• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI NAWALIB PADA DIGITAL LIBRARY UNIVERSITAS NEGERI MEDAN SKRIPSI WINDA KHARISMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI NAWALIB PADA DIGITAL LIBRARY UNIVERSITAS NEGERI MEDAN SKRIPSI WINDA KHARISMA"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI NAWALIB PADA DIGITAL LIBRARY UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang

Ilmu Perpustakaan dan informasi

WINDA KHARISMA 120709018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI MEDAN

2017

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Analisis Penerimaan Sistem Informasi Nawalib pada Digital Library Universitas Negeri Medan

Oleh : Winda Kharisma

NIM : 120709018

Pembimbing I : Ishak S.S, M.Hum NIP : 196704242001121001

Tanda Tangan : ______________________

Tanggal : ______________________

Pembimbing II : Laila Hadri Nasution, S.Sos, M.P

NIP : 197906252005012003

Tanda Tangan :

______________________

Tanggal :

______________________

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Analisis Penerimaan Sistem Informasi Nawalib pada Digital Library Universitas Negeri Medan

Oleh : Winda Kharisma

NIM : 120709018

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI Ketua Jurusan : Ishak S.S, M.Hum

NIP : 96704242001121001

Tanda Tangan :

______________________

Tanggal :

______________________

FAKULTAS ILMU BUDAYA Dekan : Dr. Budi Agustono, M.S

NIP : 19600805 198703 1 001

Tanda Tangan :

______________________

Tanggal :

_____________________

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, April 2017

Winda Kharisma

(5)

ABSTRAK Kharisma, Winda. 2017. Analisis Penerimaan Siste

m Informasi Nawalib pada Digital Library Universitas Negeri Medan

Penelitian ini dilakukan di Digital Library Universitas Negeri Medan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penerimaan Sistem Informasi Nawalib pada Digital Library Universitas Negeri Medan dengan menggunakan Model Unified Theory of Acceptance and Use Technology 2 (UTAUT 2). Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Digital Library Universitas Negeri Medan, penulis dan peneliti berikutnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pustakawan taupun staf Digital Library Universitas Negeri Medan yang berjumlah 36 orang. Sehingga teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Metode penelitian ini adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui angket dan studi kepustakaan. Pengukuran variabel yang digunakan adalah skala Likert.

Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa penerimaan Sistem Informasi Nawalib pada Digital Library Universitas Negeri Medan oleh pustakawan ataupun staf Digital Library Universitas Negeri Medan adalah sebesar 96,9% dengan uraian sebagai berikut: performance expectancy (ekspektasi kinerja) memperoleh persentase sebesar 100%, effort expectancy (ekspektasi usaha) memperoleh persentase sebesar 95,3%, social influence (faktor soaial) memperoleh persentase sebesar 95,7%, facilitating conditions (kondisi yang memfasilitasi) memperoleh persentase sebesar 97,9%, hedonic motivation (motivasi hedonis) memperoleh persentase sebesar 97,1%, price value (nilai biaya) memperoleh persentase sebesar 97,2%, dan habbit (kebiasaan) memperoleh persentase sebesar 94,3%.

Kata Kunci: Sistem Informasi, Unified Theory of Acceptance and Use Technology 2 (UTAUT 2)

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil alamin, puji dan syukur atas ke hadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan penulis kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Penerimaan Sistem Informasi Nawalib pada Digital Library Universitas Negeri Medan” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana program studi S1 Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan semangat, motivasi, bantuan dan bimbingan selama masa perkuliahan, yaitu kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ishak, SS, M.Hum selaku PLT Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Faakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing serta memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos, M.P selaku dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing serta memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si, selaku dosen Penguji I yang telah memberikan koreksi dan masukan dalam menyelsaikan skripsi ini.

(7)

5. Ibu Himma Dewiyana, S.T, M.Hum selaku dosen Penguji II yang telah memberikan koreksi dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Ratnawati Dora, SIP selaku Kepala Digital Library Universitas Negeri Medan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Digital Library Universitas Negeri Medan.

7. Bapak Drs. Banu Susanto, M.Si dan Ibu Gusti Lisa Utami, S.Sos, selaku pustakawan Digital Library Universitas Negeri Medan yang telah memberikan informasi yang dibutuhkan penulis selama penelitian berlangsung.

8. Ayahanda Roidi Saputra dan Ibunda Nani Hariyani yang dengan tulus memberikan kasih sayang, doa, material, semangat dan motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi S1 ini.

9. Abangda Sholihin, Kakanda Gesti Novita Sari, dan Adinda Siti Nurhumairoh serta keluarga besar lainnya yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi S1 ini.

10. Sahabat-sahabat penulis Ulfa Dewi, Dina, Pipit, Asiyah, Acil, Sita, Nisa, Kak Rahma, dan Elly. Serta teman-teman Angkatan 2012 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang tidak berhenti memberikan semangat pada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik itu susunan kata demi kata maupun isinya. Untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran

(8)

yang membangun agar penulis dapat meningkatkan kemampuan menulis dimasa yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap dan berdoa semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan, April 2017

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Sistem Informasi ... 7

2.1.1 Komponen Sistem Informasi ... 9

2.2 Sistem Informasi Perpustakaan... 10

2.2.1 Manfaat Sistem Informasi Perpustakaan ... 10

2.2.2 Syarat Sistem Informasi Perpustakaan ... 11

2.2.3 Jenis-Jenis aSistem Informasi Perpustakaan ... 12

2.3 Model Penerimaan Sistem Informasi ... 13

2.3.1 Unified Theory of Acceptance and Use Technology 2 (UTAUT 2) ... 14

2.3.1.1 Performance Expectancy (Ekspektensi Kerja) ... 18

2.3.1.2 Effort Expectancy (Ekspektensi Usaha) ... 19

2.3.1.3 Social Influence (Faktor Sosial) ... 20

2.3.1.4 Facilitating Conditions (Kondisi yang Memfasilitasi) ... 21

2.3.1.5 Hedinoc Motivation (Motivasi Hedonis) ... 22

2.3.1.6 Price Value (Nilai Biaya) ... 22

2.3.1.7 Habit (Kebiasaan) ... 22

2.3.1.8 Behavior Intention (Niat Perilaku) ... 23

2.3.1.9 Use Behavior (Perilaku Penggunaan) ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Metode Penelitian ... 25

3.2 Lokasi Penelitian ... 25

3.3 Populasi dan Sampel ... 26

3.3.1 Populasi ... 26

3.3.2 Sampel ... 26

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.5 Data dan Sumber Data ... 27

3.6 Instrumen penelitian ... 27

3.6.1 Angket ... 28

(10)

3.7 Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1 Gambaran Umum Digital Library Universitas Negeri Medan ... 31

4.2 Analisis Deskriptif ... 32

4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Performance Expectancy ... 33

4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Effort Expectancy ... 35

4.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Social Influence ... 38

4.2.4 Tanggapan Responden Terhadap Faclitating Condition ... 41

4.2.5 Tanggapan Responden Terhadap Hedonic Motivation ... 45

4.2.6 Tanggapan Responden Terhadap Price Value ... 46

4.2.7 Tanggapan Responden Terhadap Habbit ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

Lampiran 1 ... 62

Lampiran 2 ... 64

Lampiran 3 ... 65

Lampiran 4 ... 66

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Teori-teori konstruk yang mendasari Model Unified Theory of

Acceptance and Use of Technology ...15

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket ... 30

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Bermanfaat untuk Pekerjaan ... 33

