• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BAGIAN TUMBUHAN PADA PESERTA DIDIK TUNA GRAHITA RINGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BAGIAN TUMBUHAN PADA PESERTA DIDIK TUNA GRAHITA RINGAN."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENGENAL BAGIAN TUMBUHAN PADA PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA RINGAN

Skripsi

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Peserta didik Tunagrahita Ringan kelas V SDLB di SLB-C YKB Kabupaten Garut)

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Khusus

OLEH : AAT HERAWATI

NIM : 0909538

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

(2)

Aat Herawati, 2013

Penggunaan Strategi Contextual Teaching And Learning Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bagian Tumbuhan Pada Peserta Didik Tunagrahita Ringan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENGENAL BAGIAN TUMBUHAN PADA PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA RINGAN

Skripsi

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Peserta didik Tunagrahita Ringan kelas V SDLB di SLB-C YKB Kabupaten Garut)

Oleh

AAT HERAWATI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© AAT HERAWATI 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

Aat Herawati, 2013

Penggunaan Strategi Contextual Teaching And Learning Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bagian Tumbuhan Pada Peserta Didik Tunagrahita Ringan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Aat Herawati (0909538), 2013, Penggunaan Strategi Contextual Teaching and

Learning Pada Mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Kemampuan

Mengenal Bagian Tumbuhan Pada Peserta Didik Tuna Grahita Ringan. (Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Tunagrahita Ringan kelas

V SDLB di SLB-C YKB Kabupaten Garut)

Peserta didik Tunagrahita ringan adalah peserta didik yang mengalami hambatan kecerdasan, fungsi intelektual umum secara signifikan berada di bawah rata-rata, dengan IQ antara 55-70. Kemampuan berpikir mereka rendah, daya ingatnya lemah, sulit untuk berpikir secara abstrak dan logis, sehingga membutuhkan pelayanan khusus dalam meraih pendidikan. Berdasarkan studi pendahuluan di lapangan ditemukan permasalahan peserta didik tunagrahita ringan yang belum dapat memahami bagian-bagian dari tumbuhan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, maka penulis tertarik melakukan Penelitian

Tindakan Kelas dengan judul : “ Penggunaan strategi Contextual Teaching and

Learning pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan kemampuan mengenal

bagian tumbuhan pada peserta didik tunagrahita ringan kelas V SDLB SLB-C

YKB Garut “. Strategi Contextual Taeching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu, dimana guru menggunakan pengalaman peserta didik yang pernah dilihat atau dilakukan dalam kehidupannya sebagai sumber belajar pendukung. Landasan filosofis CTL adalah filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghapal, tetapi merekonstruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru melalui fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan peserta didik dalam mengenal bagian tumbuhan melalui pembelajaran kontekstual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Langkahnya adalah dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, dengan banyak tahapan sampai tiga siklus. Uraian dari siklus I sampai siklus ke III, mengalami perkembangan secara bertahap. Siklus pertama peserta didik terlihat antusias melalui pembelajaran di luar kelas. Pada siklus ke II peserta didik memperlihatkan perkembangan belajar melalui nilai yang diperoleh yaitu mendekati Kriteria Ketuntasan Minimal, demikian juga pada siklus ke III sudah dapat diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan peserta didik sudah dapat memahami bagian-bagian dari tumbuhan. Kata kunci : Mengenal bagian tumbuhan ; Strategi Contextual Teaching and

(5)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ……….. i

UCAPAN TERIMA KASIH ………... ii

DAFTAR ISI ………. iv

DAFTAR TABEL ……… vi

DAFTAR GAMBAR ……… vii

ABSTRAK ……… viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Sasaran Tindakan ………. 3

C. Rumusan Masalah ……… 4

D. Hipotesis Tindakan ……….. 5

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR A. Deskripsi Teori ………. 7

1. Pengertian Metode Contextual Teaching and Learning ……….. 7

2. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ………. 17

3. Pengertian Bagian Tumbuhan ……….. 18

(6)

Aat Herawati, 2013

Penggunaan Strategi Contextual Teaching And Learning Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bagian Tumbuhan Pada Peserta Didik Tunagrahita Ringan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENElITIAN

A. Metode Penelitian ……… 29

B. Setting Penelitian ………. 32

C. Siklus Tindakan ………... 33

D. Variabel Penelitian ………... 38

E. Instrumen Penelitian ……… 39

F. Teknik Pengolahan Data ……….. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………... 42

a. Siklus I ……….. 42

b. Siklus II ………. 45

c. Siklus III ………... 48

B. Analisis dan Penafsiran ………... 52

C. Pembahasan ……… 54

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ………. 56

B. Implikasi ………. 56

(7)

Daftar Tabel

(8)

Aat Herawati, 2013

Penggunaan Strategi Contextual Teaching And Learning Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bagian Tumbuhan Pada Peserta Didik Tunagrahita Ringan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Gambar

Gambar 1 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas Gambar 2 : Dokumentasi Foto

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hak setiap warga negara untuk memperolehnya. Hal ini terjamin dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal (31) ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Dengan demikian maka pendidikan adalah suatu hal yang mutlak bagi seluruh warga negara untuk memperolehnya. Lebih jelas lagi dilihat dari Undang-Undang RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (5) ayat (2)

ditegaskan bahwa “warga negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional,

mental, intelektual dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”. Seperti halnya peserta didik tunagrahita ringan sebagai bagian dari warga negara sama kedudukannya untuk memperoleh pendidikan tetapi kendalanya adalah mereka memiliki kecerdasan di bawah rata-rata, hal ini berkaitan dengan masalah akademik.

(10)

2

Aat Herawati, 2013

Penggunaan Strategi Contextual Teaching And Learning Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bagian Tumbuhan Pada Peserta Didik Tunagrahita Ringan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memberikan pembelajaran pada peserta didik tunagrahita ringan sangatlah tidak mudah. Dalam menyampaikan materi pembahasan, ada kalanya mengalami banyak kesulitan. Hal ini dikarenakan oleh keterbatasan peserta didik tunagrahita ringan dalam segi kognitifnya. Guru telah berupaya sedemikian rupa dengan membuat program tertentu, contohnya program menggunakan model Individualized Educational Program (IEP). Maksudnya adalah program yang disusun berdasarkan setiap kebutuhan individu, akan tetapi masih kurang berhasil dalam memenuhi pelayanan kebutuhan peserta didik tersebut.

Sebagai contoh dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang pengenalan bagian tumbuhan, bagi peserta didik tunagrahita ringan dirasakan sangat sulit menemukan wujud secara kongkret bagian dari tumbuh-tumbuhan. Hasil prestasi belajar yang diperoleh dari mata pelajaran IPA tentang pengenalan bagian tumbuhan sangat rendah, nilai peserta didik berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minamal. Standar nilai yang telah ditentukan adalah 6,8. Dari adanya permasalahan tersebut, sebagai guru harus dapat menemukan strategi baru dalam pembelajaran peserta didik tunagrahita ringan dengan harapan peserta didik tunagrahita ringan dapat memahami pembelajaran secara nyata, tidak hanya berada dalam kelas yang difasilitasi oleh alat peraga secara kongkrit.

Dari latar belakang tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan memakai srtategi Contextual

Teaching and Learning untuk meningkatkan kemampuan mengenal bagian

(11)

3

: “Penggunaan Strategi Contectual Teaching and Learning pada Mata

Pelajaran IPA untuk meningkatkan kemampuan mengenal bagian

tumbuhan pada peserta didik tunagrahita ringan kelas V SDLB-C SLB-C

YKB Kabupaten Garut”. Peneliti mempunyai keyakinan bahwa dengan

menggunakan strategi pembelajaran kontekstual, peserta didik yang mempunyai hambatan intelektual akan termotivasi untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu alam, seperti mengenal bagian tumbuhan secara langsung di alam terbuka.

B. Sasaran Tindakan

Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang menjadi pokok sasaran adalah peserta didik Sekolah Dasar Luar Biasa dengan jumlah empat orang peserta didik yang berada di kelas V SDLB-C SLB-C YKB Kabupaten Garut, yang beralamat di Jln. RSU dr. Slamet No. 15, kelurahan Sukakarya, kecamatan Tarogong kidul, kabupaten Garut. Dari keempat peserta didik tersebut masing-masing mempunyai hambatan sebagai berikut ;

(12)

4

Aat Herawati, 2013

Penggunaan Strategi Contextual Teaching And Learning Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bagian Tumbuhan Pada Peserta Didik Tunagrahita Ringan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. SH, mampu menyebutkan nama bagian tumbuhan akar, tetapi belum mampu menunjukkan benda kongkrit secara langsung yang dinamakan akar.

