• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG CIRI-CIRI DAN KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG CIRI-CIRI DAN KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...i

LEMBAR PERNYATAAN...ii

KATA PENGANTAR...iii

UCAPAN TERIMA KASIH...iv

ABSTRAK...v

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL...vii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan Penelitian...2

D. Manfaat Hasil Penelitian...3

E. Definisi Operasional...3

F. Hipotesis Tindakan...4

BAB II KAJAIN TEORI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPA...5

A. Mata Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar...5

B. Tujuan Mata Pelajaran IPA Disekolah Dasar...6

C. Pendekatan Contextual Teaching And Learning...8

D. Komponen Contextual Teaching And Learning...11

E. Teori Yang Mendudkung Penerapan Pendekatan CTL...13

F. Keunggulan Dan Kelemahan Menggunakan Pendekatan CTL...15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...16

A. Metode Penelitian...16

B. Metode PTK Yang Dikembangkan...16

C. Lokasi Penelitian...17

D. Subjek Penelitian...17

E. Prosedur Penelitian...18

(2)

G. Pengolahan Data dan Analisis Data...22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...24

A. Hasil Penelitian...24

1. Siklus I...25

a. Perencanaan Pembelajaran...25

b. Pelaksanaan Pembelajaran...26

c. Hasil Penelitian...28

d. Refleksi...29

2. Siklus II...30

a. Perencanaan Pembelajaran...30

b. Pelaksanaan Pembelajaran...31

c. Hasil Penelitian...33

d. Refleksi...34

3. Siklus III...35

a. Perencanaan Pembelajaran...35

b. Pelaksanaan Pembelajaran...36

c. Hasil Penelitian...38

d. Refleksi...39

B. Pembahasan...39

1. Pembahasan Siklus I...40

2. Pembahasan Siklus II...40

3. Pembahasan Siklus III...41

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI...44

A. Kesimpulan...44

B. Rekomendasi...45

DAFTAR PUSTAKA

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam menjadikan manusia

yang berilmu, berbudaya, bertakwa serta mampu menghadapi tantangan di masa

yang akan datang. Dengan pendidikan tersebut juga akan melahirkan peserta

didik yang cerdas serta mempunyai kompetensi dan skill untuk dikembangkan

ditengah-tengah masyarakat. Untuk mewujudkan hal demikian tidak terlepas dari

faktor penentu dalam keberhasilan peserta didik dalam pendidikan. Salah satu

faktor utamanya adalah kemampuan guru menggunakan metode dalam proses

pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran di SDN Puncakwangi, guru menggunakan

metode ceramah, pemberian tugas, dan tanya jawab. Sehingga nilai rata-rata IPA

rendah 5,0 tidak memenuhi KKM : 7,0 Guru mengajar mengacu pada kurikulum

tingkat satuan pendidikan, menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan materi

pelajaran dan media yang menunjang proses pembelajaran. Diharapkan dengan

proses pembelajaran tersebut, siswa dapat berperan aktif dan pada indikator yang

diharapkan dalam KTSP dapat tercapai.

Penggunaan pendekatan Contextual teaching and learning diharapkan dapat

memotivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

tentang ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta mampu mengembangkan

pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.

Contextual teaching and learning merupakan suatu pendekatan pendidikan

yang berbeda, melakukan lebih dari pada sekedar menuntun para siswa dalam

menggabungkan subjek-subjek akademik dalam kontek keadaan mereka sendiri.

Contextual teaching and learning juga melibatkan para siswa dalam mencari

makna conteks itu sendiri. (Kogulak.1997.13). Dalam kaitan ini Bandono

(2010:1) menyatakan bahwa:

Contextual teaching and learning (CTL) merupakan proses pembelajaran

(4)

dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari. Sehingga

peserta didik memiliki pengetahuan/keterampilan yang dinamis dan fleksibel

untuk mengkontruksi sendiri secara aktif pemahamannya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya antara lain:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan contextual teaching and learning tentang ciri-ciri dan

kebutuhan makhluk hidup pada pelajaran IPA kelas III SD ?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan contextual teaching and learning tentang ciri-ciri dan

kebutuhan makhluk hidup pada pelajaran IPA kelas III SD ?

