• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I MENGENAL SISTEM PAKAR... 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I MENGENAL SISTEM PAKAR... 1"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

3

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...

i

DAFTAR ISI ...

ii

BAB I

MENGENAL SISTEM PAKAR ...

1

1.1. Defenisi Sistem Pakar ...

6

1.2. Struktur Sistem Pakar ...

7

1.3. Pengembangan Sistem Pakar ...

10

1.4. Metode Inferensi... .

12

1.5. Arsitektur Sistem Pakar...

12

1.6. Metode Inferensi... ...

13

1.7. Keuntungan dan kelemahan Sistem Pakar……….. 15

BAB II BACKWARD CHAINNING ...

17

2.1.Implemantasi ... .

17

2.2 Algoritma Sistem ...

21

2.3. Flowchart Program ...

23

2.4. Perancangan Sistem ...

27

2.5. Perancangan Antar Muka ...

29

2.6.Implementasi system………. 34

2.7. Pengujian Sistem……….. 38

(4)
(5)

4

BAB III FORWARD CHAINNING ...

43

3.1. Anlisa Permasalahan ...

44

3.2. Algortima Sistem ...

15

3.3. Flowchart Program...

36

3.4. Pemodelan/ Perancangan Sistem ...

57

3.5. Implementasi Sistem………. 77

3.6. Diskusi………..

82

BAB IV DEMSTER SHAFER... ...

85

4.1.Implementasi Dempstr Shafer... . 85

4.2. Penerapan Demster Shafer... .. 92

4.3. Flowchart Program………... 97

4.4. Pemodelan/ Perancangan Sistem……… 107

4.5. implementasi Sistem……….. 108

4.6. Diskusi……… 113

BAB V TEOREMA BAYES... ... .. 115

5.1. Jenis-jenis penyakit ... . 115

5.2. Algoritma Sistem... 133

5.3. Flowchart Program………... 147

5.4. Pemodelan/ Perancangan Sistem………... 148

5.5. Antar muka pemakai……….. 154

BAB VI TEOREMA BAYES KASUS 2... ... .. 159

6.2. Aplikasi dengan ayes ... 160

6.3. Pengujian………. 185

(6)
(7)

5

BAB VII CERTAINTY FACTOR... ... …. . 190

7.1. Defenisi Certainty Factor ... ... 190

7.2. Implementasi Certainty Factor... 193

7.3. Analisis Permasalahan………. 206

7.4. Pembuatan Aplikasi……….. 213

7.5 Pengujian………. 216

7.6. Kelebihan Sistem……… 219

(8)
(9)

6

BAB.

1

MENGENAL SISTEM PAKAR

1.1 Defenisi Sistem Pakar

Sistem pakar adalah program kecerdasan buatan yang menggabungkan pangkalan

pengetahuan base dengan sistem inferensi untuk menirukan seorang pakar. Sistem pakar

merupakan sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer

dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Diharapkan dengan

sistem pakar ini, pengguna dapat menyelesaikan masalah tertentu, tanpa bantuan para ahli dalam

bidang tersebut.

Suatu sistem dikatakan sistem pakar apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Terbatas pada domain keahlian tertentu.

2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak pasti.

3. Dapat menjelaskan alasan-alasan dengan cara yang dapat dipahami.

4. Bekerja berdasarkan pada kaidah atau rule tertentu.

5. Mudah dimodifikasi.

6. Basis pengetahuan dan mekanisme inferensi terpisah.

7. Keluarnya atau output bersifat anjuran.

8. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai.

(10)

Ada dua bagian penting dari Sistem pakar, yaitu lingkungan pengembangan (development

environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan pengembangan

digunakan oleh pembuat sistem pakar untuk membangun komponen-komponennya dan

memperkenalkan pengetahuan ke dalam knowledge base (basis pengetahuan). Lingkungan

konsultasi digunakan oleh pengguna untuk berkonsultasi sehingga pengguna mendapatkan

pengetahuan dan nasihat dari Sistem Pakar layaknya berkonsultasi dengan seorang pakar.

Aksi yang direkomendasi Fasilitas Penjelasan Motor inferensi

Blackboard

Rencana Agenda Solusi Deskripsi masalah Perbaikan pengetahuan Rule : logical reference

Rekayasa Pengetahuan

Pengetahuan pakar

Akuisi pengetahuan

(11)

8

Sumber: kecerdasan buatan(2010:167)

Gambar 2.1 Komponen-komponen yang penting dalam sebuah sistem pakar

Keterangan :

1. Akuisi Pengetahuan

Subsistem ini digunakan untuk memasukkan pengetahuan dari seorang pakar dengan cara

merekayasa pengetahuan agar bisa diproses oleh komputer dan menaruhnya ke dalam basis

pengetahuan dengan format tertentu (dalam bentuk representasi pengetahuan).

Sumber-sumber pengetahuan bisa diperoleh dari pakar, buku, dokumen multimedia, basis data,

laporan riset khusus, dan informasi yang terdapat di web.

(12)

9

Basis pengetahuan mengandung pengetahuan yang diperlukan untuk memahami,

memformulasikan dan menyelesaikan masalah. Basis pengetahuan terdiri dari dua elemen

dasar, yaitu :

a. Fakta, misalnya situasi, kondisi, atau permasalahan yang ada.

b. Rule (Aturan), untuk mengarahkan penggunaan pengetahuan dalam memecahkan

masalah.

3. Mesin Inferensi (Inference Engine)

Mesin inferensi adalah sebuah program yang berfungsi untuk memandu proses penalaran

terhadap suatu kondisi berdasarkan pada basis pengetahuan yang ada, memanipulasi dan

mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan untuk

mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi

pengendalian, yaitu strategi yang berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan proses

penalaran. Ada tiga teknik pengendalian yang digunakan, yaitu forward chaining, backward

chaining, dan gabungan dari kedua teknik tersebut.

4. Daerah Kerja (Blackboard)

Untuk merekam hasil sementara yang akan dijadikan sebagai keputusan dan untuk

menjelaskan sebuah masalah yang sedang terjadi, Sistem Pakar membutuhkan Blackboard,

yaitu area pada memori yang berfungsi sebagai basis data. Tiga tipe keputusan yang dapat

direkam pada blackboard, yaitu:

a. Rencana : bagaimana menghadapi masalah

b. Agenda : aksi-aksi potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi.

c. Solusi : calon aksi yang akan dibangkitkan.

(13)

10

Digunakan sebagai media komunikasi antara pengguna dan Sistem Pakar. Komunikasi ini

paling bagus bila disajikan dalam bahasa alami (natural language) dan dilengkapi dengan

grafik, menu, dan formulir elektronik. Pada bagian ini akan terjadi dialog antara Sistem

Pakar dan pengguna.

6. Subsistem Penjelasan (Explanation Subsystem / Justifier)

Berfungsi memberi penjelasan kepada pengguna, bagaimana suatu kesimpulan dapat

diambil. Kemampuan seperti ini sangat penting bagi pengguna untuk mengetahui proses

pemindahan keahlian pakar maupun dalam pemecahan masalah.

7. Sistem Perbaikan Pengetahuan (Knowledge Refining System)

Kemampuan memperbaiki pengetahuan (knowledge refening system) dari seorang pakar

diperlukan untuk menganalisis pengetahuan, belajar dari kesalahan masa lalu, kemudian

memperbaiki pengetahuannya sehingga dapat dipakai pada masa mendatang. Kemampuan

evaluasi diri seperti itu diperlukan oleh program agar dapat menganalisis alasan-alasan

kesuksesan dan kegagalannya dalam mengambil kesimpulan. Dengan cara ini basis

pengetahuan yang lebih baik dan penalaran yang lebih efektif akan dihasilkan.

8. Pengguna (User)

Pada umumnya pengguna sistem pakar bukanlah seorang pakar (non-expert) yang

membutuhkan solusi, saran, atau pelatihan (training) dari berbagai permasalahan yang ada.

1.3 Pengembangan Sistem Pakar

Pengembangan penjelasan lebih lanjut mengenai keunggulan sistem pakar

dibanding seorang pakar, yaitu:

1.

