DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan
ABSTRAK...……...…...………...……….. i
KATA PENGANTAR...…...………..……….. ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ……….……….... v
DAFTAR TABEL.……….... vii
DAFTAR GAMBAR…....……….………...………... viii
DAFTAR LAMPIRAN... ix
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah...………... 1
B.Rumusan Masalah.……..………... 4
C.Tujuan Penelitian.……….………..………... 4
D.Manfaat Penelitian.………..………... 5
E. Hipotesis Tindakan... 6
F. Definisi Opersional.………..………... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Pendekatan Inkuiri... 8
B.Mata Pelajaran IPA di SD... 14
C.Penerapan Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran IPA Mengenai Materi Gaya... 24
D.Penelitian yang Relevan... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian.………...………... 28
B.Model Penelitian... 28
C.Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ……….... 30
D.Prosedur Penelitian.………... 31
F. Teknik Pengumpulan Data.……..………... 35
G.Pengolahan dan Analisis Data... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian... 39
1. Siklus I... 39
2. Siklus II... 49
B. Pembahasan.………...………... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....………...………... 64
B. Rekomendasi ...………...……….... 65
DAFTAR PUSTAKA... 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN... 69
DAFTAR TABEL
4.1 Daftar Nilai Rata-Rata dan Persentase Kelulusan Pada Siklus I... 46
DAFTAR GAMBAR
2.1 Pul pada sepatu bola... 20
2.2 Alur pada Ban Mobil... 20
3.1 Langkah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc Taggart.. 29
4.1 Nilai Rata-Rata Kelas Hasil Tes Evaluasi Siklus I... 46
4.2 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I... 47
4.3 Nilai Rata-Rata Kelas Hasil Tes Evaluasi Siklus II... 56
DAFTAR LAMPIRAN
A. Lampiran A Perangkat Pembelajaran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.………. 69
2. Kisi-Kisi Soal Siklus I.…...…...………...……... 75
3. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I...…...……... 78
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II.………... 83
5. Kisi-Kisi Soal Siklus II.………... 91
6. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II.…...……….………...………... 95
B. Lampiran B Instrumen Penelitian 1. Lembar Evaluasi Siklus I...………... 98
2. Lembar Observasi Aktivitas Guru Dan Siswa Siklus I...…..………... 99
3. Lembar Evaluasi Siklus II.……….………..………... 103
4. Lembar Observasi Aktivitas Guru Dan Siswa Siklus II.………... 104
C. Lampiran C Data Penelitian 1. Data Nilai Siswa Pra Siklus... 109
2. Data Nilai Siswa Siklus I... 110
3. Sampel Tes Siklus I... 111
4. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I... 114
5. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I... 144
6. Data Nilai Siswa Siklus II... 148
7. Sampel Tes Siklus II... 149
8. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II... 152
9. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II... 170
D. Lampiran D Dokumentasi 1. Dokumen Siklus I...……….... 175
2. Dokumen Siklus II....………... 176
E. Lampiran E Surat Ijin Penelitian dan Lembar Bimbigan
1. Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing... 177
2. Surat Permohonan Ijin Mengadakan Penelitian... 178
3. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari UPI... 179
4. Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SD Negeri IV Cibodas... 180
5. Lembar Bimbingan dengan Dosen Pembimbing I... 181
PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG
MATERI GAYA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri IV Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Semester II Tahun Pelajaran
2013/2014)
Oleh
Praptika Candra P. NIM. 1003524
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini berkenaan dengan Penerapan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA tentang Materi Gaya pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri IV Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan pendekatan inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya dengan mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil belajar siswa pada materi gaya. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 4 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 27 siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dua siklus dengan menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart. Adapun instrumen pengumpulan data berupa lembar tes tertulis dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ditemukan bahwa pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Data menunjukkan bahwa pada pra siklus, persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 44% dengan nilai rata-rata 59,7. Pada siklus I, persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 67% dengan nilai rata-rata kelas 68,1. Pada siklus II, persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 100% dengan nilai rata-rata 82,9. Penerapan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran mencakup lima langkah yaitu: merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. Adapun saran bagi guru yang bertugas sebagai fasilitator hendaknya lebih kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran agar memotivasi siswa untuk bereksplorasi sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Sehingga dapat membuat siswa aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Abstact: Applying of the Inquiry Approach to Improving Student Learning Outcomes in Science Subjects on Material Force
Classroom Action Research is concerned with the Applying of the Inquiry Approach to Improving Student Learning Outcomes in Science Subjects on Material Force of class V students in Goverment Primary Schools Districts Dent IV Cibodas Bandung District West. Purpose of this research is to describe the application of inquiry approach to improving student learning outcomes in material force by describing the planning, implementation, and student learning outcomes in material force. This research subjects were students of class V students in Goverment Primary Schools Districts Dent IV Cibodas Bandung District West of the 27 students. Research methods used in this research is Classroom Action Research conducted two cycles by using a model Kemmis and Mc. Taggart. Research findings indicate that the application of the inquiry approach in science subjects can improve student learning outcomes in grade V students in Goverment Primary Schools Districts Dent IV Cibodas Bandung District West.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya, pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan
manusia. Karena pendidikan menjadikan manusia yang kreatif sebagaimana
yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 2 ayat 3 menyatakan
bahwa
Pada hakekatnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Agar tujuan nasional dapat tercapai, maka di dalam proses
pembelajaran dalam satuan pendidikan seharusnya diselenggarakan dengan
memberikan ruang bagi peserta didik. Sebagaimana yang tercantum dalam PP
No. 19 Tahun 2005 Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Sejalan dengan hal tersebut, dengan memberikan ruang bagi peserta
didik, memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan potensinya pada
setiap mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang dapat mengembangkan
potensi peserta didik adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Karena IPA merupakan ilmu yang berhubungan langsung untuk mempelajari
alam sekitar dan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Maka pembelajaran IPA seharusnya dilakukan dengan
cara memberikan ruang bagi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
dalam proses pembelajaran, pemahaman peserta didik terhadap alam sekitar
akan lebih mendalam.
Tetapi pada kenyataannya di lapangan, masih banyak siswa yang
kurang aktif terhadap mata pelajaran IPA. Hal itu dilihat dari aktivitas siswa
selama pelajaran berlangsung masih banyak siswa yang kurang
memperhatikan, melamun, berbicara dengan teman, dan mengantuk. Dilihat
dari pengamatan hasil belajar siswa kelas V SD N 4 Cibodas mata pelajaran
IPA pada materi sebelumnya, yang diikuti oleh 27 siswa dengan jumlah
perempuan 15 dan laki-laki 12 masih banyak yang berada di bawah KKM. Hal
itu dilihat dari nilai hasil ketuntasan belajar siswa yang hanya mencapai 44%
dari kriteria ketuntasan minimal. Sedangkan nilai KKM mata pelajaran IPA
adalah 64.
