• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNINNG DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA MAGNET UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNINNG DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA MAGNET UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR”."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “ Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Dalam Pembelajaran IPA Tentang Gaya Magnet Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar “ Karya tulis ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

di Sekolah Dasar Negeri I Karangtanjung Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tujuan dari karya tulis ini yaitu untuk mengetahui dan mengungkap perencanaan, pelaksanaan,serta seberapa besar peningkatan hasil belajar melalui Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Dalam Pembelajaran IPA Tentang Gaya Magnet.

Penulis menyadari tentunya banyak sekali kekurangan, keterbatasan masih jauh dari sempurna dalam karya tulis ini, sehingga sangat di butuhkan saran dan kritik untuk menjadikan karya tulis ini menjadi lebih baik.

Akhirnya semoga karya tulis ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca sekalian.

(2)

Elin Lisnawati

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahi Robbil Alamin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam atas Rahmat dan Karunianya, selayaknya harus kita syukuri ni’mat

yang telah diberikan pada makhluk-makhluk-Nya.

Dalam menyelesaikan karya tulis ini banyak tantangan, hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, akan tetapi berkat bantuan, bimbingan, arahan dan dorongan serta doa dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Yang terhormat Bapak Drs. H. Dede Somarya, M. Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD ) FIP UPI Bandung.

2. Yang terhormat Ibu Ida Kaniawati, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak membantu memberikan arahan dan bimbingan serta nasihat-nasihat yang sang at berharga.

3. Yang terhormat Ibu Dr. Pupun Nuryani, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi pengarahan kepada penulis sejak awal sampai akhir penulisan karya tulis ini.

(3)

5. Seluruh Guru dan staf Sekolah Dasar Negeri I karangtanjung yang telah memotivasi penulis, terutama kepada Ibu Siti Sadah, S.Pd.sd selaku wali kelas V yang telah membantu selama penelitian karya tulis ilmiah berlangsung. 6. Rekan-rekan yang telah membantu memotivasi selama penulisan karya tulis

ilmiah ini.

7. Seluruh rekan-rekan PGSD DUAL MODES FIP UPI BANDUNG angkatan 2010 yang tidak mungkin saya sebutkan satu per satu.

8. Segenap Dosen Pendidikan Guru Taman Sekolah Dasar Dual Modes Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.

9. Staf tata usaha Bapak Ahmad dan Bapak Cucu.

10.Rekan-rekan dan Saudara-saudaraku tercinta dimana pun berada, yang banyak membantu penulis, terutama sahabatku tercinta Nur Rochayanti, S.Pd.

11.Yang terhormat keluarga besar Bapak Uding Hambali ( Alm ) yang telah memberikan dukungan moril perhatian, kasih sayang, dan kepercayaan serta doa yang tak henti-hentinya setiap langkah penulis tempuh.

12.Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

(4)

DAFTAR ISI

1. Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) ... 9

2. Hasil Belajar ... 10

BAB II PENDEKATAN CTL DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA MAGNET DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V A. Pendekatan CTL Dalam Pembelajaran ... 12

B. Gaya Magnet Dalam Pembelajaran IPA di Kelas V ... 22

C. Hasil Belajar ... 27

(5)

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian... 35

B. Model Penelitian ... 36

C. Subjek Penelitian ... 37

D. Prosedur Penelitian... 39

E. Instrumen Penelitian... 42

F. Pengolahan Dan Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Penelitian ... 47

B. Hasil Penelitian ... 48

1. Siklus I ... 48

2. Siklus II ... 60

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 71

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 74

B. Rekomendasi ... 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Tabel 4.2 Distribusi Hasil Evaluasi Siswa Siklus I Tabel 4.3 Daftar Dan Kategori Nilai LKS Siklus I Tabel 4.4 Refleksi Temuan Siklus I

Tabel 4.5 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I Dan Siklus II Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

(7)

DAFTAR GRAFIK

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan cara mencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis, ilmu pengetahuan alam bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetap juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Setiap siswa diajak untuk mengenal dirinya sendiri, lingkungan, alam semesta dan teknologi yang akan membawanya kepada sebuah pemahaman tentang ilmu pengetahuan alam.

