Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Besarnya piutang ragu-ragu selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan yang mengakibatkan penurunan tingkat kolektibilitas piutang usaha, hal ini disebabkan oleh rasio petugas dan pelanggan yang tidak seimbang, kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia, kurang tegasnya sanksi yang diberikan kepada pelanggan terutama kalangan industri, serta tekanan ekonomi (economic pressure).
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui memadai atau tidaknya pelaksanaan internal auditing, untuk mengetahui tingkat kolektibilitas piutang usaha perusahaan, serta untuk mengetahui peranan internal auditing dalam menunjang tingkat kolektibilitas piutang usaha di PT PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan penelitian lapangan dengan observasi, penggunaan kuesioner, serta wawancana dengan staf perusahaan yang berwenang dalam bidang yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, data yang sudah terkumpul kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,601 sedangkan besarnya koefisien determinasi (KD) sebesar 36 % dan hasil uji-t diperoleh tHitung = 2,948 dan ttabel = 2,145 sehingga tHitung > ttabel. Dengan demikian berarti hipotesis alternatif (HA) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak, berarti terdapat peranan yang positif dari internal auditing dalam menunjang tingkat kolektibilitas piutang.
Pelaksanaan pemeriksaan internal dapat dikatakan memadai karena didukung oleh independensi dan kompetensi bagian internal audit, bagian internal audit berpedoman pada Standar Profesi Pengawasan Intern (SPPI), sebelum pemeriksaan dilaksanakan dibentuk tim pemeriksa terlebih dahulu, dan pelaksanaan pemeriksaan dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pelaporan hasil pemeriksaan, tindak lanjut hasil pemeriksaan dan laporan tindak lanjut hasil pemeriksaan. Meskipun demikian masih terdapat kelemahan diantaranya, pemeriksaan masih bersifat administrasi tidak kepada teknis operasional, fungsi pemeriksaan dilapangan berada pada fungsi pengawasan piutang, petugas penagihan kurang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik kepada palanggan, serta tidak adanya sistem insentif bagi petugas yang yang berhasil menagih piutang usaha. Selain itu, rasio petugas dengan pelanggan tidak seimbang, kurangnya sarana dan prasarana sehingga kegiatan penagihan menjadi kurang aktif, sanksi yang diberikan kepada pelanggan kurang tegas terutama dari kalangan industri, dan yang terakhir tekanan ekonomi.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI………..iv
DAFTAR TABEL...x
DAFTAR GAMBAR...xii
DAFTAR LAMPIRAN………...xiii
BAB I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian………..1
1. 2. Identifikasi Masalah………...4
1. 3. Batasan Masalah………...4
1. 4. Tujuan Penelitian………...5
1. 5. Kegunaan hasil Penelitian………...6
1. 6. Kerangka Pemikiran………..6
1. 7. Metode Penelitian………....14
1. 7. 1. Jenis Penelitian………...14
1. 7. 2. Teknik Pengumpulan Data………....15
1. 7. 3. Jenis dan Sumber Data………...15
1. 7. 4. Operasionalisasi Variabel………..16
1. 7. 5. Rancangan Pengujian Hipotesis………....16
Universitas Kristen Maranatha BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Peranan……… ………19
2. 1. 1. Definisi Peranan………....19
2. 1. 2. Konsep Peranan………....19
2. 2. Tinjauan Atas Auditing……… ...20
2. 2. 1. Definisi Auditing………...20
2. 2. 2. Jenis-jenis Audit……… ………23
2. 2. 3. Jenis-jenis Auditor………....24
2. 3. Internal Auditing………...26
2. 3. 1. Latar Belakang Internal Auditing………...26
2. 3. 2. Definisi Internal Auditing………...27
2. 3. 3. Tujuan dan Ruang Lingkup Internal Auditing………..29
2. 3. 4. Tipe Internal Auditing………...32
2. 3. 5. Manajemen Internal Audit………....33
2. 3. 5. 1. Struktur Departemen Internal Audit………33
2. 3. 5. 2. Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditor…………....35
2. 3. 5. 3. Pengembangan Kualitas Internal Auditor………...37
2. 3. 5. 4. Program Audit……….41
2. 3. 5. 5. Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan Internal………...43
2. 3. 5. 6. Laporan Internal Audit………....49
2. 3. 6. Kode Etik Profesi Internal Audit………...51
2. 3. 7. Standar Profesional Internal Audit………....52
Universitas Kristen Maranatha
2. 4. 1. Definisi Kolektibilitas Piutang………..57
2. 4. 2. Bukti Kolektibilitas Piutang……… ………..58
2. 4. 2. 1. Pemeriksaan Umur Piutang……….58
2. 4. 2. 2. Mendiskusikan Dengan Personalia Bagian Kredit………..58
2. 4. 2. 3. Me-review Penerimaan Piutang Setelah Tanggal Neraca………...60
2. 4. 2. 4. Review Korespondensi Dengan Debitur………..61
2. 4. 2. 5. Memeriksa Kemampuan Kredit Kreditur (Credit Rating) ……….63
2. 5. Piutang……….63
2. 5. 1. Definisi Piutang……….63
2. 5. 2. Klasifikasi Piutang……….63
2. 5. 3. Prosedur Pencatatan Piutang……….64
2. 5. 3. 1. Informasi Yang Diperlukan Oleh Manajemen………65
2. 5. 3. 2. Dokumen……….65
2. 5. 3. 3. Catatan Akuntansi………...66
2. 5. 3. 4. Metode Pencatatan Piutang……….67
