SKRIPSI
PENGARUH FAKTOR BUDAYA, SOSIAL, PRIBADI, DAN PSIKOLOGIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK
HANDPHONE MEREK BLACKBERRY (STUDI KASUS PADA
MAHASISWA FAKULTAS HUKUM USU)
OLEH
MHD.SYAFII ZAIN HRP 070502131
PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan Psikologis Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Handphone Merek BlackBerry (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Hukum USU)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis terhadap keputusan pembelian handphone BlackBerry.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis aksidental dan analisis regresi linear berganda. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Hukum USU dan mahasiswa yang dijadikan sebagai sampel berjumlah 93 orang.
Hasil penelitian ini menunjukkan faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian handphone Blackberry. Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda dan pada koefisien determinasi, nilai R sebesar 0,764 berarti hubungan antara Faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan Psikologis Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Handphone Merek BlackBerry sebesar 76.4 %, artinya hubungan antar variabel erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,564 yang berarti 56.4 % keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan Psikologis. Sedangkan sisanya 43.6 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ABSTRACT
This research entitled "Cultural Factors Influence, Social, Personal and Psychological against purchasing decisions Mobile Product of BlackBerry Brand (Case Study On Student Faculty of Law USU)". The purpose of this research is to investigate and analyze the influence of Cultural Factors Influence, Social, Personal and Psychological against purchasing decisions Mobile Product of BlackBerry Brand On Student Faculty of Law USU.
The research methodology used is accidental sampling method and multiple linear regression analysis. Data processing was performed using SPSS 16.0 for windows. The population in this research were Student Faculty of Law USU and is used as the samples are the Student, amounting to 93 peoples.
The result of this research showed that the variable Cultural, Social, Personal and Psychological jointly have a positive and significant effect against purchasing decisions Mobile Product of BlackBerry Brand On Student Faculty of Law USU. These results can be viewed on multiple regression analysis and the coefficient of determination, the R value of 0.764 means the relation between Cultural, Social, Personal and Psychological against purchasing decisions is 76.4%, meaning that the relationship between variables closely. Adjusted R Square value of 0,564 which means 56.4% purchasing decisions can be explained by variable Cultural, Social, Personal and Psychological. The remaining 64.5% can be explained by other factors not examined in this research.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT
atas segala rahmat, berkah, dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan Psikologis Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Handphone
Merek BlackBerry (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Hukum USU)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di
Universitas Sumatera Utara.
Selama proses studi dan pengerjaan penelitian ini penulis telah banyak menerima saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak khususnya pihak keluarga. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bpk Drs. Jhon Tafbu Ritonga. Mec, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini. S.E, Msi, sebagai Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E. ME., sebagai Ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Marhayanie, S.E., M.Si., sebagai Sekertaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu. Dra. Ulfah, Msi, sebagai Dosen Pembimbing penulis. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beliau, karena
6. Ibu Dra. Setry Hiyanti Srg, Msi, sebagai Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan dan nasehat dalam penyempurnaan penulisan dan isi
dalam penelitian ini. Terima kasih banyak bu Setry.
7. Ibu Marhayanie, S.E., M.Si. sebagai Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan masukan, arahan, serta nasehat yang memotivasi penulis
untuk dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik dan terarah. Terimakasih banyak bu Marhayanie.
8. Kepada seluruh dosen-dosen yang telah mengajar penulis dengan sangat baik, terima kasih banyak ibu/ bapak dosen-dosen.
9. Kepada Mama Agustina br Ginting, S.pd dan Papa Agus Karyono
Harahap, terimakasih yang sebesar-besarnya buat doa, dukungan, dan kasih sayang yang Mama dan Papa berikan selama ini. Sepanjang hidupku
hingga akhir hayatku, rasa sayangku takkan pernah habis untuk Mama dan Papa.
10.Untuk adek – adekku, Diki, Rindi dan Khanaya, terimakasih banyak buat
doa dan dukungannya juga ya, abg sayang kalian
11.Untuk pujaan hati Ayu Azzahra terimakasih atas dukungan serta perhatian
yang di berikan selama ini.
12.Kepada teman-teman seperjuangan dan sepermainan : Bagus, Abdul Hadi, Adi Akhyar IS, Amar, Ahmad Luqman, Anantha Frana, Fauzan, Heri,
Ikhsan, JansenG, M.Ari Irawan, Nurdin, Yusuf, Rikki, Nostra, Dages, Faber, dan anak2 manajemen 2007 semua, terimakasih banyak. Kenangan
13.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, namun terlewatkan dalam penyebutan ucapan terima kasih di lembaran ini penulis
mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya dan tidak berarti kelalaian tersebut mengurangi rasa terima kasih penulis.
Medan, September 2011 Penulis
D A F T A R I S I
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ..ix
2.1.Uraian Teoretis ... 10
2.1.1Perilaku Konsumen ... 10
2.1.2.Faktor-faktor Perilaku Konsumen ... 13
1.Faktor Budaya ... 12
2..Faktor sosial ... 15
3. Faktor Pribadi... 16
4.Faktor Psikologis... 18
2.1.3.Peran konsumen dalam pembelian ... 20
2.1.4.Tipe-tipe Perilaku Pembelian ... 21
2.1.5.Proses Keputusan Pembelian ... 22
2.2.Penelitian Terdahulu ... 25
2.3.Kerangka Konseptual ... 26
2.4.Hipotesis ... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29
3.1. Jenis Penelitian ... 29
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
3.3. Batasan Operasional ... 29
3.4. Defenisi Operasional ... 30
3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 32
3.6. Populasi dan Sampel ... 32
3.7. Jenis data ... 33
3.8. Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 35
3.9. Teknik Analisis Data ... 36
4.1. Gambaran umum BlackBerry ... 40
4.2. Hasil Penelitian ... 52
4.2.1.Uji Validitas dan Reliabilitas ... 52
4.2.2.Analisis Deskriptif ... 54
4.2.3.Uji Asumsi Klasik ... 64
4.2.4.Analisis Linier Berganda ... 69
4.3. Pembahasan ... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76
5.1. Kesimpulan ... 76
5.2. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 79
D A F T A R T A B E L
No.Tabel Judul Halaman
1.1 Pangsa Pasar Smart Phone dunia tahun 2009 ... 6
1.2 Pangsa Pasar Smart Phone dunia tahun 2010 ... 6
3.1 Oprasional variabel ... 31
3.2 Instrumen Skala Likert ... 32
4.1 Validitas Instrumen ... 53
4.2 Uji Reliabilitas ... 54
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Angkatan ... 54
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 55
4.6 Tipe Handphone BlackBerry yang di guakan ... 56
4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Budaya(X1) ... 58
4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Sosial(X2) ... 59
4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pribadi(X3) ... 60
4.10 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Psikologis(X4) ... 61
4.11 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keputusan Pembelian(Y) ... 63
4.12 Uji Kolgorov-Smirnov ... 67
4.13 Uji Glejser ... 68
4.14 Uji Multikolinieritas ... 69
4.15 Uji Simultan (Uji F) ... 70
4.16 Uji Parsial (Uji t) ... 71
D A F T A R G A M B A R
No.Gambar Judul Halaman
2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkahlaku Konsumen ... 13
2.2 Proses Keputusan Pembelin ... 22
2.3 Kerangka Konseptual ... 28
4.1 Produk-produk BlackBerry ... 44
4.2 Histogram Uji Normalitas ... 65
D A F T A R L A M P I R A N
No.Lampiran Judul Halaman
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan Psikologis Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Handphone Merek BlackBerry (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Hukum USU)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis terhadap keputusan pembelian handphone BlackBerry.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis aksidental dan analisis regresi linear berganda. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Hukum USU dan mahasiswa yang dijadikan sebagai sampel berjumlah 93 orang.
