• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL KELAS VII MTS AL-JIHAD MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL KELAS VII MTS AL-JIHAD MEDAN."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

i

Judul Skripsi :Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Pada Materi Aritmatika Sosial Di Kelas VII MTs.Al-Jihad Medan

Nama Mahasiswa : Muhammad Rizky Mazaly

NIM : 409 111 048

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Matematika

Menyetujui :

Dosen Pembimbing Skripsi

Prof. Dr. Mukhtar,M.Pd NIP.19590807 198303 1 033

Mengetahui:

FMIPA UNIMED Jurusan Matematika

Dekan, Ketua,

Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D Drs. Syafari, M.Pd

NIP.19590805 198601 1 001 NIP.19540929 198903 1 001

(2)
(3)

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN M A S A L A H M A T E M A T I K A S I S W A M E L A L U I

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATERI

ARITMETIKA SOSIAL KELAS VII MTS AL-JIHAD MEDAN

Muhammad Rizky Mazaly (NIM : 409111048) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa setelah diterapkan model Kooperatif Learning Tipe Investigasi Kelompok di kelas VII MTs. Al-Jihad Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VII MTs. Al-Jihad Medan yang berjumlah 60 orang yang terdiri dari dua kelas yang masing-masing berjumlah 30 siswa. Objek penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Investigasi Kelompok.

Soal tes kemampuan pemecahan masalah berbentuk uraian, setiap siklus dilakukan satu kali tes kemampuan pemecahan masalah. Dari hasil tes awal di kelas VII-1 diperoleh persentase ketuntasan klasikal sebesar 16,7% dengan rata-rata 49,75, dan di kelas VII-2 diperoleh persentase ketuntasan klasikal sebesar 30% dengan rata-rata 54,28, pada siklus I (kelas VII-1) terjadi peningkatan persentase ketuntasan klasikal sebesar 66,7% dengan nilai rata-rata 69,92 dan pada siklus II (kelas VII-2) terjadi peningkatan persentase ketuntasan klasikal sebesar 86,7% dengan rata-rata 80,75. Hal ini dapat juga dilihat dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dari segi aspek pemecahan masalah yakni pada siklus 1 diperoleh 29 siswa (96%) yang dapat memahami masalah, diperoleh 18 siswa (60%) yang dapat merencanakan penyelesaian masalah, diperoleh 13 siswa (43,3%) yang dapat menyelesaikan masalah, dan diperoleh 17 siswa (56,7%) yang dapat memeriksa kembali. Pada siklus II terjadi peningkatan sebanyak 30 siswa (100%) yang dapat memahami masalah, 23 siswa (76,7%) yang dapat merencanakan penyelesaian masalah, 21 siswa (70%) yang dapat menyelesaikan masalah, 23 siswa (76,7%) yang dapat memeriksa kembali. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, diperoleh pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus I dapat dikatakan termasuk kategori baik. Pada siklus II, tingkat kemampuan peneliti mengelola pembelajaran termasuk kategori sangat baik.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkahNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Pada Materi Aritmetika Sosial Kelas VII MTs. Al-Jihad Medan”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

(5)

v

seperjuangan lainnya yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu yang selalu membangkitkan semangat bagi penulis.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2013 Penulis,

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar Matematika 9

2.1.2. Pengertian Pembelajaran Matematika 10

2.1.3. Pengertian Hasil Belajar 11

2.2. Pengertian Pemecahan Masalah Matematika 12

2.2.1. Kemampuan Pemecahan Masalah 14

2.3. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Investigasi Kelompok 15

2.3.1. Model Pembelajaran Kooperatif 15

(7)