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan persentase pekerjaan Selesai Lebih Cepat ... 34

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Meningkatkan Produktifitas Kerja ... 35

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Mudah Dipelajari ... 36

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Mudah Digunakan ... 37

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Memahami Cara Menggunakan ... 38

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pengaruh Atasan atau Rekan Kerja ... 39

Tabel 4.8 Distribusi Dukungan Perpustakaan ... 40

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Sumber Daya yang Diperlukan ... 41

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan yang Diperlukan ... 42

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kompatibel dengan Perangkat yang Digunakan ... 43

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi dan Persentase Memperoleh Bantuan saat Mengalami Kesulitan ... 44

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi dan Persentase Rasa Nyaman saat Menggunakan ... 45

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi dan Persentase Biaya yang Dikeluarkan Tidak Sia-Sia ... 46

Tabel 4.15 Distribus Frekuensi dan Persentase Biaya yang Dikeluarkan Sepadan dengan Manfaat yang Dirasakan ... 47

Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi dan Persentase Selalu Menggunakan Sistem dalam Menyelesaikan Pekerjaan ... 48

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi dan Persentase Selalu Menggunkan Sistem dalam Setiap Pekerjaan ... 49

tabel 4.18 Persentase Penerimaan Sistem Informasi Nawalib ... 54

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lima Komponen Sistem Informasi ... 9 Gambar 2.2 Model Unified Theory of Acceptance and Use Technology 2

(UTAUT 2) ... 18 Gambar 4.1 Grafik Persentase Penerimaan Sistem Informasi Nawalib

Berdassarkan Indikator UTAUT 2 ... 51 Gambar 4.2 Grafik Persentase Penerimaan Sistem Informasi Nawalib ... 55

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Penelitian ... 62

Lampiran 2 Data Jawaban Angket ... 64

Lampiran 3 Visi dan Misi Digital Library Universitas Negeri Medan ... 65

Lampiran 4 Struktur Organisasi Digital Library Universitas Negeri Medan ... 66

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era informasi saat ini telah menjadi zaman keemasan bagi siapa saja yang mampu menguasai informasi, informasi menjadi aset yang sangat berharga serta menjadi kebutuhan bagi semua kalangan. Baik pribadi, komunitas, masyarakat pemerintah maupun swasta berlomba-lomba untuk menjadi penerima bahkan pemberi informasi, sehingga terbentuklah budaya sharing informasi pada lingkungan masyarakat.

Mengingat kebutuhan masyarakat akan informasi semakin cepat, maka perlu adanya sebuah lembaga yang dapat mengelola, menyimpan serta menyebarkan informasi yang lebih tepatnya dikenal dengan nama perpustakaan.

Dalam melaksanakan tugas serta fungsinya, perpustakaan dituntut agar dapat lebih cepat dalam memenuhi kebutuhan dan memberikan layanan kepada penggunanya.

Oleh karena itu penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam perpustakaan atau yang biasanya disebut dengan sistem informasi perpustakaan dirasa sangat perlu karena dengan bantuan teknologi informasi maka beberapa pekerjaan manual dapat dipercepat dan lebih efisien. Saat ini banyak perpustakaan mulai berpikir dengan menggunakan sistem informasi perpustakaan sangat penting guna meningkatkan kinerja pustakawan ataupun staf dan organisasi.

Selain itu, dengan diterapkannya sistem informasi pada perpustakaan maka pihak perpustakaan dapat berupaya meningkatkan kualitas layanan bagi penggunanya.

(15)

Sistem informasi perpustakaan sangat membantu kegiatan dalam perpustakaan seperti untuk mempermudah kegiatan seperti pengadaan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka, keanggotaan, proses transaksi baik peminjaman, pengembalian maupun perpanjangan bahan pustaka, laporan, serta proses temu kembali informasi. Hal ini tentunya dapat memberikan manfaat bagi pengguna sistem informasi tersebut.

Sitem informasi perpustakaan yang ada saat ini pun berkembang sedemikian pesat baik yang disediakan secara gratis maupun tidak hingga sistem yang dikembangkan sendiri oleh perpustakaan. Perpustakaan diberi kebebasan untuk memilih sistem informasi yang paling baik dan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan. Pemilihan sistem informasi yang tepat menjadi pertaruhan bagi perpustakaan dalam menghadapi era informasi dan perkembangan teknologi saat ini. Perpustakaan harus mampu menentukan sistem informasi yang mampu terimplementasi dengan baik dan mampu diterima oleh penggunanya.

Digital Library UNIMED merupakan salah satu perpustakaan yang telah menerapkan sistem informasi pada perpustakaannya. Digital Library UNIMED melalui Smart Softindo International telah mengembangkan sistem informasi perpustakaan dengan nama Nawalib. Nawalib merupakan sistem informasi berbasis web yang dapat diakses dari manapun dan kapanpun, sehingga pengguna dapat dengan mudah menelusur informasi yang diinginkan. Nawalib mulai diterapkan di Digital Library UNIMED pada tahun 2012 hingga sekarang yang dikelola oleh pustakawan ataupun staf perpustakaan yang terdiri atas beberapa bagian yaitu pengolahan bahan bustaka, sirkulasi, pengelolaan anggota,

(16)

inventarisasi dan lain sebagainya. Nawalib menyediakan menu bibliografi, sirkulasi, keanggotaan, master file, inventarisasi, pelaporan, information, my account, registration, dan profil yang telah terintegrasi dalam sistem sehingga satu menu akan berpengaruh ke menu yang lainnya.

Semenjak diterapkannya sistem informasi pada Digital Library UNIMED pada tahun 2012 hingga sekarang terdapat kendala yang muncul, yaitu masih adanya menu yang belum dapat dioperasikan dengan optimal, seperti saat proses entri data, jika terdapat kesalahan dalam melakukan entri data maka data yang telah di entri tidak dapat diedit. Lalu pada bagian sirkulasi terdapat layanan reserve atau dapat dikatakan sebagai layanan booking buku yang memiliki tenggang waktu 24 jam untuk pengambilan buku yang telah di booking, namun pada kenyataannya dalam sistem buku yang telah di booking tidak memiliki tenggang waktu sehingga pustakawan harus mengedit status buku tersebut agar dapat kembali pada status tersedia apabila buku yang telah di booking tidak diambil oleh pengguna. Selain itu, pada layanan terbitan berseri masih dianggap belum efisien dikarenakan abstrak harus diketik ulang oleh pustakawan.

Melihat kendala yang muncul penulis tertarik untuk mengkaji masalah sistem informasi untuk mengetahui sistem yang telah diterapkan diterima oleh pustakawan selaku pengguna sistem Nawalib. Menurut Kustono (2000) penerimaan pengguna sangat penting untuk diperhatikan dalam penerapan sebuah sistem, karena tingkat penerimaan pengguna untuk menerima sistem mempunyai pengaruh besar dalam menentukan sukses tidaknya sistem tersebut. Hal ini sangat penting agar pihak perpustakaan mengetahui bahwa pengguna sistem menaruh

(17)

harapan besar dalam penggunaan sistem informasi ini dan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya penerimaan pengguna sistem terhadap sistem informasi yang diterapkan. Sehingga kedepannya dapat dikembangkan sebuah sistem informasi perpustakaan yang dapat diterima oleh pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED.

