• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN SELF-EFFICACY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS X PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA SWASTA METHODIST 1 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN SELF-EFFICACY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS X PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA SWASTA METHODIST 1 MEDAN."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN SELF-EFFICACY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS X PADA

MATERI EKOSISTEM DI SMA SWASTA METHODIST 1 MEDAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

DIAN LESTARI A. SITUMORANG NIM. 8106174003

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ii ABSTRAK

Dian Lestari A. Situmorang, NIM. 8106174003. Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik dan Kooperatif Jigsaw dan Self-efficacy Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Kelas X pada Materi Ekosistem di SMA Swasta Methodist 1 Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). Medan. 2013.

Penelitan ini dilakukan di SMA Swasta Methodist 1 Medan yang bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh model pembelajaran (sinektik dan kooperatif jigsaw) terhadap hasil belajar biologi siswa; (2) pengaruh self-efficacy terhadap hasil belajar biologi siswa; dan (3) interaksi antara model pembelajaran dan self-efficacy terhadap hasil belajar biologi siswa. Sampel penelitian ini siswa SMA kelas X Methodist 1 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 yang diambil secara acak (random sampling) yaitu sebanyak 2 kelas dengan jumlah 68 siswa dari populasi 4 kelas yang berjumlah 136 siswa. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar siswa, dan angket Self-efficacy siswa. Metode penelitian ini bersifat kuasi eksperimen (quasi eksperimental method) dengan teknik analisis hipotesis analisis varians dua jalur (two-ways of anova) pada taraf signifikansi α = 0,05.

Hasil penelitian ini diperoleh bahwa: (1) terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran terhadap hasil belajar biologi siswa (Fhitung = 7,316; P. = 0,009); (2) terdapat pengaruh signifikan self-efficacy terhadap hasil belajar biologi siswa (Fhitung = 262,089; P. = 0,000); dan (3) terdapat interaksi signifikan antara model pembelajaran dan self-efficacy terhadap hasil belajar biologi siswa (Fhitung = 142,025; P. = 0,000). Hasil penelitan ini mengimplikasikan bahwa model pembelajaran sinektik menimbulkan proses berpikir yang kreatif siswa. Sehingga proses analogik dapat terjadi jika informasi-informasi sebelumnya telah dikuasai secara tuntas sehingga mampu menggunakan informasi-informasi tersebut pada situasi-situasi lain yang pada akhirnya melahirkan gagasan-gagasan baru yang akan dapat meningkatkan kreativitas siswa yakni kreativitas self efficacy siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat memiliki kemampuan untuk mengorganisasi, melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan pembelajaran, menghasilkan sesuatu dan mengimplementasikan tindakan siswa di dalam kelas serta meningkatkan hasil belajar siswa.

(5)

iii ABSTRACT

Dian Lestari A. Situmorang, NIM. 8106174003. Influence and Cooperative Learning Model Synectic Jigsaw and Self-efficacy Toward Student Learning Achievement High School Class X at Private High School Content Ecosystem in Methodist 1 Medan. Thesis. Postgraduate Program, State University of Medan (UNIMED). Medan. 2013.

This research was conducted in Methodist High School Private 1 field that aims to study: (1) the influence of the Synectic and jigsaw cooperative learning model on the learning achievement of biology, (2) The influence of self-efficacy on the results of biological studies of students, and (3) the interaction between learning model and self-efficacy on learning achievement biology. The research sample of high school students of class X 1 Medan Methodist School Year 2012/2013 are randomly taken (random sampling) is as much as 2 classes with 68 students from the population number 4 classes totaling 136 students. The research instrument is a test of student learning achievement, self-efficacy and student questionnaires. This research method is quasi-experimental (quasi experimental method) with the analytical techniques of analysis of variance hypotheses two lines (two-ways of anova) at the significance level α = 0.05.