Sistem pakar bisa digunakan setiap hari menyerupai sebuah mesin sedangkan seorang

pakar tidak mungkin bekerja terus menerus setiap hari tanpa beristirahat.

(14)

11

2.

Sistem pakar merupakan suatu software yang dapat diperbanyak dan kemudian dibagikan

ke berbagai lokasi maupun tempat yang berbeda untuk digunakan sedangkan seorang

pakar hanya bekerja pada satu tempat dan pada saat yang bersamaan.

3.

Suatu sistem pakar dapat diberi pengamanan untuk menentukan siapa saja yang diberikan

hak akses untuk menggunakannya dan jawaban yang diberikan oleh sistem terbebas dari

proses intimidasi atau ancaman, sedangkan seorang pakar bisa saja mendapat ancaman

atau tekanan pada saat menyelesaikan permasalahan.

4.

Pengetahuan (knowledge) yang disimpan pada sistem pakar tidak akan bisa hilang atau

lupa, yang dalam hal ini tentu harus didukung oleh maintenance yang baik, sedangkan

pegetahuan seorang pakar manusia lambat laun akan hilang karena meninggal, usia yang

semakin tua, maupun menderita suatu penyakit.

5.

Kemampuan memecahkan masalah pada suatu sistem pakar tidak dipengaruhi oleh faktor

dari luar seperti intimidasi, perasaan kejiwaan, faktor ekonomi atau perasaan tidak suka.

6.

Umumnya kecepatan dalam memecahkan masalah pada suatu sistem pakar relatif lebih

cepat dibandingkan oleh seorang pakar manusia.

7.

Biaya menggaji seorang pakar lebih mahal bila dibandingkan dengan penggunaan

program sistem pakar (dengan asumsi bahwa program sistem pakar itu sudah ada).

1.4 Metode Inferensi

Inferensi adalah proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau

diasumsi. Inferensi adalah konklusi logis (logical conclusion) atau implikasi berdasarkan

informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang

disebut Inference Engine (Mesin inferensi).

(15)

12

1.5 Bentuk Sistem Pakar

Ada 4 bentuk sistem pakar yaitu :

1. Berdiri sendiri.

Sistim pakar jenis ini merupakan software yang berdiri sendiri tidak bergabung dengan

software yang lainnya.

2. Tergabung.

Sistem pakar jenis ini merupakan bagian program yang terkandung di dalam suatu algoritma

konvensional, atau merupakan program di mana di dalamnya memanggil algoritma subrutin

lain.

3. Menghubungkan ke software yang lain

Bentuk ini biasanya merupakan sistem pakar yang menghubungkan ke suatu paket program

tertentu, misalnya dengan DBMS (Data Base Management System).

4. Sistem mengabdi.

Sistem pakar merupakan bagian dari komputer khusus yang dihubungkan dengan suatu

fungsi tertentu.Misalnya sistem pakar yang digunakan untuk membantu menganalisis data

radar.

1.6 Arsitektur Sistem Pakar

Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan

(development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan

pengembangan digunakan oleh pembuat sistem pakar untuk membangun

komponenen-komponennya dan memperkenalkan pengetahuan ke dalam knowladge base (basis pengetahuan).

(16)

13

Lingkungan konsultasi digunakan penguna untuk berkonsultasi sehingga pengguna mendapatkan

pengetahuan dan nasihat dari sistem pakar layaknya berkonsultasi dengan pakar.

1.7 Metode Inferensi

Metode inferensi merupakan suatu cara penarikan kesimpulan yang dilakukan oleh mesin

inferensi dalam menyelesaikan masalah. Secara umum metode inferensi dalam sistem pakar

terdiri atas 2 yaitu :

a. Pelacakan Ke Depan (Forward Chaining)

Menurut Irawan 2007 dalam ( Rima Izzul Millah dkk.) metode forward chaining adalah

suatu metode dari inference engine untuk memulai penalaran atau pelacakan suatu data dari

fakta-fakta yang ada menuju suatu kesimpulan. Forward chaining juga dapat diartikan strategi

pengambilan keputusan yang dimulai dari bagian premis (fakta) menuju konklusi (kesimpulan

akhir) (Kusrini,2006).

Pelacakan kedepan adalah pendekatan yang dimotori data ( data-driven ). Dalam

pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba

menggambarkan kesimpulan. Pelacakan kedepan, mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF

dari aturan IF – THEN.

Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian kiri (IF dahulu). Dengan kata lain,

penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis.

Contoh penerapan forward chaining pada pendeteksian penyakita ayam dapat dilihat pada kasus

di bawah ini :

(17)

14

AND nafas sesak/megap-megap

AND badan kurus

AND bulu kusam dan berkerut

AND diare

AND produksi telur menurun

AND mencret keputih-putihan

AND kedinginan

AND kaki bengkak

AND terdapat kotoran putih menempel di sekitar dubur

THEN Berak kapur / Pullorum Disease

Secara sederhana kaidah di atas dapat dijelaskan bahwa IF dan AND merupakan bagian premis

(fakta). Fakta ini harus diinputkan terlebih dahulu, kemudian hasil penginputan tersebut akan

otomtis diperoleh konklusinya dalam bentuk THEN

b. Pelacakan Ke Belakang (Backward Chaining)

Backward Chaining adalah suatu strategi pengambilan keputusan dimulai dari pencarian

solusi dari kesimpulan kemudian menelusuri fakta-fakta yang ada hingga menemukan solusi

yang sesuai dengan fakta-fakta yang diberikan pengguna (Kusrini, 2006). Contoh penalaran

backward chaining adalah :

Lampu 1 rusak.

IF lampu 1 dinyalakan

AND lampu 1 tidak menyala

(18)

15

AND sekering masih utuh

Penalaran di atas dapat dijelaskan bahwa sistem terlebih dahulu menduga.

1.8 Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar

Ada beberapa keuntungan di dalam sistem pakar, di antaranya :

1. Menghimpun data dalam jumlah yang besar

2. Menyimpan data tersebut dalam jangka waktu yang lama dalam bentuk tertentu

3. Mengerjakan perhitungan secara cepat dan tepat serta mencari kembali data yang tersimpan

dengan kecepatan tinggi

Sementara kemampuan sistem pakar ( expert system ) di antaranya adalah :

1. Menjawab berbagai pertanyaan yang menyangkut bidang keahliannya

2. Bila diperlukan dapat menyajikan asumsi dan latar penalaran yang digunakan untuk sampai

ke jawaban yang dikehendaki.

3. Menambah fakta kaidah dan alur penalaran.

Selajutnya keuntungan yang bisa diambil dari sistem pakar adalah :

1. Menjadikan pengetahuan lebih mudah didapat.

2. Meningkatkan output dan produktifitas.

3. Menyimpan kemampuan dan keahlian para pakar.

4. Meningkatkan penyelesaian masalah, penerangan, sistem pakar khas.

5. Meningkatkan realibitas.

(19)

16

6. Memberikan respons (jawaban) yang cepat.

7. Merupakan panduan yang intelegence (cerdas).

8. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung ketidakpastian

9. Inteligent databases (basis data cerdas), bahwa sistem pakar dapat digunakan untuk

mengakses basis data dengan cara cerdas

Selain keuntungan – keuntungan di atas, sistem pakar seperti halnya sistem yang lainnya juga

memiliki kelemahan, di antaranya adalah :

1. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan, di mana pengetahuan tidak selalu bisa didapat

dengan mudah. Hal ini disebabkan terkadang karena kepakaran tersebut tidak ada atau

pendekatan yang dibuat oleh satu pakar dengan pakar lainnya berbeda.

2. Untuk membuat suatu sistem yang berkualitas sangat sulit dan memerlukan biaya yang

tinggi.

3. Boleh jadi sistem pakar tidak dapat membuat keputusan.

4. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walaupun sering tidak sempurna atau tidak

selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang sebelum digunakan. Dalam hal ini peranan

manusia merupakan faktor dominan

Kelemahan – kelemahan dari sistem pakar tersebut bukanlah sama sekali tidak bisa

diatasi, tetapi dengan terus melakukan perbaikan dan pengolahan berdasarkan pengalaman yang

telah

ada maka hal ini diyakini akan dapat diatasi, walaupun dalam waktu yang panjang dan terus menerus .

