 14
Pada rule 14 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit produksi awal.
IF diare
AND produksi telur menurun
AND mencret keputih-putihan
AND jengger membengkak merah
AND mati secara mendadak
THEN produksi awal/pullet disease.
3.4.3 Pemodelan / Perancangan Sistem
Data yang ada disusun dalam bentuk tabel untuk mempermudah sistem dalam pengambilan keputusan. Berikut tabel-tabel yang terdapat dalam aplikasi sistem pakar :
1. Tabel Penyakit
Tabel penyakit berguna untuk menyimpan semua daftar penyakit termasuk
dengan defenisi dan solusinya. Daftar penyakit yang disimpan di dalam tabel ini tentunya yang mungkin terjangkit pada ayam. Desain tabel ini dapat dilihat pada tabel 3.16.
Tabel 3.1 Desain Struktur Tabel Penyakit
No Kolom Tipe Panjang Keterangan
1 kd_penyakit Char 4 Primary Key
68
3 nm_latin Varchar 60 Nama Latin
4 Defenisi Text Defenisi
5 Solusi Text Solusi
2. Tabel Gejala
Tabel gejala digunakan untuk menyimpan daftar gejala yang mungkin terjadi
pada ayam, tentunya saata sakit. Tebel gejala ditunjukkan pada tabel 3.17
Tabel 3.2 Desain Struktur Tabel Gejala
No Kolom Tipe Panjang Keterangan
1 kd_gejala Char 4 Primary Key
2 nm_gejala Varchar 100 Nama Gejala
3. Tabel Relasi
Tabel relasi berguna untuk menghubungkan antara tabel penyakit dengan tabel
Gejala, sehingga dapat membuat daftar gejala yang terjadi pada suatu penyakit tertentu yang diderita ayam. Tabel relasi dapat dilihat pada tabel 3.18.
Tabel 3.3 Desain Struktur Tabel Relasi
No Kolom Tipe Panjang Keterangan
1 kd_penyakit Char 4 Kode Penyakit
69
4. Tabel AnalisaTabel analisa berguna untuk menyimpan data hasil penelusuran, data yang
70
Tabel 3.4 Desain Struktur Tabel AnalisaNo Kolom Tipe Panjang Keterangan
1 Id Int 4 Primary Key,
Auto_Increment
2 Nm_Peternak Varchar 60 Nama Peternak
3 Kelamin ENUM „P‟,‟W‟ Kelamin
4 Alamat Varchar 100 Alamat
5 Pekerjaan Varchar 60 Pekerjaan
6 kd_penyakit Char 4 Kode Penyakit
7 Noip Varchar 60 No Ip
8 Tanggal Datetime Tanggal
5. Tabel Bantu Penyakit
Tabel bantu penyakit dapat juga dinamakan sebagai tabel temporari atau tabel
sementara untuk data penyakit. Tujuan dibuatnya tabel ini adalah untuk menyimpan daftar kemungkinan penyakit saat menjawab setiap gejala yang ditanyakan.
Tabel 3.5 Desain Struktur Tabel Temp_Penyakit
No Kolom Tipe Panjang Keterangan
1 Noip Varchar 60 No Ip
2 kd_penyakit Char 4 Kode Penyakit
71
Tabel bantu gejala dapat juga dinamakan tabel temporari atau tabel sementarauntuk data gejala. Tujuan dibuatnya tabel ini adalah untuk menyimpan daftar kode gejala yang telah dijawab “YA”, sedangkan untuk jawaban “TIDAK” akan dibuang. Berikut tabel bantu gejala seperti terlihat pada tabel 6.21
Tabel 3.6 Desain Struktur Tabel Temp_Gejala
No Kolom Tipe Panjang Keterangan
1 Noip Varchar 60 No Ip
2 kd_gejala Char 4 Kode Gejala
7. Tabel Bantu Analisa
Tabel bantu analisa dapat juga dinamakan sebagai tabel temporari atau tabel
sementara untuk data relasi. Tujuan dibuatnya tabel ini adalah untuk menyimpan daftar relasi yang kode penyakitnya mungkin terjadi, yaitu dari semua kode penyakit yang tersimpan di dalam tabel tmp_penyakit. Berikut tabel bantu analisa seperti terlihat pada tabel 3.22.
Tabel 3.7 Desain Struktur Tabel Temp_Analisa
No Kolom Tipe Panjang Keterangan
1 Noip Varchar 60 No Ip
2 kd_penyakit Char 4 Kode Penyakit
3 Kd_gejala Char 4 Kode Gejala
8. Tabel Bantu Peternak
72
sementara untuk data peternak. Tujuan dibuatnya tabel ini adalah untuk menyimpan data peternak dari form pendaftaran. Data peternak disimpan sementara karena tidak semua orang yang mengakses meneruskan proses penelusurnya, sehingga data pendaftar yang tidak melakukan analisa gejala sampai akhir, program tidak akan menyimpannya.Tabel 3.8 Desain Struktur Tabel Peternak
No Kolom Tipe Panjang Keterangan
1 Id Int 4 Primary key,
auto_incrment
2 Nm_peternak Varchar 60 Nama Peternak
3 JenisKelamin Enum „P‟,‟W‟ Jenis Kelamin
4 Alamat Varchar 100 Alamat
5 Pekerjaan Varchar 60 Pekerjaan
6 Noip Varchar 60 No IP
73
3.4.4 Rancangan Menu Utama
Menu utama merupakan form utama pada saat user dan admin mengakses sistem pakar ini. User merupakan pengunjung yang mengunjungi web sistem pakar untuk memeriksa penyakit ayamnya. Berikut ini tampilan menu utama.