Ada banyak model yang dikembangkan oleh para peneliti untuk mengukur penerimaan sistem informasi oleh pengguna, salah satunya yaitu Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT 2). Model UTAUT 2 yang dikembangkan oleh Vankatesh, et al. (2012) merupakan pengembangan dari model UTAUT yang dikemukakan pada tahun 2003 dengan mengulas dan mengidentifikasi delapan model teori utama yang menjelaskan penerimaan teknologi oleh pengguna dengan menambakan 3 konstruk utama yaitu hedonic motivation, price value, dan habbit. Kedelapan model teori utama tersebut adalah Theory of Reasoned Action (TRA), Technology Acceptance Model (TAM), Theory of Planned Behavior (TPB), Motivational Model (MM), Combined TAM and TPB, Model of PC Utilization (MPCU), Innovation Diffusion Theory (IDT), dan Social Cognitive Theory (SCT). Model UTAUT merupakan model yang paling cocok untuk menjelaskan perilaku penerimaan pengguna akan layanan berbasis teknologi karena mampu menjelaskan 70% variasi pada minat penggunaan teknologi, nilai tersebut lebih tinggi dari kedelapan teori sebelumnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka dengan demikian penulis mengambil judul “Analisis Penerimaan Sistem Informasi Nawalib pada Digital Library Universitas Negeri Medan”

(18)

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerimaan sistem informasi yang diterapkan Digital Library UNIMED?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerimaan sistem informasi yang diterapkan Digital Library UNIMED.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Digital Library UNIMED, dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dan saran untuk membantu dalam langkah mengambil keputusan mengenai perbaikan sistem yang ada.

2. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.

3. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang sistem informasi perpustakaan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian mengkaji penerimaan sistem informasi yang dinilai dengan menggunakan model UTAUT 2 yang meliputi: 1) performance expectancy; 2)

(19)

effort expectancy; 3) social influence; 4) facilitating conditions; 5) hedonic motivation; 6) price value; dan 7) habbit.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi

Istilah sistem informasi sering kita jumpai baik dalam media cetak, elektronik, maupun internet. Istilah sistem informasi merupakan gabungan dari dua istilah yaitu sistem dan informasi. Menurut Indrajit (2000, 29) “sistem merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dan lainnya”. Sedangkan Lucas (1993, 35) mengartikan “sistem sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel- variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain dan terpadu”. Sehingga dapat diartikan bahwa sistem merupakan hal yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain guna mencapai suatu tujuan yang sama.

Istilah informasi menurut Davis (1993, 28) adalah, “Data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang”. Sedangkan Lubis (2013,2) mengemukakan bahwa, “Informasi merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata yang digunakan untuk mengambil keputusan”.

Berdasarkan pengertian diatas, maka informasi dapat dikatakan sebagai data yang telah diolah sedemikian rupa yang berguna untuk pengambilan keputusan.

(21)

Istilah sistem informasi didefinisikan oleh Indarjit (2000, 29) sebagai,

“Suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam perusahan atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi”.

Sedangkan menurut Ladjamudin (2005, 14) menyatakan bahwa:

Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategis dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Berdasarkan defenisi diatas, sistem informasi dapat dikatan sebagai sebuah sistem yang terstruktur dan terintegrasi di dalam organisasi yang memiliki fungsi untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, serta menyebarkan informasi agar dapat digunakan untuk tindakan-tindakan dalam pengambilan keputusan, koordinasi dan pengawasan. Penggunaan sisten informasi dapat memberikan banyak manfaat, baik bagi organisasi maupun pengguna individual. Manfaat panggunaan sistem informasi bagi organisasi yaitu dapat meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi, organisasi juga dapat memperoleh informasi yang relevan, lengkap dan akurat secara tepat dan cepat yang diperlukan baik yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal organisasi. Sedangkan bagi pengguna individual penggunaan sistem informasi dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan produktivitas kerja, kualitas output, dan efektivitas pekerjaan.

(22)

2.1.1 Komponen Sistem Informasi

Menurut Lubis (2013, 4) sebuah sistem informasi yang lengkap memiliki 5 komponen sebagai berikut:

1. Hardware

Yang menjadi bagian perangkat keras sistem informasi diantaranya komputer, printer, dan teknologi jaringan komputer.

2. Software

Perangkat lunak sistem informasi berfungsi untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas yang harus dilakukan. Software dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok yatu sistem operasi, aplikasi, utilitas, dan bahas pemerograman.

3. Data

Data merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih lanjut dan akan menghasilkan informasi.

4. Prosedur

Prosedur merupakan bagian yang berisi mengenai dokumentasi prosedur atau proses-proses yang terjadi dalam sistem, misalnya buku penuntun operasional.

5. Manusia

Manusia merupakan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan sistem informasi misalnya operator.

Kelima komponen tersebut diklasifikasikan oleh Ladjamudin (2005, 15) menjadi 3 bagian sebagai berikut:

a. Hardware dan Software yang berfungsi sebagai mesin.

b. People dan procedure yang merupakan manusia dan tata cara menggunakan mesin.

c. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin sehingga terjadi suatu proses pengolahan data.

Mesin Manusia

Gambar 2.1 Lima Komponen Sistem Informasi

Hardware (Perangkat

Keras)

Software (Perangkat

Lunak)

DATA

People (Manusia) Procedures

(Prosedur)

(23)

2.2 Sistem Informasi Perpustakaan

Sistem informasi perpustakaan dapat diartikan sebagai suatu penerapan teknologi informasi yang digunakan sebagai sistem sistem informasi manajemen.

Adapun bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan yaitu bidang pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi, pengelolaan anggota, laporan statistik, dan lain sebagainya. Dengan kata lain fungsi tersebut sering diistilahkan sebagai atomasi perpustakaan.

Namun pada kenyataannnya masih banyak orang termasuk pustakawan yang masih mencampuradukkan konsep automasi perpustakaan dengan perpustakaan digital. Menurut Supriyanto (2008) “sistem aoutomasi perpustakaan adalah implementasi teknologi informasi pada pekerjaan administrasi di perpustakaan agar lebih efektif dan efisien”. Yang termasuk pekerjaan administrasi pada perpustakaan antara lain pengadaan, pengolahan, sirkulasi, inventarisasi, penyiangan koleksi, keanggotaan, katalog terpasang, dan lain sebagainya. Sedangkan sistem perpustakaan digital menurut Supriyanto (2008) adalah “implementasi teknologi informasi agar dokumen digital dapat dikumpulkan, diklasifikasi, dan dapat diakses oleh pengguna dalam bentuk elektronik”. Sehingga dapat dikatakan sistem perpustakaan digital merupakan tempat penyimpanan koleksi perpustakaan yang berbentuk digital.

2.2.1 Manfaat Sistem Informasi Perpustakaan

Dengan kemudahan yang diperoleh melalui sistem informasi yang diterapkan di perpustakaan maka diharapkan pekerjaan, kegiatan, dan layanan perpustakaan semakin lebih baik sehingga perpustakaan dapat berkembang

(24)

dengan cepat. Berikut manfaat dari penerapan sistem informasi pada perpustakaan menurut Ishak (2008, 89) diantaranya adalah:

1. Mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan.

2. Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan.

3. Meningkatkan citra perpustakaan.

4. Pengembangan infrastruktur nasional, regional dan global.

Sedangkan menurut Supriyanto (2008), maksud dan fungsi pengembangan sistem informasi di perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Mengintegrasikan data dari setiap bagian.