3. Apakah hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menggunakan

pendekatan contextual teaching and learning tentang ciri-ciri dan

kebutuhan makhluk hidup pada pelajaran IPA kelas III SD ?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan ini diantaranya:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan contextual teaching and learning tentang ciri-ciri dan

kebutuhan makhluk hidup pada pelajaran IPA kelas III SD.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan contextual teaching and learning tentang ciri-ciri dan

kebutuhan makhluk hidup pada pelajaran IPA kelas III SD.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan

menggunakan pendekatan contextual teaching and learning tentang

ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup pada pelajaran IPA kelas III

(5)

D.Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait

dengan dunia pendidikan, terutama guru dan peserta didik kelas III yang langsung

terlibat dalam proses pembelajaran di kelas yaitu:

1. Bagi siswa, meningkatkan aktivitas pembelajaran khususnya dalam

pelajaran IPA kealas III tentang ciri-ciri dan kebutuhan makhluk

hidup.

2. Bagi guru, untuk menambah wawasan baik dalam merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran maupun mengevaluasi hasil belajar

siswa.

3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

referensi untuk melakukan penelitian berikutnya

4. Bagi sekolah, sebagai masukan yang perlu ditindaklanjuti secara

kelembagaan oleh SDN Puncakwangi Kecamatan Naringgul

Kabupaten Cianjur.

E.Definisi Oprasional

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti

proses belajar mengajar. Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang diperoleh

dari suatu aktivitas, sedangkan belajar merupakan suatu proses yang

mengakibatkan perubahan pada individu, yakni perubahan tingkah laku, baik

aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Hasil belajar

merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan yang

dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha tertentu. Dalam hal ini hasil

belajar yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu setelah mengikuti proses

belajar mengajar.

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sistem

pembelajaran yang cocok dengan kinerja otak, untuk menyusun pola-pola yang

mewujudkan makna, dengan cara menghubungkan muatan akademis dengan

(6)

informasi yang diterima tidak hanya disimpan dalam memori jangka

pendek, yang mudah dilupakan, tetapi dapat disimpan dalam memori jangka

panjang sehingga akan dihayati dan diterapkan dalam tugas pekerjaan.

CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata

siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota

masyarakat nanti dikemudian hari.

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan melalui penerapan

pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil

belajar siswa mata pelajaran IPA kelas III tentang ciri-ciri dan kebutuhan makhluk

(7)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). PTK berasal dari bahasa inggris yaitu Classroom Action

Research yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk

mengetahui akibat yang diterapkan pada suatu objek penelitian dikelas tersebut.

B. Model PTK yang Dikembangkan

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc

Taggaret. Desain Kemis ini menggunakan model yang dikenal dengan sistem

sepiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan dan

perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan

masalah. Untuk lebih jelasnya berikut ini di kembangkan bentuk desainnya

sebagai berikut:

Siklus I

Siklus II

Perencanaan Aksi

Identifikasi Permasalahan

Observasi Refleksi

Aksi Permasalahan

baru hasil refleksi

Perencanaan

(8)

Siklus III

C.Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Puncakwangi Kecamatan Naringgul,

Kabupaten Cianjur.

D.Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN Puncakwangi semester I tahun

pelajaran 2012/2013 sebanyak 33 orang. Adapun yang menjadi latar belakang

pilihan sekolah yang ditetapkan oleh peneliti didasarkan pada pertimbangan

sebagai berikut:

1. Lokasi sekolah yang digunakan merupakan tempat peneliti

melaksanakan tugas sehari-hari.

