• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PERANCANGAN GAME LEX THE ANIMAL RESCUER BERBASIS HTML 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS DAN PERANCANGAN GAME LEX THE ANIMAL RESCUER BERBASIS HTML 5"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Versi : 1 Revisi : 0 Halaman : 1 dari 12

ANALISIS DAN PERANCANGAN GAME

“LEX THE ANIMAL RESCUER” BERBASIS

HTML 5

Grace Saraswati

[email protected]

Morina

[email protected]

Maria

[email protected]

Adriani Halim

ABSTRAK

Tujuan penelitian, ialah untuk merancang game yang mendidik dan menghibur bagi anak-anak berusia tujuh sampai sebelas tahun. Pada game ini mengangkat tema mengenai pelestarian hewan langka dimana anak-anak akan mendapat banyak manfaat edukasi berupa informasi mengenai jenis-jenis hewan langka, tempat tinggal hewan, makanan hewan, alasan kepunahan

dan status kepunahannya. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan studi pustaka untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan mencari referensi-referensi

yang berhubungan dengan pembuatan game ini. Selain itu juga dilakukan survey dengan membagikan kuesioner kepada responden dan melakukan analisis game sejenis sebagai

referensi penelitian. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah memberikan hiburan sekaligus sebagai bagian dari edukasi bagi anak-anak berusia tujuh sampai sebelas tahun

dalam mengenalkan jenis-jenis hewan langka beserta informasinya. Simpulan yang dapat diambil yaitu dengan melalui game, anak-anak dapat lebih mudah mengerti dan mempelajari

tentang jenis-jenis hewan langka sehingga dapat mulai menanamkan kesadaran untuk melindungi hewan langka dari kepunahan sejak dini.

The objective of this research is to design educational game which is fun and entertaining for 7-11 years old children. The main issue of this game is endangered animal conservation where children will get many educational benefits, such as endangered species, habitat, food, causes of animal extinction, and extinction status. The research method that we used is by doing book study to get the needed information and finding reference that related to the game. Besides, survey is conducted by giving questionnaire to respondent and analyzing similar game. Result

of this research is educational and fun game for 7-11 years old children which gives endangered animal information. We have come to a conclusion that game can help children to understand and learn more easily about endangered animals. So hopefully this game will give

positive mindset on children to protect animal from extinction.

Kata kunci: game, animal, HTML, HTML5, edukasi

(2)

Versi : 1 Revisi : 0 Halaman : 2 dari 12

PENDAHULUAN

Populasi hewan langka yang semakin berkurang merupakan salah satu masalah yang harus diperhatikan. Berdasarkan International Union for Conservation of Nature, kepunahan spesies yang sekarang sedang terjadi diperkirakan 1.000 kali lebih cepat dibandingkan dengan yang seharusnya. Hal ini disebabkan oleh banyak masalah, seperti kerusakan habitat, perubahan iklim polusi, perdagangan illegal, dan lainnya.

Berdasarkan World Wildlife Fund, diketahui perdagangan hewan oleh para pemburu terus meningkat sehingga telah menjadi krisis yang mengancam kelangsungan hidup banyak spesies. Para pemburu yang biasanya berasal dari masyarakat miskin melakukan perdagangan hewan dikarenakan banyaknya permintaan untuk hewan-hewan tersebut. Hal ini adalah yang kedua terbesar setelah perusakan habitat dalam ancaman terhadap kelangsungan hidup spesies secara keseluruhan.

Hal itu mengakibatkan kerusakan keanekaragaman hayati dan juga degradasi pada ekosistem yang ada. Demikian pula dengan masalah tentang banyaknya hewan-hewan di seluruh dunia yang mengalami ancaman kepunahan. Sebanyak 8.462 jenis spesies dinyatakan terancam, termasuk mamalia, reptil, serangga, ikan, dan amphibi (BBC, 2009).

