• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksitensi pers pada pemberitahuan politik kasus century "studi komperatif jurnal nasional dan koran Tempo"

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Eksitensi pers pada pemberitahuan politik kasus century "studi komperatif jurnal nasional dan koran Tempo""

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana (S.sos.)

Oleh : ZUBEIR Nim: 104033201149

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Eksistensi Pers Pada Pemberitaan Politik “Kasus Century” (Studi

Komparatif Jurnal Nasional Dan Koran Tempo)

Pers merupakan sarana demokrasi untuk rakyat sebagai sumber pengetahuan dan untuk menjadi penyeimbang (check and balances) pada lembaga demokrasi yang ada seperti eksekutif, yudikatif dan legislative bilamana ada ketimpangan permaslahan. Pers dinilai sangat efektif dalam berperan dalam demokrasi dan politik dibandingkan kekuatan-kekuatan demokrasi yang ada, pers juga dapat menajaid sebagai ruang public (public sphere) di mana memberi ruang para pengamat maupun masyarakat dalam berpendapat, maka tidak salah pers dijadikan salah satu pilar demokrasi dan juga dilindungi eksistensinya.

Kasus Century merupakan kasus yang melibatkan pejabat pemerintah dalam mengucurkan dana talangan(bailout) pada Bank Century yang di nilai janggal pada saat proses dana talangan, meskipun bank telah mendapatkan dana talangan bank itupun malah mengalami kerugian dan merugikan nasabah. Kasus Century sendiri sebelumnya tidak di ungkap ke publik yang hanya diketahui pada kalangan tertentu (laten), kasus ini muncul disebabkan dengan pemberitaan diberbagai media kasus ini menjadi sorotan publik dan opini yang selalu berkembang serta memberikan kesan pengetahuan politik pada masyarakat dan khalayak. Kasus century merupakan kasus yang dinilai besar karena melibatkan para pejabat publik yang sangat dikenal masyarakat dan juga membawa dampak besar dengan adanya hak angket dan sidang paripurna dalam menyikapi kasus ini sehingga munculnya tawar menawar (bargaining) politik antara partai di saat penentuan sikap dalam menangani kasus Century.

(6)

ii

limpahan kasih saying dan karunia yang tiada terhingga kepada penulis. Shalawat

dan salam selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Eksistensi Pers Pada Pemberitaan Politik Kasus Century ”Studi Komparatif Jurnal Nasional Dan Koran Tempo”.

Pada kesempatan ini penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini. Untuk itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak diantaranya :

1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy,M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sayrif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Hj. Dra. Wiwi Siti Sajaroh, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Ilmu

Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Idris Thaha, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan pengarahan dan masukan dalam penulisan karya ini.

5. Seluruh dosen dan segenap staf pengajar pada Program Studi Ilmu Politik,

(7)

iii

7. Teruntuk kedua orang tuaku, Zulham Efendy dan Sariyana,. untukmu

penulis persembahkan karya ini. Do’a dan harapanmu membuat penulis terpacu untuk memberikan yang terbaik dalam kehidupan ini.

8. To My Family, untuk adik-adik ku, Lukman, Nur Adillah, dan

Abdurrahman. Terima kasih untuk dukungan Do’a dan moril yang diberikan kepada penulis. Dukungan ini memberikan semangat kepada

penulis untuk bisa memberikan yang terbaik untuk kalian.

9. Untuk seluruh sahabatku anak-anak Fraksi Pojok; Praga, Yudhi,

Sucilawati, Ikbal, Ramli, Iyok, Jabbar, Basit, Bayu. Terima kasih atas

dukungan kepada penulis dalam penyusunan karya ini. Serta teman-teman

PPI angkatan 2004/2005 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca sekalian. Akhirnya,

hanya kepada Allah-lah penulis serahkan, semoga segala amal baik yang telah

mereka berikan mendapat balasan yang sebaik-baiknya dari Allah SWT. Amin.

Jakarta,

Penulis,

(8)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

C. Metodologi Penelitian ... 6

D. Tujuan dan manfaat penelitian ... 8

E. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Makna dan Peran Pers ... 10

B. Pers Sebagai Kekuatan Politik ... 13

C. Surat Kabar Dan Berita Sebagai Intepretasi Politik ... 19

BAB III KASUS CENTURY BERMUATAN POLITIK A. Awal berdirinya Bank Century ... 25

B. Latar belakang kasus Century ... 27

C. Kronologi kasus Century ... 34

(9)

vii

B. Studi Komparatif Pemberitaan Kasus Century Pada Surat

Kabar Jurnal Nasional dan Koran Tempo ... 55

C. Analisa Kekuatan Pers Pada Pemberitaan Kasus Century di

Surat Kabar Jurnal Nasional dan Koran Tempo ... 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran dan kritik ... 68

(10)

1

Pada puncak era reformasi pers mempunyai andil yang sangat besar, ketika

rakyat terbuka wawasan politik pada pemerintahan dan demokrasi bukan hanya

untuk hak milik dan dapat diketahui oleh kaum elit saja, tetapi rakyat juga

mempunyai andil dalam setiap kegiatan dalam negaranya. Pada saat itu pula

kekuatan peran pers terbebaskan dengan terbukanya keran kebebasan informasi.

Kekuatan pers kembali unjuk gigi untuk tetap bereksistensi pada negara

setelah beberapa tahun reformasi terlewati, melalui pemberitaan di berbagai media

dalam mengawal dengan pemberitaan suatu kasus yang krusial dan membawa

keresahan publik dan pemerintah yaitu “kasus Century” ketika kasus Century mencuat ke publik akhir 2009, di mana kasus ini sebelumnya tidak terungkap di

publik.

Kasus Century diduga melibatkan sejumlah pejabat tinggi negara dan

mantan petinggi negara serta oknum pemerintahan bahkan disebut-sebut kasus ini

ada “konspirasi tingkat tinggi” serta skandal hukum yang berdampak besar dan

efek domino pada skala politik nasional sendiri. Kasus Century menjadi sorotan di

berbagai media dibandingkan dengan kasus-kasus politik lainnya dan banyaknya

politisi menanggapi serta memberi keterangan dan perhatian yang cukup

signifikan dalam kasus ini. Pergolakan politik pun terjadi cukup jelas di badan

pemerintahan dengan adanya Hak Angket dan Sidang Paripurna dalam menyikapi

(11)

Kasus Century adalah kasus pengucuran dana(bailout) oleh pemerintah

pada Bank Century, dananya diduga mengalir pada salah satu partai politik dan

proses bailout yang janggal pada proses tersebut disinyalir ada praktik rekayasa

dan kolusi dalam penanganan kasus ini.

Bermula pada transisi politik yang dimulai pada saat era reformasi banyak

bermunculan pergolakan dan anomali politik yang terjadi salah satunya kasus

Century, era baru ini memberikan kita kesempatan untuk kebangkitan kembali

atas hak dan kewajiban menjalankan demokrasi, warga negara mempunyai hak

untuk ikut serta dalam demokrasi dan kewajiban pemerintah dalam menjalankan

konsep demokrasi yang ada di Indonesia. Yaitu dengan mengetahui pergolakan

politik yang terjadi dengan memperhatikan alat demokrasi yang ada, salah satunya

pers melalui pemberitaan politik yang dimunculkan.

Pers merupakan salah satu alat demokrasi, di mana demokrasi yang kita

kenal sebagai sebuah konsep yang membutuhkan saling mengontrol kekuasaan.

Kekuasaan tertinggi dalam negara berada di tangan rakyat. Rakyat yang

memberikan ketentuan dalam masalah-masalah mengenai kehidupannya termasuk

dalam menilai kebijakan negara, karena kebijakan tersebut akan menentukan

kehidupan rakyat. Dengan demikian negara yang menganut sistem demokrasi

adalah negara yang diselanggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat.1 Dalam demokrasi rakyat harus dilibatkan dalam politik, minimal pada proses

politik yaitu keikutsertaan memberikan suaranya pada saat pemilu ataupun tahu

1

(12)

problem politik yang berlangsung, sehingga slogan dari rakyat, oleh rakyat dan

untuk rakyat bukan lagi cuma isapan jempol belaka.2

Dalam demokrasi juga dikenal istilah trias politika yang membagi

kekuasaan negara menjadi tiga yaitu eksekutif, yudikatif dan legislatif. Pembagian

kekuasaan ini diperlukan agar terjadi keseimbangan antar lembaga negara,

sehingga lembaga-lembaga negara bisa saling mengawasi dan saling

mengimbangi (check and balances). Kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh

lembaga pemerintahan, yudikatif dilaksanakan oleh lembaga peradilan dan

legislatif dilaksanakan oleh lembaga perwakilan rakyat. Dalam hal ini kita ketahui

Indonesia menganut sistem ini untuk menjalankan sistem demokrasinya.