(9)

diadakannya mata pelajaran IPA (2006:124-125) di tingkat SD/MI agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara menjaga dan melestarikan lingkungan alam

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Pembelajaran IPA dapat membekali siswa secara positif dalam mempersiapkan diri menghadapi era globalisasi yang semakin berkembang. Hal ini sesuai dengan fungsi pembelajaran IPA di SD yang dikemukakan oleh Margo dan Syahrudin(1993:3) sebagai berikut:

1. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan berbagai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari

2. Mengembangkan keterampilan proses

3. Mengembangkan wawasan,sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari

4. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari

5. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi(IPTEK) serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi

Adapun untuk memudahkan guru dan memotivasi siswa dalam memahami pembelajaran IPA ini dapat di lakukan dengan penerapan pendekatan

(10)

suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga,warga negara,dan tenaga kerja(US.Departement of Education the National School-to-Work Office yang dikutip oleh Blanchard,2001).

Pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa-siswi TK sampai dengan SMU untuk menguatkan,memperluas dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan diluar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan(University of Wasington,2001).

Pembelajaran kontekstual terjadi apabila siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, siswa dan tenaga kerja(University of Wasington,2001).

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya(Blanchard,2001).

(11)

Pengalaman pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran, pada kenyatannya selama ini pembelajaran IPA masih menekankan pada konsep-konsep yang hanya ada di dalam buku dan kurang memanfaatkan lingkungan serta sumber belajar lain yang ada di sekitar. Siswa dianggap berhasil apabila mereka telah menguasai isi materi yang telah disampaikan guru. Seperti pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas V semester II dengan standar kompetensi “Memahami hubungan antara gaya, gerak dan energi serta fungsinya”,

dan kompetensi dasar “Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)”. jumlah siswa kelas

V SDN 1 karangtanjung 28 orang, dari jumlah tersebut rata-rata nilai siswa hanya 59,82 dan 12 orang siswa yang memiliki kemampuan dalam penguasaan materi mata pelajaran IPA, yang artinya hanya 43% yang mencapai nilai di atas KKM, sedangkan 16 orang siswa lainnya masih termasuk kategori lamban, yang artinya hanya 57% nilainya dibawah KKM yang perlu diberikan bimbingan.

(12)

Dengan penerapan pendekatan CTL sangat membantu memotivasi siswa untuk lebih aktif dan lebih yakin, aktif dan antusias atas suatu hal dari pada hanya menerima dari guru dan buku, memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa.

Materi yang akan diambil dalam penelitian ini mengenai gaya magnet. Dalam KTSP pembelajaran IPA gaya magnet difokuskan pada percobaan mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak magnetis (menunjukkan benda yang dapat ditarik magnet dan tidak dapat ditarik magnet). Percobaan menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda (mengetahui daya tembus gaya magnet) pada umumnya kesulitan belajar siswa kelas V SDN 1 Karangtanjung. Pada pokok bahasa gaya magnet adalah kurangnya aktivitas pembelajaran yang berupa media atau alat peraga yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran gaya magnet.

Sebagai alternatif untuk mengurangi kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA tentang gaya magnet. Maka dengan alasan demikian penulis mencoba membuat skripsi berjudul “PENERAPAN PENDEKATAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM

PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA MAGNET UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR”. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1

(13)

pembelajaran dan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah itu dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA tentang gaya magnet di Kelas V SDN 1 Karangtanjung dengan Penerapan pendekatan CTL?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA tentang gaya magnet di kelas V SDN 1 Karantanjung dengan Penerapan pendekatan CTL?

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangtanjung melalui Penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran IPA tentang gaya magnet?

C. Hipotesis Tindakan

(14)

D. Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penerapan pendekatan CTL adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan pembelajaran bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkontruksikan sendiri pengetahuan dengan idenya menerapkan strategi dalam belajar.

