• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGATURAN KAPASITAS PEMBANGKIT TERMAL SAAT TERJADI GANGGUAN BEBAN MINIMUM MENGGUNAKAN METODE UNIT COMMITMENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGATURAN KAPASITAS PEMBANGKIT TERMAL SAAT TERJADI GANGGUAN BEBAN MINIMUM MENGGUNAKAN METODE UNIT COMMITMENT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGATURAN KAPASITAS PEMBANGKIT TERMAL

SAAT TERJADI GANGGUAN BEBAN MINIMUM

MENGGUNAKAN METODE UNIT COMMITMENT

Gatot Widodo

Jurusan Teknik Elektro FT UNESA gatotunesa@yahoo.com

Abstrak

Paper ini mengajukan sebuah metode unit commitment untuk menyelesaikan masalah pengaturan kapasitas pembangkit termal saat terjadi gangguan beban minimum. Dalam sistem tenaga kondisi beban minimum adalah kondisi di mana permintaan melebihi kebutuhan, dalam industri dikenal sebagai periode beban minimum.

Pada prosedur unit commitment, pengaturan kapasitas pembangkitan awal unit-unit yang disediakan untuk menanggung beban pada periode studi dilakukan dengan penjadwalan ekonomis dengan pendekatan iterasi lambda. Kemudian dilakukan proses optimasi dengan Program Dinamis berdasarkan kriteria ekonomis untuk memproleh pengaturan kapasitas unit-unit pembangkit termal yang feasible.

Pengaturan kapasitas pembangkitan dilakukan dengan cara simulasi yang menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 5.0. Simulasi yang dilakukan dengan prosedur unit commitment, menghasilkan kombinasi pengaturan kapasitas (penjadwalan) pembangkit termal pada kondisi beban minimum yang relatif feasible, sehingga diperoleh penghematan pembangkitan yang signifikan.

Kata kunci: Beban minimum, economic dispatch, unit commitment forward dynamic programming.

Abstract

This paper proposed a unit commitment method to solve scheduling problem of thermal power generation at minimum load condition. In power system minimum load condition is a condition when supply beyond demand, in industrial case it is known as minimum load period because minimum load.

In unit decommitment procedure, an early shceduling of units available to cover the demand in study period is economic dispatch with lambda iteration procedure. And then be use decommitment method with dynamic programming based on economical criteria to get a feasible scheduling of thermal power generation units.

The simulation result from applied unit decommitment procedure gives relative feasibilities in combination scheduling of minimum load condition and computation of operational cost.

Keyword: Minimum load, economic diaspatch, unit commitment forward dynamic programming.

1. Pendahuluan

Pusat pembangkit tenaga listrik berfungsi untuk mengkonversikan sumber daya energi primer menjadi energi listrik. Secara umum sistem pembangkitan energi listrik didominasi oleh pembangkit termal. Demikian juga pada Sistem Pembangkitan Jawa Bali yang dikelola oleh PT. PLN (Persero) pembangkit termal mendominasi sistem pembangkitan Jawa Bali sebesar 84,52 % sedang pembangkit hydro (PLTA) hanya 15,48 %.

Sistem pembangkitan ini akan melayani kebutuhan/beban yang selalu bervariasi dalam suatu periode waktu. Variasi beban itu bisa dari beban

rendah/dasar sampai pada beban puncak dalam suatu periode waktu. Perubahan permintaan/beban pada sistem bisa terjadi secara tiba-tiba dalam periode waktu tertentu, yaitu selama rentang 24 jam. Jumlah beban pada sistem bisa menjadi rendah, ini dapat terjadi pada periode selama akhir malam sampai menjelang pagi, apabila sebagian besar aktifitas manusia beristirahat (dalam hal ini aktifitas industri, transportasi, penerangan dan lain-lain), dan akan bisa menjadi puncak, ini dapat terjadi selama siang hari sampai menjelang malam apabila beban-beban industri

(2)

tingg, lampu-lampu menyala, dan aktifitas lainnya

tinggi.

