• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK PRAKTIS PEMICUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETUNJUK PRAKTIS PEMICUAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

e

PETUNJUK PRAKTIS

PEMICUAN

(2)

PENGANTAR PERTEMUAN

 Perkenalkan Tim Pemicu

 Sampaikan tujuan kedatangan Tim:

 Untuk belajar tentang kebiasaan masyarakat yang

berhubungan dengan kesehatan lingkungan.

 Tim akan banyak bertanya dan minta kesediaan

masyarakat yang hadir untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan Tim dengan jujur. (Catatan: masyarakat

ditempatkan sebagai “guru” yang akan menjadi sumber

informasi sedangkan fasilitator menempatkan diri

sebagai “murid” yang akan banyak bertanya dan

menerima informasi dari gurunya).

 Kedatangan Tim bukan untuk memberikan bantuan

dalam bentuk apapun (uang, semem dll) melainkan

untuk belajar.

(3)

PENCAIRAN SUASANA

Tujuan : Terciptanya suasana akrab antara

fasilitator dan masyarakat sehingga

masyarakat akan terbuka untuk

menceritakan apa yang terjadi di kampung

tersebut.

Lakukan pencairan dengan permainan yang

menghibur, mudah dilakukan oleh

masyarakat, melibatkan banyak orang dan

ada hubungannya dengan CLTS.

(4)

IDENDIFIKASI PENGGUNA

JAMBAN ATAU CAKUPAN

SANITASI

 Sepakati bersama tentang penggunaan kata BAB dan kotoran

manusia dengan bahasa setempat (misal “Ngising” untuk BAB dan

“Tai“ untuk kotoran manusia). Kata yang disepakati akan

digunakan selama proses pemicuan berlangsung

Ajukan pertanyaan : “Di mana saja biasanya masyarakat BAB ?

 Jika ada yang menjawab di WC/jamban, minta peserta yang sudah

BAB di jamban untuk mengangkat tangannya (untuk mengetahui

seberapa banyak masyarakat yang hadir telah memiliki WC/jamban)

Ajukan pertanyaan: “Kenapa sebagian masyarakat masih BAB di

kebon/sawah atau tempat terbuka lainnya? (jawaban tidak perlu

dikomentari)

(5)

MAPPING (PEMETAAN)

Minta beberapa orang dari peserta untuk menggambar peta kampung mereka.

Mulai pembuatan peta dengan membuat batas kampung, jalan

desa, lokasi pemicuan, lokasi kebun, sawah, kali, lapangan, SPAL, balong ikan, rumah penduduk (nama KK & jumlah anggota keluarga ditulis di kertas).

Setelah semua rumah peserta yang hadir masuk dalam peta, minta kepada semua peserta untuk mengambil bubuk/semen warna

kuning, kemudian minta mereka untuk meletakkan bubuk/semen tersebut sesuai dengan lokasi dimana mereka biasa BAB. Jika sudah di jamban, maka bubuknya diletakkan di lokasi rumah.

Minta ke semua peserta untuk mengamati peta kampung mereka, apa yang terjadi dengan kampung mereka yang dikepung oleh kotoran dan minta mereka untuk bertepuk tangan.

Ajukan pertanyaan kunci: Bagaimana perasaan kita kalau melihat kampung kita seperti dalam peta? (Kembangkan ke pertanyaan-pertanyaan berikutnya yang memicu rasa jijik, malu, harga diri dll.)

(6)

TRANSECT WALK

 Ajak semua peserta untuk berjalan-jalan mengelilingi

kampung mereka. Tujuan perjalanan adalah

lokasi-lokasi dimana orang biasa BAB.

 Jika menemukan kotoran, beri bendera warna

kuning dan ajukan pertanyaan: Kotoran siapa ini ?

Siapa saja yang tadi malam atau tadi pagi BAB

disini? Bagaimana perasaan kita kalau melihat

kotoran yang berserakan seperti ini? (Kembangkan

ke pertanyaan-pertanyaan berikutnya untuk memicu

rasa jijik, malu, takut sakit dll.)

