Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana (S.sos.)
Oleh : ZUBEIR Nim: 104033201149
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
i
Eksistensi Pers Pada Pemberitaan Politik “Kasus Century” (Studi
Komparatif Jurnal Nasional Dan Koran Tempo)
Pers merupakan sarana demokrasi untuk rakyat sebagai sumber pengetahuan dan untuk menjadi penyeimbang (check and balances) pada lembaga demokrasi yang ada seperti eksekutif, yudikatif dan legislative bilamana ada ketimpangan permaslahan. Pers dinilai sangat efektif dalam berperan dalam demokrasi dan politik dibandingkan kekuatan-kekuatan demokrasi yang ada, pers juga dapat menajaid sebagai ruang public (public sphere) di mana memberi ruang para pengamat maupun masyarakat dalam berpendapat, maka tidak salah pers dijadikan salah satu pilar demokrasi dan juga dilindungi eksistensinya.
Kasus Century merupakan kasus yang melibatkan pejabat pemerintah dalam mengucurkan dana talangan(bailout) pada Bank Century yang di nilai janggal pada saat proses dana talangan, meskipun bank telah mendapatkan dana talangan bank itupun malah mengalami kerugian dan merugikan nasabah. Kasus Century sendiri sebelumnya tidak di ungkap ke publik yang hanya diketahui pada kalangan tertentu (laten), kasus ini muncul disebabkan dengan pemberitaan diberbagai media kasus ini menjadi sorotan publik dan opini yang selalu berkembang serta memberikan kesan pengetahuan politik pada masyarakat dan khalayak. Kasus century merupakan kasus yang dinilai besar karena melibatkan para pejabat publik yang sangat dikenal masyarakat dan juga membawa dampak besar dengan adanya hak angket dan sidang paripurna dalam menyikapi kasus ini sehingga munculnya tawar menawar (bargaining) politik antara partai di saat penentuan sikap dalam menangani kasus Century.
ii
limpahan kasih saying dan karunia yang tiada terhingga kepada penulis. Shalawat
dan salam selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Eksistensi Pers Pada Pemberitaan Politik Kasus Century ”Studi Komparatif Jurnal Nasional Dan Koran Tempo”.
Pada kesempatan ini penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak diantaranya :
1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy,M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sayrif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Hj. Dra. Wiwi Siti Sajaroh, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Idris Thaha, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan masukan dalam penulisan karya ini.
5. Seluruh dosen dan segenap staf pengajar pada Program Studi Ilmu Politik,
iii
7. Teruntuk kedua orang tuaku, Zulham Efendy dan Sariyana,. untukmu
penulis persembahkan karya ini. Do’a dan harapanmu membuat penulis terpacu untuk memberikan yang terbaik dalam kehidupan ini.
8. To My Family, untuk adik-adik ku, Lukman, Nur Adillah, dan
Abdurrahman. Terima kasih untuk dukungan Do’a dan moril yang diberikan kepada penulis. Dukungan ini memberikan semangat kepada
penulis untuk bisa memberikan yang terbaik untuk kalian.
9. Untuk seluruh sahabatku anak-anak Fraksi Pojok; Praga, Yudhi,
Sucilawati, Ikbal, Ramli, Iyok, Jabbar, Basit, Bayu. Terima kasih atas
dukungan kepada penulis dalam penyusunan karya ini. Serta teman-teman
PPI angkatan 2004/2005 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca sekalian. Akhirnya,
hanya kepada Allah-lah penulis serahkan, semoga segala amal baik yang telah
mereka berikan mendapat balasan yang sebaik-baiknya dari Allah SWT. Amin.
Jakarta,
Penulis,
vi DAFTAR ISI
ABSTRAK ... ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6
C. Metodologi Penelitian ... 6
D. Tujuan dan manfaat penelitian ... 8
E. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Makna dan Peran Pers ... 10
B. Pers Sebagai Kekuatan Politik ... 13
C. Surat Kabar Dan Berita Sebagai Intepretasi Politik ... 19
BAB III KASUS CENTURY BERMUATAN POLITIK A. Awal berdirinya Bank Century ... 25
B. Latar belakang kasus Century ... 27
C. Kronologi kasus Century ... 34
vii
B. Studi Komparatif Pemberitaan Kasus Century Pada Surat
Kabar Jurnal Nasional dan Koran Tempo ... 55
C. Analisa Kekuatan Pers Pada Pemberitaan Kasus Century di
Surat Kabar Jurnal Nasional dan Koran Tempo ... 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 67
B. Saran dan kritik ... 68
1
Pada puncak era reformasi pers mempunyai andil yang sangat besar, ketika
rakyat terbuka wawasan politik pada pemerintahan dan demokrasi bukan hanya
untuk hak milik dan dapat diketahui oleh kaum elit saja, tetapi rakyat juga
mempunyai andil dalam setiap kegiatan dalam negaranya. Pada saat itu pula
kekuatan peran pers terbebaskan dengan terbukanya keran kebebasan informasi.
Kekuatan pers kembali unjuk gigi untuk tetap bereksistensi pada negara
setelah beberapa tahun reformasi terlewati, melalui pemberitaan di berbagai media
dalam mengawal dengan pemberitaan suatu kasus yang krusial dan membawa
keresahan publik dan pemerintah yaitu “kasus Century” ketika kasus Century mencuat ke publik akhir 2009, di mana kasus ini sebelumnya tidak terungkap di
publik.
Kasus Century diduga melibatkan sejumlah pejabat tinggi negara dan
mantan petinggi negara serta oknum pemerintahan bahkan disebut-sebut kasus ini
ada “konspirasi tingkat tinggi” serta skandal hukum yang berdampak besar dan
efek domino pada skala politik nasional sendiri. Kasus Century menjadi sorotan di
berbagai media dibandingkan dengan kasus-kasus politik lainnya dan banyaknya
politisi menanggapi serta memberi keterangan dan perhatian yang cukup
signifikan dalam kasus ini. Pergolakan politik pun terjadi cukup jelas di badan
pemerintahan dengan adanya Hak Angket dan Sidang Paripurna dalam menyikapi
Kasus Century adalah kasus pengucuran dana(bailout) oleh pemerintah
pada Bank Century, dananya diduga mengalir pada salah satu partai politik dan
proses bailout yang janggal pada proses tersebut disinyalir ada praktik rekayasa
dan kolusi dalam penanganan kasus ini.
Bermula pada transisi politik yang dimulai pada saat era reformasi banyak
bermunculan pergolakan dan anomali politik yang terjadi salah satunya kasus
Century, era baru ini memberikan kita kesempatan untuk kebangkitan kembali
atas hak dan kewajiban menjalankan demokrasi, warga negara mempunyai hak
untuk ikut serta dalam demokrasi dan kewajiban pemerintah dalam menjalankan
konsep demokrasi yang ada di Indonesia. Yaitu dengan mengetahui pergolakan
politik yang terjadi dengan memperhatikan alat demokrasi yang ada, salah satunya
pers melalui pemberitaan politik yang dimunculkan.
Pers merupakan salah satu alat demokrasi, di mana demokrasi yang kita
kenal sebagai sebuah konsep yang membutuhkan saling mengontrol kekuasaan.
Kekuasaan tertinggi dalam negara berada di tangan rakyat. Rakyat yang
memberikan ketentuan dalam masalah-masalah mengenai kehidupannya termasuk
dalam menilai kebijakan negara, karena kebijakan tersebut akan menentukan
kehidupan rakyat. Dengan demikian negara yang menganut sistem demokrasi
adalah negara yang diselanggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat.1 Dalam demokrasi rakyat harus dilibatkan dalam politik, minimal pada proses
politik yaitu keikutsertaan memberikan suaranya pada saat pemilu ataupun tahu
1
problem politik yang berlangsung, sehingga slogan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat bukan lagi cuma isapan jempol belaka.2
Dalam demokrasi juga dikenal istilah trias politika yang membagi
kekuasaan negara menjadi tiga yaitu eksekutif, yudikatif dan legislatif. Pembagian
kekuasaan ini diperlukan agar terjadi keseimbangan antar lembaga negara,
sehingga lembaga-lembaga negara bisa saling mengawasi dan saling
mengimbangi (check and balances). Kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh
lembaga pemerintahan, yudikatif dilaksanakan oleh lembaga peradilan dan
legislatif dilaksanakan oleh lembaga perwakilan rakyat. Dalam hal ini kita ketahui
Indonesia menganut sistem ini untuk menjalankan sistem demokrasinya.