Perubahan beban pada sistem yang terjadi secara tiba-tiba dapat menyebabkan jumlah supply akan melebihi demand, ini terjadi periode beban minimum. Menurut Claudia (1999) beban minimum dalam periodenya menghasilkan supply melebihi demand, didalam industri dikenal sebagai periode beban minimum.

Pada kondisi kerja normal, suatu “batas pengaturan” ialah memelihara pada fleksibilitas sumber-sumber supaya beban selalu dapat dikurangi atau dinaikkan seketika itu juga. Akan tetapi, pada kondisi pembebanan minimum, batas pengaturan ialah tidak cukup dengan mengoreksi kelebihan supply atas demand, dan penggunaan harus membatasi supply yang tidak fleksibel. Oleh karena itu pada kondisi pembebanan minimum dari suatu sistem memerlukan penjatahan beban kepada masing-masing pusat pembangkitan.

Proses pembagian atau penjatahan beban total dari suatu sistem kepada masing-masing pusat pembangkitnya dilakukan dengan metode penjadwalan, yaitu metode Unit Commitment (UC). 2. Pengoperasian Ekonomis

Pembangkit Termal

a. Karakteristik Pembangkit Termal Persoalan dasar pada pengoperasian/ sistem tenaga listrik secara ekonomis terletak pada karakteristik input-output. Karakteristik input-output menggambarkan tentang efisiensi unit pembangkit. Begitu juga untuk pembangkit termal, efisiensinya digambarkan oleh lengkung karakteristik input-output. Kurva input-output menggambarkan karakteristik sebuah unit termal yang menyatakan hubungan antara input pembangkit sebagai fungsi dari output pembangkit. Input pembangkit ialah satuan panas (Btu/jam) dari bahan bakar yang diberikan pada boiler untuk menghasilkan output pembangkit (MW).

Gambar 1. Kurva input-output dari sebuah generator turbin uap

Dalam mendefinisikan karakteristik dari unit-unit turbin uap, menurut kriteria sebagai berikut,

H = Btu perjam input panas untuk unit (atau Mbtu/h)

F = Biaya bahan bakar kali H ialah R perjam (atau $/h) input bahan bakar unit

Untuk karakteristik input-output, daya output adalah daya netto pembangkit yang dinyatakan oleh persamaan:

H = f (P) atau . . . (1) F = f (P)

dimana:

H = fungsi input-output (Mbtu/h) F = fungsi input-output (($/h) P = output (MW)

b. Optimasi Penjadwalan Pembangkit Termal

Optimasi penjadwalan pembangkit termal sesungguhnya merupakan proses pembagian atau penjatahan beban total sistem kepada masing-masing unit/blok pembangkit yang dilakukan oleh sistem kontrol komputer dalam lingkup pembangkit dengan melibatkan kendala atau pembatas (constraint), sehingga pada saat terjadi variasi perubahan beban diperoleh pengaturan pembebanan yang ekonomis.

Pengaturan pembebanan secara ekonomis memerlukan solusi perhitungan untuk setiap nilai perubahan beban. Konfigurasi sistem yang terdiri dari N unit pembangkit termal yang dihubungkan

Pmin P H P H Pmaks In p u t, H (M B tu /h ) at au F (R /h Output, P (MW)

(3)

dengan bus bar untuk melayani beban listrik Pload, seperti yang ditunjukan pada

Gambar 2. Input untuk masing-masing unit, ditunjukan sebagai Fi, mewakilinya cost

rate (biaya dasar) unit. Output masing-masing unit, Pi, ialah tenaga listrik yang dibangkitkan oleh unit utama itu.

Gambar 2. N Unit thermal melakukan pelayanansuatu beban Pload(Wood &

Wollenbeng, 1996)

Suatu objective function, FT, ialah

sama dengan total biaya untuk menunjukkan beban yang dipasok. Pada persoalan meminimisasi FT untuk

constraint bahwa jumlah tenaga yang dibangkitkan harus sama dengan beban yang diterima. FT = F1 + F2 + F3 + . . . + FN =∑ = N i1 Fi(Pi) (2)

Persamaan (2) menunjukan bahwa input bahan bakar merupakan fungsi dari output setiap unit pembangkit yang bersangkutan.