2. 5. 4. Prosedur Pernyataan Piutang……….70
2. 5. 5. Piutang Usaha Tak Tertagih………..71
2. 5. 5. 1. Metode Pencatatan Piutang Tak Tertagih………...72
2. 5. 6. Tujuan Audit Terkait Dengan Saldo Piutang Usaha……….75
Universitas Kristen Maranatha BAB III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3. 1. Objek Penelitian………...80
3. 2. Metode Penelitian……….81
3. 2. 1. Populasi……… …...81
3. 2. 2. Operasionalisasi Variabel………...82
3. 2. 3. Skala Pengukuran………..88
3. 2. 4. Teknik Pengumpulan Data………....89
3. 2. 5. Rancangan Pengujian Hipotesis………....91
3. 2. 5. 1. Penetapan Hipotesis………....91
3. 2. 5. 2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen………...92
3. 2. 5. 2. 1. Pengujian Validitas Instrumen………...92
3. 2. 5. 2. 2. Pengujian Reliabilitas Instrumen………..93
3. 2. 5. 3. Pemilihan Tes Statistik……… ……...94
3. 2. 5. 4. Penetapan Kuat Lemah Pengaruh Antarvariabel…………97
3. 2. 5. 5. Penetapan Besar Kecil Pengaruh Antarvariabel………….97
3. 2. 5. 6. Penetapan Tingkat Signifikansi………...98
3. 2. 5. 7. Kriteria H0 Ditolak atau Diterima………...98
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Perusahaan………...99
4. 1. 1. Sejarah Singkat Perusahaan………....99
4. 1. 2. Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan………...102
Universitas Kristen Maranatha
4. 2. Internal Auditing………...108
4. 2. 1. Struktur Organisasi Internal Audit………...108
4. 2. 2. Standar Profesi Pengawasan Intern (SPPI)………. .111
4. 2. 2. 1. Tujuan………111
4. 2. 2. 2. Standar dan Pedoman Praktik Pengawasan Intern…...111
4. 2. 2. 3. Standar Atribut………...112
4. 2. 2. 4. Standar Kinerja………..114
4. 2. 3. Jenis Internal Auditing……… ………....121
4. 2. 3. 1. Pemeriksaan Buril (Desk Work)………121
4. 2. 3. 2. Pemeriksaan Lapangan………..123
4. 2. 4. Pelaksanaan Pemeriksaan Intern……….124
4. 2. 4. 1. Pelaksanaan Pemeriksaan Buril (Desk Work)…………...124
4. 2. 4. 2. Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan………...125
4. 2. 5. Pemeriksaan Internal Piutang Usaha (Listrik)………128
4. 3. Kolektibilitas Piutang Usaha………....132
4. 4. Piutang Usaha………...139
4. 4. 1. Prosedur Piutang Listrik……… ……….139
4. 4. 2. Piutang Tak Tertagih………...143
4. 4. 2. 1. Prosedur Penagihan Piutang Ragu-ragu………...146
4. 4. 2. 2. Penghapusan Piutang Tak Tertagih………..147
4. 5. Peranan Internal Auditing Dalam Menunjang Tingkat Kolektibilitas Piutang Usaha………...151
Universitas Kristen Maranatha 4. 7. Pengujian Hipotesis………..……….162
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1. Kesimpulan……….……..172
5. 2. Saran……… ……….……174
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. 1. Data Piutang Ragu-ragu……….3
Tabel 2. 1. Perbandingan Konsep Kunci Pengertian Internal Audit……….. 28
Tabel 3. 1. Populasi Penelitian………...82
Tabel 3. 2. Operasionalisasi Variabel………....83
Tabel 3. 3. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi……....97
Tabel 4. 1. Jawaban Responden – Independensi (Status Organisasi)…………..153
Tabel 4. 2. Jawaban Responden – Independensi (Objektivitas)………..154
Tabel 4. 3. Jawaban Responden – Kemampuan Profesional………...154
Tabel 4. 4. Jawaban Responden – Lingkup Pekerjaan……….155
Tabel 4. 5. Jawaban Responden – Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan (Perencanaan)………155
Tabel 4. 6. Jawaban Responden – Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan (Pengujian dan Pengevaluasian)………156
Tabel 4. 7. Jawaban Responden – Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan (Penyampaian Hasil)……….157
Tabel 4. 8. Jawaban Responden – Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan (Tindak Lanjut (Follow Up))………157
Tabel 4. 9. Jawaban Responden – Pemeriksaan Umur Piutang……….158
Universitas Kristen Maranatha
Tabel 4. 11. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel X………...161
Tabel 4. 12. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Y………...162
Tabel 4. 13. Total Jawaban Responden……….163
Tabel 4. 14. Tabel Perhitungan Korelasi……… ………...164
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2. 1. Management Auditing………33
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian.
Lampiran 2. Bagan Susunan Organisasi PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN.
Lampiran 3. Bagan Susunan Organisasi PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN – AREA PELAYANAN JARINGAN.
Lampiran 4. Bagan Susunan Organisasi PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN – UNIT PALAYANAN DAN JARINGAN.
Lampiran 5. Bagan Pelaksana Pemeriksa Intern.
Lampiran 6. Bagan Arus Persiapan Pemutusan Sementara Sambungan Tenaga Listrik.
Lampiran 7. Bagan Arus Pelaksanaan Pemutusan Sementara Sambungan Tenaga Listrik.
Lampiran 8. Bagan Arus Pelaksanaan Penyambungan Kembali Sambungan Tenaga Listrik.
Lampiran 9. Bagan Arus Pelaksanaan Pemutusan Rampung Sambungan Tenaga Listrik.
Lampiran 10. Bagan Arus Penghapusan Piutang Ragu-ragu.
Universitas Kristen Maranatha Lampiran 12. Form Penyelesaian Pemutusan Sementara Sambungan Tenaga
Listrik.
