• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal di negara-negara maju baru mulai ada di Indonesia sejak 1995, dan mulai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dikenal di negara-negara maju baru mulai ada di Indonesia sejak 1995, dan mulai"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hingga saat ini, menabung hampir selalu dikaitkan dengan menyimpan dana di bank dalam bentuk tabungan dan deposito mungkin lebih dari 90% masyarakat Indonesia yang memiliki kemampuan menabung belum mengenal cara lain selain cara di atas. Saat ini sudah ada cara lain untuk menabung seperti Reksadana. Reksadana yang sudah sangat dikenal di negara-negara maju baru mulai ada di Indonesia sejak 1995, dan mulai berkembang cukup pesat sejak 1996.1

Berhadapan dengan keinginan untuk terlibat dalam gaya hidup modern, lahan investasi yang dipilih adalah yang mencerminkan kemoderenan. Bahkan, mereka yang mahir atau mengerti menajemen keuangan akan menyusun portofolio atas kekayaannya. Tidak jarang mereka yang punya banyak harta tapi kurang mengerti strategi pengamanannya atau mereka yang tidak memiliki waktu untuk mengelolanya, berani menyewa ahli portofolio semacam konsultan keuangan keluarga.2

Tanpa melakukan sesuatu terhadap kekayaan, sebenarnya akan terjadi penyusutan atas kekayaan tersebut. Penyusutan ini bisa terjadi secara alami dan secara relatif. Penyusutan secara alami terjadi karena tingginya angka inflasi di Indonesia. Kalau tingkat inflasi ini sekitar 10% setiap tahun,berarti tingkat kekayaan akan menyusut 10% juga akibat reaksi terhadap naiknya harga-harga sebesar 10%. Di Indonesia penyusutan secara alami ini masih dipercepat dengan dikaitkannya (secara informal) rupiah terhadap dollar AS. Pukul rata, per tahun nilai rupiah akan merosot 5% terhadap dollar AS. Dengan

1 Eko Priyo Pratomo, Ubaidillah Nugraha, Reksadana Solusi Perencanaan investasi di Era Modern, ( Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001 ), Prolog hlm. XXV

2 Widoatmodjo Sawidji, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, ( Jakarta: PT. Jurnalindo Aksara Grafika, 1996 ), hlm.1

(2)

demikian, daya beli rupiah akan merosot dua kali (akibat inflasi dan depresiasi). Secara kasar, total kekayaan masyarakat dalam rupiah akan merosot secara alami sekitar 15% per tahun. Penyusutan secara relatif adalah hilangnya kesempatan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi atas pilihan investasi tertentu, karena ada alat investasi lain yang lebih menguntungkan. Sebagai contoh, investar saham relatif merugi dibanding investor deposito perbankan,kalau suku bunga deposito lebih tinggi dari total capital gain dan deviden.3

Reksa Dana merupakan salah satu tiang strategi dari Cetak Biru Pasar Modal Indonesia. Bila pengembangan infrastruktur dan kepastian hukum merupakan “bagian stabilitas” dan “pertumbuhan” dari Trilogi Pembangunan Pasar Modal, maka Reksa Dana adalah merupakan bagian “Pemerataan” dari trilogi tersebut karena melalui Reksa Dana, para pemodal kecil dapat menikmati manfaat dan peragaman (diversifikasi) dari portofolio Reksa Dana. Peragaman mana selama ini merupakan impian belaka karena kecilnya dana investasi mereka. Reksa Dana merupakan unsur penting bagi pengembangan “ketahanan nasional” di pasar modal Indonesia. Karena Reksa Dana merupakan wadah untuk menghimpun dana masyarakat pemodal yang dapat mengurangi peranan modal asing. Seperti diketahui, bila aktivitas perdagangan di bursa efek masih sangat dipengaruhi oleh pemodal asing, maka kondisi ketahanan pasar modal Indonesia juga berada ditangan mereka. Reksa Dana sangat dibutuhkan oleh Indonesia, bukan hanya oleh masyarakat pasar modal saja, karena Reksa Dana mendukung keberhasilan Trilogi Pembangunan dan Ketahanan Nasional Pasar Modal Indonesia.4

Keberadaan Reksa Dana juga akan mengubah pola menabung menjadi pola berinvestasi. Menabung berbeda dengan berinvestasi dalam hal perencanaan dan