Untuk menangani hal tersebut, di Indonesia sendiri pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 mengenai Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, yang juga didukung oleh Peraturan Pemerintah lainnya mengenai perlindungan hewan. Namun selain pemerintah juga dibutuhkan keterlibatan semua pihak untuk mendukung proses pelestarian hewan langka. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan cara memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga hewan langka agar dapat tetap hidup di habitat aslinya. Karena memang tidak dapat dipungkiri, penyebab utama kerusakan alam adalah manusia dan karena itu manusia juga harus bertanggung jawab untuk melestarikan kembali lingkungan. Namun kesadaran untuk melestarikan hewan langka tidak dapat diciptakan dalam sekejap, melainkan harus ditanamkan sejak dini. Edukasi kepada anak-anak dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya melalui bermain game.

Game dapat mengembangkan kreatifitas dan daya pikir anak, serta menanamkan mind set

ke anak-anak dalam bentuk edukasi sekaligus memberikan hiburan. Proses tumbuh kembang anak tidak terlepas dari bermain, sehingga game yang dimainkan sebaiknya membawa dampak yang edukatif. Perusahaan energi E.O.N telah mensurvei 2000 orang partisipan yang menunjukkan bahwa sekarang ini anak-anak lebih menyukai hiburan elektronik, seperti video game, dibandingkan dengan mainan tradisional, seperti Lego, boneka, ataupun rumah-rumahan (E.O.N, 2012). Hal itu telah menunjukan terjadi pergeseran dari game tradisional menjadi game elektronik.

Sekarang ini game tidak hanya dapat dimainkan di Personal Computer (PC), namun dapat juga dimainkan di perangkat mobile, seperti mobile phone ataupun tablet. Menurut survei sebuah perusahaan market research, NPD, pada tahun 2009 hanya delapan persen anak-anak yang memainkan game di mobile phone, namun pada tahun 2011 telah meningkat menjadi 38 persen. Sehingga dapat dilihat bahwa anak-anak secara perlahan mulai meninggalkan game PC dan beralih ke mobile game.

Perkembangan perangkat mobile tentunya didukung oleh operating system yang beragam. Salah satu teknologi yang semakin berkembang adalah HTML5 yang berawal dari HTML 4 atau XHTML. Dengan adanya HTML 5 maka game yang dibuat dapat diakses di berbagai platform, baik pada browser yang terdapat di PC maupun mobile phone yang telah mendukung HTML 5.

Berdasarkan pertimbangan hal-hal di atas maka penulis memutuskan untuk membuat game edukasi yang bertemakan pelestarian hewan langka berbasis HTML 5.

(3)

Versi : 1 Revisi : 0 Halaman : 3 dari 12

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :

1. Merancang game edukasi yang mengangkat tema pelestarian hewan langka. Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah :

1. Memberikan hiburan sekaligus sebagai bagian dari edukasi bagi anak-anak dalam mengenalkan jenis-jenis hewan langka lengkap dengan habitatnya.

2. Menanamkan kesadaran untuk melindungi hewan langka dari kepunahan sejak dini.

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah :

1. Analisis dan definisi kebutuhan

Pada tahap ini berisi mengenai kegiatan mencari kebutuhan data untuk merancang aplikasi antara lain :

1. Studi pustaka

Digunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi yang dapat dilakukan dengan mencari referensi seperti buku di perpustakaan, e-book, maupun jurnal ilmiah.

2. Survey

Survey dilakukan dengan melakukan pengisian kuesioner yang diberikan kepada 100

orang responden anak-anak Sekolah Dasar. 3. Analisis game sejenis

Dilakukan dengan mengambil tiga jenis game yang sejenis sebagai referensi penelitian.

2. Perancangan sistem dan piranti lunak

Pada tahap ini data-data yang telah terkumpul dianalisa dan digunakan untuk merancang arsitektur aplikasi yang ada melalui :

1. Perancangan game

Merancang tema, aturan game, fitur dan elemen lainnya yang akan dibuat dalam game. 2. Perancangan sistem

Merancang sistem dari game dengan membuat use case diagram, activity diagram, dan

class diagram.

