BIODIVERSITAS LICHENES PADA TEGAKAN POHON KEMENYAN (Styrax sp.) DI KAWASAN HUTAN SUMATERA UTARA
Oleh :
MAYA ANJELIR ANTIKA NIM 408241036 Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
karunia dan kesehatan yang telah diberikan sehingga penulisan skripsi ini berhasil
diselesaikan dengan baik. Judul dari proposal ini yaitu “Biodiversitas Lichenes
pada Tegakan Pohon Kemenyan (Styrax sp.) di Dua Kawasan Hutan Sumatera Utara”.
Pada kesempatan ini, dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan
ribuan terima kasih kepada Drs. H. Ashar Hasairin M.Si selaku Dosen
Pembimbing skripsi yang banyak memberikan bimbingan kepada penulis dari
awal sampai akhir penyusunan skripsi, serta Ibu Dra. Hj. Cicik Suriani, M.Si,
Drs. Nusyirwan M.Si, dan Bapak Drs. Toyo Manurung, M.Si selaku dosen
penguji yang telah banyak memberikan saran dan perbaikan dalam penyelesaian
skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Dj.
Simamora M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak
membantu penulis selama perkuliahan.
Teristimewa buat keluarga, terutama Ayahanda Syabirin dan Ibunda
Agusmiati yang telah memberikan dorongan moril maupun materil, doa serta
senantiasa memberikan semangat kepada penulis. Penulis juga mngucapkan
terima kasih kepada Abang Sugianto dan Abang Manager Sirait selaku
pembimbing lapangan, ibu Cica Ali M.Si, ibu Kumala, abang Arif Ahmad, serta
seluruh pegawai yang ada di Aek Nauli dan Tahura. Tak lupa pula kepada
teman-temanku semua, terima kasih atas kebaikannya selama ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, akhir kata penulis mngucapkan terima kasih.
Medan, 10 Agustus 2012
Maya Anjelir Antika
Nim : 408241036
iii
Biodiversitas Lichenes pada Tegakan Pohon Kemenyan (Styrax sp.) Di kawasan Hutan Sumatera Utara
Maya Anjelir Antika (NIM : 408241036)
ABSTRAK
iv
Biodiversity Lichenes The Frankincense Tree Stands (Styrax sp.) In The Forests Of North Sumatra
Maya Anjelir Antika (408241036)
ABSTRACT
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar v
Daftar Isi vi
Daftar Gambar vii
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Batasan Masalah 4
1.3. Rumusan Masalah 4
1.4. Tujuan Penelitian 5
1.5. Manfaat Penelitian 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1. Pengenalan Lichenes 7
2.2. Morfologi Thallus 9
2.2.1. Struktur Luar (Morfologi) 9
2.2.2. Struktur Dalam (Anatomi) 12
2.2.3. Struktur Vegetatif 14
2.3. Klasifikasi Lichenes 15
2.4. Habitat dan Penyebaran Lumut Kerak 17
2.5. Pengaruh Faktor Lingkungan bagi Lumut Kerak 19
BAB III. METODE PENELITIAN 21
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 21
3.2. Populasi dan Sampel 21
vii
3.4. Rancangan Penelitian 22
3.5. Prosedur Kerja 23
3.6. Analisis Data 26
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHSAN 30
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 30
4.1.1. Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK)
Aek Nauli – Prapat, Kabupaten Simalungun 30
4.1.2. Taman Hutan Raya (TAHURA) Bukit Barisan Tongkoh,
Kabupaten Karo 31
4.2. Jenis-jenis Lichenes (Lumut Kerak) yang Ditemukan pada Kedua
Lokasi Penelitian 32
4.3. Analisis Vegetasi 48
4.3.1. Kerapatan (Ki) dan Kerapatan Relatif (KR) Suatu Jenis Lichenes 48
