KEANEKARAGAMAN JENIS LICHENES PADA TEGAKAN POHON RASAMALA (Altingia excelsa) DI TAHURA BUKIT BARISAN
TONGKOH KAB. KARO DAN HUTAN AEK NAULI PARAPAT KAB. SIMALUNGUN
Oleh:
Wulanti Lukmana NIM 408241050 Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah,
nikmat dan rahmat-Nya yang memberikan kesehatan dan kesempatam kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun skripsi ini
yang berjudul ”Keanekaragaman jenis Lichenes Pada Tegakan Pohon Rasamala
(Altingia excelsa) di Tahura Bukit Barisan Tongkoh Kab. Karo dan Hutan Aek
Nauli Parapat Kab.Simalungun”. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains, Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ribuan terima kasih kepada
Bapak Drs. H. Ashar Hasairin, M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi yang
banyak memberikan bimbingannya dan saran-saran dari awal hingga akhir
penyusunan skripsi ini, Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
Bapak Drs. Nusyirwan, M.Si, Bapak Drs. Toyo Manurung, M.Si, dan Ibu Dra. Hj.
Cicik Suryani, M.Si, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran
dan perbaikan dalam penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih yang sama
juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. M. Yusuf Nasution, M.Si selaku
Dosen Pembimbing Akademik penulis yang telah banyak membantu penulis
selama perkuliahan, Bapak Prof. Motlan, M.sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA
Unimed, Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si dan Ibu Dra. Melva Silitonga M.Si selaku
Ketua Jurusan Biologi dan Ketua Prodi Biologi FMIPA Unimed.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak dan Ibu Dosen
serta Staf Pegawai Jurusan Biologi yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
membantu penulis selama perkuliahan.
Penulis juga berterima kasih kepada Kepala Balai Penelitian Kehutanan
Aek Nauli Bapak Ir. Iton B. Partono, serta kepada seluruh staf dan pegawai Balai
Penelitian Kehutanan Aek Nauli Bapak Agus, Bapak Wendra, Ibu Kumala, Ibu
Cica, Bapak Sutrisno, Bang Erwin P. Manik, Bang Edi, Bg Hadi, Bg Anto, serta
masyarakat sekitar Hutan Aek Nauli yang dengan ikhlas membantu penulis
kepada Kepala UPT Pengelola Taman Hutan Raya Bukit Barisan Bapak Ir. Liliek
Pudji Asmono, serta kepada seluruh staf dan pegawai di Taman Hutan Raya Bukit
Barisan, Bapak Sirait, Bang M. Sirait, F. Sinaga, Maya, Bapak Bukit serta seluruh
masyarakat sekitar yang juga ikhlas membantu penulis dalam menyelesaikan
penelitian di lokasi tersebut.
Teristimewa buat keluarga, terutama Ayahanda Lukmanul Hakim, ST dan
Ibunda Sumiati yang telah mencurahkan seluruh cinta kasih dan sayangnya,
memberikan motivasi, semangat, dorongan moril maupun materil serta doa yang
terus mengalir untuk penulis. Terima kasih juga kepada adik-adikku tercinta
Susanti Lukmana, Muhammad Zulkarnain dan Aulianti Lukmana yang senantiasa
memberikan semangat serta doa kepada penulis.
Buat rekan kerja penulis dalam penelitian Maya Anjelir Antika dan Zen L.
Siallagan yang selalu menyemangati dan saling membantu sehingga penelitian
dapat berjalan lancar. Terima kasih juga untuk sahabat-sahabat penulis, khususnya
Fatimah Sari Nasution, Febry Harissa Surbakti, Nindy Pratita, dan Shoumi
Ramadhani, beserta teman-teman lain di kelas BIOLOGI NONDIK’08 yang tidak
bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas semangat, dukungan, dan
kebaikannya selama ini.
Dan tak lupa juga kepada seseorang yang teramat istimewa Maulana FM
Tampubolon yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis sejak
awal perkuliahan hingga penulis mampu mnyelesaikan tugas akhir perkuliahan
ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi, teknik penyajian maupun dari isinya. Oleh karena itu dengan hati terbuka
penulis menerima kritikan dan saran yang membangun untuk kesempurnaan.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi, terima kasih.