The results of this study showed that: (1) there is a significant of the Synectic and jigsaw cooperative learning model on the learning achievement of biology (Fcount = 7.316; P. = 0.009), (2) there are significant of self-efficacy on the results of biological studies of students (Fcount = 262.089; P. = 0.000), and (3) there is a significant interaction between learning model and self-efficacy on learning achievement biology (Fcount = 142.025; P. = 0.000). The results of this research implies that the learning model Synectic cause students creative thinking process. So analogic process can occur if the information had previously been controlled completely so as to use this information in other situations that ultimately gave birth to new ideas that will improve the students' creativity creativity self-efficacy of students in the learning process so that students may have the ability to organize, perform a task, achieve learning objectives, and implement actions to produce something students in the classroom and improve student learning achievement.

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat Rahmat dan Anugerah-Nya Penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran dan Self-Efficacy Terhadap Hasil Belajar Siswa

SMA Kelas X pada Materi Ekosistem di SMA Swasta Methodist 1 Medan”

disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister

Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tesis ini tidak akan dapat

terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tesis ini. Penulis

mengucapkan terima kasih pada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Bapak Prof. Dr.

H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd.

3. Dosen Pembimbing I, Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Si., dan

Dosen Pembimbing II, Dr. Hasruddin, M.Pd., Ketua Program Studi

Pendidikan Biologi, yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan,

motivasi serta dukungan pada penulis sejak awal sampai dengan selesai

penulisan tesis ini.

4. Syarifuddin, M.Sc., Ph.D, Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si., dan Ibu Dr.

(7)

v

selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan

dalam penyempurnaan tesis ini.

5. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama di

Program Pascasarjana Unimed.

6. Orang Tua Tercinta Prof. DR. J. Situmorang, M.Pd., dan L. br.Aritonang

serta kakak dan adikku yang senantiasa membantu serta mendoakan dan

mendorong Penulis menjalankan studi sampai menyelesaikan Tesis ini.

7. Suami Tercinta dr. Barry T.M. Sidabutar dan Ibu Mertua L. br.Marpaung,

serta seluruh keluarga yang senantiasa mendoakan dan mendorong Penulis

menjalankan studi sampai menyelesaikan Tesis ini.

8. Teman-teman angkatan XVIII khususnya kelas B Program Studi

Pendidikan Biologi, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, semoga Tuhan dapat membalas kebaikannya.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dari semua pihak guna penyempurnaan tesis ini. Semoga

tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak khususnya para guru

biologi serta dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Medan, 4 September 2013 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

ABSTRAK ii

ABSTRACT iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Pembatasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1. Deskripsi Teoretis, Kerangka Berpikir, Dan

Pengajuan Hipotesis 10

2.1. Deskripsi Teoritis 10

2.1.1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Biologi 10 2.1.2. Hakikat Model Pembelajaran Sinektik 15 2.1.3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif 29 2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw 39

2.1.5. Hakikat Self-efficacy 46

2.1.6. Penelitian yang Relevan 53

2.2. Kerangka Berpikir 55

2.3. Hipotesis Penelitian 60

BAB III. METODE PENELITIAN 62

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 62

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 62

3.3. Desain Penelitian 63

3.4. Prosedur pelaksanaan Perlakuan 64

3.5. Pengontrolan Perlakuan 66

3.6. Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian 69 3.7. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 70

3.8. Uji Coba Instrumen Pengumpul Data 75

(9)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 86

4.1. Hasil Penelitian 86

4.2. Hasil Uji Hipotesis 90

4.3. Pembahasan 95

4.4. Keterbatasan Penelitian 109

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 110

5.1. Simpulan 110

5.2. Implikasi 110

5.3. Saran 112

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Hasil Belajar Biologi Siswa SMA

Methodist 1 Medan 2

Tabel 2.1. Struktur Strategi Pertama, Membuat Sesuatu yang Baru 24 Tabel 2.2. Struktur Strategi Strategi Kedua: Membuat Sesuatu

yang Asing Menjadi Familiar 25

Tabel 2.3. Tahapan-tahapan Pembelajaran Kooperatif 34 Tabel 3.1. Jumlah Siswa kelas X SMA Swasta Methodist 1