2. Melakukan observasi, menganalisis, diskusi selama kegiatan belajar.

3. Bertanya untuk mendorong, membimbing, menilai kemampuan berpikir siswa. 4. Belajar dalam kelompok-kelompok.

5. Model sebagai contoh pembelajaran yang biasa ditiru oleh siswa. 6. Refleksi berupa pertanyaan, diskusi, catatan, kesan dan saran siswa. 7. Melakukan penilaian yang sebenarnya secara berkesinambungan.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengungkap perencanaan pembelajaran IPA tentang gaya magnet di kelas V SDN 1 Karangtanjung dengan penerapan pendekatan CTL

b. Mengungkap pelaksanaan pembelajaran IPA tentang gaya magnet di kelas V SDN 1 Karangtanjung dengan penerapan pendekatan CTL

(15)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah yang objektif mengenai peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang gaya magnet di Kelas V SDN 1 Karangtanjung Kec. Cililin Kab. Bandung Barat.

1. Bagi Guru

a. Memberikan keterampilan yang mendukung dalam pengembangan peranan guru sebagai peneliti

b. Membantu guru dalam memilih metode yang tepat dalam pembelajaran IPA untuk menumbuhkan motivasi belajar

c. Membantu guru memperbaiki pembelajaran

d. Dapat meningkatkan profesionalme guru dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dan dijadikan acuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA.

2. Bagi Siswa

a. penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran IPA akan lebih menarik perhatian, siswa lebih aktif sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Kegiatan belajar mengajar akan lebih jelas maknanya sehingga siswa tidak bosan

(16)

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan percobaan secara langsung.

e. Penelitian yang dihasilkan sangat bermanfaat bagi siswa, karena tujuan penelitian ini adalah memperbaiki hasil belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

a. Meningkatkan prestasi siswa dan menciptakan lulusan yang berkualitas. b. Dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk mengembangkan

kompetensi guru dalam pembelajaran IPA. 4. Bagi Dunia Pendidikan secara umum

Memberikan sumber pikiran dan informasi yang berfungsi untuk meningkatkan pendidikan.

G. Definisi Operasional

1. Pendekatan Contextual teaching and learning (CTL)

Howey(2001) mengemukakan bahwa pendekatan kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk menggunakan pemahaman dan kemampuan akademik mereka dalam berbagai macam konteks, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata atau di simulasikan, secara sendiri-sendiri maupun kelompok. Sedangkan aktifitas guru dalam pendekatan ini adalah membantu siswa untuk mengaitkan peran dan tanggung jawab mereka sebagai diri sendiri, anggota keluarga, warga negara dan sebagai pekerja.

Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan pendekatan CTL adalah sebagai berikut:

(17)

2. Melaksanakan kegiatan inkuiri untuk semua kegiatan pembelajaran. 3. Mengembangkan sikap ingin tahu dengan cara bertanya.

4. Menciptakan masyarakat belajar dengan cara belajar dalam kelompok-kelompok.

5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6. Menghadirkan refleksi di akhir pembelajaran.

7. Melakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara.

2. Hasil Belajar

Sudjana (2004 : 22) mendefinisikan hasil belajar siswa yaitu kemampuan-kemampuan yang di miliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Pembelajaran yang telah di laksanakan pada akhirnya bertujuan untuk melihat hasil belajar yang di peroleh siswa.

a. Test

Hasil belajar dalam penelitian ini, menggunakan test yang di laksanakan diakhir kegiatan pembelajaran, dengan mengisi test yang terdiri dari lima bentuk pilihan ganda dan lima bentuk essay.

b. Observasi

(18)

benda-benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis dan menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda melalui percobaan.”

H. Indikator Hasil Belajar

(19)

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( selanjutnya disebut PTK ).

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu cara bagi guru untuk menemukan apa ayang terbaik didalam situasi kelas mereka sendiri sehingga keputusan tentang proses pembelajaran dapat diambil dengan sebaik-baiknya (mettetal, 2003).

Dalam penelitian tindakan kelas, guru-guru menggunakan data yang tersedia dari kelas-kelas mereka untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan praktis tentang pembelajaran yang mereka laksanakan selanjutnya, penelitian tindakan kelas mengintegrasikan dua peran sekaligus yaitu antara ilmu pengetahuan (penelitian) dengan praktik pembelajaran ( cross & steadman, 1996 )

Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja di munculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa ( Suharsimi 2007 : 3 ).