Namun ketiga komponen ini masih kurang lengkap yang bersinergi dan

tidak dapat berjalan dengan cita-cita demokrasi yang diharapkan, yang hanya

bermodalkan wakil rakyat dan lembaga pemerintahan saja tidak cukup

menampung aspirasi rakyat, lembaga pers-lah yang dibutuhkan dalam setiap

negara agar pada setiap kebijakan yang dapat diketahui oleh rakyat secara cepat,

akurat, dan terpercaya.

Pers mempunyai andil dalam demokrasi serta dalam kehidupan bernegara

bahkan disebutkan oleh pakar pengamat politik modern salah satunya Eric Louw

yang mengungkapkan pers termasuk dari bagian keempat dari bagian sistem di

atas, yang mempunyai peran sangat penting pada jalannya ketiga sistem ini guna

menghubungkan tiga sistem ini pada rakyat sebagai sistem kontrol agar

masyarakat berperan aktif dalam sistem demokrasi.

2

(13)

Pers dijadikan sebuah alat hukum yang dapat dilindungi sebagai landasan

dari persatuan negara-negara yaitu PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa), piagam PBB

tentang hak asasi manusia yang berbunyi “… setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat ….”3, dalam hak ini termasuk kebebasan memiliki tanpa gangguan, dan untuk mencari, menerima, dan menyampaikan

informasi dan buah pikiran melalui media apa saja dan dengan tidak memandang

batas- batas wilayah.

Begitu juga sistem yang ada di Indonesia pers menjadi suatu yang dapat

dilindungi dengan dasar hukumnya yaitu yang terdapat pada Undang-Undang

Dasar (UUD) 1945 pasal 28 yang berbunyi tentang “… kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan ….”4. Begitu juga pada pasal yang terdapat pada pasal 28F, yang menyatakan “… setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan

pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh

memilliki menyimpan mengolah dan menyampaikan informasi dengan

menggunakan segala jenis saluran yang tersedia ....”5 Dan juga pada ketetapan Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) tentang hak asasi manusia, yang menyatakan

bahwa “… setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi ….”6 Pers di Indonesia sangat berperan sekali dalam menciptakan sistem

demokrasi terbukti pada tahun 1945-1950-an pada masa ini, pers sering disebut

3

Resolusi Majelis Umum PBB 217 Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia 10 Desember 1948 di Palais de Chaillot, Paris, Eleanor Roosevelt menyebutnya sebagai "Magna Carta bagi seluruh umat manusia". diakses pada 18 Maret 2011 artikel di akses pada 18 Februari 2011 dari http://id.wikisource.org/wiki/Pernyataan_Umum_tentang_Hak-Hak_Asasi_Manusia.

4

Pasal 28 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

5

Pasal 28F Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

6

(14)

sebagai pers perjuangan. Pers Indonesia menjadi salah satu alat perjuangan untuk

kemerdekaan bangsa Indonesia. Beberapa hari hari setelah proklamasi dibacakan

Bung Karno, terjadi perebutan kekuasaan dalam berbagai bidang kehidupan

masyarakat, termasuk pers. Pada September-Desember 1945, kondisi pers RI

semakin kuat, yang ditandai oleh mulai beredarnya koran, antara lain: Soera

Merdeka (Bandung), Berita Indonesia (Jakarta), Merdeka, Independent,

Indoneisan News Bulletin, Warta Indonesia Dan The Voice Of Free Indonesia.

Lalu bagaimana kekuatan pers pada politik dalam pemberitaan kasus

Century, pers dituntut untuk tetap berani, yaitu sebagai alat demokrasi yang kita

kenal selama ini. Dengan melakukan perannya melalui pemberitaan kasus Century

di mana sistem negara kita yang menganut trias politik kurang cukup dipercaya

oleh rakyat. adapun pers dalam wujudnya yaitu pada surat kabar Jurnal Nasional

dan Koran Tempo yang dinilai cukup intens dalam headline pemberitaan politik

dalam hal kasus Century ini, karena selama ini pers menunjukan sebuah identitas

kekuatan politik serta andil pada setiap perjalanan sistem demokrasi kita selama

ini dari prakemerdekaan hingga saat ini. Pers juga menjadi tuntunan rakyat

Indonesia agar tetap On The Right Track (jalur yang benar) demokrasi dan tidak

keluar dari jalur.

Berdasarkan dari latar belakang maka penulis tertarik untuk mengangkat

skripsi dengan judul “EKSISTENSI PERS PADA PEMBERITAAN POLITIK

“KASUS CENTURY” (STUDI KOMPARATIF JURNAL NASIONAL DAN

(15)

Berdasarkan judul diatas penulis mengangkat tema media dan politik di

mana asumsi kami media cukup berperan penting dalam setiap permasalahan

politik yang terjadi, sedangkan kasus Century ini banyak menyita perhatian publik

maupun setiap kalangan baik politikus dan ekonom, maka penulis tertarik untuk

mengangkat skripsi dengan judul ini.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tentang pers dan demokrasi yang dikemukakan dalam

latar belakang, penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini pada

kontribusi pers dalam pemberitaan tentang kasus Century di headline surat kabar

Jurnal Nasional dan Koran Tempo periode 28 februari- 4 maret 2010 terhadap

jalannya demokrasi Indonesia pada kasus Century .

Agar pembahasan didalam penelitian ini lebih terarah dan mencapai

sasaran, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kekuatan pers pada pemberitaan politik kasus Century ?

2. Dampak kasus Century pada politik indonesia atas pemberitaan

media ?

C. Metode Penelitian

Penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library

research) yaitu penelitian yang dilakukaan dengan cara mengumpulkan data-data

yang relevan kurang lebih dari sebulan pada pemberitaan terkait yaitu dalam hal

(16)

Jurnal Nasional dan Koran Tempo melalui surat kabar yang diterbitkan,

kemudian kami beri batasan waktu. melalui headline berita yang diberitakan yaitu

pada pemberitaan kasus Century dengan urutan peristiwa yang ada serta tanggal

dan bulan kejadian yang sama, serta perkembangan yang berkaitan dengan topik

pembahasan dan sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang

berhubungan dengan objek penelitian.

Data primer: sumber-sumber yang digunakan sebagai rujukan utama dalam

penelitian yang langsung berhubungan dengan objek penelitian, yang meliputi

sumber berita terkait, media terkait dan koran (koran resmi Jurnal Nasional dan

Koran Tempo).

Data sekunder : data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan

seperti buku-buku, koran, artikel, majalah dan sumber yang berhubungan dengan

masalah yang dibahas dan sumber lainnya yang relevan dengan materi penelitian.

Selanjutnya data-data yang terkumpulkan kemudian diklasifikasikan sesuai

tema dan hal-hal yang akan dibahas penulis, lalu penulis menguraikan dan

komparatif data-data dengan memaparkan secara sistematis dengan disertai

analisis.

Analisis data dalam penelitian bersifat kuantitatif dengan komparatif pada

setiap pemberitaan yang terkumpul kemudian menggunakan teknik pembahasan

deskriptif analisis, yaitu dengan memaparkan dan menganalisa data-data yang di

peroleh. Untuk pedoman penulisan, penelitian ini berpedoman pada buku

pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi), yang diterbitkan

(17)

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian yang berjudul EKSISTENSI PERS PADA

PEMBERITAAN POLITIK “KASUS CENTURY” (STUDI KOMPARATIF

JURNAL NASIONAL DAN KORAN TEMPO) adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kontribusi pers terhadap politik Indonesia.

2. Dapat menjadi referensi kajian peneliti kajian tentang media dan

politik.

3. Untuk mengetahui eksistensi peran pers terhadap pemberitaan politik

pada kasus Century pada surat kabar Jurnal Nasional dan Koran

Tempo.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami dari isi skripsi ini, maka penulis

membagi isi skripsi ini menjadi lima bab tiap bab yang di dalamnya terdiri sub

bab. Adapun sistematika sebagai berikut:

Bab pertama berisi pendahuluan meliputi latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian,

serta sistematika penulisan.

Bab kedua teori serta landasan yang berisikan pedoman Undang-Undang

pers serta kacamata politik pers dalam menanggapi suatu permasalah dalam

pemberitaan khususnya dalam masalah politik yang menyangkut elite politik.

Bab ketiga yang berisikan bahasan umum awal mula berdirinya Bank

(18)

yang terjadi, serta perkembangan kasus politik yang terjadi selama Hak Angket

tentang kasus Century berjalan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Bab keempat inti bahasan pokok masalah inti fokus yaitu mengurai

permasalahan dengan menganalisa berita politik dengan komparasi dua media

pers dalam pemberitaan yakni surat kabar Koran Tempo dan Jurnal Nasional

dalam pemberitaan kasus Century dan dampak pemberitaan pers dan cara opini

yang dibentuk dalam pada dua media tersebut.