Medan Tahun Ajaran 2012/2013 63

Tabel 3.2. Desain Penelitian Eksperimen Faktorial 2 x 2 64 Tabel 3.3. Kisi-Kisi Hasil Belajar Biologi 72

Tabel 3.4. Kisi-kisi Angket Self-efficacy 73

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw 40 Gambar 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Jigsaw 46 Gambar 4.1. Perbedaan Hasil Pretes Siswa pada Kelas

Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

dengan Model Pembelajaran Sinektik 86 Gambar 4.2. Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan

dengan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

dengan Model Pembelajaran Sinektik 88 Gambar 4.3. Perbedaan Self-Efficacy Siswa pada Model

Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dengan

Model Pembelajaran Sinektik 89

Gambar 4.4. Pengaruh Model Pembelajaran (Sinektik dan Kooperatif Jigsaw) Terhadap Hasil Belajar Biologi

Siswa di SMA Swasta Methodist 1 Medan 91 Gambar 4.5. Pengaruh Self-Efficacy Terhadap Hasil Belajar

Biologi Siswa di SMA Swasta Methodist 1 Medan 92 Gambar 4.6. Interaksi Antara Model Pembelajaran dan

Self-Efficacy Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa

(12)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Kegiatan Pembelajaran 115 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw 119 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sinektik 127

Lampiran 4. Angket Self-Efficacy 135

Lampiran 5. Soal Hasil Belajar Siswa 137

Lampiran 6. Tabel Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen

Angket Self Efficacy 144

Lampiran 7. Perhitungan Validitas Angket Self-Efficacy 145 Lampiran 8. Perhitungan Reliabilitas Angket Self-Efficacy 147

Lampiran 9. Deskripsi Hasil Data 149

Lampiran 10. Deskripsi Data Penelitian 152

Lampiran 11. Uji Normalitas Data 153

Lampiran 12. Uji Homogenitas Data 154

Lampiran 13. Hipotesis Penelitian 156

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Berlakunya kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi, yang telah direvisi

menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan

paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenjang

pendidikan formal. Perubahan tersebut harus pula diikuti oleh guru yang

bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembelajaran, yang dalam hal ini

orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru beralih menjadi berpusat

pada siswa. Metode pembelajaran yang semula lebih didominasi ekspositori,

beralih ke partisipatori, dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual

berubah menjadi kontekstual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk

memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan.

Sejalan dengan hal itu, UU Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik Dan Kompetensi Guru, menuntut guru untuk mampu

mengorganisasikan dan menyajikan materi pengajarannya dengan berbagai

metode mengajar dan alat bantu yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Oleh karena tuntutan tersebut, tahun-tahun belakangan ini telah terjadi

pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma pembelajaran

berbasis konstruktivisme. Menurut pandangan konstruktivisme, pengetahuan tidak

(14)

pengkonstruksian pengetahuan itu di dalam pikiran siswa itu sendiri. Rendahnya

kemampuan siswa dalam belajar adalah kurang tepatnya metode yang digunakan

guru dalam mengajar (Oleyede, 2004). Hal ini berarti bahwa dalam proses

pembelajaran siswa dituntut untuk melakukan aktivitas belajar melalui

perancangan pembelajaran oleh guru, baik secara kelompok maupun secara

individual.

Berkaitan dengan itu, modus pembelajaran yang telah dilakukan guru

dalam pelaksanaan KTSP adalah pembelajaran koperatif berbasis kontekstual.

Meskipun modus pembelajaran tersebut telah sesuai dengan paradigma

pembelajaran berbasis konstruktivisme, akan tetapi kualitas pendidikan secara

nasional masih tetap kurang menggembirakan, kualitas pendidikan Indonesia

berada pada peringkat ke 69 dari 127 negara di dunia, masih berada di bawah

Malaysia.