2. Memberikan pelayanan yang lebih cepat bagi pengguna.

3. Menyajikan laporan yang lebih cepat, akurat, dan mudah dibaca untuk pengambilan kebijaksanaan.

4. Meningkatkan efisiensi kerja pustakawan.

5. Meningkatkan performa perpustakaan.

Oleh karena itu, manfaat adanya sistem informasi perpustakaan tidak hanya mendukung kegiatan operasional perpustakaan akan tetapi juga dapat meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada pengguna agar lebih efektif dan efisien.

2.2.2 Syarat Sistem Informasi Perpustakaan

Menurut Kochtanek dan Matthews (2002), untuk membangun sebuah sistem informasi perpustakaan yang baik terdapat lima hal yang perlu dipenuhi oleh sebuah sistem informasi perpustakaan, yaitu:

1. Integrated Library System

Perpustakaan harus memungkinkan seluruh proses di perpustakaan saling terhubung antara modul satu dengan modul lainnya sehingga kegiatan perpustakaan dapat dilakukan secara automasi.

2. Online database

Perpustakaan harus memiliki database informasi secara online. Online database biasanya dilanggan oleh perpustakaan melalui provider database. Oleh karena itu, dengan adanya online database pengguna dapat memanfaatkan informasi lebih luas.

(25)

3. Web-Base Resources

Perpustakaan harus dapat mempublikasi informasi secara online, salah satunya yaitu katalog perpustakaan. Dengan mempublikasikan katalog perpustakaan, pengguna dapat mengetahui koleksi yang dimiliki perpustakaan tanpa harus datang ke perpustakaan.

4. Digital Library Collection

Perpustakaan harus lebih fokus pada koleksi dalam format digital.

5. E-Book dan E-Journal

Perpustakaan harus memiliki koleksi berupa buku dan jurnal dalam bentuk elektronik, sehingga dapat didistribusikan kepada pengguna lebih luas dengan memanfaatkan teknologi yang diterapkan.

2.2.3 Jenis-jenis Sistem Informasi Perpustakaan

Jenis sistem informasi yang digunakan untuk sistem informasi perpustakaan menurut Kochtanek dan Matthews (2002), yaitu:

1. Sofware Komersial (Commercial Software)

Perpustakaan tidak dapat memodifikasi sistem informasi yang sudah ada tanpa ijin dari vendor pembuat sistem informasi tersebut, yang dikenal dengan nama Independent Software Vendors (ISV). Dengan demikian, perpustakaan akan membeli lisensi sistem informasi tersebut terkait dengan penggunaannya di perpustakaan dan perawatannya. Jika commercial software diimplementasikan di perpustakaan kelemahannya adalah perpustakaan tetap terikat dengan ISV namun dalam perkembangan pemakaiannya pihak perpustakaan tidak dapat memodifikasinya secara bebas tanpa ijin dari ISV tersebut.

2. Sistem Terbuka (Open System)

Karena sistem informasi menggunakan bentuk (platform) yang standar maka perpustakaan dapat mengkombinasikan antara sistem informasi yang satu dengan yang lainnya.

3. Sistem Sumber Informasi Terbuka (Open Source System)

Perpustakaan dapat memiliki kode sumber (source code) dari sistem informasi tersebut, sehingga perpustakaan dapat menggunakan, memodifikasi, dan menyebarkan sistem informasi secara bebas.

Sistem informasi yang diimplementasikan di perpustakaan memungkinkan untuk mendukung kegiatan manajemen perpustakaan. Karena dengan adanya sistem informasi perpustakaan suatu data dan informasi dapat disajikan secara

(26)

efektif yang nantinya dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan khususnya bagi pimpinan perpustakaan.

2.3 Model Penerimaan Teknologi

Perpustakaan perlu mengkaji apakah sistem informasi yang diterapkan diterima atau tidak. Teo (2001) menyebutkan bahwa “penerimaan teknologi dapat didefenisikan sebagai kesediaan pengguna untuk menggunakan teknologi dalam mendukung tugas yang telah dirancang”. Penerimaan pengguna terhadap implementasi sistem teknologi informasi dapat didefenisikan sebagai keinginan yang tampak di dalam kelompok pengguna untuk menerapkan sistem teknologi informasi tersebut dalam pekerjaannya. Semakin menerima sistem teknologi yang baru, semakin besar pula keinginan pemakai untuk merubah praktek yang sudah ada dalam penggunaan waktu serta usaha untuk memulai secara nyata pada sistem teknologi informasi yang baru, Succi and Walter, 1999 dalam Pikkarainen et.al, (2003). Akan tetapi apabila pemakai tidak mau menerima sistem teknologi informasi yang baru, maka perubahan sistem tersebut menyebabkan tidak memberikan keuntungan yang banyak bagi organisasi atau perusahaan (Davis, 1989; Venkatesh and David 1996 dalam Pikkarainen et.al., (2004). Penerimaan terhadap sistem informasi dapat diukur dengan menggunakan model yang telah dikembangkan oleh para ahli. Banyak model yang dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana sistem informasi yang diterpakan diterima oleh penggunanya atau tidak, salah satunya adalah Unified Theory of Acceptance and Use Technology 2 (UTAUT 2).

(27)

2.4.1 Unified Theory of Acceptance and Use Technology 2 (UTAUT 2)

Model Unified Theory of Acceptance and Use Technology 2 (UTAUT 2) yang dikembangkan oleh Vankatesh, et al. (2012) merupakan pengembangan dari Model Unified Theory of Acceptance and Use Technology (UTAUT) yang dikembangkan oleh Vankatesh, et al. (2003). UTAUT merupakan salah satu model penerimaan teknologi terkini yeng dikembangkan dengan mengulas, mengidentifikasi dan menggabungkan fitur-fitur yang berhasil dari delapan teori penerimaan teknologi terkemuka menjadi satu teori. Kedelapan teori tersebut adalah sebagai berikut:

1. Theory of Reasoned Action (TRA) 2. Technology Acceptance Model (TAM) 3. Theory of Planned Behavior (TPB) 4. Motivational Model (MM)

5. Combined TAM and TPB

6. Model of PC Utilization (MPCU) 7. Innovation Diffusion Theory (IDT) 8. Social Cognitive Theory (SCT)

Setelah melakukan analisis dan identifikasi kedelapan model tersebut dengan mengambil konstruk utama yang paling penting, maka UTAUT memiliki empat konstruk yang mempengaruhi niat perilaku untuk menggunakan teknologi, yaitu performance expectancy, effort expectancy, social influence, dan facilitating conditions serta empat variabel moderator, yaitu gender, age, experience, dan valuenteriness of use Vankatesh, et al. (2003). UTAUT terbukti lebih berhasil dibandingkan kedelapan teori yang lain dalam menjelaskan hingga 70 persen varian pengguna. Untuk melihat secara singkat teori-teori yang mendasari terbentuknya model Unified Theory of Acceptance and Use dapat dilihat dalam

(28)

Tabel 2.1 Teori-teori konstruk yang mendasari Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology

No Nama Teori Peneliti (Tahun Penelitian)

Konstruk Utama

Pengertian

1 Theory of Reasoned Action (TRA)

Fishbein dan Azjen

(1975)

Attitude toward behavior, subjective norm

Teori untuk

memprediksi

perilaku manusia yaitu dengan cara menganalisis

hubungan antara berbagai kriteria kinerja dan sikap seseorang, niat, dan norma subyektif.

2 Technology Acceptance Model (TAM)

Davis F.D (1989)

Perceived usefulness, perceived ease of use, subjective norm

Mengidentifikasi reaksi dan persepsi seseorang terhadap

suatu yang

menentukan sikap dan perilaku orang tersebut dengan cara membuat model perilaku seseorang sebagai suatu fungsi dari tujuan perilaku dimana tujuan perilaku ditentukan oleh sikap atas perilaku tersebut.