Hasil penelitian ini menunjukkan faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian handphone Blackberry. Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda dan pada koefisien determinasi, nilai R sebesar 0,764 berarti hubungan antara Faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan Psikologis Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Handphone Merek BlackBerry sebesar 76.4 %, artinya hubungan antar variabel erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,564 yang berarti 56.4 % keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan Psikologis. Sedangkan sisanya 43.6 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ABSTRACT
This research entitled "Cultural Factors Influence, Social, Personal and Psychological against purchasing decisions Mobile Product of BlackBerry Brand (Case Study On Student Faculty of Law USU)". The purpose of this research is to investigate and analyze the influence of Cultural Factors Influence, Social, Personal and Psychological against purchasing decisions Mobile Product of BlackBerry Brand On Student Faculty of Law USU.
The research methodology used is accidental sampling method and multiple linear regression analysis. Data processing was performed using SPSS 16.0 for windows. The population in this research were Student Faculty of Law USU and is used as the samples are the Student, amounting to 93 peoples.
The result of this research showed that the variable Cultural, Social, Personal and Psychological jointly have a positive and significant effect against purchasing decisions Mobile Product of BlackBerry Brand On Student Faculty of Law USU. These results can be viewed on multiple regression analysis and the coefficient of determination, the R value of 0.764 means the relation between Cultural, Social, Personal and Psychological against purchasing decisions is 76.4%, meaning that the relationship between variables closely. Adjusted R Square value of 0,564 which means 56.4% purchasing decisions can be explained by variable Cultural, Social, Personal and Psychological. The remaining 64.5% can be explained by other factors not examined in this research.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi merupakan
istilah yang sering diucapkan pada jaman sekarang ini. Bahkan istilah teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi ciri dari abad ini. Seiring
dengan hal tersebut manusia sebagai pemakai (user) teknologi informasi dan komunikasi tanpa berhenti untuk terus membuat atau menciptakan suatu teknologi informasi dan komunikasi agar sesuai dengan apa yang diharapkan,
yaitu mempermudah aktivitas manusia (user) itu sendiri. Sama halnya dengan penggunaan telepon seluler sekarang ini tak sekedar menajadi alat percakapan
jarak jauh saja, akan tetapi produk telepon seluler di tuntut untuk dapat memberikan kemudahan pekerjaan maupun menyediakan fasilitas hiburan kepada para penggunanya. Koneksi internet, email, social networking, streaming, musik,
vidio, mobile tv, games dan fitur-fitur lainnya kini menjadi andalan para produsen telepon seluler dalam memanjakan konsumennya.
Dunia pemasaran yang semakin kompetitif menuntut perusahaan telepon seluler untuk memiliki keunggulan bersaing atau Competitive advantage. Untuk dapat tetap eksis di dalam proses produksi dan kontinuitas produksi perusahaan
tetap terjaga kita dituntut untuk semakin bekerja keras, pintar, dan kreatif. Di sisi lain konsumen dihadapkan pada berbagai macam pilihan produk. Merek ponsel
iPhone, Nokia, Sony Ericsson, Motorola, Samsung, Siemens, LG, Alcatel, dan merek lainnya Masing-masing merek handphone tersebut berlomba melakukan
inovasi produk denga tipe, model dan teknologinya masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan profesi, status, gaya hidup, dan hobi penggunaannya.