(20)

17

BAB.

2

BACKWARD CHAINNING SYSTEM

Backward Chaining adalah metode inferensi yang bekerja mundur kearah kondisi awal.

Proses diawali dari Goal ( yang berada dibagian THEN dan rule IF-THEN), kemudian pencarian

mulai dijalankan untuk mencocokkan apakah fakta-fakta yang ada cocok dengan premis-premis

dibagian IF. Jika cocok, rule dieksekusi, kemudian hipotesis dibagian THEN ditempatkan di

basis data sebagai fakta baru. Jika tidak cocok, simpan premis di bagian IF ke dalam stack

sebagai sub Goal. Proses berakhir jika Goal ditemukan atau tidak ada rule yang bisa

membuktikan kebenaran dari sub atau Goal. Gambar 1 menunjukkan proses Backward Chaining.

Gambar 2.1 Proses Backward Chaining

2.1 Implementasi

Penggunaan Metode Backward Chainning untuk Menentukan Kesesuaian Pembayaran

Rekening Air Pelanggan pada PDAM.. Sistem informasi ini sangat dibutuhkan oleh pelanggan,

karena tidak banyak pelanggan yang mengetahui tentang rekening yang dibanyarnya sesuai atau

tidak. Untuk mempermudah pelanggan dibuat program untuk mengetahui tentang informasi dari

penyesuaian tarif rekening yang harus dan tidak seharusnya dibayar.

(21)

18

Dalam kesesuaian pemakaian air pelanggan memilih beberapa kriteria yang harus dipilih

oleh pelanggan. Berikut ini adalah kriteria untuk kesesuaian pemakaian air : NPA (Nomor

Pelanggan Air ) (Q1), Angka Meter Awal (Q2), Angka Meter Akhir (Q3), Jumlah Pemakaian

(Q4), Kaca Meter Kabur (Q5), Kaca Meter Pecah (Q6), Kaca Meter Putus (Q7), Meteran tetap

berjalan walaupun kran air sudah dimatikan (Q8), Meteran berhenti pada saat kran air dimatikan

(Q9). Dimana Sesuai (S1) dan Tidak Sesuai (S2). Maka berikut adalah rule sisten informasi

keluhan pelanggan dalam kesesuaian pemakaian air :

Rule 1 : Then “ S2 “

IF “ Q4, Q5, Q9 ”

“ Q4, Q6, Q9 “

“ Q8 “

“ Q2, Q5 “

“ Q3, Q6 ”

“ Q4, Q7 “

“ Q4, Q8 “

Rule 2 : Then “ S2 “

IF “ Q4, Q9 “

“ Q2 “

“ Q3 “

“ Q4 “

“ Q3, Q9 “

“ Q2, Q9 “

(22)

19

Tabel 2.1 Pengelompokan Parameter

Kriteria

Parameter

Ket

Q4, Q5, Q9

P1

Jumlah pemakaian, kaca meter kabur, meteran

berhenti pada saat kran air dimatikan

Q4, Q6, Q9

P2

Jumlah pemakaian, kaca meter pecah, meteran

berhenti pada saat kran air dimatikan

Q4, Q7, Q9

P3

Jumlah pemakaian, kaca meter putus, meteran

berhenti pada saat kran air dimatikan

Q8

P4

Meteran tetap berjalan walaupun kran air

dimatikan

Q2, Q5

P5

Angka meter awal, kaca meter kabur

Q3, Q6

P6

Angka meter akhir, kaca meter pecah

Q4, Q7

P7

Jumlah pemakaian, kaca meter putus

Q4, Q8

P8

Jumlah pemakaian, meteran tetap berjalan walau

kran air dimatikan

Q4, Q9

P9

Jumlah pemakaian, meteran berhenti pada saat

kran air dimatikan

Q2

P10

Angka meter awal

Q3

P11

Angka meter akhir

Q4

P12

Jumlah meter

Q3, Q9

P13

Angka meter akhir, meteran berhenti pada saat

kran air dimatikan

(23)

20

kran air dimatikan

Maka diperoleh rule sebagai berikut :

Tabel 2.2 Tampilan Rule

Rule

If

Then

1

P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8

S1

2

P9, P10, P11, P12, P13, P14

S2

Dari kumpulan rule diatas maka didapatlah Goal kesesuaian dan parameter keluhan

pelanggan dalam kesesuaian pemakaian air seperti dibawah ini :

Gambar 2.2 Goal Sesuai (S1) Tidak Sesuai(S2)

(24)

21

Goal S1 : dikatakan Sesuai jika memiliki gejala Jumlah pemakaian, kaca meter kabur, meteran

berhenti pada saat kran air dimatikan (P1), Jumlah pemakaian, kaca meter pecah, meteran

berhenti pada saat kran air dimatikan (P2), Jumlah pemakaian, kaca meter putus, meteran

berhenti pada saat kran air dimatikan (P3), Meteran tetap berjalan walaupun kran air dimatikan

(P4), Angka meter awal, kaca meter kabur (P5), Angka meter akhir, kaca meter pecah (P6),

Jumlah pemakaian, kaca meter putus (P7), Jumlah pemakaian, meteran tetap berjalan walau kran

air dimatikan (P8).

Goal S2 : Dikatakan Tidak Sesuai jika memiliki gejala Jumlah pemakaian, meteran berhenti pada

saat kran air dimatikan (P9), Angka meter awal (P10), Angka meter akhir (P11), Jumlah meter

(P12), Angka meter akhir, meteran berhenti pada saat kran air dimatikan (P13), Angka meter

awal, meteran berhenti pada saat kran air dimatikan (P14).

Sehingga, If P1 and P2 and P3 and P4 and P5 and P6 and P7 and P8 Then S1

If P9 and P10 and P11 and P12 and P13 and P14 and P 15 and P 16 Then S2

If Q4 and Q5 and Q6 then P1

If Q4 and Q6 and Q9 then P2

Dst..

2.2 Algoritma Sistem

Penggunaan strategi pencarian backward chaining untuk membangun mesin inferensi

memerlukan suatu algorima tertentu sehingga bisa diimplementasikan menggunakan bahasa

pemrograman.

(25)

22

Gambar 2.2 Algoritma Sistem

Penjelasan :

1. Petugas menghidupkan komputer dan melakukan registrasi menginput

username dan

password.

2.

Pelanggan datang untuk melaporkan keluhan.

3.

Pelanggan menginput data pelanggan setelah itu disimpan.

(26)

23

5.

Jika input kesalahan yang diplih pada parameter yang ada sesuai maka

sistem

akan

memproses “sesuai” dan memberikan informasi tentang

kesesuaiannya.

6.

Jika input kesalahan yang diplih pada parameter yang ada tidak sesuai maka

sistem

akan memproses “tidak sesuai” dan memberikan informasi tentang ketidak sesuaiannya.

2.3 Flowchart Program

Dibawah ini rancangan Flowchart program untuk menentukan kesesuaian pemakaian

air, yaitu sebagai berikut :

2.3.1. Flowchart Login

(27)

24

2. 3.2 Flowchart Menu Utama

Y

T

Y

T

Gambar 2.4 Flowchart Menu Utama

Y X Data Customer Data Pengaduan

Customer

Pengaduan

X A B

(28)

25

2.3.3 Flowchart Data Customer

Y

T

Y

T

Y

T

Y

T

Gambar 2.5 Flowchart Data Customer

A Data Customer Add Edit Bersih Batal Input

Data Simpan Duplika Jika Id

Simpan Data tbldatacustomer Id sudah ada Edit Data Simpan Hapus Kosongkan teks X

(29)

26

2.3.4. Flowchart Data Pengaduan

Y

T

T

Y

Gambar 2.6 Flowchart Data Pengaduan

Exit B Data Pengadu Memilih Parameter Sesuai dengan Keluhan pelanggan

Proses Tampil aplikasi

pengaduan

(30)

27

2.4 Perancangan Sistem

Perancangan sistem adalah tahapan dimana sistem dimodelkan dalam bentuk alur

program seperti Use Case, Activity, Class Diagram.

