• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Barata Indonesia (Persero) berdiri dengan nama PT. Barata Metal Works & Engineering berdiri pada tahun 1971 di Gresik, Surabaya. Perusahaan ini merupakan merger dari tiga perusahaan, yaitu PN. Barata, dahulu NV. Braat Machine Febriek, didirikan tahun 1901, PN. Sabang Merauke, dahulu Machine Fabriek & Scheeps Werf NV. Molenvliet, didirikan pada tahun 1920, dan pn. Peprida suatu perusahaan milik pemerintah, didirikan pada tahun 1962.

PT. Barata Metal Works & Engineering membuka cabang di Medan pada tahun 1991, pada tahun 2002 PT. Barata Metal Works & Engineering berubah nama menjadi PT. Barata Indonesia Persero.

PT. Barata Indonesia (Persero) Medan bergerak dalam 3 bidang usaha yaitu Foundry (Pengecoran), Metalworks (manufaktur peralatan industri), dan Proyek EPC (Engineering Procurement dan Construction) berbasis manufaktur.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Barata Indonesia (Persero) Medan cabang Medan ini bergerak dalam bidang usaha manufaktur peralatan industri. Produk diproduksi berdasarkan pesanan dari konsumen (make to order).

(2)

2.3. Sistem Pemasaran

PT Barata Indonesia (Persero) memasarkan produknya kepada perusahaan-perusahaan dalam negeri seperti Inalum, Pertamina, PLN, Pelindo, dan lain-lain. Perusahaan ini sangat memperhatikan tingkat kepuasan konsumen dengan memperhatikan harga, kualitas, dan waktu pengiriman.

2.4. Organisasi dan Manajemen 2.4.1. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.

Struktur organisasi pada PT Barata Indonesia (Persero) adalah struktur organisasi lini dan fungsional. Alasan dikatakan lini dan fungsional karena wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus. Struktur organisasi fungsional ini akan membuat spesialisasi yang maksimal dalam organisasi sehingga penyampaian informasi dan ide menjadi lebih kompleks. Gambar struktur organisasi PT. Barata Indonesia (Persero) Medan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(3)

Kepala Bagian Logistik General Manager Kepala Bagian Pemasaran Kepala Bagian Produksi Kepala Bagian Administrasi dan Personalia Umum Bagian Kamtib Bagian Keuangan Bagian P.P.P Bagian Operasi

dan Pabrik Bagian Bengkel dan Produksi Bagian Akutansi Bagian Estimator Bagian Administrasi dan Pemasaran Bagian Sales Engineer Keterangan

: Hubungan garisHubungan fungsional Bagian Administrasi Gudang Kepala Bagian Skrining Bagian Pengendalian Produksi

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Barata Indonesia (Persero) Medan Sumber: PT. Barata Indonesia (Persero) Medan

(4)

2.4.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab pada PT. Barata Indonesia (Persero) Medan sesuai dengan jabatannya diuraikan pada lampiran 1.

2.5. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.5.1. Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan diperoleh melalui proses

recruitment (fungsi penarikan tenaga kerja). Saat ini, PT. Barata Indonesia

(Persero) Medan mempekerjakan karyawan tetap sebanyak 47 orang dan pekerja borongan yang dapat dipanggil kapan saja apabila terdapat proyek yang membutuhkan tenaga kerja lebih di lantai produksi. Jumlah pekerja borongan ini besarnya tergantung pada proyek yang akan dikerjakan. Rincian jumlah tenaga kerja di PT Barata Indonesia (Persero) dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Rincian jumlah tenaga kerja di PT Barata Indonesia (Persero) Medan

No. Jabatan Jumlah

1 General Manager 1

2 Kepala Bagian Produksi 1

3 Kepala Bagian Pemasaran 1

4 Kepala Bagian Administrasi dan

Personalia Umum 1

5 Bagian P.P.P 4

6 Bagian Operasi dan Pabrik 7 7 Bagian Bengkel dan Produksi 3

(5)

8 Bagian Administrasi dan Pemasaran 6

9 Bgaian Sales Engineering 1

Tabel 2.1. Rincian jumlah tenaga kerja di PT Barata Indonesia (Persero) Medan (Lanjutan)

No. Jabatan Jumlah

10 Bagian Estimator 2

11 Bagian Keuangan 3

12 Bagian Akutansi 1

13 Bagian Personalia dan Umum 2

14 Bagian Teknologi 3

15 Bagian Pengendalian Kualitas 4

16 Bagian Sekretariat 1

17 Bagian Logistik 3

18 Bagian Kamtib 2

19 Bagian Skrining 1

Jumlah 47

Sumber: PT. Barata Indonesia (Persero) Medan

2.5.2. Jam Kerja

Jam kerja di PT. Barata Indonesia (Persero) Medan dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jam kerja di PT. Barata Indonesia (Persero) Medan Hari Jam Kerja (WIB) Istirahat (WIB) Senin-Kamis 08.00-17.00 12.00-13.30