3 Ibid. hlm.2

(3)

tersedianya alternatif pilihan instrumen investasi. Berbeda dari kebiasaan masyarakat yang hanya mengenal tabungan dan deposito, berinvestasi memiliki unsur perencanaan, seperti menentukan untuk apa dana tabungan akan digunakan di masa depan, berapa lama jangka waktu yang dibutuhkan, pilihan jenis instumen investasi apa yang tersedia, bagaimana risiko dari masing-masing instrumen dan bagaimana dana yang tersedia akan dialokasikan pada instrumen-instrumen yang dipilih. Di negara maju, istilah “Saving plan” (perencanaan tabungan) sudah menjadi bagian dari pola berinvestasi individu. Kini dengan adanya Reksa Dana, masyarakat juga memiliki kesempatan merencanakan tabungan/investasinya untuk kebutuhan masa depan secara lebih baik dengan memanfaatkan berbagai instrumen investasi yang sebelumnya sulit dijangkau seperti saham, obligasi, dan instrumen lainnya yang memiliki potensi keuntungan jangka panjang yang lebih baik dari tabungan dan deposito. Tetapi jangan menyalahartikan keberadaan Reksa Dana sebagai pengganti peran tabungan dan deposito. Reksa Dana menjadi pelengkap/komplemen cara berinvestasi yang lebih mudah bagi masyarakat. Reksa Dana bukanlah suatu jenis instrumen investasi yang dikeluarkan oleh bank atau perusahaan. Reksa Dana adalah wadah sekaligus wahana sekaligus dan “kenderaan” investasi bagi masyarakat yang ingin berinvestasi pada instrumen investasi seperti saham, obligasi, dan bahkan juga berinvestasi ke dalam deposito.5

Pasar modal dimaksudkan sebagai wahana untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan. Fungsi strategis dan penting pasar modal membuat pemerintah amat berkepentingan atas perkembangan dan kemajuan pasar modal, karena berpotensi untuk penghimpunan dana secara masif, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbesar volume pembangunan. Segenap upaya dilakukan pemerintah untuk memasyarakatkan

(4)

pasar modal, sehingga masyarakat tergerak berinvestasi di pasar modal dengan membeli sejumlah efek dari perusahaan-perusahaan. Pemilikan efek perusahaan-perusahaan oleh masyarakat ternyata memberi harapan dan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan sebagai dampak positif dari kinerja perusahaan.6

Investor pada umumnya melakukan aktivitas investasi dengan maksud untuk memperoleh return yang lebih besar daripada risiko yang dihadapinya serta lebih tinggi dari investasi pada aset yang bebas risiko. Investasi pada aset yang bebas risiko menjadi standar minimal dari apa yang akan diperoleh jika melakukan investasi pada saham. Tentu saja tujuan akhir dari investor melakukan investasi pada saham adalah untuk meningkatkan kemakmuran hidupnya. Untuk itu para investor harus mengelola dananya secara efektif dengan berusaha membeli saham-saham dengan risiko yang masih dapat diterima sehingga return yang akan diterima masih melebihi risiko yang dihadapi. Untuk meminimalkan risiko pada investasi, seorang investor harus sering melakukan diversifikasi dalam investasi mereka. Investor mengkombinasikan berbagai sekuritas dalam investasi untuk meminimalkan risiko yang kemungkinan akan muncul. Diversifikasi pada investasi membuat investor dapat meminimalkan risiko dengan tetap memperhatikan return yang diterima. Salah satu bentuk nyata diversifikasi risiko adalah Reksa Dana.7

Investasi pada reksa dana memenuhi prinsip investasi, yaitu: jangan menaruh semua telur di dalam satu keranjang. Hal ini dikarenakan pada prinsipnya, investasi pada reksa dana adalah melakukan investasi yang menyebar (diversifikasi) pada sejumlah alat investasi yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang, seperti saham, obligasi, commercial paper dan sebagainya. Reksa Dana sendiri merupakan sertifikat yang

6 M. Irsan Nasaruddin, Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, ( Jakarta: Penerbit Prenada Media, 2004 ), hlm.1-2

(5)

menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah uang kepada pengelola reksa dana (disebut manajer investasi), untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar uang atau pasar modal sesuai dengan kebijakan investasi yang telah ditetapkan.8

