• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Model Penerimaan Sistem Informasi

2.3.1 Unified Theory of Acceptance and Use Technology 2 (UTAUT 2)

2.3.1.6 Price Value (Nilai Biaya)

Price value dapat diartikan sebagai sejauh mana konsumen harus menanggung biaya yang berkaitan dengan penggunaan teknologi. Apabila manfaat yang dirasakan seseorang dalam menggunakan teknologi lebih besar daripada biaya yang harus dikeluarkan, maka akan menimbulkan dampak yang positif bagi teknologi tersebut. Sehingga akan memunculkan niat dalam diri seseorang untuk menggunakan kembali teknologi tersebut.

2.3.1.7 Habbit (Kebiasaan)

Habit dapat didefenisikan sebagai sejauh mana orang cenderung untuk melakukan perilaku otomatis. Dalam kebiasaan terdapat 3 kriteria, yaitu:

1. Perilaku masa lalu

Perilaku masa lalu mengacu pada perilaku pengguna teknologi pada masa yang lalu.

2. Perlaku refleks

Perilaku refleks merujuk pada perilaku pengguna sebagai rangkaian atau kebiasaan rutin pada kehidupan sehari-hari.

3. Pengalaman individu

Pengalaman individu mengacu pada pengalaman berdasarkan rutinitas tetap, norma pengguna, dan kebiasaan untuk menggunakan teknologi.

2.3.1.8 Behavioral Intention (Niat Perilaku)

Behavioral intention didefinisikan sebagai tingkat keinginan atau niat pengguna menggunakan sistem secara terus menerus dengan asumsi bahwa pengguna memiliki akses terhadap informasi. Seorang akan berminat menggunakan suatu teknologi informasi yang baru apabila si pengguna tersebut yakin bahwa dengan menggunakan teknologi informasi tersebut akan meningkatkan kinerjanya, dapat memudahkan pekerjaannya, selain itu pengguna teknologi informasi tersebut juga mendapatkan pengaruh lingkungan sekitarnya dalam menggunakan teknologi informasi.

2.3.1.9 Use Behavior (Perilaku Penggunaan)

Perilaku penggunaan teknologi informasi (use behavior) didefinisikan sebagai intensitas dan atau frekuensi pemakai dalam menggunakan teknologi informasi. Perilaku penggunaan teknologi informasi sangat bergantung pada evaluasi pengguna dari sistem tersebut. Suatu teknologi informasi akan digunakan apabila pemakai teknologi informasi tersebut berminat dalam menggunakan teknologi informasi tersebut karena keyakinan bahwa menggunkan teknologi informasi tersebut dapat meningkatkan kinerjanya, menggunakan teknologi informasi dapat dilakukan dengan mudah, dan pengaruh lingkungan sekitarnya dalam menggunakan teknologi informasi tersebut. Selain itu, perilaku penggunaan teknologi informasi juga dipengaruhi oleh kondisi yang memfasilitasi pemakai dalam menggunakan teknologi informasi tersebut karena apabila teknologi informasi tersebut tidak didukung oleh peralatan-peralatan, dan fasilitas-fasilitas

yang diperlukan maka penggunaan teknologi informasi tersebut tidak dapat terlaksana.

Dari uraian-uraian di atas dapat diketahuai bahwa Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) yang dikemukakan oleh Venkatesh, et al. (2003) mengulas dan mengidentifikasi delapan teori utama yang menjelaskan penerimaan dan penggunaan teknologi oleh pengguna. Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) sangat cocok untuk menjelaskan perilaku penerimaan konsumen terhadap layanan berbasis teknologi, sehingga mampu menjelaskan 70% variasi pada minat penggunaan teknologi lebih tinggi dibandingkan delapan model sebelumnya. Kemudian Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) dikembangkan oleh Vankatesh, et al. (2012) menjadi Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT 2) yang bertujuan untuk mempelajari penerimaan dan penggunaan teknologi dalam kontaks konsumen yang mencakup aspek Performance expectancy, Effort expectancy, Social influence, Facilitating conditions, Hedonic motivation, Price value, dan Habit.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metodelogi penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan dan mengungkapkan fenmena yang terjadi berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

Menurut Erlina (2011, 20):

Penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh oleh peneliti dari subjek berupa individu, organisasiona, industri atau perspektif lain. Penelitian deskriptif dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang siapa, apa kapan, dimana dan bagaimana yang berkaitan dengan karakteristik populas atau fenomena tersebut.