Medan, Juli 2012
Wulanti Lukmana
Keanekaragaman Jenis Lichenes Pada Tegakan Pohon Rasamala (Altingia excelsa) Di Tahura Bukit Barisan Tongkoh Kab. Karo dan Hutan Aek Nauli
Parapat Kab.Simalungun
Skripsi
Wulanti Lukmana (NIM : 408241050) ABSTRAK
Peneltian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang keanekaragaman lichenes, vegetasi, perbandingan jenis, hubungan kekerabatan, distribusi, sifat fisik media tumbuh, dan korelasi jenis yang tumbuh pada tegakan pohon Rasamala (Altingia excelsa) di Tahura Bukit Barisan Tongkoh Kab. Karo dan Hutan Aek Nauli Parapat Kab. Simalungun.
Penelitian dilaksanakan mulai bulan April 2012 hingga Juni 2012. Populasi penelitian ini adalah seluruh lichenes yang terdapat di lokasi penelitian. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan penggambilan sampel menggunakan metode Transek Vertikal ke atas setinggi 4 m.
Hasil penelitian menunjukkan adanya keanekaragaman yang tinggi dan diperoleh 26 jenis lichens yang terdiri dari 11 genus pada kedua lokasi penelitian. Hasil analisis vegetasi didapatkan nilai penting dari penjumlahan KR, FR, dan DR di Tahura yaitu tertinggi Usnea dasypoga dan terendah Lepraria sp3 dan Pyrhospora quernea, di Hutan Aek Nauli tertinggi Lecanora thysanophora dan terendah Lepraria sp2. Pada perbandingan jenis lichenes didapat hasil yang berbeda antara kedua lokasi. Terdapat 4 pasangan kelompok lichenes yang tidak memiliki jarak ketidaksamaan pada hubungan kekerabatan. Pola distribusi lichenes mengelompok. Melalui pengukuran faktor fisika kimia lingkungan yang dikorelasikan dengan keanekaragaman didapatkan hasil positif atau searah pada suhu dan cahaya dan negatif pada kelembaban di Tahura, sedangkan di Aek Nauli didapatkan hasil negatif pada suhu dan positif pada kelembaban dan cahaya. Korelasi keseluruhannya adalah rendah kecuali pada suhu dan kelembaban di Tahura. Jenis lichenes yang terdapat di Tahura dan Aek Nauli memiliki korelasi yang sangat rendah.
Diversity of Species Lichenes on Stands Rasamala (Altingia excelsa) in Tahura Bukit Barisan Tongkoh Kab. Karo and Aek Nauli Forest
Parapat Kab. Simalungun
Skripsi
Wulanti Lukmana (NIM : 408241050) ABSTRACT
This research aims to obtain result about the diversity lichenes, vegetation, type of comparison, fenetic phylogenic relations, distribution, physical character of growth media, and the correlation of the type that growth on stands Rasamala (Altingia excelsa) in Bukit Barisan Tahura Tongkoh Kab. Karo and Aek Nauli Forest Parapat Kab. Simalungun.
The experiment was conducted from April 2012 until June 2012. This population is all lichenes contained at the research location. This research is descriptive method with take samples using vertical transects up as high as 4 m.
The results showed a high diversity and obtained 26 types of lichens are composed of 11 genera in both of research location. The analysis of vegetation critical value obtained from the sum of KR, FR, and DR in Tahura the highest is Usnea dasypoga and lowest are Lepraria sp3 and Pyrhospora quernea, in Aek Nauli Forest the highest is Lecanora thysanophorat and lowest Lepraria sp2. In the comparison of the type of lichenes obtained different results between the two locations. There are four groups of couples lichenes who do not have the inequality distance in fenetic phylogenic relation. Pattern of lichenes distribution is clumped. Through measurements of physical and chemical environment factors that correlated with diversity obtained the positive results in the temperature and light and negative in the humidity on Tahura, while in Aek Nauli obtained negative results on the temperature and humidity and light on the positive. Correlation of all are low, axcept in temperatur and humidity on Tahura. Species of lichenes in Tahura and Aek Nauli forest have low correlation.
