• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Theory of Planned Behavior atau Reasoned Action

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Theory of Planned Behavior atau Reasoned Action"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Theory of Planned Behavior atau Reasoned Action

Theory of Reasoned Action (Ajzen, 1985) menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh suatu intensi, yang merupakan fungsi dari tingkah laku terhadap perilaku norma subjektif. Intensi mampu memprediksi perilaku dengan sangat baik. Intensi merupakan representasi kognitif dari kesiapan seseorang untuk berperilaku, yang merupakan awal terbentuknya perilaku seseorang. Intensi ini ditentukan oleh tiga hal: tingkah laku, norma subjektif dan pengendalian perilaku.

Theory of Planned Behavior (pengembangan dari Theory of Reasoned Action) menyatakan bahwa dari ketiga poin tersebut, tingkah laku merupakan poin utama yang mampu memprediksi sebuah perilaku. Mengukur tingkah laku, harus disertakan dengan mengukur norma subjektif seseorang terlebih dahulu (keyakinan mengenai orang-orang yang mereka sayangi, yang akan menunjukkan bagaimana nantinya mereka akan berperilaku). Jika ingin memprediksi intensi seseorang, maka mengetahui keyakinan tersebut sama pentingnya dengan mengetahui sikap seseorang. Pengendalian perilaku kemudian akan mempengaruhi intensi. Pengendalian perilaku mengacu pada persepsi seseorang atas kemampuan mereka untuk berperilaku. Terakhir, norma subjektif akan menunjukkan bagaimana seseorang berperilaku. Ketiga prediktor tersebut akhirnya akan menyimpulkan intensi seseorang. Semakin kuat tingkah laku,

(2)

10

norma subjektif serta semakin besar pengendalian perilaku seseorang, semakin kuat intensi mereka untuk berperilaku terhadap kondisi tertentu.

2.2 Minat

Minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan dalam kehidupan seseorang. Aspek afektif adalah aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan orang itu sendiri (Stiggins, 2005:19).

Semiawan (1986: 120) menjelaskan bahwa minat dapat dilihat dan diukur dari respon yang dihasilkan oleh responden. Minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarahkan kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya (satisfiers). Definisi ini menjelaskan bahwa minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik yang dalam penelitian ini merupakan minat terhadap investasi.

Pintrich dan Schunk (1996) menyebutkan aspek-aspek minat adalah sebagai berikut:

1) Sikap umum terhadap aktivitas (general attitude toward the activity) sikap umum disini maksudnya adalah sikap yang dimiliki oleh individu, yaitu perasaan suka atau tidak suka terhadap aktivitas.

2) Pilihan spesifik untuk menyukai aktivitas (spesific preference for or liking the activity). Individu akan memutuskan pilihannya untuk menyukai aktivitas tersebut.

(3)

11

3) Merasa senang dengan aktivitas (enjoyment of the activity), yaitu perasaan senang individu terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitasnya.

4) Aktivitas tersebut mempunyai arti atau penting bagi individu (personel importance or significance of the activity to the individual) individu merasa bahwa aktivitas yang dilakukannya sangat berarti.

5) Adanya minat intrisik dalam isi aktivitas (instrinsic interest in the content of activity). Dalam aktivitas tersebut terdapat perasaan yang menyenangkan.

6) Berpartisipasi dalam aktivitas (reported choise of or participation in the activity). Individu akan berpartisipasi dalam aktivitas itu karena menyukainya.

2.3 Investasi

Menurut PSAK no. 13, investasi merupakan suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, dividen dan uang sewa). Investasi juga merupakan pengorbanan yang dilakukan saat ini untuk mengharapkan keuntungan di masa yang akan datang (Halim, 2005).

Menurut Henry Simamora (2000:438), Investasi merupakan suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan kekayaannya melalui distribusi hasil investasi (seperti pedapatan bunga, royalty, deviden, pendapatan sewa dan lain-lain), untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan

(4)

12

dagang. Kemudian, menurut Sunariyah (2003:4) Investasi merupakan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa.

2.4 Saham

Menurut Husnan (2005) sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Selain itu, Samsul (2006) menyatakan bahwa saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder).

Saham atau efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham obligasi, tanda bukti utang, dan unit penyertaan kontrak investasi kolektif. Termasuk dalam pengertian efek adalah kontrak berjangka dan setiap derivatif lain dari efek. Berikut ini adalah jenis-jenis saham yang beredar di pasar modal:

(5)

13 1) Saham Biasa

Saham biasa adalah saham yang memberikan hak kepada pemegangnya, yang berupa hak kontrol dan hak menerima pembagian keuntungan. Hak kontrol adalah hak pemegang saham biasa untuk memilih pimpinan perusahaan (Jogiyanto, 2010). Sedangkan hak menerima pembagian keuntungan adalah hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari kuntungan perusahaan (Jogiyanto, 2010).