Memang terdapat kecenderungan lembaga perbankan kini menawarkan berbagai produk asuransi dan Reksa Dana, tetapi hakikatnya dalam produk tersebut, bank yang bersangkutan hanya berfungsi sebagai agen/distributor/mediasi produk asuransi dan Reksa Dana. Dengan kata lain, produk-produk asuransi dan Reksa Dana itu bukan produk bank yang bersangkutan. Walaupun diakui adanya desakan untuk menggeser fungsi bank yang kini sebagai intermediary murni menjadi universal banking, namun hal ini perlu kajian lebih mendalam, khususnya untuk mengubah dan menetapkan regulasi yang tepat.9

Pertumbuhan Reksa Dana yang berhasil dihimpun oleh perbankan maupun lembaga keuangan lainnya memperlihatkan angka yang sangat signifikan. Diperkirakan, ( kalau krisis ekonomi global tidak bertambah parah ), reksa dana yang akan dihimpun oleh perbankan dan lembaga keuangan lainnya di Indonesia pada tahun 2009 ini akan bisa mencapai Rp 90 Milyar lebih, pada tahun 2008 saja sudah mencapai angka Rp 80 Milyar lebih. Besarnya angka tersebut, menunjukkan bahwa Reksa Dana merupakan salah satu produk investasi yang sangat diminati dan disukai oleh masyarakat pemodal (para investor) untuk menanamkan modalnya pada salah satu jenis-jenis produk investasi ini. Hal ini juga membawa dampak positif bagi perkembangan investasi di Indonesia dan dapat membantu pemerintah untuk menjalankan pembangunan nasional.

Perbankan sebagai agen/distributor/mediasi dalam produk reksa dana memainkan peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan reksa dana. Namun, para pemodal (investor) yang menggunakan jasa perbankan untuk menanamkan modalnya

8 Ibid. hlm.4

9 Try Widiyono, Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Perbankan di Indonesia, ( Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2006 ), hlm.1

(6)

melalui reksa dana ini tidak terlepas dari berbagai risiko yang akan/sedang dialami investor tersebut.10 Misalnya, salah satu risiko bank tersebut adalah tindakan manajer investasi dan bank kustodian serta perusahaan efek yang merugikan para investor tersebut. Dalam hal inilah Hukum berperan sangat penting dalam menangani risiko di atas, selain campur tangan pemerintah, terutama melalui Bank Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Modal.

Kasus Bank yang tidak dapat mengembalikan/mempertanggungjawabkan dana investor dan nasabahnya sudah banyak terjadi sampai saat ini. Ketiadaan sistem perlindungan bagi nasabah penyimpan dan investor yang menggunakan jasa perbankan juga memperlemah kepercayaan masyarakat kepada industri perbankan di Indonesia. Tidak adanya sistem perlindungan nasabah penyimpan dan investor tersebut telah mengharuskan Bank Sentral memberikan jaminan terselubung (implicit guarantee) atas kelangsungan hidup suatu bank yang meyebabkan bank-bank melakukan kegiatan usaha berisiko tinggi. Hal ini dilakukan karena bank berasumsi bahwa pemerintah akan turun tangan apabila bank mengalami kesulitan. Oleh karena itu, diperlukan peraturan yang mampu memecahkan permasalahan perbankan, Tujuannya adalah untuk menciptakan bank yang dapat mendukung sistem moneter yang aman dan efisien, sumber kredit yang stabil dan dapat dipercaya, sekaligus mencegah pengambilan risiko berlebihan, mencegah terjadinya pasar keuangan yang tidak stabil dan menghindari kemungkinan diambilalihnya (bailout) bank oleh pemerintah.11

Dengan demikian muncul masalah dalam peraturan perbankan yang berlaku saat ini, yaitu adanya ketidakadilan dan ketidakpastian terhadap nasabah penyimpan dan investor reksa dana yang menggunakan jasa perbankan. Untuk mendapatkan dan atau

10 Ibid. hlm.2

11 Zulkarnain Sitompul, Perlindungan Dana Nasabah Bank ( Suatu Gagasan Tentang Pendirian

(7)

mempertahankan kepercayaan masyarakat, pemerintah perlu membuat berbagai peraturan mengenai industri perbankan, baik berupa peraturan langsung maupun peraturan tidak langsung. Peraturan langsung bertujuan mengurangi kewenangan bank dalam menjalankan kegiatan usaha. Secara tegas misalnya, ditentukan bahwa bank tidak boleh memberikan kredit kepada suatu perusahaan melebihi prosentase tertentu dari modalnya. Sedangkan peraturan tidak langsung didasarkan pada insentif harga dan non harga yang bertujuan mempengaruhi sikap tertentu dari bank, misalnya peraturan mengenai persyaratan risk-based capital.12