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel xi
Daftar Lampiran xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Batasan Masalah 3
1.3. Rumusan Masalah 3
1.4. Tujuan Penelitian 4
1.5. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengenalan Lichenes 6
2.2. Morfologi Thallus 8
2.2.1. Morfologi luar 8
2.2.2. Morfologi Dalam (Anatomi) 10
2.2.3. Struktur Vegetatif 12
2.3. Klasifikasi Lichenes 13
2.4. Habitat dan Penyebaran Lichenes 15
2.5. Pengaruh faktor Lingkungan bagi Lichenes 17 2.6. Pengenalan Rasamala (Altingia excelsa) 18
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 21
3.2. Populasi dan Sampel 21
3.3. Alat dan Bahan 21
3.4. Rancangan Penelitian 22
3.5. Prosedur Penelitian 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 30
4.1.1. TAHURA Bukit Barisan Tongkoh Kab.Karo 30 4.1.2. Hutan Aek Nauli Parapat Kab.Simalungun 30 4.2. Jenis-jenis Lichens yang ditemukan di TAHURA Bukit
Barisan Kab.Karo dan Hutan Aek Nauli Parapat 31
4.3. Analisis Vegetasi 46
4.3.1. Taman Hutan Raya Bukit Barisan Tongkoh Kab.Karo 46 4.3.2. Hutan Aek Nauli Parapat Kab.Simalungun 50 4.4. Persentase Perbandingan Jenis Lichenes di kawasan TAHURA
Bukit Barisan Tongkoh dan Hutan Aek Nauli Parapat 53 4.5. Indeks Keanekaragaman Lichenes pada Seluruh Kawasan
TAHURA Bukit Barisan Tongkoh dan Hutan Aek Nauli Parapat 56 4.6. Hubungan Kekerabatan Lichenes di TAHURA Bukit Barisan
Tongkoh dan Hutan Aek Nauli Parapat 58 4.7. Pola Distribusi Lichenes di TAHURA Bukit Barisan Tongkoh
dan Hutan Aek Nauli Parapat 65
4.8. Analisis Korelasi Lichenes di TAHURA Bukit Barisan Tongkoh
dan Hutan Aek Nauli Parapat 67
4.9. Pembahasan 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 73
5.2. Saran 74
DAFTAR PUSTAKA 75
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Haematomma accolens 8
Gambar 2.2 Acarospora 8
Gambar 2.3 Xantoria elegans 9
Gambar 2.4 Cladonia portentosa 9
Gambar 2.5 Psora pseudorusselli 10
Gambar 2.6 Morfologi Tallus 10
Gambar 2.7 Altingia excelsa 18
Gambar 2.8 Pohon Rasamala 19
Gambar 3.1 Skema Plot Pengambilan Sampel Pada Tegakan Pohon 23
Gambar 4.1 Pyrenula nitida 32
Gambar 4.2 Pyrenula sp 33
Gambar 4.3 Lepraria sp1. 33
Gambar 4.4 Lepraria sp2 34
Gambar 4.5 Lepraria sp3 34
Gambar 4.6 Lepraria sp4 35
Gambar 4.7 Lepraria incana 35
Gambar 4.8 Collema furfuraceum 36
Gambar 4.9 Graphis scripta 37
Gambar 4.10 Graphis sp. 37
Gambar 4.11 Pyrhospora quernea 38
Gambar 4.12 Lecanora thysanophora 38
Gambar 4.14 Lecanora sp2. 39
Gambar 4.15 Lecanora sp3. 40
Gambar 4.16 Verrucaria maura 41
Gambar 4.17 Verrucaria sp1. 41
Gambar 4.18 Verrucaria sp2. 42
Gambar 4.19 Verrucaria sp2. 42
Gambar 4.20 Lecidella elaeochroma 43
Gambar 4.21 Rimelia reticulata 43
Gambar 4.22 Usnea dasypoga 44
Gambar 4.23 Usnea fillipendula 45
Gambar 4.24 Parmelia sp1. 45
Gambar 4.25 Parmelia sp2. 46
Gambar 4.26 Parmelia sp3. 46
Gambar 4.27 Persentase jenis Lichenes di wilayah Tahura 54
Gambar 4.28 Persentase jenis Lichenes di wilayah Hutan Aek Nauli 55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Ciri dan Sifat Morfologi Lichenes di Tahura
Bukit Barisan Kabupaten Karo 79
Lampiran 2 Tabel Ciri dan Sifat Morfologi Lichenes di Hutan
Aek Nauli Parapat 83
Lampiran 3 Tabel Indeks Keanekaragaman Lichenes di Tahura
Bukit Barisan Tongkoh dan Hutan Aek Nauli Parapat 87
Lampiran 4 Perhitungan data vegetasi lichenes di Taman Hutan