Pada perguruan SMA Methodist 1 Medan, pada kelas X paralel yang

berjumlah 4 kelas yang masing-masing berjumlah 34 siswa dengan nilai KKM

pada pembelajaran biologi yaitu 70, ditemukan hasil belajar rata-rata dalam

pembelajaran biologi empat tahun berturut-turut yang menggunakan model

pembelajaran koperatif sebagai mana tampak pada Tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1. Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Methodist 1 Medan

Tahun Ajaran Nilai Rata-rata Kelas Nilai Rata-rata Kelas Raport Semester I Raport Semester II

2009/2010 73,02 70,46

2010/2011 74,12 73,87

2011/2012 73,56 72,45

(15)

Berdasarkan kategori keberhasilan pembelajaran yang diterapkan pada

SMA Methodist 1 Medan, rata-rata tersebut pada Tabel 1.1 di atas masih pada

kategori cukup. Hal ini diduga karena dalam pelaksanaannnya, guru kurang

memperhatikan karakteristik dari siswa. Appelbaum dan Hare (1996)

mengemukakan bahwa self- efficacy sabagai salah satu karakteristik siswa,

merupakan mediator dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini berarti bahwa

dalam pelaksanaan pembelajaran, self- efficacy sebagai salah satu karakteristik

peserta belajar yang perlu dipertimbangkan dalam penerapan model pembelajaran.

Menurut Bandura (1997) Self -efficacy adalah belief atau keyakinan

seseorang bahwa ia dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil (outcomes)

yang positif (Santrock, 2001). Sedangkan menurut Wilhite (1990) self efficacy

adalah suatu keadaan dimana seseorang yakin dan percaya bahwa mereka dapat

mengontrol hasil dari usaha yang telah dilakukan. Self-efficacy adalah keyakinan

bahwa dirinya mampu melakukan tugas tertentu atau dapat dimaknai dengan

keyakinan dapat melakukan sesuatu dalam situasi tertentu dengan berhasil, dan

Self-efficacy merupakan keyakinan individu bahwa mereka dapat mengatasi dan

menyelesaikan suatu tugas yang mungkin dapat membuat mereka malu, gagal atau

sukses. Self efficacy juga sangat mempengaruhi kepercayaan diri, sedangkan

kepercayaan diri adalah satu di antara aspek-aspek kepribadian yang penting

dalam kehidupan manusia, yang terbentuk melalui proses belajar dalam

interaksinya dengan lingkungan. Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian

manusia yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki

(16)

self-reliance, and motivation, merupakan faktor-faktor mediator pada hasil

belajar.

Di samping itu, proses pembelajaran terjadi karena adanya proses

komunikasi, baik antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa, maupun antara

siwa dan sumber belajar lainnya. Sehubungan dengan itu, Shagita dan Suprihatin

(2012) menemukan bahwa self efficacy berpengaruh negatif terhadap kecemasan berkomunikasi. Artinya, makin tinggi self efficacy makin rendah kecemasan

berkomunikasi. Dalam pelaksanaan pembelajaran koperatif, kemampuan

berkomunikasi sangat menentukan hasil kerja kelompok maupun instruksional,

maka self-afficacy diduga sangat menentukan dalam keberhasilan pembelajaran

koperatif. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel karakteristik

peserta belajar yang dalam hal ini self efficacy berpengaruh positif terhadap hasil

belajar. Akan tetapi, interaksi antara variabel ini dan model pembelajaran terhadap

hasil belajar belum diketahui. Padahal dalam proses pembelajaran interaksi antara

beberapa variabel karakteristik peserta belajar dan model pembelajaran yang

diterapkan terhadap hasil belajar sangat perlu diketahui, terutama untuk

pemilihan metode pembelajaran yang efektif dan efisien.

