PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG CIRI-CIRI
DAN KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP
(
Penelitian Tindakan Kelas Di SDN Puncakwangi Kelas IIIKecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Endang Setiawan
0810431
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NINDONESIA
BANDUNG
2013
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG CIRI-CIRI
DAN KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP
Oleh Endang Setiawan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Endang Setiawan 2012
Universitas Pendidikan Indonesia Desember 2012
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG CIRI-CIRI DAN KEBUTUHAN MAKHLUK
HIDUP
OLEH:
ENDANG SETIAWAN
NIM: 0810431
Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing I
Dr. Wahyu Sopandi, MA NIP. 196605251990011001
Pembimbing II
Drs. H. Tatang Syaripudin, M.Pd NIP. 196005211987031005
Mengetahui, Ketua Prodi PGSD
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN IPA TENTANG CIRI-CIRI DAN KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP
(
Penelitian Tindakan Kelas Di SDN Puncakwangi Kelas III Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur)ABSTRAK
Skripsi ini berjudul:Penerapan pendekatan Contektual Teching And Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang ciri-ciri dan kebutuhan mahkluk hidup subyek yang dikenai tindakan adalah siswa kelas III SDN Puncakwangi Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur semester I tahun pelajaran 2012-2013.Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual
Teaching And Learning Tentang ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup,
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching
And Learning tentang ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup, bagaimana hasil
belajar siswa dapat meningkat dengan menggunakan pendekatan Contextual
Teaching And Learning tentang ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup.
Pembelajaran dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran yang diajarkannya kedalam situasi dunia nyata siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari tiga siklus tindakan. Setiap tindakan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, hasil dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan observer kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dipokuskan kepada upaya guru dalam mengembangkan RPP dan kegiatan siswa teknik yang lain adalah lembar observasi untuk mengetahui jalannya pelaksanaan pembelajaran, serta dokumen data tentang hasil belajar untuk mengetahui peningkatan pelaksanaan dan hasil belajar dalam pembelajaran IPA dengan Pendekatan
Contextual Teching and Learning (CTL). Dari hasil penelitian ditemukan adanya
APPLICATION Contextual Teaching and Learning APPROACH TO IMPROVE STUDENT LEARNING LESSONS IN EYE IPA CHARACTERISTICS OF LIVING THINGS AND NEEDS
(Action Research Class III Class SDN Puncakwangi Sub Naringgul Cianjur)
ABSTRACT
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam menjadikan manusia
yang berilmu, berbudaya, bertakwa serta mampu menghadapi tantangan di masa
yang akan datang. Dengan pendidikan tersebut juga akan melahirkan peserta
didik yang cerdas serta mempunyai kompetensi dan skill untuk dikembangkan
ditengah-tengah masyarakat. Untuk mewujudkan hal demikian tidak terlepas dari
faktor penentu dalam keberhasilan peserta didik dalam pendidikan. Salah satu
faktor utamanya adalah kemampuan guru menggunakan metode dalam proses
pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran di SDN Puncakwangi, guru menggunakan
metode ceramah, pemberian tugas, dan tanya jawab. Sehingga nilai rata-rata IPA
rendah 5,0 tidak memenuhi KKM : 7,0 Guru mengajar mengacu pada kurikulum
tingkat satuan pendidikan, menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan materi
pelajaran dan media yang menunjang proses pembelajaran. Diharapkan dengan
proses pembelajaran tersebut, siswa dapat berperan aktif dan pada indikator yang
diharapkan dalam KTSP dapat tercapai.
Penggunaan pendekatan Contextual teaching and learning diharapkan dapat
memotivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
tentang ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta mampu mengembangkan
pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.
Contextual teaching and learning merupakan suatu pendekatan pendidikan
yang berbeda, melakukan lebih dari pada sekedar menuntun para siswa dalam
menggabungkan subjek-subjek akademik dalam kontek keadaan mereka sendiri.
Contextual teaching and learning juga melibatkan para siswa dalam mencari
makna conteks itu sendiri. (Kogulak.1997.13). Dalam kaitan ini Bandono
(2010:1) menyatakan bahwa:
Contextual teaching and learning (CTL) merupakan proses pembelajaran
2
dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari. Sehingga
peserta didik memiliki pengetahuan/keterampilan yang dinamis dan fleksibel
untuk mengkontruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya antara lain:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan contextual teaching and learning tentang ciri-ciri dan
kebutuhan makhluk hidup pada pelajaran IPA kelas III SD ?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan contextual teaching and learning tentang ciri-ciri dan
kebutuhan makhluk hidup pada pelajaran IPA kelas III SD ?