3. AR, peserta didik ini mengindikasikan, bahwa semua daun itu hanya berwarna hijau saja dan semua jenis tumbuhan mempunyai buah.

4. WS, mampu menyebutkan nama-nama bagian tumbuhan, tetapi belum memahami bentuk nyata sebenarnya secara langsung.

C. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi masalah utama adalah kesulitan peserta didik kelas V SDLBC SLB-C YKB Kab. Garut dalam memahami bagian tumbuhan pada mata pelajaran IPA. Masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah penggunaan strategi Contextual

Teaching and Learning dapat meningkatkan kemampuan mengenal bagian

tumbuhan terhadap peserta didik tunagrahita ringan kelas V SDLBC SLB-C YKB Kabupaten Garut?”

D. Hipotesis Tindakan (Pemecahan Masalah)

(13)

5

Learning yang memberi gambaran secara nyata terhadap peserta didik

tentang mengenal bagian tumbuhan.

Penulis merumuskan hipotesis tindakan “Strategi Contextual Teaching

and Learning dapat meingkatkan kemampuan mengenal bagian tumbuhan

pada peserta didik kelas V SDLBC SLB-C YKB Kabupaten Garut”. Indikator keberhasilan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah meningkatnya pemahaman peserta didik yang diukur melalui pretes sebelum strategi pembelajaran diajarkan dan post test setelah strategi pembelajaran diajarkan.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengatasi kesulitan peserta didik, sekaligus membantu peserta didik kelas V SDLBC SLB-C YKB kabupaten Garut, dalam memahami bagian tumbuhan secara khusus. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPA setelah diterapkannya strategi Contextual Teaching and Learning tentang mengenal bagian tumbuhan pada peserta didik kelas V SDLBC SLB-C YKB di Kabupaten Garut.

Kegunaan Penelitian

(14)

6

Aat Herawati, 2013

Penggunaan Strategi Contextual Teaching And Learning Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bagian Tumbuhan Pada Peserta Didik Tunagrahita Ringan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang penggunaan strategi Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan kemampuan mengenal bagian tumbuhan pada peserta didik tunagrahita ringan kelas V SDLB.

2. Untuk mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan dalam penggunaan strategi pembelajaran bagi peserta didik tunagrahita ringan.

b. Kegunaan praktis

1. Memudahkan bagi guru dalam memberikan pelajaran tentang bagian tumbuhan pada mata pelajaran IPA.

2. Bermanfaat bagi peneliti untuk lebih mengembangkan kemampuan siswa mengenal benda konkrit melalui strategi Contextual Teaching

and Learning, dalam meningkatkan kemampuan mengenal bagian

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data, dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pengertian kalimat tersebut harus menjadi tolak ukur keberhasilan ketika mengadakan penelitian. Cara ilmiah adalah meneliti berdasarkan keilmuan yang mengacu kepada rasional empiris,dan sistematis. Rasional berarti masuk akal ,empiris adalah dapat diamati oleh manusia, bukan hanya yang meneliti saja tetapi orang lainpun dapat memahami cara-cara yang digunakan oleh peneliti, dan sistematis adalah proses yang digunakan harus tersusun dan terperinci secara baik dan benar. Data yang ditampilkan melalui penelitian adalah data yang menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti,yaitu sudah teruji keabsahannya atau validitasnya. Tujuan dan kegunaannya adalah untuk menemukan,membuktikan, dan mengembangkan data yang telah ada.