vii

2.3.3. Langkah-langkah Pembelajaran Model

Investigasi Kelompok 22

2.3.4. Prinsip Pengelolaan 23

2.3.5. Sistem Sosial 24

2.3.6. Sistem Pendukung 24

2.3.7. Dampak Langsung dan Tak Langsung 24

2.3.8. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Investigasi

Kelompok 24

2.4. Aritmetika Sosial 25

2.5. Teori Belajar Yang Mendukung 33

2.6. Kerangka Konseptual 36

2.7. Hipotesis 37

BAB III METODE PENELITIAN 38

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 38

3.1.1.Tempat Penelitian 38

3.1.2.Waktu Penelitian 38

3.2. Subjek Penelitian 38

3.3. Objek Penelitian 38

3.4. Jenis Penelitian 38

3.5. Prosedur Penelitian 39

3.6. Tenik Pengumpulan Data 44

3.7. Tenik Analisis Data 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 50

4.1. Hasil Penelitian 50

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Tes Awal 50

4.1.1.1 Alternatif Pemecahan Siklus I ( Rencana Tindakan Siklus I ) 55

4.1.1.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I 55

4.1.1.3. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I 59 4.1.1.4. Analisis Data Hasil TKPM I (Siklus I) 64

(8)

viii

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 67 4.1.2.1 Alternatif Pemecahan Siklus II ( Rencana Tindakan Siklus II ) 68

4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II 69

4.1.2.3. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II 73 4.1.2.4. Analisis Data Hasil TKPM II (Siklus II) 76

4.1.2.5. Refleksi II 78

4.2. Temuan Penelitian 79

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 80

4.3.1. Faktor Pembelajaran 80

4.3.2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 86

5.1. Kesimpulan 86

5.2. Saran 88

(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif

dengan Kelompok Belajar Konvensional 17 Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 20 Tabel 2.3 Perbandingan Empat Model dalam Pembelajaran

Kooperatif 21

Tabel 3.1 Nama-nama Validator 44

Tabel 3.2 Hasil Validitas Tes Awal 44

Tabel 3.3 Hasil Validitas Tes Pemecahan Masalah I 44 Tabel 3.4 Hasil Validitas Tes Pemecahan Masalah II 44 Tabel 3.5 Konversi Skor Mentah menjadi Skor Standar 46 Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 47 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa dari

Aspek Pemecahan Masalah pada Tes Awal di Kelas VII-1 50 Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa dari

Aspek Pemecahan Masalah pada Tes Awal 51 Tabel 4.3 Persentase TKPM Siswa Berdasarkan

Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Pada

Tes Awal di Kelas VII-1 51

Tabel 4.4 Persentase TKPM Siswa Berdasarkan

Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Pada

Tes Awal di Kelas VII-2 53

Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Tes Awal

di Kelas VII-1 54

Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Tes Awal

di Kelas VII-2 54

Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Pada Pembelajaran Siklus I 62

(10)

xi

Kategori Pemecahan Masalah pada TPKM I 65 Tabel 4.9 Persentase TKPM Siswa Berdasarkan

Langkah-Langkah Pemecahan Masalah pada TKPM I 65 Table 4.10 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

siklus I 66

Tabel 4.11 Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Pada Pembelajaran Siklus I 75

Tabel 4.12 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa dari

Kategori Pemecahan Masalah pada TPKM II 77 Tabel 4.13 Persentase TKPM Siswa Berdasarkan

Langkah-Langkah Pemecahan Masalah pada TKPM I 77 Tabel 4.14 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada TKPM II 78 Tabel 4.15 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas 43

Gambar 3.2 Lokasi Penelitian 203

Gambar 3.3 Peneliti Sedang Menyampaiakan Tujuan Pembelajaran 203 Gambar 3.4 Siswa Sedang Berdiskusi 204 Gambar 3.5 Peneliti Sedang Membimbing Jalannya Diskusi 205 Gambar 3.6 Salah Satu Kelompok Menyajikan Hasil Diskusi Di

Depan Kelas 205

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II

Lampiran 3 Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I)

Lampiran 4 Lembar Aktivitas Siswa II (LAS II)