BlackBerry sebagai merek produk dari sebuah produsen ponsel (sama halnya seperti Nokia, Sony Ericsson dan Motorola) yang dihasilkan oleh Research
In Motion (RIM) adalah perangkat genggam nirkabel yang memiliki kemampuan
layanan push e-mail, telepon seluler, sms, faksimili internet, menjelajah Internet, dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya. Keistimewaan BlackBerry terutama
terletak pada layanan push e-mailnya. Sederhananya dengan layanan ini pelanggan dapat menerima email secepat dan semudah menerima SMS (pesan
singkat). Email yang berukuran asli 1 Mb jika diterima dengan fasilitas push
e-mail BlackBerry bisa menjadi 10 kb dengan isi yang tetap, BlackBerry juga bisa
dengan mudah menampilkan lampiran file yang berformat PDF ataupun microsoft
office seperti microsoft word, microsoft excel dan power point
BlackBerry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan Kanada, Research In Motion (RIM). BlackBerry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan
Starhub. Pada akhir tahun 2010 pengguna Blakberry di Indonesia sudah mecapai tiga juta pelanggan dimana dua juta terdaftar sebagai pelanggan resmi sedangkan
Jumlah ini meningkat signifikan dari pertengahan tahun 2009 lalu yang mencatat pelanggan BlackBerry berkisar 300-400 ribu pelanggan resminya, hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang merupakan pangsa pasar yang sangat potensial untuk digarap oleh RIM. Walaupun saat ini pangsa pasar smartphone dunia masih dikuasi oleh Nokia,
pertumbuhan smartphone lainnya seperti RIM dan Apple memberikan ancaman serius bagi Nokia (www.Teknologi.net). Berikut ini data pangsa pasar smartphone
di seluruh dunia :
Tabel 1.1
Pangsa pasar dan total penjualan smartphone tahun 2009 di dunia Produk Pangsa pasar Total Penjualan
Nokia 45% 67,8 juta unit
RIM 18,7% 34,5 juta unit
Apple 13,3% 25,1 juta unit
HTC, Fujitsu, dll 23% 47,6 juta unit Total penjualan smartphone 100% 175 juta unit
Sumber : www.gartner.com 2010, (data diolah)
Tabel 1.2
Pangsa pasar dan total penjualan smartphone tahun 2010 di dunia Produk Pangsa pasar Total Penjualan
Nokia 34,2% 100,1 juta unit
RIM 16,7% 48,8 juta unit
Apple 16,2% 47,5 juta unit
HTC, Fujitsu, dll 32,9% 96,6 juta unit Total penjualan smartphone 100% 293 juta unit Sumber : www.gartner.com 2010, (data diolah)
Tingkahlaku membeli yang mencari variasi sangat bepengaruh dalam pengambilan keputusan konsumen terhadap pembelian handphone merek
BlackBerry. Kebutuhan mencari variasi merupakan komitmen secara sadar untuk membeli merek lain karena individu terdorong untuk menjadi terlibat, terdorong
yang tujuannya adalah untuk mencari kesenangan atau untuk melepaskan kejenuhan dari merek yang biasa dipakainya (Setiyaningrum,2005:2-7). Carpenter
dkk dalam (Prasetijo & Ihalauw, 2005:5), mengatakan mengerti dan memahami seluk beluk perilaku konsumen penting untuk mencapai keunggulan kompetitif. Perusahaan yang mempunyai keunggulan kompetitif memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi konsumen untuk memilih produk yang di hasilkannya dengan yakin oleh karena itu strategi kompetitif mengharuskan perusahaan untuk
mendalami pola tingkahlaku konsumen secara keseluruhan yang dapat memberikan masukan kepada perusahaan untuk memberikan kepuasan lebih dari yang diberikan para kompetitornya.
Untuk meningkatkan kemampuan kompetitif perusahaan produsen harus dapat mengembangkan pemahaman dan analisisnya mengenai faktor-faktor
perilaku konsumen berpengaruh dalam mengambil keputusan pembelian. Faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perilaku konsumen.
Faktor budaya adalah faktor yang dipengaruhi kepercayaan, nilai-nilai, dan kebiasaan yang dipelajari yang membantu mengarahkan perilaku konsumen para
anggota masyarakat tertentu. Komponen yang termasuk didalamnya yaitu budaya, sub-budaya, dan kelas sosial konsumen. Minat konsumen dalam hal ini adalah mahasiswa terhadap pembelian dan penggunaan handphone BlackBerry
mencerminkan latar belakang kehidupannya dalam masyarakat berteknologi tinggi. Blackberry mewaikili sekelompok pengetahuan dan nilai dari kosumen.
BlackBerry. Dalam budaya lain atau suku tertentu di suatu tempat BlackBerry tidak memiliki arti apa-apa ataupun mereka beranggapan BlackBerry merupakan
suatu yang menarik perhatian tanpa ada niat untuk melakukan pembelian karena pertimbangan tertentu.
Faktor sosial adalah faktor yang dipengaruhi oleh orang-orang disekitar
kita. Komponen yang termasuk didalamnya yaitu kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen. Kelompok referensi merupakan kelompok yang
berpengaruh langsung di kalangan mahasiswa. Bila dalam kalangan kelompok referensi kepercayaan akan produk BlackBerry tinggi maka anggota lainnya akan terdorong untuk melakukan pembelian produk yang serupa. Anggota Keluarga
merupakan referensi yang paling mempengaruhi mahasiswa dalam pembelian. Mahasiswa cenderung memperhatikan produk yang digunakan oleh keluarga
terlebih orangtuanya. Kepercayaan orang tua terhadap BlackBerry dapat menimbulkan pembelian kembali oleh mahasiswa atau anak-anaknya.
Faktor pribadi adalah faktor yang dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari
seorang konsumen. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri
pembeli. Penggunaan BlackBerry saat ini sudah tidak lagi untuk sekedar memenuhi kebutuhan komunikasi dan informasi saja akan tetapi sudah melebar ke gaya hidup. Blackberry memberikan kesan tren gaya hidup terkini dan metropolis.
Faktor psikologis adalah faktor paling mendasar dalam diri individu yang akan mempengaruhi pilihan-pilihan seseorang dalam membeli. Komponen
yang termasuk didalamnya yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan sikap. Suatu dorongan di defenisikan sebagai ransangan internal yang kuat yang mendesak kearah suatu tindakan. Dorongan akan menjadi motivasi apabila
dorongan tersebut diarahkan ke sesuatu objek atau ransagan dalam hal ini yaitu
hanphone BlackBerry. Dorongan dari keluarga, teman, kelompok, melihat iklan
dan artikel BlackBerry adalah isayarat-isyarat yang memberikan dorongan sehingga membentuk motivasi dari dalam diri mahasiswa untuk melakukan pembelian BlackBerry guna memenuhi kebutuhan informasi maupun gaya hidup.
Dominasi terhadap masing-masing faktor tersebut berbeda untuk produk yang berbeda, atau dengan kata lain ada faktor yang lebih berpengaruh dalam
pembelian suatu produk dan faktor lainnya kurang berpengaruh dan berbeda bila di lakukan pembelian terhadap produk lainnya. Unggul dalam pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengariuhi perilaku konsumennya maka
perusahaan dapat lebih mengenal konsumennya, memberikan produk yang benar-benar di butuhkan, memberikan kepuasan, mempertahankan konsumennya dari
para pesaingnnya.