(20)

Berdasarkan uraian pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru sebagai salah satu tugas dari seorang pengajar yang ingin meningkatkan kualitas pembelajaran yang diharapkan, melalui penelitian tindakan kelas selain dapat memperbaiki kualitas pembelajaran juga dapat meningkatkan profesionalisme dan kompetensi seorang guru dalam mengajar dikelas.

B. Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Model Kemmis dan Taggart ( Wiriatmadja, 2008 ) yang berusaha mengkaji dan merefleksi suatu pendekatan pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan prosedur pengajaran di kelas.

Penelitian ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan proses pembelajaran sesungguhnya. Dalam hal ini penulis berperan sebagai guru yang menerapkan pembelajaran CTL dalam pembelajaran IPA tentang gaya magnet untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Model ini dilaksanakan melalui empat kegiatan yang pelaksanaannya dilakukan secara berulang-ulang ( siklus ). Keempat kegiatan itu adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Alur dari model Kemmis & Mc. Taggart (Wiriatmadja, 2008) dapat dilihat dalam bagan 3.1:

(21)

Bagan 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc. Taggart ( dalam Wiriatmadja, 2008 )

Penyusunan Rencana Tindakan

Observasi

Penyusunan Rencana Tindakan

Observasi

Simpulan

Pelaksanaan Tindakan Refleksi I

Pelaporan Refleksi II

(22)

C. Subjek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Karangtanjung Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah siswa 28 orang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 10 orang perempuan.

2. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Karangtanjung Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. SD ini memiliki jumlah ruangan X kelas, satu ruangan kantor kepala sekolah, satu ruangan guru, satu ruangan perpustakaan, satu ruang UKS dan satu mushola. Adapun jumlah guru yang ada disekolah sebanyak 20 orang yang terdiri dari satu kepala sekolah, 12 guru kelas, satu guru olah raga, satu guru bahasa inggris, dua guru agama, satu staf administrasi, satu staf perpustakaan, satu penjaga sekolah. Masyarakat didaerah sekitar sekolah sebagian besar berlatar belakang ekonomi menengah ke bawah, dan sebagian besar memilliki mata pencaharian sebagai buruh, petani, swasta dan wiraswasta.

(23)

partisipasi siswa yang kurang aktif dilihat dari hasil belajar kelas V masih dibawah standar yang ditetapkan dalam kelas tersebut.

Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester genap rencana tersebut dijadikan sebagai pertimbangan oleh peneliti, dimana siswa kelas V tentunya akan mampu dan memiliki keberanian dalam menyelesaikan tugas, karena mereka telah mampu membaca dan menulis. Selain itu peneliti juga sebagai guru yang ditugaskan mengajar di sekolah tersebut.

D. Prosedur Penelitian (Rancangan Setiap Siklus Penelitian)

(24)

1. Tahap Perencanaan

Sebelum penelitian tindakan ini dilaksanakan, terlebih dahulu disusun perencanaan yang sistematis sehingga nantinya memudahkan peneliti di dalam pelaksanaan tindakan. Adapun tahap perencanaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

- Membuat RPP sesuai dengan metode pembelajaran yang akan dilakukan dengan materi gaya magnet.

- Merancang model pendekatan contektual teaching and learning, mencakup kegiatan percobaan, diskusi kelompok.

- Pembuatan Lembar kerja Siswa dan Lembar Observasi sesuai dengan indikator yang akan dicapai.

- Pembuatan soal evaluasi terhadap materi yang telah diajarkan. - Pemilihan media/sumber belajar.

2. Tahap Tindakan

Tahap ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian dalam dua siklus. Kegiatannya adalah sebagai berikut:

- Guru memotivasi siswa dengan membuat pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan.

- Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 7 orang siswa dan bersifat heterogen.

(25)

- Guru memberikan arahan singkat mengenai percobaan. Kemudian, perwakilan kelompok mengambil alat peraga di meja guru.

- Siswa melakukan percobaan secara berkelompok dengan bimbingan guru. Siswa kemudian mengisi LKS sesuai dengan apa yang ditemukannya.

- Setiap kelompok mendisuksikan hasil temuannya. Dalam hal ini guru membantu kelompok yang mengalami kesulitan. Perwakilan kelompok melakukan presentasi di depan kelas.