Namun ketiga komponen ini masih kurang lengkap yang bersinergi dan
tidak dapat berjalan dengan cita-cita demokrasi yang diharapkan, yang hanya
bermodalkan wakil rakyat dan lembaga pemerintahan saja tidak cukup
menampung aspirasi rakyat, lembaga pers-lah yang dibutuhkan dalam setiap
negara agar pada setiap kebijakan yang dapat diketahui oleh rakyat secara cepat,
akurat, dan terpercaya.
Pers mempunyai andil dalam demokrasi serta dalam kehidupan bernegara
bahkan disebutkan oleh pakar pengamat politik modern salah satunya Eric Louw
yang mengungkapkan pers termasuk dari bagian keempat dari bagian sistem di
atas, yang mempunyai peran sangat penting pada jalannya ketiga sistem ini guna
menghubungkan tiga sistem ini pada rakyat sebagai sistem kontrol agar
masyarakat berperan aktif dalam sistem demokrasi.
2
Pers dijadikan sebuah alat hukum yang dapat dilindungi sebagai landasan
dari persatuan negara-negara yaitu PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa), piagam PBB
tentang hak asasi manusia yang berbunyi “… setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat ….”3, dalam hak ini termasuk kebebasan memiliki tanpa gangguan, dan untuk mencari, menerima, dan menyampaikan
informasi dan buah pikiran melalui media apa saja dan dengan tidak memandang
batas- batas wilayah.
Begitu juga sistem yang ada di Indonesia pers menjadi suatu yang dapat
dilindungi dengan dasar hukumnya yaitu yang terdapat pada Undang-Undang
Dasar (UUD) 1945 pasal 28 yang berbunyi tentang “… kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan ….”4. Begitu juga pada pasal yang terdapat pada pasal 28F, yang menyatakan “… setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh
memilliki menyimpan mengolah dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia ....”5 Dan juga pada ketetapan Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) tentang hak asasi manusia, yang menyatakan
bahwa “… setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi ….”6 Pers di Indonesia sangat berperan sekali dalam menciptakan sistem
demokrasi terbukti pada tahun 1945-1950-an pada masa ini, pers sering disebut
3
Resolusi Majelis Umum PBB 217 Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia 10 Desember 1948 di Palais de Chaillot, Paris, Eleanor Roosevelt menyebutnya sebagai "Magna Carta bagi seluruh umat manusia". diakses pada 18 Maret 2011 artikel di akses pada 18 Februari 2011 dari http://id.wikisource.org/wiki/Pernyataan_Umum_tentang_Hak-Hak_Asasi_Manusia.
4
Pasal 28 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
5
Pasal 28F Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
6
sebagai pers perjuangan. Pers Indonesia menjadi salah satu alat perjuangan untuk
kemerdekaan bangsa Indonesia. Beberapa hari hari setelah proklamasi dibacakan
Bung Karno, terjadi perebutan kekuasaan dalam berbagai bidang kehidupan
masyarakat, termasuk pers. Pada September-Desember 1945, kondisi pers RI
semakin kuat, yang ditandai oleh mulai beredarnya koran, antara lain: Soera
Merdeka (Bandung), Berita Indonesia (Jakarta), Merdeka, Independent,
Indoneisan News Bulletin, Warta Indonesia Dan The Voice Of Free Indonesia.
Lalu bagaimana kekuatan pers pada politik dalam pemberitaan kasus
Century, pers dituntut untuk tetap berani, yaitu sebagai alat demokrasi yang kita
kenal selama ini. Dengan melakukan perannya melalui pemberitaan kasus Century
di mana sistem negara kita yang menganut trias politik kurang cukup dipercaya
oleh rakyat. adapun pers dalam wujudnya yaitu pada surat kabar Jurnal Nasional
dan Koran Tempo yang dinilai cukup intens dalam headline pemberitaan politik
dalam hal kasus Century ini, karena selama ini pers menunjukan sebuah identitas
kekuatan politik serta andil pada setiap perjalanan sistem demokrasi kita selama
ini dari prakemerdekaan hingga saat ini. Pers juga menjadi tuntunan rakyat
Indonesia agar tetap On The Right Track (jalur yang benar) demokrasi dan tidak
keluar dari jalur.
Berdasarkan dari latar belakang maka penulis tertarik untuk mengangkat
skripsi dengan judul “EKSISTENSI PERS PADA PEMBERITAAN POLITIK
“KASUS CENTURY” (STUDI KOMPARATIF JURNAL NASIONAL DAN
Berdasarkan judul diatas penulis mengangkat tema media dan politik di
mana asumsi kami media cukup berperan penting dalam setiap permasalahan
politik yang terjadi, sedangkan kasus Century ini banyak menyita perhatian publik
maupun setiap kalangan baik politikus dan ekonom, maka penulis tertarik untuk
mengangkat skripsi dengan judul ini.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tentang pers dan demokrasi yang dikemukakan dalam
latar belakang, penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini pada
kontribusi pers dalam pemberitaan tentang kasus Century di headline surat kabar
Jurnal Nasional dan Koran Tempo periode 28 februari- 4 maret 2010 terhadap
jalannya demokrasi Indonesia pada kasus Century .
Agar pembahasan didalam penelitian ini lebih terarah dan mencapai
sasaran, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kekuatan pers pada pemberitaan politik kasus Century ?
2. Dampak kasus Century pada politik indonesia atas pemberitaan
media ?
C. Metode Penelitian
Penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library
research) yaitu penelitian yang dilakukaan dengan cara mengumpulkan data-data
yang relevan kurang lebih dari sebulan pada pemberitaan terkait yaitu dalam hal
Jurnal Nasional dan Koran Tempo melalui surat kabar yang diterbitkan,
kemudian kami beri batasan waktu. melalui headline berita yang diberitakan yaitu
pada pemberitaan kasus Century dengan urutan peristiwa yang ada serta tanggal
dan bulan kejadian yang sama, serta perkembangan yang berkaitan dengan topik
pembahasan dan sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang
berhubungan dengan objek penelitian.
Data primer: sumber-sumber yang digunakan sebagai rujukan utama dalam
penelitian yang langsung berhubungan dengan objek penelitian, yang meliputi
sumber berita terkait, media terkait dan koran (koran resmi Jurnal Nasional dan
Koran Tempo).
Data sekunder : data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan
seperti buku-buku, koran, artikel, majalah dan sumber yang berhubungan dengan
masalah yang dibahas dan sumber lainnya yang relevan dengan materi penelitian.
Selanjutnya data-data yang terkumpulkan kemudian diklasifikasikan sesuai
tema dan hal-hal yang akan dibahas penulis, lalu penulis menguraikan dan
komparatif data-data dengan memaparkan secara sistematis dengan disertai
analisis.
Analisis data dalam penelitian bersifat kuantitatif dengan komparatif pada
setiap pemberitaan yang terkumpul kemudian menggunakan teknik pembahasan
deskriptif analisis, yaitu dengan memaparkan dan menganalisa data-data yang di
peroleh. Untuk pedoman penulisan, penelitian ini berpedoman pada buku
pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi), yang diterbitkan
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian yang berjudul EKSISTENSI PERS PADA
PEMBERITAAN POLITIK “KASUS CENTURY” (STUDI KOMPARATIF
JURNAL NASIONAL DAN KORAN TEMPO) adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kontribusi pers terhadap politik Indonesia.
2. Dapat menjadi referensi kajian peneliti kajian tentang media dan
politik.
3. Untuk mengetahui eksistensi peran pers terhadap pemberitaan politik
pada kasus Century pada surat kabar Jurnal Nasional dan Koran
Tempo.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami dari isi skripsi ini, maka penulis
membagi isi skripsi ini menjadi lima bab tiap bab yang di dalamnya terdiri sub
bab. Adapun sistematika sebagai berikut:
Bab pertama berisi pendahuluan meliputi latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian,
serta sistematika penulisan.
Bab kedua teori serta landasan yang berisikan pedoman Undang-Undang
pers serta kacamata politik pers dalam menanggapi suatu permasalah dalam
pemberitaan khususnya dalam masalah politik yang menyangkut elite politik.
Bab ketiga yang berisikan bahasan umum awal mula berdirinya Bank
yang terjadi, serta perkembangan kasus politik yang terjadi selama Hak Angket
tentang kasus Century berjalan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Bab keempat inti bahasan pokok masalah inti fokus yaitu mengurai
permasalahan dengan menganalisa berita politik dengan komparasi dua media
pers dalam pemberitaan yakni surat kabar Koran Tempo dan Jurnal Nasional
dalam pemberitaan kasus Century dan dampak pemberitaan pers dan cara opini
yang dibentuk dalam pada dua media tersebut.