Reksa Dana memang bukanlah merupakan produk perbankan. Perbankan melalui Bank Kustodian merupakan pihak yang hanya berfungsi sebagai sponsor atau investor reksa dana dan sebagai agen penjual efek Reksa Dana yang dipercayakan investor dan manajer investasi untuk menyimpan dana, dimana dana ini digunakan oleh manajer investasi untuk menentukan investasi apa yang dilakukan oleh manajer investasi atas dana investor tersebut.13

Bank Kustodian sebagai agen penjual efek reksa dana telah ditetapkan pemerintah melalui Bapepam-LK. Namun, ada juga kasus saat ini dimana bank tersebut bukanlah termasuk Bank Kustodian, tetapi bisa melakukan agen penjual efek reksa dana dan penitipan investasi atas dana investor reksa dana atau dapat juga terjadi bank tersebut merupakan bank kustodian, tetapi melakukan kelalaian terhadap dana yang dititipkan investor. Yang akibatnya, dana (jumlah investasi) yang telah dipercayakan investor melalui Bank tersebut terlambat dikembalikan, bahkan sama sekali tidak dapat dikembalikan. Hal ini jelas sangat merugikan investor, dimana dananya begitu besar, sampai milyaran rupiah. Hal ini jugalah yang melatar belakangi penulisan skripsi ini.

12 Ibid. hlm.10-11

(8)

Bank adalah lembaga kepercayaan yang harus memegang teguh dan menjaga kepercayaan itu terhadap nasabah penyimpan dan investor yang menggunakan jasa perbankan. Dan apabila kepercayaan itu berkurang terhadap suatu bank dengan mudah menyebar ke bank lain yang pada dasarnya sehat.14 Di sinilah peranan pemerintah melalui Badan Pengawas Pasar Modal dan Bank Indonesia untuk memulihkan kepercayaan tersebut seperti sedia kala.

Berdasarkan hal-hal di atas, serta adanya investor yang dirugikan akibat tindakan manajer investasi dan bank kustodian serta perusahaan efek, maka penulis tertarik untuk membuat suatu skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap Investor Reksa

Dana Perbankan”.

B. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam skripsi ini, adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaturan tentang Perubahan Reksa Dana di Pasar Modal ? 2. Bagaimanakah pengaturan tentang Reksa Dana yang diselenggarakan Perbankan ? 3. Bagaimanakah perlindungan Hukum terhadap Investor Reksa Dana Perbankan?

C. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaturan tentang Reksa Dana secara umum.

2. Untuk mengetahui pengaturan tentang Perubahan Reksadana di Pasar Modal.

3. Untuk mengetahui pengaturan tentang Reksadana yang diselenggarakan Perbankan melalui Bank Kustodian.

(9)

4. Untuk mengetahui Perlindungan Hukum terhadap Investor Reksadana Perbankan.

D. Manfaat Penulisan

Dari hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang jelas, antara lain: 1. Manfaat teoritis, hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian lebih

lanjut untuk melahirkan berbagai konsep keilmuan yang pada gilirannya dapat memberikan andil bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum ekonomi, khususnya dalam bidang hukum pasar modal.

2. Manfaat praktis, diharapkan hasil penulisan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yuridis yang berkaitan dengan Perlindungan Hukum Terhadap Investor Reksadana Perbankan, dan manfaat bagi para pembuat kebijakan dan pihak legislatif guna melengkapi peraturan perundang- undangan yang masih diperlukan serta tentunya dapat memberi manfaat bagi para pembaca.

E. Keaslian Penulisan

Berdasarkan Informasi yang diperoleh dari Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum (Perpustakaan), judul skripsi ini belum pernah dikemukakan dan permasalahan yang diajukan juga belum pernah diteliti. Oleh karena itu, penulisan skripsi ini dapat dikatakan orisinil (asli), sehingga keabsahannya dapat dipertanggungjawabkan secara Moral dan akademis.