Bab kelima merupakan penutup tahap akhir penulisan skripsi, yang berisi

(19)

10

A. Makna Dan Peran Pers

Pers merupakan salah satu alat politik negara yang sangat efektif apalagi

saat kasus Century mencuat ke publik, di mana pers telah memberikan arti dan

menunjukkan perannya pada publik yang sangat berarti dalam menengarai kasus

ini antara publik dan pemerintah. Lalu bagaimana arti dan peran pers

sesungguhnya dalam perkembangan saat ini.

Istilah pers berasal dari bahasa Belanda, yang berarti dalam bahasa Inggris

berarti press.1 Secara harfiah pers berarti cetak, dan secara maknafiah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak. Dalam perkembangannya

pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam

pengertian sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan, bahkan

termasuk pers elektronik, radio siaran, dan televisi siaran. Sedangkan pers dalam

arti sempit hanya terbatas pada pers cetak, yakni surat kabar, majalah, dan buletin

kantor berita,bahkan sampai internet.2 adapun makna yang ditafsirkan pada undang-undang tentang pokok pers sebagai berikut:

”pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk lisan, suara,gambar, serta data dan grafik maupun dalam

1

Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori Dan Praktek

(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007 ), h.17.

2

F. Rachmadi, Perbandingan Sistem Pers: Analisis Deskriptif Sistem Pers Di Berbagai

(20)

bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak media elektronik dan

segala jenis saluran yang tersedia.”3

Disamping itu, pers banyak mewarnai saat kasus Century mencuat dari

berbagai macam media, adapun pers sendiri mempunyai ciri-ciri komunikasi yang

dapat diidentifikasi dari segi komunikasinya sebagai berikut:

” 1. Periodesitas. pers terbit secara kontinyu dan beraturan melalui waktu,hari, jam dan tanggal. 2. Penerbitan atau publisitas di mana sasaran pers mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. 3. Objektivitas adalah di mana pers mempunyai landasan serta etika profesionalisme dalam penerbitannya. 4. Aktualitas. pers yang bersifat unsur renewlitas dan realitas yang ada serta fakta-fakta yang baru terjadi. 5. Universalitas. pers dapat menyuguhkan varian berita yang ada baik dari sumbernya maupun materi isinya.”4

Saat kasus Century berlangsung pun pers memberikan makna mendasar

atas perannya yang terkandung, bahwa pers merupakan lembaga sosial yang dapat

memberikan informasi melalui media manapun. Pada dasarnya, fungsi pers dapat

dirumuskan menjadi 5 bagian yaitu :

”1. Pers sebagai Informasi (to inform) Fungsi pertama dari lima fungsi utama pers ialah menyampaikan informasi secepat-cepatnya kepada masyarakat yang seluas-luasnya. Setiap informasi yang disampaikan harus memenuhi kriteri dasar: aktual, akurat, faktual, menarik atau penting, benar, lengkap, utuh, jelas-jernih, jujur adil, berimbang, relevan . bermanfaat dan etis. 2. Pers sebagai Edukasi (to educate) Apa pun informasi yang disebarluaskan pers hendaklah dalam kerangka mendidik. Sebagai lembaga ekonomi, pers memang dituntut berorientasi komersil untuk memperoleh keuntungan finansial. Namun orientasi dan misi komersil itu, sama sekali tidak boleh mengurangi, apalagi meniadakan fungsi dan tanggung jawab sosial, Seperti ditegaskan Wilbur Schramm dalam Men, Messages, And Media (1973), bagi masyarakat, pers adalah watcher, teacher dan forum (pengamat, guru dan forum). 3. Pers sebagai koreksi (to correct). Pers adalah pilar demokrasi keempat setelah legislative, eksekutif, dan yudikatif dalam kerangka ini, kehadiran pers dimaksudkan untuk mengawasi atau mengontrol kekuasaan legislatif,

3

UU Pers 1999.

4

F. Rachmadi, Perbandingan Sistem Pers: Analisis Deskriptif Sistem Pers Di Berbagai

(21)

eksekutif dan yudikatif agar kekuasaan mereka tidak menjadi korup dan absolut. 4. Pers sebagai rekreasi (to intertain).Fungsi keempat pers adalah meghibur, pes harus mampu memerankan dirinya sebagai wahan rekreasi yang mnyenangkan sekaligus yang menyehatkan bagi semua lapisan masyarakat. Artinya apa pun pesan rekreatif yang disajikan mulai dari cerita pendek sampai kepada teka-teki silang dan anekdot, tidak boleh bersifat negatif apalagi destruktif. 5. Pers sebagai mediasi (to mediate) Mediasi artinya penghubung atau sebagai fasilatator atau mediator. Pers harus mampu menghubungkan tempat yang satu dengan tempat yang lain, peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain, orang yang satu dengan peristiwa yang lain, atau orang yang satu dengan orang yang lain pada saat yang sama. Dalam buku karya McLuhan, menyatakan pers adalah perpanjang dan perluasan manusia.”5

Adapun pengertian fungsi pers selain sebagai media informasi, juga

sebagai kontrol sosial yang dapat berperan penting sebagai median interpretatif

sosial dalam segala permasalahan sosial yang ada, arti fungsi pers tertuang pada

UU pers pasal 3.

Peran pers tertulis pada undang-undang (UU) tentang pers pada pasal 6 di

mana intinya pers menjadi sebagai media yang dapat mengawasi kepentingan

umum dan dapat menjaga nilai-nilai demokrasi.disamping itu,makna peran pers

akan berarti secara teori, di mana pers kita dapat diartikan pers tanggungjawab

sosial di mana pers tanggung jawab sosial sejatinya melakukan prinsip-prinsip

dasar menurut pandangan Siebert sebagai berikut:

” 1. Melayani sistem politik dengan menyediakan informasi, diskusi dan perdebatan tentang masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. 2. Memberi keterangan kepada masyarakat, sedemikian rupa sehingga masyarakat dapat mengatur dirinya sendiri. 3. Menjadi penjaga hak-hak perorangan dengan bertindak sebagai anjing penjaga yang mengawasi pemerintah.3.Menyediakan hiburan Melayani sistem ekonomi dengan mempertemukan pembeli dan penjual barang atau jasa melalui medium

5

F. Rachmadi, Perbandingan Sistem Pers: Analisis Deskriptif Sistem Pers Di Berbagai

(22)

periklanan. 4. Melayani sistem ekonomi dengan mempertemukan pembeli dan penjual barang atau jasa melalui medium periklanan. 5. Mengusahakan sendiri biaya finasial, agar bebas dari tekanan orang yang mempunyai kepentingan.”6

Dengan banyaknya keterangan diatas, kita menjadikan landasan teori

untuk melihat sejauh mana eksistensi pers kita ketika menghadapi permasalahan

pelik yaitu ketika permasalahan yang timbul serta melibatkan kalangan pejabat

negara yaitu pada “kasus Century” yang konon persoalan ini diamati sangat

krusial yang membawa efek domino terhadap kinerja pemerintah, bagaimana pers

dapat melakukan Perannya melalui berita atau informasi yang disampaikannya?

Yang terdapat pada undang-undang konstitusi kita saat ini.

B. Pers Sebagai Kekuatan Politik

Pers menunjukkan taji dan kekuatannya dalam situasi urgensi politik,

setelah beberapa dekade terlewati disaat munculnya suatu kasus yaitu kasus

Century yang di kenal mempunyai efek domino pada sistem politik yang banyak

melibatkan banyak oknum pejabat politik. Banyak hal yang terjadi pada

perkembangan kasus Century sendiri pada sistem politik kita di mana saat pers

menunjukkan perannya dalam menenggarai kasus pada publik, kekuatan politik

pers smakin terlihat menunjukkan eksistensi pers sendiri pada sistem politik kita

yang amat urgen pada setiap permasalahan yang ada.

Pers dan politik sesungguhnya mempunyai dasar ikatan batin sejak dahulu

kala bahkan, sejak zaman romawi dahulu ketika saat itu pers hanya sebagai alat

penguasa sebagai legalitas aturan oleh penguasa yaitu dengan menempelkan

6 Oliviawidayu, ”Empat Teori Pers,” diakses pada 5 Oktober dari

(23)

aturan tersebut atau diumumkan pada rakyatnya pada tempat di mana masyarakat

berkumpul dan melihatnya. Politik merupakan hal yang berkaitan dengan

pemerintah pada proses pembuatan, pengambilan dan pelaksanaan dalam

kebijakan.7

Dimensi dari ruang politik sendiri terbagi tiga yaitu pada studi

kelembagaan negara (state), studi kekuasaan dan studi kebijakan publik.8 sedangkan politik menurut Miriam Budiardjo adalah suatu subjek yaitu

pemerintah dalam melakukan sebuah keputusan atau dengan istilah kebijakan

besar dalam mengayomi rakyatnya.9 serta dalam hal melakukan keputusan membutuhkan suatu yang extraordinary, salah satunya pers, dibutuhkan dalam

melaksanakan sebuah keputusan yang legal sebagai perpanjang informasi pada

rakyat pada suatu kebijakan yang telah di putuskan oleh pemerintah.