Bab kelima merupakan penutup tahap akhir penulisan skripsi, yang berisi
10
A. Makna Dan Peran Pers
Pers merupakan salah satu alat politik negara yang sangat efektif apalagi
saat kasus Century mencuat ke publik, di mana pers telah memberikan arti dan
menunjukkan perannya pada publik yang sangat berarti dalam menengarai kasus
ini antara publik dan pemerintah. Lalu bagaimana arti dan peran pers
sesungguhnya dalam perkembangan saat ini.
Istilah pers berasal dari bahasa Belanda, yang berarti dalam bahasa Inggris
berarti press.1 Secara harfiah pers berarti cetak, dan secara maknafiah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak. Dalam perkembangannya
pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam
pengertian sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan, bahkan
termasuk pers elektronik, radio siaran, dan televisi siaran. Sedangkan pers dalam
arti sempit hanya terbatas pada pers cetak, yakni surat kabar, majalah, dan buletin
kantor berita,bahkan sampai internet.2 adapun makna yang ditafsirkan pada undang-undang tentang pokok pers sebagai berikut:
”pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk lisan, suara,gambar, serta data dan grafik maupun dalam
1
Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori Dan Praktek
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007 ), h.17.
2
F. Rachmadi, Perbandingan Sistem Pers: Analisis Deskriptif Sistem Pers Di Berbagai
bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak media elektronik dan
segala jenis saluran yang tersedia.”3
Disamping itu, pers banyak mewarnai saat kasus Century mencuat dari
berbagai macam media, adapun pers sendiri mempunyai ciri-ciri komunikasi yang
dapat diidentifikasi dari segi komunikasinya sebagai berikut:
” 1. Periodesitas. pers terbit secara kontinyu dan beraturan melalui waktu,hari, jam dan tanggal. 2. Penerbitan atau publisitas di mana sasaran pers mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. 3. Objektivitas adalah di mana pers mempunyai landasan serta etika profesionalisme dalam penerbitannya. 4. Aktualitas. pers yang bersifat unsur renewlitas dan realitas yang ada serta fakta-fakta yang baru terjadi. 5. Universalitas. pers dapat menyuguhkan varian berita yang ada baik dari sumbernya maupun materi isinya.”4
Saat kasus Century berlangsung pun pers memberikan makna mendasar
atas perannya yang terkandung, bahwa pers merupakan lembaga sosial yang dapat
memberikan informasi melalui media manapun. Pada dasarnya, fungsi pers dapat
dirumuskan menjadi 5 bagian yaitu :
”1. Pers sebagai Informasi (to inform) Fungsi pertama dari lima fungsi utama pers ialah menyampaikan informasi secepat-cepatnya kepada masyarakat yang seluas-luasnya. Setiap informasi yang disampaikan harus memenuhi kriteri dasar: aktual, akurat, faktual, menarik atau penting, benar, lengkap, utuh, jelas-jernih, jujur adil, berimbang, relevan . bermanfaat dan etis. 2. Pers sebagai Edukasi (to educate) Apa pun informasi yang disebarluaskan pers hendaklah dalam kerangka mendidik. Sebagai lembaga ekonomi, pers memang dituntut berorientasi komersil untuk memperoleh keuntungan finansial. Namun orientasi dan misi komersil itu, sama sekali tidak boleh mengurangi, apalagi meniadakan fungsi dan tanggung jawab sosial, Seperti ditegaskan Wilbur Schramm dalam Men, Messages, And Media (1973), bagi masyarakat, pers adalah watcher, teacher dan forum (pengamat, guru dan forum). 3. Pers sebagai koreksi (to correct). Pers adalah pilar demokrasi keempat setelah legislative, eksekutif, dan yudikatif dalam kerangka ini, kehadiran pers dimaksudkan untuk mengawasi atau mengontrol kekuasaan legislatif,
3
UU Pers 1999.
4
F. Rachmadi, Perbandingan Sistem Pers: Analisis Deskriptif Sistem Pers Di Berbagai
eksekutif dan yudikatif agar kekuasaan mereka tidak menjadi korup dan absolut. 4. Pers sebagai rekreasi (to intertain).Fungsi keempat pers adalah meghibur, pes harus mampu memerankan dirinya sebagai wahan rekreasi yang mnyenangkan sekaligus yang menyehatkan bagi semua lapisan masyarakat. Artinya apa pun pesan rekreatif yang disajikan mulai dari cerita pendek sampai kepada teka-teki silang dan anekdot, tidak boleh bersifat negatif apalagi destruktif. 5. Pers sebagai mediasi (to mediate) Mediasi artinya penghubung atau sebagai fasilatator atau mediator. Pers harus mampu menghubungkan tempat yang satu dengan tempat yang lain, peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain, orang yang satu dengan peristiwa yang lain, atau orang yang satu dengan orang yang lain pada saat yang sama. Dalam buku karya McLuhan, menyatakan pers adalah perpanjang dan perluasan manusia.”5
Adapun pengertian fungsi pers selain sebagai media informasi, juga
sebagai kontrol sosial yang dapat berperan penting sebagai median interpretatif
sosial dalam segala permasalahan sosial yang ada, arti fungsi pers tertuang pada
UU pers pasal 3.
Peran pers tertulis pada undang-undang (UU) tentang pers pada pasal 6 di
mana intinya pers menjadi sebagai media yang dapat mengawasi kepentingan
umum dan dapat menjaga nilai-nilai demokrasi.disamping itu,makna peran pers
akan berarti secara teori, di mana pers kita dapat diartikan pers tanggungjawab
sosial di mana pers tanggung jawab sosial sejatinya melakukan prinsip-prinsip
dasar menurut pandangan Siebert sebagai berikut:
” 1. Melayani sistem politik dengan menyediakan informasi, diskusi dan perdebatan tentang masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. 2. Memberi keterangan kepada masyarakat, sedemikian rupa sehingga masyarakat dapat mengatur dirinya sendiri. 3. Menjadi penjaga hak-hak perorangan dengan bertindak sebagai anjing penjaga yang mengawasi pemerintah.3.Menyediakan hiburan Melayani sistem ekonomi dengan mempertemukan pembeli dan penjual barang atau jasa melalui medium
5
F. Rachmadi, Perbandingan Sistem Pers: Analisis Deskriptif Sistem Pers Di Berbagai
periklanan. 4. Melayani sistem ekonomi dengan mempertemukan pembeli dan penjual barang atau jasa melalui medium periklanan. 5. Mengusahakan sendiri biaya finasial, agar bebas dari tekanan orang yang mempunyai kepentingan.”6
Dengan banyaknya keterangan diatas, kita menjadikan landasan teori
untuk melihat sejauh mana eksistensi pers kita ketika menghadapi permasalahan
pelik yaitu ketika permasalahan yang timbul serta melibatkan kalangan pejabat
negara yaitu pada “kasus Century” yang konon persoalan ini diamati sangat
krusial yang membawa efek domino terhadap kinerja pemerintah, bagaimana pers
dapat melakukan Perannya melalui berita atau informasi yang disampaikannya?
Yang terdapat pada undang-undang konstitusi kita saat ini.
B. Pers Sebagai Kekuatan Politik
Pers menunjukkan taji dan kekuatannya dalam situasi urgensi politik,
setelah beberapa dekade terlewati disaat munculnya suatu kasus yaitu kasus
Century yang di kenal mempunyai efek domino pada sistem politik yang banyak
melibatkan banyak oknum pejabat politik. Banyak hal yang terjadi pada
perkembangan kasus Century sendiri pada sistem politik kita di mana saat pers
menunjukkan perannya dalam menenggarai kasus pada publik, kekuatan politik
pers smakin terlihat menunjukkan eksistensi pers sendiri pada sistem politik kita
yang amat urgen pada setiap permasalahan yang ada.