2. Jumlah peserta didiknya adalah: 33 orang

3. Jumlah peserta didik laki-laki: 22 orang

4. Jumlah peserta didik perempuan: 11 orang Apabila

permasalahan belum terselesaikan

Dilanjutkan ke siklus selanjutnya dengan tahapan

yang sama dengan siklus sebelumnya. Permasalahan yang

baru hasil refleksi ke II

Perencanaan Aksi

(9)

E. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat

tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Kegiatan

perencanaan ini merupakan pemilihan strategi pembelajaran yang dapat

menanggulangi permasalahan yang ada dalam konteks pembelajaran di kelas, dan

menetapkan instrumen penelitian sebagai alat untuk mengumpulkan data dari

hasil tindakan.

Tahap yang kedua adalah pelaksanaan atau aksi yang merupakan tahap

penerapan dari perencanaan yang telah disusun. Pada tahapan ini guru harus

melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah

dirumuskannya dalam perencanaan penelitian.

Tahap yang ketiga adalah tahap observasi atau pengamatan. Tahap

observasi tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan, karena observasi

dilakukan ketika tindakan atau aksi berlangsung. Oleh karena itu, guru dapat

dibantu oleh seorang observer untuk mengamati tindakan yang sedang

dilaksanakan. Dan jika guru yang bersetatus sebagai pelaksana sekaligus

pengamat agar melakukan pengamatan balik terhadap apa yang terjadi ketika

tindakan berlangsung.

Dan tahap yang keempat adalah refleksi. Tahap refleksi merupakan kegiatan

mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kekurangan dan

kelebihan yang telah dilakukan guru dalam pembelajaran di diskusikan dengan

observer atau pengamat jika dalam pelaksanaan penelitian guru dibantu oleh

observer sebagai pengamat ketika tindakan berlangsung. Tetapi, jika guru tidak

dibantu observer maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain,

guru tersebut melihat dirinya kembali melakukan dialog untuk menemukan ha-hal

yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan

secara cermat mengenali hal-hal yang perlu diperbaiki.

Jika siklus I belum dapat mencapai hasil yang diinginkan, maka guru harus

melaksanakan sikus II. Perencanaan yang disusun pada siklus II berdasarkan hasil

(10)

penerapan strategi pembelajaran yang telah dipilih. Tahapan yang dilaksanakan

pada siklus II ini sama dengan pada sikus I.

Jika kalau memang masih belum terselesaikan masalah pada siklus II bisa

dilanjutkan ke siklus III, berdasarkan refleksi siklus II dalam penerapan strategi

harus dipertahankan atau bahkan harus di tingkatkan lagi dalam pembelajaran

yang telah dipilih tahapan pada siklus III ini sama dengan siklus I dan II.

PTK yang akan dilaksanakan terdiri dari tiga siklus, setiap siklusnya terdiri

dari satu tindakan. Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang akan dilakukan

peneliti adalah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, mempersiapkan

sarana dan fasilitas pendukung yang diperlukan seperti media gambar untuk

diamati siswa, serta mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis

data mengenai proses dan hasil tindakan seperti lembar observasi dan lembar

evaluasi.

Pada tahap pelaksanaan, skenario pembelajaran yang telah direncanakan

dilaksanakan dalam situasi aktual. Pada saat bersamaan, kegiatan ini juga disertai

dengan kegiatan pengamatan oleh observer. Kegiatan pengamatan dilakukan

untuk mengamati proses pembelajaran yang dilaksanakan. Observer

mempokuskan pada kegiatan guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

Setelah selesai pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan tahap refleksi.

Pada kegiatan ini peneliti berdiskusi dengan observer untuk membahas hasil

pengamatan (observasi) selama kegiatan pembelajaran. Peneliti juga melakukan

tanya jawab dengan siswa, dan peneliti melakukan pengkajian terhadap kegiatan

pembelajaran dengan merujuk pada data hasil analisis yang telah dilakukan.