Bahkan pers juga diposisikan sederajat dengan lembaga-lembaga

pemerintahan yaitu eksekutif, yudikatif, dan legislatif menurut John Locke yang

menambahkan pendapat Montesque tentang tiga pilar dalam negara yang menjadi

empat pilar yaitu pers. menurut Miriam Budiardjo, salah satu ciri negara

demokrasi adalah memiliki pers yang bebas dan bertanggung jawab

mengasumsikan bahwa adanya adanya pers menunjukkan arti pentingya sebuah

pers pada suatu negara, Dengan landasan dasar ini kita tentunya dapat mengetahui

bahwa pers mempunyai andil yang sangat besar dalam politik dan juga demokrasi.

7

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992), h.131.

8

Hafied congara, Komunikasi Politik (Konsep, Teori Dan Strategi) (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2009), h. 29.

9

(24)

Menurut Amien Rais, Pers memiliki kekuatan politik yang mempunyai ciri

khas tersendiri di mana pers dapat melakukan kritik sosial sebagai saluran yang

dapat menghilangkan kerusuhan, yang akan timbul bila ada kritik disampaikan

terkait dengan pejabat publik dengan besarnya peristiwa tersebut secara

langsung(verbal). Dan saluran pers juga tidak langsung komunikasi dengan bentuk

pesan yang tak langsung dengan hati-hati karena pers adalah media massa yang

mempunyai gaya komunikasi tersendiri. 10

Kekuatan yang dimiliki pers adalah gaya komunikasi politik yang khas

pada beberapa media yang menjadi suatu ragam saluran teori propaganda, yaitu

yang bertujuan untuk mempengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat dengan

menyampaikan pesan politik yang dapat menentukan perubahan politik.11 Tentu saja untuk mengefektifkan propaganda politik di media massa ada strategi

prinsip-prinsip umum yang digunakan media dalam usaha persuasif.

”Usaha persuasif dalam strategi media ada tiga (3), pertama, status komunikator (objek pemberitaan). Artinya medaia akan melihat pada setiap peran membawa status (prestise) tersendiri. Secara umum, semakin tinggi posisi atau status seseorang ditengah masyarakat maka akan semakin mampu dia melakukan persuasi atau pendekatan contoh pemberitaan seorang pejabat yang dikenal melakukan jumpa pers dan klarifikasi hal ini akan memberi respon positif dalam pemberitaan ketimpang pemberitaan seorang kaum buruh. Kedua kredibilitas komunikator (objek) ketika komunikan dapat menarik serta mahir dalam penyampaian sebuah isu politik dengan demikina pemilihan propagandis terutama dalam media massa yang di tujukan pada khalayak yang heterogen membutuhkan mereka yang punya status kuat. Ketiga, daya tarik komunikator, hal ini meningkatkan daya tarik persuasif. Hal ini berlaku pada homofili (kesamaan), yakni tingkat kesamaan usia, latar belakang , kepentingan seperti di persepsi orang. Persuasi itu sebagian besar berhasil bila orang mempersepsi komunikator seperti dirinya sendiri secara gamblang. Karena persuasi dalam haliini propaganda politrik merupkan

10

Amin Rais, Demokrasi Dan Proses Politik, (Jakarta: LP3ES, 1986), h.110.

11Wikipedia.com, “propaganda,” artikel diakses pada 2 desembar 2011 dari

(25)

upaya penyebaran informasi dan pengaruh satu kepada banyak maka instrumen teknologi yang dapat menyebarkan kepada anggota kelompok merupakan hal yang tepat dilakukan dalam politik.”12

Di samping itu pesan media dalam melakuakan propagandis berhubungan

dengan keefektifannya ada dua hal. Pertama isi pesan, hal ini menyangkut model

pilihan isi yang di rilis dalam propaganda di media massa. Bisa jadi isi suatu

berita suatu ancaman pada kelomppok kepentingan dan hal ini juga dapat

mempersuasi khalayak juga dalam kondisi tertentu. Kedua struktur pesan, bisa

jadi karena media yang di pakai adalah media massa yang memiliki keterbatasn

waktu atau tempat menyebakan penyusunan struktur pesan yang efektif dan

efisien. Namun terlepas dalam hal tersebut, propaganda terkadang dilakukan

secara terus menerus sehingga menjadi terpaan (exposure).

”Menurut Daniel Dhakidae, pers mempunyai kekuatan dan fungsi yang tidak dimiliki oleh kekuatan-kekuatan politik yang ada, yaitu mampu menjadi penekan yang tak terduga terhadap kekuasaan (negara), dan juga memiliki efek perlipatan (multiplying effect) dari kekuatan informasi yang maha dahsyat dan pengaruh yang besar. adapun Fungsi pertama, pers dapat meningkatkan imajinasi mereka yang berkuasa tentang kekuasaannya. Fungsi kedua, dapat meningkatkan imajinasi dari orang yang tidak berkuasa. Imajinasi bahwa ia adalah wakil rakyat yang berpihak pada kepentingan masyarakat bawah. Dengan beragam imajinasi tersebut, pers dituntut dinamis dan mampu menundukkan setiap kekuatan yang menghalanginya untuk leluasa berkiprah serta mampu membuktikan kekuatan sejati yang dimilikinya.”13

Demikian pun dengan teori-teori komunikasi massa yang dimiliki pada

pers yang mampu mempersuasi masyarakat dalam hubungannya dengan aktivitas

politik.

12

Gun-gun heryanto,”propaganda politik melalui media massa,” artikel diakses pada 5 juni 2011 dari http://gunhaeryanto.blogspot.com/2007/08/propaganda -politik-melalui-media-massa.html

13

Antoni , Riuhnya Persimpangan Itu: Profil dan Pemikaran Para Penggagas Kajian

(26)

Adapun Pengaruh pers dalam ruang politik dan pemerintah dewasa ini

memiliki aspek yang berbeda.14 Aspek-aspek tersebut adalah:

 Pelaporan fakta yang dapat memberikan petunjuk terhadap opini publik.

Disebabkan pengetahuan seseorang akan fakta tentang pemerintah adalah

hal yang menjadi fondasi dalam kehidupan demokrasi. Dan surat kabar

merupakan hal yang dapat memberikan petunjuk untuk hal tersebut.

 Publikasi membersihkan masalah politik dan pemerintahan. Berita tentang

pemerintah membuang atau mengenyampingkan masalah yang bersifat

rahasia dan menjalankan diantara para pekerja sebuah sense tanggung

jawab publik. Sehingga publikasi diperlukan untuk mengingatkan

pemerintah tentang tanggung jawab tersebut.

 Pers fokus terhadap isu-isu yang sedang terjadi. Dalam hal ini, surat kabar

membawa permasalahan umum bukan dari publik itu sendiri. Dan

melahirkan sebuah area debat dengan isu yang dibentuk oleh surat kabar

tersebut.

 Interpretasi mengklarifikasi urusan publik.

 Berita propaganda membelokkan opini publik. Publik bisa menerima

sebagai fakta satu sisi sebuah informasi yang terdapat dalam kolom surat

kabar, yang terjadi secara ekslusif disebabkan hanya menyangkut satu

partai dan tidak menguntungkan partai lainnya.

14

(27)

 Kekritisan pers membantu terjadinya reformasi. Sifat kritis surat kabar

dapat memaksa ketidakinginan para pelaku politik untuk pensiun.

Sehingga, setiap surat kabar memiliki record dalam membuat sebuah

perubahan, biasanya menuju hal yang lebih baik, dalam kehidupan publik.

 Kampanye mempengaruhi reformasi. Kampanye yang ditulis dalam kolom

berita dengan konsentrasi pada fakta melalui argumen yang dilakukan dari

hari ke hari dapat mempengaruhi terjadinya reformasi

 Aktivitas “pelayanan” membantu pemerintah. Pelayanan Surat kabar

berkaitan dengan urusan publik dalam memfasilitasi pemerintahan yang

bagus.

 “Platform” menyediakan pengumpulan poin untuk masalah yang dijadikan

untuk diskusi dan aksi.

 Pers mempengaruhi hubungan baik dalam kancah internasional. Hubungan

internasional dipengaruhi oleh bentukan opini-opini yang dibentuk dalam

surat kabar. Dengan memicu publik dalam pembentukan pemikiran, surat

kabar menjadi penentu perpolitikan internasional.