3 Theory of Planned Behavior (TPB)

Ajzen (1991)

Attitude toward behaviour, subjective norm, perceived behavioural control

Teori yang

digunakan untuk memenuhi keadaan ketika perilaku seseorang tidak sukarela dengan memasukkan

prediktor niat dan perilaku yang mengacu pada keyakinan tentang adanya faktor yang dapat memfasilitasi atau menghalangi

(29)

kinerja suatu perilaku tertentu.

4 Motivational Model (MM)

Davis, et al.

(1992)

Extrinsic motivation &

intrinsic motivation

Teori motivasi yang dikembangkan untuk memprediksi penerimaan dan penggunaan

teknologi.

5 Combined TAM and

TPB (C-

TAM-TPB)

Taylor dan Todd (1995)

Attitude toward behaviour, subjective norm, perceived behavioral control, perceived usefulness

Model hibrida dari TPB dengan TAM yang memberikan penjelasan akurat mengenai penentu penerimaan dan perilaku penggunaan suatu teknologi tertentu.

6 Model of PC Utilization (MPCU)

Thompson, et al. (1991)

Job-fit, complexity, long term consequences, affect toward use, social factors, facilitating conditions

Menilai pengaruh dari kondisi-kondisi yang mempengaruhi dan memfasilitasi, faktor sosial, kompleksitas,

kesesuaian tugas dan konsekuensi jangka panjang terhadap pemanfaatan PC.

7 Innovation Diffusion Theory (IDT)

Rogers (1991)

Relative advantage, ease of use, visibility, result demon- stratabili-ty, image

compatibility

Diadopsi dari penerapan teknologi IDT dapat mengukur persepsi masyarakat dengan

menggunakan tujuh atribut kunci.

8 Social Cognitive Theory (SCT)

Compeau dan Higgins (1995)

Outcome expectations performance, Outcome expectations personal, self-

Mengidentifikasi perilaku manusia sebagai interaksi dari faktor pribadi, perilaku, dan lingkungan yang

(30)

affect &

anxiety

memberikan

kerangka untuk memahami,

memprediksi, dan mengubah perilaku manusia.

Sumber: Vankatesh, et al (2003)

Kemudian pada tahun 2012 terori Unified Theory of Acceptance and Use Technology (UTAUT) dikembangkan kembali menjadi Unified Theory of Acceptance and Use Technology 2 (UTAUT 2) oleh Vankatesh, et al. (2012) yang bertujuan untuk mempelajari penerimaan dan penggunaan teknologi dalam konteks konsumen. Dalam model Model Unified Theory of Acceptance and Use Technology 2 (UTAUT 2) terdapat penambahan tiga konstruk baru yaitu Hedonic Motivation, Price Value, dan Habit dan menyertaan tiga variabel moderator yaitu Age, Gender, dan experience (Vankatesh et al,. 2012). Dengan adanya penambahan tiga konstruk, maka jumlah konstruk dalam Model Unified Theory of Acceptance and Use Technology 2 (UTAUT 2) berjumlah tujuh konstruk yaitu Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Conditions, Hedonic Motivation, Price Value, dan Habit.

(31)

Sumber: Vankatesh, et al. (2012)

Penjelasan:

1. Performance expectancy dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin 2. Effort expectancy dipengaruhi oleh usis, jenis kelamin, dan pengalaman 3. Social influence dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan pengalaman

4. Facilitating condition yang berpengaruh terhadap perilaku pengguna dipengaruhi oleh usia dan pengalaman

5. Hubungan yang baru ditunjuukan dengan garis yang lebih hitam

Gambar 2.2 Model Unified Theory of Acceptance and Use Technology 2 (UTAUT 2)

2.3.1.1 Performance Expectancy (Ekspektensi Kinerja)

Performance expectancy (ekspektasi kerja) dapat diartikan sebagai tingkat dimana seseorang mempercayai dengan menggunakan sistem tersebut akan membantu orang tersebut untuk memperoleh keuntungan-keuntungan kinerja pada pekerjaan. Dalam konstruk performance expectancy terdapat lima variabel yang diperoleh dari penelitian-penelitian sebelumnya tentang model penerimaan dan

Performance Expectancy 1

Effort Expectancy 2

Social Influence 3

Facilitating Conditions 4

Behavior Intention

Use Behavior

Gender

Age Experience

Hedinoc Motivation

Price Value

Habit

(32)

penggunaan sistem informasi. Adapun variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perceived Usefulness (Persepsi Terhadap Penggunaan)

Perceived usefulness (persepsi terhadap kegunaan) didefenisikan sebagai seberapa jauh seseorang percaya bahwa menggunakan suatu sistem tertentu akan meningkatkan kinerjanya.

2. Extrinsic Motivation (Motivasi Ekstrinsik)

Extrinsic motivation (motivasi ekstrinsik) didefenisikan sebagai persepsi yang diinginkan pemakai untuk melakukan suatu aktivitas karena dianggap sebagai alat dalam mencapai hasil-hasil yang memiliki nilai berbeda dari aktivitas itu sendiri, seperti kinerja pekerjaan, pembayaran, dan promosi-promosi.

3. Job Fit (Kesesuaian Pekerjaan)

Job fit (kesesuaian pekerjaan) didefenisikan sebagai bagaimana kemampuan- kemampuan dari suatu sistem meningkatkan kinerja pekerjaan individual.

4. Relative Advantage (Keuntungan Relatif)

Relative advantage (keuntungan relatif) didefenisikan sebagai seberapa jauh mana persepsi seseorang dengan menggunakan sesuatu inovasi akan lebih baik dibandingkan menggunakan versi pendahulunya.

5. Outcome Expectations (Ekspektasi-ekspektasi Hasil)

Outcome expectations (ekspektasi-ekspektasi hasil) berhubungan dengan konsekuensi-konsekuensi dari perilaku. Berdasarkan pada bukti empiris, mereka dipisahkan ke dalam ekspektasi-ekspektasi kinerja (performance expectations) dan ekspektasi-ekspektasi personal (personal expectations).

2.3.1.2 Effort Expectancy (Ekspektensi Usaha)

Effort expectancy dapat diartikan sebagai tingkat kemudahan penggunaan sistem yang akan dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu) individu dalam melakukan pekerjaannya. Dalam konstruk effort expectancy terdapat tiga variabel yang diperoleh dari penelitian-penelitian sebelumnya tentang model penerimaan dan penggunaan sistem informasi. Adapun variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perceived Easy of Use (Persepsi Kemudahaan Penggunaan)

Perceived easy of use (persepsi kemudahan penggunaan) didefenisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu sistem tertentu akan memudahkannya dalam melakukan pekerjaan.

2. Complexity (Kompleksitas)

(33)

Complexity (kompleksitas) didefenisikan sebagai sejauh mana sistem dipersepsikan sebagai sesuatu yang relatif sulit untuk dimengerti dan digunakan.

3. Easy of Use (Kemudahan Penggunaan)

Easy of use (kemudahan penggunaan) didefenisikan sebagai sejauh mana tingakat penggunaan sebuah inovasi dipersepsikan sebagai sesuatu hal yang sulit atau mudah digunakan.