Jumat 08.00-17.00 12.00-14.00

(6)

2.5.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan pada PT. Barata Indonesia terbagi atas tiga jenis berdasarkan karyawannya, yaitu:

1. Karyawan tetap

Karyawan tetap menerima upah berdasarkan upah bulanan. Besarnya upah disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan serta latar belakang pendidikan dan pengalamannya. Gaji yang mereka terima akan meningkat menurut kebijaksanaan perusahaan. Gaji diberikan setiap akhir bulan.

2. Karyawan borongan

Karyawan borongan menerima upah berdasarkan nhasil kerja yaitu penyelesaian produk yang dilakukan dimana sebelum mengerjakan proyek dari perusahaan, karyawan borongan harus menyetujui kontrak kerja hingga proyek tersebut selesai.

3. Karyawan harian

Karyawan harian merupakan karyawan yang dipekerjakan di lantai produksi bila perusahaan mengalami kekurangan pekerja. Upah diberikan berdasarkan kehadiran kerja dan diberikan setiap hari. Karyawan harian tidak terikat kontrak kerja dengan perusahaan seperti karyawan borongan.

Selain memberikan gaji, perusahaan juga memberikan berbagai insentif bagi karyawan yaitu:

(7)

2. Perusahaan menyediakan tempat ibadah dan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk beribadah.

3. Pemberian cuti untuk karyawan yang sakit, karyawan wanita yang sedang hamil, dan keperluan-keperluan lain karyawan yang sangat penting.

2.6. Proses Produksi

Proses produksi di PT. Barata Indonesia (Persero) Medan dilakukan sesuai dengan pesanan (make to order). Proses produksi dilakukan secara on site dan off site. Secara on site, proses produksi dilakukan langsung di tempat produk tersebut akan digunakan sedangkan secara off site, proses produksi dilakukan di lantai produksi (workshop) PT. Barata Indonesia (Persero) Medan. Lama proses produksi tergantung pada lamanya proses pengerjaan dan banyaknya produk yang dibuat serta kesepakatan antara PT. Barata Indonesia (Persero) Medan dan pelanggan. Proses produksi yang akan diuraikan yaitu proses produksi yang berlangsung secara on site dalam jangka waktu bulan Juli 2016 hingga September 2016 di PT. Barata Indonesia (Persero) Medan yaitu vertical

sterilizer, nut cyclone, dearator, feed tank Proses produksi yang diuraikan

hanya menyangkut komponen-komponen yang dibuat sendiri oleh PT. Barata Indonesia (Persero) Medan Medan dan bukan yang dipesan dari pihak lain.

(8)

2.6.1. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan oleh PT. Barata Indonesia (Persero) Medan diperoleh dari supplier yang bekerjasama dengan perusahaan.

2.6.1.1.Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang digunakan untuk membuat suatu produk yang memiliki persentase paling besar dibandingkan bahan-bahan lainnya dan yang akan mengalami perubahan fisik maupun kimia dan langsung ikut dalam proses produksi sampai dihasilkannya produk jadi. Bahan baku yang digunakan yaitu plat baja.

2.6.1.2.Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dalam proses produksi dalam rangka meningkatkan mutu produk dimana bahan ini juga merupakan bagian dari produk. Bahan tambahan yang digunakan yaitu pasir silika dan cat yang digunakan untuk melapisi permukaan produk, baut dan mur yang digunakan untuk menghubungkan komponen, serta palstik untuk mengemas produk.

2.6.1.3.Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dengan tujuan untuk memperlancar proses produksi namun tidak tampak pada hasil akhir. Bahan penolong yang digunakan PT. Barata Indonesia (Persero) Medan yaitu:

(9)

1. Kawat las digunakan untuk melakukan proses penyatuan (joinning) dengan menggunakan trafo las pada proses welding.

2. Batu gerindra yang digunakan untuk membersihkan sisa-sisa pengelasan yang tertinggal pada permukaan produk sehingga membuat permukaan produk menjadi lebih rata dan halus.

2.6.2. Uraian Proses

Uraian proses produksi vertical sterilizer pada PT. Barata Indonesia (Persero) Medan dibagi menjadi dua bagian yaitu proses pembuatan dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Proses marking

Proses ini dilakukan dengan cara membuat sketsa atau pola gambar dalam bentuk gasris atau titik-titik disesuaikan dengan gambar tekniknya untuk setiap komponen dari suatu produk pada plat baja atau batangan baja.