Kegiatan ini dimaksudkan sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan pada

tindakan selanjutnya.

1. Langkah Penelitian a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(11)

permasalahan yang telah dirumuskan. Selanjutnya diajukan kepada dosen

pembimbing untuk diberi arahan, bimbingan dan masukan mengenai rencana

rencana pembelajaran yang telah disusun. Peneliti membuat instrumen yang

akan digunakan, diantaranya adalah lembar observasi, LKS, dan catatan

lapangan.

b. Tahap pelaksanaan tindakan

Tahap pelaksanaan terdiri dari kegiatan pembelajaran, evaluasi dan

refleksi yang dilakukan pada setiap siklus. Pelaksanaan siklus berdasarkan

rencana yang telah disusun sebelumnya. Temuan-temuan pada siklus I akan

dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada pelaksanaan siklus II dan

apabila belum terselesaikan maka dilanjutkan lagi ke siklus III dan begitu

selanjutnya. Tahap observasi.

c. Tahap refleksi

Tahap refleksi merupakan kegiatan evaluasi mengenai perubahan yang

terjadi atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai dampak dari

tindakan yang telah dirancang, dilaksanakan, dan diamati. Dalam refleksi

dibahas evaluasi terhadap keseluruhan proses dan dampak tindakan yang dapat

mengarahkan pada identifikasi masalah-masalah baru untuk merancang siklus

baru. Pada intinya tahap refleksi ini merupakan kegiatan yang dilakukan guru

sebagai peneliti untuk mengkaji seluruh kelemahan dan kelebihan yang harus

diperbaiki dan dipertahankan untuk membelajaran selanjutnya.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang dipergunakan peneliti dan

observer pendamping (secara kolaborasi) untuk mengumpulkan data atau

informasi dari hasil pelaksanaan tindakan. Adapun instrumen penelitian yang

dipergunakan :

a. Lembar observasi

Lembar observasi sebagai alat yang terbukti efektif untuk memberi

gambaran mengenai penerapan strategi atau metode yang digunakan pada

(12)

pelajaran, sikap peserta didik dalam belajar, interaksi antara guru dan peserta

didik selama proses pembelajaran berlangsung.

Lembar observasi ini bertujuan untuk mengetahui kekurangan yang harus

diperbaiki dan kelebihan yang harus dipertahankan pada proses pembelajaran

selanjutnya. Dalam penelitian ini digunakan dua bentuk lembar observasi

kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan peserta didik.

Lembar observasi guru mencakup kegiatan guru yang akan diamati

selama proses pembelajaran. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan pendekatan meliputi menghubungkan pengetahuan awal

peserta didik dengan materi pembelajaran, menyampaikan tujuan

pembelajaran dan menyampaikan prosedur pembelajaran.

2. Pengembangan materi, meliputi kesesuaian indikator dengan materi

pembelajaran dan menghubungkan materi pembelajaran dengan

pengalaman peserta didik.

3. Penerapan pendekatan CTL meliputi kegiatan peserta didik dengan

melakukan tanya jawab, bekerjasama, pemodelan, inkuiri, dan merefleksi

diri.

Pengelolaan kelas, meliputi memotivasi dan membimbing peserta didik dalam

pembelajaran serta mengkondisikan peserta didik dalam situasi pembelajaran

yang kondusif.

4. Pengelolaan evaluasi meliputi menentukan jenis dan prosedur penilaian.

Sedangkan lembar observasi siswa mencakup kegiatan yang dilakukan

siswa selama proses pembelajaran. Aspek yang diamati adalah sebagai berikut:

1. Keaktifan siswa dalam pembelajaran, meliputi menanggapi pertanyaan

yang diajukan guru dan keberanian peserta didik dalam mengajukan

pertanyaan.

2. Sikap siswa dalam merespon pembelajaran, meliputi ketertarikan siswa

terhadap pembelajaran dan antusias siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran.