2.3.1.3 Social Influence (Faktor Sosial)

Social influence diartikan sebagai tingkat dimana seorang individu menganggap bahwa orang lain menyakinkan dirinya bahwa dia harus menggunakan sistem baru. Dalam konstruk social influence terdapat tiga variabel yang diperoleh dari penelitian-penelitian sebelumnya tentang model penerimaan dan penggunaan sistem informasi. Adapun variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Subjective Norms (Norma Subjektif)

Subjectives norms (norma subjektif) didefenisikan sebagai persepsi seseorang bahwa banyak orang penting yang berpikir bahwa dia harus melakukan atau tidak melakukan perilaku yang diminta.

2. Social Factors (Faktor Sosial)

Social factors (faktor sosial) didefenisikan sebagai perasaan dalam diri seseorang terhadap kebudayaan suatu kelompok dan persetujuan interpersonal yang dibuat seseorang dengan individu lain dalam situasi sosial tertentu.

3. Image (Pencitraan)

Image (pencitraan) sebagai sejauh mana seseorang yang menggunakan suatu inovasi dianggap dapat meningkatkan citra atau status seseorang dalam lingkungan sosial.

Faktor sosial menjadi faktor penentu terhadap tujuan perilaku dalam menggunakan teknologi informasi yang direpresentasikan sebagai norma subyektif dalam TRA, TAM, dan TPB, faktor sosial dalam MPCU, serta citra dalam teori difusi inovasi (IDT).

(34)

Menurut Venkatesh dan Davis (2000), “pengaruh sosial memiliki dampak pada perilaku individual melalui tiga mekanisme yaitu ketaatan (compliance), internalisasi (internalization), dan identifikasi (identification)”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin banyak pengaruh yang diberikan sebuah lingkungan terhadap calon pengguna teknologi informasi untuk menggunakan suatu teknologi informasi yang baru maka semakin besar pula minat yang timbul dari personal calon pengguna tersebut dalam menggunakan teknologi informasi karena pengaruh yang kuat dari lingkungan sekitarnya.

2.3.1.4 Facilitating Conditions (Kondisi yang Memfasilitasi)

Facilitating conditions atau kondisi yang memfasilitasi penggunaan teknologi informasi adalah tingkat dimana seseorang percaya bahwa infrastruktur organisasi dan teknis ada untuk mendukung penggunaan sistem. Dalam konsep facilitating conditions terdapat tiga variabel yang diperoleh dari penelitian- penelitian sebelumnya tentang model penerimaan dan penggunaan sistem informasi. Adapun variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perceived Behavioral Control (Persepsi Kontrol Perilaku)

Perceived behavioral control (persepsi kontrol perilaku) didefenisikan sebagai persepsi terhadap kendala internal maupun eksternal pada perilaku seseorang yang mencakup kemampuan diri, kondisi sumber daya dan teknologi yang tersedia.

2. Facilitating Condition (Kondisi yang Memfasilitasi)

Facilitating condition (kondisi yang emfasilitasi) didefenisikan sebagai faktor-faktor lingkungan yang telah diobservasi dan disetujui sabagai hal yang dapat memudahkan sesuatu untuk dilakukan.

3. Compability (Kompabilitas)

Compability (kompabilitas) didefenisikan sebagai sejauh mana inovasi dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang ada berdasarkan kebutuhan dan pengalaman seseorang.

(35)

2.3.1.5 Hedonic Motivation (Motivasi hedonis)

Hedonic motivation adalah motivas kesenangan yang berasal dari pengguna teknlogi informasi. Hedonic motivation juga dapat diartikan sebagai kesenangan yang berasal dari penggunaan teknologi. Motivasi hedonis juga berkaitan dengan pengalaman psikologis dan emosional pengguna teknologi yang dapat dipicu oleh sifat-sifat serta aspek kognitif yang dimiliki pengguna teknologi tersebut, dan telah terbukti memainkan peran penting dalam menentukan penerimaan teknologi.

2.3.1.6 Price Value (Nilai Biaya)

Price value dapat diartikan sebagai sejauh mana konsumen harus menanggung biaya yang berkaitan dengan penggunaan teknologi. Apabila manfaat yang dirasakan seseorang dalam menggunakan teknologi lebih besar daripada biaya yang harus dikeluarkan, maka akan menimbulkan dampak yang positif bagi teknologi tersebut. Sehingga akan memunculkan niat dalam diri seseorang untuk menggunakan kembali teknologi tersebut.

2.3.1.7 Habbit (Kebiasaan)

Habit dapat didefenisikan sebagai sejauh mana orang cenderung untuk melakukan perilaku otomatis. Dalam kebiasaan terdapat 3 kriteria, yaitu:

1. Perilaku masa lalu

Perilaku masa lalu mengacu pada perilaku pengguna teknologi pada masa yang lalu.

2. Perlaku refleks

Perilaku refleks merujuk pada perilaku pengguna sebagai rangkaian atau kebiasaan rutin pada kehidupan sehari-hari.

3. Pengalaman individu

Pengalaman individu mengacu pada pengalaman berdasarkan rutinitas tetap, norma pengguna, dan kebiasaan untuk menggunakan teknologi.

(36)

2.3.1.8 Behavioral Intention (Niat Perilaku)

Behavioral intention didefinisikan sebagai tingkat keinginan atau niat pengguna menggunakan sistem secara terus menerus dengan asumsi bahwa pengguna memiliki akses terhadap informasi. Seorang akan berminat menggunakan suatu teknologi informasi yang baru apabila si pengguna tersebut yakin bahwa dengan menggunakan teknologi informasi tersebut akan meningkatkan kinerjanya, dapat memudahkan pekerjaannya, selain itu pengguna teknologi informasi tersebut juga mendapatkan pengaruh lingkungan sekitarnya dalam menggunakan teknologi informasi.

2.3.1.9 Use Behavior (Perilaku Penggunaan)

Perilaku penggunaan teknologi informasi (use behavior) didefinisikan sebagai intensitas dan atau frekuensi pemakai dalam menggunakan teknologi informasi. Perilaku penggunaan teknologi informasi sangat bergantung pada evaluasi pengguna dari sistem tersebut. Suatu teknologi informasi akan digunakan apabila pemakai teknologi informasi tersebut berminat dalam menggunakan teknologi informasi tersebut karena keyakinan bahwa menggunkan teknologi informasi tersebut dapat meningkatkan kinerjanya, menggunakan teknologi informasi dapat dilakukan dengan mudah, dan pengaruh lingkungan sekitarnya dalam menggunakan teknologi informasi tersebut. Selain itu, perilaku penggunaan teknologi informasi juga dipengaruhi oleh kondisi yang memfasilitasi pemakai dalam menggunakan teknologi informasi tersebut karena apabila teknologi informasi tersebut tidak didukung oleh peralatan-peralatan, dan fasilitas-fasilitas

(37)

yang diperlukan maka penggunaan teknologi informasi tersebut tidak dapat terlaksana.

Dari uraian-uraian di atas dapat diketahuai bahwa Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) yang dikemukakan oleh Venkatesh, et al. (2003) mengulas dan mengidentifikasi delapan teori utama yang menjelaskan penerimaan dan penggunaan teknologi oleh pengguna. Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) sangat cocok untuk menjelaskan perilaku penerimaan konsumen terhadap layanan berbasis teknologi, sehingga mampu menjelaskan 70% variasi pada minat penggunaan teknologi lebih tinggi dibandingkan delapan model sebelumnya. Kemudian Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) dikembangkan oleh Vankatesh, et al. (2012) menjadi Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT 2) yang bertujuan untuk mempelajari penerimaan dan penggunaan teknologi dalam kontaks konsumen yang mencakup aspek Performance expectancy, Effort expectancy, Social influence, Facilitating conditions, Hedonic motivation, Price value, dan Habit.