2. Proses cutting

Proses cutting dilakukan setelah proses marking selesai dilakukan. Proses cutting dilakukan dengan menggunakan mesin cutting, mesin

cutting plama atau mesin potong profil.

3. Proses shaping

Proses shaping dilakukan dengan menggunakan mesin skrap dengan tujuan untuk menghaluskan permukaan benda. Proses ini dilakukan setelah proses cutting. Proses kerjanya ialah dengan menempatkan

(10)

benda kerja pada pada plat penjepit kemudian pisau akan bergerak maju-mundur menyayat benda kerja.

4. Proses rolling

Proses rolling atau pengerolan adalah proses pembentukan pada benda kerja berbentuk plat baja. Proses rolling dilakukan dengan mesin

rolling dimana terdapat satu set rol yang berputar dan menekan benda

kerja sehingga terjadi perubahan bentuk atau membentuk profil kurva lingkaran.

5. Proses drilling

Proses drilling terjadi dengan adanya prinsip dasar gerakan yaitu gerakan berputar spindel utama dan gerakan pemakanan (gerakan turunnya mata bor menuju benda kerja tiap satuan waktu). Besarnya putaran spindel tergantung oleh material benda kerja, material mata bor dan diameter mata bor.

6. Proses bending

Proses bending merupakan proses deformasi dari logam terhadap sumbu linier dimana hanya sedikit atau hampir tidak mengalami perubahan luas permukaan dengan adanya bantuan tekanan piston pembentuk dan cetakan.

7. Proses milling

Proses milling terjadi dimana benda kerja dijepit di meja mesin milling dan terjadi pemakanan benda kerja oleh suatu pisau yang berputar yang akibat terjadinya gesekan antara pisau dan benda kerja.

(11)

8. Proses bubut/turning

Proses bubut merupakan proses pemesinan yang mengunakan pahat dengan satu mata potong untuk membuang material dari permukaan benda kerja yang berputar. Pahat bergerak pada arah linier sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Proses bubut memiliki kekhususan untuk membuat benda kerja yang berbentuk silinder.

9. Proses welding

Proses pengelasan berkaitan dengan melelehkan bagian dari logam dengan cara dipanaskan hingga meleleh. Kemudian bagian-bagian tepi logam disatukan sehingga terbentuk sambungan. Umumnya, pada proses pengelasan juga ditambahkan dengan bahan penyambung yaitu kawat las.

10. Proses sandblasting

Proses sandblasting dilakukan dengan bahan baku pasir kwarsa yang disemprotkan dari mesin sandblasting dengan bantuan compresor yang berfungsi untuk mengalirkan udara bertekanan.

11. Proses pengecatan

Proses pengecatan dilakukan dengan tujuan untuk pencegahan korosi. Hasil pengecatan sangat ditentukan oleh jenis cat, kondisi permukaan produk, jarak pengecatan, dan juga cuaca yang cerah. Proses pengecatan juga memerlukan bantuan mesin compressor seperti halnya pada proses sandblasting.

(12)

Proses pengujian kualitas yang dilakukan adalah hydrotest (hydrostatic test) ialah pengujian dengan tekanan tertentu dengan menggunakan media air sebagai pengujinya untuk mengetahui kekuatan suatu material dan untuk mengetahui apakah terdapat kebocoran atau tidak (biasa nya dilakukan pada benda-benda yang telah disambung kan dengan sistem pengelasan).

2.7. Mesin dan Peralatan

Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Mesin yang digunakan di PT. Barata Indonesia (Persero) Medan adalah sebagai berikut:

1. Mesin Cutting

Mesin ini digunakan untuk memotong pelat besi. Jumlah : 1

2. Mesin Skrap

Mesin ini digunakan untuk meratakan permukaan pelat besi. Jumlah : 2

3. Mesin Bor

Mesin ini digunakan untuk membuat lubang sesuai dengan diameter yang diinginkan dan memperbesar lubang.

Jumlah : 2 4. Mesin Bubut

(13)

Mesin ini digunakan untuk memotong benda kerja yang berputar, membuat lubang, dan lain-lain.

Jumlah : 3

5. Mesin Potong Profil

Mesin ini digunakan untuk memotong besi baja. Jumlah : 2

6. Mesin Milling

Mesin ini digunakan untuk meratakan permukaan, pengeboran, membuat alur, membuat siku dan lain-lain.

Jumlah : 3 7. Mesin Rolling

Mesin ini digunakan untuk menggulung plat. Jumlah : 2

8. Mesin Press/Bending

Mesin ini digunakan untuk menekan benda kerja yang tidak rata menjadi rata.