3. Apakah hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menggunakan
pendekatan contextual teaching and learning tentang ciri-ciri dan
kebutuhan makhluk hidup pada pelajaran IPA kelas III SD ?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan ini diantaranya:
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan contextual teaching and learning tentang ciri-ciri dan
kebutuhan makhluk hidup pada pelajaran IPA kelas III SD.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan contextual teaching and learning tentang ciri-ciri dan
kebutuhan makhluk hidup pada pelajaran IPA kelas III SD.
3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan pendekatan contextual teaching and learning tentang
ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup pada pelajaran IPA kelas III
D.Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait
dengan dunia pendidikan, terutama guru dan peserta didik kelas III yang langsung
terlibat dalam proses pembelajaran di kelas yaitu:
1. Bagi siswa, meningkatkan aktivitas pembelajaran khususnya dalam
pelajaran IPA kealas III tentang ciri-ciri dan kebutuhan makhluk
hidup.
2. Bagi guru, untuk menambah wawasan baik dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran maupun mengevaluasi hasil belajar
siswa.
3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
referensi untuk melakukan penelitian berikutnya
4. Bagi sekolah, sebagai masukan yang perlu ditindaklanjuti secara
kelembagaan oleh SDN Puncakwangi Kecamatan Naringgul
Kabupaten Cianjur.
E.Definisi Oprasional
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti
proses belajar mengajar. Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang diperoleh
dari suatu aktivitas, sedangkan belajar merupakan suatu proses yang
mengakibatkan perubahan pada individu, yakni perubahan tingkah laku, baik
aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Hasil belajar
merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan yang
dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha tertentu. Dalam hal ini hasil
belajar yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu setelah mengikuti proses
belajar mengajar.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sistem
pembelajaran yang cocok dengan kinerja otak, untuk menyusun pola-pola yang
mewujudkan makna, dengan cara menghubungkan muatan akademis dengan
4
informasi yang diterima tidak hanya disimpan dalam memori jangka
pendek, yang mudah dilupakan, tetapi dapat disimpan dalam memori jangka
panjang sehingga akan dihayati dan diterapkan dalam tugas pekerjaan.
CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
masyarakat nanti dikemudian hari.
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan melalui penerapan
pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa mata pelajaran IPA kelas III tentang ciri-ciri dan kebutuhan makhluk
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). PTK berasal dari bahasa inggris yaitu Classroom Action
Research yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk
mengetahui akibat yang diterapkan pada suatu objek penelitian dikelas tersebut.
B. Model PTK yang Dikembangkan
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc
Taggaret. Desain Kemis ini menggunakan model yang dikenal dengan sistem
sepiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan dan
perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan
masalah. Untuk lebih jelasnya berikut ini di kembangkan bentuk desainnya
sebagai berikut:
Siklus I
Siklus II
Perencanaan Aksi
Identifikasi Permasalahan
Observasi Refleksi
Aksi Permasalahan
baru hasil refleksi
Perencanaan
17
Siklus III
C.Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Puncakwangi Kecamatan Naringgul,
Kabupaten Cianjur.
D.Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN Puncakwangi semester I tahun
pelajaran 2012/2013 sebanyak 33 orang. Adapun yang menjadi latar belakang
pilihan sekolah yang ditetapkan oleh peneliti didasarkan pada pertimbangan
sebagai berikut:
1. Lokasi sekolah yang digunakan merupakan tempat peneliti
melaksanakan tugas sehari-hari.
2. Jumlah peserta didiknya adalah: 33 orang
3. Jumlah peserta didik laki-laki: 22 orang
4. Jumlah peserta didik perempuan: 11 orang Apabila
permasalahan belum terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus selanjutnya dengan tahapan
yang sama dengan siklus sebelumnya. Permasalahan yang
baru hasil refleksi ke II
Perencanaan Aksi
E. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat
tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Kegiatan
perencanaan ini merupakan pemilihan strategi pembelajaran yang dapat
menanggulangi permasalahan yang ada dalam konteks pembelajaran di kelas, dan
menetapkan instrumen penelitian sebagai alat untuk mengumpulkan data dari
hasil tindakan.