Lampiran 13. Form Pemberitahuan Pelaksanaan Pemutusan Rampung Sambungan Tenaga Listrik.
Lampiran 14. Tabulasi Responden Variabel X. Lampiran 15. Tabulasi Responden Variabel Y.
Lampiran 16. Hasil Perngujian SPSS Validitas Variabel X dan Variabel Y. Lampiran 17. Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel X.
Lampiran 18. Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Y. Lampiran 19. Tabel Distribusi – t.
Lampiran 20. Tabel Rho.
KUESIONER PENELITIAN
Kepada : Yth. Internal Auditor PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT
dan BANTEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Indra Ermadi
NRP : 0251299
Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Akuntansi
Universitas : Universitas Kristen Maranatha
Bermaksud menyajikan daftar pernyataan (kuesioner) mengenai peranan
internal auditing dalam menunjang tingkat kolektibilitas piutang. Daftar pernyataan
ini disusun dalam rangka memperoleh data untuk penelitian tugas akhir.
Untuk lebih memudahkan dalam mengisi kuesioner ini, perlu saya jelaskan
bahwa anda cukup mengisi kotak kosong dengan tanda (• ) pada jawaban yang anda
anggap benar.
Atas kesediaan waktu dan bantuannya untuk mengisi setiap pernyataan di
dalam kuesioner ini dengan sejujurnya, saya ucapkan terima kasih.
Bandung, 22 November 2006
Dosen Pembimbing Skripsi Peneliti
Sudarli Ganisaputra SE., MM., MBA., Ak Indra Ermadi
DAFTAR PERNYATAAN
Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang dirancang sedemikian rupa sesuai
dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, mohon diperhatikan istilah yang belum
dipahami dan letak jawaban yang paling Bapak/ Ibu yakini.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju S : Setuju
N : Netral TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
• Per anan Internal Auditing
NO PERNYATAAN SS S N TS STS
1. Independensi
• Status Or ganisasi
1 Pimpinan internal audit bertanggung
jawab langsung kepada dewan direksi.
2 Pimpinan internal audit melakukan
koordinasi yang teratur dengan dewan
direksi tentang rencana pemeriksaan .
3 Tujuan, kewenangan, dan tanggung
jawab bagian internal audit harus
didefinisikan dalam dokumen tertulis.
• Objektivitas
4 Pimpinan internal audit harus memberi
laporan tahunan tentang berbagai
kegiatan kepada dewan direksi.
5 Penugasan staf internal audit harus
dibuat sedemikian rupa agar konflik
6 Hasil pekerjaan pemeriksaan internal
haruslah direview sebelum laporan
pemeriksaan tersebut dikeluarkan.
2. Kemampuan Profesional
7 Bagian internal audit harus memiliki
pengetahuan, kecakapan, dan berbagai
disiplin ilmu dalam pemeriksaan.
8 Para internal auditor harus memiliki
kemampuan berkomunikasi secara
efektif.
9 Para internal auditor harus
meningkatkan kemampuannya melalui
pendidikan yang berkelanjutan.
3. Lingkup Pekerjaan
10 Internal auditor memeriksa keandalan
(reliabilitas dan integritas) informasi
keuangan dan pelaksanaan pekerjaan.
11 Internal auditor memastikan sistem
operasi sesuai dengan kebijaksanaan,
rencana, prosedur, hukum.
12 Internal auditor harus memeriksa alat
atau cara yang dipergunakan untuk
melindungi harta atau aktiva.
13 Internal auditor harus menilai
keekonomisan dan efisiensi sumber
daya yang ada.
14 Internal auditor menilai pekerjaan
operasi, atau program dengan tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan.
4. Pelaksanaan Kegiatan
Pemeriksaan
• Per encanaan
harus selalu ditentukan penulisan
program pemeriksaan.
16 Perencanaan pemeriksaan menentukan
bagaimana, kapan, dan kepada siapa
hasil pemeriksaan disampaikan.
17 Rencana kerja pemeriksaan haruslah
disetujui secara tertulis oleh pimpinan
internal audit.
• Pengujian dan Pengevaluasian 18 Internal auditor mengumpulkan,
menginterpretasikan,dan membuktikan
kebenaran informasi
19 Informasi haruslah mencukupi,
kompeten, dan relevan berguna bagi
temuan pemeriksaan dan rekomendasi.
20 Kertas kerja mencantumkan berbagai
informasi temuan pemeriksaaan dan
rekomendasi yang akan dilaporkan.
• Penyampaian H asil
21 Laporan tertulis ditandatangani setelah
pengujian terhadap pemeriksaan (audit
examination) selesai dilakukan.
22 Internal auditor mendiskusikan
simpulan dan rekomendasi dengan
tingkatan manajemen yang tepat.
23 Pimpinan internal audit me-review dan
menyetujui laporan pemeriksaan akhir.
• T i ndak Lanjut (Follow Up)
24 Internal auditor harus memastikan
apakah tindakan korektif telah
dilakukan.
25 Pimpinan internal audit memastikan
tidak melaksanakan tindakan korektif.
• T ingkat K olektibilitas Piutang
NO PERNYATAAN SS S N TS STS
1. Pemeriksaan Umur Piutang
1 Penyusunan umur piutang telah
dilaksanakan dengan benar.
2 Umur piutang dijalankan secara
konsisten.
3 Umur piutang dievaluasi secara teratur
4 Pelaksanaan umur piutang diteliti oleh
internal auditor.
5 Target umur piutang tercapai seperti
yang diharapkan.
6 Jumlah saldo analisis umur piutang
cocok dengan saldo buku besar
pembantu piutang.