Maka dengan hasil tersebut dapat dilihat bahwa faktor penyebab hasil
belajar rendah dikarenakan proses pembelajaran IPA yang dilakukan.
Pembelajaran yang dilakukan bersifat konvensional sehingga tidak melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan yang terjadi adalah
pembelajaran komunikasi satu arah. Siswa hanya menerima materi yang
disampaikan oleh guru, penggunaan buku dan media alat peraga lainnya tidak
dimasukkan dalam pembelajaran sehingga guru sebagai satu-satunya sumber
belajar.
Pada prosesnya, seharusnya pembelajaran IPA pada sekolah dasar
didasarkan pada hakekat IPA yaitu proses, produk, sikap. Sehingga pada
pelaksanaan pembelajaran membutuhkan sesuatu untuk memotivasi dan
memberikan ruang bagi siswa untuk memecahkan sendiri masalahnya dengan
fakta yang mereka dapat. Jika pembelajaran seperti itu diterapkan, peserta didik
menjadi aktif sehingga peserta didik memperoleh pengalaman langsung untuk
mengembangkan potensinya. Tetapi hasil di lapangan tidak seperti itu, banyak
pelaksanaan pembelajaran di lapangan kurang memberikan ruang bagi peserta
didik sehingga pembelajaran bukan berorientasi pada student center melainkan
siswa hanya menerima konsep dan dipaksa untuk menghapalnya serta dapat
peserta didik menjadi pasif, monoton, dan tidak kreatif. Jika terus dilakukan
seperti ini tujuan nasional pendidikan tidak akan tercapai.
Maka dengan berdasarkan fakta tersebut, salah satu cara untuk
melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran IPA dengan
menerapkan pendekatan inkuiri. Karena pendekatan inkuiri menekankan pada
pengalaman belajar secara langsung. Seperti yang dikemukakan oleh Sanjaya
(2009, hlm. 195) bahwa “pendekatan inkuiri merupakan bentuk dari
pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered
approach).” Karena pendekatan inkuiri pembelajaran yang berorientasi kepada
siswa, sehingga memungkinkan siswa menggunakan segala potensinya
(kognitif, afektif, psikomotor).
Dengan mengacu pada hakekat IPA yaitu proses, produk, sikap maka
pembelajaran dengan menggunakan inkuiri dapat menciptakan suatu
pengalaman belajar peserta didik dengan merancang kegiatan untuk
memotivasi dan mengeksplorasi siswa dalam suatu penyelidikan. Seperti yang
dikemukakan oleh Beyer (dalam Rustaman, 2005, hlm. 8) bahwa
Pendidikan IPA sebaikanya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya. Melalui inkuiri, dimungkinkan pembelajaran yang melibatkan proses, produk, sikap.
Seiring dengan hal tersebut, peserta didik akan menemukan sendiri
konsep atau prinsip IPA dan menjadi kritis dan kreatif. Dengan kreatif peserta
didik akan menjadi manusia yang bermakna sehingga melalui proses
pembelajaran inkuiri diharapkan peserta didik menjadi kreatif.
Maka, skripsi dengan judul Penerapan Pendekatan Inkuiri untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Tentang Materi
B. Rumusan Masalah
Secara Umum:
Bagaimana penerapan pendekatan inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V SDN 4 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
Barat?.
Secara Khusus:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran IPA
tentang materi gaya dengan menerapkan pendekatan inkuiri dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 4 Cibodas Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat?.
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPA tentang
materi gaya dengan menerapkan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas V SDN 4 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat?.
3. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi gaya
dengan penerapan pendekatan inkuiri di kelas V SDN 4 Cibodas Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat?.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
Secara Umum:
Untuk mendeskripsikan penerapan pendekatan inkuiri untuk meningkatkan
hasil belajar siswa kelas V SDN 4 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat.
Secara Khusus:
1. Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran (RPP) pada mata
pelajaran IPA tentang materi gaya dengan menerapkan pendekatan inkuiri
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 4 Cibodas Kecamatan
2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPA
tentang materi gaya dengan menerapkan pendekatan inkuiri untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 4 Cibodas Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat.
3. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang
materi gaya dengan penerapan pendekatan inkuiri di kelas V SDN 4
Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
dalam pembelajaran dan sebagai saran dalam meningkatkan mutu
pendidikan agar dapat meningkatkan hasil belajar. Dengan diterapkannya
pendekatan inkuiri ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
2. Manfaat Praktis
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi gaya.
2) Membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.
3) Meningkatkan keaktifan, rasa ingin tahu, kreativitas dan berpikir kritis
siswa dalam belajar.
b. Bagi Guru
1) Sebagai bahan masukan bagi guru untuk meningkatkan keterampilan
guru dalam merencanakan, melaksanakan, mengevalusi pada
pembelajaran IPA di SD.
2) Mendorong guru untuk lebih kreatif dalam menyajikan pembelajaran
3) Dapat mengembangkan inkuiri pada materi IPA lainnya.
4) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengaktifkan siswa di kelas.
c. Bagi Peneliti
1) Meningkatkan pemahaman dan pengalaman dalam melakukan
penelitian tindakan kelas.
2) Meningkatkan keterampilan dalam berinkuiri pada pembelajaran IPA.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah “Penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi gaya di kelas V SDN 4
Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.”
F. Definisi Operasional
Untuk mengarahkan peneliti pengambilan data maka perlu adanya
batasan operasional dalam penelitian, yakni:
1. Pendekatan Inkuiri
Pendekatan inkuiri pada penelitian ini merupakan pendekatan
pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Melalui pendekatan inkuiri
siswa diajak untuk belajar bagaimana cara mencari jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan mereka. Langkah-langkah pelaksanaan pendekatan
inkuiri adalah:
a. Merumuskan Masalah;
b. Mengajukan Hipotesis;
c. Mengumpulkan Data;
d. Menguji Hipotesis;
Pendekatan inkuiri yang dilaksanakan pada mata pelajaran IPA
tentang materi gaya kelas V SD N 4 Cibodas Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat dengan menggunakan pendekatan inkuiri
terbimbing karena guru masih berperan penting untuk memberikan
bimbingan kepada siswa.
2. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar pada penelitian ini merupakan kemampuan kognitif
yang diperoleh siswa melalui pengalaman belajar dengan menerapkan
pendekatan inkuiri yang dilaksanakan pada mata pelajaran IPA kelas V SD
N 4 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Penilaian
hasil belajar pada ranah kognitif mencakup tiga aspek yaitu C1
(pengetahuan), C2 (pemahaman), dan C3 (penerapan) diukur melalui
indikator yang dijabarkan dalam bentuk tes yang diberikan oleh guru setiap
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut (Arikunto
dkk, 2009, hlm. 58) “PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran.” Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 12) bahwa
Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan tersebut.
Metode ini merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam
kelas sehingga dapat mengorganisasikan, mengevaluasi praktek dari
pembelajaran, belajar dari pengalaman, dan dapat memperbaiki praktek
pembelajaran sehingga dapat melihat pengaruhnya.
Dalam penelitian tindakan kelas dilakukan perbaikan secara bertahap
dan terus-menerus selama kegiatan itu berlangsung guna memperbaiki
pembelajaran. Maka dari itu dalam model penelitian yang digunakan adalah
model spiral dari Kemmis dan Taggaart (1988) yang mengutarakan bahwa
dalam satu siklus terdapat atas empat komponen. Keempat komponen tersebut
adalah perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe), refleksi
(reflect).
B.Model Penelitian
Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan model penelitian
tindakan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam Arikunto,
2010, hlm. 16) yang menggambarkan adanya empat langkah (dan
Gambar 3.1
Langkah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc Taggart
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali
ke langkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan
sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Secara utuh keempat
langkah di atas terurai sebagai berikut Arikunto (2010, hlm. 17-21).
1. Rancangan Tindakan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam
tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan fokus peristiwa yang
perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi SIKLUS 1
Perencanaan
SIKLUS 2
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta
yang terjadi selama tindakan berlangsung.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan,
yaitu mengenakan tindakan kelas. Dalam hal ini guru harus mengingat dan
berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan.
3. Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilakukan bersamaan pada waktu tindakan dilakukan.
Oleh karena itu keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap
ini segala hal yang terjadi dan yang diperlukan selama kegiatan pelaksanaan
berlangsung dicatat dan direkam. Sehingga hasil catatan dan rekaman
tersebut menjadi data yang akurat yang nantinya menjadi perbaikan untuk
siklus berikutnya.
4. Refleksi (Reflecting)
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Refleksi dilakukan ketika guru pelaksana sudah
selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Tahap ini mengkaji
secara keseluruhan tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang
telah terkumpul. Sehingga pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dan
dimodifikasi dalam bentuk kegiatan yang berbeda agar terjadi perbaikan.
Pada tahap tindakan siklus kedua hal itu dilakukan, pelaksanaannya dicatat
atau direkam untuk melihat pengaruhnya terhadap perilaku siswa.
C.Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD N IV Cibodas yang
beralamat di Jl. Raya Maribaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama dua bulan, dimulai dari bulan
April 2014 hingga bulan Juni 2014. Penelitian dimulai dengan kegiatan
observasi dan identifikasi masalah, penyusunan proposal penelitian,
pelaksanaan penelitian, dan penyusunan laporan penelitian.
3. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa
kelas V SD N IV Cibodas Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat,
tahun akademik 2013/2014 dengan jumlah siswa 27 orang yang terdiri dari
12 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
D.Prosedur Penelitian
Penelitian ini dirancang menjadi 2 siklus. Siklus I dirancang untuk
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 4x35 menit. Siklus
II dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu
4x35 menit.
Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan (Planning),
pelaksanaan (Acting), pengamatan (Observing), dan refleksi (Reflecting).
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dengan
menerapkan lima langkah pendekatan inkuiri sebagai berikut: 1)
Merumuskan masalah dengan cara guru memberikan pertanyaan
kepada siswa mengenai seputar materi gaya magnet, 2) Mengajukan
hipotesis dilakukan siswa dengan menjawab secara aktif pertanyaan
yang guru ajukan, 3) Mengumpulkan data dilakukan siswa dengan
melakukan percobaan, pengamatan, mencari dan mengumpulkan
informasi melalui metode percobaan, 4) Menguji Hipotesis dengan
jawaban mereka sebelum mengumpulkan data, 5) Merumuskan
Kesimpulan dilakukan siswa dengan menyimpulkan hasil dari setiap
pengamatan yang dilakukan siswa pada percobaan yang dilakukannya;
2) Menyiapkan media pembelajaran untuk menerapkan pendekatan
inkuiri pada mata pelajaran IPA kelas V tentang materi gaya magnet;
3) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbentuk kegiatan unjuk
kerja siswa yang dilengkapi dengan pembahasan hasil kegiatan;
4) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes uraian siklus
I;
5) Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar observasi siswa dan
guru dalam pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran
dan media yang telah disiapkan;
2) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai peningkatan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi gaya
magnet melalui penerapan pendekatan inkuiri;
3) Mencatat aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat pada lembar
observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap
refleksi;
4) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan
pada lembar observasi.
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersama dengan tahap pelaksanaan.
Peneliti menyesuaikan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
perencanaan. Pengamat mengamati seluruh kegiatan dan mencatatnya
dalam lembar observasi yang telah disiapkan.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi diadakan pengakajian terhadap berbagai
kejadian yang terekam selama proses pelaksanaan tindakan. Penelitian
kegiatan, kelebihan dan kelemahannya sebagai dasar dalam merancang
kegiatan pada siklus II.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1) Mencatat kekuatan dan kelemahan pada siklus I untuk dijadikan bahan
perbaikan pada pelaksanaan siklus II;
2) Menetapkan sub materi yaitu gaya gesek;
3) Membuat rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi pada
siklus I;
4) Menyiapkan media dan sumber belajar
5) Menyiapkan LKS yang dilengkapi dengan pembahasan hasil kegiatan;
6) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes uraian siklus
II;
7) Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar observasi siswa dan
guru dalam pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP
yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaiakan
pada siklus I. Diharapkan pada siklus II ini siswa sudah lebih
menguasai materi gaya pada mata pelajaran IPA di kelas V melalui
penerapan pendekatan inkuiri, sehingga mereka dapat dengan mudah
melakukan penyelidikan sendiri melalui kegiatan yang dirancang oleh
guru;
2) Melakukan tes siklus untuk mendapatkan data hasil belajar siswa pada
siklus II;
3) Mencatat aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran sebagai sumber
data yang akan digunakan pada tahap refleksi;
4) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil
c. Tahap Pengamatan
1) Mencatat aktivitas belajar siswa oleh pengamat melalui lembar
observasi;
2) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II
ini sudah sesuai dengan yang diharapkan;
d. Tahap Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk
dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu
kesimpulan. Diharapkan setelah siklus II ini, hasil belajar siswa kelas V
SDN 4 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat pada
mata pelajaran IPA tentang materi gaya melalui penerapan pendekatan
inkuiri ini dapat meningkat.
e. Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian
Setelah semua proses selesai dilaksanakan, maka dapat ditarik
kesimpulan yang mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan.