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metodelogi penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan dan mengungkapkan fenmena yang terjadi berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

Menurut Erlina (2011, 20):

Penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh oleh peneliti dari subjek berupa individu, organisasiona, industri atau perspektif lain. Penelitian deskriptif dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang siapa, apa kapan, dimana dan bagaimana yang berkaitan dengan karakteristik populas atau fenomena tersebut.

Dengan metode ini, diarapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan fakta yang diperoleh.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Digital Library UNIMED yang beralamat di Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan.

(39)

3.3 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi

Populasi merupakan objek penelitian yang diperlukan dalam penelitian.

Menurut Arikunto (2006,130), “Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek penelitian”. Berdasarkan penjelasan diatas maka penelitian ini melibatkan pustakawan ataupun staf perpustakaan Digital Library UNIMED yang dianggap sebagai pengguna sistem informasi Nawalib sebanyak 36 orang.

3.2.1 Sampel

Sampel dalam penelitian adalah suatu bagian dari populasi. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Arikunto (2006:131) “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti”. Sehingga teknik penentuan sampel dalam penelitian ini yaitu total sampling yang termasuk bagian dari teknik non probability sampling yaitu teknik pengambilan samplel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, sehingga sampel berjumlah 36 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara membagikan angket kepada pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Menurut Arikunto (2006, 151), “Angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui”.

Dalam pengumpulan data penelitian, teknik yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

(40)

1. Angket, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pernyataan kepada responden.

2. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan buku, jurnal, dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Data dan Sumber Data

Data yang diteliti merupakan data yang berhubungan dengan penerimaan sistem informasi pada Digital Library UNIMED dengan menggunakan model Unified Theory of Acceptance and Use Technology 2 (UTAUT 2). Sedangkan sumber data yang diperoleh berasal dari:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang dilakukan dengan pengisian jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.

1. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari bahan kepustakaan yang digunakan untuk melengkapi data primer yang bersumber dari buku, jurnal ilmiah, artikel ilmiah, internet, dan dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Setiap penelitian membutuhkan alat untuk mengumpulkan data yang disebut dengan instrumen penelitian. Instrumen penelitian menurut Hasan (2002, 76), “Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam melakukan pengukuran, dalam hal ini alat untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian”.

(41)

Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah angket yang disusun dalam bentuk pernyataan yang memuat indikator-indikator yang dapat menjelaskan variabel penelitian.

3.1.2 Angket

Penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data angket. Angket sebagai instrumen penelitian berisi sejumlah pernyataan yang akan diisi oleh responden sebagai sumber data dan angket tersusun dalam bentuk pernyataan.

Menurut Arikunto (2006, 151), “Angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui”.

Bentuk angket yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah angket berupa pernyataan yang mengaharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif pilihan dari setiap pernyataan yang telah tersedia dan membantu responden memilih dengan cepat serta memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh pilihan angket yang telah terkumpul.

3.6.2 Kisi-Kisi Angket

Untuk membuat instrumen penelitian, diperlukan kisi-kisi yang disebut desain instrumen (layout). Kisi-kisi angket dibuat berdasarkan model penerimaan sistem informasi Unified Theory of Acceptance and Use Technology 2 (UTAUT 2).

(42)

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket

Variabel Indikator No.Item Jumlah Item

Penerimaan sistem informasi

1. Performance expectancy 2. Effort expectancy 3. Social influence 4. Facilitating conitions 5. Hedonic motivation 6. Price value

7. Habbit

1,2,3

4,5,6 7,8 9,10,11,12

13 14,15 16,17

3

3 2 4 1 2 2 Jumlah pertanyaan 17

3.7 Analisis Data

Data yang telah terkumpul akan dianalisis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif persentase atau statistik deskriptif. Menurut Erlina (2011, 93), “Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data peneltian dalam bentuk tabulasi, sehinga mudah dipahami dan diinterpretasikan”.

Data yang terkumpul dari penyebaran angket pada penelitian ini ditabulasikan dengan menyusunnya ke dalam tabel, kemudian menghitung presentasinya. Selanjutnya dianalisa untuk menghitung presentasi jawaban yang diberikan responden. Menurut Sudijono (2005, 25) rumus untuk menghitung persentase data adalah:

(43)

Keterangan:

P = Persentase F = Frekuensi

N = Jumlah responden 100% =Bilangan tetap

Penafsiran data dan hasil distribusi terhadap jawaban kuesioner dilakukan dengan menggunakan pedoman penafsiran data dikemukakan oleh Arikunto (2006, 57) sebagai berikut:

0,00% : Tidak ada

1,00% - 24,99% : Sebagian kecil 25,00% - 49,99% : Hampir setengah

50,00% : Setengah

50,01% - 74,99% : Sebagian besar 75,00% - 99,99% : Pada umumnya 100% : Seluruhnya

(44)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Gambaran Umum Digital Library Universitas Negeri Medan

UPT Perpustakaan Universitas Negeri Medan berdiri seiring dengan berdirinya Institusi induk yaitu IKIP Medan. Pada awalnya merupakan perpustakaan Fakultas FKIP USU. Pada tahun 1959 Perpustakaan dipimpin oleh Ny. Fondoh Hoeres. Pada tahun 1969 perpustakaan baru menempati gedung tersendiri dengan ukuran 800 m2 berlantai dua. Unsur pimpinan berganti pada tahun 1962 dipimpin oleh Ny. Hajani Adnan. Pada tahun 1963 beralih kepada Drs. M. Simatupang dan pada tahun 1965 pimpinan diserahkan kepada Drs. J.

Tumanggor serta pada tahun 1977 pimpinan perpustakaan dijabat oleh Drs. M.

Tambunan.

Sesuai dengan keluarnya PP 30 tahun 1980 maka status perpustakaan menjadi Unit Pelaksana Teknis, dimana Kepala UPT Perpustakaan bertanggung jawab langsung kepada Rektor dengan pembinaan sehari-hari dilakukan oleh Pembantu Rektor I.

Pada bulan Agustus 1984 Kepala Perpustakaan saat itu, Drs. M.

Tambunan, mengikuti tugas belajar ke Amerika Serikat maka perpustakaan dipimpin oleh Drs. Belling Siregar. Dan sejak bulan Mei 1986 setelah Drs. M.

Tambunan kembali dari tugas belajar kepala UPT Perpustakaan IKIP Medan kembali dipimpinnya.

(45)

Tahun 1987 UPT Perpustakaan IKIP Medan pindah ke lokasi kampus baru Jl. Willem Iskandar Pasar V Medan Estate, dengan menempati gedung seluas 3.000 m2 berlantai tiga. Karena kampus IKIP Medan menempati tiga tempat yaitu kampus lama Jl. Merbau, kampus Jl. Pelajar dan Kampus baru Jl. Willem Iskandar Pasar V maka UPT Perpustakaan mengambil kebijakan, sejak tahun 1990 membuka Perpustakaan di tiap-tiap fakultas yang ada dengan sebutan Ruang Baca Fakultas, hal ini dimasudkan untuk mendekatkan koleksi kepada pemakai perpustakaan terutama bagi pengguna yang masih jauh dari UPT Perpustakaan di kampus baru.

Pada tanggal 15 Agustus 1989, pimpinan UPT Perpustakaan IKIP Medan diserahterimakan dari Drs. M. Tambunan, MLS kepada Drs. Belling Siregar.