Lampiran 5 Kunci Jawaban LAS I

Lampiran 6 Kunci Jawaban LAS II

Lampiran 7 Lembar Tes Awal

Lampiran 8 Lembar Tes Pemecahan Masalah I

Lampiran 9 Lembar Tes Pemecahan Masalah II

Lampiran 10 Kunci Jawaban Tes Awal

Lampiran 11 Kunci Jawaban Tes Kemampuan I

Lampiran 12 Kunci Jawaban Tes Kemampuan II

Lampiran 13 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Lampiran 14 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Lampiran 15 Lembar Validitas Soal Tes Awal

Lampiran 16 Lembar Validitas Soal Tes Pemecahan Masalah I

Lampiran 17 Lembar Validitas Soal Tes Pemecahan Masalah II

Lampiran 18 Lembar Validitas Soal Tes Awal

Lampiran 19 Lembar Validitas Soal Tes Pemecahan Masalah I

Lampiran 20 Lembar Validitas Soal Tes Pemecahan Masalah II

Lampiran 21 Lembar Validitas Soal Tes Awal

Lampiran 22 Lembar Validitas Soal Tes Pemecahan Masalah I

Lampiran 23 Lembar Validitas Soal Tes Pemecahan Masalah II

Lampiran 24 Lembar Observasi Siklus I (Pertemuan I)

Lampiran 25 Lembar Observasi Siklus I (Pertemuan II)

Lampiran 26 Lembar Observasi Siklus II (Pertemuan I)

Lampiran 27 Lembar Observasi Siklus II (Pertemuan II)

Lampiran 28 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I (Pertemuan I)

(13)

xiii

Lampiran 30 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II (Pertemuan I)

Lampiran 31 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II (Pertemuan II)

Lampiran 32 Lembar Wawancara

Lampiran 33 Hasil Wawancara

Lampiran 34 Tabel Penentuan Persentase Kemampuan Siswa

Memecahkan Masalah Untuk Setiap Kategori I,II,III, dan

IV Pada Tes Awal di Kelas VII-1

Lampiran 35 Tabel Penentuan Persentase Kemampuan Siswa

Memecahkan Masalah Untuk Setiap Kategori I,II,III, dan

IV Pada Tes Awal di Kelas VII-2

Lampiran 36 Tabel Penentuan Persentase Kemampuan Siswa

Memecahkan Masalah Untuk Setiap Kategori I,II,III, dan

IV Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I (TKPM I)

Lampiran 37 Tabel Penentuan Persentase Kemampuan Siswa

Memecahkan Masalah Untuk Setiap Kategori I,II,III, dan

IV Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II (TKPM

II)

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat. Oleh

karena itu pendidikan harus dirancang dan dilaksanakan dalam kaitan yang

harmonis dan selaras dengan aspirasi dan kebutuhan yang dirasakan oleh

masyarakat. Peranan Pendidikan di dalam menjamin keberlangsungan

pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh suatu bangsa sangat penting

sekali, karena hanya lewat pendidikan itulah dapat dihasilkan manusia yang

berkualitas, intelek dan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk melaksanakan

pembangunan bangsa.

Pemerintah selalu melakukan penyempurnaan kurikulum untuk

meningkatkan mutu pendidikan. Berdasarkan sumber (http : // www. prayudi

.wordpress .com) menyatakan :

“Di antara hasil terbaru penyempurnaan tersebut adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satu kelebihan dari kurikulum tersebut ini adalah dinyatakan pemecahan masalah (problem solving), penalaran (reasoning), komunikasi (communicaation), dan menghargai kegunaan matematika sebagai tujuan pembelajaran matematika SD, SMP, SMA, dan SMK disamping tujuan yang berkaitan dengan pemahaman konsep yang sudah dikenal guru”.

Menganalisis kurikulum merupakan salah satu kegiatan yang perlu

dilakukan oleh seorang guru/calon guru, karena kurikulum merupakan acuan

pokok yang harus dikaji oleh para guru yang merencanakan, melaksanakan, dan

menindaklanjuti pembelajaran mata pelajaran yang dibinanya. Dengan

menganalisis kurikulum, kita akan mendapatkan informasi mengenai tujuan

diajarkannya materi pelajaran yang kita ajarkan, kedalaman serta keluasan dari

setiap pokok/sub pokok bahasan, dan cara bagaimana kita mengajarkannya.