Pers dan politik sesungguhnya mempunyai dasar ikatan batin sejak dahulu
kala bahkan, sejak zaman romawi dahulu ketika saat itu pers hanya sebagai alat
penguasa sebagai legalitas aturan oleh penguasa yaitu dengan menempelkan
6 Oliviawidayu, ”Empat Teori Pers,” diakses pada 5 Oktober dari
aturan tersebut atau diumumkan pada rakyatnya pada tempat di mana masyarakat
berkumpul dan melihatnya. Politik merupakan hal yang berkaitan dengan
pemerintah pada proses pembuatan, pengambilan dan pelaksanaan dalam
kebijakan.7
Dimensi dari ruang politik sendiri terbagi tiga yaitu pada studi
kelembagaan negara (state), studi kekuasaan dan studi kebijakan publik.8 sedangkan politik menurut Miriam Budiardjo adalah suatu subjek yaitu
pemerintah dalam melakukan sebuah keputusan atau dengan istilah kebijakan
besar dalam mengayomi rakyatnya.9 serta dalam hal melakukan keputusan membutuhkan suatu yang extraordinary, salah satunya pers, dibutuhkan dalam
melaksanakan sebuah keputusan yang legal sebagai perpanjang informasi pada
rakyat pada suatu kebijakan yang telah di putuskan oleh pemerintah.
Bahkan pers juga diposisikan sederajat dengan lembaga-lembaga
pemerintahan yaitu eksekutif, yudikatif, dan legislatif menurut John Locke yang
menambahkan pendapat Montesque tentang tiga pilar dalam negara yang menjadi
empat pilar yaitu pers. menurut Miriam Budiardjo, salah satu ciri negara
demokrasi adalah memiliki pers yang bebas dan bertanggung jawab
mengasumsikan bahwa adanya adanya pers menunjukkan arti pentingya sebuah
pers pada suatu negara, Dengan landasan dasar ini kita tentunya dapat mengetahui
bahwa pers mempunyai andil yang sangat besar dalam politik dan juga demokrasi.
7
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992), h.131.
8
Hafied congara, Komunikasi Politik (Konsep, Teori Dan Strategi) (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2009), h. 29.
9
Menurut Amien Rais, Pers memiliki kekuatan politik yang mempunyai ciri
khas tersendiri di mana pers dapat melakukan kritik sosial sebagai saluran yang
dapat menghilangkan kerusuhan, yang akan timbul bila ada kritik disampaikan
terkait dengan pejabat publik dengan besarnya peristiwa tersebut secara
langsung(verbal). Dan saluran pers juga tidak langsung komunikasi dengan bentuk
pesan yang tak langsung dengan hati-hati karena pers adalah media massa yang
mempunyai gaya komunikasi tersendiri. 10
Kekuatan yang dimiliki pers adalah gaya komunikasi politik yang khas
pada beberapa media yang menjadi suatu ragam saluran teori propaganda, yaitu
yang bertujuan untuk mempengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat dengan
menyampaikan pesan politik yang dapat menentukan perubahan politik.11 Tentu saja untuk mengefektifkan propaganda politik di media massa ada strategi
prinsip-prinsip umum yang digunakan media dalam usaha persuasif.
”Usaha persuasif dalam strategi media ada tiga (3), pertama, status komunikator (objek pemberitaan). Artinya medaia akan melihat pada setiap peran membawa status (prestise) tersendiri. Secara umum, semakin tinggi posisi atau status seseorang ditengah masyarakat maka akan semakin mampu dia melakukan persuasi atau pendekatan contoh pemberitaan seorang pejabat yang dikenal melakukan jumpa pers dan klarifikasi hal ini akan memberi respon positif dalam pemberitaan ketimpang pemberitaan seorang kaum buruh. Kedua kredibilitas komunikator (objek) ketika komunikan dapat menarik serta mahir dalam penyampaian sebuah isu politik dengan demikina pemilihan propagandis terutama dalam media massa yang di tujukan pada khalayak yang heterogen membutuhkan mereka yang punya status kuat. Ketiga, daya tarik komunikator, hal ini meningkatkan daya tarik persuasif. Hal ini berlaku pada homofili (kesamaan), yakni tingkat kesamaan usia, latar belakang , kepentingan seperti di persepsi orang. Persuasi itu sebagian besar berhasil bila orang mempersepsi komunikator seperti dirinya sendiri secara gamblang. Karena persuasi dalam haliini propaganda politrik merupkan
10
Amin Rais, Demokrasi Dan Proses Politik, (Jakarta: LP3ES, 1986), h.110.
11Wikipedia.com, “propaganda,” artikel diakses pada 2 desembar 2011 dari
upaya penyebaran informasi dan pengaruh satu kepada banyak maka instrumen teknologi yang dapat menyebarkan kepada anggota kelompok merupakan hal yang tepat dilakukan dalam politik.”12
Di samping itu pesan media dalam melakuakan propagandis berhubungan
dengan keefektifannya ada dua hal. Pertama isi pesan, hal ini menyangkut model
pilihan isi yang di rilis dalam propaganda di media massa. Bisa jadi isi suatu
berita suatu ancaman pada kelomppok kepentingan dan hal ini juga dapat
mempersuasi khalayak juga dalam kondisi tertentu. Kedua struktur pesan, bisa
jadi karena media yang di pakai adalah media massa yang memiliki keterbatasn
waktu atau tempat menyebakan penyusunan struktur pesan yang efektif dan
efisien. Namun terlepas dalam hal tersebut, propaganda terkadang dilakukan
secara terus menerus sehingga menjadi terpaan (exposure).
”Menurut Daniel Dhakidae, pers mempunyai kekuatan dan fungsi yang tidak dimiliki oleh kekuatan-kekuatan politik yang ada, yaitu mampu menjadi penekan yang tak terduga terhadap kekuasaan (negara), dan juga memiliki efek perlipatan (multiplying effect) dari kekuatan informasi yang maha dahsyat dan pengaruh yang besar. adapun Fungsi pertama, pers dapat meningkatkan imajinasi mereka yang berkuasa tentang kekuasaannya. Fungsi kedua, dapat meningkatkan imajinasi dari orang yang tidak berkuasa. Imajinasi bahwa ia adalah wakil rakyat yang berpihak pada kepentingan masyarakat bawah. Dengan beragam imajinasi tersebut, pers dituntut dinamis dan mampu menundukkan setiap kekuatan yang menghalanginya untuk leluasa berkiprah serta mampu membuktikan kekuatan sejati yang dimilikinya.”13
Demikian pun dengan teori-teori komunikasi massa yang dimiliki pada
pers yang mampu mempersuasi masyarakat dalam hubungannya dengan aktivitas
politik.
12
Gun-gun heryanto,”propaganda politik melalui media massa,” artikel diakses pada 5 juni 2011 dari http://gunhaeryanto.blogspot.com/2007/08/propaganda -politik-melalui-media-massa.html
13
Antoni , Riuhnya Persimpangan Itu: Profil dan Pemikaran Para Penggagas Kajian
Adapun Pengaruh pers dalam ruang politik dan pemerintah dewasa ini
memiliki aspek yang berbeda.14 Aspek-aspek tersebut adalah:
Pelaporan fakta yang dapat memberikan petunjuk terhadap opini publik.
Disebabkan pengetahuan seseorang akan fakta tentang pemerintah adalah
hal yang menjadi fondasi dalam kehidupan demokrasi. Dan surat kabar
merupakan hal yang dapat memberikan petunjuk untuk hal tersebut.
Publikasi membersihkan masalah politik dan pemerintahan. Berita tentang
pemerintah membuang atau mengenyampingkan masalah yang bersifat
rahasia dan menjalankan diantara para pekerja sebuah sense tanggung
jawab publik. Sehingga publikasi diperlukan untuk mengingatkan
pemerintah tentang tanggung jawab tersebut.
Pers fokus terhadap isu-isu yang sedang terjadi. Dalam hal ini, surat kabar
membawa permasalahan umum bukan dari publik itu sendiri. Dan
melahirkan sebuah area debat dengan isu yang dibentuk oleh surat kabar
tersebut.
Interpretasi mengklarifikasi urusan publik.
Berita propaganda membelokkan opini publik. Publik bisa menerima
sebagai fakta satu sisi sebuah informasi yang terdapat dalam kolom surat
kabar, yang terjadi secara ekslusif disebabkan hanya menyangkut satu
partai dan tidak menguntungkan partai lainnya.
14
Kekritisan pers membantu terjadinya reformasi. Sifat kritis surat kabar
dapat memaksa ketidakinginan para pelaku politik untuk pensiun.
Sehingga, setiap surat kabar memiliki record dalam membuat sebuah
perubahan, biasanya menuju hal yang lebih baik, dalam kehidupan publik.