Raya Bukit Barisan Tongkoh 89
Lampiran 5 Perhitungan data vegetasi lichenes di Hutan Lindung
Aek Nauli Parapat 95
Lampiran 6 Foto-foto Pelaksanaan Pengambilan Sampel Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Lumut kerak merupakan salah satu anggota dari tumbuhan tingkat rendah
yang mana belum mendapatkan perhatian yang maksimal seperti anggota yang
lainnya. Organisme ini sebenarnya merupakan kumpulan antara fungi dan alga,
tetapi sedemikian rupa, sehingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan
suatu kesatuan. Banyak jenis Ascomycotina dan beberapa jenis Basidiomycotina
hidup bersimbiosis dengan alga hijau atau alga biru yang umumnya bersel satu
yang membentuk lichenes. (Hasairin, 2007 ; Sujana, 2007)
Menurut Aththorick dan Siregar (2006), lichenes tergolong tumbuhan
perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Lichenes hidup sebagai
epifit pada pohon-pohon, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di daerah tundra
di sekitar kutub utara. Lichenes dapat kita temukan sampai di atas gunung-gunung
yang tinggi. Beberapa jenis dapat masuk pada bagian-bagian pinggir batu, oleh
karenanya disebut endolitik.
Alga dan jamur bersimbiosis membentuk lichenes baru jika bertemu jenis
yang tepat. Para ahli mengemukakan berbagai pendapat mengenai pengelompokan
atau klasifikasi lichenes dalam dunia tumbuhan. Ada yang berpendapat bahwa
lichenes dimasukkan kedalam kelompok yang tidak terpisah dari jamur, tapi
kebanyakan ahli berpendapat bahwa lichenes perlu dipisahkan dari jamur atau
memiliki kelompok sendiri. Alasan dari pendapat yang kedua ini adalah karena
jamur yang membangun tubuh lichenes tidak akan membentuk tubuh lichenes
tanpa alga. Hal lain didukung oleh karena adanya zat-zat hasil metabolisme yang
tidak ditemui pada alga dan jamur yang hidup terpisah. (Yurnaliza, 2002)
Menurut Hawksworth (1984), Lichenes dapat tumbuh baik pada
kondisi-kondisi lingkungan yang sangat ekstrim, seperti gurun pasir, di Antartica yang
mempunyai temperatur di bawah 00C. Perbedaan geografis menghasilkan banyak
sekali variasi dari lichenes tersebut. Lichenes juga merupakan tumbuhan indikator
mengalami kemunduran di daerah yang terkena polusi tetapi menjadi langka atau
menghilang (Pratiwi, 2006). Lichenes (lumut kerak) menurut Suwarso (1995),
dapat mempengaruhi komponen ekosistem lain dan juga keberadaannya sangat
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, seperti mempunyai kemampuan dalam
menyerap bahan-bahan beracun di udara dan menampilkan gejala yang khas untuk
bahan beracun tertentu. Hampir sebagian besar spesies lichenes sangat sensitif
terhadap gas belerang dioksida (SO2) dan gas buang lainnya yang berasal dari
industri dan kendaraan bermotor.
Menurut Suwarso (1995), berdasarkan data Herbarium Bogoriensis Bogor,
lichenes di Indonesia berjumlah 40.000 spesies, namun belum banyak peneliti di
Indonesia yang menekuni penelitian ini, sehingga peluang untuk meneliti
Lichenes di Indonesia masih terbuka luas dan berpotensi. Kenyataan yang
diketahui dan ditampilkan dalam buku-buku biologi memperlihatkan bahwa hanya
beberapa spesies saja yang dikenal, padahal jumlahnya mencapai 40.000 spesies.
Kawasan Hutan sangat potensial untuk habitat pertumbuhan dari lichenes.
Salah satu diantaranya hutan yang terdapat di Sumatera Utara merupakan
ekosistem hutan hujan tropis yang merupakan habitat makhluk hidup.