(16)

31

Aat Herawati, 2013

Penggunaan Strategi Contextual Teaching And Learning Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bagian Tumbuhan Pada Peserta Didik Tunagrahita Ringan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) merupakan upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan suatu tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, bersama-sama dengan peserta didik atau oleh peserta didik dibawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas pada umumnya ditujukan untuk memperoleh landasan dalam mempertimbangkan suatu prosedur kerja dalam pendidikan yang efektif dan efisien, memperoleh fakta-fakta tentang berbagai masalah pendidikan, dan menghindarkan situasi yang dapat merusak, serta meningkatkan kompetensi guru dalam meningkatkan pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang kurang memuaskan dan atau untuk meningkatkan mutu pembelajaran di dalam kelas, atau kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Salah satu definisi Penelitian Tindakan Kelas yang cukup di kenal adalh definisi yang diberikan oleh Kemmis dan Carr (1986). Kedua penulis ini mengemukakan bahwa:”Penelitian Tindakan

merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan” (Kemmis & Carr, 1986).

(17)

32

1. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi belajar dan kualitas pembelajaran.

2. Meningkatkan layanan kepada peserta didik, sehingga tercipta layanan prima.

3. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan tepat sasaran.

4. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya, sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.

5. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajarannya.

Sejalan dengan uraian di atas, Stenhouse mengemukakan bahwa :“penelitian tindakanharus dilakukan secara sistematis dan dibentuk oleh publik”. (S. Lawrence, : 1980 ).

(18)

33

Aat Herawati, 2013

Penggunaan Strategi Contextual Teaching And Learning Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bagian Tumbuhan Pada Peserta Didik Tunagrahita Ringan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengembangan melalui interaksi interpersonal dengan setiap komponen yang terlibat didalamnya.

Terdapat sejumlah area yang perlu diperhatikan, sehingga sejumlah pendekatan yang tepat pun harus diterapkan sama halnya dengan analisis statistik atau studi komparatif yang mengasumsikan keberagaman sikap manusia bukan masalah yang perlu diperhatikan, namun kontrol situasilah yang harus diutamakanterlebih dahulu. Oleh karena itu, ada kalanya metode penelitian lain diperlukan untuk melengkapi analisis yang dilakukan dalam penelitian tindakan ini.

Reason dan Rowab dalam bukunya menuliskan sebagai berikut

“bahwa penelitian tindakan merupakan sebuah paradigma baru dalam penelitian yang proses pendekatannya lebih halus dan feminim,kemudian validitasnyapun bergantung kepada keahlian para penelitinya yang hubungannya sangat pribadi dan interpersonal”.

(19)

34

B. Setting Penelitian

Setting penelitian merupakan penunjukkan tempat, waktu, dan tingkatan kelas peserta didik yang akan dijadikan objek penelitian. Terkait dengan permasalahan di atas, maka peneliti mengambil setting penelitian sebagai berikut: Tempat penelitian tepatnya di SLB-C YKB Kabupaten Garut, yang berada di jalan RSU dr. Slamet No. 15 kelurahan Sukakarya, kecamatan Tarogong Kidul Garut. Subyek penalitiannya adalah peserta didik kelas V SDLB SLB-C YKB kabupaten Garut, terdiri dari dua orang perempuan, dan dua orang laki-laki.

C. Siklus Tindakan

(20)

35

Aat Herawati, 2013

Penggunaan Strategi Contextual Teaching And Learning Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bagian Tumbuhan Pada Peserta Didik Tunagrahita Ringan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Peneliti telah merencanakan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Perencanaan : rencana tindakan yang akan diberikan adalah penggunaan strategi Contextual Teaching and Learning dalam mengenal bagian tumbuhan, dengan praktek langsung menggunakan media alam berbentuk tumbuhan pohon mangga.

2. Tindakan :melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disertai dengan penggunaan strategi Contextual

(21)

36

Teachng and Learning, tentang mengenal bagian tumbuhan pada waktu

mata pelajaran IPA.

3. Observasi : melakukan pengamatan terhadap kemampuan peserta didik tunagrahita ringan kelas V SDLB dalam memahami bagian tumbuhan dengan menggunakan media alam berupa tumbuhan. Selain peneliti meneliti kemampuan peserta didik, pengamat mengobservasi juga bagaimana cara guru atau peneliti mengajar kepada peserta didik, sehingga dapat diperoleh tentang kelebihan dan kekurangan mengajar guru atau peneliti.