7 Menentukan kewajaran persentase
kategori umur piutang.
8 Evaluasi estimasi tak tertagihnya
piutang tahun-tahun sebelumnya.
2. Tujuan Audit Terkait Saldo
Piutang Usaha.
9 Daftar piutang usaha terdiri dari nama,
alamat pelanggan, no.faktur, tanggal
faktur cocok dengan dibuku besar.
10 Konfirmasi piutang usaha dilakukan
untuk mengetahui ada atau tidaknya
piutang usaha pada pelanggan.
11 Memeriksa bukti dasar pencatatan dan
12 Piutang usaha dalam laporan
keuangan benar-benar telah disajikan
dalam laporan keuangan tersebut.
13 Pengklasifikasian piutang usaha
didasarkan pada golongan tarif dasar
listrik.
14 Memverifikasi transaksi yang
mendekati akhir periode akuntansi dan
mencatat dalam periode yang sesuai.
15 Memverifikasi pencadangan piutang
tak tertagih cukup memadai dan sesuai
dengan kebijakan perusahaan.
16 Mengevaluasi kecukupan piutang tak
tertagih.
17 Adanya keseimbangan hak dan
kewajiban antara PLN dan pelanggan.
18 Piutang dicatat, diklasifikasikan,
dijelaskan dan diungkapkan dengan
benar.
19 Penyajian dan pengungkapan piutang
usaha telah memadai
20 Penyajian dan pengungkapan piutang
usaha sesuai dengan Prinsip Akuntansi
Berlaku Umum.
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Penelitian
Seiring dengan perputaran roda ekonomi, persaingan usaha diantara
perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia semakin ketat. Tidak sedikit
perusahaan jatuh bangkrut karena tidak mampu bersaing dengan perusahaan yang
lain. Hal ini tidak hanya disebabkan karena terjadinya krisis moneter yang dimulai
tahun 1997 tetapi juga tidak siapnya perusahaan tersebut menghadapi persaingan.
Untuk menghadapi persaingan tersebut tidak hanya dibutuhkan modal saja tetapi
dibutuhkan juga manajemen yang baik dalam mengelola perusahaan, agar
perusahaan dapat bertahan dalam persaingan yang ketat.
PLN merupakan salah satu badan usaha milik negara yang kegiatan
utamanya bergerak dibidang pengelolaan, pendistribusian dan penyediaan listrik
bagi masyarakat. Untuk dapat memenuhi fungsi ekonominya yaitu optimalisasi
laba maka perusahaan harus menyadari perlunya menajemen yang baik untuk
mengatasi berbagai permasalahan yang timbul dalam operasi perusahaan.
Sejalan dengan semakin luas dan kompleksnya perusahaan, manajemen
dihadapkan pada keterbatasan kemampuan dalam mengawasi jalannya operasi
perusahaan. Untuk itu dibutuhkan suatu unit atau satuan dalam perusahaan yang
bertugas menelaah aktivitas-aktivitas perusahaan dan kemudian melaporkannya
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 2
Satuan internal audit bertugas mengawasi ketaatan terhadap kebijakan dan
prosedur yang telah ditetapkan perusahaan termasuk juga mengamankan harta
perusahaan. Agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka satuan internal
audit harus berada diluar lini organisasi perusahaan tetapi tidak terlepas dari
kesatuan perusahaan (independen).
Pemeriksaan yang dilakukan oleh satuan internal audit akan menghasilkan
temuan-temuan, dan setiap temuan tersebut akan diberikan suatu rekomendasi dan
saran-saran yang diperlukan. Salah satu jenis pemeriksaan yang dilakukan oleh
satuan internal audit adalah kolektibilitas atau pengembalian piutang usaha oleh
para pelanggan kepada PT PLN (PERSERO).
Kegiatan pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kolektibilitas atau tingkat pengembalian piutang usaha para pelanggannya dari
tahun ke tahun apakah mengalami peningkatan atau cenderung mengalami
penurunan. Piutang usaha timbul karena penjualan kredit yang diberikan
perusahaan kepada para pelanggannya. Piutang tersebut harus dilunasi oleh
pelanggan sesuai batas waktu yang telah ditetapkan oleh PLN, bila pada waktu
tanggal jatuh tempo piutang tersebut belum juga dilunasi, maka PLN dapat
memberi sanksi terhadap pelanggannya. Tidak semua piutang tersebut dapat
dilunasi oleh para pelanggan, ada juga yang karena satu dan lain hal pelanggan
tersebut tidak dapat melunasi piutang dan akhirnya piutang tersebut dihapuskan,
dan itu akan mempengaruhi penerimaan kas PT PLN (PERSERO), dan hasil
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 3
operasional PT PLN (PERSERO) yang tentunya akan mempengaruhi pelayanan
PLN kepada para pelanggannya.
Besarnya piutang ragu-ragu selama 5 semester terakhir cenderung
mengalami peningkatan yang mengakibatkan berkurangnya penerimaan kas
kepada PLN. Piutang pelanggan yang sama sekali tidak dapat tertagih kemudian
diusulkan kepada dewan komisaris untuk dihapuskan. Bertambah besarnya
penghapusan piutang akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Dari data
yang penulis dapatkan, terlihat bahwa tingkat piutang ragu-ragu atau piutang yang
sukar dan diragukan pembayarannya adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1
Data Piutang Ragu-ragu
No Periode
Sumber : Data piutang ragu-ragu PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JABAR dan
BANTEN
Berdasarkan data diatas dan didukung dengan hasil wawancara yang
dilakukan oleh penulis, maka tingkat piutang ragu-ragu PLN cenderung
mengalami peningkatan dikarenakan :
1. Rasio petugas dengan jumlah pelanggan yang tidak seimbang.
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 4
3. Kurang tegasnya sanksi hukum yang diberikan kepada para pelanggannya
terutama pada kalangan industri.