E.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat untuk mengumpulkan data atau
informasi dari dari hasil pelaksanaan tindakn. Adapun instrumen penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan perangkat
pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam
mengajar dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dibuat untuk setiap siklus, dalam penelitian ini
RPP yang disusun sebanyak 2 RPP. Masing-masing RPP berisi standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, media dan sumber pembelajaran, serta penilaian hasil
2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah alat pengumpul data untuk melihat
aktivitas belajar guru dan siswa yang dilakukan oleh pengamat tentang
aktivitas pembelajaran IPA dalam menerapkan pendekatan inkuiri.
Lembar obeservasi yang digunakan berbentuk lembar observasi terbuka
yang harus diisi oleh pengamat secara naratif pada kolom deskripsi yang
sesuai dengan item pertanyaan/pernyataan.
b. Lembar Tes tertulis
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan. Arikunto (2008, hlm. 53). Tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian. Tes ini digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif tentang materi gaya
pada mata pelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi dilakukan oleh seorang pengamat melalui lembar
observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan guru dalam
pembelajaran IPA melalui penerapan pendekatan inkuiri.
2. Tes Tertulis
Tes digunakan untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa setelah
proses pembelajaran dengan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
Tes digunakan sebagai acuan meningkatnya hasil belajar siswa.
G. Pengolahan dan Analisis Data
Data dari penelitian ini dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis.
Pengolahan dan analisis data ini dilakukan selama berlangsungnya penelitian
penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi kegiatan antara siswa
dan guru. Observasi dilakukan oleh seorang pengamat melalui lembar
observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan guru dalam
pembelajaran. Observasi dilakukan oleh satu orang pengamat untuk
mengamati aktivitas guru dan tiga orang pengamat untuk mengamati
aktivitas siswa. Hasil dari observasi ini dijadikan bahan perbaikan pada
pembelajaran selanjutnya. Adapun tahapan-tahapan pengolahan data adalah
sebagai berikut:
a. Seleksi dan Reduksi Data
Mereduksi data adalah merangkum data berdasarkan hal-hal
pokok dan memfokuskan pada hal yang penting serta membuang
hal-hal yang dianggap tidak penting. Data yang direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih spesifik dan mempermudah dalam pengolahan.
b. Klasifikasi Data
Setelah data direduksi, selanjutnya data diklasifikasikan.
Klasifikasi data dilakukan agar data hasil reduksi terorganisasikan dan
tersusun dengan baik dengan cara mengelompokkan data yang termasuk
hasil tes dan lembar observasi.
c. Deskripsi Data
Deskripsi data memberikan gambaran tentang data hasil
penelitian.
d. Interpretasi Data
Interpretasi data adalah proses pemberian makna terhadap
pola-pola dalam data yang ditemukan dalam sebuah penelitian.
2. Data Kuantitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil belajar siswa pada ranah kognitif
setiap akhir siklus. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Penskoran hasil tes
Memeriksa hasil tes hasil belajar siswa dengan berpedoman pada
kunci jawaban yang telah ditentukan dan dilanjutkan dengan pemberian
skor. Setelah penyekoran, nilai dari setiap siswa dihitung dengan rumus:
Nilai =
x 100
b. Menghitung nilai rata-rata kelas
Tes tertulis dilakukan setiap siklus, untuk mengetahui rata-rata
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan
pendekatan inkuiri. Tes tertulis tiap siklus dilaksanakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Menurut Arikunto (2003, hlm. 164)
rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa
adalah:
̅ ∑
Keterangan : ̅: Nilai rata-rata kelas
∑ : Total nilai yang diperoleh siswa
: Jumlah siswa
c. Menghitung Prosentase Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Menurut Arikunto (2003,
hlm. 164) prosentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat
ditentukan dengan rumus :
Keterangan : ∑ : Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar
dari atau sama dengan 64
n : Banyak siswa
100% : Bilangan tetap
64
Praptika Candra Purwaningtyas, 2014
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian tindakan kelas di SD Negeri IV Cibodas
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan menggunakan
pendekatan inkuiri pada mata pelajaran IPA materi Gaya sebanyak dua siklus.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan inkuiri
untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi gaya dapat berhasil
dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil penelitian
sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri ini
meliputi penyusunan RPP pada siklus I disusun dengan sistematika sebagai
berikut standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, dan media pembelajaran. Adapun ciri khusus tentang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang penerapan pendekatan
inkuiri adalah pada langkah-langkah pembelajarannya terdapat lima tahapan
inkuiri yaitu: merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan
data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan. Penulis tidak secara
langsung dapat menyusun secara baik tetapi mengalami perbaikan dalam
menyusun RPP.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbukti
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan langkah-langkah: a.
Merumuskan masalah, guru mengarahkan siswa pada suatu persoalan yang
dengan memberikan pertanyaan dan siswa memperhatikan pertanyaan guru,
b. Mengajukan hipotesis, guru membimbing siswa untuk berhipotesis dan
siswa menjawab pertanyaan dengan antusias, c. Mengumpulkan data, guru
Praptika Candra Purwaningtyas, 2014
percobaan, pengamatan, berdiskusi, bekerjasama, d. Menguji hipotesis, guru
membimbing siswa untuk membandingkan apa yang mereka dapat dengan
sebelum mereka mengumpulkan data dan siswa lebih berani dalam
menyampaikan pendapat, e. Merumuskan kesimpulan, guru membimbing
siswa untuk mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil
pengujian hipotesis dan siswa lebih berani dalam menyampaikan pendapat.
3. Penerapan pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut terlihat adanya peningkatan
rata-rata hasil belajar siswa dan presentase siswa kelas V SDN IV Cibodas
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang telah mencapai nilai
KKM yang harus dicapai oleh siswa pada mata pelajaran IPA yaitu 64. Pada
pembelajaran pra siklus yang diikuti oleh 27 siswa nilai rata-rata yang
didapat sebesar 59,7 dan siswa yang mencapai KKM sebanyak 12 siswa
atau sebesar 44%. Pembelajaran siklus I yang diikuti oleh 27 siswa nilai
rata-rata yang didapat sebesar 68,1 dan siswa yang mencapai KKM
sebanyak 18 siswa atau sebesar 67%. Pembelajaran siklus II yang diikuti
oleh 27 siswa nilai rata-rata yang didapat sebesar 82,9 dan siswa yang
mencapai KKM sebanyak 27 siswa atau 100%. Jadi dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar kelas V SDN IV Cibodas pada Mata Pelajaran IPA
tentang materi gaya dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan inkuiri.