Tahap yang kedua adalah pelaksanaan atau aksi yang merupakan tahap
penerapan dari perencanaan yang telah disusun. Pada tahapan ini guru harus
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah
dirumuskannya dalam perencanaan penelitian.
Tahap yang ketiga adalah tahap observasi atau pengamatan. Tahap
observasi tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan, karena observasi
dilakukan ketika tindakan atau aksi berlangsung. Oleh karena itu, guru dapat
dibantu oleh seorang observer untuk mengamati tindakan yang sedang
dilaksanakan. Dan jika guru yang bersetatus sebagai pelaksana sekaligus
pengamat agar melakukan pengamatan balik terhadap apa yang terjadi ketika
tindakan berlangsung.
Dan tahap yang keempat adalah refleksi. Tahap refleksi merupakan kegiatan
mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kekurangan dan
kelebihan yang telah dilakukan guru dalam pembelajaran di diskusikan dengan
observer atau pengamat jika dalam pelaksanaan penelitian guru dibantu oleh
observer sebagai pengamat ketika tindakan berlangsung. Tetapi, jika guru tidak
dibantu observer maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain,
guru tersebut melihat dirinya kembali melakukan dialog untuk menemukan ha-hal
yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan
secara cermat mengenali hal-hal yang perlu diperbaiki.
Jika siklus I belum dapat mencapai hasil yang diinginkan, maka guru harus
melaksanakan sikus II. Perencanaan yang disusun pada siklus II berdasarkan hasil
19
penerapan strategi pembelajaran yang telah dipilih. Tahapan yang dilaksanakan
pada siklus II ini sama dengan pada sikus I.
Jika kalau memang masih belum terselesaikan masalah pada siklus II bisa
dilanjutkan ke siklus III, berdasarkan refleksi siklus II dalam penerapan strategi
harus dipertahankan atau bahkan harus di tingkatkan lagi dalam pembelajaran
yang telah dipilih tahapan pada siklus III ini sama dengan siklus I dan II.
PTK yang akan dilaksanakan terdiri dari tiga siklus, setiap siklusnya terdiri
dari satu tindakan. Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang akan dilakukan
peneliti adalah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, mempersiapkan
sarana dan fasilitas pendukung yang diperlukan seperti media gambar untuk
diamati siswa, serta mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis
data mengenai proses dan hasil tindakan seperti lembar observasi dan lembar
evaluasi.
Pada tahap pelaksanaan, skenario pembelajaran yang telah direncanakan
dilaksanakan dalam situasi aktual. Pada saat bersamaan, kegiatan ini juga disertai
dengan kegiatan pengamatan oleh observer. Kegiatan pengamatan dilakukan
untuk mengamati proses pembelajaran yang dilaksanakan. Observer
mempokuskan pada kegiatan guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
Setelah selesai pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan tahap refleksi.
Pada kegiatan ini peneliti berdiskusi dengan observer untuk membahas hasil
pengamatan (observasi) selama kegiatan pembelajaran. Peneliti juga melakukan
tanya jawab dengan siswa, dan peneliti melakukan pengkajian terhadap kegiatan
pembelajaran dengan merujuk pada data hasil analisis yang telah dilakukan.
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan pada
tindakan selanjutnya.
1. Langkah Penelitian
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
permasalahan yang telah dirumuskan. Selanjutnya diajukan kepada dosen
pembimbing untuk diberi arahan, bimbingan dan masukan mengenai rencana
rencana pembelajaran yang telah disusun. Peneliti membuat instrumen yang
akan digunakan, diantaranya adalah lembar observasi, LKS, dan catatan
lapangan.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Tahap pelaksanaan terdiri dari kegiatan pembelajaran, evaluasi dan
refleksi yang dilakukan pada setiap siklus. Pelaksanaan siklus berdasarkan
rencana yang telah disusun sebelumnya. Temuan-temuan pada siklus I akan
dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada pelaksanaan siklus II dan
apabila belum terselesaikan maka dilanjutkan lagi ke siklus III dan begitu
selanjutnya. Tahap observasi.