4. Tekanan ekonomi (economic Pressure).
Berdasarkan keterangan diatas, penulis merasa tertarik dengan pentingnya
internal auditing (pemeriksaan intern) terhadap tingkat kolektibilitas piutang di PT
PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT dan BANTEN, kemudian
menuangkannya dalam skripsi yang berjudul : “Peranan Internal Auditing
Dalam Menunjang Tingkat Kolektibilitas Piutang Usaha.”
1. 2. Identifikasi Masalah
Penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang akan diteliti dan
kemudian membahasnya :
1. Apakah pelaksanaan internal auditing di PT PLN (PERSERO)
DISTRIBUSI JAWA BARAT dan BANTEN telah memadai ?
2. Bagaimana tingkat kolektibilitas piutang usaha di PT PLN (PERSERO)
DISTRIBUSI JAWA BARAT dan BANTEN ?
3. Bagaimana peranan internal auditing dalam menunjang tingkat
kolektibilitas piutang usaha di PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA
BARAT dan BANTEN?
1. 3. Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dana, teori-teori, dan agar
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 5
akan penulis teliti. Penulis membatasi pada prosedur pemeriksaan yang dilakukan
oleh satuan internal audit. Salah satu pemeriksaannya yaitu pemeriksaan terhadap
piutang. Penulis dalam penelitian ini hanya akan membahas prosedur pemeriksaan
terhadap upaya yang dilakukan guna meningkatkan tingkat kolektibilitas piutang,
penelitianpun akan diperluas pada piutang ragu-ragu hingga metode penghapusan
piutang yang digunakan bila piutang tersebut benar-benar tidak dapat tertagih lagi
yang dilakukan oleh satuan internal audit. Hal tersebut untuk melihat peran
pemeriksaan internal yang dilakukan oleh satuan internal audit dalam upaya
meningkatkan kolektibilitas piutang usaha. Data keuangan piutang yang
digunakan dalam penelitian ini dibatasi hanya 5 semester terakhir, yaitu dari
Januari 2004 sampai Juli 2006.
1. 4. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan internal auditing di PT PLN
(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT dan BANTEN telah memadai.
2. untuk mengetahui tingkat kolektibilitas piutang usaha di PT PLN
(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT dan BANTEN.
3. Untuk mengetahui besarnya peranan internal auditing dalam menunjang
tingkat kolektibilitas piutang usaha di PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 6
1. 5. Kegunaan Hasil Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, penulis mengharapkan hasil
penelitian ini berguna bagi :
1. Bagi perusahaan, diharapkan hasil penelitian ini akan membantu
manajemen dalam usaha meningkatkan pengembalian piutang kepada
perusahaan.
2. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini akan memberikan gambaran yang
lebih nyata mengenai penerapan teori-teori auditing yang telah dipelajari
sebelumnya dibangku kuliah, dan mengetahui peranan internal auditing
dalam menunjang tingkat kolektibilitas piutang usaha.
3. Memberi sumbangan referensi dan bahan bagi peneliti lain yang tertarik
dengan masalah internal auditing.
1. 6. Kerangka Pemikiran
Perkembangan kegiatan usaha saat ini yang semakin kompleks mendorong
manajemen perusahaan untuk bertindak lebih efektif dan efisien dalam
menjalankan perusahaannya, terlebih lagi dengan semakin berkembang
perusahaan yang membutuhkan pengelolaan yang baik.
PT PLN (PERSERO) merupakan badan usaha milik negara yang bergerak
dalam bidang penyediaan listrik yang memiliki ribuan karyawan, untuk itu
diperlukan suatu unit atau bagian internal audit yang berperan memberikan jasa
kepada manajemen dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap kegiatan
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 7
manajemen. The Institute of Internal Auditor (IIA) memberikan definisi internal
auditing sebagai berikut :
“Internal auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization.” (Hiro Tugiman, 2006:7)
Internal auditing merupakan fungsi dalam organisasi yang bertugas
memeriksa dan menilai aktivitas-aktivitas dalam perusahaan. Dengan adanya
pemeriksaan intern, maka dewan direksi atau pimpinan akan memiliki sumber
informasi internal yang bebas mengenai organisasi. Hal ini terkait dengan tujuan
internal auditing menurut The Institute of Internal Auditing (IIA), yang
mengemukakan bahwa tujuan internal auditing adalah sebagai berikut :
“The objective of internal auditing is to assist members of an organization in the effective discharge of their responsibilities.” (Hiro Tugiman, 2006:7)
Sedangkan menurut Hiro Tugiman tujuan internal auditing adalah :
“Tujuan Internal Audit adalah untuk membantu para anggota organisasi agar dapat menyelesaikan tanggung jawabnya secara efektif; untuk tujuan tersebut, internal audit menyediakan mereka berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, nasihat, dan informasi sehubungan dengan aktivitas yang diperiksa.” (Hiro Tugiman,2006:16)
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas maka aktivitas internal auditing antara lain
:
1. Meneliti dan menilai apakah pelaksanaan daripada sistem pengendalian di
bidang akuntansi, keuangan dan operasi cukup memenuhi syarat.
2. Menilai apakah kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 8
3. Menilai apakah aktiva perusahaan aman dari kehilangan atau kerusakan
dan penyelewengan.
4. Menilai kecermatan data akuntansi dan data lain yang ada dalam
organisasi perusahaan.
5. Menilai mutu atau pelaksanaan daripada fungsi-fungsi yang telah
diberikan pada masing-masing anggota manajemen.