Gambar 3. Solusi grafis untuk pengaturan

ekonomis

Dalam lingkup internal pembangkit rugi-rugi transmisi beban diabaikan, maka jumlah output setiap unit pembangkit untuk melayani beban Pload:

PR = P1 + P2 + . . . . Pn = ∑ = N i1 Pi . . . (3)

Constranit pengoperasian sistem ini adalah jumlah daya output yang dibangkitkan harus sama dengan demand/ beban yang dibutuhkan. φ = 0 = Pload - ∑ = N i1 Pi . .(4)

3. Pengaturan Kapasitas Pembangkit Termal Dengan Metode Unit Commitment

a. Prosedur Unit Commitment

Proses pembagian atau penjatahan beban total dari suatu sistem kepada masing-masing pusat pembangkitnya dapat dilakukan dengan metode penjadwalan. Metode penjadwalan ini disebut Unit Commitment (UC). Metode ini merupakan salah satu metode yang sangat penting untuk melakukan suatu pengaturan kapasitas unit-unit pembangkit dalam suatu sistem.

Prosedur unit commitment ini, pada penjadwalan awal unit-unit yang menanggung beban akan terjadi kelebihan batas cadangan putar (excees spinning reserve) yang menyebabkan sistem beroperasi secara tidak ekonomis. Untuk memperoleh pengoperasian yang ekonomis maka harus ada unit-unit yang harus dimatikan (shut down) dari penjadwalan semula. Waktu yang digunakan untuk tidak beroperasinya unit tergantung dari proses komputasi yang dilakukan berdasarkan unit commitment. Prosedur mematikan beberapa unit disebut proses unit decommitment (UD).

Metode unit commitment diawali dengan melakukan economic dispatch dengan pendekatan iterasi lambda. Kemudian melakukan unit commitment dengan forward dynamic programming berdasarkan kriteria ekonomis untuk

F1 F2 FN 1 N 2 P1 P2 PN Pload Σ (R/MWh) P3(MW) + ++ PR = P1 + P2 + P3 1 1 dP dF 2 2 dP dF 3 3 dP dF P2(MW) P1(MW) (R/MWh) (R/MWh)

(4)

memperoleh penghematan biaya relatif (relative cost saving). Unit yang tidak ekonomis akan dimatikan lebih dulu, kemudian dilanjutkan dengan unit yang tidak ekonomis pada urutan kedua, dan begitu seterusnya. Proses commitment berlangsung secara kontinyu dan dianggap selesai bila tidak mungkin lagi dilakukan reduksi terhadap biaya total (total cost). Program dikodekan dengan bahasa pemrograman Borland Delphi 5.0 dan dijalankan pada PC Pentium III.

b. Notasi-notasi untuk Formulasi TCST = biaya total

t = indeks jam i = indeks unit I = jumlah unit

T = total jam dari periode studi Cit = biaya operasi unit i pada jam t

Pit = pembangkitan unit i pada jam t

Sit = biaya start-up unit

Xit = variabel keadaan menunjukan

jam apabila unit on/off line Uit = variabel keputusan untuk unit i

pada jam t (1–unit on-line, 0– unit off-line)

Dt = beban sistem dari jam t

EXSt = kelebihan cadangan berputar

sistem

Rit = kapasitas berputar unit i pada jam

t

Rtreq = cadangan berputar yang

dibutuhkan sistem Ti

cool

= waktu ‘start dingin’ unit i Tidn = waktu minimum down time

Tiup = waktu minimum uptime

c. Formulasi Masalah

Penjadwalan sumber untuk sasaran meminimisasi biaya operasi sumber untuk memenuhi keseimbangan persediaan-permintaan (supplay-demand) dan dihubungkan keandalan cadangan atau constraint kapasitas. Masalah ditulis sebagai berikut: (P) Minimisasi Σt Σi [ Cit (Pit)*Uit+Sit (Xi, t-1, Ut, Ui, t-1)] (5) untuk subyek Σi Pit * Uit = Dt t = 1, 2, . . . . ., T (6) Σi Rit * Uit – (Dt + Rt req) ≥ 0 t = 1, 2, . . ., . . . . (7)