Dalam pembelajaran biologi di SMA Methodist 1 Medan, self-efficacy ini

belum mendapat perhatian dalam proses pembelajaran. Hal lain yang belum

diketahui adalah apakah dalam penggunaan model pembelajaran koperatif hal itu

masih berlaku atau model pembelajaran yang manakah yang lebih tepat untuk

siswa yang memiliki self-efficacy tinggi dan yang mana lebih cocok untuk siswa

(17)

Berkaitan dengan hasil belajar, Anderson (2001), mengemukakan bahwa

kreativitas merupakan hasil belajar level tertinggi dalam ranah kognitif. Bila

diamati bentuk-bentuk tes yang digunakan dalam pengukuran hasil belajar biologi

di SMA Methodist Medan, kebanyakan bertumpu pada aspek ingatan,

pemahaman, dan aplikasi saja dan masih jarang ditemukan butir tes yang

mengukur kreativitas. Jadi, kalau dikaitkan dengan pencapaian rata-rata seperti

pada Tabel 1.1, dapat diduga hasil tersebut akan lebih rendah lagi bila aspek

kreativitas ikut dilihat sebagai hasil belajarnya.

Sehubungan dengan itu, Gordon (2009), menyarankan penggunaan model

pembelajaran sinektik guna mengembangkan kreativitas, karena model sinektik

ini telah teruji digunakan untuk keperluan mengembangkan “aktivitas kelompok”

dalam organisasi industri, di mana individu dilatih untuk mampu bekerja sama

satu dengan yang lainnya dan nantinya berfungsi sebagai orang yang mampu

mengatasi masalah (problem-slovers) atau sebagai orang yang mampu

mengembangkan produksi (products-developers). Sinektik berarti strategi

mempertemukan berbagai macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk

memperoleh satu pandangan baru. Selanjutnya Model Sinektik berorientasi

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, ekspresi kreatif, empati, dan

wawasan dalam hubungan sosial.

Zannah (2010), dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa model sinetik

dapat meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan sistem peredaran darah

(18)

positif terhadap kreativitas dalam pembelajaran life science. Sakdiahwati (2008),

menemukan bahwa penerapan model sinektik dapat meningkatkan kreativitas

menulis.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dapat ditelaah bahwa

banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. hal ini dapat ditinjau dari

berbagai komponen proses belajar mengajar, seperti: siswa, guru, sarana prasarana

media, dan masih banyak komponen yang lainnya. Masalah penelitian

diidentifikasikan, sebagai berikut:

1. Siswa mengalami kesulitan belajar dalam memahami materi biologi karena

hanya terpaku dari buku yang panduan yang ada atau berpusat pada guru.

2. Guru kurang memperhatikan karakteristik dari siswa dan kurang menerapkan

metode atau model pembelajaran biologi pada siswa.

3. Model pembelajaran sinektik belum diterapkan dalam proses belajar mengajar

biologi di SMA Swasta Methodist 1 Medan.

4. Model pembelajaran sinektik belum pernah dikaitkan dengan self-efficacy

siswa di SMA Swasta Methodist 1 Medan.

5. Pembelajaran biologi belum menggunakan model pembelajaran sinektik untuk

mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar.

6. Bentuk tes yang digunakan dalam pengukuran hasil belajar biologi di SMA

(19)

pemahaman, dan aplikasi saja dan masih jarang ditemukan butir tes yang

mengukur kreativitas.

7. Rendahnya nilai rata-rata kelas pada raport akhir semester I dan II di SMA

Swasta Methodist 1 Medan (dapat dilihat pada Tabel 1.1).

1.3. Pembatasan Masalah

Dari permasalahan-permasalahan yang muncul pada identifikasi masalah

dalam penelitian ini dibatasi pada model pembelajaran dan self-efficacy sebagai

variabel bebas, dan hasil belajar biologi sebagai variabel terikat. Model

pembelajaran dibatasi pada model pemrosesan informasi, yaitu model

pembelajaran sinektik dan koperatif jigsaw. Self-efficacy dibatasi pada kategori

tinggi dan rendah, sedangkan hasil belajar biologi dibatasi pada kompetensi dasar:

(1) mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur

biogeokimia serta pemenfaatan ekosistem bagi kehidupan, (2) menjelaskan

keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/pencemaran

lingkungan dan pelestarian lingkungan, (3) menganalisis jenis-jenis limbah dan

daur ulang limbah, dan (4) membuat produk daur ulang limbah.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan

(20)

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran (sinektik dan kooperatif

jigsaw) terhadap hasil belajar biologi siswa di SMA Swasta Methodist 1

Medan?