4.3.2. Frekuensi Relatif (FR) Suatu Jenis Lichenes 49
4.3.3. Dominansi Relatif (DR) Suatu Jenis Lichenes 51
4.3.4. Nilai Penting (NP) dari Masing-masing Jenis Lichenes 52
4.4. Indeks Keanekaragaman Lichenes pada Kedua Lokasi Penelitian 54
4.5. Persentase Perbandingan Jenis Lichenes pada Kedua Lokasi
Penelitian 55
4.6. Analisis Korelasi Lichenes pada Kedua Lokasi Penelitian 57
4.7. Hubungan Kekerabatan Lichenes pada Kedua Lokasi Penelitian 61
4.8. Pola Distribusi Jenis Lichenes pada Kedua Lokasi Penelitian 69
4.9. Data Karakteristik Ekologi Lichenes pada Kedua Lokasi Penelitian 70
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 74
5.1. Kesimpulan 74
5.2. Saran 76
DAFTAR PUSTAKA 77
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1. Data Sifat Fisika-Kimia Habitat (Rona Lingkungan)
Dari Lichenes 24
Tabel 3.2. Ciri dan Sifat Morfologi Lichenes di KHDTK
Aek Nauli – Parapat dan TAHURA Bukit Barisan,
Kabupaten Karo 25
Tabel 4.1. Analisis Korelasi Keanekaragaman (H’) Lichenes
yang ditemukan di TAHURA Bukit Barisan Tongkoh dan
KHDTK Aek Nauli Parapat 57
Tabel 4.2. Analisis Korelasi data ekologi sifat fisik-kimia pada Kedua
Lokasi Penelitian 58
Tabel 4.3. Data Morfologi Lichenes di KHDTK (Kawasan Hutan
Dengan Tujuan Khusus) Aek Nauli – Parapat Kabupaten Simalungun dan di TAHURA (Taman Hutan Raya)
Bukit Barisan Tongkoh – Kabupaten Karo 62 Tabel 4.4. Data Kuantitatif Lichenes di KHDTK (Kawasan Hutan
Dengan Tujuan Khusus) Aek Nauli – Parapat Kabupaten Simalungun dan di TAHURA (Taman Hutan Raya) Bukit
Barisan Tongkoh – Kabupaten Karo 64
Tabel 4.5. Data Kuantitatif Lichenes di KHDTK (Kawasan Hutan
Dengan Tujuan Khusus) Aek Nauli – Parapat Kabupaten Simalungun dan di TAHURA (Taman Hutan Raya) Bukit
Barisan Tongkoh – Kabupaten Karo 65
Tabel 4.6. Kondisi Faktor Fisika Kimia Lingkungan KHDTK
Aek Nauli - Parapat Kabupaten Simalungun dan TAHURA
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Contoh lichenes yang berbentuk crustose 10
Gambar 2.3. Contoh lichenes yang berbentuk foliose2 10
Gambar 2.4. Contoh lichenes yang berbentuk fruticose 11
Gambar 2.5. Contoh lichenes yang berbentuk squamulose 11
Gambar 2.6. Morfologi tallus lichenes 12
Gambar 2.7. Lichenes yang terdapat pada tegakan kemenyan 18
Gambar 3.1. Skema Plot Pengambilan Sampel Pada Tegakan Pohon 23
Gambar 4.1. Cladonia coniocraea 33
Gambar 4.2. Graphis scripta 33
Gambar 4.3. Graphis sp1. 34
Gambar 4.4. Lecanora thysanophora 35
Gambar 4.5. Lecanora sp1. 35
Gambar 4.6. Lepraria incana 36
Gambar 4.7. Lepraria sp1. 36
Gambar 4.8. Lepraria sp2. 37
Gambar 4.9. Lepraria sp3. 37
Gambar 4.10. Lepraria sp4. 38
Gambar 4.11. Lepraria sp5. 38
Gambar 4.12. Parmelia sp1. 39
Gambar 4.13. Parmelia sp2. 39
Gambar 4.14. Parmelia sp3. 40
Gambar 4.15. Peltigere sp. 41
Gambar 4.16. Pertusaria amara 41
Gambar 4.17. Pyrenula nitida 42
Gambar 4.18. Pyrenula sp1. 42
Gambar 4.19. Pyrhospora quernea 43
Gambar 4.20. Rimelia reticulata 44
Gambar 4.21. Usnea dasypoga 44
ix
Gambar 4.23. Verrucaria maura 46
Gambar 4.24. Verrucaria sp1. 46
Gambar 4.25. Verrucaria sp2. 47
Gambar 4.26. Verrucaria sp3. 47
Gambar 4.27. Grafik Kerapatan Relatif pada Kedua Lokasi Penelitian 48