Dengan metode ini, diarapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan fakta yang diperoleh.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Digital Library UNIMED yang beralamat di Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan.

3.3 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi

Populasi merupakan objek penelitian yang diperlukan dalam penelitian.

Menurut Arikunto (2006,130), “Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek penelitian”. Berdasarkan penjelasan diatas maka penelitian ini melibatkan pustakawan ataupun staf perpustakaan Digital Library UNIMED yang dianggap sebagai pengguna sistem informasi Nawalib sebanyak 36 orang.

3.2.1 Sampel

Sampel dalam penelitian adalah suatu bagian dari populasi. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Arikunto (2006:131) “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti”. Sehingga teknik penentuan sampel dalam penelitian ini yaitu total sampling yang termasuk bagian dari teknik non probability sampling yaitu teknik pengambilan samplel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, sehingga sampel berjumlah 36 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara membagikan angket kepada pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Menurut Arikunto (2006, 151), “Angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui”.

Dalam pengumpulan data penelitian, teknik yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Angket, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pernyataan kepada responden.

2. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan buku, jurnal, dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Data dan Sumber Data

Data yang diteliti merupakan data yang berhubungan dengan penerimaan sistem informasi pada Digital Library UNIMED dengan menggunakan model Unified Theory of Acceptance and Use Technology 2 (UTAUT 2). Sedangkan sumber data yang diperoleh berasal dari:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang dilakukan dengan pengisian jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.

1. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari bahan kepustakaan yang digunakan untuk melengkapi data primer yang bersumber dari buku, jurnal ilmiah, artikel ilmiah, internet, dan dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Setiap penelitian membutuhkan alat untuk mengumpulkan data yang disebut dengan instrumen penelitian. Instrumen penelitian menurut Hasan (2002, 76), “Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam melakukan pengukuran, dalam hal ini alat untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian”.

Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah angket yang disusun dalam bentuk pernyataan yang memuat indikator-indikator yang dapat menjelaskan variabel penelitian.

3.1.2 Angket

Penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data angket. Angket sebagai instrumen penelitian berisi sejumlah pernyataan yang akan diisi oleh responden sebagai sumber data dan angket tersusun dalam bentuk pernyataan.

Menurut Arikunto (2006, 151), “Angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui”.

Bentuk angket yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah angket berupa pernyataan yang mengaharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif pilihan dari setiap pernyataan yang telah tersedia dan membantu responden memilih dengan cepat serta memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh pilihan angket yang telah terkumpul.

3.6.2 Kisi-Kisi Angket

Untuk membuat instrumen penelitian, diperlukan kisi-kisi yang disebut desain instrumen (layout). Kisi-kisi angket dibuat berdasarkan model penerimaan sistem informasi Unified Theory of Acceptance and Use Technology 2 (UTAUT 2).

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket

Variabel Indikator No.Item Jumlah Item

Penerimaan

Data yang telah terkumpul akan dianalisis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif persentase atau statistik deskriptif. Menurut Erlina (2011, 93), “Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data peneltian dalam bentuk tabulasi, sehinga mudah dipahami dan diinterpretasikan”.

Data yang terkumpul dari penyebaran angket pada penelitian ini ditabulasikan dengan menyusunnya ke dalam tabel, kemudian menghitung presentasinya. Selanjutnya dianalisa untuk menghitung presentasi jawaban yang diberikan responden. Menurut Sudijono (2005, 25) rumus untuk menghitung persentase data adalah:

Keterangan:

P = Persentase F = Frekuensi

N = Jumlah responden 100% =Bilangan tetap

Penafsiran data dan hasil distribusi terhadap jawaban kuesioner dilakukan dengan menggunakan pedoman penafsiran data dikemukakan oleh Arikunto (2006, 57) sebagai berikut:

0,00% : Tidak ada

1,00% - 24,99% : Sebagian kecil 25,00% - 49,99% : Hampir setengah

50,00% : Setengah

50,01% - 74,99% : Sebagian besar 75,00% - 99,99% : Pada umumnya 100% : Seluruhnya

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Gambaran Umum Digital Library Universitas Negeri Medan

UPT Perpustakaan Universitas Negeri Medan berdiri seiring dengan berdirinya Institusi induk yaitu IKIP Medan. Pada awalnya merupakan perpustakaan Fakultas FKIP USU. Pada tahun 1959 Perpustakaan dipimpin oleh Ny. Fondoh Hoeres. Pada tahun 1969 perpustakaan baru menempati gedung tersendiri dengan ukuran 800 m2 berlantai dua. Unsur pimpinan berganti pada tahun 1962 dipimpin oleh Ny. Hajani Adnan. Pada tahun 1963 beralih kepada Drs. M. Simatupang dan pada tahun 1965 pimpinan diserahkan kepada Drs. J.

Tumanggor serta pada tahun 1977 pimpinan perpustakaan dijabat oleh Drs. M.

Tambunan.

Sesuai dengan keluarnya PP 30 tahun 1980 maka status perpustakaan menjadi Unit Pelaksana Teknis, dimana Kepala UPT Perpustakaan bertanggung jawab langsung kepada Rektor dengan pembinaan sehari-hari dilakukan oleh Pembantu Rektor I.

Pada bulan Agustus 1984 Kepala Perpustakaan saat itu, Drs. M.

Tambunan, mengikuti tugas belajar ke Amerika Serikat maka perpustakaan dipimpin oleh Drs. Belling Siregar. Dan sejak bulan Mei 1986 setelah Drs. M.

Tambunan kembali dari tugas belajar kepala UPT Perpustakaan IKIP Medan kembali dipimpinnya.

Tahun 1987 UPT Perpustakaan IKIP Medan pindah ke lokasi kampus baru Jl. Willem Iskandar Pasar V Medan Estate, dengan menempati gedung seluas 3.000 m2 berlantai tiga. Karena kampus IKIP Medan menempati tiga tempat yaitu kampus lama Jl. Merbau, kampus Jl. Pelajar dan Kampus baru Jl. Willem Iskandar Pasar V maka UPT Perpustakaan mengambil kebijakan, sejak tahun 1990 membuka Perpustakaan di tiap-tiap fakultas yang ada dengan sebutan Ruang Baca Fakultas, hal ini dimasudkan untuk mendekatkan koleksi kepada pemakai perpustakaan terutama bagi pengguna yang masih jauh dari UPT Perpustakaan di kampus baru.

Pada tanggal 15 Agustus 1989, pimpinan UPT Perpustakaan IKIP Medan diserahterimakan dari Drs. M. Tambunan, MLS kepada Drs. Belling Siregar.

Pada tahun 1992 kepala perpustakaan mengikuti tugas belajar di Inggris, maka perpustakaan dipimpin oleh Dra. Ratnawati Dora, SIP sampai tahun 1994.

Setelah Drs. Belling Siregar, MLib. Selesai tugas belajar UPT Perpustakaan kembali dipimpin sampai tahun 1998. Pada tanggal 14 Juli 1998 kepala UPT Perpustakaan diserahterimakan dari Drs. Belling Siregar, M.Lib. Kepada Dra.

Ratnawati Dora, SIP hingga sekarang.

4. 2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif diguakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat berdasarkan distribusi frekuensi dan persentase dari indikator penelitian.

Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

8. Performance expectancy 9. Effort expectancy

10. Social influence

12. Hedonic motivation 13. Price value

14. Habbit

4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Performance Expectancy

Performance expectancy (ekspektasi kinerja) adalah tingkat dimana seseorang mempercayai dengan menggunakan sistem tersebut akan membantu orang tersebut untuk memperoleh keuntungan-keuntungan kinerja pada pekerjaan. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap performance expectancy pada Digital Library UNIMED dapat dilihat melalui tabel distrubusi jawaban pernyataan angket nomor 1 sampai 3.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Bermanfaat untuk Pekerjaan No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek. Persentase

(%) 1 Sistem Informasi Nawalib

bermanfaat untuk

pekerjaan saya sehari-hari

Sangat Setuju 20 57,1%

Setuju 15 42,9%

Kurang Setuju 0 0%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 35 100%

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan Sistem Informasi Nawalib bermanfaat untuk pekerjaan adalah sebanyak 20 responden (57,1%) menjawab sangat setuju dan 15 responden (42,9%) menjawab setuju.