B.Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut ini
dikemukakan rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD,
khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan pendekatan inkuiri.
Praptika Candra Purwaningtyas, 2014
Bagi guru-guru SDN IV Cibodas khususnya dan guru-guru sekolah
dasar pada umumnya diharapkan perlu mencoba menerapkan pendekatan
inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar pada materi lain dan mungkin pula
pada mata pelajaran lain. Sebelum menerapkan pendekatan inkuiri dalam
pembelajaran, guru perlu mempelajari teori-teori, prinsip-prinsip, maupun
langkah-langkah pendekatan inkuiri agar RPP yang disusun dapat
mencirikan pendekatan inkuiri.
2. Bagi Sekolah
Bagi pihak sekolah perlu menyediakan media dan alat yang
diperlukan dalam pembelajaran yang dapat mendukung terhadap proses
pembelajaran, agar aktivitas dalam mencari, menyelidiki dan menemukan
sendiri pengetahuannya dapat berjalan dengan baik sehingga akan membuat
siswa lebih senang dan tertarik pada pembelajaran serta pemahaman dan
hasil belajar siswa baik.
3. Bagi Peneliti
Penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA materi gaya. Sehingga pendekatan inkuiri dapat dapat
digunakan oleh peneliti lain pada mata pelajaran IPA materi lain atau mata
pelajaran lain. Disarankan kepada peneliti berikutnya agar melanjutkan dan
mengembangkan pendekatan inkuiri melalui berbagai variasi metode tidak
DAFTAR PUSAKA
Amien, M. (1987). Mengajarkan IPA dengan metode discovery dan Inquiry. Jakarta: Depdigbud.
Azmiyawati, C, dkk. (2008). IPA Salingtemas untuk kelas V SD/MI. Jakarta: Depdiknas.
Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. (2007). Model-Model Pembelajaran Matematika dan IPA. Jakarta: Depdiknas.
Galvan, P. dan Kessler, J. (2007). Inquiry in Action—Investigating Matter Through Inquiry. USA: American Chemical Society.
Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Grasindo.
Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Juan. (2012). Penerapan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA tentang Tanah.
N.K, Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Rowe, M. (1987). Teaching Science as Continous Inquiry a Basic. USA: Mc. Graw-Hill, inc.
Rustaman, N. (2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri Dalam Pendidikan Sains. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia Bekerjasama dengan FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.
Samatowa, U. (2010). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.
Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sulistyanto, H. (2008). Ilmu pengetahuan alam 5: untuk sd dan kelas V. Jakarta: Depdiknas.
SuryoSubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 2 ayat 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Depdiknas UPI.
DOKUMENTASI SIKLUS I
DOKUMENTASI SIKLUS II
KISI-KISI SOAL TES HASIL BELAJAR SIKLUS I
Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
Kompetensi Dasar : 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek,
gaya magnet)
Kelas/Semester : V/II
Sub Materi : Gaya Magnet
No
Aspek
Kognitif Indikator Soal
C1 C2 C3
1. Mengelompokkan benda yang bersifat
magnetis dan tidak magnetis
1. Sebutkan dua benda yang dapat ditarik oleh magnet!
2. Sebutkan dua benda yang tidak dapat ditarik oleh
magnet!
2. Menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam
menembus benda magnetis dan menarik benda
magnetis
3. Sebutkan dua faktor yang mempengaruhi kekuatan
gaya magnet!
3. Mengidentifikasi sifat-sifat kutub magnet 4. Sebutkan dua sifat kutub magnet!
4. Menyebutkan contoh penggunaan magnet
dalam kehidupan sehari-hari
5. Sebutkan dua contoh penggunaan magnet dalam
RUBRIK PENILAIAN KOGNITIF SIKLUS I
No Kriteria Skor
1. Dua jawaban tepat Satu jawaban tepat
Semua jawaban tidak tepat
20 10 0 2. Dua jawaban tepat
Satu jawaban tepat
Semua jawaban tidak tepat
20 10 0 3. Dua jawaban tepat
Satu jawaban tepat
Semua jawaban tidak tepat
20 10 0 4. Jawaban Tepat
Semua jawaban tidak tepat
10 0 5. Jawaban tepat
Semua jawaban tidak tepat
10 0 6. Dua jawaban tepat
Satu jawaban tepat
Semua jawaban tidak tepat
20 10 0 Skor Maksimal 100
Skor perolehan
Nilai = X 100
1. Benda yang dapat ditarik oleh magnet: paku, jarum
2. Benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet: plastik, kayu
3. Ketebalan penghalang, jarak benda
4. Kutub
5. Tarik menarik
KISI-KISI SOAL TES HASIL BELAJAR SIKLUS II
Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
Kompetensi Dasar : 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek,
gaya magnet)
Bentuk Soal : Essay
No
Aspek
Kognitif Indikator Soal
C1 C2 C3
1. Membandingkan gerak benda di permukaan yang
berbeda-beda (kasar-halus)
1. Bagaimana perbedaan kecepatan gerak benda
pada saat didorong di jalan raya dengan lantai
keramik?
2. Membandingkan energi yang dibutuhkan pada
gerak benda di permukaan yang berbeda-beda
(kasar-halus)
2. Bagaimana perbedaan energi yang dibutuhkan
untuk mendorong benda pada permukaan yang
kasar dengan yang halus?
3. Menyebutkan contoh cara memperbesar gaya
gesek dalam kehidupan sehari-hari
3. Sebutkan dua contoh cara memperbesar gaya
gesek dalam kehidupan sehari!
4. Menyebutkan contoh cara memperkecil gaya
gesek dalam kehidupan sehari-hari
4. Sebutkan dua contoh cara memperkecil gaya
gesek dalam kehidupan sehari-hari!