Gambar 4.28. Grafik Frekuensi Relatif pada Kedua Lokasi Penelitian 50
Gambar 4.29. Grafik Dominansi Relatif pada Kedua Lokasi Penelitian 51
Gambar 4.30. Grafik Nilai Penting pada Kedua Lokasi Penelitian 53
Gambar 4.31. Grafik Indeks Keanekaragaman pada Kedua Lokasi
Penelitian 54
Gambar 4.32. Grafik Persentase Perbandingan Jenis Lichenes pada
Kedua Lokasi Penelitian 56
Gambar. 4.33. Dendogram Data Matriks Kuantitatif Lichenes pada
Kedua Lokasi Penelitian 66
Gambar 4.34. Grafik Frekuensi Relatif pada Kedua Lokasi Penelitian 69
Gambar 4.35. Grafik Kondisi Karakteristik Habitat Lichenes pada
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Kerapatan dan Kerapatan Relatif Suatu Jenis
Lichenes yang Ditemukan pada Kedua Lokasi Penelitian 81
Lampiran 2. Tabel Frekuensi dan Frekuensi Relatif Suatu Jenis
Lichenes yang Ditemukan pada Kedua Lokasi Penelitian 82
Lampiran 3. Tabel Dominansi dan Dominansi Relatif Suatu Jenis
Lichenes yang Ditemukan pada Kedua Lokasi Penelitian 83
Lampiran 4. Tabel Nilai Penting Suatu Jenis Lichenes yang
Ditemukan pada Kedua Lokasi Penelitian 84
Lampiran 5. Tabel Indeks Keanekaragaman Suatu Jenis Lichenes
yang Ditemukan pada Kedua Lokasi Penelitian 86
Lampiran 6. Tabel Persentase Perbandingan Suatu Jenis Lichenes
yang Ditemukan pada Kedua Lokasi Penelitian 88
Lampiran 7. Tabel Pola Distribusi Suatu Jenis Lichenes yang
Ditemukan pada Kedua Lokasi Penelitian 89
Lampiran 8. Tabel Pola Distribusi Suatu Jenis Lichenes yang
Ditemukan pada Kedua Lokasi Penelitian 91
Lampiran 9. Tabel Ciri dan Sifat Morfologi Jenis Lichenes
Di KHDTK (Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus)
Aek Nauli - Parapat Kabupaten Simalungun 92
Lampiran 10. Tabel Ciri dan Sifat Morfologi Jenis Lichenes
Di TAHURA (Taman Hutan Raya) Bukit Barisan
Tongkoh Kabupaten Karo 97
Lampiran 11. Jumlah Individu Jenis Lichenes dalam Tiap Plot
Di KHDTK (Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus)
Aek Nauli - Parapat Kabupaten Simalungun 101
Lampiran 12. Jumlah Individu Jenis Lichenes dalam Tiap Plot
Di TAHURA (Taman Hutan Raya) Bukit Barisan
xii
Lampiran 13. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian di Lapangan
dan di Laboratorium 104
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Lichenes di Indonesia merupakan salah satu kelompok tumbuhan tingkat
rendah dan bagian dari keanekaragaman hayati yang belum banyak mendapat
perhatian. Menurut Dube (2006) lichenes (lumut kerak) merupakan organisme
gabungan (simbiosis mutualisme) antara fungi (mycobiont) dan alga
(cyanobacterium/photobiont). Tumbuhan ini mempunyai manfaat yang besar
dalam kehidupan manusia, salah satu diantaranya yaitu Parmelia yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber makanan. Selain sebagai sumber makanan, lichenes
banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan, misalnya Cetraria islandica sebagai
obat pencahar perut (Vashishta 2007). Lichenes juga bermanfaat sebagai indikator
pencemaran udara, lichenes mempunyai peranan yang penting terhadap polutan
yang ada di udara. Oleh karena itu kita jarang menemukan lichens pada daerah
yang tercemar. Tingkat sensitifitas jenis-jenis lichenes terhadap bahan pencemar
berbeda-beda.