3. Aktivitas peserta didik meliputi, meliputi respon siswa terhadap

(13)

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja siswa (LKS) digunakan untuk mengukur sejauh mana

kemampuan siswa yang mereka terima dan untuk menilai siswa pada saat

melaksanakan kerja kelompok apakah mereka berkerja sediri atau kerja sama

dalam mengisi Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan juga untuk mengetahui

aktivitas siswa dalam berdiskusi.

G.Pengolahan dan analisis data

Tahap setelah pengumpulan data adalah analisis data. Walaupun data

yang telah dikumpulkan lengkap, tapi jika peneliti tidak mampu

menganalisisnya maka datanya tidak akan memiliki nilai ilmiah yang dapat

digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

Analisis data dilakukan dengan membandingkan rekap setiap instrumen

kegiatan atau hasil kerja peserta didik. Pengolahan dan analisis data dilakukan

selama proses penelitian berlangsung dari awal tindakan sampai pada akhir

penelitian. Berdasarkan atas konsepsi tersebut, data dalam penelitian ini

dianalisis menggunakan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.

Pengolahan dan analisis data dilakukan sejak awal pengumpulan data

sebagai penguji terhadap hipotensis tindakan yang telah dirumuskan, data yang

diperoleh dari hasil obsevasi dan di analisis dan diolah secara kualitatif,

sedangkan data yang diperoleh dari hasil siswa dan hasil tes dan merupakan

prestasi belajar siswa dianalisis dan diolah secara kuantitatif untuk

(14)

H. JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan

Minggu ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Perencanaan √

2 Proses pembelajaran √ √ √

3 Evaluasi √

4 Pengumpulan data √ √

5 Analisis Data √ √

6 Penyusunan Hasil

√ √

(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan penerapan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) tentang ciri-ciri dan kebutuhan

makhluk hidup pada pelajaran IPA kelas III SD telah disusun dengan baik

dan ada peningkatan dari siklus I siklus II dan siklus III dilihat pada RPP,

lembar observasi, catatan lapangan. Akhirnya perencanaan pembelajaraan

dengan penerapan CTL sudah disusun dengan baik.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan penerapan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) tentang ciri-ciri dan kebutuhan

makhluk hidup pada pelajaran IPA kelas III SD telah dilaksanakan dengan

baik dan ada peningkatan dari siklus I siklus II dan siklus III dilihat dari

aktivitas guru, aktivitas siswa dalam kegiatan berdiskusi mengerjakan LKS

dan interaksi antara guru dengan siswa, Akhirnya pelaksanaan

pembelajaraan dengan penerapan CTL sudah dilaksanakan dengan baik.

3. Hasil belajar siswa dengan menggunakan penerapan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) tentang ciri-ciri dan kebutuhan makhluk

hidup pada pelajaran IPA kelas III SD dapat meningkat dilihat pada siklus I

siswa yang memenuhi KKM ada 11 orang, siklus II siswa yang memenuhi

KKM 20 orang dan siklus III siswa yang memenuhi KKM 33 orang jadi

peningkatan hasil belajar siswa dalam bentuk persen (%) dari siklus I

sekitar 33%, siklus II naik sekitar 27%, menjadi 60% dan di siklus III

mengalami kenaikan sekitar 40% menjadi 100% dan dilihat dari nilai

rata-rata pada siklus I rata-rata-rata-rata siswa 6,0, siklus II 6,8, dan siklus III 8,0, maka

(16)

A. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis berusaha memberikan

beberapa rekomendasi sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa yaitu

sebagai berikut:

1. Guru sebaiknya menerapkan model atau pendekatan pembelajaran

secara variatif, agar membantu siswa dalam memahami materi yang

disajikan sekaligus dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam

pembelajaran.

2. Melibatkan siswa dalam pembelajaran merupakan hal yang baik tetapi

jangan sampai membuat siswa melakukan aktivitas diluar pembelajaran

dan berikan stimulus yang dapat merespon siswa untuk senantiasa

memiliki antusias dan semangat dalam belajar.