 Kolom iklan dapat menghasilkan hasil. Para kandidat dan

kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan menekan opini publik dengan pesan

yang mereka sampaikan melalui iklan yang ditampilkan. Iklan didesain

untuk membentuk opini dalam ranah kebijakan publik dan hukum

membutuhkan rencana berikut presentasi.

 Bahkan pers menjadi alat pendukung moral politik yang ampuh dalam

(28)

sosial seperti facebook serta twitter menjadi alat penggalangan satu juta

suara dukung Bibit dan Hamzah dalam kasus cicak dan buaya. Bahkan

dalam merebak nya jaringan sosial pada internet yang dinamakan oleh

para pakar menamakan sebagai citizen journalisme yang berupaya

menyampaikan opini dalam berbagai persoalan politik.

Pada negara-negara Berkembang pers pada saat ini mulai berperan aktif

dalam memainkan perannya pada politik, namun juga perlu diketahui bahwa pers

bagaikan dua mata pisau di mana fungsinya menjadi efek yang positif dan negatif.

Dengan banyaknya keterangan tersebut bahwasanya pers yang sebenarnya

mempunyai andil yang besar dan dapat mempunyai legalitas dalam dunia politik

yang dapat mengolah serta menyebarkan suatu berita pada rakyat. Apalagi dalam

menenggarari kasus kasus besar salah satunya pada kasus Century dapat dirasakan

kekutan pers lebih efektif di banding sarana kekuatan-kekuatan politik lainnya.

Namun di balik itu pers juga dapat mempunyai dampak yang luas yang semua itu

tergantung pada pihak pengelola pers melihat sebuah realita dengan perspektif

yang dipahaminya.

C. Surat Kabar Dan Berita Sebagai Interpretasi Sosial Politik

Berita kasus Century merupakan hal yang menarik untuk di konsumsi

public di mana dari setiap pemberitaan yang di kemas dan objek berita di kemasa

sedemikian rupa yang dapat menarik perhatian public. Banyak yang memberikan

perhatian tersendiri pada beberapa kalangan pejabat, media, partai oposisi dan

(29)

Berita tentunya bukan hal yang asing pada diri kita yaitu sebuah makna

informasi, apalagi dengan adanya berita politik yang terkait tentang kebijakan

pemerintah pada rakyatnya yang membentuk sebuah opini public tentan berita

tersebut seperti berita tentang kasus Century terkait suatu permasalahan, berita

merupakan konsumsi hampir setiap hari berbagai media massa baik cetak maupun

elektronik merilis untuk dikonsumsi masyarakat. Berita diasumsikan oleh pers

barat sebagai sebuah “komoditi” yang bisa diperjual belikan namun sebaliknya menurut pers timur berita bukanlah sebuah barang dagangan. Berita adalah sebuah

yang esensial dalam kehidupan manusia bahkan merupakan suatu kebutuhan yang

tidak dapat dipisahkan untuk menambah wawasan dan mendewasakan alam

pikiran.15

Banyak pengertian arti tentang berita salah satunya, dalam arti kamus

besar indonesia berartikan warta atau kabar. sedangkan menurut kamus barat

Grolier pengertian arti berita adalah seperti yang disajikan oleh media seperti

radio, televisi dan surat kabar dan arti lainnya adalah sebuah informasi yang

hangat tentang sesuatu yang telah terjadi, dengan banyaknya pengertian arti berita

bahkan seorang wartawan senior pun tidak dapat mengartikan berita itu sendiri

namun jika kita meminta contoh berita wartawan akan banyak menunjukan contoh

berita dari macam headline sumber dan suatu hal yang tidak penting dapat

ditunjukkan, arti berita pun bersifat multitafsir apabila dibaca dan diamati oleh

khalayak. Adapun Unsur layak berita menurut pasal 5 kode etik jurnalistik

wartawan indonesia Sebagai berikut “…Wartawan indonesia menyajikan berita

15

(30)

secara berimbang dan adil, mengutamakan kecermatan dan ketepatan, serta tidak

mencampurkan fakta dan opini sendiri. Tulisan berisi interpretasi dan opini

wartawan agar disajikan dengan menggunakan nama jelas penulisnya….” 16

Surat kabar sendiri muncul pada abad ketujuh belas, surat kabar adalah

salah satu instrument yang masih dapat kita rasakan sampai saat ini yang mampu

dalam pembentukan opini yang banyak digunakan khalayak untuk mendapatkan

informasi atau berita tentang fenomena yang terjadi di sekitarnya. dalam surat

kabar ada suatu berita yang utama yaitu dengan sebutan headline yang biasanya

akan dimuat dihalaman depan maupun belakang atau dengan subjudul yang tebal

dengan frase (kalimat) yang menarik, di mana headline sendiri pada surat kabar

dari sekian khalayak akan melihat dan membaca headline depan dari surat kabar.

Sedangkan headline dapat diartikan sebagai berita utama. Secara bahasa

head berarti kepala. line berarti garis. Jadi dapat diartikan kepala garis atau kepala

berita. Dalam media cetak, headline merupakan berita yang paling banyak dibaca

dan menarik perhatian. Jika peristiwa itu dijadikan headline maka pihak terkait

atau khalayak menganggapnya sebagai peristiwa penting. Di sinilah media sangat

berperan membentuk opini publik. Adapun dalam menangkap headline berita

pada surat kabar penonjolan masalah berita agar menarik melalui proses atau

disebut proses framing bingkai pada surat kabar, disamping itu ada tiga hal aspek

yang perlu diketahui dalam proses framing pada surat kabar yaitu:17

16

Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia Bab 2 Tentang Pemberitaan

17

(31)

1. Proses framing sebagai metode penyajian realitas di mana kebenaran tentang

suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dibalikkan secara

halus, dengan memberikan sorotan terhadap aspek-aspek tertentu saja,

dengan menggunakan istilah-istilah yang mempunyai konotasi tertentu, dan

dengan bantuan foto, karikatur dan alat ilustrasi lainnya.

2. Proses framing merupakan bagian tak terpisahkan dari proses penyuntingan

yang melibatkan semua pekerja di bagian keredaksian media cetak.

Redaktur, dengan atau tanpa konsultasi dengan redaktur pelaksana,

menentukan apakah laporan si reporter akan dimuat ataukah tidak, serta

menentukan judul yang akan diberikan.

3. Proses framing tidak hanya melibatkan para pekerja pers, tetapi juga

pihak-pihak yang bersengketa dalam kasus-kasus tertentu yang masing-masing

berusaha menampilkan sisi informasi yang ingin ditonjolkannya (sambil

menyembunyikan sisi lain). Proses framing menjadikan media massa

sebagai arena di mana informasi tentang masalah tertentu diperebutkan

dalam suatu perang simbolik antara berbagai pihak yang sama-sama

menginginkan pandangannya didukung pembaca.

Dalam proses framing pada akhirnya akan membawa efek. Karena sebuah

realitas bisa jadi dibingkai dan dimaknai berbeda oleh media, bahkan pemaknaan

itu bisa jadi akan sangat berbeda. Untuk melihat bagaimana media melakukan

framing dalam pemberitaan biasanya dapat menggunakan teori Robert Entman

yaitu dengan empat cara pertama mendefinisikan masalah yang diberitakan

(32)

mendefinisikan penyebab masalah biasanya dengan metode apa atau siapa yang

akan diberitakan. ketiga evaluasi moral biasanya wartawan akan menambahkan

suatu argumentasi tambahan dengan siapa yang mampu menyelesaikan masalah

seperti para ahli atau orang yeng terlibat hal ini biasanya dilakukan setelah

pendefinisian masalah dan penyebab masalah. Keempat penyelesaian masalah

atau solusi saat pemberitaan akan melihat bagaiamana masalah terlihat dan siapa

yang menyebabkan masalah dengan memberi jalan keluar masalah dan siapa yang

dapat menyelesaikan masalah tersebut.18

Realitas sosial yang kompleks penuh dimensi dan tidak beraturan,

disajikan dalam berita sebagai sesuatu yang sederhana, beraturan dan memenuhi

logika tertentu. Berdasarkan penyederhanaan atas kompleksnya realitas yang

disajikan media, menimbulkan efek framing, yaitu: Pertama. Framing yang

dilakukan media akan menonjolkan aspek tertentu dan mengaburkan aspek yang

lain. framing umumnya ditandai dengan menonjolkan aspek tertentu dari realitas,

akibatnya ada aspek lain yang tidak mendapat perhatian yang memadai. Kedua.

framing yang dilakukan oleh media akan menampilkan sisi tertentu dan

melupakan sisi yang lain. Dengan menampilkan sisi tertentu dalam berita ada sisi

lain yang terlupakan, menyebabkan aspek lain yang penting dalam memahami

realitas tidak mendapat liputan dalam berita. Ketiga. framing yang dilakukan

media akan menampilkan aktor tertentu dan menyembunyikan aktor yang lain.