Lichenes dapat tumbuh hampir pada semua tempat seperti di atas batu,
tanah dan tegakan pohon, salah satunya pada tegakan pohon kemenyan. Pohon
kemenyan mempunyai batang tegak/lurus dengan percabangan sedikit.Kulit
batang beralur sampai retak-retak ke arah vertikal atau berlekuk halus, kulit
berwarna merah anggur. Kulit bagian dalam lunak, berwarna coklat sampai
merah, merah muda atau merah keunguan. Bentuk tallus lichenes yang terdapat
pada tegakan pohon kemenyan ini biasanya ada yang berbentuk crustose, foliose,
fruticose, dan squamulose.
Berdasarkan data Herbarium Bogoriensis Bogor, lichenes di Indonesia
berjumlah 40.000 spesies, namun belum banyak peneliti di Indonesia yang
menekuni penelitian ini, sehingga peluang untuk meneliti lichenes di Indonesia
masih terbuka luas dan berpotensi (Suwarso, 1995 dalam Pratiwi, 2006).
Kenyataan yang diketahui dan ditampilkan dalam buku-buku biologi
2 jumlahnya mencapai 40.000 spesies. Selain jenis, manfaat Lichenes juga belum
banyak diulas (Suwarso, 1995 dalam Pratiwi, 2006). Selanjutnya penelitian
Darma, dkk (1998) menemukan beberapa jenis lumut kerak, pada tegakan pinus
antara lain : Parmelia reticulata, Crusta sp. dan Staurothele sp., sedangkan pada
tegakan karet ditemukan jenis Parmelia sp., P. reticulata, Verrucaria sp. dan satu
jenis yang tergolong Lichenes imperfecti. Talus P. reticulata ditemukan
berkembang pada pohon pinus dan karet.
Kawasan Hutan sangat potensial untuk habitat pertumbuhan dari lichenes.
Salah satu diantaranya Hutan Lindung Aek Nauli – Parapat, Taman Hutan Raya
Bukit Barisan, Tongkoh. Hutan ini terdapat di Sumatera Utara yang merupakan
ekosistem hutan hujan tropis yang merupakan habitat makhluk hidup.
Hutan-hutan ini belum banyak dilakukan penelitian tentang flora dan faunanya,
walaupun ada hanya dibeberapa hutan lindung dan cagar alam yang khusus
meneliti flora dan fauna, namun penelitian tentang keanekaragaman dan
persebaran lichenes masih jarang dilakukan, seperti pada Kawasan Hutan Dengan
Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli - Parapat Kabupaten Simalungundan Taman
Hutan Raya (TAHURA) Bukit Barisan Tongkoh, Kabupaten Karo.Kedua
kawasan hutan ini dapat dijadikan sebagai lokasi penelitian. Tipe vegetasinya
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tipe vegetasi semak belukar, hutan sekunder
dan hutan primer dari dataran rendah sampai dataran tinggi mencapai ketinggian ±
2000 m dpl. Topografinya dataran sampai berbukit dengan kemiringan lahan
tanah liat dan berpasir. Kawasan hutan ini memiliki bulan basah (Curah Hujan
7200 mm/bulan) selama sembilan bulan berturut-turut, kisaran suhu antara
16,80C-230C, serta kelembaban yang tinggi ± 80% (Tjitrosoepomo, 1989; Duades,
2004).