(10)

F. Tinjauan Kepustakaan

Penulisan skripsi ini berkisar tentang Perlindungan Hukum Terhadap Investor Reksa Dana Perbankan. Adapun tentang Tinjauan Kepustakaan tentang skripsi ini, adalah sebagai berikut:

Perlindungan berasal dari kata Lindung, yang artinya: pertolongan, tempat bernaung, atau pertolongan.15

Hukum artinya: suatu disiplin ilmu pengetahuan, kaidah, tata hukum keputusan

pejabat, petugas, proses pemerintahan, perilaku yang ajeg, jaringan nilai, atau bahkan suatu seni.16

Investor berasal dari Bahasa Inggris, yang dalam Bahasa Indonesia artinya adalah Penanam Modal.17 Investor yang dimaksud dalam skripsi ini artinya tidak sama dengan investor yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Karena Investor dalam UU. Penanaman Modal tersebut artinya adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing. Sedangkan, Investor yang dimaksud dalam skripsi ini adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal pada produk investasi atau efek reksa dana dimana investor tersebut menggunakan jasa penitipan kustodian melalui perbankan untuk menitipkan dana investor tersebut dan dana itu dikelola oleh Manajer Investasi yang akan menentukan jenis investasi apa yang akan digunakan. Arti investor secara mendasar adalah penanam uang

15 Yulius S.,dkk, Kamus Baru Bahasa Indonesia, ( Surabaya: Usaha Nasional,1984 ), hlm. 134 16 Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, Cet.4, ( Jakarta: Rajawali Press, 1995 ), hlm.1

17 Salim HS., Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008 ), hlm.433

(11)

atau modal ; orang yang menanamkan uangnya dalam usaha dengan tujuan mendapatkan keuntungan.18

Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.19

Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.20

Dalam hal reksa dana, Bank Kustodian adalah pihak yang independent (tidak terafiliasi dengan manajer investasi) dan bertanggungjawab dalam administrasi investasi dan penyimpanan efek dan dana investasi dari reksa dana.

Manajer Investasi (MI) adalah Pihak yang kegiatan usahanya mengelola Portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.21

Dilihat dari defenisinya, reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk

menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi yang telah mendapat izin dari Bapepam.22 Secara sederhana reksa dana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan

18 Tri Kurnia Nurhayati, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Eska Media Press, 2005 ), hlm. 314

19 Definisi menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Pasal 1 Angka (5) 20 Definisi menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Pasal 1 Angka (8) 21 UU. Pasar Modal. Pasal 1 Angka (11)

(12)

uang kepada pengelola reksa dana (manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar modal.

Menurut Reilly dan Brown, reksa dana (mutual fund) adalah lembaga yang menghimpun uang dari pada pemegang unit dan kemudian menginvestasikannya dalam berbagai surat berharga, seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang.23

Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.24

Jadi, secara keseluruhan arti Perlindungan Hukum Terhadap Investor Reksa Dana Perbankan adalah Pertolongan secara Hukum menurut kaidah-kaidah atau peraturan-peraturan yang berlaku yang diberikan kepada perorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal pada produk investasi atau efek reksa dana dengan menggunakan jasa penitipan kustodian melalui perbankan.

G. Metode Penulisan

Dalam usaha pengumpulan data-data untuk melengkapi dan menyusun skripsi ini, penulis telah mengumpulkan bahan-bahan yang dirasa perlu untuk dapat mendukung penulisan skripsi itu sendiri, dan pada akhirnya hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 1.) Jenis Penelitian

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar dapat mencapai tujuan dan dapat lebih terarah serta dapat dipertanggungjawabkan, maka penulis menggunakan jenis

23 Frank K. Really dan Keith C. Brown, Investment Analysis and Portofolio Management, Edisi ke-6, ( Amerika Serikat: Thompson Learning,Inc., 2000 ), hlm. 1207

(13)

penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin diteliti.

2.) Alat Pengumpul Data

Materi dalam skripsi ini diambil dari data-data sekunder. Adapun data-data sekunder yang dimaksud adalah:

a.) Bahan hukum primer, yaitu:

Dokumen-Dokumen hukum yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak berwenang seperti peraturan dasar perundang-undangan. Dalam hal ini seperti UU. Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, UU. Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, serta peraturan-peraturan lainnya.

b.) Bahan hukum sekunder, yaitu:

Semua dokumen yang merupakan informasi atau hasil kajian tentang skripsi ini seperti, koran-koran, majalah-majalah, karya tulis ilmiah, dan lain-lain. Dan dari beberapa sumber dari internet yang berkaitan dengan skripsi ini.

c.) Bahan hukum tersier, yaitu:

Bahan-Bahan yang memberikan petunjuk dan penjelasan dari bahan hukum primer seperti kamus istilah hukum ekonomi dan juga buku mengenai metode penulisan hukum untuk memberikan penjelasan mengenai teknik penulisan skripsi.