2) Saham Preferen

Saham preferen adalah saham yang memiliki sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa, yaitu membayarkan bunga atas pinjaman dan memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Klaim pemegang saham preferen saat terjadi likuidasi berada di bawah pemegang klaim obligasi (Jogiyanto, 2010).

2.5 Pasar Modal

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011) Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri.

Menurut Widoatmodjo (2012). Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun.

Sementara itu definisi pasar modal menurut Martalena dan Malinda (2011) adalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

(6)

14

keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan terkait lainnya.

Mengacu pada pernyataan tersebut pengertian pasar modal dapat dikemukakan sebagai tempat yang menawarkan berbagai instrumen keuangan dalam bentuk surat berharga berupa saham, warrant, obligasi (surat hutang), reksa dana, dan efek lainnya. Ketika pihak yang membutuhkan dana (perusahaan) melakukan transaksi perdagangan dengan pihak investor yang kelebihan dana maka terjadilah kegiatan jual-beli dipasar modal. Dana segar yang diperoleh perusahaan dari investor akan dimanfaatkan untuk memperluas kegiatan bisnis atau memperbaiki kondisi keuangan yang kurang sehat sehingga kegiatan usaha perusahaan dapat berjalan lancar kembali.

2.6 Pelatihan Pasar Modal

Masyarakat luas sudah pasti sering mendengar investasi di media masa, khusunya yang bertemakan tentang keuangan atau finance, namun tidak semuanya mengetahui cara untuk berinvestasi di pasar modal. Investasi sering diartikan sebagai tindakan menyisihkan uang atau modal di instrumen investasi (seperti emas, saham, reksadana, properti dan sebagainya) dengan harapan dapat mendapatkan keuntungan finansial di masa depan. Pada dasarnya investasi seperti membeli barang sekarang kemudian dijual kembali dengan harga yang lebih

(7)

15

tinggi dari harga beli di masa depan. Perlu diakui bahwa investasi merupakan suatu hal yang penting jika ingin menjaga atau bahkan meningkatkan nilai uang yang dimiliki. Karena ancaman inflasi akan terus ada yang akan membuat nilai uang merosot dari waktu ke waktu.

Masih banyaknya calon investor yang ragu akan investasi membuat investasi dipandang sebelah mata. Ditambah dengan banyaknya investor yang mengalami kegagalan dalam investasinya. Pelatihan mengenasi investasi termasuk instrumen investasi sangatlah penting untuk membuka mata masyarakat tentang pentingnya berinvestasi dan betapa pentingnya pengetahuan dan ilmu yang perlu dikuasai sebelum benar-benar terjun ke lantai bursa. Setiap individu dapat mengetahui cara untuk berpartisipasi dalam bursa saham dengan adanya edukasi investasi saham.

Edukasi investasi khususnya mengenai pasar modal diharapkan menstimulasi minat investasi saham setiap individu yang berpartisipasi. Pengetahuan yang memadai akan sebuah bidang yang dilakukan seseorang meningkatkan kepercayaan dirinya terhadap hal tersebut dalam hal ini berinvestasi saham.

2.7 Return Saham

Return merupakan hasil yang diperoleh dari penanaman modal dalam sebuah investasi. Jogiyanto (2010) menyatakan bahwa return dapat berupa return realisasi (realized return, dihitung menggunakan data historis) yang sudah terjadi atau return ekspektasi (expected return) yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa mendatang.

(8)

16

Return realisasi dapat dihitung menggunakan return total (total return, return keseluruhan dari suatu investasi pada periode tertentu), return relatif (relative return), return kumulatif (cumulative return, untuk mengukur total kemakmuran yang dimiliki), dan return disesuaikan (adjusted return, disebut juga real return atau inflation adjusted return). Return ekspektasian adalah return yang jauh lebih penting dari return historis karena return ini merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dari investasi yang dilakukan saat ini. Return ekspektasi dapat dihitung berdasarkan nilai ekspektasi masa depan, nilai-nilai return historis dan model-model return ekspektasi yang ada.

2.8 Persepsi terhadap Risiko

Return dan risiko dalam investasi memiliki hubungan positif, yaitu semakin tinggi risiko maka return yang diharapkan juga semakin tinggi. Jogiyanto (2010) menyatakan bahwa risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diharapkan. Untuk menghitung risiko, metode yang banyak digunakan adalah deviasi standar (standard deviation) yang mengukur absolut penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya.