2.4.1 Use Case Diagram

Berikut ini merupakan Use Case Diagram untuk keluhan pelanggan dalam kesesuaian

pemakaian air yaitu :

Sistem Kesesuaian Keluhan Pelanggan berdasarkan Pemakaian Air

(31)

28

2.4.2 Activity Diagram

Menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk mendeskripsikan

aktivitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunakan untuk aktifitas

lainnya. Berikut ini merupakan activity diagram untuk kesesuaian pemakaian air :

Activity

System

Gambar 2.8 Activity Diagram

Login Tampil Login

Cek login

Benar Salah

Menu Utama

Input Data Customer

Memilih ketidaksesuaian berdasarkan Parametter Tampilan Form Pengaduan Proses kesesuaian dengan backward chaining Hasil Proses kesesuaian dengan backward chaining

(32)

29

2.4.3 Class Diagram

Object adalah gambaran dari entity, baik dunia nyata atau konsep dengan batasan-batasan

dan pengertian yang tepat. Objek bisa mewakili sesuatu yang nyata seperti komputer, mobil atau

dapat berupa konsep seperti proses kimia, transaksi bank, permintaan pembelian, dll. Setiap

objek dalam sistem memiliki tiga karakteristik yaitu state ( status), Behavior ( Sifat) dan identity

( identitas).

Berikut ini merupakan class diagram untuk kesesuaian pemakaian air :

1

1....*

1

1....*

Gambar 2.9 Class Diagram

2.5 Rancangan Antarmuka (Interface)

Perancangan antarmuka memperjelas rutinitas program yang akan dijalankan oleh sebuah

sistem computer untuk memperjelaskan interaksi antar pemakai (user) dengan program yang

dibuat. Semua software pengembangan sistem informasi memberikan interface yang berbeda

User UserId : String Nama_User : string Kata_Kunci : String Simpan() Tampil() Login User Username Password Customer Npa/NPAL: String Nama: String No.Register/ No.Buku : String Add() Edit() Simpan() Bersih() Exit() Pengaduan No Urut: String Nama: String Tanggan : String Proses() Tampil ()

(33)

30

bagi user dan developer. User akan berhadapan dengan tampilan yang sederhana dan mudah,

sedangkan developer akan berhadapan dengan editor dan source code waktu mengembangkan

program. Pada bagian ini user bisa melihat dan berinteraksi dengan sistem, biasanya dalam

bentuk display teks ataupun grafik yang interaktif.

Di sini akan digambarkan rancangan antarmuka yang digunakan dalam sistem. Tampilan

antarmuka yang dibuat menggunakan form tampilan yang dilengkapi tombol (button) menu.

Tampilan antarmuka dibuat secara user friendly sehingga memudahkan masyarakat awam untuk

menggunakan sistem informasi untuk mengetahui kesesuaian pemakaian air yang digunakan.

Adapun rancangan antar mukanya adalah sebagai berikut:

1.

Form Login

Form login adalah form awal yang pertama kali muncul ketika menjalankan sistem

informasi ini. Form login ini dibuat dengan dua pilihan yang pertama user sebagai Admin , untuk

menjalankan program sebagai informasi maka dibutuhkan password untuk bisa menjalankan

sistem informasi ini. Yang kedua adalah user sebagai mana seorang user langsung bisa

menjalankan sistem ini. Adapun tampilannya adalah sebagai berikut :

(34)

31

Gambar 2.10 Rancangan Form Login

2. Form Menu Utama

Berikut ini merupakan gambar tampilan awal yang menggambarkan menu pilihan yang

dapat dipilih user (pengguna) yaitu :

a. Menu Input Data adalah menu yang memberikan informasi tentang data

pelanggan dan keluhan yang terjadi pada pelanggan beserta penjelasan.

b. Menu About adalah menu ini hanya berisi tentang keterangan menngenai program

keluhan pelanggan dalam kesesuaian pemakaian air.

(35)

32

Gambar 2.11 Rancangan Form Utama

3.

Form Customer

Form Customer ini berfungsi untuk mengisi data pelanggan dan melihat catatan dari

petugas. Dalam form ini dapat menambah nama pelanggan dan memperbaiki data pelanggan jika

ada yang salah. Adapun rancangan tampilannya adalah sebagai berikut ini :

(36)

33

4.

Form Pengaduan

Form pengaduan berfungsi untuk mengecek kesalahan yang terjadi pada pelanggan,

berikut bentuk form pengaduan :

Gambar 2.13 Rancangan Form Pengaduan

5.

Form About

Form About berfungsi untuk menjelaskan tentang pembuat dan juga tentang program

(37)

34

Gambar 2.14 Tentang Program

2.6 Implementasi Sistem

2.6.1 Form Halaman Utama

Form ini merupakan halaman utama yang berisikan menu – menu program yaitu : menu

input data, menu customer, menu pengaduan, menu laporan, menu about, dan menu exit.

Pengguna juga bisa menggunakan menu ini untuk melihat identitas dan mengisi identitas bagi

pelanggan baru serta juga bisa dipergunakan untuk melihat apakah pembayaran dengan

pemakaian sesuai. Berikut bentuk form utama :

(38)

35

Gambar 2.15 Tampilan form Utama

2.6.2 Form Data Customer

Form ini merupakan halaman untuk melihat identitas pelanggan atau untuk memasukkan

pelanggan baru dan dapat memperbaiki identitas pelanggan bila ada yang salah. Berikut adalah

bentuk form data customer :

(39)

36

Gambar 2.16 Tampilan Form Data Customer

2.6.3 Form Pengaduan

Form ini merupakan halaman untuk pengujian program, pada form ini pengguna bisa

memilih kesalah yang terjadi pada meteran anda. Tekan tombol proses untuk melakukan proses

kesesuaian, dan tekan tombol exit apabila anda telah telah selesai mengeceknya. Berikut adalah

bentuk form pengaduan :

(40)

37

2.6.4 Form Laporan Data Customer

Form ini hanya menjelaskan laporan tentang data customer, dan utuk keluar silahkan

pilih tanda silang pada layar yang sebelah kanan. Berikut tampilan form laporan data customer :

Gambar 2.18 Tampilan Form Laporan Data Customer

2.6.5 Form Menu About

Form ini berfungsi memberikan informasi tentang program ini dan tekan tombol keluar

untuk keluar dari program. Berikut bentuk form menu about :

(41)

38

2.6.5 Tampilan Database

Gambar 2.20 Tampilan Database

2.7 Pengujian Sistem

Pengujian sistem informasi ini meliputi pengujian identifikasi dengan menggunak metode

backward chaining. Data yang akan dipilih sebagai asumsi untuk melakukan pengujian ini

(42)

39

2.8. Diskusi

Misalkan diketahui sistem pakar yang menggunakan beberapa rule berikut.

 R1:IF (P AND D) THEN R

 R2:IF (X AND B AND E) THEN P

 R3: IF A THEN X

 R4: IF C THEN L

 R5:IF (L AND M) THEN N

 Fakta-fakta: A,B,C,D, dan E bernilai benar.

 Goal: menentukan apakah R bernilai benar atau salah.

Penyelesaian:

 Iterasi 1:

 Database:A,B,C,D,E

 Stack : R

 Knowledge Base (Basis Pengetahuan)

R1:IF (Y AND D) THEN R

R2:IF(X AND B AND E) THEN P

R3: IF A THEN X

R4: IF C THEN L

R5: IF (L AND M) THEN N

(43)

40

D ada di database

Y tidak ada di database,simpan di stack.

 Iterasi 2:

 Database:A,B,C,D,E

 Stack : R,Y

 Knowledge Base (Basis Pengetahuan)

R1:IF (P AND D) THEN R

R2:IF(X AND B AND E) THEN P

R3: IF A THEN X

R4: IF C THEN L

R5: IF (L AND M) THEN N

Sub Goal : P

B,E ada di database

X tidak ada di database,simpan di stack.