Kampanye mempengaruhi reformasi. Kampanye yang ditulis dalam kolom
berita dengan konsentrasi pada fakta melalui argumen yang dilakukan dari
hari ke hari dapat mempengaruhi terjadinya reformasi
Aktivitas “pelayanan” membantu pemerintah. Pelayanan Surat kabar
berkaitan dengan urusan publik dalam memfasilitasi pemerintahan yang
bagus.
“Platform” menyediakan pengumpulan poin untuk masalah yang dijadikan
untuk diskusi dan aksi.
Pers mempengaruhi hubungan baik dalam kancah internasional. Hubungan
internasional dipengaruhi oleh bentukan opini-opini yang dibentuk dalam
surat kabar. Dengan memicu publik dalam pembentukan pemikiran, surat
kabar menjadi penentu perpolitikan internasional.
Kolom iklan dapat menghasilkan hasil. Para kandidat dan
kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan menekan opini publik dengan pesan
yang mereka sampaikan melalui iklan yang ditampilkan. Iklan didesain
untuk membentuk opini dalam ranah kebijakan publik dan hukum
membutuhkan rencana berikut presentasi.
Bahkan pers menjadi alat pendukung moral politik yang ampuh dalam
sosial seperti facebook serta twitter menjadi alat penggalangan satu juta
suara dukung Bibit dan Hamzah dalam kasus cicak dan buaya. Bahkan
dalam merebak nya jaringan sosial pada internet yang dinamakan oleh
para pakar menamakan sebagai citizen journalisme yang berupaya
menyampaikan opini dalam berbagai persoalan politik.
Pada negara-negara Berkembang pers pada saat ini mulai berperan aktif
dalam memainkan perannya pada politik, namun juga perlu diketahui bahwa pers
bagaikan dua mata pisau di mana fungsinya menjadi efek yang positif dan negatif.
Dengan banyaknya keterangan tersebut bahwasanya pers yang sebenarnya
mempunyai andil yang besar dan dapat mempunyai legalitas dalam dunia politik
yang dapat mengolah serta menyebarkan suatu berita pada rakyat. Apalagi dalam
menenggarari kasus kasus besar salah satunya pada kasus Century dapat dirasakan
kekutan pers lebih efektif di banding sarana kekuatan-kekuatan politik lainnya.
Namun di balik itu pers juga dapat mempunyai dampak yang luas yang semua itu
tergantung pada pihak pengelola pers melihat sebuah realita dengan perspektif
yang dipahaminya.
C. Surat Kabar Dan Berita Sebagai Interpretasi Sosial Politik
Berita kasus Century merupakan hal yang menarik untuk di konsumsi
public di mana dari setiap pemberitaan yang di kemas dan objek berita di kemasa
sedemikian rupa yang dapat menarik perhatian public. Banyak yang memberikan
perhatian tersendiri pada beberapa kalangan pejabat, media, partai oposisi dan
Berita tentunya bukan hal yang asing pada diri kita yaitu sebuah makna
informasi, apalagi dengan adanya berita politik yang terkait tentang kebijakan
pemerintah pada rakyatnya yang membentuk sebuah opini public tentan berita
tersebut seperti berita tentang kasus Century terkait suatu permasalahan, berita
merupakan konsumsi hampir setiap hari berbagai media massa baik cetak maupun
elektronik merilis untuk dikonsumsi masyarakat. Berita diasumsikan oleh pers
barat sebagai sebuah “komoditi” yang bisa diperjual belikan namun sebaliknya menurut pers timur berita bukanlah sebuah barang dagangan. Berita adalah sebuah
yang esensial dalam kehidupan manusia bahkan merupakan suatu kebutuhan yang
tidak dapat dipisahkan untuk menambah wawasan dan mendewasakan alam
pikiran.15
Banyak pengertian arti tentang berita salah satunya, dalam arti kamus
besar indonesia berartikan warta atau kabar. sedangkan menurut kamus barat
Grolier pengertian arti berita adalah seperti yang disajikan oleh media seperti
radio, televisi dan surat kabar dan arti lainnya adalah sebuah informasi yang
hangat tentang sesuatu yang telah terjadi, dengan banyaknya pengertian arti berita
bahkan seorang wartawan senior pun tidak dapat mengartikan berita itu sendiri
namun jika kita meminta contoh berita wartawan akan banyak menunjukan contoh
berita dari macam headline sumber dan suatu hal yang tidak penting dapat
ditunjukkan, arti berita pun bersifat multitafsir apabila dibaca dan diamati oleh
khalayak. Adapun Unsur layak berita menurut pasal 5 kode etik jurnalistik
wartawan indonesia Sebagai berikut “…Wartawan indonesia menyajikan berita
15
secara berimbang dan adil, mengutamakan kecermatan dan ketepatan, serta tidak
mencampurkan fakta dan opini sendiri. Tulisan berisi interpretasi dan opini
wartawan agar disajikan dengan menggunakan nama jelas penulisnya….” 16
Surat kabar sendiri muncul pada abad ketujuh belas, surat kabar adalah
salah satu instrument yang masih dapat kita rasakan sampai saat ini yang mampu
dalam pembentukan opini yang banyak digunakan khalayak untuk mendapatkan
informasi atau berita tentang fenomena yang terjadi di sekitarnya. dalam surat
kabar ada suatu berita yang utama yaitu dengan sebutan headline yang biasanya
akan dimuat dihalaman depan maupun belakang atau dengan subjudul yang tebal
dengan frase (kalimat) yang menarik, di mana headline sendiri pada surat kabar
dari sekian khalayak akan melihat dan membaca headline depan dari surat kabar.
Sedangkan headline dapat diartikan sebagai berita utama. Secara bahasa
head berarti kepala. line berarti garis. Jadi dapat diartikan kepala garis atau kepala
berita. Dalam media cetak, headline merupakan berita yang paling banyak dibaca
dan menarik perhatian. Jika peristiwa itu dijadikan headline maka pihak terkait
atau khalayak menganggapnya sebagai peristiwa penting. Di sinilah media sangat
berperan membentuk opini publik. Adapun dalam menangkap headline berita
pada surat kabar penonjolan masalah berita agar menarik melalui proses atau
disebut proses framing bingkai pada surat kabar, disamping itu ada tiga hal aspek
yang perlu diketahui dalam proses framing pada surat kabar yaitu:17
16
Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia Bab 2 Tentang Pemberitaan
17
1. Proses framing sebagai metode penyajian realitas di mana kebenaran tentang
suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dibalikkan secara
halus, dengan memberikan sorotan terhadap aspek-aspek tertentu saja,
dengan menggunakan istilah-istilah yang mempunyai konotasi tertentu, dan
dengan bantuan foto, karikatur dan alat ilustrasi lainnya.
2. Proses framing merupakan bagian tak terpisahkan dari proses penyuntingan
yang melibatkan semua pekerja di bagian keredaksian media cetak.
Redaktur, dengan atau tanpa konsultasi dengan redaktur pelaksana,
menentukan apakah laporan si reporter akan dimuat ataukah tidak, serta
menentukan judul yang akan diberikan.
3. Proses framing tidak hanya melibatkan para pekerja pers, tetapi juga
pihak-pihak yang bersengketa dalam kasus-kasus tertentu yang masing-masing
berusaha menampilkan sisi informasi yang ingin ditonjolkannya (sambil
menyembunyikan sisi lain). Proses framing menjadikan media massa
sebagai arena di mana informasi tentang masalah tertentu diperebutkan
dalam suatu perang simbolik antara berbagai pihak yang sama-sama
menginginkan pandangannya didukung pembaca.
Dalam proses framing pada akhirnya akan membawa efek. Karena sebuah
realitas bisa jadi dibingkai dan dimaknai berbeda oleh media, bahkan pemaknaan
itu bisa jadi akan sangat berbeda. Untuk melihat bagaimana media melakukan
framing dalam pemberitaan biasanya dapat menggunakan teori Robert Entman
yaitu dengan empat cara pertama mendefinisikan masalah yang diberitakan
mendefinisikan penyebab masalah biasanya dengan metode apa atau siapa yang
akan diberitakan. ketiga evaluasi moral biasanya wartawan akan menambahkan
suatu argumentasi tambahan dengan siapa yang mampu menyelesaikan masalah
seperti para ahli atau orang yeng terlibat hal ini biasanya dilakukan setelah
pendefinisian masalah dan penyebab masalah. Keempat penyelesaian masalah
atau solusi saat pemberitaan akan melihat bagaiamana masalah terlihat dan siapa
yang menyebabkan masalah dengan memberi jalan keluar masalah dan siapa yang
dapat menyelesaikan masalah tersebut.18
Realitas sosial yang kompleks penuh dimensi dan tidak beraturan,
disajikan dalam berita sebagai sesuatu yang sederhana, beraturan dan memenuhi
logika tertentu. Berdasarkan penyederhanaan atas kompleksnya realitas yang
disajikan media, menimbulkan efek framing, yaitu: Pertama. Framing yang
dilakukan media akan menonjolkan aspek tertentu dan mengaburkan aspek yang
lain. framing umumnya ditandai dengan menonjolkan aspek tertentu dari realitas,
akibatnya ada aspek lain yang tidak mendapat perhatian yang memadai. Kedua.
framing yang dilakukan oleh media akan menampilkan sisi tertentu dan
melupakan sisi yang lain. Dengan menampilkan sisi tertentu dalam berita ada sisi
lain yang terlupakan, menyebabkan aspek lain yang penting dalam memahami
realitas tidak mendapat liputan dalam berita. Ketiga. framing yang dilakukan
media akan menampilkan aktor tertentu dan menyembunyikan aktor yang lain.