2.9 Gender

Penelitian Saneyoshi (2001) menemukan bahwa jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepemilikan saham. Survei-survei dan eksperimen psikologis yang menyajikan bukti bahwa perbedaan jenis kelamin memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan finansial (Hersch, 1996; Powell dan Ansic, 1997). Barber dan Odean (2000) dalam penelitian perilaku

(9)

17

keuangan menemukan bahwa pria cenderung lebih percaya diri mengenai kemampuan pengambilan keputusan finansial mereka. Kepercayaan diri ini ditunjukkan melalui perilaku pria yang membeli dan menjual saham jauh lebih sering dibandingkan wanita.

Yuwono pada tahun 2011 menunjukkan bahwa jenis kelamin merupakan faktor signifikan yang mempengaruhi minat investasi individu di pusat Jakarta. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa terdapat perbedaan minat yang demikian jauh antara pria dan wanita (hingga 10 kali lipat) dalam berinvestasi saham. dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berinvestasi, hal ini merupakan tantangan yang penting untuk dikaji bagi lembaga-lembaga keuangan.

Jumlah mahasiswi ekstensi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana sedikit lebih banyak di atas mahasiswa, merupakan hal yang penting untuk memahami karakteristik masing-masing jenis kelamin terhadap minat berinvestasi saham dalam pasar modal di Indonesia.

2.10 Kemajuan Teknologi

Sikap atau pandangan serta intensi untuk berinvestasi tidak akan berjalan baik tanpa adanya sarana dan fasilitas yang mendukung kegiatan investasi. Teknologi diharapkan mampu membuat investor lebih tertarik untuk berinvestasi. Melalui teknologi baru investor akan lebih mudah memantau pergerakan harga saham. Investor dapat mengakses informasi pasar modal setiap saat menggunakan koneksi internet.

(10)

18

Perusahaan-perusahaan sekuritas saat ini juga sudah mulai memberikan kemudahan bagi calon investor, contohnya dengan menyediakan sistem online trading (trading saham melalui internet). Menurut Peraturan Bapepam-LK Nomor V.D.3 tahun 2012 tentang Pengendalian Internal Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Perantara Pedagang Efek, Sistem Perdagangan Online adalah sistem perdagangan yang disediakan oleh Perantara Pedagang Efek melalui media komunikasi elektronik termasuk internet, layanan pesan singkat (short message service atau SMS), layanan protokol aplikasi nirkabel (wireless application protocol), atau media elektronik lainnya untuk melakukan transaksi efek. Melalui sistem ini investor mungkin hanya perlu datang ke perusahaan sekuritas pertama kali saat pembukaan rekening untuk investasi saham. Semakin mudahnya akses terhadap informasi pasar modal, diharapkan akan memunculkan minat investor atau calon investor untuk berinvestasi.

2.11 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1 berikut menyajikan ringkasan penelitian terdahulu yang dapat dijadikan referensi dan berhubungan dengan penelitian ini.

(11)

19 Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Sebelumnya

No. Judul Penelitian

Peneliti dan Tahun Terdahulu

Variabel

Penelitian Hasil Penelitian 1 Pengaruh Karakteristik Investor terhadap Besaran Minat Investasi Saham di Pasar Modal Supriya Raharja Yuwono (2011) umur, jenis kelamin, investasi pada rumah tangga, investasi pada properti, persepsi terhadap risiko, kewirausahaan, jumlah penghasilan dan jumlah sumber penghasilan, pendapat ahli, kesehatan, pengetahuan, dan motif menabung

faktor yang paling mempengaruhi minat investasi saham adalah jenis kelamin, persepsi terhadap risiko, kesehatan dan pengetahuan tentang investasi di pasar modal.

2 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Investasi di Indonesia Perdamean Lubis (2008) Suku bunga dalam negeri, pendapatan nasional.

suku bunga dalam negeri berpengaruh negatif dan signifikan pada

permintaan investasi di indonesia, sedangkan pendapatan nasional berpengaruh positif dan signifikan 3 Faktor-Faktor Yang Dipertimbangka n Investor dalam Melakukan Investasi Christanti dan Linda Ariany (2011) Informasi netral, umur, jenis kelamin, level pendidikan Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investor adalah informasi netral dan informasi akuntansi. Mengenai aspek demografis, investor yang berusia 25-29 tahun dan 50-54 tahun terpengaruh dengan seluruh faktor. Sementara untuk jenis kelamin, wanita