Menurut The Statement of Responsibilities of Internal Auditing
menyebutkan secara spesifik tugas-tugas internal audit, antara lain :
1. Me-review sistem yang dibuat untuk memberi keyakinan adanya
kesesuaian dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum, dan
peraturan-peraturan yang akan berpengaruh pada operasi dan pelaporan, dan harus
menentukan apakah organisasi berjalan peda jalur yang benar.
2. Me-review operasi atau program untuk meyakinkan bahwa hasil yang
dicapai memiliki kesesuaian dengan tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dan apakah operasi atau program telah dilaksanakan sesuai
dengan yang direncanakan.
3. Me-review keandalan (reliabilitas dan integritas) informasi financial dan
operasional serta cara yang dipergunakan untuk mengidentifikasi,
mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi tersebut.
4. Me-review berbagai cara yang telah dipergunakan untuk melindungi harta
dan bila dipandang perlu memverifikasi keberadaan harta-harta tersebut.
5. Menilai keekonomisan dan keefisienan penggunaan berbagai sumber
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 9
Adapun tahap-tahap pelaksanaan kegiatan pemeriksaan seperti yang
dikemukakan oleh Hiro Tugiman (2006:53-78) adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan pemeriksaan. Pemeriksa internal (internal auditor)
bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan tugas
pemeriksaan, yang harus disetujui dan ditinjau atau direview oleh
pengawas.
2. Pengujian dan pengevaluasian informasi. Pemeriksa internal haruslah
mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan membuktikan
kebenaran informasi untuk mendukung hasil pemeriksaan.
3. Penyampaian hasil pemeriksaan. Pemeriksa internal harus melaporkan
hasil pemeriksaan yang dilakukannya.
4. Tindak lanjut hasil pemeriksaan. Pemeriksa internal harus
terus-menerus meninjau dan melakukan tindak lanjut (follow up) untuk
memastikan bahwa terhadap temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah
dilakukan tindakan yang tepat.
Salah satu pemeriksaan intern yang dilakukan adalah pemeriksaan
terhadap kolektibilitas piutang perusahaan. Agar tingkat kolektibilitas piutang
dapat meningkat diperlukan pemeriksaan intern yang baik. Adapun definisi
piutang adalah :
“Piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.” (Kieso, Weygandt, Warfield, 2002:386)
Adapun klasifikasi piutang itu sendiri menurut Warren, Reeve, Fess
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 10
1. Piutang usaha adalah janji lisan dari pembeli untuk membayar barang atau
jasa yang dijual.
2. Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat
perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. Wesel bisa digunakan
untuk menyelesaikan piutang usaha pelanggan. Bila wesel tagih dan
piutang usaha berasal dari transaksi penjualan, maka hal itu
kadang-kadang disebut piutang dagang (trade receivable).
3. Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Piutang
lain-lain meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat
atau karyawan perusahaan.
Piutang biasanya memiliki bagian yang signifikan dari total aktiva lancar
perusahaan. Piutang merupakan salah satu sumber pemasukkan bagi perusahaan
yang akan digunakan untuk operasionalisasi perusahaan.
Untuk itu jumlah pengembalian piutang dari para pelanggan setiap periode
diharapkan dapat ditagih seluruhnya.
Terdapat sembilan tujuan audit terkait dengan piutang usaha yang
dikemukakan oleh Arens, Elder, Beasley (2006:484) :
“Account’s receivable balance -related audit objective and or as follow: 1. Accounts receivable is the aged trial balance agree with related
master file amounts, and the total is correctly added and agrees with the general ledger.(Detail tie-in)
2. Recorded accounts receivable exist. (Existence)
3. Existing accounts receivable are included. (Completeness) 4. Accounts receivable are accurate. (Accuracy)
5. Accounts receivable are properly classified. (Classification) 6. Cutoff for accounts receivable is correct. (Cutoff)
7. Accounts receivable is stated at realizable value. (Realizable value)
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 11
9. Accounts receivable presentation and disclosure are proper. (Presentation and disclosure).”
Kesembilan tujuan audit yang terkait dengan saldo piutang usaha diatas
kemudian diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf sebagai berikut :
1. Piutang usaha pada neraca saldo menurut umur cocok dengan jumlah pada
file master dan jumlah total telah ditambahkan dengan tepat dan cocok
dengan buku besar (rincian-rincian cocok).
2. Piutang usaha yang dicatat adalah ada (keberadaan).
3. Piutang usaha yang ada telah dimasukkan semuanya (kelengkapan).
4. Piutang usaha secara mekanis adalah akurat.
5. Piutang usaha diklasifikasikan dengan tepat.
6. Piutang usaha dicatat dalam periode (pisah batas) yang sesuai.
7. Piutang usaha yang dinilai dengan memadai pada nilai yang dapat
direalisir.
8. Piutang usaha benar-benar sah dimiliki klien.
9. Penyajian dan pengungkapan piutang usaha adalah memadai (penyajian
dan pengungkapan).
Satuan internal audit mengevaluasi nilai wajar dari suatu piutang dengan
me-review kolektibilitas dan menentukan cukup tidaknya cadangan kerugian
piutang yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Arti dari kolektibilitas itu sendiri
adalah :
“Kemungkinan dapat ditagihnya piutang tersebut.”
(Munawir,2005:54)
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 12
- Pemeriksaan atau penelitian umur piutang.
- Mendiskusikan dengan personalia bagian kredit.
- Me-review penerimaan piutang setelah tanggal neraca.
- Review korespondensi dengan debitur.
- Memeriksa kemampuan kredit debitur (credit rating).