- Guru mempimpin diskusi kelas dari hasil presentasi masing-masing kelompok.

- Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

- Guru memberikan apresiasi atau penghargaan kepada kelompok dengan hasil terbaik dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi.

- Guru bersama siswa memberikan penguatan dan penyimpulan hasil kegiatan pembelajaran yang sudah di laksanakan.

- Guru memberikan soal evaluasi diakhir pembelajaran.

3. Tahap Observasi

(26)

ini peneliti mengambil wali kelas V, yaitu Ibu Siti Sadah, S.Pd.sd sebagai observer.

Adapun instrumen yang dipilih peneliti adalah format lembar observasi yang mencakup langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Perekaman data ini dilakukan dengan cara daftar checklist untuk setiap indikator yang muncul dalam tindakan kegiatan pembelajaran disertai dengan keterangan aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

4. Tahap Refleksi

(27)

E. Instrumen Penelitian

1. Tes

Hasil belajar siswa dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes yang diselenggarakan di akhir kegiatan pembelajaran dengan mengisi post-test yang terdiri dari lima bentuk pilihan ganda dan lima bentuk essay. Pada pertemuan pertama indikatornya tentang gaya magnet, dan benda- benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis. Sedangkan post-test pertemuan kedua adalah tentang kekuatan gaya magnet dapat menembus beberapa benda.

2. Observasi

Penilaian lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi aktivitas siswa seperti tanya jawab, diskusi, ketelitian dalam pengamatan percobaan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

(28)

F. Pengolahan Dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan untuk menghitung keberhasilan hasil belajar siswa pada setiap siklus dan keterlaksanaan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran. Berikut ini akan diuraikan cara untuk mengolah data setiap instrument.

a. Test

Langkah pertama untuk menghitung hasil test ini adalah dengan penskoran butir beda bobot yaitu pemberian skor dengan memberikan bobot berbeda pada sekelompok butir soal. Bobot soal ini menyesuaikan dengan tingkatan kognitif (pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi) dengan rumus sebagai berikut:

Persentasi penguasaan materi =

x St BixBi

 100% ……… (1)

Keterangan :

Bi = banyaknya butir soal yang dijawab benar oleh siswa bi = bobot setiap butir soal

St = skor teoritis (Poerwanti, 2008:6-5)

(29)

Keterangan :

Selanjutnya, untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus, digunakan rumus sebagai berikut:

siswa

Persentase rata-rata ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus kemudian dianalisis sesuai dengan kategori yang ditetapkan dalam tabel 3.1:

(Wardhani, dkk, 2006:216 dalam Sarni, 2011:35)

b. Observasi

Data hasil observasi yang berkaitan dengan aktivitas guru dan siswa pada penerapan pendekatan CTL dilakukan dengan sistem check-list.

(30)

2. Analisis Data

Data yang dianalisis melalui jalur kualitatif, yaitu data dari observasi guru dan siswa, serta faktor-faktor yang dapat menyebabakan siswa kurang memahami pokok bahasan gaya magnet.

Analisis data setiap kegiatan di lakukan dengan triagulasi. Triagulasi adalah bentuk teknik pemeriksa keabsahan data yang memanfaatkan sesuatau yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan terhadap data itu. Triagulasi yang di gunakan ialah pemeriksaan melalui sumber menurut Denzin(Moleong, 2000), dalam Rusmiati (2009) Berupa membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil di peroleh dari lembar observasi,catatan lapangan peneliti, LKS, dan hasil evaluasi Post-test. Untuk memperoleh data tersebut peneliti melakukan diskusi dengan observer dalam membandingkan, dan mengecek data penelitian.

(31)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang di lakukan dalam pembelajaran IPA terhadap siswa kelas V SDN I Karangtanjung Kecamatan

Cililin Kabupaten Bandung Barat melalui “ Penerapan Pendekatan Contextual

Teaching And Learning ( CTL ) Dalam Pembelajaran IPA Tentang Gaya Magnet

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar “. Dapat di simpulkan beberapa hal sebagai

berikut:

1. Perencanaan Penerapan Pendekatan CTL Dalam Pembelajaran IPA Tentang Gaya Magnet di kelas V SDN I Karangtanjung telah berjalan dengan baik sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan, selain itu perencanaan CTL ini sudah sesuai dengan tahapan-tahapan yaitu : konstrktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian autentik. 2. Pelaksanaan Penerapan Pendekatan CTL Dalam Pembelajaran IPA Tentang

Gaya Magnet di kelas V SDN I Karangtanjung telah di laksanakan dengan baik. Hal ini terbukti selama kegiatan pembelajaran berlangsung secara tertib, hasil tes dan observasi mengalami peningkatan.