Pada tahun 1992 kepala perpustakaan mengikuti tugas belajar di Inggris, maka perpustakaan dipimpin oleh Dra. Ratnawati Dora, SIP sampai tahun 1994.

Setelah Drs. Belling Siregar, MLib. Selesai tugas belajar UPT Perpustakaan kembali dipimpin sampai tahun 1998. Pada tanggal 14 Juli 1998 kepala UPT Perpustakaan diserahterimakan dari Drs. Belling Siregar, M.Lib. Kepada Dra.

Ratnawati Dora, SIP hingga sekarang.

4. 2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif diguakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat berdasarkan distribusi frekuensi dan persentase dari indikator penelitian.

Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

8. Performance expectancy 9. Effort expectancy

10. Social influence

(46)

12. Hedonic motivation 13. Price value

14. Habbit

4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Performance Expectancy

Performance expectancy (ekspektasi kinerja) adalah tingkat dimana seseorang mempercayai dengan menggunakan sistem tersebut akan membantu orang tersebut untuk memperoleh keuntungan-keuntungan kinerja pada pekerjaan. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap performance expectancy pada Digital Library UNIMED dapat dilihat melalui tabel distrubusi jawaban pernyataan angket nomor 1 sampai 3.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Bermanfaat untuk Pekerjaan No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek. Persentase

(%) 1 Sistem Informasi Nawalib

bermanfaat untuk

pekerjaan saya sehari-hari

Sangat Setuju 20 57,1%

Setuju 15 42,9%

Kurang Setuju 0 0%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 35 100%

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan Sistem Informasi Nawalib bermanfaat untuk pekerjaan adalah sebanyak 20 responden (57,1%) menjawab sangat setuju dan 15 responden (42,9%) menjawab setuju.

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa seluruh (100%) pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED menyatakan bahwa Sistem Informasi Nawalib bermanfaat bagi mereka untuk pekerjaan sehari-hari.

(47)

Baik dari segi penginputan data bahan pustaka hingga memberikan layanan kepada pengguna Digital Library UNIMED.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan persentase pekerjaan Selesai Lebih Cepat No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek. Persentase

(%) 2 Menggunakan Sistem

Informasi Nawalib membantu saya

meyelesaiakan pekerjaan lebih cepat

Sangat Setuju 15 42,9%

Setuju 20 57,1%

Kurang Setuju 0 0%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 35 100%

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan dengan menggunakan Sistem Informasi Nawalib pekerjaan selesai lebih cepat adalah sebanyak 15 responden (42,9%) menjawab sangat setuju dan 20 responden (57,1%) menjawab setuju.

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa seluruh (100%) pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED menyatakan bahwa dengan menggunakan Sistem Informasi Nawalib sangat membantu menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dibandingkan dengan sistem sebelumnya. Hal ini dapat dilihat pada bagian layanan sirkulasi, dengan menggunakan Sistem Informasi Nawalib saat ini pustakawan ataupun staff Digital Library UNIMED yang bertugas tidak perlu lagi melakukan proses transaksi peminjaman, pengembalian maupun perpanjangan. Karena proses transaksi dapat dilakukan sendiri oleh pengguna dengan adanya layanan mandiri.

(48)

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Meningkatkan Produktifitas Kerja

No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek. Persentase (%) 3 Menggunakan Sistem

Informasi Nawalib dapat meningkatkan

produktifitas saya

Sangat Setuju 14 40%

Setuju 21 60%

Kurang Setuju 0 0%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 35 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan dengan menggunakan Sistem Informasi Nawalib dapat meningkatkan produktifitas kerja adalah sebanyak 14 responden (40%) menjawab sangat setuju dan 21 responden (60%) menjawab setuju.

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa seluruh (100%) pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED menyatakan bahwa dengan menggunakan Sistem Informasi Nawalib dapat meningkatkan produktifitas mereka dalam lingkungan kerja. Hal ini dikarenakan Sistem Informasi Nawalib menyediakan fitur-fitur yang memudahkan mereka unuk menyelesaikan pekerjaan sehingga lebih efisien.

4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Effort Expectancy

Effort expectancy (ekspektasi usaha) adalah tingkat kemudahan penggunaan sistem yang akan dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu) individu dalam melakukan pekerjaannya. Untuk mengetahui tanggapan

(49)

responden terhadap effort expectancy pada Digital Library UNIMED dapat dilihat melalui tabel distrubusi jawaban pernyataan angket nomor 4 sampai 6.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Mudah Dipelajari

No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek. Persentase (%) 4 Pengoperasian Sistem

Informasi Nawalib mudah untuk dipelajari

Sangat Setuju 17 48,6%

Setuju 15 42,9%

Kurang Setuju 3 8,5%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 35 100%

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan Sistem Informasi Nawalib mudah dipelajari adalah sebanyak 17 responden (48,6%) menjawab sangat setuju, 15 responden (42,9%) menjawab setuju, dan 3 responden (8,5%) menjawab kurang setuju.

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya (91,5%) pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED menyatakan bahwa pengoperasian Sistem Informasi Nawalib mudah untuk dipelajari dan sebagan kecil (8,5%) menyatakan pengoperasian Sistem Informasi Nawalib sulit untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan adanya pelatihan yang dilaksanakan saat pertama kali diterapkan pada Digital Library UNIMED tentu saja pelatihan tersebut dilakukan berdasarkan buku panduan bagimana cara pengoperasian sistem.

(50)

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Mudah Digunakan

No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek. Persentase (%) 5 Sistem Informasi Nawalib

mudah digunakan

Sangat Setuju 18 51,4%

Setuju 15 42,9%

Kurang Setuju 2 5,7%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 35 100%

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan Sistem Informasi Nawalib mudah digunakan adalah sebanyak 18 responden (51,4%) menjawab sangat setuju, 15 responden (42,9%) menjawab setuju, dan 2 responden (5,7%) menjawab kurang setuju.

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya (94,3%) pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED menyatakan bahwa Sistem Informasi Nawalib mudah digunakan dan sebagian kecil (5,7%) menyatakan sulit digunakan. Hal ini dikarenakan modul-modul yang terdapat dalam Sistem Informasi Nawalib tidak jauh berbeda dengan modul- modul pada sistem sebelumnya, namun dalam tiap modul tentu saja terdapat perbedaan seperti penambahan menu maupun langkah-langkah dalam menjalankan sistem.

Gambar

Gambar 2.1 Lima Komponen Sistem Informasi
Tabel 2.1 Teori-teori konstruk yang mendasari Model Unified  Theory of Acceptance and Use of Technology
Gambar 2.2 Model Unified Theory of Acceptance and  Use Technology 2 (UTAUT 2)
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Penerimaan Pengguna Akhir Terhadap Penerapan Sistem E-Learning Dengan Menggunakan Pendekatan Techology Accaptance Model (TAM) DI SMA N 1

Skripsi berjudul Analisis Penerimaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Elektronik ( Simpustronik ) dengan Pendekatan Technology Acceptance Model ( TAM ) pada Petugas

Analisis Penerimaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) pada Petugas Poli Rawat Jalan di RSU

Oleh karena itu, peneliti menggunakan model TAM yang dihasilkan oleh Money dan Turner (2004) yang terdiri dari perceived usefulness , perceived ease of use ,

Dengan demikian penelitian ini berjudul “ Analisis Penerimaan Aplikasi Sistem Informasi Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (Studi Kasus Pada Sistem Informasi