(12)

20

mempertimbangkan lebih banyak faktor daripada pria. Level pendidikan yang tinggi menyebabkan investor

mempertimbangkan lebih banyak faktor, serta investor yang telah berinvestasi selama 1 hingga 3 tahun juga mempertimbangkan lebih banyak faktor. 4 Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat Kusmawati (2011) Motivasi, Pemahaman Investasi dan Usia menunjukkan bahwa hanya faktor usia yang berpengaruh dan itupun hanya terhadap hubungan antara motivasi

pemenuhan kebutuhan sosial dengan minat wanita berinvestasi di pasar modal. Pengetahuan yang memadai sangat diperlukan, seperti pada instrumen investasi saham. Hal-hal yang sangat penting untuk diketahui adalah

bagaimana menilai kinerja perusahaan yang akan dibeli sahamnya, dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan untuk beberapa tahun

belakangan.

2.12 Rumusan Hipotesis

2.12.1 Pengaruh pelatihan pasar modal pada minat investasi mahasiswa Menurut Winkel (1983), minat merupakan kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa senang dan tertarik pada bidang atau hal tertentu dan

(13)

21

merasa senang berkecimpung dalam bidang itu, sedangkan Menurut Hurlock (1999), minat seseorang dapat ditumbuhkan dengan memberikan kesempatan bagi orang tersebut untuk belajar mengenai hal yang dia inginkan. Sejalan dengan Theory of Planned Behavior atau Reasoned Action (Ajzen, 1985), aktifitas pembelajaran tersebut akan menyebabkan suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dalam lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik. Pelatihan mengenai pasar modal dan seminar-seminar investasi khususnya yang mengenai pasar modal merupakan bentuk pembelajaran bagi individu yang terlibat yang kemudian akan menumbuhkan minat bagi individu tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah teori pasar modal. Mata kuliah tersebut mengupas teori-teori dan pengetahuan mengenai pasar modal. Peneliti ingin melihat apakah dengan ditempuhnya mata kuliah tersebut, terdapat peningkatan minat investasi dalam diri mahasiswa. Peneliti juga ingin melihat pengaruh seminar-seminar dan pelatihan mengenai investasi saham dan pasar modal yang diambil mahasiswa di luar fakultas mampu mempengaruhi minat investasi mereka. Berdasarkan pemaparan tersebut maka yang menjadi hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah:

(14)

22

2.12.2 Pengaruh return saham pada minat investasi mahasiswa

Setiap orang pasti menginginkan hasil dari usaha yang telah dilakukan, tidak terkecuali para investor. Salah satu hasil yang selalu diinginkan oleh investor adalah return, terutama return yang tinggi. Dalam penelitian Christanti (2011), dijelaskan bahwa personal financial needs menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan investor dalam berinvestasi. Salah satu kandungan dalam faktor tersebut yang mendukung kajian untuk return ini adalah pertimbangan investor mengenai target investasi mereka. Salah satu objek yang mungkin menjadi target investasi para investor tentu saja adalah keuntungan, yang dalam hal ini bisa berarti gain atau return. Jadi, berdasarkan pemaparan tersebut maka yang menjadi hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah:

H2: return berpengaruh positif pada minat investasi mahasiswa.

2.12.3 Pengaruh persepsi risiko pada minat investasi mahasiswa

Risiko adalah suatu faktor yang biasanya ditakuti oleh setiap orang, termasuk investor. Tidak ada seorang pun yang menyukai risiko. Perbedaannya hanya pada seberapa besar setiap orang mampu menerima risiko. Ada yang hanya mampu menerima risiko rendah, namun ada juga yang mampu atau siap menanggung risiko yang tinggi. Jogiyanto (2010) menyatakan bahwa hanya menghitung return saja tidak cukup, risiko juga harus diperhitungkan. Risiko adalah salah satu faktor dari trade-off yang harus dipertimbangkan dalam investasi (faktor lainnya adalah return). Demikian juga seperti dalam penelitian Yuwono (2011) yang menemukan persepsi terhadap risiko adalah salah satu faktor yang

(15)

23

paling mempengaruhi minat investasi. Berdasarkan hal tersebut, maka yang menjadi hipotesis untuk variabel ini adalah:

H3: Persepsi risiko berpengaruh negatif pada minat investasi mahasiswa. 2.12.4 Pengaruh gender pada minat investasi mahasiswa

Menurut penelitian Yuwono (2011) pada variabel jenis kelamin, ditemukan pria cenderung lebih berminat untuk berinvestasi dibandingkan wanita, sesuai dengan penelitian pengaruh jenis kelamin pada tingkat kepemilikan saham dan perilaku keuangan sebelumnya (Saneyoshi, 2001; Hersch, 1996; Powell dan Ansic, 1997; Barber dan Odean, 2000). Perilaku yang diobservasi di Indonesia ini serupa dengan perilaku di luar negeri (seperti penemuan penelitian di Jepang dan Amerika). Model ini menyajikan risiko dari sudut pandang responden akan investasi saham.