4. Refleksi : Refleksi dilakukan untuk menganalisa proses pemantauan ketika peserta didik mengamati bagian tumbuhan yang berada di lingkungan alam, selain itu kelebihan dan kekurangan guru juga dinilai oleh pengamatdan selanjutnya akan dijadikan sebagai perencanaan pada siklus berikutnya.

a. Perencanaan

Perencanaan pertama kali diawali dengan identifikasi peserta didik kemudian bersama-sama melakukan diskusi dengan sesama peserta didik lainnya serta guru. Hal ini dilakukan untuk memotivasi peserta didik dalam menghadapi pembelajaran kontekstual. Peneliti mempersiapkan rancangan kegiatan pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut :

(22)

37

Aat Herawati, 2013

Penggunaan Strategi Contextual Teaching And Learning Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bagian Tumbuhan Pada Peserta Didik Tunagrahita Ringan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Mengembangkan Rencana Perbaikan Pembelajaran, dengan memperhatikan indikator hasil belajar yang telah disesuaikan dengan kemampuan peserta didik, diantaranya dapat menyebutkan bagian dari tumbuhan, menunjukkan bagian dari tumbuhan, dan menuliskan nama-nama bagian dari tumbuhan.

- Mengembangkan alat peraga, sebagai media pembelajaran penunjang dengan menyajikan media alam berupa tumbuhan yang mempunyai akar, batang, dan daun agar lebih kongkrit didalam memeragakan pengenalan bagian dari tumbuhan, dalam pembelajaran kontekstual.

- Menganalisis berbagai alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan kondisi pembelajaran dengan memberikan penjelasan tentang bagian dari tumbuhan terhadap alam sekitar.

- Memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana mengenai bagian tumbuhan pada mata pelajaran IPA.

- Mengembangkan instrumen pertanyaan ke tahap-tahap berikutnya.

- Menyusun evaluasi pembelajaran sesuai dengan indikator keberhasilan siswa.

b. Tindakan

(23)

38

didik. Pada saat pelaksanaan tindakan peneliti perlu melakukan observasi secara bersamaan dengan kegiatan interpretasi. Dalam hal ini, pelaksanaan tindakan, observasi, interpretasi, dan refleksi merupakan bagian dari proses pembelajaran yang utuh.

Pada kesempatan inilah peneliti dapat melihat secara langsung interaksi dan komunikasi antara guru sebagai peneliti, dan peserta didik itu sendiri sebagai objek penelitian dalam suasana pembelajaran. Disamping peneliti mengamati peserta didik, hasil guru dan peserta didik pun diamati oleh observer. Dengan demikian pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran mengenal bagian tumbuhan telah disusun sebagai berikut:

- Peneliti melakukan tes awal mengenal bagian tumbuhan dengan menunjukkan satu persatu bagian dari tumbuhan, menjelaskan arti dari akar, batang, daun, bunga, dan buah, dengan tujuan anak memahami arti tentang nama-nama bagian tumbuhan tersebut.

- Menyediakan benda konkrit berupa media alam, yaitu tumbuhan berjenis pohon mangga yang berukuran tinggi + 1,5 meter.

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: - Peneliti memperlihatkan jenis tumbuhan pohon mangga, dengan

menunjukkan bagian akar, batang, daun, bunga, dan buah secara jelas. - Peserta didik dilibatkan secara aktif untuk melihat, memegang, atau

(24)

39

Aat Herawati, 2013

Penggunaan Strategi Contextual Teaching And Learning Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bagian Tumbuhan Pada Peserta Didik Tunagrahita Ringan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Peneliti memberikan instruksi kepada peserta didik untuk menyebutkan satu persatu bagian dari tumbuhan tersebut.

- Setiap peserta didik harus mampu menunjukkan dan menyebutkan nama bagian tumbuhan yang diperagakan oleh peneliti.

- Peserta didik dipersilahkan menulis nama-nama bagian dari tumbuhan pada catatan masing-masing.

Dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti, dapat dibuat kesimpulan awal, seberapa jauh tingkat kemampuan peserta didik dalam memahami bagian dari tumbuhan melalui penelitian langsung dengan menggunakan strategi Contextual Teaching and Learning. Peneliti harus dapat menemukan hambatan yang dapat menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam menerima materi pembahasan saat itu. Bilamana peserta didik belum dapat memahami pembelajaran tersebut, maka perlu dilakukan penjelasan berikutnya dengan strategi baru, sehingga peserta didik dapat lebih mudah memahami pembelajaran ulang berikutnya.

c. Observasi

(25)

40

kemampuan peserta didik mengenal bagian tumbuhan pada mata pelajaran IPA, melalui strategi Contextual Teaching and Learning. Data dan sumber yang diperoleh, yaitu peserta didik kelas V SDLB.

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan Penelitian tindakan Kelas, menganalisis, serta menarik kesimpulan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan melaksanakan tindakan tersebut, apakah pembelajaran yang dirancang dengan Penelitian Tindakan Kelas dapat meningkatkan kualitas pembelajaran atau memperoleh masalah yang diteliti, dan apakah dengan menggunakan strategi Contextual Teaching

and Learning tersebut mampu meningkatkan pemahaman terhadap peserta

didik. Hal ini dilakukan oleh peneliti bersama Tim personil, pada setiap akhir pertemuan penelitian.

D. Variabel Penelitian

Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorangatau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek lain (Hatch dan Farhady ; 1981)

(26)

41

Aat Herawati, 2013

Penggunaan Strategi Contextual Teaching And Learning Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bagian Tumbuhan Pada Peserta Didik Tunagrahita Ringan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel penelitian terdiri dari 2 bentuk, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas disebut variabel independenatau variabel

stimulus, prediktor, antecedent, artinya adalah variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam Structur Equation Modelling / pemodelan persamaan struktural variabel independen disebut variabel eksogen, sedangkan variabel terikat disebut variabel dependen atau variabel output, kriteria, konsekuen, artinya adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam Structur Equation Modelling / Pemodelan Persamaan Struktural,variabel dependen disebut sebagai variabel indogen.

Pada pelaksanaan penelitian ini yang menjadi variabel bebas, yaitu penggunaan strategi Contextual Teaching and Learning, mengenal bagian tumbuhan pada mata pelajaran IPA, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan mengenal bagian tumbuhan pada peserta didik tunagrahita ringan kelas V SDLB SLB-C. Adapun konsep yang ditanamkan pada peserta didik yaitu pemahaman mengenal tumbuhan pada alam nyata.

E. Instrumen Penelitian

(27)

42

Insrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, dan secara spesifik, semua fenomena itu disebut variabel penelitian.

Instrumen pengumpulan data adalah sebuah alat ukur yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan hasil belajar peserta didik yang telah dilakukan, dan menjadi pedoman saat melakukan penelitian sebagai dasar penilaian terhadap proses pembelajaran yang diujicobakan. Ada beberapa macam instrument pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian, diantaranya adalah ; observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan tes. Semua instrument pengumpulan data tersebut harus memenuhi persyaratan alat pengumpulan data yang benar, serta dapat dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument berbentuk tes.

b. Uji Validitas Instrumen

MenurutArikunto S. (2005:17) “Validitas adalah keadaan yang

menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu untuk

mengukur apa yang akan diukur”. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

(28)

43

Aat Herawati, 2013

Penggunaan Strategi Contextual Teaching And Learning Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bagian Tumbuhan Pada Peserta Didik Tunagrahita Ringan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengolahan Data

Dalam sebuah penelitian, teknik pengolahan data merupakan salah satu unsur yang sangat penting dan merupakan salah satu penunjang dalam memperoleh data yang dibutuhkan dengan tujuan data yang diperoleh menjadi lebih tepat dalam proses penelitian tersebut.

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Analisis kualitatif diperoleh dari hasil tes perbuatan peserta didik, hasil observasi peserta didik dan guru. Analisis data tersebut merangkum data yang diperoleh dari hasil Lembar Kerja Peserta Didik.