Efek yang segera terlihat dalam pemberitaan yang memfokuskan pada satu pihak,

18

(33)

menyebabkan pihak lain yang mungkin relevan dalam pemberitaan menjadi

tersembunyi.

Dalam hal keterangan diatas bahwa surat kabar dengan berita serta

headline melalui framing yang ada, kita dapat mengetahui kabar realitas sosial

yang terjadi, di mana kita rasakan peran rakyat dalam berpartisipasi dalam politik

terbatas untuk mengetahui sebuah informasi politik menjadi suatu interpretatif

sosial dalam melakukan hal politik yaitu untuk mengetahui putusan serta kasus

(34)

25

A. Awal Berdirinya Bank Century

Narasi munculnya Bank Century banyak keganjilan ketika di dirikan,

awal berdiri berdasarkan Akta No.136 pada 30 Mei 1989 yang dibuat Lina

Laksmiwardhani, SH, notaris pengganti Lukman Kirana, SH, notaris di Jakarta.

Kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat

Keputusannya No.C.2-6169.HT.01.01.TH 89 tertanggal 12 Juli 1989. Di daftarkan

ke Pengadilan Negeri(PN) Jakarta Selatan pada 2 Mei 1991 dengan No.

284/Not/1991.

Anggaran Dasar Bank Century telah disesuaikan dengan Undang-Undang

PerseroanTerbatas No.1 Tahun1995 dalam Akta No. 167 tanggal 29 Juni 1998

dari Rachmat Santoso, S.H, notaris di Jakarta. Pada 16 April 1990, Bank Century

memperoleh izin usaha sebagai bank umum dari Menteri Keuanga (MENKEU)

Republik Indonesia melalui surat keputusan No.462/KMK.013/1990. Pada tanggal

22 April 1993, Bank Century memperoleh peningakatan status menjadi bank

devisa dari Bank Indonesia (BI) melalui surat keputusan No. 26/5/KEP/DIR.

Anggaran Dasar Bank Century telah beberapa kali berubah, terakhir pada Akta

No.159 tanggal 29 Juni 2005 .1

1

(35)

Bank Century berdomisili di Indonesia dengan 27 Kantor Cabang Utama,

30 Kantor Cabang Pembantu dan 8 Kantor Kas. Kantor Pusat Bank beralamat di

Gedung Sentral Senayan II, Jl. Asia Afrika No. 8 Jakarta. Dari jumlah kantor

tersebut di atas yang beroperasi sebanyak 63 kantor2.

Sesuai dengan permintaan Bank Indonesia melalui surat Bank Indonesia

tanggal 14 Desember 2001 (yang di pertegas melalui surat Bank Indonesia tanggal

20 Agustus 2004) pertemuan dengan Bank Indonesia pada tanggal 16 April 2004

dengan manajemen Bank dan pemegang saham pengendali First Gulf Asia

Holdings Limited (Chinkara Capital Limited) setuju untuk melakukan merger atau

penggabungan Bank dengan PT Bank Pikko Tbk dan PT Bank Danpac Tbk untuk

menghasilkan sinergi dan memperkuat permodalan Bank hasil merger. Proposal

merger tersebut disampaikan kepada Bank Indonesia pada tanggal 26 April2004.

Pada tanggal 21 Mei 2004, Bank, PT Bank Danpac Tbk dan PT Bank Pikko Tbk,

telah menandatangani kesepakatan untuk melakukan tindakan hukum penyatuan

kegiatan usaha dengan cara Penggabungan atau Merger di mana Bank Century

sebagai “Bank Yang Menerima Penggabungan” dan PT Bank Danpac Tbk dan PT

Bank Pikko Tbk sebagai “Bank Yang Akan Bergabung”.3

Peleburan usaha (merger) yang dilaksanakan dengan syarat dan ketentuan

antara lain sebagai berikut 4:

2

Sonowijoyo,wordpress.com,“Kronologi Kasus Bank Century,” artikel diakses pada 5 juni 2011 dari http://sonowijoyo.wordpress.com/2010/01/28/kronologi-kasus-bank-century/

3 Blogspot.com, “ Kasus Skandal Bank Century,”

artikel diakses pada 5 juni 2011dari http://imperiumindonesia.blogspot.com/2009/12/kasus-skandal-bank-century

4

(36)

 Semua kekayaan dan kewajiban serta operasi, usaha, kegiatan setiap

Bank yang menggabungkan diri beralih hukum kepada Bank Century.

 Semua pemegang saham Bank-Bank yang bergabung karena hukum

menjadi pemegang saham Bank Century.

 Bank sebagai Perusahaan hasil penggabungan tetap mempertahankan

eksistensinya sebagai perusahaan terbatas dan sebagai Bank umum

dengan memakai nama PT Bank Century Tbk.

 Semua perusahaan yang menggabungkan diri karena hukum akan

bubar tanpa melakukan likuidasi.

Pada 6 Desember 2004 BI telah memberi persetujuan atas merger beberapa

pihak Bank menjadi Bank Century, namun pada saat setelah merger Bank ini terus

mengalami kerugian kendati pada saat krisis perbankan pada tahun 2008, bank ini

tetap dipertahankan agar tidak berdampak besar pada perbankan lainnya . Dari

awal berdirinya Bank ini banyak yang tidak beres dan selalu berkelut dalam

permasalahan. Padahal Bank Century sendiri telah dinyatakan sebagai Bank Gagal

dan juga dalam keadaan awas oleh pihak pengawas BI (Bank Indonesia) sendiri,

namun tetap saja para pengawas Bank tetap mempertahankan keberadaan Bank

Century.5

B. Latar Belakang Kasus Century

Kasus Century merupakan kasus hukum namun dibawa keranah politik

yang menjadikan kasus ini sebagai kasus politik yang komplek, banyak hal politis

5

(37)

yang terjadi pada maraknya pemberitaan kasus Century seperti isu manuver

politik yaitu rombak kabinet (reshuffle), transaksional politik (bargaining politik),

perombakan dalam koalisi partai pada pemerintahan, pertemuan ketua lembaga

negara di Cikeas dirumorkan adanya konspirasi pada pejabat pemerintah dalam

menangani kasus ini, dan hal politis lainnya. Dampak kasus ini dalam hal politik

akan terasa jelas pada pembentukan Pansus(Panitia Khusus) Hak Angket dan

Sidang Paripurna di DPR dalam hak tanya kejelasan panitia Hak Angket pada

pemerintah dalam hal kasus ini dengan di warnai konstelasi politik.

Latar belakang kasus Century berawal dari kecurigaan para elite politik

pada kebijakan pemerintah di mana adanya dugaan dana talangan pada Bank

Century mengalir pada salah satu tim sukses partai yang memang pada saat

pengucuran dana (bailout) tepat pada saat-saat waktu akan pemilu (pemilihan

umum) Capres(calon Presiden) dan Cawapres(calon Wakil Presiden) 2009. Awal

kasus Century berbicara tentang sebuah kebijakan politik yang dijalani oleh

pemerintah, kebijakan pun berporos pada sistem pengawasan. Banyak pengamat

politik mempunyai ekspektasi yang pesimis dalam penyelesaian kasus Century.

Kasus Century merupakan kasus permasalahan perbankan tentang kucuran

dana (bailout) pada Bank Century, yang memang kasus perbankan merupakan

kasus yang unik di mana dari banyaknya kasus perbankan yang sebelum-

sebelumnya dinilai sulit untuk dapat diselesaikan karena banyak oknum pejabat

yang terlibat dan unsur politik kepentingan. Kasus Century sendiri menjadi sebuah

(38)

biaya yang tidak kecil pula tentang permasalahan ini, Kasus ini sendiri diduga

melibatkan sejumlah pejabat negara dengan ”konspirasi” tingkat tinggi.6

Kasus Century menjadi sorotan publik dibanding kasus politik lainnya

dengan maraknya pemberitaan oleh media, menyebabkan banyaknya antusiasme

publik dengan merebaknya opini yang berkembang, dalam mengungkap kasus

Century yang didasari merugikan banyaknya nasabah sehingga para nasabah

mendemo sehingga diliput oleh media sedemikian rupa sehingga menarik

antusiasme masyarakat dan juga dari banyaknya dukungan para tokoh publik

seperti Abdurahman Wahid (Gusdur), Amien Rais, Syafi’i Ma’arif dan lain-lainnya untuk dibuka secara terang. Maka terbentuklah kasus ini menjadi bola api

yang menjadi sorotan publik bahkan Presiden pun diawal dalam pengungkapan

kasus Century dengan menyatakan tegas dalam pertemuan tanggal 22 November

2009 dengan beberapa ketua media pers saat di istana agar kasus Century dibuka

secara terang benderang yang memungkinkan seorang Presiden menjadi titik

acuan kinerja program 100 hari yang dijalankan Presiden Soesilo Bambang

Yudhyono (SBY).