Secara keseluruhan, BlackBerry memiliki banyak keunggulan yang membuatnya diminati oleh para konsumen. Terutama konsumen dari dunia
bisnis dan remaja. Hal ini dikarenakan BlackBerry sangat mendukung untuk berkomunikasi baik dalam bentuk push email, email, chat, sosial network,
dinikmati oleh konsumen dalam satu paket yang dihargai dengan harga yang terjangkau. Dengan paket tersebut konsumen dapat menikmati berbagai
macam layanan data BlackBerry tanpa ada batasan tergantung pada paket yang dipilih di setiap operator seluler yang digunakan. Keterbukaan BlackBerry dengan berbagai macam aplikasi membuat BlackBerry kaya akan
fitur dan nilai tambah yang dapat menambah daya tarik konsumen untuk memiliki produk-produk keluaran RIM tersebut
Tidak semua pemakai BlackBerry sebatas pengusaha dan eksekutif muda saja, mahasiswa pun telah banyak menggunakannya. Menurut Rudy, Branch
Manager Personal Digital Assistant (PDA) Center di Palembang, menjelaskan
bukan hanya kalangan menengah atas seperti eksekutif muda, pengusaha serta kalangan birokrat saja yang mencari BlackBerry, tetapi mahasiswa dan pelajarpun
demikian. Sebab harga BlackBerry kini relatif terjangkau untuk ukuran mahasiswa karena tidak jauh berbeda dengan harga laptop. Selain itu Mahasiswa saat ini merupakan kaum muda yang memiliki intelektual tinggi yang haus akan
teknologi informasi dan juga BlackBerry digunakan sebagai gaya hidup,
Kalangan muda khususnya mahasiswa, dalam hal ini adalah mahasiswa Fakultas Hukum USU, sering kali dikategorikan sebagai kelompok konsumen yang cenderung terbuka terhadap produk baru yang memiliki inovasi-inovasi yang
tidak ditemukan pada produk-produk sebelumnya. Kelompok ini selalu dituntut untuk mengikuti perkembangan informasi yang penting untuk mendukung
untuk memenuhi kebutuhan tersebut walaupun tidak sedikit dari pengguna BlackBerry tersebut hanya untuk mengikuti tren gaya hidup terkini. Ditengah
banyaknya piliihan merek handphone yang ada di pasar, BlackBerry memiliki tempat tersendiri dikalangan mahasiswa khususnya di Fakultas Hukum USU. Hal ini dibuktikan dari hasil prasurvei yang dilakukan penulis dimana dari 20 orang
mahasiswa yang dipilih secara acak terdapat 12 orang yang pernah melakukan pembelian BlackBerry. Hal ini menunjukkan Fakultas Hukum USU layak untuk
diteliti.
Dari hasil pra-survei yang di dapat serta uraian dari latar belakang, penulis tertarik untuk mengetahui lebih mendalam tentang perilaku konsumen dalam
membeli produk handphone merek BlackBerry, dan untuk maksud tersebut penulis menetapkan :
“Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologis Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Handphone Merek BlackBerry (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Hukum USU)” sebagai judul penelitian ini.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah faktor budaya,
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis bahwa faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian produk
handphone merek BlackBerry pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan atau informasi bagi
perusahaan-perusahaan telekomunikasi untuk mengetahui faktor yang berpengaruh dominan terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk yang ditawarkannya.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat menjadi masukan atau referensi sekaligus sebagai
bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian objek atau masalah yang sama.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan suatu pendalaman ilmu, dimana peneliti menerapkan teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Perilaku Konsumen
Perilaku kosumen menyangkut masalah keputusan yang diambil
seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa. Menurut Schifman dan Kanuk (2000 : 86), Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya. Menurut Setiadi
(2003), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
Dari definisi perilaku kosumen diatas dapat diungkapkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap :
1.
suatu produk sebagai adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat
menentukan produk yang akan dibeli.
2.
menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam
dan berdasarkan
3.
mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi
4.
mengevaluasi beberapa alternatif membuat keputusan pembelian. Terkadan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian
yang dipertimbangkan.
5.
evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli
konsumen akan melakukan dengan harapannya. Dalam hal ini, terjad
konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa
Pemahaman tentang konsumen dan proses konsumsi akan menghasilkan sejumlah manfaat diantaranya adalah kemampuan untuk membantu para manajer
mengambil keputusan, memberikan para peneliti pemasaran pengetahuan dasar ketika menganalisis konsumen, membantu legislatif negara serta pembuat peraturan menciptakan hukum dan peraturan yang berhubungan dengan
pembelian dan penjualan barang atau jasa, dan membantu konsumen dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Singkatnya Perilaku Konsumen
dipelajari agar lebih memahami tentang apa yang dibeli oleh konsumen, mengapa, di mana, kapan dan seberapa sering dia membeli. Pengetahuan ini kemudian dipakai untuk menciptakan cara untuk memuaskan/memenuhi kebutuhan mereka
dan menciptakan pendekatan yang baik untuk berkomunikasi dan mempengaruhi mereka. Jadi, itu semua adalah kajian-kajian yang sangat mendasar dalam seluruh
kegiatan pemasaran.
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Kotler (2002: 183), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen adalah faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Sebagian faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus
Sumber : (Kotler, 2002: 183) diolah
Gambar 2.1
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen.
Perilaku kosumen menyangkut masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa. Menurut Schifman dan Kanuk (2000 : 86),
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa
maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya. Menurut Setiadi (2003), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
Pembelian Kebudayaan Sosial Pribadi Psikologis
1. Faktor Kebudayaan
Faktor budaya memiliki pengaruh paling luas dan mendalam terhadap
perilaku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran dari tiap komponen yang ada, yaitu :
a. Budaya
Budaya adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku
seseorang. Mahluk yang lebih rendah umumnya dituntun oleh naluri. Sedangkan pada manusia, perilaku biasanya dipelajari dari lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi, preferensi dan perilaku antara seorang
yang tinggal pada daerah tertentu dapat berbeda dengan orang lain yang berada di lingkungan yang lain pula. Sehingga sangat penting bagi pemasar
untuk melihat pergeseran kultur tersebut untuk dapat menyediakan produk-produk baru yang diinginkan konsumen.
b. Sub-Budaya
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk
para anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering merancang produk dan program
Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara heirarkis dan yang anggotanya menganut
nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan dan tempat tinggal. Kelas Sosial berbeda dalam hal busana,
cara berbicara, preferensi rekreasi dan memiliki banyak ciri-ciri lain.
2. Faktor Sosial
Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi dapat diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan,
kekayaan dan variabel lain. Dalam beberapa sistem sosial, anggota dari kelas yang berbeada memelihara peran tertentu dan tidak dapat mengubah posisi
mereka. Tingkahlaku kosumen juga di pengaruhi oleh faktor-faktor sosial sebagai berikut :
a. Kelompok Referensi
Kelompok referensi adalah semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.
Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan adalah kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja, yang berinteraksi
asosiasi perdagangan yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.
b. Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi objek penelitian yang ekstensif.
Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, istri dan
anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa. c. Peran dan Status
Posisi seseorang dalam tiap-tiap kelompok dapat didefinisikan dalam
peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Setiap peranmembawa status yang mencerminkan
penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan peran dan statusnya dalam masyarakat.
3. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur-hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya
hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:
a. Usia dan Siklus Hidup
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, prabot, dan rekreasi seringkali
keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk
tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasar untuk setiap tahap.
b. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengindentifikasi kelompok
yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap produk mereka.
c. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk yang akan dibelinya. Keadaan ekonomi terdiri dari penghasilan yang dapat
dibelanjakan, tabungan dan aktiva, hutang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap atas belanja atau menabung. Pemasar produk yang peka terhadap harga terus-menerus mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi,
tabungan dan tingkat bunga. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang,
melakukan penempatan ulang, dan mengubah harga produknya. d. Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan
dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya
membelanjakan uangnya dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka. Oleh karenanya, hal ini berhubungan dengan tindakan dan perilaku
sejak lahir. e.Kepribadian
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda yang dapat
mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis berbeda dari seseorang yang menyebabkan
tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan sifat-sifat seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi daya tahan dan
kemampuan beradaptasi. Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen terhadap pemilihan produk atau merek
tertentu.
4. Faktor Psikologis
Pilihan barang yang dibeli oleh seseorang dipengaruhi oleh faktor
psikologis yang utama, yaitu : a. Motivasi
Menurut J. Moskowits, dalam Setiadi (2003:94) motivasi didefinisikan sebagai inisiasi dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku. Motivasi dapat diartikan
sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala
Suatu kebutuhan dapat diartikan sebagai suatu keadaan internal yang menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak menarik. Suatu kebutuhan yang tak
terpuaskan menciptakan tegangan yang merangsang dorongan-dorongan yang ada dalam diri individu yang bersangkutan. Dorongan ini apabila dicapai akan memenuhi kebutuhan itu dan mendorong ke arah pengurangan tegangan.
Perilaku yang termotivasi diprakarsai oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan kebutuhan. Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada
ketidakcocokan yang memadai antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan. Konsumen selalu dihadapkan pada persoalan biaya atau pengorbanan yang akan dikeluarkan dan seberapa penting produk yang
dibutuhkan dan diinginkan. Oleh karena itu konsumen akan dihadapkan pada persoalan motivasi atau pendorong.
b. Persepsi
Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seseorang individu untuk memilih, mengorganisasi dan menginterprestasikan masukan-masukan
informasi informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Oleh karena itu
persepsi memiliki sifat subjektif Persepsi yang akan dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya
c. Pembelajaran
Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Ahli teori pembelajaran yakin bahwa pembelajaran
tanggapan dan penguatan. Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil dari belajar. Dalam mengkonsumsi produk konsumen akan mempertimbangkan
mamfaat yang bisa diperolehnya. Oleh karena itu, kualitas produk sangat menentukan apakah konsumen akan memberikan respon positif atau negatif. Respon positif akan terjadi ketika konsumen merasa puas, akibatnya
probabilitas konsumen melakukan pembelian ulang semakin tinggi. Sementara itu konsumen akan memberikan respon negatif jika respon atas tindakannya
itu tidak memuaskan. d. Keyakinan dan Sikap
Keyakinan dan sikap mendorong orang untuk berprilaku secara konsisten
terhadap objek yang sejenis. Orang tidak harus mengintepretasi dan berekasi terhadap setiap objek dengan cara yang samasekali baru. Sikap menghemat energi
dan fikiran. Oleh sebab itu, sikap sangat sulit untuk berubah. Sikap seseorang membentuk pola yang konsisten, dan untuk mengubah sikap mungkim membtuhkan penyesuaian besar terhadap sikap yang lain.
Melalui tindakan dan proses belajar, seseorang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang mempengaruhi perilaku membeli. Keyakinan adalah
suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan didasarkan pada pengetahuan pendapat atau keyakinan yang keseluruhannya mungkin mengandung faktor emosional. Sikap merupakan evaluasi, perasaan
gagasan. Sikap menuntun orang untuk berperilaku secara relatif konsisten terhadap objek yang sama.
2.1.3 Peran Konsumen Dalam Pembelian
Suatu proses keputusan membeli bukan sekedar mengetahui berbagai faktor yang akan mempengaruhi pembeli, tetapi berdasarkan peranan dalam
pembelian dan keputusan untuk membeli. Oleh karena itu pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan membeli dan peran apa yang
dimainkan oleh setiap orang dalam banyak produk, cukup mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan.
Menurut Engel et. al. (1994: 45) beberapa peran dalam
keputusanmembeli:
1. Inisiator (initiator), merupakan orang yang pertama kali menyarankan
untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu.
2. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang opininya sangat dipertimbangkan di dalam pilihan yang dievaluasi dan dipilih.
3. Pengambil keputusan (decider) adalah orang yang memiliki wewenang keuangan atau kekuasaan untuk menentukan keputusan pembelian.
4. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian.
5. Pemakai (user), merupakan orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.
2.1.4 Tipe-tipe Perilaku Pembelian
Pengambilan keputusan oleh konsumen akan berbeda menurut jenis
pembelian konsumen berdasarkan pada tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan di antara merek, yaitu :
1. Perilaku Pembelian yang Rumit
Perilaku pembelian yang rumit melibatkan konsumen dalam sebuah pembelian dan menyadari adanya perbedaan yang signifikan di antara
berbagai merek yang ada. Hal ini biasanya terjadi pada saat membeli produk-produk yang mahal, jarang dibeli, berisiko, dan sangat mengekspresikan
pribadi. Pembeli ini akan melewati beberapa proses, yang pertama mengembangkan keyakinan mengenai produk, kedua membangun pendirian tentang produk tersebut, dan ketiga membuat pilihan pembelian yang cermat.