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa seluruh (100%) pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED menyatakan bahwa Sistem Informasi Nawalib bermanfaat bagi mereka untuk pekerjaan sehari-hari.

Baik dari segi penginputan data bahan pustaka hingga memberikan layanan kepada pengguna Digital Library UNIMED.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan persentase pekerjaan Selesai Lebih Cepat No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek. Persentase

(%) 2 Menggunakan Sistem

Informasi Nawalib membantu saya

meyelesaiakan pekerjaan lebih cepat

Sangat Setuju 15 42,9%

Setuju 20 57,1%

Kurang Setuju 0 0%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 35 100%

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan dengan menggunakan Sistem Informasi Nawalib pekerjaan selesai lebih cepat adalah sebanyak 15 responden (42,9%) menjawab sangat setuju dan 20 responden (57,1%) menjawab setuju.

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa seluruh (100%) pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED menyatakan bahwa dengan menggunakan Sistem Informasi Nawalib sangat membantu menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dibandingkan dengan sistem sebelumnya. Hal ini dapat dilihat pada bagian layanan sirkulasi, dengan menggunakan Sistem Informasi Nawalib saat ini pustakawan ataupun staff Digital Library UNIMED yang bertugas tidak perlu lagi melakukan proses transaksi peminjaman, pengembalian maupun perpanjangan. Karena proses transaksi dapat dilakukan sendiri oleh pengguna dengan adanya layanan mandiri.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Meningkatkan Produktifitas Kerja

No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek. Persentase (%) 3 Menggunakan Sistem

Informasi Nawalib dapat meningkatkan

produktifitas saya

Sangat Setuju 14 40%

Setuju 21 60%

Kurang Setuju 0 0%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 35 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan dengan menggunakan Sistem Informasi Nawalib dapat meningkatkan produktifitas kerja adalah sebanyak 14 responden (40%) menjawab sangat setuju dan 21 responden (60%) menjawab setuju.

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa seluruh (100%) pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED menyatakan bahwa dengan menggunakan Sistem Informasi Nawalib dapat meningkatkan produktifitas mereka dalam lingkungan kerja. Hal ini dikarenakan Sistem Informasi Nawalib menyediakan fitur-fitur yang memudahkan mereka unuk menyelesaikan pekerjaan sehingga lebih efisien.

4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Effort Expectancy

Effort expectancy (ekspektasi usaha) adalah tingkat kemudahan penggunaan sistem yang akan dapat mengurangi upaya (tenaga dan waktu) individu dalam melakukan pekerjaannya. Untuk mengetahui tanggapan

responden terhadap effort expectancy pada Digital Library UNIMED dapat dilihat melalui tabel distrubusi jawaban pernyataan angket nomor 4 sampai 6.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Mudah Dipelajari

No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek. Persentase (%) 4 Pengoperasian Sistem

Informasi Nawalib mudah untuk dipelajari

Sangat Setuju 17 48,6%

Setuju 15 42,9%

Kurang Setuju 3 8,5%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 35 100%

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan Sistem Informasi Nawalib mudah dipelajari adalah sebanyak 17 responden (48,6%) menjawab sangat setuju, 15 responden (42,9%) menjawab setuju, dan 3 responden (8,5%) menjawab kurang setuju.