2. Apakah terdapat pengaruh self-efficacy terhadap hasil belajar biologi siswa di

SMA Swasta Methodist 1 Medan?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan self-efficacy

terhadap hasil belajar biologi siswa di SMA Swasta Methodist 1 Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh model pembelajaran (sinektik dan kooperatif jigsaw) terhadap hasil

belajar biologi siswa di SMA Swasta Methodist 1 Medan.

2. Pengaruh self-efficacy terhadap hasil belajar biologi siswa di SMA Swasta

Methodist 1 Medan.

3. Interaksi antara model pembelajaran dan self-efficacy terhadap hasil belajar

biologi siswa di SMA Swasta Methodist 1 Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara

praktis maupun secara teoretis. Secara parktis, hasil penelitian ini dapat

bermanfaat untuk: (1) sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan

dalam pengembangan kurikulum biologi di SMA, khususnya dalam komponen

(21)

(2) bahan pertimbangan bagi guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran,

khususnya dalam pemilihan model pembelajaran yang efektif dan efisien, serta

berdaya tarik, yang sesuai dengan karakteristik materri dan karakteristik peserta

belajar (siswa). Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

untuk memperkaya khasanah pengetahuan ilmiah dalam bidang pendidikan,

(22)

110

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat diambil

simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran terhadap hasil belajar

biologi siswa di SMA Swasta Methodist 1 Medan.

2. Terdapat pengaruh signifikan self-efficacy terhadap hasil belajar biologi

siswa di SMA Swasta Methodist 1 Medan.

3. Terdapat interaksi signifikan antara model pembelajaran dan self-efficacy

terhadap hasil belajar biologi siswa di SMA Swasta Methodist 1 Medan.

5.2. Implikasi

Hasil penelitan ini mengimplikasikan bahwa model sinektik akan

menimbulkan proses berpikir yang kreatif sehingga peserta belajar dengan

sendirinya telah melalui proses kognitif, mulai dari mengingat, memahami,

menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi. Sehingga proses analogik dapat

terjadi jika informasi-informasi sebelumnya telah dikuasai secara tuntas sehingga

mampu menggunakan informasi-informasi tersebut pada situasi-situasi lain yang

pada akhirnya melahirkan gagasan-gagasan baru. Jadi, dengan menggunakan

(23)

111

Kreativitas pada dasarnya merupakan proses emosional, yang mensyaratkan

unsur-unsur irasionalitas dan emosi untuk meningkatkan proses intelektual.

Sedangkan pada model pembelajaran koperatif jigsaw menitikberatkan pada

proses berbagi pengetahuan dan kemampuan siswa. Setiap anggota kelompok

harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Interaksi tatap

muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota

kelompok untuk bekerjasama, menghargai setiap perbedaan individu,

memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan

masing-masing. Sehingga dengan kedua model pembelajaran ini siswa dapat

mengembangkan kreativitasnya dalam proses kelompok pada proses pembelajaran

di dalam kelas yakni self efficacy siswa. Self-efficacy merupakan keyakinan atau

kepercayaan individu mengenai kemampuan dirinya untuk mengorganisasi,

melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, menghasilkan sesuatu dan

mengimplementasikan tindakan untuk menampilkan kecakapan tertentu. Dimana

Self-efficacy menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan individu akan

memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan individu. Self-efficacy

menjadi dasar dirinya melakukan usaha yang keras, bahkan ketika menemui

(24)

112

5.3. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak

lanjut penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat khususnya pembelajaran

sinektik maupun kooperatif jigsaw pada setiap materi pembelajaran biologi

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di dalam kelas.

2. Menyarankan pada peneliti berikutnya untuk dapat mengembangkan hasil

penelitian ini agar penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi terhadap

dunia pendidikan khususnya bagi para guru pada pembelajaran materi biologi

(25)

113

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, O. W dan Krathwohl, D. R. 2001. A taxonomy for learning, teaching, and assessing. New York: Addison Wesley Longman Inc.