Dari pernyataan Presiden seketika itu terbentuklah Alasan-alasan politik

latar belakang kasus Century untuk dibuka pihak Pansus atas dasar mengadakan

Pansus Century berdasarkan Hak Angket sebagai berikut7:

6

A Tony Prasetiantono,Kompas.com,” “Teori Konspirasi “Century”,” artikel diakses pada 25 Agustus 2010 dari http://m.kompas.com/news/read/data/2009.12.02.02373810

7Wikipedia online, “Panitia Khusus Hak Angket_Bank Century,” artikel diakses pada 22

(39)

1. Mengetahui sejauh mana pemerintah melaksanakan peraturan

perundangan yang berlaku, terkait keputusannya untuk mencairkan

dana talangan (bailout) Rp 6,76 triliun untuk Bank Century. Adakah

indikasi pelanggaran peraturan perundangan, baik yang bersifat pidana

maupun perdata.

2. Mengurai secara transparan komplikasi yang menyertai kasus

pencairan dana talangan Bank Century. Termasuk mengapa bisa terjadi

perubahan Peraturan Bank Indonesia secara mendadak, keterlibatan

Kabareskrim Mabes Polri ketika itu, Komjen Susno Duadji, dalam

pencairan dana nasabah Bank Century, dan kemungkinan terjadi

konspirasi antara para pemegang saham utama Bank Century dan

otoritas perbankan dan keuangan pemerintah.

3. Menyelidiki ke mana saja aliran dana talangan Bank Century,

mengingat sebagian dana talangan tersebut oleh direksi Bank Century

justru ditanamkan dalam bentuk Surat Utang Negara (SUN) dan

dicairkan bagi nasabah besar (Budi Sampoerna). Sementara

kepentingan nasabah kecil justru terabaikan. Adakah faktor

kesengajaan melakukan pembobolan uang negara demi kepentingan

tertentu, misalnya politik, melalui skenario bailout bagi Bank Century.

4. Menyelidiki mengapa bisa terjadi pembengkakan dana talangan

menjadi Rp 6,76 triliun bagi Bank Century? Sementara Bank Century

hanyalah sebuah Bank swasta kecil yang sejak awal bermasalah,

(40)

khusus. Rasionalkah alasan pemerintah bahwa Bank Century patut

diselamatkan karena mempunyai dampak sistemik bagi perbankan

nasional secara keseluruhan.

5. Mengetahui seberapa besar kerugian negara yang ditimbulkan oleh

kasus bailout Bank Century dan sejumlah kemungkinan penyelamatan

uang negara bisa dilakukan. Sebab lain penegakan hukum, Ditengah

berbagai kesulitan hidup yang dialami masyarakat kebanyakan, aspek

penyelamatan uang negara ini sangat penting untuk dijadikan perioritas

demi memenuhi rasa keadilan rakyat. Selanjutnya, uang negara yang

dapat diselamatkan bisa digunakan untuk kepentingan meningkatkan

kesejahteraan rakyat pada umumnya.

Kasus Century sendiri menjadi fenomena dengan kompleksitas masalah

yang berkembang pada banyaknya opini membuat anomali politik yang belum

terjadi selama 10 tahun terakhir di indonesia paska reformasi.8

Pengungkapan kasus ini bermuara banyaknya tuntutan nasabah terhadap

Bank yang merugikan pada nasabah dan juga tentang penggelapan serta pencucian

uang pada suatu Bank yaitu Bank Century yang dilakukan oleh sipemilik sehingga

merugikan nasabah,9 dan juga pemeliharaan kasus ini sejak berdirinya Bank Century untuk kepentingan politik sehingga berlarut-larut serta adanya bailout

yang janggal terdapat penyalahgunaan wewenang dalam mem-bailout kasus

8

Arsipberita.com,“Pidato Presiden Menanggapi Kasus Century”, artikel diakses pada 2 Desember 2010 dari http://arsipberita.com/show/pidato-Presiden-menanggapi-kasus-century-ii-70351.html

9

(41)

Century seolah memudahkan aturan ketentuan dalam melakukan pem-bailout-an

yang dilakukan oleh pihak terkait. Yang mana dalam kasus Century keluar dari

mainset teoritikal dalam mem-bailout Bank Century dan juga Sense of Public

Decission yang diungkap para ahli ekonom tidak masuk logika jika memang Bank

Century dalam kesulitan dan dinyatakan Bank gagal10 yang harus di bailout lebih mudah ditutup sehingga dana bailout tidak akan sebesar yang dikeluarkan.

Dalam waktu yang singkat kurun beberapa hari anggaran untuk kucuran

pada Bank Century membengkak dalam rencana penanggulangan pada Bank

dalam keadaan darurat. diduga pula waktu pada saat penangguhan Bank tersebut

dekat dalam waktu kampanye pemilu umum dan mengalir pada salah satu tim

sukses pasangan Capres-Cawapres pada tahun 2009, Oleh karena itu dicurigai

bahwa dana yang dikucurkan mengalir pada pada salah satu partai politik

digunakan untuk sebuah kampanye besar dalam pemilu.11 dengan dugaan-dugaan tersebut kasus ini menjadi suatu mega kasus di mana banyak sekali suatu proses

baillout yang janggal serta waktu dan kucuran yang hilang menguap entah

kemana tanpa kejelasan dari pejabat itu sendiri.

Hal ini ditegaskan pada pada ungkapan pihak terkait pada tanggal 27

November 2009 yang menangani kasus ini yaitu mantan Bareskrim Susno Duadji

bahwa dalam menangani kasus ini tidak melakukan perkembangan kasus, karena

ada pihak yang melakukan wewenang dalam bailout sedang dalam mengikuti

10

Bank gagal adalah suatu keadaan di mana operasional Bank tertentu dapat dihentikan yang dinyatakan pihak pengawas bank dilakukan oleh otoritas pengawasan perbankan oleh negara.

11

(42)

pemilu ”Capres-Cawapres” hal inilah mengapa kasus century tidak di usut secara tuntas yang menjadi titik acuan para anggota dewan untuk mengungkap serta

mengembangkan opini dengan alat kelengkapan yaitu dengan Hak Angket melalui

Pansus yang dilakukan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) pada pihak terkait yaitu

pemerintah.

Adapun pandangan pihak terkait dalam melihat kasus Century ini, yaitu

Susno Duadji mantan petinggi Polisi Republik Indonesia (POLRI) sebelumnya

menangani kasus Century, dalam hal ini beliau melihatnya ada tiga kasus dalam

hal ini, Pertama, Kasus murni perbankan dengan tersangka Robert Tantular dan

kroninya mereka melakukan tindak pidana perbankan dengan modus operandi,

yakni kredit fiktif, kontrak kelola fiktif pencairan deposito valas tanpa seizin

pemiliknya, menggelapkan surat berharga dan L/C(letter of credit) fiktif dengan

jumlah kerugian Rp 3,4 triliyun. Kedua, Kasus non perbankan yaitu kejahatan

dibidang pasar modal yang dilakukan oleh Robert serta kroninya dengan

menggunakan sekuritas PT. ANTABOGA dan PT. SCI yang mengakibatkan

kerugian berjumlah 1.565 trilyun. Ketiga, Kasus dugaan korupsi penyertaan dana

LPS(lembaga Penjamin Simpanan) ke Bank Century Rp 6,762 triliun. 12

Sedangkan pandangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada saat

pemanggilan pada Pansus Hak Angket Century, menilai kasus pemberian dana

talangan ini ada lima kesalahan dalam catatan hukum kasus Bank Century.

Pertama, pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BPMK) melalui

pemberian surat-surat berharga (SSB) yang bernilai rendah. Aturan hukum yang

12

(43)

berpotensi ditubruk adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 199213 tentang Perbankan. Kedua, pelanggaran yang dilakukan oleh pemegang saham, pengurus

Bank Century, dan pihak terkait melalui pemberian kredit fiktif. Ketiga, kebijakan

fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) bertentangan dengan Peraturan Bank

Indonesia Nomor 10/26/PBI/ 2008 tanggal 30 Oktober 2008 yang menentukan

rasio kecukupan modal (Capital Adequancy Ratio/CAR) yang harus di miliki oleh

Bank calon penerima FPJP adalah 8 persen. Padahal, CAR Bank Century minus.