Dalam formulasi ini:

Xi,t = keadaan commitment sumber dalam

periode t

Pi,t = level pembangkitan dalam periode t

Uit = ialah fungsi yang mempunyai nilai

1 bila unit i bekerja (on) dalam periode t, dan 0 untuk yang lainnya. Sit(.) = ialah fungsi biaya startup

Cit(.) = ialah fungsi biaya pembangkitan

Constraint yang ditentukan persamaan (6) ialah constraint keseimbangan supply-demand, dengan Dt sebagai permintaan

(demand) yang diramalkan dalam periode t. Constraint yang ditentukan persamaan (7) menunjukannya cadangan berputar (spinning reserve) yang diperlukannya, dengan Rit menunjukan kontribusi unit i

untuk kapasitas putaran dalam periode t, dan Rtreq cadangan yang dibutuhkan dalam

periode t.

Kondisi beban minimum dalam pengertian sesungguhnya adalah ditunjukan apabila tidak mungkin diselesaikan dengan adanya (P). Menurut Claudia (1999) beban minimum dalam periodenya menghasilkan supply melebihi demand, didalam industri dikenal sebagai periode beban minimum. Dan dimodelkan sebagai berikut:

Σi Pit * Uit ≥ Dt t = 1, 2, . . . . ., T . . . (8)

d. Fungsi Obyektif

Fungsi obyektif dimaksudkan untuk memperkecil biaya total sistem yang dirumuskan pada persamaan (5), dan kita masukan constraint persamaan beban minimum (8) ke dalam fungsi obyektif dengan mengalikannya λt. Sehingga kita

akan memperkecil augmented fungsi obyektif sebagai suatu problem optimasi (P):

(P) Min {Σt Σi [ Cit (Pit) * Uit + Sit (Xi, t-1,

Ut, Ui, t-1) - λt(Σi Pit * Uit – Dt)]} . . . (9)

untuk subyek :

* nilai positif dari kelebihan cadangan berputar

(5)

* persamaan dinamis keadaan unit

1 jika -Ticool ≤ Xit-1 ≤ -Tidn dan Uit

= 1 (strat up)

Xi,t-1+1 jika 1 ≤ Xi,t-1 ≤ Tiup –1 (up dan

harus tetap up)

Tiup jika Xi,t-1 = Tiup dan Uit = 1 (up dan yang ada menjadi shut -down)

Xit -1 jika Xi,t-1 = Tiup dan Uit = -1

(shutting-down)

Xi,t-1-1 jika -Tidn + 1 ≤ Xi,t-1 ≤ -1

(down dan harus tetap down) atau -Ticool + 1 ≤ Xi,t-1 ≤ -Tidn

dan Uit = -1 (down dan yang

ada menjadi started up) -Ticool jika Xit-1 = -Ticool dan Uit = -1

* constraint lain unit termasuk batas-batas pembangkitan minimum dan maksimum, minimum up dan down time, ramp rates, must run status, keadaan jawal manual dan sebagainya.

e. Formulasi Unit Commitment

Untuk suatu penyelesaian awal unit decommitment diberikan suatu notasi seperti (Uoit,Pito,Xoit,λto) dengan suatu

kelebihan cadangan putar dalam periode studi sebelum sebuah unit decommitting. Dalam keadaan pembangkitan lebih untuk semua atau beberapa jam (yaitu pelanggaran kondisi beban minimum) λt

o

di set untuk sistem lambda minimum dan Pito

untuk batas bawah. Sasarannya untuk memilih unit yang paling ekonomis dari sisa unit dengan decommit untuk mencapai ekonomis maksimum tanpa melanggar constraint cadangan berputar. Sekarang kita menetapkan λt

o

, dan mempertimbangkan Uit sebagai variabel-variabel keputusan.