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya (91,5%) pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED menyatakan bahwa pengoperasian Sistem Informasi Nawalib mudah untuk dipelajari dan sebagan kecil (8,5%) menyatakan pengoperasian Sistem Informasi Nawalib sulit untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan adanya pelatihan yang dilaksanakan saat pertama kali diterapkan pada Digital Library UNIMED tentu saja pelatihan tersebut dilakukan berdasarkan buku panduan bagimana cara pengoperasian sistem.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Mudah Digunakan

No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek. Persentase (%) 5 Sistem Informasi Nawalib

mudah digunakan

Sangat Setuju 18 51,4%

Setuju 15 42,9%

Kurang Setuju 2 5,7%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 35 100%

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan Sistem Informasi Nawalib mudah digunakan adalah sebanyak 18 responden (51,4%) menjawab sangat setuju, 15 responden (42,9%) menjawab setuju, dan 2 responden (5,7%) menjawab kurang setuju.

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya (94,3%) pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED menyatakan bahwa Sistem Informasi Nawalib mudah digunakan dan sebagian kecil (5,7%) menyatakan sulit digunakan. Hal ini dikarenakan modul-modul yang terdapat dalam Sistem Informasi Nawalib tidak jauh berbeda dengan modul-modul pada sistem sebelumnya, namun dalam tiap modul-modul tentu saja terdapat perbedaan seperti penambahan menu maupun langkah-langkah dalam menjalankan sistem.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Memahami Cara Menggunakan

No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek. Persentase (%) 6 Saya paham bagaimana

cara menggunakan Sistem Informasi Nawalib

Sangat Setuju 18 51,4%

Setuju 17 48,6%

Kurang Setuju 0 0%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 35 100%

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan memahami bagaimana cara menggunakan Sistem Informasi Nawalib adalah sebanyak 18 responden (51,4%) menjawab sangat setuju dan 17 responden (48,6%) menjawab setuju.

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa seluuruh (100%) pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED menyatakan bahwa mereka paham bagaimana cara menggunakan Sistem Informasi Nawalib. Hal ini dikarenakan buku panduan yang dibuat sudah sangat menjelaskan bagaimana cara-cara menggunakan sistem, mulai dari tahap login, penginputan data pada setiap modul, hingga pembuatan laporan.

4.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Social Influence

Social influence (faktor sosial) adalah tingkat dimana seorang individu menganggap bahwa orang lain menyakinkan dirinya bahwa dia harus menggunakan sistem baru. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap social influence pada Digital Library UNIMED dapat dilihat melalui tabel

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pengaruh Atasan atau Rekan Kerja

No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek. Persentase (%) 7 Pengaruh dari atasan/rekan

kerja mendorong saya untuk menggunakan Sistem Informasi Nawalib

Sangat Setuju 18 51,4%

Setuju 17 48,6%

Kurang Setuju 0 0%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 35 100%

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan adanya pengaruh atasan atau rekan kerja untuk menggunakan Sistem Informasi Nawalib adalah sebanyak 18 responden (51,43%) menjawab sangat setuju dan 17 responden (48,57%) menjawab setuju.

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa seluruh (100%) pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED menyatakan bahwa adanya pengaruh dari atasan maupun rekan kerja yang mendorong mereka untuk menggunakan Sistem Informasi Nawalib. Hal ini dikarenakan dorongan atau dukungan dari atasan maupun rekan kerja berpengaruh terhadap motivasi mereka dalam menggunakan sistem, dengan kata lain Sistem Informasi Nawalib merupakan sistem yang sesuai dengan kebutuhan mereka serta memiliki nilai lebih dibandingkan dengan sistem sebelumnya sehingga terdapat dorongan untuk menggunakan sistem tersebut.

Tabel 4.8 Distribusi Dukungan Perpustakaan

No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek. Persentase (%) 8 Secara umum,

perpustakaan mendukung penggunaan Sistem Informasi Nawalib

Sangat Setuju 8 22,8%

Setuju 24 68,6%

Kurang Setuju 2 5,7%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 1 2,9%

Total 35 100%

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan perpustakaan mendukung penggunaan Sistem Informasi Nawalib adalah sebanyak 8 responden (22,9%) menjawab sangat setuju, 24 responden (68,6%) menjawab setuju, 2 responden (5,8%) menjawab Kurang Setuju, dan 1 responden (2,9%) menjawab sangat tidak setuju.