 Iterasi 3:

 Database:A,B,C,D,E

 Stack : R,P,X

 Knowledge Base (Basis Pengetahuan)

R1:IF (P AND D) THEN R

R2:IF(X AND B AND E) THEN P

R3: IF A THEN X

(44)

41

R4: IF C THEN L

R5: IF (L AND M) THEN N

Sub Goal : X

A ada di database

X hapus dari stack dan masukkan ke fakta baru.

 Iterasi 4:

 Database:A,B,C,D,E, (Fakta Baru: X)

 Stack : R,P

 Knowledge Base (Basis Pengetahuan)

R1:IF (Y AND D) THEN R

R2:IF(X AND B AND E) THEN Y

R3: IF A THEN X

R4: IF C THEN L

R5: IF (L AND M) THEN N

Sub Goal : X

X,B, E ada di database

Y hapus dari stack dan masukkan ke fakta baru.

 Iterasi 5:

 Database:A,B,C,D,E, (Fakta Baru: X,P)

 Stack : R

(45)

42

 Knowledge Base (Basis Pengetahuan)

R1:IF (P AND D) THEN R

R2:IF(X AND B AND E) THEN P

R3: IF A THEN X

R4: IF C THEN L

R5: IF (L AND M) THEN N

Sub Goal : X

P, D ada di database

R hapus dari stack dan masukkan ke fakta baru.

Sehingga,

 Database:A,B,C,D,E, (Fakta Baru: X,

 P,R)

Karena Goal R ditemukan di database, maka proses

pencarian dihentikan. Disini terbukti bahwa R bernilai

Benar.

(46)

43

BAB.

3

FORWARD CHAINNING

Metode forward chaining adalah suatu metode dari inference engine untuk memulai penalaran suatu data dari fakta-fakta yang ada menuju suatu kesimpulan. Forward chaining juga dapat diartikan strategi pengambilan keputusan yang dimulai dari bagian premis (fakta) menuju konklusi (kesimpulan akhir) .

Pelacakan kedepan adalah pendekatan yang dimotori data ( data-driven ). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan. Pelacakan kedepan, mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF dari aturan IF – THEN.

Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian kiri (IF dahulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis.

Gambar 3.1 Proses Forward Chaining

Contoh penerapan forward chaining pada pendeteksian penyakita ayam dapat dilihat pada kasus

di bawah ini :

IF nafsu makan berkurang

Observasi A Observasi B Aturan R1 Aturan R2 Fakta A Fakta B Aturan R3 Aturan R2 Kesimpulan 1 Fakta C Kesimpulan 2

(47)

44

AND nafas sesak/megap-megap

AND badan kurus

AND bulu kusam dan berkerut

AND diare

AND produksi telur menurun

AND mencret keputih-putihan

AND kedinginan

AND kaki bengkak

AND terdapat kotoran putih menempel di sekitar dubur

THEN Berak kapur / Pullorum Disease

Secara sederhana kaidah di atas dapat dijelaskan bahwa IF dan AND merupakan bagian premis

(fakta). Fakta ini harus diinputkan terlebih dahulu, kemudian hasil penginputan tersebut akan

otomtis diperoleh konklusinya dalam bentuk THEN

3.1 Analisa Permasalahan

Ada beberapa jenis-jenis penyakit yang diderita oleh ayam, berikut ini jenis-jenis penyakit ayam :

Kode Nama Penyakit Nama Latin

P001 Berak kapur Pullorum Disease

P002 Kolera Ayam Fowl Cholera

P003 Flu Burung Avian Influenza

P004 Tetelo Newcastle Disease

P005 Tipus Ayam Fowl Typhoid

P006 Berak Darah Coccidosis

(48)

45

P008 Salesma Ayam Infectious Coryza

P009 Batuk Ayam Menahun Infectious Bronchitis

P010 Busung Ayam Lymphoid Leukosis

P011 Batuk Darah Infectious Laryngotracheitis

Tabel 6.1 Daftar Penyakit Ayam yang Sering Timbul

Kode Nama Penyakit Nama Latin

P012 Mereks Mereks Disease

P013 Produksi Telur Egg Drop Syndrome

76/EDS 76

P014 Produksi Awal Pullet Disease

P001 sampai dengan P011 merupakan kode yang diberikan penulis untuk mempermudah mengetahui jenis penyakit ayam. Kode ini nantinya akan digunakan di aplikasi sistem pakar yang dibuat. Jadi, kesimpulannya kode ini bukan kode baku atau kode yang tetap dari dinas kesehatan hewan, tetapi kode ini hanyalah untuk mempermudah pengguna aplikasi sistem pakar ini untuk mengetahui jenis penyakit ayamnya saja.

3.2 Algoritma Sistem

Untuk mengetahui penyakit ayam, maka harus diketahui terlebih dahulu gejala-gejala penyebab penyakit ayam tersebut. Berikut gejala-gejala tiap penyakit ayam.

(49)

46

3.2.1 Gejala Penyakit Berak Kapur

Penyakit berak kapur memiliki nama latin pullorum disease disebut juga bacillary white diarrhea dan yang lebih populer disebut penyakit berak kapur atau berak putih. Berikut gejala-gejala yang muncul pada penyakit ini :

Tabel 3.2 Daftar Gejala Penyakit Berak Kapur

Kode Nama Gejala

G001 Nafsu makan berkurang G002 Nafas sesak/megap-megap G004 Nafas cepat

G007 Badan kurus

G008 Bulu kusam dan berkerut G009 Diare

G010 Produksi telur menurun G013 Kedinginan

G016 Mencret keputih-putihan G024 Kaki bengkak

G037 Terdapat kotoran putih menempel di sekitar anus

3.2.2 Gejala Penyakit Kolera Ayam

Penyakit kolera ayam memiliki nama latin penyakit fowl cholera, merupakan penyakit ayam yang dapat menyerang secara pelan-pelan dan juga dapat menyerang secara mendadak. Berikut gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini :

(50)

47

Kode Nama Gejala

G001 Nafsu makan berkurang G002 Nafas sesak/megap-megap G003 Nafas ngorok

G006 Batuk

G008 Bulu kusam dan berkerut G009 Diare

G010 Produksi telur menurun

G012 Kelihatan ngantuk dan bulu berdiri G014 Tampak lesu

G015 Mencret kehijau-hijauan G018 Banyak minum

G022 Jengger membengkak merah G025 Kaki meradang/lumpuh

G029 Keluar cairan dari mata dan hidung

3.2.3 Gejala Penyakit Flu Burung

Penyakit flu burung memiliki nama latin avian influenza, disebut juga penyakit fowl plaque. Pertama kali terjadi di Italia sekitar tahun 1800. Selanjutnya menyebar luas sampai tahun 1930, setelah itu menjadi sporadis dan terlokasisasi terutama di timur tengah. Berikut daftar gejala-gejala penyakit flu burung :

(51)

48

Tabel 3.4 Daftar Gejala Penyakit Flu Burung

Kode Nama Gejala

G001 Nafsu makan berkurang G002 Nafas sesak/megap-megap G003 Nafas ngorok

G005 Bersin-bersin G006 Batuk G009 Diare

G010 Produksi telur menurun G020 Nampak membiru

G028 Keluar cairan berbusa dari mata G015 Mencret kehijau-hijauan G031 Kepala bengkak

G041 Mati secara mendadak

3.2.4 Gejala Penyakit Tetelo

Penyakit tetelo memiliki nama latin newcastle disease disebut juga pseudovogel pest rhaniket atau tortor furrens. Di Indonesia populer dengan sebutan tetelo. Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Doyle pada tahun 1927, di daerah newcastleon tyne, Inggris. Berikut ini daftar gejala-gejala penyakit tetelo :

(52)

49

Tabel 3.5 Daftar Gejala Penyakit Tetelo

Kode Nama Gejala

G001 Nafsu makan berkurang

G002 Nafas sesak/megap-megap

G003 Nafas ngorok

G005 Bersin-bersin

G006 Batuk

G010 Produksi telur menurun

G014 Tampak lesu

G015 Mencret kehijau-hijauan

G021 Sempoyongan

G032 Kepala terputar

3.2.5 Gejala Penyakit Tipus

Penyakit tipus memiliki nama latin fowl typhoid, dikenal sebagai penyakit tipus ayam, tergolong penyakit menular. Berikut daftar gejala-gejala penyakit tipus :