(15)

2

Terkait dengan hal diatas dalam Erman, dkk (2003:57) mengatakan

bahwa: “Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk

memperoleh pemahaman melaui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan

yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi)”. Dengan pengamatan

terhadap contoh-contoh dan bukan contoh diharapkan siswa mampu menangkap

pengertian suatu konsep. Selanjutnya dengan abstraksi ini, siswa dilatih untuk

membuat pikiran, terkaan, atau kecenderungan berdasarkan kepada pengalaman

atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus

(generalisasi).

Dalam menyelesaikan soal diperlukan kemampuan dalam memecahkan

masalah. Kemampuan ini diperoleh dengan memberikan banyak latihan

mengerjakan soal, seperti yang dikemukakan oleh Hudojo (2005:127) bahwa:

“Suatu pertanyaan akan merupakan masalah hanya jika seseorang tidak mempunyai aturan/hukum tertentu yang segera dapat dipergunakan untuk menemukan jawaban pertanyaan tersebut, pertanyaan itu juga dapat terselinap dalam suatu situasi sedemikian sehingga situasi itu sendiri perlu mendapatkan penyelesaian.”

Nampak di sini bahwa memecahkan masalah itu merupakan aktivitas

mental yang tinggi. Perlu diketahui bahwa suatu pertanyaan merupakan masalah

bergantung kepada individu dan waktu.

Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang

sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa

dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta

keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang

bersifat tidak rutin.

Pemecahan masalah didefinisikan oleh Polya (dalam Hudojo, 2005:76)

sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai suatu tujuan

yang tidak dengan segera dapat dicapai. Karena itu pemecahan masalah

(16)

3

Suryadi, dkk (dalam Suherman , Erman, dkk UPI 2003:89) dalam

surveinya tentang current situation on mathematics and science education in

Bandung yang disponsori oleh JICA, menyatakan penemuan bahwa :

“Pemecahan masalah matematika merupakan salah satu kegiatan matematika yang dianggap penting baik oleh para guru maupun siswa di semua tingkatan mulai dari SD sampai SMU. Namun hal tersebut dianggap bagian yang paling sulit dalam mempelajarinya maupun bagi guru dalam mengajarkannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya”.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya

proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk

mengembangkan kemampuan berpikir.

Hasil Penelitian yang dilakukan The National Assesment of Educational Progress (NAEP) (dalam Suherman,dkk,2003 : 90) menunjukkan bahwa siswa kelas tiga memperoleh prestasi baik dalam soal settingyang dikenal siswa. Sekitar 90% siswa berhasil dengan baik menyelesaikan soal pemecahan masalah yang memuat penjumlahan bilangan bulat dengan satu penyelesaian, dan 70% dari mereka berhasil dengan baik menyelesaikan soal yang memuat pengurangan dengan satu langkah penyelesaian. Dalam soal pemecahan masalah dengan dua langkah penyelesaian, prestasi mereka kurang begitu baik. Sekitar 30% siswa kelas tiga berhasil dengan baik meyelesaikan soal pemecahan masalah yang memuat penjumlahan/pengurangan dengan dua langkah penyelesaian, sedangkan 77% siswa kelas tujuh dapat menyelesaikan dengan baik jenis soal yang sama.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa pemecahan masalah harus

didasarkan atas adanya struktur kognitif yang dimiliki siswa dan tingkat

keberhasilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah menurun

drastis manakalasetting(konteks) permasalahannya diganti dengan hal yang tidak dikenal mereka. Padahal permasalahan matematikanya tetap sama.

Tingkat kesulitan soal pemecahan masalah harus disesuaikan dengan

tingkat kemampuan anak. Berdasarkan hasil penelitian Driscoll (dalam Erman,

dkk 2003:91), pada anak usia sekolah dasar kemampuan pemecahan masalah erat

(17)

4

anak yang lebih dewasa, misalkan siswa SLTA, kaitan antar dua hal tersebut

sangat kecil.

Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang

untuk menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus

dikerjakan untuk menyelesaikannya. Jika suatu masalah diberikan kepada seorang

anak dan anak tersebut langsung mengetahui cara menyelesaikannya dengan

benar, maka soal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah.

Dari pernyataan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk memperoleh

kemampuan pemecahan masalah, seorang harus memiliki banyak pengalaman

dalam memecahkan berbagai masalah.

Menurut Bruner (dalam Dahar 2011:81), mengatakan belajar dan

pemecahan masalah bergantung pada penyelidikan alternative. Oleh karena itu,

pengajaran atau instruksi harus memperlancar dan mengatur

penyelidikan-penyelidikan altenatif ditinjau dari segi siswa.

Cara mengajar guru yang baik merupakan kunci dan prasyarat bagi siswa

untuk dapat belajar dengan baik. Salah satu tolok ukur bahwa siswa telah belajar

dengan baik ialah jika siswa itu dapat mempelajari apa yang seharusnya dipelajari,

sehingga indicator hasil belajar yang diinginkan dapat dicapai oleh siswa.

Sedangkan menurut Trianto (2009), pembelajaran merupakan aspek

kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Dalam

makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari

seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa

dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

Banyak model pembelajaran yang telah dikembangkan untuk mengatasi

segala masalah dalam pendidikan yang terjadi di lapangan masih kurang tepat

penggunaannya terhadap materi yang sedang atau yang akan dielajari. Untuk

(18)

5

belajar yang berbeda, lebih terbuka dan tertantang untuk berperan serta aktif

dengan memberikan gagasan sebanyak mungkin.

Salah satu model pembelajaran yang dapat menumbuh kembangkan daya

matematis siswa adalah model pembelajaran investigasi kelompok. Menurut

Rusman (2012:222), model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok

dapat dipakai guru untuk mengembangkan kreativitas siswa, baik secara

perorangan maupun kelompok. Model pembelajaran kooperatif dirancang untuk

membantu terjadinya pembagian tanggungjawab ketika siswa mengikuti

pembelajaran dan berorientasi menuju pembentukan manusia sosial. Menurut

Trianto (2009):

Dalam implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kelas

menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen.

Kelompok disini dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban

persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya

siswa memilih topik untuk di selidiki, dan melakukan penyelidikan yang

mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya ia menyiapkan dan

mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti pada tanggal 12 Februari 2013

dengan bapak Abdurrahman, S.Pd sebagai guru kelas VII Mts.Al-Jihad Medan,

yang juga menjadi alasan Saya memilih lokasi sekolah tersebut untuk dijadikan

tempat penelitian Saya adalah karena Saya memiliki keakraban dan sering

berdiskusi tentang proses pembelajaran matematika kepada guru tersebut. Beliau

mengatakan bahwa kemampuan dalam memecahkan masalah matematika masih

rendah, serta nilai yang diperoleh sebagian siswa dalam beberapa ulangan harian

masih dibawah nilai KKM (Kriteria Nilai Minimum). Hal ini terjadi karena minat

belajar siswa masih kurang terhadap pembelajaran matematika.

Berdasarkan kenyataan diatas, bahwa tingkat kemampuan pemecahan

(19)

6

masalah dalam kehidupan, dengan demikian perlu untuk memberikan sebuah

lingkungan belajar yang dapat merangsang dan mengembangkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa.

Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Pada Materi Aritmetika Sosial Kelas VII Mts. Al-Jihad Medan Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas dapat

diidentifikasi beberapa masalah yaitu:

1. Rendahnya kemampuan siswa menyelesaikan soal pemecahan masalah

matematika.

2. Banyaknya siswa yang menganggap matematika sebagai mata pelajaran

yang sulit.

3. Kegiatan pembelajaran yang masih berpusat pada guru dan penggunaan

model pembelajaran yang kurang bervariasi.

4. Siswa masih sulit menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah

5. Model pembelajaran yang digunakan masih kurang tepat dengan materi

yang diajarkan.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah dan keterbatasan peneliti, maka

masalah yang disebutkan dalam identifikasi masalah diatas dibatasi pada upaya

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada materic Aritmetika

(20)

7

1.4 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah strategi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

investigasi kelompok dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa pada materi aritmetika sosial di kelas VII

Mts.Al-Jihad Medan tahun ajaran 2012/2013?

2. Apakah aktivitas belajar siswa meningkat ketika diterapkannya model

pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada materi

aritmetika sosial di kelas VII Mts.Al-Jihad Medan tahun ajaran

2012/2013?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe

investigasi kelompok pada materi aritmetika sosial di kelas VII

Mts.Al-Jihad Medan tahun ajaran 2012/2013?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah strategi penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe investigasi kelompok dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada materi aritmetika sosial di

kelas VII Mts.Al-Jihad Medan tahun ajaran 2012/2013

2. Untuk mengetahui apakah aktivitas belajar siswa meningkat ketika

diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe investigasi

kelompok pada materi aritmetika sosial di kelas VII Mts.Al-Jihad

Medan tahun ajaran 2012/2013

3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa setelah diterapkannya model pembelajaran

kooperatif tipe investigasi kelompok pada materi aritmetika sosial di

(21)

8

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan setelah melakukan penelitian ini adalah:

1. Bagi guru, sebagai informasi mengenai kemampuan pemecahan masalah

siswa yang diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe investigasi kelompok pada materi aritmetika sosial.

2. Bagi siswa, untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada

materi aritmetika sosial.

3. Bagi peneliti, hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan untuk menerapkan model pembelajaran investigasi

kelompok pada materi aritmetika sosial maupun materi lain dan dapat

dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.

4. Bagi sekolah, sebagai salah satu alternatif dalam mengambil keputusan

yang tepat pada peningkatan kualitas pengajaran, serta menjadi bahan

pertimbangan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa

khususnya mata pelajaran matematika.

5. Sebagai bahan informasi bagi pembaca atau peneliti lain yang ingin

(22)

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :

1. Berdasarkan dari hasil penelitian, diperoleh bahwa ada peningkatan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam menyelesaikan

soal-soal aritnetika sosial dengan mengacu pada indikator pemecahan

masalah dengan menggunakan model pembelajaran koperatif tipe

investigasi kelompok yang digabung dengan metode tanya jawab, diskusi

serta melibatkan siswa dalam membahas soal dan latihan misalnya siswa

menulis hasil diskusi didepan kelas.

2. Dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan oleh observer,

diperoleh bahwa aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung terjadi

peningkatan. Pada siklus I keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan

masih sedikit tentang materi aritmetika sosial. Hanya beberapa siswa yang

mengajukan pertanyaan, sedangkan sebagian besar yang lain lebih

memilih pasif, dalam proses diskusi masih ditemukan siswa yang kurang

berpartisifasi aktif. Tetapi pada siklus II, aktivitas siswa semakin baik dan

aktif dimana kekompakkan antar anggota kelompok sudah mengalami

peningkatan dari siklus I.

3. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah antara siswa kelas VII-1 dan

VII-2 MTs. Al-Jihad Medan dapat dilihat berdasarkan langkah-langkah

pemecahan masalah dari siklus I (kelas VII-1) ke siklus II (kelas VII-2).

Pada langkah memahami masalah meningkat dari 96% menjadi 100%

berkategori sangat baik. Pada langkah merencanakan penyelesaian

masalah meningkat dari 60% menjadi 76,7% berkategori baik. Pada

langkah menyelesaikan masalah sesuai rencana meningkat dari 43,3%

berkategori kurang baik menjdai 70% berkategori baik. Pada langkah

memeriksa kembali prosedur hasil penyelesaian meningkat dari 56,7%

(23)

87

5.2. Saran

Dengan melihat hasil penelitian ini penulis mengajukan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Kepada guru, khusunya guru matematika pembelajaran Kooperatif

Learning tipe investigasi kelompok dapat menjadi salah satu alternatif

untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa,

khususnya pada materi aritmetika sosial dan perlu diuji coba untuk

materi yang lain.

2. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini

hanya dilakukan di kelas VII-1 dan VII-2 MTs. Al-Jihad Medan Tahun

(24)

89

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi., (2009),Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Dahar, Wills., (2011),Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, Erlangga, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.,

(2011),Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa

Program Studi Pendidikan FMIPA UNIMED, FMIPA UNIMED.

Firmansyah, Darma., (2005),Matematika untuk SMP dan Mts Kelas VII, PT

Sarana Panca Karya Nusa, Bandung.

Istarani., (2012),58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Kunandar, S.Pd, M.Si., (2008),Penelitian Tindakan Kelas, Rajawali Pers, Jakarta.

Kusaeri, Suprananto., (2012),Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, Graha Ilmu

Yogyakarta.

Rusman., (2012),Model-Model Pembelajaran, Rajawali Press. Jakarta.

Sabri, Ahmad., (2010),Strategi Belajar Mengajar, Quantum Teaching, Ciputat.

Sanjaya, Wina., (2008),Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Kencana

Prenada Group, Jakarta.

Santyasa, I Wayan.,Model-Model Pembelajaran Inovatif, Makalah Juni 2007 :

13-14.

(25)

89

Suherman, Erman, dkk., (2003), Strategi Pembelajaran Kontemporer, Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Trianto, (2009).,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Prenada

Media Group, Jakarta.

http://www.prayudi.wordpress.com(diakses Maret 2012)

(26)

ii

RIWAYAT HDUP

Muhammad Rizky Mazaly dilahirkan di Medan, pada tanggal 2 Desember 1991.

Ayah bernama Alimuddin dan Ibu bernama Mazdalifah Nasution dan merupakan

anak pertama dari satu bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk SD Negeri

060877 Medan, dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan

sekolah di SMP Negeri 12 Medan, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006,

penulis melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan, dan lulus pada

tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di Program Studi Pendidikan

Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Medan, kegiatan intrakurikuler di Universitas Negeri

Medan yang pernah diikuti adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada tahun

2010 dan Ukhuwah Mahasiswa Muslim Matematika (UMMAT) pada tahun

Gambar

Tabel 4.9Persentase TKPM Siswa Berdasarkan
Gambar 3.1Penelitian Tindakan Kelas
Tabel Penentuan

Referensi

Dokumen terkait

Sistem JPKM ini merupakan sistem asuransi bagi keluarga mampu sehingga kedepan diharapkan akan mengurangi beban Pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar di bidang kesehatan

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan

Panel zephyr bambu adalah suatu papan atau lembaran tiga lapis dari zephyr bambu atau serat bambu dengan arah serat bersilangan yang direkat dengan menggunakan

untuk menilai tingkat profitabilitas perbankan antara lain penelitian yang dilakukan oleh (Hesti Werdaningtyas, 2002) dan (Yuliani, 2007) yang melakukan penelitian tentang

(Online) diakses dari: ce.byu.edu/cw/fuf/archives/2000/DouglasBrinley.pdf pada tanggal 8 Maret 2006.. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among

Dan hal terindah yang selalu mereka persembahkan kepada saya yaitu doa yang selalu membimbing saya selama masa studi sampai akhirnya menjadi seorang Sarjana bahkan takkan

Pengumpulan data menggunakan instrument Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk remaja umur 13-15 tahun (Yang didapat dari Nurhasan dan D. Dengan demikian

Dengan menggunakan Microsoft Frontpage 2000 akan menghasilkan suatu web site Pondok Pesantren Al-Amin yang yang diharapkan dapat membantu mereka yang membutuhkan informasi