Diduga, ada rekayasa untuk membuat CAR Bank Century menjadi positif dan di

atas 8 persen. Keempat, potensi pelanggaran terhadap PERPPU(Peraturan

Pemerintah Pengganti UU) Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem

Keuangan(JPSK). Kelima, penyerahan Bank Century ke LPS(lembaga Penjamin

Simpanan) pada 21 November 2008 dinilai oleh BPK tidak mempunyai landasan

hukum.14

C. Kronologi Kasus Century

Kronologi kasus Century sendiri terjadi ketika Bank Century di nyatakan

sebagai Bank gagal oleh Bank Indonesia (BI)15 tertanggal 21 November 2008,16yang memang banyak seblumnya permasalahan internal dari sis manajemen Bank Century sendiri. pengertian Bank Century yang di klaim sebagai

13

UU No.7 1992.

14

Aloysius soni ed., Centurygate mengurai konspirasi pengusaha-pengusaha, h.334.

15

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 yang diubah dengan undang-undang No.3 tahun 2004 maka BI memiliki fungsi pengawasan sepenuhnya dan independen terhadap Bank-Bank yang ada di Indonesia. Dalam fungsi ini melekat kewenangan yang dimiliki BI untuk merekomendasikan rapat kepada KSSK jika menemukan bank yang mengalami kesulitan keuangan (kesulitan likuiditas dan permasalahan solvabilitas) dan ditenggarai berdampak sistemik. Hal ini diatur dalam Perppu JPSK (PERPPU Nomor 4 Tahun 2008) yang berlaku efektif sejak 15 Oktober 2008.

16

(44)

Bank gagal adalah jika Bank ini tidak diselamatkan maka akan terjadi krisis

perbankan yang berdampak sistemik.17 Hal ini yang menyebabkan pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia memberikan sinyal akan perlunya memberikan

Fasilitas Pembiayaan Darurat (FPD) kepada Century atau yang dikenal dengan

istilah bailout18 sebesar 6,7 Triliun yang berasal dari Lembaga Penjamin

Simpanan (LPS) yan dilakukan empat tahapan Faktor inilah yang mendasari kasus

Century.

Awalnya DPR menyetujui bailout Bank Century sebesar 2 Triliun rupiah

karena dana nasabah sebesar 1.4 triliun hilang, tetapi pada kenyataannya bailout

yang diberikan melebihi dari persetujuan DPR, hal ini yang mengindikasikan

bahwa ada peran pemerintah untuk menyelamatkan nasabah yang mempunyai

kepentingan pribadi dengan pemerintah. Dan juga ketidak transparannya

pemerintah dalam proses bailout Bank Century yang menyebabkan kecurigaan

publik mengenai penanganan “spesial” Bank Century. Berikut merupakan kronologis19 serta pendasaran aturan undang-undang yang diterapkan pada kasus Century dari awal penanganan Bank Century sampai saat ini:

17

Istilah sistemik diambil dari kata sistem. Kerusakan sistemik berarti kerusakan menyeluruh pada sistem yang ada. Mengacu pada definisi Perppu JPSK, yang dimaksud berdampak sistemik adalah suatu kondisi sulit yang ditimbulkan oleh suatu Bank, LKBB, dan/atau gejolak pasar keuangan yang apabila tidak diatasi dapatmenyebabkan kegagalan sejumlah Bank dan/atau LKBB lain sehingga menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap sistem keuangan dan perekonomian nasional.

18

Bailout dalam istilah ekonomi dan keuangan digunakan untuk menjelaskan situasi di mana sebuah entitas yang bangkrut atau hampir bangkrut, seperti perusahaan atau sebuah bank diberikan suatu injeksi dana segar yang likuid, dalam rangka untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

19

Teguh Santosa, “Membaca Ulang Etape Skandal Bank Century, Membaca Ulang Peran

Boediono dan Sri Mulyani,” artikel diakses pada 25 Oktober 2010

(45)

 20 November 2008: menggunakan UU BI No. 3 th.2004, Bank

Century telah dinyatakan sebagai Bank gagal dan hasil analisa sebagai

bank berdampak sistemik yang dilakukan oleh pihak Bank

Indonesia(BI)

 20-21 November 2008: mengunakan PERPPU No. 4 th. 2008 tentang

JPSK, bank century yang telah dinyatakan sebagai Bank gagal akan

diserahkan pengurusan masalahnya pada KSSK(Komite Stabilitas

Sistem Keuangan)

 21-30 November 2008: mengunakan UU No. 4 th. 2004 tentang LPS,

masalah Bank Century diputuskan secara bersama oleh KSSK(Komite

Stabilitas Sistem Keuangan )+LPS (Lembaga Penjamin Simpanan)

dalam penanganan Bank Century sebagai Bank gagal berdampak

sistemik.

Dalam Kronologi penanganan Kasus Century pada Bank Century sendiri

ditangani dalam 2 fase, Fase pertama yaitu mengenai rapat konsultasi Bank

Indonesia dengan Menteri Keuangan (13-19 November 2008) dan Fase kedua

yaitu mengenai rapat pengambilan keputusan rapat KSSK (tanggal 20-21

November 2008).20

Setelah mem-bailout terjadilah kecurigaan pada Bank Century bahwa

terjadi penggelapan dana nasabah oleh pemilik Bank yaitu Robert Tantular yang

kemudian ditangani oleh hukum dan ditangkap dan dijatuhi hukuman 4 tahun

penjara dan denda Rp 50 miliar. Kemudian Bank Century telah berganti nama

20 Indonesia recovery.com “Kronologis Penyelamatan

(46)

Bank Mutiara pada tanggal 2 Oktober 2009. adanya proses hukum yang dilakukan

dalam kasus Century yaitu dengan dihukumnya sipemilik Bank yaitu Robert

Tantular dan bergantinya nama Bank menjadi Bank Mutiara belum ada juga tanda

berakhirnya kasus Century, bahkan itu hanya sebuah permulaan.

Puncaknya kasus Century menjadi sorotan politik dan publik bermula dari

pidato Presiden pada tanggal 22 November 2009 yang menyatakan untuk

mengusut kasus Century secara tuntas dan terbuka.21 Kemudian dengan pernyataan Presiden tersebut ditindaklanjuti dengan adanya investigasi dalam

penanganan Bank Century yang diawali dengan inisiatif tim sembilan dalam

pengajuan Hak Angket pada DPR maka terbentuklah panitia khusus (Pansus) dan

Hak Angket pada tanggal 4 Desember 2009 yang terdiri dari 30 anggota antara

lain 8 anggota Demokrat, Golkar (golongan karya) 6 anggota, PDI-P (partai

demokrasi indonesia perjuangan) 5 anggota, PKS (partai keadilan sejahtera) 3

anggota, PKB (partai kabangkitan bangsa 2 anggota), PAN (Partai Amanat

Nasional) 2 anggota, PPP (partai persatuan pembangunan) 2 anggota, Gerindra (1

anggota) dan Hanura (Hati Nurani Rakyat) 1 anggota.22

Adapun babak permulaan dengan adanya Hak Angket dan Pansus bermula

dengan kesepakatan para anggota dewan membentuk sebuah tim untuk kasus

Century, sebelumnya saat proses bailout yang telah dilakukan oleh pihak terkait

pada Bank Century Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memanggil Menteri

Keuangan (MENKEU), Bank Indonesia (BI), dan LPS untuk meminta penjelasan

21

Presiden Ingin Kasus Century Dibuka,” Jurnal nasional, 23 November 2009, h.7.

22

Gambar

gambar foto
Century ....”20 dengan gambar simbol partai dan sebuah istana
gambar hasil

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian, Kabupaten Lampung Barat memiliki tingkat kesesuaian perairan yang sangat besar untuk pariwisata bahari dalam hal ini Selancar Air dan

i) All financial transactions of Islamic MFB shall be in accordance with the injunctions of Shariah. ii) Every Islamic MFB shall be required to appoint a Shariah Advisor who

Pengaturan hukum udara internasional terkait kewajiban para pihak untuk mengatur keselamatan penerbangan sipil yang menlewati wilayah udaranya adalah bahwa sesuai dengan

Reaksi dekomposi katalitik metana dengan katalis Fe/Mo/MgO menghasilkan diameter luar nanotube karbon yang ingin dicapai pada tujuan penelitian, yaitu nanotube karbon yang

berpenyebut sama. Melalui pengelompokkan sesuai bentuk dan warna kertas lipat, siswa dapat memposisikan diri sesuai kelompok masing-masing dengan aktif. Melalui pembagian permen,

Grup mengklasifikasikan aset keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan

 Additional response ; adalah tambahan skor untuk setiap elaborasi atau spesifikasi pada main response, baik yang diberikan pada saat PP (performance proper) maupun inquiry.

Bahwa pada hari Minggu tanggal 26 Juni 2016 atas perintah Dandim dilaksanakan apel Personil Kodim 0419/Tanjab langsung oleh Dandim 0419/Tanjab dan Terdakwa tidak hadir pada saat