5. Menyebutkan manfaat yang ditimbulkan oleh gaya
gesekan dalam kehidupan sehari-hari
5. Sebutkan dua manfaat yang ditimbulkan oleh
RUBRIK PENILAIAN KOGNITIF SIKLUS II
No Kriteria Skor
1. Dua jawaban tepat Satu jawaban tepat
Semua jawaban tidak tepat
10 5 0 2. Dua jawaban tepat
Satu jawaban tepat
Semua jawaban tidak tepat
10 5 0 3. Dua jawaban tepat
Satu jawaban tepat
Semua jawaban tidak tepat
20 10 0 4. Dua jawaban tepat
Satu jawaban tepat
Semua jawaban tidak tepat
20 10 0 5. Dua jawaban tepat
Satu jawaban tepat
Semua jawaban tidak tepat
20 10 0 6. Dua jawaban tepat
Satu jawaban tepat
Semua jawaban tidak tepat
20 10 0 Skor Maksimal 100
Skor perolehan
Nilai = X 100
KUNCI JAWABAN TES SIKLUS II
1. Kecepatan gerak benda pada saat didorong di jalan raya lambat
Kecepatan gerak benda pada saat didorong di lantai keramik cepat
2. Energi yang dibutuhkan untuk mendorong benda pada permukaan kasar banyak
Energi yang dibutuhkan untuk mendorong benda pada permukaan halus sedikit
3. Penggunaan pul pada sepatu pemain bola
Membuat alur-alur pada ban mobil atau motor
4. Pemberian pelumas atau oli pada roda atau rantai sepeda
Penggunaan kayu yang berbentuk bulat untuk mendorong benda agar lebih
mudah
5. Membantu benda bergerak tanpa tergelincir
Menghentikan benda yang sedang bergerak
6. Menghambat gerakan
DATA NILAI SISWA SIKLUS I
No Nama Nilai
Siklus I KKM 1. A S 80 Lulus 2. A F 70 Lulus 3. A A R 80 Lulus 4. D A P 70 Lulus 5. D A 60 Tidak Lulus 6. D 60 Tidak Lulus 7. D P R 80 Lulus 8. E R 70 Lulus 9. E K 50 Tidak Lulus 10. F P 70 Lulus 11. F 70 Lulus 12. G R 60 Tidak Lulus 13. H P 70 Lulus 14. I S 70 Lulus 15. I M P 60 Tidak Lulus 16. M S M 70 Lulus 17. M N 70 Lulus 18. N A R 60 Tidak Lulus 19. P I T 70 Lulus 20. P R 80 Lulus 21. R R 60 Tidak Lulus 22. R S 60 Tidak Lulus 23. R R 70 Lulus 24. S I 60 Tidak Lulus 25. S R N 80 Lulus 26. S N 70 Lulus 27. W W 70 Lulus
DATA NILAI SISWA SIKLUS II
No Nama Nilai
Siklus I KKM 1. A S 90 Lulus 2. A F 80 Lulus 3. A A R 90 Lulus 4. D A P 80 Lulus 5. D A 80 Lulus 6. D 70 Lulus 7. D P R 100 Lulus 8. E R 80 Lulus 9. E K 70 Lulus 10. F P 80 Lulus 11. F 80 Lulus 12. G R 70 Lulus 13. H P 90 Lulus 14. I S 90 Lulus 15. I M P 70 Lulus 16. M S M 80 Lulus 17. M N 90 Lulus 18. N A R 80 Lulus 19. P I T 90 Lulus 20. P R 100 Lulus 21. R R 70 Lulus 22. R S 80 Lulus 23. R R 100 Lulus 24. S I 80 Lulus 25. S R N 90 Lulus 26. S N 80 Lulus 27. W W 80 Lulus
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Sekolah : SDN 4 Cibodas
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : V/2
Materi : Gaya
Sub Materi : Gaya Magnet
Alokasi Waktu : 4 X 35 menit
A. Standar Kompetensi (SK)
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
B. Kompetensi Dasar (KD)
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
C. Indikator
Mengelompokkan benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis
Menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus benda magnetis dan menarik benda magnetis
Mengidentifikasi sifat-sifat kutub magnet
Menyebutkan contoh penggunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari D. Tujuan Pembelajaran
Dengan penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran, diharapkan:
Siswa dapat mengelompokkan dua benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis
Siswa dapat menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus benda magnetis dan menarik benda magnetis
Siswa dapat mengidentifikasi dua sifat kutub magnet
E. Materi Pokok
Benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis
Benda-benda yang dapat tertarik oleh magnet disebut benda yang bersifat
magnetis. Sedangkan benda-benda yang tidak dapat dirtarik oleh magnet
disebut benda yang tidak magnetis. Contoh benda yang ditarik oleh magnet
yaitu paku, peniti, jarum. Contoh benda yang tidak ditarik oleh magnet yaitu
kaca, kertas, kayu. Kekuatan gaya magnet
Menembus benda magnetis
Kekuatan gaya magnet dalam menembus benda magnetis dipengaruhi
oleh ketebalan penghalang. Semakin tebal penghalang semakin kecil pula
gaya tarik magnet. Menarik benda magnetis
Kekuatan gaya magnet juga dipengaruhi oleh jarak benda magnetis.
Semakin jauh jarak benda magnetis dari magnet maka semakin kecil pula
gaya tarik magnet. Sifat-sifat kutub magnet
Magnet memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan.
Kutub-kutub magnet memiliki sifat yang istimewa. Jika Kutub-kutub-Kutub-kutub magnet yang
senama (utara dan utara atau selatan dan selatan) didekatkan, maka
keduanya akan tolak-menolak. Apabila kutub-kutub magnet yang tidak
senama (utara dan selatan) didekatkan, maka keduanya akan saling tarik
menarik.
Penggunaan Magnet dalam Kehidupan Sehari-hari
Pemanfaatan magnet dalam kehidupan sehari-hari sangat bermacam-macam.
Alat dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan magnet di antaranya
adalah dinamo, pengunci kotak pensil atau tas, kompas, speaker radio,
mikrofon, antena pada mobil remot kontrol, dan alarm pengaman mobil.
Magnet juga digunakan pada alat-alat berat untuk mengangkut benda-benda
F. Karakter Siswa yang Diharapkan Kerjasama
Keberanian
G. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Inkuiri
Metode Pembelajaran : Eksperimen
H. Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 Menit)
Guru bersama peserta didik berdoa bersama-sama menurut agama dan kepercayaan masing-masing dipimpin oleh KM
Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran dengan cara mengatur tempat duduk, memeriksa kehadiran
siswa, memeriksa kelengkapan belajar siswa dan memastikan siswa siap
belajar
Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab mengenai pengertian gaya magnet
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi pelajaran yang akan dipelajari
2. Kegiatan Inti (115 Menit)
Tahap Merumuskan Masalah
Guru membimbing siswa menemukan masalah dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa
Apakah semua benda dapat ditarik oleh magnet?
Benda-benda yang mengandung apakah yang dapat ditarik dan tidak dapat ditarik oleh magnet?
Bagaimana kekuatan gaya magnet dalam menembus benda magnetis? Jika magnet diletakkan 5 cm dari benda magnetis, apakah benda
tersebut dapat ditarik oleh magnet?