c. Tahap refleksi
Tahap refleksi merupakan kegiatan evaluasi mengenai perubahan yang
terjadi atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai dampak dari
tindakan yang telah dirancang, dilaksanakan, dan diamati. Dalam refleksi
dibahas evaluasi terhadap keseluruhan proses dan dampak tindakan yang dapat
mengarahkan pada identifikasi masalah-masalah baru untuk merancang siklus
baru. Pada intinya tahap refleksi ini merupakan kegiatan yang dilakukan guru
sebagai peneliti untuk mengkaji seluruh kelemahan dan kelebihan yang harus
diperbaiki dan dipertahankan untuk membelajaran selanjutnya.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang dipergunakan peneliti dan
observer pendamping (secara kolaborasi) untuk mengumpulkan data atau
informasi dari hasil pelaksanaan tindakan. Adapun instrumen penelitian yang
dipergunakan :
a. Lembar observasi
Lembar observasi sebagai alat yang terbukti efektif untuk memberi
gambaran mengenai penerapan strategi atau metode yang digunakan pada
21
pelajaran, sikap peserta didik dalam belajar, interaksi antara guru dan peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung.
Lembar observasi ini bertujuan untuk mengetahui kekurangan yang harus
diperbaiki dan kelebihan yang harus dipertahankan pada proses pembelajaran
selanjutnya. Dalam penelitian ini digunakan dua bentuk lembar observasi
kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan peserta didik.
Lembar observasi guru mencakup kegiatan guru yang akan diamati
selama proses pembelajaran. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan pendekatan meliputi menghubungkan pengetahuan awal
peserta didik dengan materi pembelajaran, menyampaikan tujuan
pembelajaran dan menyampaikan prosedur pembelajaran.
2. Pengembangan materi, meliputi kesesuaian indikator dengan materi
pembelajaran dan menghubungkan materi pembelajaran dengan
pengalaman peserta didik.
3. Penerapan pendekatan CTL meliputi kegiatan peserta didik dengan
melakukan tanya jawab, bekerjasama, pemodelan, inkuiri, dan merefleksi
diri.
Pengelolaan kelas, meliputi memotivasi dan membimbing peserta didik dalam
pembelajaran serta mengkondisikan peserta didik dalam situasi pembelajaran
yang kondusif.
4. Pengelolaan evaluasi meliputi menentukan jenis dan prosedur penilaian.
Sedangkan lembar observasi siswa mencakup kegiatan yang dilakukan
siswa selama proses pembelajaran. Aspek yang diamati adalah sebagai berikut:
1. Keaktifan siswa dalam pembelajaran, meliputi menanggapi pertanyaan
yang diajukan guru dan keberanian peserta didik dalam mengajukan
pertanyaan.
2. Sikap siswa dalam merespon pembelajaran, meliputi ketertarikan siswa
terhadap pembelajaran dan antusias siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
3. Aktivitas peserta didik meliputi, meliputi respon siswa terhadap
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja siswa (LKS) digunakan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan siswa yang mereka terima dan untuk menilai siswa pada saat
melaksanakan kerja kelompok apakah mereka berkerja sediri atau kerja sama
dalam mengisi Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan juga untuk mengetahui
aktivitas siswa dalam berdiskusi.
G.Pengolahan dan analisis data
Tahap setelah pengumpulan data adalah analisis data. Walaupun data
yang telah dikumpulkan lengkap, tapi jika peneliti tidak mampu
menganalisisnya maka datanya tidak akan memiliki nilai ilmiah yang dapat
digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
Analisis data dilakukan dengan membandingkan rekap setiap instrumen
kegiatan atau hasil kerja peserta didik. Pengolahan dan analisis data dilakukan
selama proses penelitian berlangsung dari awal tindakan sampai pada akhir
penelitian. Berdasarkan atas konsepsi tersebut, data dalam penelitian ini
dianalisis menggunakan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.
Pengolahan dan analisis data dilakukan sejak awal pengumpulan data
sebagai penguji terhadap hipotensis tindakan yang telah dirumuskan, data yang
diperoleh dari hasil obsevasi dan di analisis dan diolah secara kualitatif,
sedangkan data yang diperoleh dari hasil siswa dan hasil tes dan merupakan
prestasi belajar siswa dianalisis dan diolah secara kuantitatif untuk
23
H. JADWAL PENELITIAN
No Kegiatan
Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perencanaan √
2 Proses pembelajaran √ √ √
3 Evaluasi √
4 Pengumpulan data √ √
5 Analisis Data √ √
6 Penyusunan Hasil
√ √
Bandono,. (2008,7 Maret). Menyusun Model Pembelajaran Contextual Teaching And
Learning (CTL). [Online] Tersedia : http://bandono.web.id /2008/03/07/
menyusun-model-pembelajaran-contextual-teaching-and-learning [11 November
2010]
Departemen Pendidikan Nasional (2006) Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Untuk
SD/MI. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Depdikbud (1993/1994:99) memahami konsep pembelajaran IPA di sekolah dasar
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2120776-tujuan-pembelajaran- ilmu pengetahuan-alam/#ixzz29ctt7JeB
Leman, (2011). Pendekatan Contextual Teacing And Learning Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran mendeskripsikan dan peran anggota keluarga.