Langkah-langkah dalam evaluasi kecukupan cadangan tidak tertagihnya piutang
adalah
“1) menyusun analisis umur piutang (aged tial balance of account receivable), 2) cocokkan jumlah saldo pada analisis umur piutang dengan saldo menurut buku besar pembantu piutang atau master file, 3) tentukan kewajaran persentase yang digunakan untuk menghitung dangan masing-masing kategori umur piutang, 4) evaluasi estimasi taktertagihnya piutang tahun tahun sebelumnya.” (Munawir, 2005:50)
Penjualan atas dasar selain penjualan tunai beresiko menimbulkan
kegagalan untuk menagih piutang. Piutang usaha tak tertagih menurut Kieso,
Weygandt, Warfield (2002:390) adalah
“kerugian pendapatan, yang memerlukan, melalui ayat jurnal pencatatan yang tepat dalam akun, penurunan aktiva piutang usaha serta penurunan berkaitan dengan laba dan ekuitas pemegang saham. Kerugian pendapatan dan penurunan laba diakui dengan mencatat beban piutang ragu-ragu (atau beban piutang tak tertagih).”
Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 293/KMK.09/1993 dalam pasal 1
angka 2 pada lampiran keputusan direksi PT PLN (PERSERO) No.
003.K/8712/DIR/1997 piutang ragu-ragu adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 13
atau diragukan pembayarannya serta telah dilaksanakan pemutusan rampung.”
Ada dua prosedur umum yang dapat digunakan untuk memcatat piutang
tak tertagih menurut Warren, Reeve, Fess (2005:407) :
1. Metode penyisihan (allowance method) yaitu membuat akun beban
piutang tak tertagih dimuka sebelum piutang tersebut dihapus.
2. Metode penghapusan langsung (direct write-off method) yaitu mengakui
beban bahwa hanya pada saat piutang dianggap benar-benar tidak dapat
ditagih lagi.
Semakin lama peredaran piutang usaha, semakin kecil kemungkinan
piutang tersebut akan tertagih. Jadi, kita dapat mendasarkan estimasi piutang tak
tertagih pada seberapa lama piutang tersebut telah beredar. Dalam hal ini, menurut
Kieso, Weygandt, Warfield (2002:392) dapat menggunakan proses yang
dinamakan penentuan umur piutang usaha (aging schedule) dan menerapkan
persentase yang berbeda berdasarkan pengalaman masa lalu pada berbagai
kategori umum. Menurut teori Skedul umur piutang (aging schedule) adalah :
“Skedul umur piutang (Aging schedule) adalah suatu laporan yang menunjukkan berapa lama piutang usaha tersebut beredar.” (Brigham dan Houston, 2001:182)
Skedul ini mengindikasikan akun mana yang memerlukan perhatian
khusus dengan memperlihatkan umur piutang tersebut. Saldo piutang
dikategorikan dalam jumlah yang belum jatuh tempo dan yang sudah jatuh tempo
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 14
Untuk itu perlu peran satuan internal audit untuk memeriksa tingkat
piutang ragu-ragu dan meningkatkan kolektibilitas piutang, tentunya dengan
prosedur pemeriksaan yang telah ditetapkan.
Ada satu hal terakhir yang berkaitan dengan kewibawaan pemeriksaan,
yaitu rekomendasi, rekomendasi yang baik adalah :
“Rekomendasi yang diberikan oleh internal auditor haruslah layak, praktis, serta memperhatikan keseimbangan antara biaya yang dikeluarkan dan efektivitas yang diperoleh.” (Amin Widjaja Tunggal, 2005:13)
Ini harus diperhatikan karena internal auditor pada umumnya tidak
merasa terdorong untuk menghabiskan lebih banyak waktu guna meneliti
sejumlah alternatif penyelesaian bagi suatu persoalan, dan memilih cara
pendekatan yang dianggap paling baik.
Berdasarkan pemikiran bahwa internal auditing dalam menunjang tingkat
kolektibilitas piutang, maka penulis mengajukan hipotesis penelitian sebagai
berikut :
“Internal auditing yang dilaksanakan secara efektif akan berperan dalam
menunjang tingkat kolektibilitas piutang usaha.”
1. 7. Metode Penelitian
1. 7. 1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian yang menggunakan metode
deskriptif analitis.
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 15
“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa suatu perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain.”
1. 7. 2. Teknik pengumpulan data
1. Penelitian lapangan (Field Research)
Yaitu memperoleh data dan informasi dengan cara meninjau secara
langsung kepada perusahaan. Melalui :
(a). Wawancara dengan staf perusahaan yang berwenang dalam bidang
yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
(b). Observasi, Yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan
pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.
(c). Kuesioner, Yaitu teknik pengumpulan data melalui daftar pertanyaan
yang diserahkan dan diisi oleh pihak-pihak yang berkepentingan
2. Studi kepustakaan (Library Research)
Yaitu dengan membaca dan mempelajari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini dimaksudkan
untuk memperoleh data sekunder yang dapat digunakan sebagai teori dasar
dan pedoman yang dapat dipertanggungjawabkan dalam pembahasan.
1. 7. 3. Jenis dan Sumber Data
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data yaitu
data piutang PT PLN (PERSERO) beberapa tahun ke belakang.
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 16
1. 7. 4. Operasionalisasi Variabel
1. X, variabel independen yaitu suatu variabel yang tidak tergantung pada
variabel lain. Dalam hal ini variabel independen adalah peranan internal
auditing.
2. Y, variabel dependen yaitu suatu variabel yang tergantung pada variabel
lain yang keberadaannya terikat atau dipengaruhi variabel independen.