Tahap Mengajukan Hipotesis
Pada saat guru bertanya, guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan secara aktif dan menuliskan jawabannya di papan tulis
Tahap Mengumpulkan Data
Guru menegaskan pada siswa untuk menyelidiki sendiri dalam kegiatan percobaan gaya magnet secara berkelompok
Guru membagi siswa menjadi enam kelompok
Guru membagikan LKS serta percobaannya pada setiap kelompok
Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya dalam menyelesaikan LKS sesuai dengan petunjuk
Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS Tahap Menguji Hipotesis
Siswa mendapatkan data setelah melakukan percobaan Setiap perwakilan kelompok membahas hasil diskusinya
Guru memerintahkan siswa untuk membandingkan hipotesis mereka dengan data yang diperoleh dari percoban
Siswa memilih data yang dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan hasil dari percobaan
Tahap Merumuskan Kesimpulan
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari setiap pengamatan yang dilakukan siswa pada percobaan yang dilakukannya
3. Kegiatan Penutup (15 Menit)
Guru bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru memberikan tes evaluasi hasil belajar kepada siswa
Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari Setelah menyimpulkan pelajaran, guru bersama siswa menutup pelajaran
I. Sumber Belajar, Alat Peraga dan Bahan
Sumber : Buku BSE IPA Heri Sulistyanto kelas V, Buku BSE IPA
Alat dan Bahan : Magnet, satu lembar kertas, paku, satu buah buku tulis,
peniti, serbuk besi, jarum, gunting, potongan kain, satu buah
plastik, karet, penggaris, pupen, pensil
J. Penilaian Hasil Belajar Tes Evaluasi Hasil Belajar
CATATAN :
Skor perolehan
Nilai = X 100
Mengetahui, Lembang, 10 Mei 2014
Kepala Sekolah Guru,
(Marsini, S.Pd) (Praptika Candra P.)
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Sub Pokok Materi : Gaya Magnet
Nama Kelompok:
1... 4...
2... 5...
3... 6...
Tanggal/hari :
Tujuan :
Untuk mengetahui gerak benda-benda yang dapat ditarik dan tidak dapat ditarik oleh magnet
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kekuatan gaya magnet dalam menembus benda magnetis dan menarik benda magnetis
Untuk mengetahui sifat-sifat kutub magnet
Untuk mengetahui penggunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari
Alat dan Bahan :
- Magnet - Satu lembar kertas
- Paku - Satu buah buku tulis
- Peniti - Penggaris
- Jarum - Gunting
- Potongan kain - Satu buah plastik
- Karet - Serbuk besi
- Pupen
Cara Kerja I
1. Sediakan sebuah magnet, paku, peniti, jarum, potongan kain, karet, pulpen,
pensil!
2. Susunlah benda-benda tersebut secara melingkar, kecuali magnet!
3. Letakkan magnet di tengah-tengah lingkaran susunan benda tersebut!
4. Perhatikan gerakan-gerakan benda tersebut!
Pembahasan
1. Benda-benda apa saja yang dapat ditarik oleh magnet?
...
...
3. Benda-benda apa saja yang tidak dapat ditarik oleh magnet?
...
...
Kesimpulan
...
...
...
Cara Kerja II
3. Sediakan magnet, serbuk besi, satu lembar kertas, satu buah buku tulis dan
plastik
4. Letakkan serbuk besi di atas kertas
5. Tempatkan magnet di bawah kertas tepat di bawah serbuk besi
6. Gerakkan magnet ke berbagai arah
7. Perhatikan gerak serbuk besi!
8. Lakukan pengamatan kembali bagaimana arah gerak sebuk besi jika
penghalang diganti buku tulis dan plastik!
Pembahasan
1. Bagaimana arah gerak serbuk besi pada saat penghalangnya kertas?
...
2. Bagaimana arah gerak serbuk besi pada saat penghalangnya buku tulis?
...
3. Bagaimana arah gerak serbuk besi pada saat penghalangnya plastik?
...
...
Cara Kerja III
9. Sediakan magnet, paku, pulpen dan penggaris!
10. Letakkan magnet di atas kertas
11. Tariklah garis dari ujung magnet batang dengan penggaris dan berilah
titik-titik yang jaraknya, 1 cm, 3 cm, dan 6 cm
12. Letakkan paku pada kertas, mulai dari jarak terdekat hingga jarak terjauh!
13. Amati apa yang terjadi pada paku!
Pembahasan
4. Bagaimana gerak paku pada saat jaraknya dengan magnet 1 cm?
...
5. Bagaimana gerak paku pada saat jaraknya dengan magnet 3 cm?
6. Bagaimana gerak paku pada saat jaraknya dengan magnet 6 cm?
...
Kesimpulan
...
...
Cara Kerja IV
14. Sediakan 2 buah magnet
15. Dekatkan kutub senama magnet tersebut (kutub utara dengan kutub utara dan
kutub selatan dengan kutub selatan)
16. Perhatikan apa yang terjadi!
17. Dekatkan kutub tidak senama magnet tersebut (kutub utara dengan kutub
selatan)
18. Perhatikan apa yang terjadi!
Pembahasan
1. Apa yang terjadi pada saat kutub senama magnet didekatkan?
...
2. Apa yang terjadi pada saat kutub tidak senama magnet didekatkan?
...
Kesimpulan
...
...
...
Cara Kerja V
19. Sediakan gunting dan jarum
20. Peganglah gunting dan sentuhlah ujung gunting dengan jarum!
21. Perhatikan apa yang terjadi!
Pembahasan
1. Apa yang terjadi pada saat gunting didekatkan dengan jarum? Mengapa bisa
terjadi demikian?
...
Kesimpulan
...
...
...
TES SIKLUS I Mata Pelajaran : IPA
Sub Pokok Bahasan : Gaya Magnet
Nama:... Kelas: ...
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar! 1. Sebutkan dua benda yang dapat ditarik oleh magnet!
2. Sebutkan dua benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet!
3. Sebutkan dua faktor yang mempengaruhi kekuatan gaya magnet!
4. Sebutkan dua sifat kutub magnet!
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Sekolah : SDN 4 Cibodas
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : V/2
Materi : Gaya
Sub Materi : Gaya Gesek
Alokasi Waktu : 4 X 35 menit
A. Standar Kompetensi (SK)
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
B. Kompetensi Dasar (KD)
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
C. Indikator
Membandingkan gerak benda di permukaan yang berbeda-beda (kasar-halus)
Membandingkan energi yang dibutuhkan pada gerak benda di permukaan yang berbeda-beda (kasar-halus)
Menyebutkan contoh cara memperbesar gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari
Menyebutkan contoh cara memperkecil gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari
Menyebutkan manfaat yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari
D. Tujuan Pembelajaran
Dengan penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran, diharapkan:
Siswa dapat membandingkan gerak benda pada permukaan yang berbeda-beda (kasar-halus)
Siswa dapat membandingkan energi yang dibutuhkan pada gerak benda pada permukaan yang berbeda-beda (kasar-halus)
Siswa dapat menyebutkan dua contoh cara memperbesar gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari
Siswa dapat menyebutkan dua contoh cara memperkecil gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari
Siswa dapat menyebutkan dua manfaat yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari
Siswa dapat menyebutkan dua kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari
E. Materi Pokok
Pengertian gaya gesek
Gaya gesek adalah gaya yang ditimbulkan oleh gesekan antara dua
permukaan benda.