Hutan-hutan ini belum banyak dilakukan penelitian tentang flora dan faunanya,
walaupun ada hanya dibeberapa hutan lindung dan cagar alam yang khusus
meneliti fauna dan flora, namun penelitian tentang keanekaragaman dan
persebaran lichenes masih jarang dilakukan, seperti pada Hutan Aek Nauli Parapat
Kab.Simalungun dan Taman Hutan Raya (TAHURA) Tongkoh, Berastagi. Kedua
kawasan hutan ini dapat dijadikan sebagai lokasi penelitian mengenai
keanekaragaman lichenes, khususnya pada tegakan pohon Altingia excelsa
(Rasamala) yang banyak terdapat di Bukit Barisan, TAHURA. Secara umum
keadaan fisik dan vegetasi di kedua lokasi penelitian ini berbeda. Tipe vegetasinya
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tipe vegetasi semak belukar, hutan sekunder
dan hutan primer dari dataran rendah sampai dataran tinggi mencapai ketinggian ±
2000 m dpl. Topografinya dataran sampai berbukit dengan kemiringan lahan
tanah liat dan berpasir. Kawasan hutan ini memiliki bulan basah (Curah Hujan
16,80C-230C, serta kelembaban yang tinggi ± 80% (Tjitrosoepomo, 1989; Duades,
2004).
Berdasarkan hal di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Keanekaragaman Jenis Lichenes Pada Tegakan Pohon Rasamala
(Altingia excelsa) di TAHURA Bukit Barisan Tongkoh, Kab. Karo dan Hutan
Aek Nauli Parapat Kab. Simalungun”.
1.2. Batasan Masalah
Permasalahan yang terdapat pada penelitian ini dibatasi hanya pada
keanekaragaman dan distribusi jenis lichenes yang terdapat pada tegakan pohon
Rasamala atau tulasan (Altingia excelsa) yang ada di TAHURA Bukit Barisan
Tongkoh, Kab. Karo dan Hutan Aek Nauli Parapat Kab. Simalungun.
1.3. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah vegetasi lichenes pada tegakan pohon Rasamala di
TAHURA Bukit Barisan, Tongkoh dan Hutan Aek Nauli Parapat,
meliputi:
a. Bagaimanakah Kerapatan Relatif (KR) suatu jenis Lichenes?
b. Bagaimanakah Frekuensi Relatif (FR) suatu jenis Lichenes?
c. Bagaimanakah Dominansi Relatif (DR) suatu jenis Lichenes?
d. Bagaimanakah Indeks Nilai Penting (INP) dari masing-masing jenis
Lichenes?
2. Bagaimanakah indeks keanekaragaman jenis lichenes pada tegakan pohon
Rasamala di TAHURA Bukit Barisan Tongkoh dan Hutan Aek Nauli
Parapat?
3. Bagaimanakah perbandingan jenis lichenes yang tumbuh pada tegakan
pohon Rasamala di TAHURA Bukit Barisan Tongkoh Kab. Karo dan
Hutan Aek Nauli Parapat Kab. Simalungun?
4. Bagaimanakah pola hubungan kekerabatan lichenes pada tegakan pohon
5. Bagaimanakah pola distribusi lichenes pada tegakan pohon Rasamala di
TAHURA Bukit Barisan Tongkoh, Kab. Karo dan Hutan Aek Nauli
Parapat Kab.Simalungun?
6. Bagaimanakah sifat fisik kimia media tumbuh atau substrat dari lichenes
yang terdapat di TAHURA Bukit Barisan Tongkoh, Kab. Karo dan Hutan
Aek Nauli Parapat Kab.Simalungun?
7. Bagaimana korelasi jenis lichenes yang terdapat di kawasan TAHURA
Bukit Barisan Tongkoh, Kab. Karo dan Hutan Aek Nauli Parapat
Kab.Simalungun?
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui vegetasi lichenes pada tegakan pohon Rasamala di
TAHURA Bukit Barisan Tongkoh, Kab. Karo dan Hutan Aek Nauli
Parapat Kab.Simalungun, meliputi :
a. Kerapatan Relatif (KR) suatu jenis Lichenes
b. Frekuensi Relatif (FR) suatu jenis Lichenes
c. Dominansi Relatif (DR) suatu jenis Lichenes
d. Indeks Nilai Penting (INP) dari masing-masing jenis Lichenes
2. Untuk mengetahui indeks keanekaragaman jenis lichenes pada tegakan
pohon Rasamala di TAHURA Bukit Barisan Tongkoh, Kab. Karo dan
Hutan Aek Nauli Parapat Kab.Simalungun
3. Untuk mengetahui perbandingan jenis lichenes yang tumbuh pada tegakan
pohon Rasamala di TAHURA Bukit Barisan Tongkoh, Kab. Karo dan
Hutan Aek Nauli Parapat Kab.Simalungun
4. Untuk mengetahui pola hubungan kekerabatan lichenes pada tegakan
pohon Rasamala di TAHURA Bukit Barisan Tongkoh, Kab. Karo dan
Hutan Aek Nauli Parapat Kab.Simalungun
5. Untuk mengetahui pola distribusi lichenes pada tegakan pohon Rasamala
di TAHURA Bukit Barisan Tongkoh, Kab. Karo dan Hutan Aek Nauli
6. Untuk mengetahui sifat fisik kimia media tumbuh atau substrat dari
lichenes yang terdapat di TAHURA Bukit Barisan Tongkoh Kab. Karo
dan Hutan Aek Nauli Parapat Kab. Simalungun
7. Untuk mengetahui korelasi jenis lichenes yang terdapat di kawasan
TAHURA Bukit Barisan Tongkoh Kab. Karo dan Hutan Aek Nauli
Parapat Kab.Simalungun
1.5. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Informasi tentang kekayaan jenis-jenis lumut kerak yang tumbuh pada
tegakan yang sama dengan 2 kawasan, yaitu di TAHURA Bukit Barisan
Tongkoh, Kab. Karo dan Hutan Aek Nauli Parapat Kab.Simalungun,
sekaligus menambah koleksi jenis lichenes.
2. Informasi tentang perbandingan jenis lichenes, hubungan kekerabatan,
pola persebaran dan sifat fisik kimia media tumbuh dari lichenes yang
terdapat pada tegakan yang sama di TAHURA Bukit Barisan Tongkoh
Kab. Karo dan di Hutan Aek Nauli Parapat.
3. Informasi tentang korelasi jenis lichenes yang tumbuh pada tegakan yang
sama di dua kawasan berdasarkan ekologisnya.
4. Pangkalan data dan data pendukung bagi peneliti lain serta bagi
mahasiswa yang mengadakan penelitian lanjutan tentang lichenes dapat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Ditemukan 26 jenis lichenes di Taman Hutan Raya Bukit Barisan dan
Hutan Aek Nauli Parapat yang terbagi ke dalam 11 genus yang
diidentifikasi menurut Misra dan Agrawal. Adapun genus tersebut yaitu
Lepraria (Lepraria incana, Lepraria sp1, Lepraria sp2, Lepraria sp3,
Lepraria sp4), Collema (Collema furfuraceum), Graphis (Graphis scripta
dan Graphis sp.), Lecanora (Lecanora thysanophora, Lecanora sp1,
Lecanora sp2, dan Lecanora sp3), Parmelia (Parmelia sp1, Parmelia sp2,
Parmelia sp3), Pyrenula (Pyrenula nitida dan Pyrenula sp), Rimelia
(Rimelia reticulata), Usnea (Usnea dasypoga dan Usnea fillipendula),
Verrucaria (Verrucaria maura, Verrucaria sp1, Verrucaria sp2,
Verrucaria sp3), Pyrhospora (Pyrhospora quernea), dan Lecidella
(Lecidella elaeochroma).
2. Hasil analisis vegetasi di wilayah Tahura adalah KR tertinggi Usnea
dasypoga, terendah Lepraria sp3 dan Pyrhospora quernea. FR tertinggi
Lepraria incana, terendah Graphis scripta dan Parmelia sp3. DR tertinggi
Usnea dasypoga, terendah Pyrhospora quernea. Di wilayah Hutan Aek
nauli KR tertinggi adalah Lecanora thysanophora terendah Lepraria sp2,
FR tertinggi Lecanora thysanophora terendah Verrucaria sp3 dan
Lepraria sp2, dan DR tertinggi Lecanora thysanophora terendah Usnea
fillipendula. Sedangkan INP di Tahura yaitu tertinggi Usnea dasypoga
terendah Lepraria sp3 dan Pyrhospora quernea dan di Hutan Aek nauli
tertinggi Lecanora thysanophora terendah Lepraria sp2.
3. Persentase perbandingan jenis lichenes didapatkan di wilayah Tahura
tertinggi Usnea dasypoga (20,21%) dan Lepraria incana (14,27%)
Hutan Aek Nauli tertinggi Lecanora thysanophora dan Lepraria sp4
(21,78%) terendah Usnea fillipendula (0,16%).
4. Nilai keanekaragaman H’ Tahura = 2,56 dan H’ Aek Nauli = 2,36 yang
artinya berada dalam keadaan baik (tinggi) karena nilainya H’ > 2.
5. Hubungan Kekerabatan Lichenes didapat dengan menggunakan 8 ciri
morfologi sebagai parameter hingga didapatkan pohon cluster yang
menerangkan 4 pasangan spesies yang memiliki nilai 0 pada jarak
ketidaksamaannya.
6. Indeks distribusi yang didapat adalah lebih dari 1 (V/m>1) yang
merupakan pola distribusi mengelompok. Hal ini menunjukkan bahwa tipe
pola distribusi di lokasi penelitian mencerminkan heterogen mode
reproduktif, behavior berkelompok, dan lain-lain.
7. Hasil analisis korelasi Pearson dengan beberapa faktor fisika kimia
korelasinya positif (+) atau searah pada suhu dan cahaya di Tahura dan
negatif (-) pada kelembaban, sedangkan di Aek Nauli korelasinya negatif
pada suhu dan positif pada kelembaban dan cahaya dengan indeks
keanekaragaman (H'), hubungan korelasi keseluruhan menurut Sulaiman
(2005) adalah rendah, kecuali pada suhu dan kelembaban di Tahura. Pada
korelasi jenis didapatkan hasil 0,129 yang artinya korelasinya sangat
sangat rendah atau dapat diabaikan.
5.2. Saran
1. Perlu dilakukan identifikasi lanjutan jenis spesies Graphis sp, Pyrenula sp,
Parmelia sp, Verrucaria sp, Lepraria sp, dan Lecanora sp karena ciri-ciri
morfologi yang didapat dalam penelitian ini kurang spesifik.
2. Perlu dilakukan penambahan jumlah pohon Rasamala (Altingia excelsa)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Rasamala. http://id.wikipedia.org/wiki/Rasamala. (Diakses April 2012)
Anonim. 2012. Pohon Rasamala. http://inla-jabar.org. (Diakses Januari 2012)
Aththorick, T. A. dan Siregar, E. S. (2006). Buku Ajar Taksonomi Tumbuhan. Medan. FMIPA Universitas Sumatera Utara
Barbour, M.G, JH.Burk., W.D.Pitts. 1987. Terresterial Plant Ecology. The Benjamin/Cumming Publishing Company. California
Bold, H. C., C. J. Alexopoulus, T. Delevoryas, 1987. Morphology of Plants and Fungi. Fifth edition. New York. Harper and Row Publishers
Brown, D.H. 1985. Lichen Physiology and Cell Biology. New York. Plenium Press.
Djam’an. 2002. Informasi Singkat Benih. Bogor : Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan http://www.dephut.go.id/
INFORMASI/RRL /IFSP/Altingia%20_excelsa.pdf (diakses April 2012)
Duades, R. R., 2004. Studi Keanekaragaman Tumbuhan Obat Di Hutan Penelitian Aek Nauli Kabupaten Simalungun, Skripsi, FMIPA, Medan. Unimed
Dunn, G. & D. Everitt. 1982. An Introduction to Matematical Taxonomy. Cambridge. Cambridge University.
Duta, A. C. 1968. Botany for Degree Studens. Bombay Calcuta-Madras. Oxford University Press
Gengler-Nowak, K. 2002. Phenetic analysis of morphological traits in the malesherbia humilis complex (malesherbiaceae). Taxon 51 : 281-293.
Hasairin, A. 2003. Analisis Keanekaragaman Araceae (Talas-talasan) di Cagar Alam Sibolangit Melalui Kekerabatan Fenetik dan Sifat Fisik Media Tumbuh. Medan. FMIPA Universitas Medan
Hawksworth, D. L. 1984. The Lichen-Forming Fungi. Chapman and Hall Publishers. New York
Istam, Y. C. 2007. Respon Lumut Kerak Pada Vegetasi Pohon sebagai Indikator Pencemaran Udara di Kebun Raya Bogor dan Hutan Kota Manggala Wana Bakti, Skripsi, Fakultas Kehutanan, Bogor. Institut Pertanian Bogor
Januardania, D. 1995. Jenis-jenis Lumut Kerak yang Berkembang pada Tegakan Pinus dan Karet di Kampus IPB Darmaga Bogor. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor
Juanda, A. 2007. Studi Keanekaragaman Lichenes di Hutan Lindung Aek Nauli Parapat Kabupaten Simalungun Berdasarkan Ketinggian Tempat dan Substrat Tumbuhnya. Medan. FMIPA Unimed
Kimball, J. 1999. Biologi. Bogor. Penerbit Erlangga
Krebs, C.Z. 1985. The Experimental Analysis of Distribution and Abundance. Third Edition. New York. Harper and Row Publisher inc.
Kusmana, C. Dan Istomo. 1995. Ekologi Hutan. Bogor. Bahan Kuliah Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB.
Lubis, S.R. 2009. Keanekaragaman dan Pola Distribusi Tumbuhan Paku di Hutan Wisata Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara. Medan. Universitas Sumatera Utara
Marpaung, B. 2009. Apa dan Bagaimana Mempelajari Analisa Vegetasi. http://boymarpaung.wordpress.com/2009/04/20/apa-dan-bagaimana-mempelajari-analisa-vegetasi/ (diakses April 2012)
McCune, B. 2010. Key to the Lichen Genera of the Pacific Northwest. Oregon. Oregon State University
Misra, A. dan Agrawal, R. P. 1978. Lichens (A Preliminary Text). New York-Bombay-Calcuta. Oxford and IBH Publishing Co.
Nursal; Firdaus; dan Basori. (2005). Akumulasi Timbal (Pb) Pada Talus Lichenes di Kota Pekan Baru. Pekan Baru. Universitas Riau Pekan Baru
Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: UGM Press.
Pardede,Ch. Zulkifli Simatupang. 2003. Diktat Perkuliahan Ekologi Tumbuhan. Medan. Universitas Negeri Medan.
Phillips, Roger. 1990. Grasses, Ferns, Mosses & Lichenes. Oxford University Press.
Polunin, N. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa IImu Serumpun. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.
Pramono, A dan Dharmawati. 2002. Informasi Singkat Benih. Bogor : Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan http://www.dephut.
go.id/INFORMASI/RRL/IFSP/Altingia%20_excelsa.pdf (diakses April
2012)
Pratiwi, M. E. 2006. Kajian Lumut Kerak Sebagai Bioindikator Kualitas Udara. Bogor. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Rohlf, F. J. 1998. NTSYSpc Version 2.0. Exeter Software. Setauket, New York.
Sharnoff. S. D. 2002. Lichen Biology and The Environment The Special Biology of Lichens. http:/ www.lichen.com. (Diakses Januari 2012)
Sipman, H. J. M. 2003. Key to the lichen genera of Bogor, Cibodas and Singapore. http://www.bgbm.org/sipman/keys/Javagenera.htm. (Diakses Januari 2012).
Sipman, H. J. M. 2009. Lichenes – Key to Some Common Genera of Bogor, Cibodas, and Singapore. BIOTROP Fifth Regional Training Course on Biodiversity and Conservation of Bryophytes and Lichenes. Bogor Indonesia, July 14-24, 2009.
Soerianegara, I. dan Lemmens. 1994. Plant Resources of South-East Asia No. 5(1) Timber trees: Major commercial timbers. PROSEA Bogor Indonesia. http://bpthbalinusra.net/isbseedleaflet/68-altingia-excelsa.html (Diakses Apri 2012)
Sujana, A. 2007. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta. Mega Aksara
Sulaiman, W. 2005. Statistik Non-Parametrik Contoh Kasus dan Pemecahannya Dengan SPSS. Yogyakarta. Penerbit Andi
Suwarso, Wahyudi. 1995. Koleksi Lichenes di Herbarium Bogoriense: Prosiding Seminar Sehari. LIPI Pusat Konservasi Tumbuhan – Kebun Raya Bogor.
Teguhadang. 2010. Taksonomi Tumbuhan Rendah. http://teguhadang.wordpress. com/2010/06/08/lichenes/ (diakses Januari 2012)
Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Trisusanti, D. 2003. Inventarisasi Liken Krustos Lirela Asal Jawa Barat dan Pengenalan Bentuk Kristalnya. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Bogor.