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya (91,4%) pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED menyatakan bahwa perpustakaan mendukung penggunaan Sistem Informasi Nawalib dan sebagian kecil (8,5%) menyatakan perpustkaan tidak mendukung penggunaan Sistem Informasi Nawalib. Dukungan penuh dari pihak perpustakaan dalam menerapkan sistem yang baru sangat diperlukan, hal ini dikarenakan apabila pihak perpustakaan telah mendukung maka dapat diartikan bahwa perpustakaan telah setuju untuk menerapkan sistem dan mampu menanggung segala keperluan yang dibutuhkan selama sistem tersebut diterapkan, seperti dana maupun peralatan yang dibutuhkan untuk menukung penerapan sistem.

4.2.4 Tanggapan Responden Terhadap Facilitating Conditions

Facilitating conditions (kondisi yang memfasilitasi) adalah tingkat dimana seseorang percaya bahwa infrastruktur organisasi dan teknis ada untuk mendukung penggunaan sistem. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap facilitating conditions pada Digital Library UNIMED dapat dilihat melalui tabel distrubusi jawaban pernyataan angket 9 sampai 12.

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Sumber Daya yang Diperlukan

No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek. Persentase (%) 9 Perpustakaan

menyediakan sumber daya yang diperlukan (seperti:

komputer, internet, dan alat pendukung lainnya) untuk menggunakan Sistem Informasi Nawalib

Sangat Setuju 25 71,4%

Setuju 10 28,6%

Kurang Setuju 0 0%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 35 100%

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan perpustakaan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk menggunakan Sistem Informasi Nawalib adalah sebanyak 25 responden (71,4%) menjawab sangat setuju dan 10 responden (28,6%) menjawab setuju.

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa seluruh (100%) pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED menyatakan bahwa perpustakaan menyediakan sumberdaya yang diperlukan untuk mendukung

Sistem Informasi Nawalib berjlan dengan baik, seperti komputer, internet, alat scan, dan alat pendukung lainnya.

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan yang Diperlukan

No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek. Persentase (%) 10 Saya memiliki

pengetahuan yang diperlukan untuk menggunakan Sistem Informasi Nawalib

Sangat Setuju 16 45,7%

Setuju 18 51,4%

Kurang Setuju 1 2,9%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 35 100%

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan pustakawan ataupun pegawai memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk menggunakan Sistem Informasi Nawalib adalah sebanyak 16 responden (45,7%) menjawab sangat setuju, 18 responden (51,4%) menjawab setuju, dan 1 responden (2,9%) menjawab kurang setuju.

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya (97,1%) pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED menyatakan bahwa mereka memiliki pengetahuan untuk menggunakan sistem dan sebagian kecil (2,9%) menyatakan tidak memiliki pengetahuan untuk menggunakan sistem. Hal ini dikarenakan pengetahuan dasar dalam mengoperasikan komputer merupakan adalah kunci utama agar dapat dengan mudah memahami bagaimana cara menggunakan sebuah sistem informasi.

Apabila pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED sulit mengoperasikan

komputer maka sulit pula bagi mereka untuk dapat dengan cepat paham bagaimana cara menggunakan sistem informasi yang diterapkan.

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kompatibel dengan Perangkat yang Digunakan

No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek. Persentase (%) 11 Sistem Informasi Nawalib

kompatibel dengan perangkat yang saya gunakan

Sangat Setuju 16 45,7%

Setuju 19 54,3%

Kurang Setuju 0 0%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 35 100%

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan Sistem Informasi Nawalib kompetible dengan perangkat yang digunakan adalah sebanyak 16 responden (45,7%) menjawab sangat setuju dan 19 responden (54,3%) menjawab setuju.

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada seluruh (100%) pustakawan ataupun staf Digital Library UNIMED menyatakan bahwa Sitem Informasi Nawalib kompatibel dengan perangkat yang mereka gunakan pada Digital Library UNIMED. Apabila perangkat yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan untuk menerapkan sistem maka sistem akan dengan mudah berjalan atau dioperasikan melalui perangkat yang digunakan.

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi dan Persentase Memperoleh Bantuan saat Mengalami Kesulitan

No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek. Persentase (%) 12 Rekan kerja membantu

No Pernyataan Pilihan Jawaban Frek. Persentase (%) 12 Rekan kerja membantu