Efek yang segera terlihat dalam pemberitaan yang memfokuskan pada satu pihak,
18
menyebabkan pihak lain yang mungkin relevan dalam pemberitaan menjadi
tersembunyi.
Dalam hal keterangan diatas bahwa surat kabar dengan berita serta
headline melalui framing yang ada, kita dapat mengetahui kabar realitas sosial
yang terjadi, di mana kita rasakan peran rakyat dalam berpartisipasi dalam politik
terbatas untuk mengetahui sebuah informasi politik menjadi suatu interpretatif
sosial dalam melakukan hal politik yaitu untuk mengetahui putusan serta kasus
25
A. Awal Berdirinya Bank Century
Narasi munculnya Bank Century banyak keganjilan ketika di dirikan,
awal berdiri berdasarkan Akta No.136 pada 30 Mei 1989 yang dibuat Lina
Laksmiwardhani, SH, notaris pengganti Lukman Kirana, SH, notaris di Jakarta.
Kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusannya No.C.2-6169.HT.01.01.TH 89 tertanggal 12 Juli 1989. Di daftarkan
ke Pengadilan Negeri(PN) Jakarta Selatan pada 2 Mei 1991 dengan No.
284/Not/1991.
Anggaran Dasar Bank Century telah disesuaikan dengan Undang-Undang
PerseroanTerbatas No.1 Tahun1995 dalam Akta No. 167 tanggal 29 Juni 1998
dari Rachmat Santoso, S.H, notaris di Jakarta. Pada 16 April 1990, Bank Century
memperoleh izin usaha sebagai bank umum dari Menteri Keuanga (MENKEU)
Republik Indonesia melalui surat keputusan No.462/KMK.013/1990. Pada tanggal
22 April 1993, Bank Century memperoleh peningakatan status menjadi bank
devisa dari Bank Indonesia (BI) melalui surat keputusan No. 26/5/KEP/DIR.
Anggaran Dasar Bank Century telah beberapa kali berubah, terakhir pada Akta
No.159 tanggal 29 Juni 2005 .1
1
Bank Century berdomisili di Indonesia dengan 27 Kantor Cabang Utama,
30 Kantor Cabang Pembantu dan 8 Kantor Kas. Kantor Pusat Bank beralamat di
Gedung Sentral Senayan II, Jl. Asia Afrika No. 8 Jakarta. Dari jumlah kantor
tersebut di atas yang beroperasi sebanyak 63 kantor2.
Sesuai dengan permintaan Bank Indonesia melalui surat Bank Indonesia
tanggal 14 Desember 2001 (yang di pertegas melalui surat Bank Indonesia tanggal
20 Agustus 2004) pertemuan dengan Bank Indonesia pada tanggal 16 April 2004
dengan manajemen Bank dan pemegang saham pengendali First Gulf Asia
Holdings Limited (Chinkara Capital Limited) setuju untuk melakukan merger atau
penggabungan Bank dengan PT Bank Pikko Tbk dan PT Bank Danpac Tbk untuk
menghasilkan sinergi dan memperkuat permodalan Bank hasil merger. Proposal
merger tersebut disampaikan kepada Bank Indonesia pada tanggal 26 April2004.
Pada tanggal 21 Mei 2004, Bank, PT Bank Danpac Tbk dan PT Bank Pikko Tbk,
telah menandatangani kesepakatan untuk melakukan tindakan hukum penyatuan
kegiatan usaha dengan cara Penggabungan atau Merger di mana Bank Century
sebagai “Bank Yang Menerima Penggabungan” dan PT Bank Danpac Tbk dan PT
Bank Pikko Tbk sebagai “Bank Yang Akan Bergabung”.3
Peleburan usaha (merger) yang dilaksanakan dengan syarat dan ketentuan
antara lain sebagai berikut 4:
2
Sonowijoyo,wordpress.com,“Kronologi Kasus Bank Century,” artikel diakses pada 5 juni 2011 dari http://sonowijoyo.wordpress.com/2010/01/28/kronologi-kasus-bank-century/
3 Blogspot.com, “ Kasus Skandal Bank Century,”
artikel diakses pada 5 juni 2011dari http://imperiumindonesia.blogspot.com/2009/12/kasus-skandal-bank-century
4
Semua kekayaan dan kewajiban serta operasi, usaha, kegiatan setiap
Bank yang menggabungkan diri beralih hukum kepada Bank Century.
Semua pemegang saham Bank-Bank yang bergabung karena hukum
menjadi pemegang saham Bank Century.
Bank sebagai Perusahaan hasil penggabungan tetap mempertahankan
eksistensinya sebagai perusahaan terbatas dan sebagai Bank umum
dengan memakai nama PT Bank Century Tbk.
Semua perusahaan yang menggabungkan diri karena hukum akan
bubar tanpa melakukan likuidasi.
Pada 6 Desember 2004 BI telah memberi persetujuan atas merger beberapa
pihak Bank menjadi Bank Century, namun pada saat setelah merger Bank ini terus
mengalami kerugian kendati pada saat krisis perbankan pada tahun 2008, bank ini
tetap dipertahankan agar tidak berdampak besar pada perbankan lainnya . Dari
awal berdirinya Bank ini banyak yang tidak beres dan selalu berkelut dalam
permasalahan. Padahal Bank Century sendiri telah dinyatakan sebagai Bank Gagal
dan juga dalam keadaan awas oleh pihak pengawas BI (Bank Indonesia) sendiri,
namun tetap saja para pengawas Bank tetap mempertahankan keberadaan Bank
Century.5
B. Latar Belakang Kasus Century
Kasus Century merupakan kasus hukum namun dibawa keranah politik
yang menjadikan kasus ini sebagai kasus politik yang komplek, banyak hal politis
5
yang terjadi pada maraknya pemberitaan kasus Century seperti isu manuver
politik yaitu rombak kabinet (reshuffle), transaksional politik (bargaining politik),
perombakan dalam koalisi partai pada pemerintahan, pertemuan ketua lembaga
negara di Cikeas dirumorkan adanya konspirasi pada pejabat pemerintah dalam
menangani kasus ini, dan hal politis lainnya. Dampak kasus ini dalam hal politik
akan terasa jelas pada pembentukan Pansus(Panitia Khusus) Hak Angket dan
Sidang Paripurna di DPR dalam hak tanya kejelasan panitia Hak Angket pada
pemerintah dalam hal kasus ini dengan di warnai konstelasi politik.
Latar belakang kasus Century berawal dari kecurigaan para elite politik
pada kebijakan pemerintah di mana adanya dugaan dana talangan pada Bank
Century mengalir pada salah satu tim sukses partai yang memang pada saat
pengucuran dana (bailout) tepat pada saat-saat waktu akan pemilu (pemilihan
umum) Capres(calon Presiden) dan Cawapres(calon Wakil Presiden) 2009. Awal
kasus Century berbicara tentang sebuah kebijakan politik yang dijalani oleh
pemerintah, kebijakan pun berporos pada sistem pengawasan. Banyak pengamat
politik mempunyai ekspektasi yang pesimis dalam penyelesaian kasus Century.