3. Perancangan layar

Merancang tampilan layar untuk pengguna dengan menggunakan storyboard.

3. Implementasi dan pengujian unit

Pada tahap ini dilakukan proses penulisan kode aplikasi dan menguji setiap unit yang ada. Pengujian ini dapat dilakukan selama pengembangan dari sistem. Setiap komponen,

script atau module diuji secara terpisah dengan cara mengecek input dan outputnya.

4. Integrasi dan pengujian sistem

Pada tahap ini dilakukan penyatuan setiap unit yang telah diuji pada tahap sebelumnya. Kemudian dilakukan pengujian sistem secara keseluruhan untuk menjamin bahwa persyaratan sitem telah terpenuhi,sebelum aplikasi game tersebut dikirimkan kepada pengguna.

5. Operasi dan pemeliharaan

Di tahap ini dilakukan penerapan aplikasi game yang sudah selesai. Aplikasi game tersebut diberikan kepada pengguna untuk dimainkan, kemudian dilakukan pengujian dengan menyebarkan kuesioner. Selain itu dilakukan pemeliharaan dan perbaikan jika ditemukan kesalahan pada aplikasi game tersebut.

(4)

Versi : 1 Revisi : 0 Halaman : 4 dari 12

HASIL DAN BAHASAN

Dari analisis kebutuhan yang telah dibahas, maka diajukan usulan untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan tersebut :

1. Merancang game edukasi bertema hewan langka yang dilengkapi oleh informasi seperti book 2. Merancang game yang dibatasi oleh waktu

3. Merancang game yang menggunakan bahasa Inggris

4. Merancang karakter utama pada game menggunakan model chibi

5. Reward yang diberikan saat berhasil menyelesaikan misi adalah nilai/poin

6. Merancang game edukasi dengan fokus utama gambar dan suara yang menarik 7. Memberikan fitur help/tutorial untuk membantu pemain dalam game

8. Menyediakan fitur highscore agar pemain dapat terpacu untuk mengalahkan skor sebelumnya 9. Merancang game edukasi agar dapat dimainkan di handphone/ tablet

10. Merancang setiap level yang tidak terlalu rumit agar tidak lama saat dimainkan 11. Merancang game dengan grafik 2D dan tampilan kartun

12. Merancang game dengan mode single Pemain 13. Jenis genre utama pada game adalah genre action

14. Menyediakan background musik yang bernada ceria pada game

1. Perancangan Game

Dalam perancangan game terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yaitu deskripsi game dan komponen game. Deskripsi game berisi gambaran secara garis besar tentang game tersebut dan komponen game berisi atribut-atribut yang ada dalam game.

a. Informasi Umum

Game dengan genre utama action ini diberi judul Lex The Animal Rescuer. Judul game diambil sesuai dengan nama tokoh utamanya, Lex. Tema cerita yang diambil

adalah penyelamatan hewan langka. Game ini dapat dimainkan oleh satu orang pemain saja.

b. Tujuan Game

Game ini merupakan salah satu game yang bertujuan untuk memberikan hiburan,

sekaligus sebagai sarana untuk memperkenalkan hewan langka kepada anak-anak.

Game ber-genre action ini juga melatih ketangkasan serta daya ingat anak.

c. Cerita

Di suatu desa yang tidak jauh dari hutan, hiduplah seorang anak yang pemberani bernama Lex. Sehari-hari Lex sangat senang bermain di hutan dan berteman dengan hewan-hewan disana. Namun lama kelamaan Lex mulai kehilangan temannya satu persatu tanpa alasan yang jelas. Setelah diselidiki akhirnya Lex sadar bahwa kedamaian di hutan tersebut mulai terancam oleh kedatangan para pemburu liar.