(32)

dengan persentase rata-rata76,96% nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Setelah Penerapan Pendekatan CTL dalam pembelajaran IPA tentang gaya magnet di SDN I Karangtanjung di katakan sangat baik hal ini dapat di lihat dari hasil belajar test dengan rata-rata 92,85% dari persentase ideal 80%-100%.

B. Rekomendasi

Berdasarkan analisis temuan dan refleksi terhadap penelitian ini untuk menyempurnakan Penerapan Pendekatan Contektual Teaching And Learning (CTL ) Dalam Pembelajaran IPA Tentang Gaya Magnet dapat di rekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam perencanaan pembelajaran dengan Penerapan Pendekatan CTL, perlu memperhitungkan alokasi waktu yang memadai sehingga kegiatan pembelajaran terlaksana dengan baik.

2. Media dan alat peraga harus selalu ada pada saat akan melakukan kegiatan pembelajaran, tetapi tidak perlu mahal tapi bisa memanfaatkan dari lingkungan sekitar siswa sehingga setiap siklusnya dapat terlaksana dengan baik, karena pada dasarnya pembelajaran CTL adalah mengaitkan materi yang di pelajari dengan lingkungan sekitar.

(33)

teman-temannya untuk melaksanakan tugas yang di berikan sehingga keadaan kelas menjadi lebih kondusif.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (2002); Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek; Jakarta ; Rineka Cipta

Choiril, A, dkk (2008) ; IPA Salingtemas 5 ; Jakarta ; CV Aranca Pratama Dewi , S (2007) ; Seri Sains Dasar Mengenal Magnet; Jakarta ; PT Albama

Mendiknas, no: 22, 23, dan 24 (2006) ; Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ; Jakarta ; BSNP

Mohammad, A (2009) ; Penelitian Tindakan Kelas ; Bandung ; CV Wacana Prima

Moh, Uzer U , dkk (1993) ; Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar ; Bandung ; PT Remaja Rosdakarya

M.R, Junaedi (2007) ; Seri Percobaan Sains Percobaan Terhadap Magnet ; Jakarta ; CV Megah Jaya

Muslihudin (2009) ; Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas ; Bandung ; RIZQI PRESS

Nurhadi, dkk (2009) ; Pembelajaran Kontekstual Dan Penerapannya Dalam KBK

; Jakarta Depdiknas

Sumiharto ( 2007) ; Bimbingan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Guru Sekolah Dasar Kelas 5 ; Jakarta ; Karya Mandiri Nusantara

Gambar

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Grafik 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siklus I Dan Siklus
Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Lembar identitas proposal yang ditandatangani oleh Promotor, co- promotor/pembimbing I dan II;. Acceptance letter dari

menyelesaikan studi Pascasarjana S2 di Program Magister Ilmu Lingkungan di. Universitas Diponegoro

PERPUSTAKAAN KOTA YOGYAKARTA PADA TAHUN 2010 INI / MEMPUNYAI PROGRAM KERJA. PEMBINAAN

DAFTAR PUSTAKA

News reader : Program kerja perpustakaan kota Yogyakarta Tahun 2010 Perpustakaan kota Yogyakarta Pada tahun 2010 ini mempunyai program kerja Pembinaan dan penggembangan

Blok Barat, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara.Kawasan penelitian ini merupakan kawasan yang memiliki potensi kemenyan terbesar pada kawasan Batang Toru.Adiankoting

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Model pembelajaran bahasa Indonesia yang bagaimanakah yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara

Dengan asumsi setiap TKI yang ditempatkan membuka usaha, tingkat pengangguran di Sumatera Utara tahun 2008 berkurang sebesar 20,53%; usaha TKI Puma berperan