Penelitian milik Sahm (2007) menjelaskan bahwa preferensi risiko orang yang mendasari perilakunya dalam mengambil keputusan tidak akan berubah dalam jangka panjang, bila mendapatkan perubahan kondisi internal mau pun eksternal hanya akan bersifat temporer; menjelaskan bahwa perilaku risk aversion cenderung konsisten. Serupa dengan penemuan tersebut, Coleman (2003) juga mendapatkan bahwa wanita menunjukkan tingkat risk aversion yang lebih tinggi dibandingkan pria. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengamati perbedaan minat berinvestasi saham dalam diri mahasiswa dan mahasiswi Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Berdasarkan hal tersebut, maka yang menjadi hipotesis untuk variabel ini adalah: H4: Terdapat perbedaan minat investasi antara mahasiswa dan mahasiswi.

(16)

24

2.12.5 Pengaruh ketersediaan sarana akibat kemajuan teknologi pada minat investasi mahasiswa

Kebutuhan akan kecepatan dan ketepatan dalam transaksi bursa saham sangatlah penting sehingga memudahkan berbagai pihak yang terkait terutama investor untuk dapat dengan cepat menganalisa dan mengambil keputusan. Kemudahan tersebut akan berdampak langsung terhadap peningkatan minat berinvestasi saham masyarakat luas khususnya mahasiswa yang merupakan kalangan muda yang bisa dibilang kalangan sadar teknologi. Kedekatan kalangan muda dengan teknologi dapat memudahkan mereka sebagai user dari online trading system. Dengan bantuan fasilitas online trading, investor dapat melakukan transaksi jual beli secara online sehingga hal ini menjadi sebuah dorongan untuk berinvestasi saham.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengemukakan bahwa fasilitas transaksi saham melalui internet (online trading) yang disediakan perusahaan sekuritas merupakan "tulang punggung" untuk meningkatkan jumlah nasabah. Peneliti tertarik untuk mengamati dampak yang disebabkan oleh kemajuan teknologi dalam berinvestasi saham terhadap minat investasi dari mahasiswa karena di era ini mahasiswa yang merupakan kalangan muda sudah tidak asing lagi dengan segala hal yang berbau teknologi. Berdasarkan hal tersebut, maka yang menjadi hipotesis terakhir dalam penelitian ini adalah:

H5: Ketersediaan sarana akibat kemajuan teknologi berpengaruh positif terhadap minat investasi mahasiswa.

Referensi

Dokumen terkait

Kedelapan model teori utama tersebut adalah Theory of Reasoned Action (TRA), Technology Acceptance Model (TAM), Theory of Planned Behavior (TPB), Motivational Model

Pelayanan perpajakan, sanksi pajak, Nilai Jual Objek Pajak, kesadaran perpajakan, pengetahuan perpajakan dan pendapatan wajib pajak secara simultan berpengaruh signifikan

Merujuk pada hal tersebut, usaha yang dilakukan trainer dalam menanamkan hukum mental manusia kepada peserta pelatihan hypnotherapy merupakan salah satu pesan dakwah yang dikemas

Cara melakukan navigasi di tingkat Kecamatan adalah dengan cara melakukan Klik pada Tobol bertanda (+) Desa yang akan di pilih untuk bisa menampilkan seluruh desa pada

mencapai nilai error yang paling kecil. Oleh karenanya backpropagation sesuai untuk mengklasifikasi pola yang kompleks [8]. Klasifikasi batik dengan backpropagation

Komponen bahaya pada analisis risiko ini adalah karakteristik proses dari banjir genangan yang disebabkan oleh hujan maupun rob yang menentukan tingkat kerawanan

Nilai N-Gain kelas yang menggunakan modul ikatan kimia berbasis inkuiri terbimbing adalah 0.55 dengan kategori sedang, sehingga dapat disimpulkan modul ikatan kimia berbasis inkuiri

Sedangkan kepatuhan pasien ditemukan pada tingkat sedang (30,4%) dan tinggi ( 69,6%) dan dari analisis korelasi product moment ditemukan korelasi antara skor kepatuhan