Pemburu tersebut yang ternyata telah menangkap hewan-hewan yang ada di hutan tersebut untuk dijual. Bahkan hewan tersebut banyak yang dibunuh untuk diambil kulit, tanduk, ataupun bagian tubuh lainnya. Jumlah hewan yang semakin lama semakin berkurang membuat Lex menjadi sangat sedih ketika mengetahui kenyataan itu. Sejak itu ia bertekad untuk dapat melindungi dan menyelamatkan hewan-hewan tersebut. Dari sanalah ia memulai petualangannya di hutan, dan melanjutkannya ke berbagai daerah lainnya. Lex tidak sendiri, dalam usaha penyelamatan tersebut ia dihadang oleh para musuh yaitu para pemburu liar yang kejam.

d. Konsep Game

Pertama kali pada saat game dijalankan, pemain dapat melihat cerita pendahuluan kemudian mengakses menu utama. Pada menu utama pemain dapat memiih beberapa pilihan seperti Play Game, Book, Help, dan Credit.

Game baru akan dimulai apabila pemain memilih Play Game. Pada tampilan

(5)

Versi : 1 Revisi : 0 Halaman : 5 dari 12

hanya bisa memainkan level pertama. Ketika level pertama berhasil dilewati, pemain baru bisa memainkan level kedua, begitu juga ketika memasuki level ketiga.

Di saat pertama kali memasuki level pertama, pemain dapat melihat misi dari level tersebut dan diberikan health sebanyak 5 hati. Pemain harus mengumpulkan hewan sesuai dengan jumlah yang ditentukan pada masing-masing level. Misi tersebut harus diselesaikan sebelum waktu yang ditentukan habis. Pemain dapat menggerakkan karakter dengan menekan tombol navigasi yang terdapat pada layar. Setiap mengumpulkan lima hewan sejenis maka akan muncul informasi mengenai hewan tersebut dalam bentuk pop up. Kemudian hewan tersebut beserta informasinya akan disimpan dalam book. Jika pemain berhasil mengumpulkan hewan sesuai dengan jumlah yang ditentukan maka pemain akan mendapatkan sebuah kunci.

Namun di perjalanan pemain akan menemui berbagai musuh yang dapat dikalahkan dengan cara melompat ke atasnya (diinjak). Selain musuh ada juga beberapa jebakan yang harus dihindari, seperti tanaman karnivora, kaktus, jangkar, dan lainnya. Untuk memudahkan pemain dalam menyelesaikan misi disediakan beberapa

item bantuan yang dapat meningkatkan health dan time. Setiap mengalahkan musuh dan

menyelamatkan hewan, pemain akan mendapatkan skor.

Di akhir game, pemain akan menemukan sebuah pintu yang dapat dibuka dengan kunci yang sudah didapatkan sebelumnya. Jika belum mendapatkan kunci, maka akan muncul peringatan yang menyatakan pemain tidak dapat masuk sehingga pemain harus kembali menyelamatkan hewan sesuai dengan misi yang ditentukan. Setelah memasuki pintu tersebut maka pemain akan mendapatkan tantangan baru berupa kuis. Kuis tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hewan yang ada pada level tersebut. Pemain akan menang setelah menjawab lima pertanyaan dengan benar, jika tidak maka pemain akan kalah.

Setelah level diselesaikan oleh pemain maka akan muncul layar yang menunjukkan skor pemain pada saat itu dan skor tertinggi yang dicapai hingga saat itu. Setelah itu pemain baru dapat melanjutkan ke level berikutnya. Skor yang sudah berhasil didapatkan pada level tersebut dapat digunakan untuk membeli hewan dalam

shop.

Pemain dapat mengakses book dengan cara kembali pada menu utama. Pada

book tersebut, pemain dapat melihat informasi hewan seperti darimana hewan tersebut

berasal, makanannya, status kepunahan hewan tersebut, dan lain-lain. Jika ingin mendapatkan informasi hewan yang lain maka pemain dapat membeli hewan tambahan melalui menu upgrade pada book. Selain dapat melihat informasi hewan, pemain juga dapat mewarnai hewan tersebut.

Pemain dapat melihat help yang terdapat pada menu utama. Pada halaman help tersebut, pemain dapat melihat bantuan dan informasi dasar dalam game.

2. Perancangan sistem

Perancangan sistem dilakukan menggunakan : 1. Use case diagram

2. Use case spesification 3. Activity diagram 4. Class diagram

(6)

Versi : 1 Revisi : 0 Halaman : 6 dari 12 Use Case Diagram

(7)

Versi : 1 Revisi : 0 Halaman : 7 dari 12

Gambar 2 Use Case Diagram Admin

3. Evaluasi

Evaluasi pada game Lex the Animal Rescuer dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu evaluasi dari segi pengguna, evaluasi delapan aturan emas, evaluasi multimedia, dan evaluasi

game sejenis. Berikut ini merupakan salah satu contoh evaluasi delapan aturan emas.

Evaluasi delapan aturan emas

1. Berusaha untuk konsisten

Game Lex the Animal Rescuer memiliki perancangan yang konsisten dalam jenis

tulisan, tombol, dan bahasa. Berikut merupakan contoh tampilan layar yang menggunakan jenis tulisan dan warna yang sama antar tombol.

(8)

Versi : 1 Revisi : 0 Halaman : 8 dari 12

Gambar 3 Tampilan Konsisten Pada Tombol

2. Memenuhi penggunaan yang universal

Pada halaman story pemain dapat menekan tombol skip untuk langsung memulai permainan bagi pemain yang sudah bermain sebelumnya. Dengan shortcut ini pemain dapat mempercepat aksi dalam permainan. Dan bagi pemain pemula tersedia menu help sebagai panduan dalam bermain. Selain itu ada penanda bantuan pada level pertama dimana pemain dapat mengetahui adanya bahaya atau bonus item yang dapat mereka ambil.

Gambar 4 Tampilan Simbol untuk Pengguna Awam dan Berpengalaman

3. Menawarkan umpan balik yang informatif

Umpan balik informatif pada game Lex the Animal Rescuer adalah jika pemain melakukan suatu aksi maka sistem akan memberikan umpan balik berupa teks atau tindakan lainnya. Salah satu contoh umpan balik informatif pada game Lex the Animal Rescuer adalah pada saat pemain berhasil mendapatkan hewan. Game akan menampilkan jumlah hewan yang telah diperoleh pemain dan skor juga bertambah. Begitu juga ketika pemain sedang berada pada halaman quiz, jika pemain berhasil menjawab pertanyaan dengan benar maka muncul animasi musuh kalah.

Gambar 5 Tampilan Umpan Balik Informatif

4. Merancang dialog untuk penutupan

Apabila pemain telah berhasil memenangkan permainan atau kalah dalam permainan, maka akan muncul sebuah kotak dialog penutupan yang berisi informasi kepada pemain.

(9)

Versi : 1 Revisi : 0 Halaman : 9 dari 12

Gambar 6 Tampilan Dialog Penutupan

5. Pencegahan kesalahan

Pada saat pemain ingin membeli informasi hewan yang ada di shop maka diberikan pencegahan kesalahan. Contohnya seperti peringatan jika nilai yang dimiliki pemain tidak mencukupi maka pemain tidak dapat membeli informasi hewan yang ada. Dan ketika pemain sudah membeli informasi hewan maka pemain juga tidak dapat membeli lagi.

Gambar 7 Tampilan Pencegahan Kesalahan

6. Memungkinkan pembalikan tindakan yang mudah

Pada saat pemain ingin kembali ke halaman sebelumnya maka disediakan tombol back yang memudahkan aksi pemain. Selain itu, jika pemain ingin membatalkan suatu aksi maka pemain dapat menjawab tidak. Hal ini dirancang agar memungkinkan terjadinya pembalikan tindakan yang mudah untuk pemain.

Gambar 8 Tampilan Pembalikan Tindakan

7. Mendukung pusat kendali internal

Pemain diberikan kebebasan untuk mengendalikan pengaturan atau tindakan lainnya. Salah satu contohnya adalah pemain dapat menekan tombol suara sehingga suara aktif atau tidak. Contoh lainnya adalah pemain dapat memilih sendiri informasi hewan apa yang ingin dibelinya.

(10)

Versi : 1 Revisi : 0 Halaman : 10 dari 12

Gambar 9 Tampilan Pusat Kendali Internal

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Game Lex the Animal Rescuer menggunakan simbol yang dibuat sederhana dan sudah

umum digunakan. Sehingga pemain dapat dengan mudah mengenali dan mengingat fungsi dari setiap simbol yang ada. Salah satu contohnya adalah gambar hati dan health

bar yang melambangkan nyawa dari pemain.

Gambar 10 Tampilan Simbol yang Mudah Dikenali Pemain

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan yang didapat setelah melakukan analisis, perancangan, implementasi dan evaluasi game Lex the Animal Rescuer sebagai berikut :

1. Game Lex the Animal Rescuer telah mencapai tujuan utama yaitu membuat game yang

mendidik bagi anak-anak yang bertemakan pengenalan hewan langka. Selain itu game ini juga memberikan hiburan bagi yang memainkannya.

2. Game Lex the Animal Rescuer telah menerapkan delapan aturan emas, lima elemen

multimedia, lima faktor manusia terukur.

3. Game Lex the Animal Rescuer secara keseluruhan dianggap menarik oleh anak-anak dengan

unsur yang paling disukai adalah gambar.

Saran-saran yang dapat dilakukan untuk mengembangkan game Lex the Animal Rescuer sebagai perkembangan lebih lanjut adalah :

1. Memperbanyak koleksi hewan dalam game agar anak-anak mendapat lebih banyak informasi mengenai hewan langka.

2. Mengembangkan gameplay dan memperbaiki alur cerita sehingga game menjadi lebih menarik.

3. Menambah jenis karakter dan item agar game lebih bervariasi.

4. Menambahkan album coloring yang dapat di-print, karena fitur tambahan yang paling disukai oleh anak-anak dalam game ini adalah mewarnai.

(11)

Versi : 1 Revisi : 0 Halaman : 11 dari 12

REFERENSI

Adams, E. (2010). Fundamentals of Game Design. (2nd Edition). Berkeley: New Riders.

BBC. (2009, July 15). What’s an Endangered Animal?. Retrieved from http://news.bbc.co.uk/cbbcnews/hi/newsid_1610000/newsid_1614400/1614414.stm

Binanto,Iwan. (2010). Multimedia Digital- Dasar Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Brathwaite, B., & Schreiber, I. (2009). Challengers for Game Designers. Boston: Course Technology.

Connolly, B. (2005). Database Systems : A Practical Approach to Design, Implementation, and

Management. (4th edition). London : Pearson Education, Inc.

Ferrara, J. (2012). Playful Design: Creating Game Experiences in Everyday Interfaces. Brooklyn: Rosenfeld Media.

Fling, B. (2009). Mobile Design and Development. Sebastopol: O’Reilly Media, Inc.

Kiili, K., & Ketamo, H. (2010). Eye-Tracking in Educational Game Design. European Conference on

Games Based Learning, 9, 160-169.

Laufenberg, C. (2011, June 15). About species conservation. Retrieved from http://www.iucn.org/ about/work/programmes/species/

Pardew, L. (2005). Beginning Illustration and Storyboarding for Games. USA : Thomson Course Technology PTR.

Reisinger, D. (2011, October 11). 91 Percent Of Kids Are Gamers, Research Says. Retrieved from http://news.cnet.com/8301-13506_3-20118481-17/91-percent-of-kids-are-gamers-research-says/

Schell, J. (2008). The Art of Game Design: A Book of Lenses. Burlington: Morgan Kaufmann Publishers.

Sheldon, R., & Moes, Geoff. (2005). Beginning MySQL. Indianapolis : Wiley Publishing. Inc.

Shneiderman, B., & Plaisant, C. (2008). Designing The User Interface. (4th edition). USA: Addison Wesley.

Sommerville, I. (2011). Software Engineering. (9th edition). Boston : Pearson Addison Wesley.

Suryanto, M. (2005). Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta : Penerbit Andi.

The Indian Express. (2012, June 25). Research: Electronic Entertainment More Popular Than Dolls,

Construction Toys. Retrieved from

http://gamepolitics.com/2012/06/25/research-electronic-entertainment-more-popular-dolls-construction-toys

Vaughan, T. (2011). Mutimedia : Making It Work. (8th edition). USA : McGraw-Hill Companies.

Virvou, M., Katsionis, G., & Manos, K. (2005). Combining Software Games with Education: Evaluation of its Educational Effectiveness. Educational Technology & Society, 8 (2), 54-65.

Whitten, B. (2007). System Analysis and Design Methods. (7th edition). New York : McGraw –Hill Companies.

WWF. (2012, March 14). Illegal Wildlife Trade. Retrieved from http://worldwildlife.org/threats/illegal-wildlife-trade

(12)

Versi : 1 Revisi : 0 Halaman : 12 dari 12

RIWAYAT PENULIS

Grace Saraswati lahir di kota Jakarta, pada tanggal 13 Oktober 1991. Penulis saat ini sedang menjalani

pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika.

Morina lahir di kota Jakarta pada tanggal 14 November 1991. Penulis saat ini sedang menjalani

pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika.

Maria lahir di kota Jakarta pada tanggal 22 Juni 1991. Penulis saat ini sedang menjalani pendidikan S1 di

Gambar

Gambar 1 Use Case Diagram Pemain
Gambar 2 Use Case Diagram Admin
Gambar 4 Tampilan Simbol untuk Pengguna Awam dan Berpengalaman  3.  Menawarkan umpan balik yang informatif
Gambar 7 Tampilan Pencegahan Kesalahan  6.  Memungkinkan pembalikan tindakan yang mudah
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan : Motor Jupiter MX versi lama didesain memakai bodi semi fairing , memiliki sudut desain yang tajam, didesain sebagai motor ayam jago yaitu motor bebek yang

 Rehabilitasi, revitalisasi, pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan peruntukan kegiatan pertahanan dan keamanan negara;  Indikasi Program Utama Perwujudan Pola

Untuk fasilitas pinjaman tersebut di atas, Perusahaan dan Entitas Anak dikenakan bunga dengan tingkat tahunan berkisar antara 11% sampai 13% untuk fasilitas pinjaman dalam Rupiah

Selanjutnya tidak ada perbedaan rata-rata kadar hemoglobin (p=0,399) antara pasien meninggal dengan pasien hidup pada pasien gagal ginjal kronik, tidak ada

Pada pertemuan kedua peneliti mulai memberikan materi yang akan diajarkan kepada siswa yang dimana peneliti mulai memberikan materi dan pembagian kelompok supaya saling

Kepercayaan bahwa ketika seseorang melakukan suatu “kesalahan” kepada para Marapu atau jika keadaan seseorang yang telah lama mengalami sakit maka masyarakat

Terkait dengan muatan lokal ini, kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran harus dapat membantu guru di sekolah untuk melakukan kajian dan analisis tentang

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka, yang terjadi permasalahan dalam penelitian ini, adalah fenomena kinerja birokrasi pemerintah yang berkenaan dengan sumber