Gerak benda di permukaan yang berbeda-beda
Besarnya gaya gesek ditentukan oleh kasar atau tidaknya permukaan benda,
semakin kasar permukaan benda, semakin besar pula gaya geseknya. Hal ini
berarti gerakan benda semakin terhambat jika gaya gesekan semakin besar.
Demikian sebaliknya jika permukaan licin. Pada permukaan licin, gaya
gesekan yang terjadi juga kecil. Akibatnya, benda itu semakin mudah
bergerak pada permukaan tersebut.
Energi yang dibutuhkan pada gerak benda di permukaan yang berbeda-beda (kasar-halus)
Energi yang dibutuhkan benda untuk bergerak pada permukaan kasar dan
benda bergerak banyak sedangkan pada permukaan yang halus, energi yang
dibutuhkan untuk benda bergerak sedikit.
Cara memperkecil dan memperbesar gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari
Cara memperkecil gaya gesekan dengan cara membuat halus permukaan
benda yang bergesekan. Sedangkan memperbesar gaya gesekan dengan cara
membuat kasar permukaan benda yang bergesekan.
Dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai berbagai cara yang dilakukan
untuk memperkecil atau memperbesar gaya gesekan, di antaranya adalah
sebagai berikut:
Pemberian pelumas atau oli pada roda atau rantai sepeda agar gesekannya dapat diperkecil
Penggunaan kayu yang berbentuk bulat untuk mendorong benda agar lebih mudah. Apabila kita mendorong meja atau lemari yang
cukup berat maka digunkan gelondongan kayu agar gaya gesekan
yang terjadi dapat diperkecil
Penggunaan pul pada sepatu pemain bola. Hal ini bertujuan agar gaya gesekan dapat diperbesar sehingga pemain bola tidak
tergelincir pada saat berlari dan menendang bola
Membuat alur-alur pada ban mobil atau motor. Untuk menghindari permukaan licin pada jalan yang dilewatinya, pada ban motor dan
mobil terdapat alur-alur. Alur-alur ini bertujuan untuk memperbesar
gaya gesekan antara ban dan permukaan jalan.
Manfaat dan kerugian dengan adanya gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari
Gaya gesekan yang sedang kita bahas memiliki manfaat dan kerugian.
Manfaat dan kerugian ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari
- Membantu benda bergerak tanpa tergelincir
Kita dapat berjalan di atas lantai karena adanya gaya gesekan antara
berjalan. Selain itu, permukaan aspal jalan raya dibuat agak kasar. Hal
ini bertujuan agar mobil tidak slip ketika bergerak di atasnya. Adanya
gesekan antara ban dan aspal menyebabkan mobil dapat bergerak
tanpa tergelincir.
- Menghentikan benda yang sedang bergerak
Rem pada sepeda digunakan agar sepeda yang kita naiki dapat
berhenti ketika sedang bergerak. Gesekan antara karet rem dengan
peleg membuat laju sepeda akan semakin lambat ketika direm. Kerugian gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari
- Menghambat gerakan
Gaya gesekan menyebabkan benda yang begerak akan terhambat
gerakannya. Adanya gesekan antara ban sepeda dengan aspal
membuat kita harus mengayuh sepeda dengan tenaga yang lebih besar.
Hal ini menunjukkan bahwa gaya gesekan menghambat gerakan suatu
benda.
- Menyebabkan aus
Ban sepeda kita menjadi gundul atau sepatu yang kita pakai untuk
sekolah bagian bawahnya menjadi tipis diakibatkan oleh gesekan
antara ban atau sepatu dengan aspal. Jadi, gesekan menyebabkan
benda-benda menjadi aus.
F. Karakter Siswa yang Diharapkan Kerjasama
Keberanian
G. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Inkuiri
H. Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 Menit)
Guru bersama peserta didik berdoa bersama-sama menurut agama dan kepercayaan masing-masing dipimpin oleh KM
Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran dengan cara mengatur tempat duduk, memeriksa kehadiran
siswa, memeriksa kelengkapan belajar siswa dan memastikan siswa siap
belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi pelajaran yang akan dipelajari
Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab mengenai pengertian gaya gesek
Guru memerintahkan siswa untuk demonstrasi
Guru memerintahkan siswa yang tidak melakukan demonstrasi untuk memperhatikan temannya yang melakukan demonstrasi
Guru bertanya seperti
Apa yang terjadi pada saat meja tersebut didorong dan ditarik? (bergerak)
Bagaimanakah gerak meja tersebut pada saat didorong dan ditarik? Bergerak cepat atau lambat? (lambat)
Mengapa bisa demikian? (karena adanya gaya gesek antara meja dengan lantai)
Siswa menjawab pertaanyaan dari guru secara aktif 2. Kegiatan Inti (115 Menit)
Tahap Merumuskan Masalah
Guru membimbing siswa menemukan masalah dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa
Bagaimana gerak benda pada permukaan kasar dan halus?
Bagaimana energi yang dibutuhkan benda untuk bergerak pada permukaan kasar dan halus?
Apa sajakah manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari
Tahap Mengajukan Hipotesis
Pada saat guru bertanya, guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan secara aktif dan menuliskan jawabannya di papan tulis
Tahap Mengumpulkan Data
Guru menegaskan pada siswa untuk menyelidiki sendiri dalam kegiatan percobaan gaya magnet secara berkelompok
Guru membagi siswa menjadi enam kelompok
Guru membagikan LKS serta percobaannya pada setiap kelompok
Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya dalam menyelesaikan LKS sesuai dengan petunjuk
Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS Tahap Menguji Hipotesis
Siswa mendapatkan data setelah melakukan percobaan Setiap perwakilan kelompok membahas hasil diskusinya
Guru memerintahkan siswa untuk membandingkan hipotesis mereka dengan data yang diperoleh dari percoban
Siswa memilih data yang dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan hasil dari percobaan
Tahap Merumuskan Kesimpulan
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari setiap pengamatan yang dilakukan siswa pada percobaan yang dilakukannya
3. Kegiatan Penutup (15 Menit)
Guru memberikan tes formatif kepada siswa
Guru bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
I. Sumber Belajar, Alat Peraga dan Bahan