Skripsi sarjan FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Rohyati, E. (2009). “Pengembangan Model Pembelajaran CTL (Contextual Teching Adn Learning) Pada keterampilan Berbicara Bahasa Sunda”, dalam Menuju Pendidikan
Dasar Bermutu (Proseding Seminar Nasional ke-2 Program Pendidikan Profesi
Guru Sebagai Upaya Membangun Keunggulan Pendidikan Dimasa Depan.
Bandung : Rizki
Ratna Willis Dahar. 1989. Teori-teori Belajar. Erlangga: Jakarta
Rositawaty, S-Aris Muharam Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam III,P BSE
Elektronik
Samatowa Usman, (2006) Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdiknas. http://www.docstoc.com/docs/224666958.
Sularmi sains Ilmu Pengetahuan Alam 3:SD/MI Kelas III Oleh Sulari, M.D Wijayanti
Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Sudirman, (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Gafindo Persada
Sumiati & Asra (Depdiknas 2009) Metode Pembelajaran. CV Wacana prima bandung.
Sutarji, D dan Sudirjo, E. (2007) Pembaharuan Dalam PBM Di SD. Bandung : UPI Press.
Syahza, A. (2010). Pembelajaran Kontekstual. (Online). Tersedia: http://almasdi. Unri.ace.id/index.php?option=com-conent&view=article&id+68:berita-
6&catid=25.teh-project[11 November 2010]
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan penerapan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) tentang ciri-ciri dan kebutuhan
makhluk hidup pada pelajaran IPA kelas III SD telah disusun dengan baik
dan ada peningkatan dari siklus I siklus II dan siklus III dilihat pada RPP,
lembar observasi, catatan lapangan. Akhirnya perencanaan pembelajaraan
dengan penerapan CTL sudah disusun dengan baik.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan penerapan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) tentang ciri-ciri dan kebutuhan
makhluk hidup pada pelajaran IPA kelas III SD telah dilaksanakan dengan
baik dan ada peningkatan dari siklus I siklus II dan siklus III dilihat dari
aktivitas guru, aktivitas siswa dalam kegiatan berdiskusi mengerjakan LKS
dan interaksi antara guru dengan siswa, Akhirnya pelaksanaan
pembelajaraan dengan penerapan CTL sudah dilaksanakan dengan baik.
3. Hasil belajar siswa dengan menggunakan penerapan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) tentang ciri-ciri dan kebutuhan makhluk
hidup pada pelajaran IPA kelas III SD dapat meningkat dilihat pada siklus I
siswa yang memenuhi KKM ada 11 orang, siklus II siswa yang memenuhi
KKM 20 orang dan siklus III siswa yang memenuhi KKM 33 orang jadi
peningkatan hasil belajar siswa dalam bentuk persen (%) dari siklus I
sekitar 33%, siklus II naik sekitar 27%, menjadi 60% dan di siklus III
mengalami kenaikan sekitar 40% menjadi 100% dan dilihat dari nilai
rata-rata pada siklus I rata-rata-rata-rata siswa 6,0, siklus II 6,8, dan siklus III 8,0, maka
45
A. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis berusaha memberikan
beberapa rekomendasi sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa yaitu
sebagai berikut:
1. Guru sebaiknya menerapkan model atau pendekatan pembelajaran
secara variatif, agar membantu siswa dalam memahami materi yang
disajikan sekaligus dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran.
2. Melibatkan siswa dalam pembelajaran merupakan hal yang baik tetapi
jangan sampai membuat siswa melakukan aktivitas diluar pembelajaran
dan berikan stimulus yang dapat merespon siswa untuk senantiasa
memiliki antusias dan semangat dalam belajar.
3. Guru senantiasa memberikan penguatan kepada siswa yang berhasil
mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
4. Guru yang melaksanakan pembelajaran sebaiknya menyediakan alat
peraga yang menarik
5. agar para guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar IPA hendaknya