Dengan memberikan sebuah vektor λto

problem (P) dari persamaan (8) ialah tambahan dan dipisahkan dalam indeks i unit. Maka subproblem berikut untuk setiap unit i dirumuskan: (Pi) min {Σt [Cit ( o it P ) * Uit + Sit (Xi,t-1, Uit, Ui,t-1) –λt o o it P * Uit]} i = 1, . . .,I . .(11)

untuk subyek semua constraint lokal unit i dan constraint cadangan putar sistem:

EXSt = Σj ≠ i Rjt* o t j U +Rit*Uit–Dt– Rtreq ≥ 0 . . . (12) oleh karena decommitting unit i selama periode waktu, sebagai:

RUCSTi = SUCSTi/ DUSCi . . . (13)

* Biaya total sistem setelah unit i decommitting untuk obyektif (3.6), adalah: TCST1i=ΣiΣj≠i[Cjt(Pjt∧)* o jt U + Sjt( o 1 t j, X ,Uojt,Uoj,t-1)-λt∧Pjt∧* o jt U ]+ Σt [Cit( ∧ it P )*U∧it + Sit( ∧ −1 t i, X ,Uit∧,Ui,t-1)-λt∧ Pit∧* ∧ it U ] . . . (14) dimana: ∧ it

U = jadwal unit i setelah decommitting

∧ it

P = pembangkitan unit i setelah decommitting

λt∧ = biaya marginal sistem setelah unit i

decommitting.

f. Algoritma Penyelesaian Unit

Commitment

Prosedur unit committing diselesaikan dengan langkah-langkah yang ditunjukkan pada Gambar 4.

4. Simulasi Pengaturan Kapasitas Pembangkitan Dengan Metode Unit

a. Pemrograman Komputer untuk Metode Unit Commitment

Pemrograman komputer yang dirancang ini menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 5.0 dengan dasar algoritma dan formulasi yang berkaitan dengan permasalahan. Penyusunan program pada dasarnya dilakukan dengan langkah-langkah berikut: a. Melakukan identifikasi pada masalah

yang diteliti meliputi: input, proses, dan output yang dikehendaki.

b. Membuat algoritma dengan langkah-langkah: input, proses, dan output c. Membuat model program pengaturan

kapasitaspembangkit jangka pendek unit pembangkit thermal pada beban minimum menggunakan metode unit commitment.

(6)

d. Mensimulasikan dan mengevaluasi hasil program yang telah dibuat.

e. Dokumentasi

Gambar 4. Algoritma metode unit commitment

b. Sistem Data Simulasi Pengaturan Pembangkitan

Simulasi metode unit commitment pada studi ini mencakup tiga tahapan yang harus dilakukan yaitu:

1). Penentuan besar beban yang harus ditanggung oleh tiap-tiap unit secara ekonomis dengan Economic Dispatch yang menggunakan faktor pengali lagrang

2). Perhitungan biaya bahan bakar minimum dengan metode Forward Dynamic Programming

3). Metode unit commitment

Data diambil dari PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jawa Bali untuk pembangkit thermal sebanyak 20 unit (P3B, PT. PLN, 2000) yang beroperasi. Data yang diambil merupakan parameter-parameter yang diperlukan untuk komputasi antara lain: (1). Persamaan karakteristik unit termal (2). Kapasitas minimum maksimum unit (3). Minimum up-time, minimum

down-time

(4). Biaya tanpa beban, harga bahan bakar, biaya start-up

(5). Beban harian

c. Hasil Simulasi dan Analisis Data Hasil komputasi menggunakan program komputer untuk daya yang harus dibangkitkan dari tiap-tiap unit menggunakan Economic Dispatch dengan iterasi lambda pada kondisi beban minimum ditunjukan oleh Tabel 1. Hasil ini menunjukkan bahwa sebelum dilakukan unit commitment semua unit masih beroperasi.

