• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA MELALUI METODE SYNECTIK DENGAN MATERI LIMBAH INDUSTRI Upaya Meningkatkan Kemandirian Siswa Melalui Metode Synectik Dengan Materi Limbah Industri Dalam Pembelajaran Di Kelas XI IPA Biologi SMK N 9 Surakarta Tahun Aja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA MELALUI METODE SYNECTIK DENGAN MATERI LIMBAH INDUSTRI Upaya Meningkatkan Kemandirian Siswa Melalui Metode Synectik Dengan Materi Limbah Industri Dalam Pembelajaran Di Kelas XI IPA Biologi SMK N 9 Surakarta Tahun Aja"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA MELALUI

METODE SYNECTIK DENGAN MATERI LIMBAH INDUSTRI

DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS XI IPA

BIOLOGI SMK N 9 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Biologi

Disusun Oleh :

BERTY NOVITA ARDIANTY A 420090139

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl.A.Yani Tromol Pos I.Pabelan Kartasura, Telp. (0271) 717417, Fax (0271)715448 Surakarta 57102

 

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir :

Nama : Drs. H. Sofyan Anif, M.Si

NIK/NIP : 547

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa :

Nama : BERTY NOVITA ARDIANTY N I M : A 420090139

Program Studi : Pendidikan Biologi

Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA MELALUI METODE SYNECTIK DENGAN MATERI LIMBAH INDUSTRI DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS XI IPA BIOLOGI SMK N 9 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(3)

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA MELALUI METODE SYNECTIK DENGAN MATERI LIMBAH INDUSTRI

DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS XI IPA BIOLOGI SMK N 9 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2012/2013

BERTY NOVITA ARDIANTY, A 420090139, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,2012,74 halaman

ABSTRAK

Pendidikan merupakan salah satu factor penting dalam pembangunan di setiap Negara, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta untuk menyiapkan generasi masa kini sekaligus masa yang akan datang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk megetahui apakah metode Synectik mampu meningkatkan kemandirian siswa dalam proses pembelaran siswa kelas XI IPA Biologi SMK N 9 SURAKARTA Tahun Ajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas), subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA Biologi SMK N 9 SURAKARTA, yang berjumlah 32 siswa. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah Wawancara, observasi, studi dokumen, evaluasi (post test). Tehnik analisis data yaitu dengan deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil kemandirian belajar IPA Biologi sebelum menggunakan metode Synectik hanya 5 (12%) siswa dari 32 siswa. Selanjutnya setelah penerapan metode Synectik tersebut hasil dari siklus I meningkatkan kemandirian siswa sebanyak 16 (41%) siswa dari 32 siswa, kemudian hasil tindakan dari siklus II jumlah siswa yang aktif meningkat sebanyak 31 (88%) siswa dari 32 siswa, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran metode Synectik dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa pada pembelajarn kelas XI IPA Biologi SMK N 9 SURAKARTA Tahun Ajaran 2012/2013

 

(4)

A. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan di

setiap Negara, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan dan

mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta untuk

menyiapkan generasi masa kini sekaligus masa yang akan datang. Pendidikan

yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya

untuk sesuatu profesi tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang

dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pendidikan

hendaknya tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini tetapi

merupakan proses yang mengantisipasi dan menyiapkan peserta didik pada

generasi masa depan. Di setiap Negara akan selalu berusaha untuk

meningkatkan kualitas pendidikan supaya tidak ketinggalan dengan Negara

lain.

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pendidikan merupakan

usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki

peserta didik melalui proses pembelajaran. Pendidikan bertujuan untuk

mengembangkan potensi anak agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia,

serta memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan

warga negara. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang mulia ini disusunlah

kurikulum yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, bahan dan metode pembelajaran. Oleh karena itu, peran guru dalam

mengajar dituntut untuk membantu, membimbing, mengarahkan, memotivasi

dan memfasilitasi siswa agar berperan aktif dalam proses pembelajaran guna

tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Dalam proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses

interaksi antara yang belajar (siswa) dengan pengajar (guru). Seorang siswa

telah dikatakan belajar apabila ia telah mengetahui sesuatu yang sebelumnya

ia tidak dapat mengetahuinya, termasuk sikap tertentu yang sebelumnya belum

(5)

telah membantu siswa atau orang lain untuk memperoleh perubahan yang

dikehendaki.

Guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar hendaknya

berupaya menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya

proses belajar mengajar yang efektif dan efesien untuk para siswanya. Dalam

hal ini dapat meningkatkan efektivitas kegiatan belajar mengajar.

Metode mengajar adalah suatu rencana atau pola mengajar yang

digunakan oleh guru dalam menyusun kurikulum, mengatur materi-materi

pelajaran dan petunjuk bagaimana seharusnya guru mengajar di kelas.

Mengingat beragamnya metode mengajar yang telah diterapkan di

sekolah-sekolah, tentu akan lebih bijaksana bila guru memilih dan mencoba

menggunakan metode mengajar secara bervariasi untuk meningkatkan kualitas

profesi dan produktivitasnya dalam mengacu pada pemenuhan kebutuhan

siswa. Ada sejumlah metode atau pendekatan mengajar yang perlu dikenal

oleh para guru. Metode atau pendekatan tersebut pada umumnya bersumber

dari literatur asing. Metode atau pendekatan itu ada baiknya diketahui untuk

memperluas wawasan tentang pembelajaran.

Hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi serta

melakukan pengamatan langsung pembelajaran di kelas XI IPA Biologi SMK

N 9 SURAKARTA ditemukan beberapa permasalahan di antaranya adalah: 1)

siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar; 2) pengetahuan yang didapat siswa

sebagian besar adalah bentukan guru sehingga ketika guru bertanya ulang

mengenai konsep tertentu siswa cenderung tidak dapat menjawab dengan

benar; 3) rata-rata kriteria keterampilan proses yang dimiliki siswa dalam

belajar adalah kurang baik (KB) dengan persentase antara 25-49%, sehingga

siswa cenderung sulit untuk menyelesaikan permasalahan sendiri; 4) siswa

yang tuntas belajar pada kelas tersebut belum mencapai 75%, sehingga kelas

dinyatakan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dari uraian

di atas peneliti mencoba memilih metode penelitian berdasarkan permasalahan

yang ada. Peneliti memilih metode Synectik sebagai metode pembelajaran

(6)

B. METODE PENELITIAN

Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)

atau Classroom Action Research. Penelitian ini merupakan berbasis kelas

kolaboratif. Suatu penelitian yang bersifat praktis, situasional dan kontekstual

berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari–

hari di kelas XI IPA Biologi SMK N 9 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

Kepala Sekolah, guru dan peneliti senantiasa berupaya memperoleh hasil

yang optimal melalui cara dan prosedur yang efektif sehingga dimungkinkan

adanya tindakan yang berulang–ulang dengan variasi yang dapat

meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam kegiatan pembelajaran

melalui metode Synectik .

Metode pengumpulan data adalah suatu kegiatan untuk memperoleh data

yang dibutuhkan dan dapat diolah menjadi suatu data yang dapat disajikan

sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yaitu

dengan cara menganalisis data perkembangan siswa dari siklus I sampai

siklus terakhir, dalam penelitian ini peneliti akan menganalisis data dari siklus

I sampai siklus II.

Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan deskriptif kualitatif data

dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilakukan, dikembangkan sampai

perolehan data sampai dengan pengolahan data. Teknik yang digunakan

adalah media alur, yang terdiri dari tiga kegiatan yaitu reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan.

Reduksi data adalah penulisan data, penyederhanaan data, dan catatan

hasil lapangan. Data yang relevan dan terkait langsung dengan pelaksanaan

PTK yang diolah untuk bahan evaluasi. Penyajian data merupakan suatu

upaya menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk

paparan naratif, tabel, grafik, atau perwujudan lainnya yang dapat

memberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil tindakan yang

dilakukan. Penarikan kesimpulan merupakan pengambilan inti sari dari sajian

(7)
(8)

Berdasarkan pembelajaran secara keseluruhan dari tindakan kelas siklus

I sampai berakhirnya siklus II, usaha untuk mengatasi permasalahan yaitu

rendahnya kemandirian belajar dalam proses pembelajaran sudah mengalami

perubahan yang positif. Penggunaan metode Synectik merupakan suatu cara

untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa dalam proses belajar

mengajar di kelas XI IPA Biologi SMK N 9 SURAKARTA Tahun Ajaran

2012/2013.

Pembahasan hasil penelitian kolaboratif antara peneliti dengan guru IPA

kelas XI yang terlibat dalam kegiatan ini, serta profil kelas yang dibuat oleh

guru yang melakukan tindakan kerja kolaborasi dimulai dari: (1) perencanaan

tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan tindakan, (4) refleksi

hasilnya sebagai berikut, tentang proses pembelajaran dengan penggunaan

media metode Synectik hasil penelitian yang dilakukan secara kolaboratif

antara peneliti dan guru IPA kelas XI IPA Biologi SMK N 9 SURAKARTA

menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran Limbah Industri dengan

menggunakan metode Synectik telah memberikan dorongan kepada guru IPA

kelas XI IPA Biologi SMK N 9 SURAKARTA untuk mengembangkan

metode pembelajaran baru yang inovatif dalam melakukan pembelajaran yang

mengikut sertakan siswa, sehingga dalam proses pembelajaran tidak berpusat

pada guru dan siswa saja tetapi siswa juga bisa bersosialisasi dengan siswa

yang lainya.

Pembelajaran dengan penggunaan metode Synectik ini meminta peserta

didik aktif berinteraksi dan mandiri dengan sesama temannya, sehingga

mereka lebih mandiri dalam bertanya maupun berpendapat serta menjawab

pertanyaan agar lebih mudah memahami materi dan terlibat langsung dalam

proses pembelajaran. Berkaitan dengan adanya penggunaan metode Synectk

ini secara perlahan-lahan kemandirian belajar siswa dan konsentrasi serta

perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mengalami peningkatan

disetiap tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti. Siswa menjadi semakin

senang dalam mengikuti pelajaran dan lebih perhatian setiap mengikuti

(9)

diberikan oleh guru sehingga keaktifan belajar siswa dalam materi ajar dapat

maksimal.

Penggunaan metode Synectik untuk Upaya meningkatkan kemandirian

siswa dalam proses belajar mengajar di kelas XI IPA Biologi SMK N 9

SURAKARTA Tahun Ajaran 2012/2013 sebagai rekan kolaborasi melakukan

pembenahan pelaksanaan tindakan pada saat proses belajar mengajar.

Pembenahan tindakan tersebut adalah dengan lebih membuat suasana belajar

menjadi nyaman dan menyenangkan siswa sehingga kemandirian belajar

siswa dapat meningkat. Jumlah siswa yang mandiri mengikuti pembelajaran

IPA sebelum penelitian hanya 64.9 % dari 32 siswa. Kemampuan siswa

dalam mengerjakan soal untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa pada

siklus I meningkat menjadi 73.6 % dari 32 siswa. Selanjutnya peneliti

mengadakan revisi dan evaluasi lagi untuk mendapatkan hasil yang optimal,

akhirnya peneliti melaksanakan siklus II didapatkan hasil 83.84 % dari 32

siswa. Untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa dalam proses

pembelajaran peneliti memberikan motivasi-motivasi, dan melakukan proses

pembelajaran yang menarik sehingga rasa percaya diri dan semangat belajar

siswa meningkat yang pada akhirnya kemandirian belajar siswa juga ikut

meningkat.

D. SIMPULAN 

Dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan terlihat adanya

perubahan peningkatan hasil belajar dalam upaya meningkatkan kemandirian

siswa melalui metode Synectik dalam proses belajar mengajar di kelas XI

IPA Biologi SMK N 9 SURAKARTA Tahun Ajaran 2012/2013.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan metode Synectik telah mampu meningkatkan

(10)

Peningkatan kemandirian dapat dilihat pada saat siswa diberi

pertanyaan dan pada saat siswa mengemukakan pendapatnya.

2. Kemandirian belajar IPA Biologi sebelum menggunakan metode

Synectik hanya 64.9 % dari 32 siswa. Selanjutnya setelah penerapan

metode Synectik tersebut hasil dari siklus I meningkatkan kemandirian

siswa sebanyak 73.6 % dari 32 siswa, kemudian hasil tindakan dari

siklus II jumlah siswa yang aktif meningkat sebanyak 83.84 % dari 32

siswa.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto dkk, 2006. Penelitian Tindakan Kelas: Jakarta Bumi Aksara. Hal 101

Adrisn, 2000. Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa: http. metode mengajar.google.com Diakses 4 Februari 2013

Azwar Saifuddin, 2011. Sumber Data Penelitian: Universitas Negeri Surakartaa

Abdurrahman, 1998. Proses Belajar siswa: Budi Agung. Bandung.

Dahlan, 1990. Penerapan Model Synectik untuk meningkatkan kreatifitas siswa

dan proses belajar mengajar: Universitas gajah madhaa.

Depdiknas, 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Belajar Siswa. Hal. 8

Gordon,1989. Model dan Metode Pembelajaran, maspati, jakarta

Hamdani, 2010. Strategi Belajar Mengajar: Pustaka etika, Bandung

Hamalik, Oemar. 1997. Perencanaan PembelajaranBerdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Himstraa, 1994. Tingkat Kemandirian Siswa: Erlangga

Haris Mudjiman, 2009. Peningkatan kemandirian siswa melalui metode PAKEM

dalam pembelajaran matematika SMA N 3 Palembang: Universitas

Palembang

Mulyasa, 2009. Proses Belajar Mengajar : Simpati, Jakarta

Masidjo, 2009. Pengukuran Proses Pembelajaran :Erlangga

Muchitch, Saekhan.M dkk. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: RaSAIL Media Group

Munthe, Bermamy dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD UIN Sunan Kalijaga.

Rujiah, 2004. Penggunaan Model Synectik Dalam Proses Belajar Mengajar Di Sd

Inpres Rappokalling I Makassar: Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Veteran Republik Indonesia,Makassar

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suharsimi, Arikunto. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Suprayekti, 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Beajar

Siswa. Hal.11

Sugiyono, 2010. Instrumen Penelitian: Hal 199.Erlangga. Jakarta

Gambar

Grafik Hasil

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses interaksi antara yang belajar (siswa) dengan pengajar (guru). Seorang siswa telah dikatakan belajar apabila ia

proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II meningkat 16% menjadi 100%. Penilaian keaktifan dari keempat indikator dapat dilihat dalam gambar 1. Grafik perbandingan nilai

Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian tindakan yang menunjukkan peningkatan keaktifan belajar siswa, pada pra siklus rata-rata keaktifan siswa 57,22, dengan kategori siswa

Hasil tes siklus II setelah pelaksanaan tindakan, dari 32 siswa kelas IV yang mengikuti pelajaran Matematika dengan penerapan metode evaluasi kecakapan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Advance Organizer dengan peta konsep dapat meningkatkan kemandirian siswa kelas

kemandirian belajar dalam kategori cukup. Pada siklus I kemandirian belajar siswa dalam kategori rendah sebanyak 1 orang, kemandirian belajar dalam kategori cukup sebanyak 6 orang

Dan siklus III diperoleh hasil sebanyak 32 siswa (88,89%) memiliki minat baik, 2 siswa (5,56%) memiliki minat cukup, dan 2 siswa (5,56%) memiliki minat kurang Dari hasil ini dapat

Awal sebelum dilakukan tindakan, penalaran moral siswa berada pada tahap 2 (hasil pembulatan), kemudian diberikan materi cerita dilema moral pada siklus I hasil