2. Perilaku Pembelian Pengurang Disonansi
Perilaku pembelian seperti ini menunjukkan keterlibatan konsumen yang
tinggi dalam suatu pembelian yang hanya melihat sedikit perbedaan di antara berbagai merek yang ada. Perilaku membeli ini terjadi untuk pembelian produk yang harganya mahal, tidak sering dibeli, beresiko, dan membeli
secara relatif cepat karena perbedaan merek tidak terlihat. 3. Perilaku Pembelian Karena Kebiasaan
Perilaku pembelian karena kebiasaan terjadi apabila konsumen membeli suatu produk karena kebiasaan, bukan karena kesetiaan terhadap merek. Perilaku ini terjadi pada kebanyakan produk yang mempunyai harga
murah dan sering dibeli. Setelah membeli produk tersebut, konsumen tidak mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produk tersebut karena
4. Perilaku Pembelian yang Mencari Variasi
Perilaku pembelian ini memiliki keterlibatan konsumen yang rendah,
namun terdapat perbedaan merek yang signifikan. Pada situasi ini konsumen sering melakukan perpindahan merek. Konsumen berperilaku mencari keragaman bukan kepuasan. Jadi dalam perilaku ini merek bukan merupakan
suatu yang mutlak.
2.1.5 Proses Keputusan Pembelian
Menurut Setiadi (2003:16) proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut: Pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku sesudah pembelian.
Keseluruhan dapat dilihat dilihat di Gambar 2.2 berikut:
Sumber : Setiadi. (2003) diolah
Gambar 2.2
Proses Keputusan Pembelian
Penjelasan tahap tahap keputusan pembelian tersebut dapat di uraikan sebagai berikut :
1. Pengenalan Masalah
Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang
sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat Pengenalan
Masalah
Pencarian
Informasi alternatif Evaluasi
Keptusan pembelian
disebabkan oleh rangsangan internal atau eksternal. Dalam kasus pertama, salah satu kebutuhan umum seseorang mencapai titik tertentu dan menjadi
sebuah dorongan. Dalam kasus kedua, kebutuhan ditimbulkan oleh rangsangan eksternal.
2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan
produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan
kebutuhan tersebut. Konsumen dapat memperoleh informasi melalui beberapa sumber berikut :
a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b. Sumber komersil: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan pameran.
c. Sumber umum : media massa, organisasi konsumen
d. Sumber pengalaman : pernah menangani, menguji,
menggunakan produk. 3. Evaluasi Alternatif
Tahap ketika konsumen memproses informasi tentang pemilihan merek
untuk membuat keputusan akhir. Sulit untuk mengetahui bagaimana terjadinya proses evaluasi pembeli hingga menjadi suatu keputusan. Namun
asumsikan bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan masing-masing. Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada setiap atribut. Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan
perbedaan atribut. Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui beberapa prosedur evaluasi. Beberapa konsumen
ada yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.Keputusan Membeli
4. Dalam Tahap Keputusan Pembelian
konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang
paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat orang lain mengenai harga, merek yang dipilih konsumen. Faktor
kedua adalah faktor situasi yang tidak terduga, haraga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak,
faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan pembelian.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli,
kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian dan pemakaian produk pascapembelian.
2.2 Penelitian Terdahulu
Berdian Damanik (2008) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis
Faktor Pribadi dan Faktor Psikologis Terhadap Proses Keputusan Konsumen Pada Gamestation Jl. Djamin Ginting Padang Bulan Medan”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa faktor pribadi dan faktor psikologis secara bersama-sama berpengaruh terhadap proses keputusan konsumen pada Gamestation Jl. Djamin Ginting Padang Bulan Medan. Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi
berganda dengan koefisien adjusted determinasi (R2
) sebesar 31,6% yang berarti bahwa pengaruh faktor pribadi dan faktor psikologis terhadap proses keputusan konsumen sebesar 31,6% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya yang
tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Kesimpulan dari penelitian ini tersebut adalah faktor pribadi dan faktor psikologis berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap proses proses keputusan konsumen. Secara parsial faktor psikologis lebih berpengaruh daripada faktor pribadi terhadap pemilihan Game Station.
Fransisca Dewi Ritonga (2008) melakukan penelitian yang berjudul ” Pengaruh Faktor-Faktor Perilaku Psikologis Konsumen terhadap Pengambilan
square (R2
) sebesar 0.574 setelah disesuaikan menjadi 0,525 hal ini menunjukkan kontribusi variabel bebas faktor psikologis terhadap keputusan pembelian
handphone merek Nokia oleh mahasiswa sebesar 52,5% dan sisanya 47,5 %
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah kesimpulan yang bersifat sementara dari tinjauan teoritis yang mencerminkan hubungan antar variabel yang sedang
diteliti. Menurut Sugiyono (2004 : 49) kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan.
Menurut Kotler (2002:183) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dapat diukur melalui: faktor budaya, faktor sosial, pribadi, dan
psikologis. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen akan mendasari variasi hasil proses keputusan konsumen. Namun untuk tiap produk atau jasa
memiliki faktor-faktor yang berbeda pula tergantung dari perilaku konsumennya. Hubungan keempat faktor tersebut dengan keputusan pembelian produk dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Faktor Budaya (X1)
Faktor budaya merupakan faktor yang dipengaruhi kepercayaan,
2. Faktor Sosial (X2)
Faktor sosial merupakan faktor yang dipengaruhi oleh orang-orang
disekitar kita. Komponen yang termasuk didalamnya yaitu kelompok acuan, keluarga, serat peran dan status sosial konsumen
3. Faktor Pribadi (X3)
Faktor pribadi merupakan faktor yang dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari seorang konsumen. Karakteristik tersebut meliputi usia dan
tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
4. Faktor Psikologis (X4)
Faktor psikologis merupakan faktor paling mendasar dalam diri individu yang akan mempengaruhi pilihan-pilihan seseorang dalam
membeli. Komponen yang termasuk didalamnya yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan sikap.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka kerangka konseptual dalam penelitian
Variabel bebas
Faktor Budaya (X1)
Faktor Sosial (X2)
Faktor Pribadi (X3)
Faktor Psikologis (X4) Sumber : Kotler (2002 : 183)
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Menurut Kuncoro (2003:47), hipotesis adalah suatu penjelasan sementara
tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diberikan, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
” Faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis mempunyai pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk handphone merek BlackBerry oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ”
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Secara eksplanasi penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatannya yang
didasarkan kepada tujuan dan objeknya. Berdasarkan tingkat eksplanasinya, maka penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang menghubungkan
dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh, yaitu Faktor Budaya (X1), Faktor Sosial (X2), Faktor Pribadi (X3), Faktor Psikologis (X4), berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y)
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Jln. Universitas No. 4 Kampus USU - Padang Bulan Medan. Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan mei 2011 sampai juni 2011.