(53)

50

Tabel 3.6 Daftar Gejala Penyakit Tipus

Kode Nama Gejala

G001 Nafsu makan berkurang G007 Badan kurus

G008 Bulu kusam dan berkerut G009 Diare

G012 Kelihatan ngantuk dan bulu berdiri G014 Tampak lesu

G015 Mencret kehijau-hijauan G023 Jengger pucat

3.2.6 Gejala Penyakit Berak Darah

Penyakit berak darah memiliki nama latin coccidosis, merupakan penyakit menular yang ganas, di kalangan para peternak ayam disebut juga penyakit berak darah. Penyakit ini ditemukan pada tahun 1674. Berikut daftar gejala-gejala penyakit berak darah :

(54)

51

Tabel 3.7 Daftar Gejala Penyakit Berak Darah

Kode Nama Gejala

G001 Nafsu makan berkurang G007 Badan kurus

G008 Bulu kusam dan berkerut G010 Produksi telur menurun G017 Mencret bercampur darah G019 Muka pucat

3.2.7 Gejala Penyakit Gumboro

Penyakit gumboro memiliki nama latin infectious bursal disease. Pertama kali ditemukan dan dilaporkan pada tahun 1975 oleh Dr. Csgrove di daerah gumboro, deleware, Amerika serikat. Berikut daftar gejala-gejala penyakit ini :

Tabel 3.8 Daftar Gejala Penyakit Gumboro

Kode Nama Gejala

G001 Nafsu makan berkurang G008 Bulu kusam dan berkerut G014 Tampak lesu

G016 Mencret keputih-putihan

G039 Tidur paruhnya diletakkan di lantai G040 Duduk dengan sikap membungkuk

(55)

52

3.2.8 Gejala Penyakit Salesma

Penyakit salesma memiliki nama latin infectious coryza, disebut juga infectious cold, Snot, Rhinitis atau Roup. Berikut daftra gejala-gejala penyakit ini:

Tabel 3.9 Daftar Gejala Penyakit Salesma

Kode Nama Gejala

G001 Nafsu makan berkurang G005 Bersin-bersin

G009 Diare

G010 Produksi telur menurun G027 Kelopak mata kemerahan G030 Keluar nanah dari mata dan bau G034 Pembengkakan dari sinus dan mata

3.2.9 Gejala Penyakit Batuk Menahun

Penyakit batuk menahun memiliki nama latin infectious bronchitis, pertama kali ditemukan pada tahun 1930 dan penyakit ini mulai menjadi wabah sejak tahun 1940. Pada tahun 1950 penyakit infectious bronchitis sudah dapat dikendalikan dengan efektif. Berikut gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini :

(56)

53

Tabel 3.10 Daftar Gejala Penyakit Menahun

Kode Nama Gejala

G001 Nafsu makan berkurang G003 Nafas ngorok

G005 Bersin-bersin G006 Batuk G009 Diare

G010 Produksi telur menurun

G012 Kelihatan ngantuk dan bulu berdiri G013 Kedinginan

G014 Tampak lesu G020 Nampak membiru

3.2.10 Gejala Penyakit Busung Ayam

Penyakit busung ayam memiliki nama latin lymphoid leukosis, penyakit ini termasuk kelompok leukosis komplex disease. Penyakit ini banyak menyerang ayam di Indonesia. Berikut gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini :

(57)

54

Tabel 3.11 Daftar Gejala Penyakit Busung Ayam

Kode Nama Gejala

G001 Nafsu makan berkurang G002 Nafas sesak/megap-megap G007 Badan kurus

G008 Bulu kusam dan berkerut G023 Jengger pucat

G035 Perut membesar

3.2.11 Gejala Penyakit Batuk Darah

Penyakit batuk darah memiliki nama latin infcentious laryngotracheitis, disebut juga infectious tracheitis. Jenis penyakit ini ditemukan pada tahun 1925, dan secara resmi diakui oleh committee on pultry disease of the american veterinary medical association, pada tahun 1931. Berikut daftar gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini :

Tabel 3.12 Daftar Gejala Penyakit Batuk Darah

Kode Nama Gejala

G002 Nafas sesak/megap-megap G003 Nafas ngorok

G005 Bersin-bersin G006 Batuk G033 Mata Berair

(58)

55

3.2.12 Gejala Penyakit Mereks

Penyakit mereks memiliki nama latin mereks disease. Pada awalnya penyakit ini dimasukkan dalam kelompok leukosis complex disease, namun setelah ditemukan penyebabnya dan penanggulangannya, penyakit ini dipisahkan dari kelompok leukosis complex disease. Berikut daftar gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini :

Tabel 3.13 Daftar Gejala Penyakit Mereks

Kode Nama Gejala

G001 Nafsu makan berkurang G004 Nafas cepat G007 Badan kurus G019 Muka pucat G021 Sempoyongan G026 Kaki pincang G036 Sayap menggantung

3.2.13 Gejala Penyakit Produksi Telur

Penyakit produksi telur memiliki nama latin egg drop syndrome, merupakan penyakit ayam yang ada pada tahun 1976, dilaporkan van eck di Nederland. Di kalangan pakar kesehatan ternak, penyakit ini disebut egg drop syndrome 76. Berikut daftar gejala-gejala penyakit ini :

(59)

56

Tabel 3.14 Daftar Gejala Penyakit Produksi Telur

Kode Nama Gejala

G004 Nafas cepat

G010 Produksi telur menurun G011 Kualitas telur jelek G015 Mencret kehijau-hijauan

3.2.14 Gejala Penyakit Produksi Awal

Penyakit produksi awal memiliki nama latin pullet disease, disebut juga blue comb, avian monocytosis, dan summer disease. Penyakit ini umum menyerang ayam yang sedang mengawali produksi telurnya yang pertama. Berikut ini daftar gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini :

Tabel 3.15 Daftar Gejala Penyakit Produksi Awal

Kode Nama Gejala

G009 Diare

G010 Produksi telur menurun G016 Mencret keputih-putihan G022 Jengger membengkak merah

3.3 Flowchart Program

Basis pengetahuan didapat dari para pakar adalah masalah penyakit ayam tentunya basis pengetahuan ini dapat diperoleh dari pakar ayam atau dokter hewan. Selain itu basis pengetahuan dapat diperoleh dari buku-buku yang membahas tentang penyakit ayam. Analisis permasalahan yang digunakan

(60)

57

adalah menggunakan diagram flowchart. Berikut flowchart analisis permasalahan sebelum merancang aplikasi sistem pakar.

Flowchart Diagnosa Penyakit Ayam

Gambar 3.2 Flowchart Diagnosa Penyakit Ayam

3.4 Pemodelan / Perancangan Sistem

Tahap berikutnya adalah tahap perancangan yang bertujuan untuk membuat suatu perancangan kerangka dasar yang akan digunakan, sistem masukan yang dibutuhkan, keluaran yang diharapkan, serta prosedur penggunaan sistem. Tahapan yang akan dilakukan dalam perancangan sistem antara lain perancangan Use Case Diagram, Activity Diagram dan perancangan interface.

Mulai Pilih Gejala Gejala Jawab Ya Ya Masukkan Ke temp_gejala dan temp_penyakit Tidak Masukkan Ke

Data Peternak Selesai

Tampilkan Data Peternak

(61)

58

3.4.1 Perancangan Use Case Diagram

Perancangan use case diagram sistem pakar mendeteksi penyakit pada ayam dengan menggunakan metode forward chaining adalah sebagai berikut :

a. Usecase Untuk Halaman Depan Diagnosa Penyakit Ayam

Gambar 3.3 Usecase Halaman Depan Diagnosa Penyakit

Dari gambar 3.3 peternak mendaftarkan biodatanya selanjutnya akan peternak akan menerima diagnosa dalam bentuk pernyataan. Peternak harus menjawab Ya atau Tidak sesuai dengan pernyataan yang tampil.

3.4.2 Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan yang digunakan adalah dengan menggunakan kaidah produksi. Perlu diketahui representasi ini nantinya akan digunakan untuk menentukan proses pencarian atau menentukan kesimpulan yang didapat.