Gambar 3.4 Rancangan Menu Utama
Pada menu daftar penyakit akan menampilkan nama penyakit dan jika diklik link lihat maka gejala-gejala penyakit akan ditampilkan. Menu konsultasi menampilkan konsultasi pengunjung tentang penyakit yang diderita oleh ayam pengunjung.
SELAMAT DATANG DI WEBSITE SISTEM PAKAR
Menu Daftar Penyakit Konsultasi Cara Penggunaan xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
74
3.5.1 Rancangan Daftar Penyakit
.
Gambar 3.5 Rancangan Daftar Penyakit dan Gejala Penyakit
3.5.2 Rancangan Daftar Pasien
Rancangan daftar pasien maksud adalah rancangan pendaftaran untuk pengunjung yang akan berkonsultasi.
Daftar Semua Penyakit Beserta Gejalanya
No x x x x Nama Penyakit x x x x Nama Latin x x x x Detail Lihat Lihat Lihat Lihat
75
Gambar 3.6 Rancangan Daftar Pasien
3.5.4 Rancangan Daftar Pertanyaan
Rancangan daftar pertanyaan akan muncul seteleah pasien mendaftarkan diri sebagai orang yang berkonsultasi. Setelah diklik tombol daftar pada rancangan daftar pasien,.
Gambar 3.7 Rancangan Daftar Pertanyaan Daftar Peternak
Nama xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Alamat xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Pekerjaan xxxxxxxxxxxxxxxxxx
Daftar
Jawablah Pertanyaan Di Bawah Ini :
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Benar (YA) Salah (TIDAK)
Jawab Jawablah Pertanyaan Di Bawah Ini :
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Benar (YA) Salah (TIDAK)
76
3.5.6 Rancangan Hasil Analisa Penyakit Ayam
Rancangan hasil analisa penyakit ayam merupakan rancangan akhir untuk menentukan penyakit
yang di derita oleh ayam, di sini akan diberikan juga solusi untuk mengatasi penyakit ayam tersebut. Berikut tampilan rancangan analisa penyakit ayam seperti terlihat pada gambar 3.1
Gambar 3.8 Hasil Analisa Penyakit Ayam Hasil Analisa Penyakit Ayam
Data Peternak Nama xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Alamat xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Pekerjaan xxxxxxxxxxxxxxxxxx Hasil Analisa : Penyakit xxxxxxxxxxxxxxxxxxx Nama Latin xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Gejala xxxxxxxxxxxxxxxxxxx Keterangan xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Solusi xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
77
3.5. Implementasi Sistem
Implementasi sistem merupakan pengujian dari perancangan yang telah dihubungkan dalam sebuah program, jadi dengan adanya implementasi ini maka system dapat dievaluasi apakah sesuai dengan kebutuhan yang dibuat dalam perancangan.
3.5.1 Halaman Menu Utama
Halaman ini digunakan sebagai tempat untuk menampung semua pilihan-pilihan yang terdapat didalam sistem yang di rancang seperti gambar dibawah ini :
Gambar 3.9 Menu Utama
3.5.2 Halaman Administrator
Halaman ini digunakan untuk mengakses atau mengupdate gejala penyakit dan nama penyakit pada ayam yang dapat dilihat pada gambar berikut :
78
Gambar 3.10 Halaman Administrator
3.5.3 Halaman Input Data Peternak
Halaman ini digunakan untuk menginput data pasien yang dapat dilihat pada gambar berikut :
79
Gambar 3.11 Halaman input data pasien3.5.4 Halaman Hasil Analisa Penyakit Ayam
Halaman ini adalah hasil dari input gejala penyakit yang dapat dilihat pada gambar berikut :
80
Gambar 3.12 Hasil Analisa Penyakit Ayam3.5.5 Halaman Daftar Semua Penyakit
81
Gambar 3.13 Daftar Semua Penyakit Ayam
3.5.6 Kelemahan Dan Kelebihan
Adapun kelebihan dan kekurangan dari pada implementasi dan pengujian yang sudah dibahas di atas yaitu :
1. Kelemahan Sistem
a. Interface masih sangat sederhana b. Fitur dalam program masih sedikit 2. Kelebihan Sistem
c. Tidak akan menemui jalan buntu
d. Mempersingkat pencariaan gejala penyakit