3. Guru senantiasa memberikan penguatan kepada siswa yang berhasil

mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

4. Guru yang melaksanakan pembelajaran sebaiknya menyediakan alat

peraga yang menarik

5. agar para guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar IPA hendaknya

(17)

Bandono,. (2008,7 Maret). Menyusun Model Pembelajaran Contextual Teaching And

Learning (CTL). [Online] Tersedia : http://bandono.web.id /2008/03/07/

menyusun-model-pembelajaran-contextual-teaching-and-learning [11 November

2010]

Departemen Pendidikan Nasional (2006) Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Untuk

SD/MI. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Depdikbud (1993/1994:99) memahami konsep pembelajaran IPA di sekolah dasar

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2120776-tujuan-pembelajaran-

ilmu pengetahuan-alam/#ixzz29ctt7JeB

Leman, (2011). Pendekatan Contextual Teacing And Learning Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Dalam Pembelajaran mendeskripsikan dan peran anggota keluarga.

Skripsi sarjan FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Rohyati, E. (2009). “Pengembangan Model Pembelajaran CTL (Contextual Teching Adn

Learning) Pada keterampilan Berbicara Bahasa Sunda”, dalam Menuju Pendidikan

Dasar Bermutu (Proseding Seminar Nasional ke-2 Program Pendidikan Profesi

Guru Sebagai Upaya Membangun Keunggulan Pendidikan Dimasa Depan.

Bandung : Rizki

Ratna Willis Dahar. 1989. Teori-teori Belajar. Erlangga: Jakarta

Rositawaty, S-Aris Muharam Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam III,P BSE

Elektronik

Samatowa Usman, (2006) Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta:

Depdiknas. http://www.docstoc.com/docs/224666958.

Sularmi sains Ilmu Pengetahuan Alam 3:SD/MI Kelas III Oleh Sulari, M.D Wijayanti

Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Sudirman, (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Gafindo Persada

Sumiati & Asra (Depdiknas 2009) Metode Pembelajaran. CV Wacana prima bandung.

(18)

Endang Setiawan, 2013

Sutarji, D dan Sudirjo, E. (2007) Pembaharuan Dalam PBM Di SD. Bandung : UPI Press.

Syahza, A. (2010). Pembelajaran Kontekstual. (Online). Tersedia: http://almasdi.

Unri.ace.id/index.php?option=com-conent&view=article&id+68:berita-

6&catid=25.teh-project[11 November 2010]

Tn,.(2008,13 November). Vol.110. Tujuh Komponen CTL.[Online ]. Tersedia: http://paguruonline.pendidikan.net/pendekatan-contekstual-bab2html [11

Referensi

Dokumen terkait

menyelesaikan studi Pascasarjana S2 di Program Magister Ilmu Lingkungan di. Universitas Diponegoro

Penggunaan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (Tsts) Berbantuan Simulasi Komputer Untuk Meminimalisasi Miskonsepsi Pada Materi Momentum Dan Impuls.. Universitas Pendidikan

Dari hasil analisa yang dulakukan pada proyek perpustakaan kampus H Universitas Gunadarma Kelapa Dua Depok, pada segmen pertama didapatkan factor keamanan sebesar 2.63 lebih besar

BAB II PERENCANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTUR PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA A.. Pengertian Multikultur

Pelaksanaan pekerjaan bekisting merupakan salah satu item pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk menunjang pekerjaan selanjutnya, bekisting merupakan proses dimana suatu

Rasional tentang pentingnya pendidikan multikultur, karena strategi pendidikan ini dipandang memiliki keutamaan, keutamaan, terutama dalam (1) memberikan terobosan

[r]

penyelenggaraan CEAPAD II merupakan penegasan komitmen dan dukungan.. Pemerintah Indonesia terhadap Palestina, serta memperjelas posisi Indonesia Indonesia