3.3 Batasan Operasional
Agar penelitian dapat fokus dan mencapai target serta tujuan penelitian, maka penelitian ini hanya dibatasi pada Mahasiswa Fakultas Hukum USU. Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah budaya (X1), sosial (X2),
2. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian produk handphone merek BlackBerry (Y).
3.4 Definisi Operasional 1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung dari variabel lain, terdiri dari :
a. Faktor Budaya (X1)
Faktor budaya merupakan faktor yang dipengaruhi kepercayaan, nilai-nilai, dan kebiasaan yang dipelajari yang membantu mengarahkan perilaku
konsumen para anggota masyarakat tertentu. Komponen yang termasuk didalamnya yaitu budaya, sub-budaya, dan kelas sosial konsumen.
b. Faktor Sosial (X2)
Faktor sosial merupakan faktor yang dipengaruhi oleh orang-orang disekitar kita. Komponen yang termasuk didalamnya yaitu kelompok
acuan, keluarga, serat peran dan status sosial konsumen c. Faktor Pribadi (X3)
Faktor pribadi merupakan faktor yang dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari seorang konsumen. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta
Faktor psikologis merupakan faktor paling mendasar dalam diri individu yang akan mempengaruhi pilihan-pilihan seseorang dalam
membeli. Komponen yang termasuk didalamnya yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan sikap.
2. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah Tahap dalam proses pengambilan keputusan
pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
Tabel 3.1
Tabel Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala Ukur
- Pengambilan keputusan dilakukan secara sadar dan terencana - Pemebelian
kembali
Sumber : Kotler (2002), diolah
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini menggunakan
skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan, Sugiyono (2004 : 86). Skala Likert
menggunakan lima tingkatan jawaban dapat dilihat pada Tabel 3.2 Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No. Pernyataan Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Sugiyono (2004:86)
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Hukum USU dari angkatan 2007 sampai dengan 2010 pengguna BlackBerry. Mahasiswa
angkatan 2007 sampai 2010 yang masih terdaftar aktif perkuliahan berjumlah 1675 orang mahasiswa (sumber : dirmahasiswa.usu.ac.id)
2. Sampel
Untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui (unidentified), menurut Supramono (2003 : 63), alternatif formula yang dapat
digunakan adalah :
n =
( ) ( )( )
22
d q p Zα
Dimana : n = Jumlah sampel
zα = Nilai standar normal yang besarnya tergantung α.
Bila α = 0,05 Z = 1,96 Bila α = 0,01 Z = 1,67
p = Estimasi proporsi populasi q = 1- p
d = Penyimpangan yang ditolerir sebesar 10 %
0,60 dengan α = 0,05. Dengan demikian, jumlah sampel (n) yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah :
n = (Zα)2(p) (q) d2
n = (1,96) 2(0,6)(0,4) (0,1)2 n = 92,19 = 93 orang
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Aksidental sampling
yaitu sampel berdasarkan kebetulan, artinya siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila di pandang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
3.7 Jenis Data
Peneliti menggunakan dua jenis data yaitu : 1. Data Pimer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden secara langsung dilokasi penelitian. Data primer yang diperoleh dari subjek penelitian melalui observasi dan wawancara serta kuesioner dengan responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang berisikan informasi dan teori-teori yang
3.8 Metode Pengumpulan Data 1. Daftar Pertanyaan (questionnaire)
Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan dan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberi respon atas daftar pertanyaan tersebut. Dilakukan dengan
penyebaran kuesioner kepada seluruh responden yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Hukum USU dari angkatan 2007 sampai 2010.
2. Studi Pustaka
Mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, tulisan ilmiah, dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitian.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah
didapat setelah penelitian dimana merupakan data valid dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Uji validitas dilakukan kepada 30 responden diluar dari pada sampel, tetapi memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel
yang digunakan. Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU merupakan responden yang dijadikan sebagai responden uji validitas dan reliabilitas. Metode yang digunakan
adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau rhitung dengan variabel
penelitian r tabel . Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan bantuan software SPSS versi 16.0 for windows. Kriteria dalam
menentukan validitas suatu kuisioner adalah sebagai berikut :
1. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjuk konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pernyataan yang
telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika ralpha > rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
2. Jika ralpha< rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.
3.10 Metode Analisis Data
1. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana
data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan mejelaskan hasil perhitungan.
2. Metode Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk menganalisis
seberapa besar hubungan dan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk memperoleh hasil analisis data, peneliti menggunakan bantuan paket program statistik SPSS (Statistical Package for Social
Sciences) versi 16,0. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana :
a = Konstanta
b1- b4 = Koefisien regresi
X1 = Skor budaya
X2 = Skor sosial
X3 = Skor pribadi
X4 = Skor psikologis
e = Standard eror
Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data dianalisis adalah sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah mengetahui apakah variabel dependen, independen, atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau
tidak.
2. Uji Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan Uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independent signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model
dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut :
a. VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas.
b. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.
Dalam analisis regresi berganda ada tiga jenis kriteria ketepatan, yaitu :
1. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya :
H0 : b1 = b2 = b3 = b4= 0, artinya variabel independen secara simultan
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%
Ha diterima jika Fhitung> Ftabel pada α = 5%
2. Uji Secara Parsial (Uji-t)
Uji–t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat.
Ho : bi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel terikat
(Y).
Ha : bi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel terikat
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%
Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%
3. Koefisien Determinasi (R2 )
Pengujian koefisien determinasi (R 2
) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel
terikat. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu ( 0 ≤
R2≤ 1 ).
Jika R2
semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4) adalah besar terhadap variabel
terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk
menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
Sebaliknya jika R2
semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel terikat (Y)
semakin mengecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk
menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BlackBerry dikembangkan oleh salah satu perusahaan Kanada yang bernama lengkap Research In Motion Ltd ( RIM ). Berawal dari perusahaan kecil
dengan modal hasil pinjaman, RIM berkembang menjadi perusahaan yang paling di kagumi dan di hormati di Kanada. Ini merupakan buah dari keuletan dan keinginan unruk terus berkembang. Adalah seorang Yunani bernama Mike
Lazardis yang berimigrasi dari Turki ke Kanada pada tahun 1967. Usianya yang ke 23 Lazardis mendapat kenyataan pahit karena di keluarkan dari Universitas
Waterloo, dimana dia mendalami teknik elektro. Lazardis mendapat pinjaman modal usaha dari teman dan keluarganya. Dengan modal tersebut, Lazardis dan dua temannya mendirikan RIM di Waterloo,Ontario Kanada tahun 1984 yang
sekarang ini sangat gencar memproduksi BlackBerry.