Peternak

Daftar Peternak

«extends»

Diagnosa Penyakit «uses»

(62)

59

a. Rule 1

Pada aturan 1 (rule 1), dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit berak kapur.

IF nafsu makan berkurang

AND nafas sesak/megap-megap

AND badan kurus

AND bulu kusam dan berkerut

AND diare

AND produksi telur menurun

AND mencret keputih-putihan

AND kedinginan

AND kaki bengkak

AND terdapat kotoran putih menempel di sekitar dubur

THEN berak kapur / pullorum disease.

b . Rule 2

Pada rule 2 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit kolera ayam.

IF nafsu makan hilang

AND nafas sesak/megap-megap

(63)

60

AND bulu kusam dan berkerut

AND diare

AND produksi telur menurun

AND kelihatan mengantuk dengan bulu berdiri

AND tampak lesu

AND mencret kehijau-hijauan

AND banyak minum

AND jengger membengkak merah

AND kaki meradang/lumpuh

AND keluar cairan dari mata dan hidung

THEN kolera ayam/ fowl cholera.

c. Rule 3

Pada aturan 3 (rule 3) dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit flu burung.

IF nafsu makan hilang

AND nafas sesak/megap-megap

AND nafas ngorok

AND bersin-bersin

(64)

61

AND diare

AND produksi telur menurun

AND nampak membiru

AND keluar cairan berbusa dari mata

AND kepala bengkak

AND mati secara mendadak

THEN flu burung/avian influenza.

d. Rule 4

Pada aturan 4 atau rule 4 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit tetelo.

IF nafsu makan hilang

AND nafas sesak/megap-megap

AND nafas ngorok

AND bersin-bersin

AND batuk

AND produksi telur menurun

AND tampak lesu

AND mencret kehijau-hijauan

(65)

62

AND kepala berputar

THEN tetelo/newcastle disease.

e. Rule 5

Pada aturan 5 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit tipus ayam.

IF nafsu makan hilang

AND badan kurus

AND bulu kusam dan berkerut

AND diare

AND kelihatan ngantuk dengan bulu berdiri

AND tampak lesu

AND mencret kehijau-hijauan

AND jengger pucat

THEN tipus ayam/fowl typhoid.

f. Rule 6

Pada aturan 6 atau rule 6 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit berak darah.

IF nafsu makan hilang

AND badan kurus

(66)

63

AND produksi telur menurun

AND muka pucat

AND mencret bercampur darah

THEN berak darah/cocidosis.

g. Rule 7

Pada aturan 7 atau rule 7 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit gumboro

IF nafsu makan hilang

AND bulu kusam dan berkerut

AND tampak lesu

AND mencret keputih-putihan

AND tidur paruhnya diletakkan di lantai

AND duduk dengan sikap membungkuk

THEN gumboro/gumboro disease.

h. Rule 8

Pada aturan 8 atau rule 8 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit salesma ayam.

IF nafsu makan hilang

AND bersin-bersin

(67)

64

AND produksi telur menurun

AND kelopak mata kemerahan

AND keluar nanah dari mata dan bau

AND pembengkakan dari sinus dan mata

THEN salesma ayam/infcection coryza.

i. Rule 9

Pada aturan 9 atau rule 9 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit batuk ayam menahun.

IF nafsu makan hilang

AND nafas ngorok

AND bersin-bersin

AND batuk

AND diare

AND produksi telur menurun

AND kelihatan mengantuk dengan bulu berdiri

AND kedinginan

AND tampak lesu

AND nampak membiru

(68)

65

j. Rule 10

Pada aturan 10 atau rule 10 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit busung ayam.

IF nafsu makan berkurang

AND nafas sesak/megap-megap

AND badan kurus

AND bulu kusam dan berkerut

AND jengger pucat

AND perut membesar

THEN busung ayam/lymphoid leukosis.

k. Rule 11

Pada aturan 11 atau rule 11 ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit batuk darah.

IF nafas sesak/megap-megap

AND nafas ngorok

AND bersin-bersin

AND batuk

AND mata berair

AND terdapat lender bercampur darah pada rongga mulut

(69)

66

l. Rule 12

Pada aturan 12 atau rule 12 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit mereka.

IF nafsu makan berkurang

AND nafas cepat

AND badan kurus

AND muka pucat

AND sempoyongan

AND kaki pincang

AND sayap menggantung

THEN penyakit mereka / mareks disease.

m. Rule 13

Pada aturan 13 atau rule 13 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit produksi telur.

IF nafas cepat

AND produksi telur menurun

AND kualitas telur jelek

AND mencret kehijau-hijauan

(70)

67

m. Rule 14

Pada rule 14 dapat ditentukan aturan yang digunakan untuk penyakit produksi awal.

IF diare

AND produksi telur menurun

AND mencret keputih-putihan

AND jengger membengkak merah

AND mati secara mendadak

THEN produksi awal/pullet disease.

3.4.3 Pemodelan / Perancangan Sistem

Data yang ada disusun dalam bentuk tabel untuk mempermudah sistem dalam pengambilan keputusan. Berikut tabel-tabel yang terdapat dalam aplikasi sistem pakar :

1. Tabel Penyakit

Tabel penyakit berguna untuk menyimpan semua daftar penyakit termasuk

dengan defenisi dan solusinya. Daftar penyakit yang disimpan di dalam tabel ini tentunya yang mungkin terjangkit pada ayam. Desain tabel ini dapat dilihat pada tabel 3.16.

Tabel 3.1 Desain Struktur Tabel Penyakit

No Kolom Tipe Panjang Keterangan

1 kd_penyakit Char 4 Primary Key

(71)

68

3 nm_latin Varchar 60 Nama Latin

4 Defenisi Text Defenisi

5 Solusi Text Solusi

2. Tabel Gejala

Tabel gejala digunakan untuk menyimpan daftar gejala yang mungkin terjadi

pada ayam, tentunya saata sakit. Tebel gejala ditunjukkan pada tabel 3.17

Tabel 3.2 Desain Struktur Tabel Gejala

No Kolom Tipe Panjang Keterangan

1 kd_gejala Char 4 Primary Key

2 nm_gejala Varchar 100 Nama Gejala

3. Tabel Relasi

Tabel relasi berguna untuk menghubungkan antara tabel penyakit dengan tabel

Gejala, sehingga dapat membuat daftar gejala yang terjadi pada suatu penyakit tertentu yang diderita ayam. Tabel relasi dapat dilihat pada tabel 3.18.

Tabel 3.3 Desain Struktur Tabel Relasi

No Kolom Tipe Panjang Keterangan

1 kd_penyakit Char 4 Kode Penyakit

(72)

69

4. Tabel Analisa

Tabel analisa berguna untuk menyimpan data hasil penelusuran, data yang

(73)

70

Tabel 3.4 Desain Struktur Tabel Analisa

No Kolom Tipe Panjang Keterangan

1 Id Int 4 Primary Key,

Auto_Increment

2 Nm_Peternak Varchar 60 Nama Peternak

3 Kelamin ENUM „P‟,‟W‟ Kelamin

4 Alamat Varchar 100 Alamat

5 Pekerjaan Varchar 60 Pekerjaan

6 kd_penyakit Char 4 Kode Penyakit

7 Noip Varchar 60 No Ip

8 Tanggal Datetime Tanggal

5. Tabel Bantu Penyakit

Tabel bantu penyakit dapat juga dinamakan sebagai tabel temporari atau tabel

sementara untuk data penyakit. Tujuan dibuatnya tabel ini adalah untuk menyimpan daftar kemungkinan penyakit saat menjawab setiap gejala yang ditanyakan.