3.) Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dari penulisan skripsi ini, penulis lakukan melalui studi pustaka ( library research ) dan juga melalui bantuan media elektronik, yaitu layanan internet. Untuk memperoleh data dari sumber ini penulis memadukan, mengumpulkan, menafsirkan, dan membandingkan buku-buku dan arti-arti yang berhubungan dengan judul skripsi Perlindungan Hukum terhadap Investor Reksa dana Perbankan ini.

(14)

4.) Analisis Data

Metode analisis data yang dilakukan penulis adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini akan mengolah dan menyajikan data tentang permasalahan hukum mengenai perkembangan Perlindungan Hukum terhadap Investor Reksa dana Perbankan. Pendekatan ini juga akan dipakai dalam analisa dan konstruksi dari data yang telah diolah tersebut. Sehingga akan diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan.

H. Sistematika Penulisan

Untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasannya harus diuraikan secara sistematis. Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka diperlukan suatu sistematika penulisan yang teratur yang penulis bagi dalam bab per bab, dimana masing-masing bab ini saling berkaitan antara satu sama lain.

Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah:

BAB I : PENDAHULUAN. Pada bab ini merupakan awal dari penulisan skripsi Ini, dimana terdiri dari Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : REKSA DANA DI PASAR MODAL. Pada bab ini berisi tentang Pengertian, Dasar Hukum, Bentuk Hukum Reksa Dana, Karakteristik Reksa Dana, dan Jenis-jenis Reksa Dana di Pasar Modal. Serta pengaturan tentang perubahan Reksa Dana di Pasar Modal yang berisi tentang Perpajakan Reksa Dana, Laporan

(15)

Keuangan Reksa Dana, serta Pengaturan tentang Perubahan Beberapa Reksa Dana.

BAB III : REKSA DANA YANG DISELENGGARAKAN PERBANKAN Pada bab ini berisi tentang dua macam kegiatan bank terkait reksa dana, daftar bank-bank yang menjadi agen penjual efek reksa dana yang terdaftar di Bapepam, tanggung jawab bank kustodian terhadap investor serta peraturan Bank Indonesia terhadap bank yang menyelenggarakan reksa dana.

BAB IV : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR REKSA DANA PERBANKAN. Pada ini berisi tentang Kepercayaan investor Reksa Dana pada Perbankan, Anatomi kejahatan bank dengan modus Reksa Dana, Mekanisme yang dapat digunakan untuk melindungi Para nasabah dan investor yang menggunakan jasa bank, Prinsip Perbankan sebagai perlindungan bagi nasabah reksa dana, Peranan Bapepam dalam memberikan perlindungan hukum terhadap investor reksa dana perbankan serta Penanggulangan kejahatan korporasi.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini berisi tentang Kesimpulan, yaitu jawaban atas permasalahan yang ada dalam skripsi ini. serta Saran, yaitu pendapat baik yang diberikan yang berasal dari penulis.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dapat diuraikan sebagai berikut: Apakah dengan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share

Oleh karena itu tangki-tangki yang baru, bagian bawahnya dilengkapi dengan stainless steel yang melindungi baja karbon (stainless steel-clad carbon steel) untuk

Kunci sukses untuk dapat memenangkan persaingan dalam mendapatkan laba, perusahaan harus memperhatikan tiga variabel utama, yaitu : kualitas produk atau jasa yang dihasilkan,

Media gambar bercerita yang disajikan dan dibuat oleh anak lebih menarik dan lebih mudah untuk dibuat oleh anak Berdasarkan temuan-temuan pada siklus III, dapat disimpulkan

Pada variasi sinyal sinusoidal 120Hz – Square 160Hz, pada gambar 4.17 berdasarkan hasil simulasi dapat dilihat untuk kontur temperatur, seperti dilihat pada gambar

Sistem kerja atau prinsip kerja ac mobil adalah dengan mensirkulasikan refrigerant atau freon pada komponen ac mobil yang merupakan sirkulasi tertutup. Siklus atau sirkulasi

Berdasarkan pada hasil analisis penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa angka SDI kecamatan Ngronggot Kecamatan Nganjuk yang didapat dari 4 indeks

Klasifikasi kriteria keadaan kuantum yang dicakup tidak hanya keadaan terpisah keseluruhan (maximally separable state), tetapi juga keadaan terbelit maksimal (maximal