(29)

44

(30)

59

Aat Herawati, 2013

Penggunaan Strategi Contextual Teaching And Learning Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bagian Tumbuhan Pada Peserta Didik Tunagrahita Ringan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “ Penggunaan Strategi Contextual Teaching and Learning pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan kemampuan mengenal bagian tumbuhan pada peserta didik tunagrahita ringan kelas V SDLB SLB-C YKB kabupaten Garut “ diperoleh kesimpulan, bahwa dengan menggunakan strategi Contextual Teaching and

Learning, dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengenal bagian

tumbuhan. Hal ini dapat kita lihat dari hasil perolehan nilai secara bertahap yaitu dari nilai awal peserta didik, kemudian nilai dari siklus I, hingga siklus ke III, mencapai nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu, 6,80. Artinya mereka sudah mencapai nilai yang maksimal. Nilai tertinggi di antara ke empat peserta didik tersebut adalah 7,50.

B. Implikasi

(31)

60

1. Peserta didik

Belajar tidak hanya di dalam kelas yang berdinding empat, melainkan di luar kelas pun lebih menunjang dalam memperkaya benda kongkrit, sehingga pembelajaran lebih terfokus.

2. Orang tua

Untuk para orang tua di harapkan tidak hanya mengandalkan transformasi ilmu dari guru di sekolah saja, tetapi seyogyanya para orang tua berperan serta segai guru di dalam rumah sebagai tindak lanjut pembelajaran di sekolah.

3. Guru

Memberikan strategi mengajar bagi peserta didik tunagrahita ringan hendaknya banyak menggunakan strategi dan bervariatif. Guru harus pandai mengkolaborasikan antara materi pembelajaran dengan strategi-strategi yang akan diberikan terhadap siswa ketika akan melaksanakan pembelajaran.

4. Sekolah

(32)

61

Aat Herawati, 2013

Penggunaan Strategi Contextual Teaching And Learning Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bagian Tumbuhan Pada Peserta Didik Tunagrahita Ringan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Astati & Mulyati Lis. (2010). Pendidikan Anak Tunagrahita. CV. Catur Karya Mandiri

B. Johnson, Eliane. Pengantar Chaedar Alwasilah, A Contextual Teaching and

Learning

E. Kuraesin. (2004). Belajar Sains 4 PT. Sarana Panca Karya Nusa

H. E. Mulyasa (2010). Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung PT. Remaja Rosdakarya

Jujun, S. (2003). Ilmu alam dan ilmu hayat

Karakteristik Authentic Assesment. (2003). Jakarta, Departemen Pendidikan

Nasional

Kasbolah K & Sukarnyana I W. (2006). Penelitia Tindakan Kelas (PTK). Malang, Universitas Negeri Malang

Pedoman Karya Tulis Ilmiah. (2009). UPI Bandung

Samuel A Kirik & Galaghar .(1983). American Association on Mental Deficiency Sidiq, Z. (2011). Implementasi Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Khusus

BPTK PLB Dinas Provinsi Jawa Barat

Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar dengan teori ujian klasik dan

teori responsi Butir , Bandung, CV. Cakra

Gambar

Tabel 1 : Daftar Nilai Peserta didik Siklus I …………………………
Gambar 1 :
Gambar 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Rasional tentang pentingnya pendidikan multikultur, karena strategi pendidikan ini dipandang memiliki keutamaan, keutamaan, terutama dalam (1) memberikan terobosan

Blok Barat, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara.Kawasan penelitian ini merupakan kawasan yang memiliki potensi kemenyan terbesar pada kawasan Batang Toru.Adiankoting

penyelenggaraan CEAPAD II merupakan penegasan komitmen dan dukungan.. Pemerintah Indonesia terhadap Palestina, serta memperjelas posisi Indonesia Indonesia

1. Beberapa dari para ahli ekonomi Eropa tahun 1870-an yang dikelompokkan dalam Mashab Austria, mengemukakan teori tentang perilaku konsumen dan teori itu dikenal sebagai

CONTOH KASUS UJI DUNCAN PADA RAK..

Pertama , birokrasi diartikan sebagai ” government by bureaus” yaitu pemerintahan biro oleh pegawai yang diangkat oleh pemegang kekuasaan, pemerintah atau pihak atasan dalam

Hasil belajar siswa dalam matematika dapat dilihat dari hasil pretes, proses kegiatan siswa selama pembelajaran dan hasil postes. Gambaran Kemampuan hasil belajar

Pemberian ekstrak bawang putih untuk mencegah penyakit pada ikan mas dengan metoda perendaman selama 10 menit tidak dianjurkan dengan konsentrasi lebih dari 3000