Tabel 3.5 Desain Struktur Tabel Temp_Penyakit

No Kolom Tipe Panjang Keterangan

1 Noip Varchar 60 No Ip

2 kd_penyakit Char 4 Kode Penyakit

(74)

71

Tabel bantu gejala dapat juga dinamakan tabel temporari atau tabel sementara

untuk data gejala. Tujuan dibuatnya tabel ini adalah untuk menyimpan daftar kode gejala yang telah dijawab “YA”, sedangkan untuk jawaban “TIDAK” akan dibuang. Berikut tabel bantu gejala seperti terlihat pada tabel 6.21

Tabel 3.6 Desain Struktur Tabel Temp_Gejala

No Kolom Tipe Panjang Keterangan

1 Noip Varchar 60 No Ip

2 kd_gejala Char 4 Kode Gejala

7. Tabel Bantu Analisa

Tabel bantu analisa dapat juga dinamakan sebagai tabel temporari atau tabel

sementara untuk data relasi. Tujuan dibuatnya tabel ini adalah untuk menyimpan daftar relasi yang kode penyakitnya mungkin terjadi, yaitu dari semua kode penyakit yang tersimpan di dalam tabel tmp_penyakit. Berikut tabel bantu analisa seperti terlihat pada tabel 3.22.

Tabel 3.7 Desain Struktur Tabel Temp_Analisa

No Kolom Tipe Panjang Keterangan

1 Noip Varchar 60 No Ip

2 kd_penyakit Char 4 Kode Penyakit

3 Kd_gejala Char 4 Kode Gejala

8. Tabel Bantu Peternak

(75)

72

sementara untuk data peternak. Tujuan dibuatnya tabel ini adalah untuk menyimpan data peternak dari form pendaftaran. Data peternak disimpan sementara karena tidak semua orang yang mengakses meneruskan proses penelusurnya, sehingga data pendaftar yang tidak melakukan analisa gejala sampai akhir, program tidak akan menyimpannya.

Tabel 3.8 Desain Struktur Tabel Peternak

No Kolom Tipe Panjang Keterangan

1 Id Int 4 Primary key,

auto_incrment

2 Nm_peternak Varchar 60 Nama Peternak

3 JenisKelamin Enum „P‟,‟W‟ Jenis Kelamin

4 Alamat Varchar 100 Alamat

5 Pekerjaan Varchar 60 Pekerjaan

6 Noip Varchar 60 No IP

(76)

73

3.4.4 Rancangan Menu Utama

Menu utama merupakan form utama pada saat user dan admin mengakses sistem pakar ini. User merupakan pengunjung yang mengunjungi web sistem pakar untuk memeriksa penyakit ayamnya. Berikut ini tampilan menu utama.

Gambar 3.4 Rancangan Menu Utama

Pada menu daftar penyakit akan menampilkan nama penyakit dan jika diklik link lihat maka gejala-gejala penyakit akan ditampilkan. Menu konsultasi menampilkan konsultasi pengunjung tentang penyakit yang diderita oleh ayam pengunjung.

SELAMAT DATANG DI WEBSITE SISTEM PAKAR

Menu Daftar Penyakit Konsultasi Cara Penggunaan xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

(77)

74

3.5.1 Rancangan Daftar Penyakit

.

Gambar 3.5 Rancangan Daftar Penyakit dan Gejala Penyakit

3.5.2 Rancangan Daftar Pasien

Rancangan daftar pasien maksud adalah rancangan pendaftaran untuk pengunjung yang akan berkonsultasi.

Daftar Semua Penyakit Beserta Gejalanya

No x x x x Nama Penyakit x x x x Nama Latin x x x x Detail Lihat Lihat Lihat Lihat

(78)

75

Gambar 3.6 Rancangan Daftar Pasien

3.5.4 Rancangan Daftar Pertanyaan

Rancangan daftar pertanyaan akan muncul seteleah pasien mendaftarkan diri sebagai orang yang berkonsultasi. Setelah diklik tombol daftar pada rancangan daftar pasien,.

Gambar 3.7 Rancangan Daftar Pertanyaan Daftar Peternak

Nama xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan

Alamat xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Pekerjaan xxxxxxxxxxxxxxxxxx

Daftar

Jawablah Pertanyaan Di Bawah Ini :

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Benar (YA) Salah (TIDAK)

Jawab Jawablah Pertanyaan Di Bawah Ini :

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Benar (YA) Salah (TIDAK)

(79)

76

3.5.6 Rancangan Hasil Analisa Penyakit Ayam

Rancangan hasil analisa penyakit ayam merupakan rancangan akhir untuk menentukan penyakit

yang di derita oleh ayam, di sini akan diberikan juga solusi untuk mengatasi penyakit ayam tersebut. Berikut tampilan rancangan analisa penyakit ayam seperti terlihat pada gambar 3.1

Gambar 3.8 Hasil Analisa Penyakit Ayam Hasil Analisa Penyakit Ayam

Data Peternak Nama xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Alamat xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Pekerjaan xxxxxxxxxxxxxxxxxx Hasil Analisa : Penyakit xxxxxxxxxxxxxxxxxxx Nama Latin xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Gejala xxxxxxxxxxxxxxxxxxx Keterangan xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Solusi xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

(80)

77

3.5. Implementasi Sistem

Implementasi sistem merupakan pengujian dari perancangan yang telah dihubungkan dalam sebuah program, jadi dengan adanya implementasi ini maka system dapat dievaluasi apakah sesuai dengan kebutuhan yang dibuat dalam perancangan.

3.5.1 Halaman Menu Utama

Halaman ini digunakan sebagai tempat untuk menampung semua pilihan-pilihan yang terdapat didalam sistem yang di rancang seperti gambar dibawah ini :

Gambar 3.9 Menu Utama

3.5.2 Halaman Administrator

Halaman ini digunakan untuk mengakses atau mengupdate gejala penyakit dan nama penyakit pada ayam yang dapat dilihat pada gambar berikut :

(81)

78

Gambar 3.10 Halaman Administrator

3.5.3 Halaman Input Data Peternak

Halaman ini digunakan untuk menginput data pasien yang dapat dilihat pada gambar berikut :

(82)

79

Gambar 3.11 Halaman input data pasien

3.5.4 Halaman Hasil Analisa Penyakit Ayam

Halaman ini adalah hasil dari input gejala penyakit yang dapat dilihat pada gambar berikut :

(83)

80

Gambar 3.12 Hasil Analisa Penyakit Ayam

3.5.5 Halaman Daftar Semua Penyakit

(84)

81

Gambar 3.13 Daftar Semua Penyakit Ayam

3.5.6 Kelemahan Dan Kelebihan

Adapun kelebihan dan kekurangan dari pada implementasi dan pengujian yang sudah dibahas di atas yaitu :

1. Kelemahan Sistem

a. Interface masih sangat sederhana b. Fitur dalam program masih sedikit 2. Kelebihan Sistem

c. Tidak akan menemui jalan buntu

d. Mempersingkat pencariaan gejala penyakit

Gambar

Gambar 2.5 Flowchart Data Customer A Data Customer Add Edit Bersih Batal Input
Gambar 2.6 Flowchart Data Pengaduan Exit B Data Pengadu Memilih Parameter Sesuai dengan Keluhan pelanggan
Gambar 2.7 Use Case Diagram kesesuaian pemakaian air
Gambar 2.8 Activity Diagram
+7

Referensi

Dokumen terkait

Basis pengetahuan pada sistem pakar berasal dari ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh pakar, yang kemudian digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan,

Dalam proses perencanaan strategis salah satu langkah yang dilakukan adalah melakukan analisis keterkaitan dengan aturan- aturan dan arahan kebijakan baik dalam Rencana Strategis

Melakukan monitoring dan perbaikan error yang muncul pada saat aplikasi digunakan calon mahasiswa baru dan operator 5 Melakukan maintenance aplikasi dan.

Dalam setiap penerbitan Profil Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah, selalu dilakukan berbagai upaya perbaikan, baik dari segi materi maupun tampilan fisiknya, sesuai

Keberhasilan kinerja Kecamatan Karangbinangun Tahun 2015 ditentukan oleh perencanaan dan terlaksananya program dan kegiatan dengan baik dan didukung adanya anggaran

Merepresentasikan pengetahuan dari seorang pakar ke komputer dalam bentuk kaidah produksi (production rule) yang disimpan dalam basis pengetahuan (knowledge

Sistem pakar adalah suatu program komputer yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang yang lebih spesifik... Sistem Pakar Tidak terbatas

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan ridho-Nya Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.. Tidak lupa pula kita panjatkan