Kasus Century merupakan kasus permasalahan perbankan tentang kucuran
dana (bailout) pada Bank Century, yang memang kasus perbankan merupakan
kasus yang unik di mana dari banyaknya kasus perbankan yang sebelum-
sebelumnya dinilai sulit untuk dapat diselesaikan karena banyak oknum pejabat
yang terlibat dan unsur politik kepentingan. Kasus Century sendiri menjadi sebuah
biaya yang tidak kecil pula tentang permasalahan ini, Kasus ini sendiri diduga
melibatkan sejumlah pejabat negara dengan ”konspirasi” tingkat tinggi.6
Kasus Century menjadi sorotan publik dibanding kasus politik lainnya
dengan maraknya pemberitaan oleh media, menyebabkan banyaknya antusiasme
publik dengan merebaknya opini yang berkembang, dalam mengungkap kasus
Century yang didasari merugikan banyaknya nasabah sehingga para nasabah
mendemo sehingga diliput oleh media sedemikian rupa sehingga menarik
antusiasme masyarakat dan juga dari banyaknya dukungan para tokoh publik
seperti Abdurahman Wahid (Gusdur), Amien Rais, Syafi’i Ma’arif dan lain-lainnya untuk dibuka secara terang. Maka terbentuklah kasus ini menjadi bola api
yang menjadi sorotan publik bahkan Presiden pun diawal dalam pengungkapan
kasus Century dengan menyatakan tegas dalam pertemuan tanggal 22 November
2009 dengan beberapa ketua media pers saat di istana agar kasus Century dibuka
secara terang benderang yang memungkinkan seorang Presiden menjadi titik
acuan kinerja program 100 hari yang dijalankan Presiden Soesilo Bambang
Yudhyono (SBY).
Dari pernyataan Presiden seketika itu terbentuklah Alasan-alasan politik
latar belakang kasus Century untuk dibuka pihak Pansus atas dasar mengadakan
Pansus Century berdasarkan Hak Angket sebagai berikut7:
6
A Tony Prasetiantono,Kompas.com,” “Teori Konspirasi “Century”,” artikel diakses pada 25 Agustus 2010 dari http://m.kompas.com/news/read/data/2009.12.02.02373810
7Wikipedia online, “Panitia Khusus Hak Angket_Bank Century,” artikel diakses pada 22
1. Mengetahui sejauh mana pemerintah melaksanakan peraturan
perundangan yang berlaku, terkait keputusannya untuk mencairkan
dana talangan (bailout) Rp 6,76 triliun untuk Bank Century. Adakah
indikasi pelanggaran peraturan perundangan, baik yang bersifat pidana
maupun perdata.
2. Mengurai secara transparan komplikasi yang menyertai kasus
pencairan dana talangan Bank Century. Termasuk mengapa bisa terjadi
perubahan Peraturan Bank Indonesia secara mendadak, keterlibatan
Kabareskrim Mabes Polri ketika itu, Komjen Susno Duadji, dalam
pencairan dana nasabah Bank Century, dan kemungkinan terjadi
konspirasi antara para pemegang saham utama Bank Century dan
otoritas perbankan dan keuangan pemerintah.
3. Menyelidiki ke mana saja aliran dana talangan Bank Century,
mengingat sebagian dana talangan tersebut oleh direksi Bank Century
justru ditanamkan dalam bentuk Surat Utang Negara (SUN) dan
dicairkan bagi nasabah besar (Budi Sampoerna). Sementara
kepentingan nasabah kecil justru terabaikan. Adakah faktor
kesengajaan melakukan pembobolan uang negara demi kepentingan
tertentu, misalnya politik, melalui skenario bailout bagi Bank Century.
4. Menyelidiki mengapa bisa terjadi pembengkakan dana talangan
menjadi Rp 6,76 triliun bagi Bank Century? Sementara Bank Century
hanyalah sebuah Bank swasta kecil yang sejak awal bermasalah,
khusus. Rasionalkah alasan pemerintah bahwa Bank Century patut
diselamatkan karena mempunyai dampak sistemik bagi perbankan
nasional secara keseluruhan.
5. Mengetahui seberapa besar kerugian negara yang ditimbulkan oleh
kasus bailout Bank Century dan sejumlah kemungkinan penyelamatan
uang negara bisa dilakukan. Sebab lain penegakan hukum, Ditengah
berbagai kesulitan hidup yang dialami masyarakat kebanyakan, aspek
penyelamatan uang negara ini sangat penting untuk dijadikan perioritas
demi memenuhi rasa keadilan rakyat. Selanjutnya, uang negara yang
dapat diselamatkan bisa digunakan untuk kepentingan meningkatkan
kesejahteraan rakyat pada umumnya.
Kasus Century sendiri menjadi fenomena dengan kompleksitas masalah
yang berkembang pada banyaknya opini membuat anomali politik yang belum
terjadi selama 10 tahun terakhir di indonesia paska reformasi.8
Pengungkapan kasus ini bermuara banyaknya tuntutan nasabah terhadap
Bank yang merugikan pada nasabah dan juga tentang penggelapan serta pencucian
uang pada suatu Bank yaitu Bank Century yang dilakukan oleh sipemilik sehingga
merugikan nasabah,9 dan juga pemeliharaan kasus ini sejak berdirinya Bank Century untuk kepentingan politik sehingga berlarut-larut serta adanya bailout
yang janggal terdapat penyalahgunaan wewenang dalam mem-bailout kasus
8
Arsipberita.com,“Pidato Presiden Menanggapi Kasus Century”, artikel diakses pada 2 Desember 2010 dari http://arsipberita.com/show/pidato-Presiden-menanggapi-kasus-century-ii-70351.html
9
Century seolah memudahkan aturan ketentuan dalam melakukan pem-bailout-an
yang dilakukan oleh pihak terkait. Yang mana dalam kasus Century keluar dari
mainset teoritikal dalam mem-bailout Bank Century dan juga Sense of Public
Decission yang diungkap para ahli ekonom tidak masuk logika jika memang Bank
Century dalam kesulitan dan dinyatakan Bank gagal10 yang harus di bailout lebih mudah ditutup sehingga dana bailout tidak akan sebesar yang dikeluarkan.
Dalam waktu yang singkat kurun beberapa hari anggaran untuk kucuran
pada Bank Century membengkak dalam rencana penanggulangan pada Bank
dalam keadaan darurat. diduga pula waktu pada saat penangguhan Bank tersebut
dekat dalam waktu kampanye pemilu umum dan mengalir pada salah satu tim
sukses pasangan Capres-Cawapres pada tahun 2009, Oleh karena itu dicurigai
bahwa dana yang dikucurkan mengalir pada pada salah satu partai politik
digunakan untuk sebuah kampanye besar dalam pemilu.11 dengan dugaan-dugaan tersebut kasus ini menjadi suatu mega kasus di mana banyak sekali suatu proses
baillout yang janggal serta waktu dan kucuran yang hilang menguap entah
kemana tanpa kejelasan dari pejabat itu sendiri.
Hal ini ditegaskan pada pada ungkapan pihak terkait pada tanggal 27
November 2009 yang menangani kasus ini yaitu mantan Bareskrim Susno Duadji
bahwa dalam menangani kasus ini tidak melakukan perkembangan kasus, karena
ada pihak yang melakukan wewenang dalam bailout sedang dalam mengikuti
10
Bank gagal adalah suatu keadaan di mana operasional Bank tertentu dapat dihentikan yang dinyatakan pihak pengawas bank dilakukan oleh otoritas pengawasan perbankan oleh negara.
11
pemilu ”Capres-Cawapres” hal inilah mengapa kasus century tidak di usut secara tuntas yang menjadi titik acuan para anggota dewan untuk mengungkap serta
mengembangkan opini dengan alat kelengkapan yaitu dengan Hak Angket melalui
Pansus yang dilakukan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) pada pihak terkait yaitu
pemerintah.
Adapun pandangan pihak terkait dalam melihat kasus Century ini, yaitu
Susno Duadji mantan petinggi Polisi Republik Indonesia (POLRI) sebelumnya
menangani kasus Century, dalam hal ini beliau melihatnya ada tiga kasus dalam
hal ini, Pertama, Kasus murni perbankan dengan tersangka Robert Tantular dan
kroninya mereka melakukan tindak pidana perbankan dengan modus operandi,
yakni kredit fiktif, kontrak kelola fiktif pencairan deposito valas tanpa seizin
pemiliknya, menggelapkan surat berharga dan L/C(letter of credit) fiktif dengan
jumlah kerugian Rp 3,4 triliyun. Kedua, Kasus non perbankan yaitu kejahatan
dibidang pasar modal yang dilakukan oleh Robert serta kroninya dengan
menggunakan sekuritas PT. ANTABOGA dan PT. SCI yang mengakibatkan
kerugian berjumlah 1.565 trilyun. Ketiga, Kasus dugaan korupsi penyertaan dana
LPS(lembaga Penjamin Simpanan) ke Bank Century Rp 6,762 triliun. 12
Sedangkan pandangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada saat
pemanggilan pada Pansus Hak Angket Century, menilai kasus pemberian dana
talangan ini ada lima kesalahan dalam catatan hukum kasus Bank Century.