Appelbaum, S. H, and Hare, A. 1996. Self Efficacy As A Mediator of Goal setting and Performance. Jurnal of managerial psychology, 11:33-47.

Arends, R. 1997. Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. 1998. Managemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Aronson, E., Blaney, N., Stephan, C., Sikes, J., and Snapp, M. 1978. The Jigsaw Classroom. Beverly Hills: Sage Publications, Inc.

Bandura, A. 1971. Social Learning Theory. New York: General Learning.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Bandung: PT. Gelora Aksara Pratama.

Gagne, R. M. 1977. Principles of Instructional Design. New York: Halt Reinhartand Winston.

Gordon, W. J. J. 1961. Synectic. New york: Harper and Row.

Hasan, H, S. 2000. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Joyce, B., & Weil, M. 2000. Model of Teaching. London: Allyn and Bacon.

Joice, B., Weil, M., dan Calhoun, E. 2007. Models of Teaching. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Isjoni. 2010. Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Kurniati. 2005. Pengaruh Pelatihan Keterampilan Kreatif Terhadap Krearivitas. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Miarson, Y. H. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan . Jakarta: Kencana.

Piaget, J. 1959. Language and Thought of the Child (M. Grabain, Trans.). New York: Humanities Press.

(26)

114

Rohmah, M., Zahirman, dan Erlinda, S. 2012. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle Terhadap Minat Belajar PKn Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Kampar Kiri Tengah Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar. Riau: Universitas Riau.

Romizowsky, A. J. 1981. Instructional Design System, Decision Making in Course Planning and Curriculum Design. London: Kogan.

Slavin, R. E. 1995. Cooperative Learning Theory. Second edition. Massachussetts: Allyn and Bacon.

Slavin, R, E., Stevens, R, J., and Madden, N, A. 1988. Accomodating Student Diversity in Reading and Writing Instruction: A Cooperative Learning Approach. Remedial and Sepecial Education, 9: 60-66.

Snelbecker, G. E. 1974. Learning Theory, Instructional Theory, and Psychoeducational Design. New york: McGraw-Hill Book Company.

Soejadi, H, D. 2000. Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production.

Sternberger, C. S, and Meyer, L. H. 2005. Self- Efficacy, Self-Reliance, and Motivation in an Asynchonous Learning Environment. Jurnal World Academic of Science, Engineering and Technology, 8: 225-228.

Sagita dan Suprihatin. 2005. Self- Efficacy Dengan Kecemasan Komunikasi Pada Mahasiswa Dalam Mempresentasikan Tugas Di Depan Kelas. Jurnal Psikologi, 14: 92-109.

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sudjana, N. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Gambar

Tabel 1.1. Hasil Belajar Biologi Siswa SMA        Methodist 1 Medan  Tabel 2.1. Struktur Strategi Pertama, Membuat Sesuatu yang Baru
Gambar 2.1.   Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Gambar 2.2.   Sintaks Model Pembelajaran Jigsaw
Tabel 1.1. Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Methodist 1 Medan Tahun Ajaran  Nilai Rata-rata Kelas  Nilai Rata-rata Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi, informasi pada situs OGSA-DAI sebagai acuan utama penulis tidak diberikan secara detil dalam hal pustaka yang terkait dengan sistem operasi dan paket GT yang

Diantara harga, kualitas, jenis dan kemasan, manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian deterjen Rinso dan Soklin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sanitasi fisik rumah yang meliputi ventilasi rumah, pencahayaan alami rumah, kelembaban rumah, lantai rumah, dinding

BAGIAN D : Masa mulai berlaku: Amendemen Ketujuh ini mul ai berlaku segera setelah ditandatangani oleh Para Pihak... IN WITNESS WHEREOF, USAID and the Grantee,

BERKEYAKINAN bahwa dialog konstruktif mengenai aspek-aspek penting dalam hubungan bilateral, dan isu-isu regional serta internasional yang menjadi kepentingan bersama akan

[r]

[r]

[r]