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Biodiversitas Lichenes pada Tegakan Pohon Kemenyan (Styrax sp.) di Kawasan Hutan Sumatera Utara khususnya di Kawasan Hutan Dengan Tujuan
Khusus (KHDTK) Aek Nauli–Parapat Kabupaten Simalungun dan Taman Hutan
3 1.2.Batasan Masalah
Permasalahan yang terdapat pada penelitian ini dibatasi hanya pada
keanekaragaman dan distribusi jenis lichenes yang terdapat pada tegakan pohon
kemenyan (Styrax sp.) yang terdapat di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus
(KHDTK) Aek Nauli–Parapat Kabupaten Simalungun dan Taman Hutan Raya
(TAHURA) Bukit Barisan Tongkoh, Kabupaten Karo.
1.3.Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah vegetasi lichenes pada tegakan pohon kemenyan (Styrax
sp.) di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli –
Parapat Kabupaten Simalungun dan Taman Hutan Raya (TAHURA) Bukit
Barisan Tongkoh, Kabupaten Karo?
2. Bagaimanakah indeks keanekaragaman jenis lichenes pada tegakan pohon
kemenyan (Styrax sp.) di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus
(KHDTK) Aek Nauli – Parapat Kabupaten Simalungun dan Taman Hutan
Raya (TAHURA) Bukit Barisan Tongkoh, Kabupaten Karo?
3. Bagaimanakah perbandingan jenis lichenes yang tumbuh pada tegakan
pohon yang sama (kemenyan/Styrax sp.) di Kawasan Hutan Dengan
Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli – Parapat Kabupaten Simalungun
dan Taman Hutan Raya (TAHURA) Bukit Barisan Tongkoh, Kabupaten
Karo?
4. Bagaimana korelasi jenis lichenes yang terdapat di Kawasan Hutan
Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli – Parapat Kabupaten
Simalungun dan Taman Hutan Raya (TAHURA) Bukit Barisan Tongkoh,
Kabupaten Karo?
5. Bagaimanakah pola hubungan kekerabatan lichenes pada tegakan pohon
kemenyan (Styrax sp.) di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus
(KHDTK) Aek Nauli – Parapat Kabupaten Simalungun dan Taman Hutan
4 6. Bagaimanakah pola distribusi lichenes pada tegakan pohon kemenyan
(Styrax sp.) di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek
Nauli – Parapat Kabupaten Simalungun dan Taman Hutan Raya
(TAHURA) Bukit Barisan Tongkoh, Kabupaten Karo?
7. Bagaimanakah karakteristik ekologi (habitat, sifat fisik-kimia media
tumbuh atau substrat) dari lichenes yang terdapat di Kawasan Hutan
Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli – Parapat Kabupaten
Simalungun dan Taman Hutan Raya (TAHURA) Bukit Barisan Tongkoh,
Kabupaten Karo?
1.4.Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui vegetasi lichenes padategakan pohon kemenyan (Styrax
sp.) di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli –
Parapat Kabupaten Simalungun dan Taman Hutan Raya (TAHURA) Bukit
Barisan Tongkoh, Kabupaten Karo.
2. Untuk mengetahui indeks keanekaragaman jenis lichenes pada tegakan
pohon kemenyan (Styrax sp.) di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus
(KHDTK) Aek Nauli – Parapat Kabupaten Simalungun dan Taman Hutan
Raya (TAHURA) Bukit Barisan Tongkoh, Kabupaten Karo.
3. Untuk mengetahui perbandingan jenis lichenes yang tumbuh pada tegakan
pohon yang sama (kemenyan/Styrax sp.) di Kawasan Hutan Dengan
Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli – Parapat Kabupaten Simalungun
dan Taman Hutan Raya (TAHURA) Bukit Barisan Tongkoh, Kabupaten
Karo.
4. Untuk mengetahui korelasi jenis lichenes yang terdapat di Kawasan Hutan
Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli – Parapat Kabupaten
Simalungun dan Taman Hutan Raya (TAHURA) Bukit Barisan Tongkoh,
5 5. Untuk mengetahui pola hubungan kekerabatan lichenes pada tegakan
pohon kemenyan (Styrax sp.) di KHDTK Aek Nauli – Parapat Kabupaten
Simalungun dan TAHURA Bukit Barisan Tongkoh, Kabupaten Karo.