Kemudian dilanjutkan dengan mencari kombinasi dari unit-unit yang feasible dengan unit commitment menggunakan forward dynamic programming untuk mengawali proses decommitting.

Tabel 1. Hasil pengaturan kapasitas awal 20 unit pembangkit termal dengan

economic dispatch 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Unit Sistem 20 unit Periode 00.00 - 01.00 01.00 - 02.00 02.00 - 03.00 03.00 - 04.00 04.00 - 05.00 05.00 - 06.00 06.00 - 07.00 07.00 - 08.00 08.00 - 09.00 09.00 - 10.00 10.00 - 11.00 11.00 - 12.00 12.00 - 13.00 13.00 - 14.00 14.00 - 15.00 15.00 - 16.00 16.00 - 17.00 17.00 - 18.00 19.00 - 20.00 18.00 - 19.00 20.00 - 21.00 21.00 - 22.00 22.00 - 23.00 23.00 - 24.00 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 K = 1 START

FCOST (K,I) = MIN [PCOST (K,I) + SCOST (K-1, L : K, I)] {L}

DO FOR X = ALL STATE I IN PERIOD K K = K + 1 { L } = “ N “ FEASIBLE STATES IN INTERVAL K - 1

FCOST (K, I) = MIN [PCOST (K, I) + { L } SCOST (K – 1), L : K, I + FCOST (K – 1, L)] DO FOR ALL X = STATES I IN PERIOD K SAVE N LOWEST COST STRATEGIES K = M, LAST HOUR ? NO YES

TRACE OPTIMAL SCHEDULE

(7)

Setelah ditemukan kombinasi yang feasible dengan forward dynamic programming, maka dilakukan proses decommitment untuk semua unit secara berurutan pada kombinasi yang dihasilkan oleh UC dengan mempertimbangkan constraint yang ada dan kelebihan cadangan putar (EXS). Dari hasil penjadwalan awal ini untuk unit diberi notasi 1 = on dan 0 = off.

Dalam proses unit decommitment kalau kelebihan cadangan putar (EXS) menghasilkan nilai positif proses decommitment dapat dilaksanakan, tetapi kalau kelebihan cadangan putar (EXS) bernilai negatif maka proses decommitment tidak dapat dilaksanakan. Artinya pada saat proses unit commitment dengan pendekatan forward dynamic programming telah menghasilkan penjadwalan dan biaya yang paling optimal ekonomis.

Setelah melakukan perhitungan dengan unit decommitment untuk semua unit, lalu dicari unit yang mempunyai relative cost saving yang paling besar, untuk dimatikan (off) pada iterasi berikutnya. Iterasi ini dilakukan terus menerus sampai tidak ada unit yang dapat dimatikan. Sedang hasil komputasi menggunakan program komputer untuk kombinasi pengaturan kapasitas setelah proses decommitting pada kondisi beban minimum seperti terlihat pada Tabel 2. Hal ini

proses pengaturan kapasitas pembangkit termal menggunakan metode unit commitment menghasilkan penjadwalan yang feasible (Tabel 2). Artinya terdapat unit-unit yang tidak ekonomis mengalami decommitting untuk shut down, dan menghasilkan penghematan pembangkitan yaitu, unit 8 sebesar = 507,4572 MW selama 11 jam, unit 16 sebesar = 50 MW selama 24 jam, unit 17 sebesar = 50 MW selama 24 jam, dan unit 18 sebesar = 200 MW selama 24 jam

Tabel 2. Hasil Penjadwalan 20 unit pembangkit thermal setelah proses decommitting dilakukan pada kondisi

beban minimum Keterangan: 1 = on dan 0 = off

Adapun unit-unit yang mengalami decommitting untuk shut-down adalah ditunjukkan pada tabel 3