]Pemilihan nama BlackBerry sendiri mempunyai cerita. Saat itu RIM
dibantu dengan Lexicon Branding Inc. (perusahaan konsultan pembuatan merek atau brand asal Amerika) punya inspirasi bahwa perangkat ini merupakan sesuatu yg manis dalam kehidupan karena fungsi dan kemudahan yg dimilikinya. Waktu
itu pihak Lexicon melihat tombol keyboard nya seperti biji strawberry, tapi menurut mereka kata "straw" terlalu panjang bila diucapkan hingga terkesan
lamban. Lalu dipilihlah BlackBerry, brand yg menurut mereka dapat mewakili manisnya hidup dalam buah BlackBerry dan kata "Black" yg cepat bila diucapkan mewakili karakter perangkat BalckBerry yg simple dan mudah digunakan
BlackBerry menyediakan berbagai perangkat lunak yang dapat
terintegrasi pada sistem e-mail yang terorganisasi melalui paket perangkat lunak yang disebut BlackBerry Enterprise System (BES). BES dapat digunakan oleh
jaringan e-mail yang berbasis Microsoft Exchange, Lotus Domino, dan Novell Group Wise. Khusus pada pengguna individu, mereka dapat menggunakan layanan e-mail nirkabel yang disediakan oleh provider tanpa harus menginstalasi
BES. Para pengguna individu dapat menggunakan BlackBerry Internet Solution tanpa harus menginstalasi BES di smartphone mereka. BES memang ditujukan
bagi pelanggan korporasi dengan cakupan usaha yang besar. Perangkat lunak ini mengintegrasikan seluruh smartphone BlackBerry pada suatu organisasi dengan sistem perusahaan yang telah ada. Keuntungan yang diperoleh adalah memperluas
komunikasi nirkabel dan data perusahaan kepada pengguna aktif dengan cara yang aman.
Pihak RIM juga mengeluarkan layanan e-mail bagi pelanggan BlackBerry perorangan bernama BlackBerry Internet Service (BIS). Sistim ini tidak menggunakan server pribadi seperti di BES , melainkan menggunakan server dari
penyedia layanan e-mail umum milik pengguna. Oleh sebab itu untuk mempercepat akses transfer e-mail, BIS menggunakan basis e-mail POP 3 dan
IMAP. E-mail jenis ini juga berlaku bagi account e-mail BlackBerry pengguna. BIS mampu melayani 10 account dalam satu perangkat. Dengan BIS, kita juga dapat membuka tambahan data (attachment) dalam bentuk excel, word,
powerpoint, pdf, zip, jpg, gif dengan tingkat kompresi data yang tinggi.
Seperti yang sudah di sebutkan BlackBerry bukan hanya berupa perangkat
BlackBerry Connect yang dapat menghadirkan layanan BlackBerry ke dalam perangkat smartphone yang lain. Dengan perangkat yang mendukung, kita dapat
menikamti akses layanan seperti di handphone BlackBerry, hanya saja di batasi untuk fitur e-mail saja.
Awal mula 15 desember 2004 adalah awal pertama kali piranti BlackBerry
hadir di Indonesia, berawal dari proyek sinergi antara Indosat dengan StarHub (operator selular Singapura) dalam usahanya mendatangkan BlackBerry ke
Indonesia, yang dikonsolidasikan dengan Research In Motion (RIM), produsen BlackBerry di Kanada. BlackBerry ini adalah salah satu proyek yang dipandang strategis dan mampu mendatangkan revenue secara grup. Di Indonesia sendiri,
Indosat selaku operator bekerjasama dengan StarHub untuk kemudian terhubung dengan RIM di Kanada. Tantangan seperti halnya memperkenalkan sesuatu hal
yang serba baru, pasti membutuhkan pengenalan dan edukasi, selain tentu saja hambatan-hambatan. Bagi Indosat, hambatan utama yang dirasakan saat itu adalah masih sedikitnya masyarakat yang menggunakan email untuk berkomunikasi,
penetrasi online juga dirasa masih rendah, tidak seperti sekarang ini. Sehingga Indosat seperti yang disebut tadi, mengambil strategi pemasaran dengan
mengkampanyekan push-email pengguna dapat mengirim dan menerima email saat itu juga tanpa memerlukan sebuah PC
Edukasi fitur push-email di tahun 2004 / 2005 menyasar
perusahaan-perusahaan multinasional. Alasannya adalah kantor pusat perusahaan-perusahaan multinasional yang ada di Indonesia sudah mengenal dan menggunakan layanan
perusahaan-perusahaan besar nasional, masih berpikir untuk mengadopsi fitur dan teknologi yang ditawarkan BlackBerry. Hingga pada tahun 2006, Indosat sudah dapat
menghubungkan diri langsung (direct) dengan server RIM di Kanada. Sehingga jika disbanding dengan operator lain, infrastruktur (backbone) Indosat merupakan yang paling besar di Indonesia.
Lompatan setelah berada di Indonesia terbesar terjadi di tahun 2008 saat diluncurkannya BlackBerry Bold yang juga merupakan acara peluncuran
BlackBerry pertama di Indonesia. Kehadiran BlackBerry yang awalnya ditujukan untuk kepentingan bisnis, perlahan mulai bergeser ke arah lifestyle. Terbukti dengan ditanamkannya fitur-fitur hiburan seperti kemampuan memutar file
multimedia (audio / video) dan kamera dalam handset. Fitur pendukung
multimedia ini dapat ditemui di seri Bold, Javelin, Torch, Touch, Gemini dan tipe
lainya. Kini BlackBeery semakin genjar melakukan peluncuran produk-produk terbarunya di Indoesia dengan aplikasi yang semakin canggih sebut saja seperti tipe Bold 9780, Curve 3G 9370, Torch 9800, Pearl 3G 9100 yang pelucuran
produk tersebut disambut antusias oleh masyarakat Indonesia
4.1.2 Jenis-Jenis Produk BlackBerry Beberapa jenis produk BlackBerry
No .
Jenis dan Gambar Blackberry
Spesifikasi dan Fitur
1 BlackBerry Torch 9800 General : 2G Network GSM 850 / 900 / 1800 / 1900,
Jaringan 3G HSDPA 850 / 1900 / 2100 / 800
Display :TFT touchscreen kapasitif, 16M warna, Ukuran