6. Untuk mengetahui pola distribusi lichenes pada tegakan pohon kemenyan
(Styrax sp.) di KHDTK Aek Nauli – Parapat Kabupaten Simalungun dan
TAHURA Bukit Barisan Tongkoh, Kabupaten Karo.
7. Untuk mengetahui karakteristik ekologi (habitat, sifat fisik-kimia media
tumbuh atau substrat) dari lichenes yang terdapat di KHDTK Aek Nauli –
Parapat Kabupaten Simalungun dan TAHURA Bukit Barisan Tongkoh,
Kabupaten Karo.
1.5.Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai :
1. Informasi tentang kekayaan jenis-jenis lumut kerak (lichenes) yang
tumbuh pada tegakan yang sama di Kawasan Hutan Dengan Tujuan
Khusus (KHDTK) Aek Nauli – Parapat Kabupaten Simalungun dan
Taman Hutan Raya (TAHURA) Bukit Barisan Tongkoh, Kabupaten Karo.
2. Informasi mengenaivegetasi lichenes, indek keanekaragaman jenis
Lichenes, pola kekerabatan, pola persebaran dan ekologi (habitat,
karakteristik fisik media tumbuh) dari Lichenes yang terdapat pada
tegakan yang sama di KHDTK Aek Nauli – Parapat Kabupaten
Simalungun dan TAHURABukit Barisan Tongkoh, Kabupaten Karo.
3. Bahan masukan, pangkalan data dan data pendukung bagi peneliti lain
maupun bagi mahasiswa yang mengadakan penelitian lanjutan tentang
74 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Ditemukan 26 jenis lichenes pada kedua lokasi penelitian untuk KHDTK
Aek Nauli – Prapat Kabupaten Simalungun ditemukan 23 jenis, yaitu :
Lepraria sp1; Lepraria sp3; Lepraria incana; Pyrenula nitida; Pertusaria
amara; Lecanora sp1; Lecanora thysanophora; Pyrenula sp1; Verrucaria
sp3; Verrucaria maura; Verrucaria sp1; Verrucaria sp2; Graphis scripta;
Lepraria sp5; Lepraria sp2; Pyrhospora quernea; Usnea fillipendula;
Usnea dasypoga; Peltigere sp; Parmelia sp1; Parmelia sp2; Rimelia
reticulata; Parmelia sp3. dan TAHURA Bukit Barisan Tongkoh,
Kabupaten Karo ditemukan 16 jenis, yaitu : Graphis scripta; Lepraria sp3;
Graphis sp1; Lecanora sp1; Lepraria incana; Lepraria sp4; Pyrenula nitida; Pertusaria amara; Lecanora thysanophora; Verrucaria Maura;
Verrucaria sp1; Pyrhospora quernea; Peltigere sp; Parmelia sp2;
Parmelia sp3; Cladonia coniocraea.
2. Hasil analisis vegetasi menujukkan bahwa yang mempunyai :
a. KR untuk Aek Nauli tertinggi: Pyrhospora quernea (25,56%),
terendah: Verrucaria sp3 (0,06%). Sedangkan untuk Tahura tertinggi:
Pertusaria amara (24,80%), terendah: Lepraria sp3 (0,31%).
b. FR untuk Aek Nauli tertinggi: Pyrhospora quernea (15,52%),
terendah: Graphis scripta, Lepraria sp1., Lepraria sp2., Verrucaria
sp2., dan Verrucaria sp3. (0,86%). Sedangkan untuk Tahura tertinggi:
Pertusaria amara (21,05%), terendah: Cladonia coniocraea, Parmelia
sp2., dan Parmelia sp3. (1,05%).
c. DR untuk Aek Nauli tertinggi: Pyrhospora quernea (25,56%),
terendah: Usnea fillipendula (0,06%). Sedangkan untuk Tahura
75 d. Indeks Nilai Penting untuk Aek Nauli tertinggi: Pyrhospora quernea
dengan nilai 68,63%, terendah: Verrucaria sp3. dengan nilai 0,98%.
Sedangkan untuk Tahura tertinggi: Pertusaria amara dengan nilai
70,64%, terendah: Parmelia sp2. dengan nilai 1,87%.