Tabel 3. Unit-unit yang mengalami decommitting untuk shut-down No. No. Unit Periode Waktu Penghe matan Pembangkit (MW) Lama Decommit ting (jam) 1. 2. 3. 4. 8 16 17 18 06.00 – 17.00 00.00 – 24.00 00.00 – 24.00 00.00 – 24.00 507,5472 50 50 200 11 24 24 24 5. Simpulan

Hasil studi mengenai pengaturan kapasitas pembangkit thermal menggunakan metode unit commitment pada beban minimum dengan cara simulasi menghasilkan:

(1). Kombinasi penjadwalan pada kondisi beban minimum, yang relatif feasible, (2). Menghasilkan penghematan

pembangkitan yang relatif signifikan. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Unit Sistem 20 unit Periode 00.00 - 01.00 01.00 - 02.00 02.00 - 03.00 03.00 - 04.00 04.00 - 05.00 05.00 - 06.00 06.00 - 07.00 07.00 - 08.00 09.00 - 10.00 08.00 - 09.00 10.00 - 11.00 12.00 - 13.00 11.00 - 12.00 13.00 - 14.00 14.00 - 15.00 15.00 - 16.00 16.00 - 17.00 17.00 - 18.00 19.00 - 20.00 18.00 - 19.00 20.00 - 21.00 21.00 - 22.00 22.00 - 23.00 23.00 - 24.00 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Allen J. Wood, Bruce F. Wollenberg, Power Generation, Operation, And Control. Secon Edition, New York: John Wiley & Sons, Inc. 1996.

Cho-an Li, Raymond B. Johnson, Alva J. Svoboda, A New Unit Commitment Method. IEEE Transaction on Power System, Vol. 12, No. 1, February 1997.

C. K. Pang, H.C. Chen, Optimal Short-Term Thermal Unit Commitment. IEEE Transaction on Power Apparatus and System, Vol Pas-95, No. 4, July/August 1976.

Claudia Greif, Raymond B. Johnson, Chao -an Li, Alva J. Svoboda, Kathryn Andrijeski Uemura, Short-Term Scheduling Of Electric Power Systems Under Minimum Load Condition. IEEE Transaction on Power System, Vol. 14, No. 1, February 1999.

P3B, Statistik Ketenagalistrikan, Jakarta: PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban (P3B), 2000.

PT. PLN (Persero). Statistik PLN Tahun 1997. Jakarta: PT. PLN (Persero), 1998.

Gambar

Gambar 1. Kurva input-output dari sebuah                              generator turbin uap
Gambar 3. Solusi grafis untuk pengaturan
Gambar 4. Algoritma metode unit  commitment
Tabel 2. Hasil Penjadwalan 20 unit  pembangkit thermal setelah proses  decommitting dilakukan pada kondisi

Referensi

Dokumen terkait

Saya telah diminta untuk berperan dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Remaja di SMK Bistek Palembang“.Oleh peneliti, saya

Sementara itu, berdasarkan Pasal 52-54 Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

yang tumbuh pada media SPCA dihitung total koloni menggunakan colony counter dan dinyatakan sebagai angka total plate count yaitu ikan segar, jumlah

Pemanasan induksi akan bekerja secara optimal pada frekuensi tinggi [7] sehingga dibutuhkan sebuah power suplai khusus yang akan digunakan untuk menyuplai pemanas

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan Wahyu (2014) mengatakan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang HIV-AIDS menjadi salah satu faktor pendukung stigma pada

Untuk kepentingan tersebut di atas maka dalam Peraturan Pemerintah ini diatur ketentuan-ketentuan mengenai Tatanan Kebandarudaraan Nasional, penetapan lokasi tanah

Suatu cara yang mana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama. Perkembangan dunia pendidikan pilahan studi lanjut menjadi penting bagi peningkatan

Penyebab cacat produksi yang terjadi kekurang telitian operator, bekerja tidak sesuai prosedur, kurangnya pengecekan mesin oleh operator,cara setting penintaan pengairan