Jumlah : 1 9. Mesin Las

Mesin ini digunakan untuk menyatukan atau menyambung benda kerja dengan menggunakan kawat las.

Jumlah : 2 10. Mesin Gerinda

(14)

Jumlah : 2

11. Mesin sandblasting

Mesin ini digunakan untuk menyemprotkan pasir silika pada permukaan komponen produk untuk menghilangkan material kontaminasi seperti karat dan lain-lain.

Jumlah : 1

12. Mesin cat semprot

Mesin ini digunakan untuk menyemprotkan cat pada permukaan komponen produk.

Jumlah : 2

Peralatan yang digunakan di PT. Barata Indonesia (Persero) Medan adalah sebagai berikut:

1. Meteran

Meteran digunakan untuk mengukur dimensi yang dibutuhkan.

2. Forklift

Forklift digunakan untuk mengangkut dan menyusun bahan dari

bagian penerimaan ke area bahan baku. Jumlah forklift pada perusahaan ini ada satu unit.

3. Crane

Crane yang digunakan untuk mengangkut bahan yang akan diproses

dari satu mesin ke mesin lainnya. Jumlah crane yang ada pada perusahaan ini yaitu dua unit.

(15)

4. Meja Marking

Meja marking digunakan untuk tempat meletakkan plat baja yang akan diberi ukuran/marking.

5. Jangka sorong

Jangka sorong digunakan untuk mengukur dimensi yang diperlukan. 6. Compresor

Compresor digunakan untuk

7. Tang

Tang dinakan untuk membengkokkan benda. 8. Palu

Palu digunakan untuk memukul benda. 9. Mistar

Mistar digunakan untuk mengukur dimensi yang dibutuhkan.

10. Jangka

Jangka digunakan untuk membuat lingkaran. 11. Kunci

Kunci digunakan untuk mengencangkan atau melepas baut dan mur. Kunci ini terdiri dari beberapa macam yang dapat digunakan sesuai kegunaannya.

12. Gergaji tangan

(16)

Gerinda tangan digunakan untuk menghaluskan permukaan produk dari proses pengelasan.

2.8. Utilitas

Utilitas adalah penunjang proses produksi agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Utilitas yang terdapat pada PT. Barata Indonesi (Persero) yaitu:

1. Arus listrik yang bersumber dari PLN. 2. Air yang bersumber dari PDAM.

3. Gas yang digunakan dalam proses cutting.

4. Generator pembangkit listrik sebagai sumber arus listrik jika arus listrik dari PLN mengalami gangguan atau pemutusan secara tiba-tiba.

2.9. Waste Treatment

Perusahaan dalam melakukan proses produksinya menghasilkan limbah seperti:

1. Scrap baja

Scrap baja merupakan sisa-sisa baja yang telah dipotong. Scrap baja ini

dikumpulkan sehingga dapat dijual kepada penadah untuk dilebur kembali menjadi batangan logam.

2. Serbuk baja

Serbuk baja merupakan hasil sampingan dari proses pemotongan dan penghalusan permukaan baja. Serbuk baja ini dapat mengganggu

(17)

kesehatan sehingga perusahaan membuat ventilasi-ventilasi di sekitar lantai produksi dan menyediakan masker bagi pekerja.

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Barata Indonesia (Persero) Medan

Referensi

Dokumen terkait

Prof.Dr.Koentjoroningrat (1985: 180): Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik

Berdasarkan hasil uji coba dari operasi date implementasi SQL dari database Nilai Mahasiswa dapat disimpulkan sebagai berikut: 1). Operasi date yang digunakan

mengindikasikan siswa berusaha berkonsentrasi penuh untuk mengurangi gangguan di sekitar tempat belajar dan mengatur kesiapan fisik dan mental untuk menyelesaikan tugas

Lebih lanjut melalui Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 62/Permenhut‐II/2007 ditetapkan bahwa kawasan taman nasional sekurang‐kurangnya terdiri dari zona inti, zona rimba

1) Reputasi merupakan hal terpenting bagi penyelenggara pendidikan. Reputasi baik berimplikasi terhadap lulusan yang baik pula. Reputasi UNG mengandung arti bahwa tujuan

Pengadilan Negeri Cianjur yang mengadili perkara pidana pelanggaran Lalu Lintas dengan Acara Pemeriksaan Pelanggaran Lalu Lintas Jalan, telah menjatuhkan putusan

pada gambar 19 berfungsi untuk menambah data user harus diisi semua tidak boleh ada yang

yang diibaratkan oleh umat adalah al-Qur‟an seperti “keledai yang memikul buku-buku” (QS. al-Jumu„ah: 5), atau seperti “pengembala yang memanggil binatang yang