(7)

MENGHITUNG VOLUME TINJA

 Hitung volume tinja mulai dari menghitung berapa jumlah KK

dan jiwa di kampung tersebut dan berapa kira-kira jumlah

orang yang masih BAB di sembarang tempat, berapa kali

biasanya kalau BAB dalam sehari, berapa banyak (kilo) sekali

BAB. Lalu kalikan jumlah tinja yang dikeluarkan per orang

dengan jumlah jiwa yang masih BAB di sembarang tempat.

Hitung jumlah tinja dalam seminggu, sebulan, setahun dst.

Konversikan jumlah tinja dalam ukuran karung beras, berapa

karung dan berapa tinggi jika ditumpuk seperti padi/ beras.

 Ajukan pertanyaan bagaimana perasaan mereka jika melihat

tinja sebanyak itu dan lari kemana saja tinja-tinja itu?

(Kembangkan ke pertanyaan-pertanyaan berikutnya untuk

memicu rasa jiji, takut sakit, rasa nyaman, rasa berdosa dll.)

(8)

ALUR KONTAMINASI (ORAL FECAL)

 Ajukan pertanyaan: Mungkinkah tinja yang kita

keluarkan di sembarang tempat bisa masuk masuk

mulut kita? Jika mungkin lewat mana dan apa saja?

(pada proses ini jawab masyarakat bisa langsung

disampaikan lewat lisan atau mereka diminta

menggambarkan prosesnya dengan kertas/alat yang

sudah dipersiapkan)

 Tegaskan bahwa ternyata kita telah makan tinja yang

kita keluarkan sendiri dengan berbagai macam cara.

 Ajukan pertanyaan: Apa yang terjadi/apa akibatnya

kalau kita “makan” atau minum” tinja? (Kembangkan ke

pertanyaan-pertanyaan berikutnya untuk menguatkan

bahwa ternyata kita telah telah makan dan minum tinja

yang kita keluarkan)

(9)
(10)

SIMULASI AIR YANG TERKONTAMINASI

(Alt. 1)

 Siapkan 2 gelas air mineral yang masih disegel

 Minta salah seorang peserta untuk minum air tersebut dengan

terlebih dahulu menunjukkan bahwa air masih tersegel. Fasilitator juga melakukan hal sama (minum air mineral kemasan)

 Minta 1 helai rambut kepada salah seorang peserta, kemudian

tempelkan rambut tersebut ke tinja yang sudah diambil saat

transect, celupkan rambut tersebut ke air mineral yang tadi diminum oleh peserta

 Minta peserta yang minum air tadi untuk meminum kembali air yang

telah diberi tinja. Minta juga peserta yang lain untuk meminumnya.

 Ajukan pertanyaan: Kenapa tidak yang ada berani minum?  Ajukan pertanyaan lain untuk menguatkan bahwa air yang kita

minum dari rumah, makan yang kita makan sama tercemarinya seperti air tadi jika kita masih BAB di sembarang tempat.

(11)

 Siapkan 1 ember air dari sumur milik warga atau dari sungai yang

bersih

 Minta salah seorang peserta untuk mencuci muka dengan air

tersebut. Fasilitator juga melakukan hal sama (mencuci muka)

 Minta 1 helai rambut kepada salah seorang peserta, kemudian

tempelkan rambut tersebut ke tinja yang sudah diambil saat

transect, celupkan rambut tersebut ke air yang tadi digunakan untuk mencuci muka oleh peserta

 Minta peserta yang telah mencuci muka tadi untuk mencuci muka

kembali dengan air yang telah diberi tinja. Minta juga peserta yang lain untuk melakukannya.

 Ajukan pertanyaan: Kenapa tidak yang ada berani melakukan?  Ajukan pertanyaan lain untuk menguatkan bahwa air yang kita

minum dari rumah, makanan yang kita makan sama tercemarinya seperti air tadi jika kita masih BAB di sembarang tempat.