3. Nilai keanekaragaman H’ Aek Nauli = 2,52 dan H’ Tahura = 2,05 yang artinya berada dalam keadaan baik (tinggi) karena nilai H’ > 2.
4. Persentase Perbandingan Lichenes untuk Aek Nauli tertinggi: Pyrhospora
quernea (26,56%), terendah: Verrucaria sp3. (0,06%). Sedangkan untuk
Tahura tertinggi: Pertusaria amara (24,80%), terendah: Lepraria sp3.
(0,31%).
5. Nilai korelasi Pearson antara keanekaragaman (H’) jenis lichenes di
Tahura dengan Aek Nauli sebesar 0,615. Artinya ada korelasi yang
substansial dan searah. Sedangkan nilai korelasi pearson antara keanekaragaman (H’) jenis lichenes di KHDTK aek nauli dan TAHURA dengan data ekologi lichenes menunjukkan korelasi yang bervariasi.
6. Pola hubungan kekerabatan dari 26 jenis lichenes yang ditemukan dapat
dibagi dalam 16 cluster (kelompok) berdasarkan 8 karakter sebagai penciri
menggambarkan tingkat perbedaan ataupun jarak ketidaksamaan tiap jenis
lichenes. Dimana semakin kecil jarak atau nilai ketidaksamaan maka
semakin dekat hubungan kekerabatannya, demikian sebaliknya.
7. Indeks distribusi yang didapat adalah lebih dari 1 (V/m>1) yang
merupakan pola distribusi mengelompok dan satu jenis indeks
distribusinya sama dengan 1 (V/m=1) yang merupakan pola distribusi acak
(random).
8. Iklim mikro pada tegakan pohon Styrax sp. di KHDTK Aek Nauli
mempunyai suhu rata - rata 22,90C, dengan kelembaban udara rata - rata
60% dan intensitas cahaya rata-rata 827,1 Joule. Sedangkan di TAHURA
Bukit Barisan Tongkoh, memiliki suhu rata - rata 21.20C, kelembaban
76 5.2. Saran
1. Perlu dilakukan penambahan jumlah tegakan pohon Kemenyan
(Styrax sp.) agar memperoleh hasil penelitian yang lebih jenuh disetiap
parameternya.
2. Perlu dilakukan identifikasi lanjutan yang lebih spesifik untuk setiap jenis
lichenes Graphis sp1.; Lecanora sp1.; Lepraria sp1.; Lepraria sp2.;
Lepraria sp3.; Lepraria sp4.; Lepraria sp5.; Parmelia sp1.; Parmelia sp2.;
Parmelia sp3.; Peltigere sp.; Pyrenula sp1.; Verrucaria sp1.; Verrucaria
sp2.; Verrucaria sp3. Sehingga nantinya dapat diketahui ciri yang tepat
77 DAFTAR PUSTAKA
Ahmadjian, V. 1962. Investigatons on lichen synthesis. Amer. J. Bot, 49 : 277-283
Alhusin, S. 2001. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS 9. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta
Anonim. 2005. Pohon Kemenyan. http://www.wikipedia.org/wiki/kemenyan. (Diakses Januari 2012)
Anonim. 2009. Lichens and Wild life. http://www.lichen.com. (Diakses Desember 2011)
Brown, D. H. 1985. Lichen Physiology and Cell Biology. New York. Plenium Press
Darma, T. IGK., Soetrisno, H., Dadan, J. 1998. Jenis-jenis lumut kerak yang berkembang pada tegakan pinus dan karet. Jurnal Managemen Hutan Tropika IV (1-2) : 7-10
Duades, R. 2004. Studi Keanekaragaman Tumbuhan Obat Di Hutan Penelitian Aek Nauli Kabupaten Simalungun. Skripsi FMIPA, Medan. Unimed
Dube, H. C. 2006. An Introduction to Fungi. Ansari Road Press. New Delhi
Dunn, G. & D. Everitt. 1982. An Introduction to Matematical Taxonomy. Cambridge. Cambridge University
Fink, B. 1961. The Lichen Flora of The United States. Michigan The University of Michigan Press
Hasairin, A. 2009. Taksonomi Tumbuhan Rendah. FMIPA Universitas Negeri Medan
78 Irwan, Z. D. (1992), Ekosistem Komunitas dan Lingkungan. Penerbit Bumi
Aksara. Jakarta.