Pertama, pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BPMK) melalui
pemberian surat-surat berharga (SSB) yang bernilai rendah. Aturan hukum yang
12
berpotensi ditubruk adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 199213 tentang Perbankan. Kedua, pelanggaran yang dilakukan oleh pemegang saham, pengurus
Bank Century, dan pihak terkait melalui pemberian kredit fiktif. Ketiga, kebijakan
fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) bertentangan dengan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 10/26/PBI/ 2008 tanggal 30 Oktober 2008 yang menentukan
rasio kecukupan modal (Capital Adequancy Ratio/CAR) yang harus di miliki oleh
Bank calon penerima FPJP adalah 8 persen. Padahal, CAR Bank Century minus.
Diduga, ada rekayasa untuk membuat CAR Bank Century menjadi positif dan di
atas 8 persen. Keempat, potensi pelanggaran terhadap PERPPU(Peraturan
Pemerintah Pengganti UU) Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem
Keuangan(JPSK). Kelima, penyerahan Bank Century ke LPS(lembaga Penjamin
Simpanan) pada 21 November 2008 dinilai oleh BPK tidak mempunyai landasan
hukum.14
C. Kronologi Kasus Century
Kronologi kasus Century sendiri terjadi ketika Bank Century di nyatakan
sebagai Bank gagal oleh Bank Indonesia (BI)15 tertanggal 21 November 2008,16yang memang banyak seblumnya permasalahan internal dari sis manajemen Bank Century sendiri. pengertian Bank Century yang di klaim sebagai
13
UU No.7 1992.
14
Aloysius soni ed., Centurygate mengurai konspirasi pengusaha-pengusaha, h.334.
15
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 yang diubah dengan undang-undang No.3 tahun 2004 maka BI memiliki fungsi pengawasan sepenuhnya dan independen terhadap Bank-Bank yang ada di Indonesia. Dalam fungsi ini melekat kewenangan yang dimiliki BI untuk merekomendasikan rapat kepada KSSK jika menemukan bank yang mengalami kesulitan keuangan (kesulitan likuiditas dan permasalahan solvabilitas) dan ditenggarai berdampak sistemik. Hal ini diatur dalam Perppu JPSK (PERPPU Nomor 4 Tahun 2008) yang berlaku efektif sejak 15 Oktober 2008.
16
Bank gagal adalah jika Bank ini tidak diselamatkan maka akan terjadi krisis
perbankan yang berdampak sistemik.17 Hal ini yang menyebabkan pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia memberikan sinyal akan perlunya memberikan
Fasilitas Pembiayaan Darurat (FPD) kepada Century atau yang dikenal dengan
istilah bailout18 sebesar 6,7 Triliun yang berasal dari Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) yan dilakukan empat tahapan Faktor inilah yang mendasari kasus
Century.
Awalnya DPR menyetujui bailout Bank Century sebesar 2 Triliun rupiah
karena dana nasabah sebesar 1.4 triliun hilang, tetapi pada kenyataannya bailout
yang diberikan melebihi dari persetujuan DPR, hal ini yang mengindikasikan
bahwa ada peran pemerintah untuk menyelamatkan nasabah yang mempunyai
kepentingan pribadi dengan pemerintah. Dan juga ketidak transparannya
pemerintah dalam proses bailout Bank Century yang menyebabkan kecurigaan
publik mengenai penanganan “spesial” Bank Century. Berikut merupakan kronologis19 serta pendasaran aturan undang-undang yang diterapkan pada kasus Century dari awal penanganan Bank Century sampai saat ini:
17
Istilah sistemik diambil dari kata sistem. Kerusakan sistemik berarti kerusakan menyeluruh pada sistem yang ada. Mengacu pada definisi Perppu JPSK, yang dimaksud berdampak sistemik adalah suatu kondisi sulit yang ditimbulkan oleh suatu Bank, LKBB, dan/atau gejolak pasar keuangan yang apabila tidak diatasi dapatmenyebabkan kegagalan sejumlah Bank dan/atau LKBB lain sehingga menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap sistem keuangan dan perekonomian nasional.
18
Bailout dalam istilah ekonomi dan keuangan digunakan untuk menjelaskan situasi di mana sebuah entitas yang bangkrut atau hampir bangkrut, seperti perusahaan atau sebuah bank diberikan suatu injeksi dana segar yang likuid, dalam rangka untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
19
Teguh Santosa, “Membaca Ulang Etape Skandal Bank Century, Membaca Ulang Peran
Boediono dan Sri Mulyani,” artikel diakses pada 25 Oktober 2010
20 November 2008: menggunakan UU BI No. 3 th.2004, Bank
Century telah dinyatakan sebagai Bank gagal dan hasil analisa sebagai
bank berdampak sistemik yang dilakukan oleh pihak Bank
Indonesia(BI)
20-21 November 2008: mengunakan PERPPU No. 4 th. 2008 tentang
JPSK, bank century yang telah dinyatakan sebagai Bank gagal akan
diserahkan pengurusan masalahnya pada KSSK(Komite Stabilitas
Sistem Keuangan)
21-30 November 2008: mengunakan UU No. 4 th. 2004 tentang LPS,
masalah Bank Century diputuskan secara bersama oleh KSSK(Komite
Stabilitas Sistem Keuangan )+LPS (Lembaga Penjamin Simpanan)
dalam penanganan Bank Century sebagai Bank gagal berdampak
sistemik.
Dalam Kronologi penanganan Kasus Century pada Bank Century sendiri
ditangani dalam 2 fase, Fase pertama yaitu mengenai rapat konsultasi Bank
Indonesia dengan Menteri Keuangan (13-19 November 2008) dan Fase kedua
yaitu mengenai rapat pengambilan keputusan rapat KSSK (tanggal 20-21
November 2008).20
Setelah mem-bailout terjadilah kecurigaan pada Bank Century bahwa
terjadi penggelapan dana nasabah oleh pemilik Bank yaitu Robert Tantular yang
kemudian ditangani oleh hukum dan ditangkap dan dijatuhi hukuman 4 tahun
penjara dan denda Rp 50 miliar. Kemudian Bank Century telah berganti nama
20 Indonesia recovery.com “Kronologis Penyelamatan
Bank Mutiara pada tanggal 2 Oktober 2009. adanya proses hukum yang dilakukan
dalam kasus Century yaitu dengan dihukumnya sipemilik Bank yaitu Robert
Tantular dan bergantinya nama Bank menjadi Bank Mutiara belum ada juga tanda
berakhirnya kasus Century, bahkan itu hanya sebuah permulaan.
Puncaknya kasus Century menjadi sorotan politik dan publik bermula dari
pidato Presiden pada tanggal 22 November 2009 yang menyatakan untuk
mengusut kasus Century secara tuntas dan terbuka.21 Kemudian dengan pernyataan Presiden tersebut ditindaklanjuti dengan adanya investigasi dalam
penanganan Bank Century yang diawali dengan inisiatif tim sembilan dalam
pengajuan Hak Angket pada DPR maka terbentuklah panitia khusus (Pansus) dan
Hak Angket pada tanggal 4 Desember 2009 yang terdiri dari 30 anggota antara
lain 8 anggota Demokrat, Golkar (golongan karya) 6 anggota, PDI-P (partai
demokrasi indonesia perjuangan) 5 anggota, PKS (partai keadilan sejahtera) 3
anggota, PKB (partai kabangkitan bangsa 2 anggota), PAN (Partai Amanat
Nasional) 2 anggota, PPP (partai persatuan pembangunan) 2 anggota, Gerindra (1
anggota) dan Hanura (Hati Nurani Rakyat) 1 anggota.22
Adapun babak permulaan dengan adanya Hak Angket dan Pansus bermula
dengan kesepakatan para anggota dewan membentuk sebuah tim untuk kasus
Century, sebelumnya saat proses bailout yang telah dilakukan oleh pihak terkait
pada Bank Century Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memanggil Menteri
Keuangan (MENKEU), Bank Indonesia (BI), dan LPS untuk meminta penjelasan
21“
Presiden Ingin Kasus Century Dibuka,” Jurnal nasional, 23 November 2009, h.7.
22