SIMULASI AIR YANG TERKONTAMINASI

(Alt. 2)

(12)

PUNCAK PEMICUAN !!!

 Ajukan terlebih dahulu pertanyaan tambahan: Apa dampak dari

adanya tai yang berserakan (MEMICU TAKUT SAKIT), bagaimana

kalau kita tidak punya jamban, kemudian kita ingin berak pada malam hari atau dalam kondisi sakit atau hamil, bagaimana kalau ada ular (MEMICU RASA AMAN DAN NYAMAN), bagaimana dengan kaum perempuan yang mungkin diintip orang? (MEMICU PRIVASI/HARGA DIRI)

 Apakah BAB di sembarang tempat itu lebih banyak mendatangkan

manfaat atau lebih banyak kerugiannya?

 Apakah kita mau begini terus? Kalau tidak harus bagaimana?  Adakah atau siapa yang mau berubah?

 Apa yang akan dilakukan setelah ini?

 Minta masyarakat yang mau berubah (membuat jamban) untuk ke

depan dan berikan apresiasi (tepuk tangan)

Minta mereka (yang mau berubah) untuk menanda tangani „kontrak sosial‟ (komitmen pembuatan jamban)

 Sepakati jadwal pertemuan berikutnya (RTL)

(13)

TIM PEMICU

Peran

Tugas

Lead Facilitator

(1 orang)

Fasilitator utama, yang menjadi motor

utama proses fasilitasi, biasanya 1

orang

Co – Facilitator

(2 atau 3 orang)

Membantu fasilitator utama dalam

memfasilitasi proses sesuai dengan

kesepakatan awal atau tergantung

pada perkembangan situasi.

Content Recorder

(1 atau 2 orang)

Perekam proses, bertugas mencatat

proses dan hasil untuk kepentingan

dokumentasi / pelaporan program.

(14)

TIM PEMICU

Peran

Tugas

Process Facilitator

( 1 orang)

Penjaga alur proses fasilitasi, bertugas

mengontrol agar proses sesuai alur dan waktu,

dengan cara mengingatkan fasilitator (dengan

kode-kode yang disepakati) bilamana ada

hal-hal yang perlu dikoreksi.

Environment Setter

( 2 orang)

Penata suasana, menjaga suasana ‘serius’

proses fasilitasi, misalnya dengan: mengajak

anak-anak bermain agar tidak mengganggu

proses (sekaligus juga bisa mengajak mereka

terlibat dalam kampanye sanitasi, misalnya

dengan: menyanyi bersama, meneriakkan

slogan, dsb.), mengajak berdiskusi, memisah

partisipan yang mendominasi atau

Referensi

Dokumen terkait

Konteks permasalahan yang mendasar dihadapi oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan baik UPT Balai Pemasyarakatan, UPT Rumah Tahanan Negara, UPT Rumah Penyimpanan

Agar semakin banyak orang yang menggunakan jasa salon Anata cabang Pasirkaliki harus melakukan peningkatan pelayanan agar servicenya memuaskan juga harga yang

Hal ini disebabkan pekerja anak yang memiliki upah tinggi maka kontribusi dalam pendapatan rumah tangga akan semakin tinggi maka dari itu pekerja anak

Diferensiasi fungsi majemuk  diferensiasi untuk fungsi-fungsi yang mengandung lebih dari satu macam variabel bebas.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di perusahaan dan mencoba untuk mengadakan pembahasan mengenai penyusunan anggaran

Namun beberapa tahun mendatang setelah rumput laut lebih memasyarakat dan telah menjadi suatu usaha yang bersekala nasional, maka harga jual petani tersebut akan muncul sebagai

Hasil pengujian dalam basis data kedipan menunjukkan sistem yang diajukan dapat mendeteksi durasi kedipan mata dengan tingkat keakuratan 99,4% dan 1% false

Bapak/Ibu/Saudara/i, Anda adalah satu dari 100 orang Pemilik sepeda motor Honda Vario series, yang saya minta kesediaannya untuk mengisi kuesioner kualitas produk dan