Januardania, D. 1995. Jenis-jenis Lumut Kerak yang Berkembang pada Tegakan Pinus dan Karet di Kampus IPB Darmaga Bogor. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor
Juwana, S. 2001. Biologi Laut : Ilmu Pengetahuan Tentang Laut. Djambatan. Jakarta
Juanda, A. 2007. Studi Keanekaragaman Lichenes di Hutan Lindung Aek Nauli– Parapat Kabupaten SimalungunBerdasarkan Ketinggian Tempat dan Substrat Tumbuhnya. FMIPA UNIMED. Medan
Marsono, D. (1997). Deskripsi Vegetasi dan Tipe-Tipe Vegetasi Tropika. Yayasan Pembinaan Fakultas Kehutanan. Yogyakarta
McCune, B. 2010. Key to the Lichen Genera of the Pacific Northwest. Dept. Botany & Plant Pathology, Oregon State University : 1-97
Moore, E. 1972. Fundamental of The Fungi, 4th Edition. Landecker Prentince Hall International Inc
Nursal, dkk. (2005). Akumulasi Timbal (Pb) pada Thallus Lichenes di Kota Pekanbaru. Jurnal Biogenesis Vol. 1(2) : 47-50
Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. UGM Press. Yogyakarta
Pratiwi, M. E. 2006. Kajian Lumut Kerak Sebagai Bioindikator Kualitas Udara. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Pandey, S. N & Trivendi, P. S. 1977. A Text Book of Botany (Algae, Fungi, Bacteria, Hycoplasma, Viruses, Lichens and Elementary Plant Pathology), Volume I. University of Kanpur Press. New Delhi
Phillips, R. 1990. Grasses, Ferns, Mosses & Lichenes. Oxford University Press
79 Rifai, M. A. dan Widjaja, E. A. 1997. Kamus Biologi : Anatomi – Morfologi
-Taksonomi Botani. Balai Pustaka. Jakarta
Ryadi, S. 1982. Pencemaran Udara. Usaha Nasional. Surabaya
Saipunkaew, W. 2009. Lichen Identification. BIOTROP Fifth Regional Training Course on Biodiversity and Conservation of Bryophytes and Lichenes. Bogor Indonesia, July 14-24, 2009
Sharnoff, S. D. 2002. Lichen Biology and The Environment The Special Biology of Lichens. http://www.lichen.com. (Diakses Desember 2011)
Simonson, S. 1996. Lichen and Lichen-Feeding Moths (Arctiidae: Lithosiinae) asBioindicators of Air Pollution in the Rocky Mountain Front Range. http://www.colostate.edu/Depts/Entomology/courses/en570/papers_1996 /simonson.html. (Diakses Januari 2012)
Sipman, H. J. M. 2003. Key to the lichen genera of Bogor, Cibodas and Singapore. http://www.bgbm.org/sipman/keys/Javagenera.htm. (Diakses Desember 2011)
____________. 2009. Lichenes – Key to Some Common Genera of Bogor, Cibodas, and Singapore. Biotrop Fifth Regional Training Course on Biodiversity and Conservation of Bryophytes and Lichenes. Bogor Indonesia, July 14-24, 2009
Sulaiman, W. 2005. Statistik Non – Parametrik : Contoh Kasus dan Pemecahannya dengan SPSS. Penerbit Andi. Yogyakarta
Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Trisusanti, D. 2003. Inventarisasi Liken Krustos Lirela Asal Jawa Barat dan Pengenalan Bentuk Kristalnya. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Bogor
80 Waluyo, T. K. 2011. Isolasi Asam Sinamat Dari Berbagai Kualitas Kemenyan Asal Sumatera Utara. Bogor. Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan