• Tidak ada hasil yang ditemukan

COMMUNITY AS A GENERATOR OF CHARACTER AND IDENTITY OF CITY AREAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "COMMUNITY AS A GENERATOR OF CHARACTER AND IDENTITY OF CITY AREAS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNITAS MASYARAKAT SEBAGAI GENERATOR TERBENTUKNYA KARAKTER DAN

IDENTITAS KAWASAN KOTA

.

COMMUNITY AS A GENERATOR OF CHARACTER AND IDENTITY OF CITY AREAS

Rahma Ghaesani Subagja1, Mohammad Ischak2*

1Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia 2Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia

*Penulis koresponden: [email protected] ABSTRAK

Kampung Condet saat ini mengalami perkembangan dan perubahan yang sangat pesat terhitung setelah dinyatakan sebagai Kawasan cagar budaya pada tahun 1974. Salah satu bentuk perubahan tersebut adalah banyaknya penduduk keturunan timur tengah yang bermukim di sepanjang jalan utama Condet dan membuka usaha komersial. Keberadaan penduduk keturunan timur tengah tersebut, saat ini justru menjadi salah satu identitas dari Kawasan Condet. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian terkait dengan apakah banyaknya penduduk keturunan timur tengah juga memunculkan karakter arsitektural di Kawasan Condet. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif dengan membatasi pembahasan hanya pada fasade bangunan rumah toko yang dihuni oleh penduduk keturunan Timur Tengah di penggal Jalan Condet Raya, dengan menggunakan pendekatan tipomorfologi kota. Temuan penelitian yang didapat adalah bahwa Jalan Raya Condet menampilkan karakter Kawasan yang kuat, yang berpotensi menjadi identitas Kawasan Condet. Terbentuknya karakter kawasan merupakan perpaduan antara elemen jalan sebagai path, yang didukung aktivitas komersial khusus barang-barang yang khas Timur Tengah, dan diperkuat signage yang menampilkan nama-nama toko yang juga khas Timur Tengah. Sedangkan karakter arsitektural pada fasade bangunan tidak menunjukkan karakter khusus.

ABSTRACT

Kampung Condet is currently experiencing a very rapid development and change since it was declared a cultural heritage area in 1974. One form of this change is the large number of people of middle eastern descent who live along the main road of Condet and open commercial businesses. The existence of this population of middle eastern descent is currently one of the identities of the Condet area. This research was conducted to answer research questions related to whether the large number of people of middle eastern descent also raises architectural characters in the Condet area. This research used a descriptive exploratory method by limiting the discussion only to the facades of shop-houses inhabited by residents of Middle Eastern descent on the part of Jalan Condet Raya, using the urban typomorphology approach. The research findings obtained are that Jalan Raya Condet displays the strong character of the Kawasan, which has the potential to become the identity of the Condet Area. The formation of the character of the area is a

SEJARAH ARTIKEL  Diterima 23 Juli 2020  Revisi 24 Agustus 2020  Disetujui 5 Januari 2021  Terbit online 15 Januari 2021 KATA KUNCI  karakter kawasan,  identitas Kawasan,  tipomorfologi,  penanda,  fasade KEY WORDS  regional character  urban identity  typomorphology,  signage  facade

(2)

specifically for Middle Eastern goods, and reinforced with signage displaying shop names that are also typical of the Middle East. Meanwhile, the architectural character on the building facade does not show any special character.

1. PENDAHULUAN

Kota diibaratkan sebuah organisme yang akan selalu tumbuh dan berkembang setiap saat, termasuk kota-kota di Indonesia. Latar belakang pertumbuhan kota secara umum di seluruh dunia, dan khususnya di Indonesia termasuk Jakarta, bisa disebabkan berbagai macam factor seperti urbanisasi (Black and Henderson, 1999; Mardiansjah dan Rahayu,2019), maupun factor-faktor yang berasal dari ekspresi penduduknya, seperti faktor sosial budaya, ekonomi dan politik yang ada pada kota bersangkutan (Zahnd, 1999).

Pertumbuhan kota-kota yang terjadi saat ini bisa mengarah pada terbentuknya identitas kota yang baru, atau justru merubah atau bahkan menghilangkan identitas kota yang sebelumnya ada (Budiardjo, 1997; Budiman, dkk, 2018). Dengan demikian, identitas suatu kota menjadi satu factor yang sangat penting dalam rangka membedakan karakter satu kota atau bagian kota, dengan kota atau bagian kota lainnya. Menurut Lynch (1960), untuk dapat memahami indentitas sebuah kota terlebih dahulu memahami citranya. Citra kota yang mudah dibayangkan (mempunyai imagibilitas) dan mudah mendatangkan kesan (mempunyai legibilitas) akan dapat dengan mudah dikenali identitasnya

Dalam kaitannya dengan pemaknaan terhadap identitas kota, dapat ditelusuri melalui penggalian nilai‐nilai historis dan sosial budaya pada masyarakat setempat yang pada dasarnya adalah aktivitas keseharian dari masyarakatnya yang berlangsung dari waktu ke waktu seiring pertumbuhan suatu kota (Amar, 2009). Pertumbuhan yang sekaligus mengarah kepada terbentuknya identitas kota atau bagian kota, terjadi juga di Kawasan Codet, Jakarta Timur. Identitas Kawasan Condet sebagai Kawasan Permukiman asli Betawi muncul setelah diterbitkannya Surat Keputusan (SK) Gubernur No D. IV-1511/e/3/74 tanggal 30 April 1974 tentang Penetapan Condet sebagai Pengembangan Kawasan Budaya Betawi, kemudian menyusul SK Gubernur No D.I-7903/a/30/75 pada tanggal 18 Desember 1975, yang menetapkan Condet sebagai Daerah Buah-buahan.

Dari beberapa penelitian sebelumnya, dapat diketahui bahwa saat ini, identitas Kawasan Condet sebagai Kawasan Budaya Betawi dan sebagai Sentra Buah-buahan mengalami penurunan, bahkan semakin tidak dirasakan oleh masyarakat Jakarta dan sekitarnya (Anisa, dkk, 2010; Leonita dan Khadiyanto, 2018; Hidayat, 2016). Identitas Kawasan Condet tersebut mulai bergeser karena beberapa sebab, seperti perubahan bentuk rumah, perubahan komposisi masyarakat asli, perubahan

(3)

perilaku masyarakat (Anisa, Ilham, J., Purnama, T. 2010), akibat perubahan tata guna lahan dari pertanian menjadi lahan terbangun (Leonita, E.S., Khadiyanto, P., 2018), dan faktor politik dengan penetapan Kawasan Setu Babakan sebagai Perkampungan Betawi (Hidayat, R. 2016).

Di sisi lain, akibat dinamika pertumbuhan kota dan pertumbuhan penduduknya, saat ini muncul identitas Kawasan Condet sebagai Kawasan Hunian warga keturunan Timur Tengah, dimana mayoritas diantaranya mendirikan berbagai macam usaha, termasuk membuka toko pakaian, minyak wangi, rumah makan Timur Tengah, agen haji dan umrah, juga banyak yang menjadi penyalur tenaga kerja (Hidayat, 2016).

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan apakah identitas social kemasyarakatan, dalam bentuk banyaknya warga keturunan Timur Tengah di Kawasan Condet menunjukkan karakter khas yang dapat mendorong sebagai identitas Kota pada Kawasan Condet. Untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut, digunakan analisis secara tipomorfologi pada area penelitian.

Tipomorfologi adalah persenyawaan antara studi pada tataran tipologi dan morfologi yang dilakukan pada area yang merupakan bagian kota.Tipologi berkaitan dengan bagaimana mengklasifikasikan jenis objek berdasarkan kesamaan berupa karakter, trend, ukuran, dan hierarki (Frank dan Schneekloth, 1994).

Sedangkan morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan bentuk (Carmona, 2003) dalam permukiman manusia, dan proses bagaimana pembentukan dan transformasi entitas pembentuknya meliputi struktur kota, peruntukan lahan, pola jalan, bangunan dan ruang terbuka yang dapat dipelajari di hal struktural, fungsional, dan bentuk visual (Zahn, 1999). Morfologi perkotaan adalah penataan atau formasi keadaan kota sebagai objek dan sistem yang dapat diselidiki secara struktural, fungsional, dan visual (Zahnd, 1999). Dalam istilah lain, Yunus (2012) menyebutkan bahwa kajian morfologi kota sejatinya adalah kajian terhadap eksistensi keruangan dari bentuk-bentuk wujud karakteristik kota yaitu kajian bentuk kota dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Yunus, 2000). Dengan demikian, tipologi morfologi merupakan gabungan dari kajian tipologi dan morfologi, yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan kelompok objek berdasarkan kemiripan sifat-sifat dasarnya (Ischak, 2018).

(4)

2. METODOLOGI PENELITIAN

Untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang terkait dengan karakter Kawasan Condet, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dimana proses pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat terhadap masalah yang terjadi di tengah masyrakat serta kondisi-kondisi tertentu, termasuk didalamnya yang menyangkut tentang hubungan-hubungan, kegiatan, dan proses yang sedang berlangsung (Nazir, 2005). Selain itu, pendekatan kualitatif digunakan karena proses penelitian membutuhkan telaah terhadap makna-makna subyektif, pengertian-pengertian, dan symbol-simbol dari suatu kasus yang spesifik (Travers, 2001). Pada proses penelitian yang dilakukan, pendekatan kualitatif dipilih untuk mendapatkan kejelasan tentang fenomena banyaknya penduduk keturunan Timur Tengah di Kawasan Condet dan menggali keterkaitannya dengan identitas Kawasan.

Untuk maksud tersebut, langkah penelitian yang dilakukan adalah pengumpulan data primer dan sekunder melalui observasi dan literatur, kemudian menganalisis dengan penggalian dan pemaknaan fenomena melalui teori yang terkait dengan identitas kota, kemudian merumuskan satu kesimpulan. Penggalian data dilakukan dengan pengamatan secara langsung, dan tidak langsung yaitu dengan menggunakan Google Earth untuk merekam kondisi nyata kawasan studi. Instrumen perekam data adalah dengan memeriksa jenis fungsi dan elemen fasad bangunan yang disusun secara sistematis, yang diperoleh berdasarkan kajian teori tentang analisis tipologi (literature).

Karakter visual pada suatu Kawasan terbentuk karena terjadinya hubungan antara elemen fisik pada bangunan dalam suatu lingkungan (Shirvani, 1985), dimana elemen fisik yang dapat menjadi elemen pembentuk karakter visual dari suatu bangunan dapat berupa ketinggian bangunan, style bangunan, material, tekstur, warna dan signage. Terkait dengan fasade bangunan, Ching (1979), menyebutkan bahwa fasade suatu bangunan terdiri dari beberapa komponen, yang meliputi pintu masuk, zona lantai dasar, jendela, pagar pembatas, atap bangunan, signage serta ornament. Sementara di sisi lain, tinjauan terhadap masing-masing komponen fasade tersebut tidak terlepas dari prinsip-prinsip estetika bangunan yang meliputi geometri, simetri, ritme, kontras, skala dan proporsi. Sedangkan terkait dengan setting pada bagian kota, Kevin Lynch (1960) mengungkapkan ada 5 elemen pembentuk image kota secara fisik, yaitu : path (jalur), edge (tepian), distric (kawasan), nodes (simpul), dan landmark (penanda). Kelima elemen ini dirasa dapat mewakili cita rasa dari suatu kawasan dan memberikan citra yang kuat terhadap kota.

Landasan teori yang terkait dengan karakter visual bangunan dan lingkungan yang direkam dari fasade bangunan tersebut ditetapkan sebagai acuan dalam merumuskan variabel penelitian.

(5)

Disebabkan beberapa pertimbangan dan batasan penelitian, maka variabel penelitian yang akan digunakan terdiri dari komponen fasade bangunan yang dihuni oleh masyarakat keturunan Timur Tengah dengan menitikberatkan pada tinjauan komponen non fisik yakni fungsi bangunan, dan komponen fisik berupa ketinggian bangunan, atap bangunan dan signage. Sedangkan kriteria pembahasan dengan mengacu pada prinsip estetika yakni geometri, simetri, ritme, skala dan proporsi yang dimanifestasikan dengan karakter arsitektur bangunan tradisional Betawi dan bangunan Timur Tengah. Pembahasan variable penelitian tersebut dibatasi pada salah satu komponen pembentuk citra kota, yaitu jalur lintasan (path).

3. HASIL DAN DISKUSI

3.1. Lokus Penelitian

Penelitian di lakukan pada salah satu penggal jalan Condet Raya seperti yang terlihat pada gambar 1.

Pada penggal jalan Condet Raya yang ditetapkan sebagai lokus penelitian tersebut, didapatkan 30 bangunan yang dihuni oleh warga keturunan Timur Tengah, dengan komposisi 100% berfungsi sebagai rumah dan toko. Sedangkan dalam beberapa hal, menunjukkan dinamika yang khas.

(6)

3.2. Signage

Ditinjau dari cara pemasangannya, signage dapat dibagi menjadi dua, yakni signage yang menempel pada bangunan, dan signage yang dipasang terpisah dari bangunan (Suryantini, 2001). Dikarenakan semua bangunan yang dihuni oleh warga keturunan Timur Tengah di lokus penelitian berfungsi sebagai rumah dan toko, maka semua bangunan menggunakan signage, dengan komposisi menempel pada bangunan (gambar 2), dan menggunakan dua cara sekaligus, yakni signage yang menempel pada bangunan dan terlepas dari bangunan (gambar 3)

Salah satu factor yang mendukung penyampaian informasi dan sekaligus menanamkan image yang kuat pada pengamat adalah teks (typography) (Suryantini, 2001). Pada lokus penelitian, kesan yang tertangkap oleh pengamat sangat kuat diakibatkan nama-nama toko yang dihuni oleh warga keturunan Timur Tengah semuanya (100%) menggunakan nama-nama yang mengarahkan persepsi pengamat pada wilayah Timur Tengah (tabel 1).

Tabel 1. Nama Toko dan Jenis Barang yang Dijual

Nomor Bangunan Nama pada Signage Fungsi Bangunan 1 Luth Parfum Toko parfum 2 Warkop ShiSha dan Futsal Condet Toko shisha 3 Ya Mahmud Arabian Fast Food Kuliner Khas Arab 4 Al Muchdor Parfum Toko parfum

Gambar 2. Bangunan ruko di Jalan Condet Raya, yang menggunakan signage menempel bangunan

Gambar 3. Bangunan ruko di Jalan Condet Raya, yang menggunakan signage menempel bangunan dan signage terpisah dari bangunan

(7)

5 Alaydrus Building Kantor Firma Hukum 6 Al Buroq Restaurant Kuliner Khas Arab 7 Assada Safa Toko Obat- obatan Herbal 8 Al Madinah Parfum 2 Toko parfum 9 Abu Iqbaal Parfum Toko parfum

10 Cairo Toko Busana Muslim, Herbal, Bumbu Khas Arab dan Parfum 11 Ar Rojaa Perfumes Toko parfum

12 Al Madinah Toko parfum 13 Thoybah Parfume Toko parfum 14 Aliman Parfume Toko parfum 15 Abu Syifa Parfume Toko parfum 16 Al Hanaa Parfume Toko parfum

17 Al Mazidah Toko Parfum dan Busana Muslim 18 Arrozaq Perfume Toko parfum

19 Mulya ShiSha Toko ShiSha dan Kuliner Khas Arab 20 Kebuli Jordan Kuliner Khas Arab

21 Nabila Alatas Toko Pakaian Muslim dan Oleh-oleh haji 22 Toko Baraja Oleh-oleh Haji, ShiSha

23 Toko Parfum Sarah Toko parfum

24 Al Assalah Toko Baju Muslim dan pusat oleh- oleh haji 25 Hajrain Parfume Toko parfum

26 Al Taj Toko Parfum, Pakaian Muslim, dan obat-obatan Herbal

27 Abu Iqbal Toko parfum

28 Al Hanaa Parfume Toko parfum 29 Kahfi Syafi Toko parfum 30 Al Fakher Kuliner Khas Arab

Selain nama toko yang terpampang melalui signage, hal lain yang dapat secara langsung menghubungkan persepsi pengamat pada daerah Timur Tengah, adalah jenis toko atau barang yang dijual. Dari 30 bangunan toko yang ada di lokus penelitian, menunjukkan komposisi jenis toko dan barang yang berhubungan langsung dengan daerah Timur Tengah (gambar 4) , yakni parfum non alkohol khusus untuk beribadah (18), kuliner khas Timur Tengah (6), busana muslim (5), pusat oleh-oleh haji (3), shisha (3), obat-obatan herbal khas Timur Tengah (3), kantor (1).

Keberadaan signage yang menempel atau terlepas dari bangunan toko, semakin diperkuat dikarenakan posisi bangunan yang berada pada jalur pergerakan (path) yang sangat aktif dilalui pengamat, yaitu penggal jalan Condet Raya (gambar 5). Dengan demikian menjadikan jalan Conset Raya sebagai suatu path yang mendukung terbentuknya identitas Kawasan (Lynch,1960)

(8)

3.3. Tampilan Fasade Bangunan

Secara arsitektural, fasade bangunan yang dihuni oleh warga keturunan Timur Tengah dan difungsikan sebagai pertokoan, terbagi menjadi dua kategori, yakni bangunan rumah toko dan kios. Kategori tersebut terkait langsung dengan tata ruang, dan ketinggian bangunan. Bangunan dengan dua lantai (37 %), menggunakan lantai dasar, baik sebagian atau keseluruhan sebagai area komersial (gambar 6). Sedangkan bangunan satu lantai (63 %), menggunakan bagian depan ruang nya sebagai kios (gambar 7).

Gambar 6. Pengaturan Ruang untuk bangunan dua lantai

LANTAI BAWAH : FUNGSI KOMERSIAL LANTAI ATAS : FUNGSI

HUNIAN

LANTAI BAWAH : SEBAGIAN FUNGSI KOMERSIAL

LANTAI ATAS : FUNGSI HUNIAN

LANTAI BAWAH :SEBAGIAN FUNGSI HUNIAN

Gambar 5. Keberadaan bangunan yang dihuni oleh warga keturunan Timur Tengah di sepanjang Jalan Condet Raya sebagai path

(9)

Sedangkan dari sisi bentuk fasade yang tercermin dari bentuk atap, sebagain besar (27 bangunan atau 90%) menggunakan atap pelana, baik untuk bangunan satu atau dua lantai (gambar 6 dan 7). Sedangkan 3 bangunan (10 %) menggunakan atap plat beton (gambar 6). Bentuk atap tersebut hampir sejenis dengan bangunan-bangunan di sekitarnya yang dihuni oleh warga bukan keturunan Timur Tengah. Dengan demikian, dari variable bentuk atap bangunan, pada lokus penelitin tidak ditemukan penciri khusus sebagai pembentuk karakter dan identitas Kawasan Condet.

Dikaitkan dengan tampilan bangunan yang diamati dari fasade bangunan, maka bangunan yang dihuni oleh warga keturunan Timur Tengah tidak menujukkan karakter arsitektural yang khusus, baik yang terkait dengan arsitektur tradisional Betawi, ataupun arsitektur Timur Tengah. Bangunan tradisional rumah Betawi menunjukkan karakter antara lain, bentuk atap yang khas yakni bentuk atap joglo, bapang, dan Kebaya (Alamsyah, 2009; Dianty,2017) (gambar 8)

Bentuk atap pelana yang banyak dipakai pada bangunan yang dihuni oleh warga keturunan Timur Tengah, baik untuk bangunan satu atau dua lantai (gambar 6 dan 7) lebih mengarah pada bentuk atap Gudang, meskipun dalam skala dan proporsi bangunan tidak menonjol, dikarenakan

BAGIAN DEPAN: SEBAGIAN FUNGSI KOMERSIAL

BAGIAN BELAKANG :SEBAGIAN FUNGSI HUNIAN

Gambar 7. Pengaturan Ruang untuk bangunan satu lantai

(10)

besaran bangunan yang terlalu kecil (kios), atau bangunan yang terlalu besar (rumah toko). Bahkan untuk bangunan kios, lebih terkesan sebagai bangunan sementara, dikarenakan bentuk atap lebih dominan untuk mengantisipasi terhadap air hujan, dengan menggunakan material yang praktis seperti asbes dan atap spandek (gambar 6).

Sedangkan jika dikaitkan dengan arsitektur rumah Timur Tengah, tampilan fasade pada rumah toko warga keturunan Timur Tengah di Jalan Raya Condet juga tidak menunjukkan elemen yang langsung terkait. Kekuatan arsitektur rumah tinggal bergaya Timur Tengah terletak pada tata eksterior dan interiornya yang dinamis. Elemen arsitektural gaya timur tengah dapat ditemukan pada bentuk-bentuk lengkung atau kubah berornamen yang biasanya diterapkan pada bagian jendela atau lorong rumah, desain kolom, dan material lantai yang berornamen Arabic (Zahra, F., 2017). Studi terhadap fasade di lokus penelitian tidak menemukan karakter pada elemen bangunan yang dimaksud.

4. KESIMPULAN

Identitas dan karakter Kawasan Condet sebagai Kawasan permukiman asli Betawi dan sentra buah-buahan saat ini sudah mengalami penurunan, tetapi di sisi lain terdapat potensi terbentuknya identitas Kawasan Condet dikarenakan banyaknya komunitas warga keturunan Timur Tengah yang bermukim di sepanjang Jalan raya Condet. Identitas yang terbentuk dikarenakan setting yang terjadi antara jalan Condet Raya yang berperan sebagai path, dan aktivitas komersial yang mengarah pada ciri-ciri Timur Tengah, serta diperkuat dengan adanya signage dengan tulisan-tulisan nama toko yang mengarahkan interpretasi dan imajinasi pengamat pada daerah Timur Tengah.

5. DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, P.S. 2009. Arsitektur Tradisional Rumah Betawi, Jurnal Patanjala. 1 (1): 12 - 26 Amar. 2009. Identitas Kota, Fenomena dan Permasalahannya, Jurnal Ruang. 1 (1): 55 - 59

Anisa, Ilham, J. Purnama, T. 2010. Perubahan Pola Permukiman Masyarakat Betawi di Condet, Jurnal Inersia, VI (1): 65-72.

Black, D. Henderson, V. 1999. A Theory of Urban Growth, Journal of Political Economy, 107 (2): 252-284

Budihardjo, Eko., Jatidiri Arsitektur Indonesia, Penerbit Alumni, Bandung, 1997.

Budiman, I.T.R. Rondonuwu, D.M. Tungka, A.E. 2018. Analisis Elemen-Elemen Pembentuk Citra Kota di Kawasan Perkotaan Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Jurnal Spasial, 5 (2): 190-199 Ching, F. D. K. Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan. Jakarta: Erlangga, 1994

Dianty, G.P. 2017. Arsitektur Tradisional Rumah Betawi 'Keturunan', Akulturasi Arsitektur Tradisional Betawi dengan Arsitektur Tradisional Cina (Etnis Tionghoa), Jurnal SCALE, 5 (1) : 56-65

Frank, K.A., & L. H. Schneekloth, L.H., (Eds). Ordering space: types in architecture and design, New York, Van Nostrand Reinhold, 1999. p. 289-311

Hidayat, R. 2016. Pengembangan Perkampungan Budaya Betawi Dari Condet ke Srengseng Sawah. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 16(5): 560-572.

(11)

Ischak, M. Setioko, B. Nurgandarum, D. 2018. Spatial Typo-morphology of Residential House in Supporting to the Resilience of the Indigenous Settlement in the Sub-urban Area, Case: Enclave Settlement in the New Town of Gading Serpong, International journal of Rural Development, Environment and Health Research, 2 (3) : 46-55

Leonita, E.S. Khadiyanto, P. 2018. Kajian Perubahan Morfologi Kampung Condet Sebagai Kawasan Cagar Budaya dan Buah-buahan, Jurnal Ruang, 4 (1): 39-47

Lynch, K., The Image of the City, the M.I.T. Press, Harvard, 1960, p.46

Mardiansjah, FH., Rahayu, P. 2019. Urbanisasi dan Pertumbuhan Kota-kota di Indonesia: Suatu Perbandingan Antar-Kawasan Makro Indonesia, Jurnal Pengembangan Kota. 7 (1): 91-110.

Nazir, M., Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Bogor. 2005.

Shirvani, H., The Urban Design Process. Van Nostrand Reinhold Company, New York. 1985

Suryantini, S., 2001, Sign and Signage System, Skripsi Jurusan Arsitektur Universitas Indonesia, Jakarta Travers, Qualitative Researchs Through Case Studies, Sage Publications, London, 2001

Yunus, H. S., Teori dan Model Struktur Keruangan Kota, Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta. 1994 Yunus, H.S., Struktur Tata Ruang Kota, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2012

Zahnd, M., Perancangan Kota Secara Terpadu, Teori Perancangan Kota dan Penerapannya, penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1999

Zahra, F., 2017, Perpaduan Gaya Arsitektur Eropa dan Timur Tengah pada Bangunan Masjid Istiqlal Jakarta, Proseding Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 1, A 219-226

Gambar

Gambar 1. Lokus Penelitian di penggal jalan Condet Raya, Jakarta Timur
Tabel 1. Nama Toko dan Jenis Barang yang Dijual
Gambar 4. Komposisi jenis toko dan barang yang dijual
Gambar 5. Keberadaan bangunan yang dihuni oleh  warga keturunan Timur Tengah di sepanjang Jalan  Condet Raya sebagai path
+2

Referensi

Dokumen terkait

The difference in results obtained with Menci software and 123D Catch is due to several factors: firstly the different image matching algorithm used for the automatic generation

Pada penelitian jarak antara saraf femoralis dan arteri femoralis menunjukkan hasil bahwa lokasi penyuntikan dalam rangka blokade saraf femoralis yang dilakukan pada jarak

Untuk mengetahui perbedaan perbaikan nilai elektrolit setelah pemberian cairan Ringer Asetat Malat dengan Ringer Laktat pada pasien sepsis di RSUP H. Adam

Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara variabel- variabel dividend payout ratio, return on

Hal ini menandakan bahwa belum adanya kerjasama yang jelas antara pihak sekolah (SMK) dengan DU/DI sebagai tempat Praktik Industri sehingga peserta didik

mengetahui perbedaan zona hambat ekstrak kayu siwak dan ekstrak temulawak pada beberapa konsentrasi terhadap pertumbuhan Candida albicans.. Jenis penelitian

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository

Pengujian ini akan melakukan analisa setiap fungsi pada modul-modul yang tersedia di perangkat lunak apakah telah sesuai dengan yang diharapakan atau tidak.. Hal tersebut