Dalam hal ini variabel dependen adalah tingkat kolektibilitas piutang
usaha.
1. 7. 5. Rancangan Pengujian Hipotesis
1. Penetapan Hipotesis
H0 adalah hipotesis yang menyatakan bahwa tidak adanya hubungan antara
variabel X dan variabel Y. Hipotesis ini diformulasikan untuk ditolak.
Apabila H0 ditolak maka HA diterima, HA menyatakan bahwa ada
hubungan antara variabel X dan variabel Y.
2. Pemilihan Tes Statistik
Untuk menguji hubungan antara variabel X dan Y maka digunakan
analisis korelasi Rank Spearman yang cocok untuk digunakan untuk
melihat ada tidaknya korelasi pada data yang berupa urutan.
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 17
Keterangan :
n : banyaknya sampel
di : selisih rank dari variabel X dan variabel Y yang ke-i
rs : koefisien korelasi rank spearman
Namun dalam hal pengolahan data, penulis akan menggunakan
prosedur komputerisasi SPSS. Prosedur komputerisasi statistik yang
digunakan adalah sebagai berikut:
• Buka data baru.
• Ketik nama variabel Jumlah X di kolom Name, Type: numeric,
dan Measure: ordinal.
• Ketik nama variabel Jumlah Y di kolom Name, Type: numeric,
dan Measure: ordinal.
• Berpindah menuju ke Data view.
• Ketik input sesuai dengan tabel di atas.
• Klik Analyze > Correlations > Bivariate.
• Klik variabel Jumlah X dan Jumlah Y dan klik • untuk
memindahkan variabel ke kotak Variables.
• Pada kotak Correlations Coefficient pilihlah Spearman.
• Pada kotak Test of significance pilihlah Two-tailed.
• Klik Options, dan pilihlah Exclude cases pairwise, sesuai dengan
input.
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 18
• Klik OK untuk memproses korelasi Spearman dan hasil koefisien
korelasinya dapat dilihat pada Output Viewer.
3. Penetapan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi ditetapkan sebesar 0,05 karena dianggap cukup ketat
dalam mewakili hubungan kedua variabel dan merupakan tingkat
signifikansi yang umum digunakan dalam penelitian ilmu sosial.
1. 8. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan
Banten yang berlokasi di Jalan Asia Afrika No.63, Bandung, Jawa Barat.
Sedangkan waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini mulai dari
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Universitas Kristen Maranatha 172
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian seperti yang telah dijelaskan pada bab IV,
dapat disimpulkan bahwa internal auditing yang dilakukan oleh internal auditor
PT PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten cukup berperan dalam
menunjang tingkat kolektibilitas piutang. hal ini didukung oleh faktor-faktor
penunjang sebagai berikut :
1. Pemeriksaan internal yang dilakukan oleh bagian internal audit dapat
dikatakan memadai, hal ini dikarenakan :
a. Independensi dan kompetensi bagian internal audit.
b. Dalam melaksanakan tugasnya bagian internal audit berpedoman
pada Standar Profesi Pengawasan Intern (SPPI).
c. Dalam pelaksanaan pemeriksaan, bagian internal audit membentuk
tim yang terdiri dari (i) penanggungjawab pemeriksaan, (ii)
koordinator / pengawas pemeriksaan, (iii) ketua tim pemeriksa, (iv)
anggota tim pemeriksa.
d. Pelaksanaan pemeriksaan dilaksanakan melalui beberapa tahapan,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pelaporan hasil pemeriksaan,
tindak lanjut hasil pemeriksaan dan laporan tindak lanjut hasil
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Universitas Kristen Maranatha 173
Adapun kelemahan dari bagian internal audit, yaitu :
a. Fungsi Internal auditing hanya difokuskan kepada penelitian
secara administrasi dan tidak kepada teknis operasional dilapangan.
b. Fungsi pemeriksaan dilapangan berada pada fungsi pengawasan
piutang sedangkan internal auditor hanya memeriksa prosedur
yang telah dijalankan oleh fungsi tersebut.
c. Fungsi penagihan kurang memiliki kemampuan berkomunikasi
dalam melaksanakan tugasnya.
d. Tidak adanya sistem insentif bagi petugas yang berhasil menagih
piutang usaha.
2. Tingkat kolektibilitas piutang usaha 5 semester terakhir PT PLN
(PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten selama kurun waktu
Januari 2004 – Juni 2006 mengalami penurunan, hal ini dikarenakan :
a. Rasio yang tidak seimbang antara petugas dan pelanggan.
b. Piutang usaha belum diklasifikasikan dengan baik dan tidak ada
prioritas untuk memungut piutang.
c. Kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki sehingga kegiatan
operasional penagihan kepada pelanggan menjadi kurang aktif.
d. Kurang tegasnya sanksi yang diberikan kepada para pelanggan,
terutama kalangan industri.
e. Tekanan ekonomi (economic pressure)
3. Setelah melakukan analisis dapat disimpulkan bahwa internal auditing
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Universitas Kristen Maranatha 174
ini didukung dengan pengujian hipotesis yang menunjukkan derajat
koefisien korelasi antara peranan internal auditor dengan tingkat
kolektibilitas piutang usaha adalah sebesar 0,601, perhitungan ini
dilakukan dengan menggunakan prosedur komputerisasi SPSS. Nilai Sig
2-tailed menunjukan angka sebesar 0,014 dan á yang ditetapkan diawal
adalah 0,05 oleh karena itu berdasarkan aturan pengambilan keputusan
karena Sig 2-tailed < á maka keputusan yang diambil adalah menerima HA
dan menolak Ho. Kemudian untuk lebih meyakinkan, penulis menghitung
koefisien korelasi dengan perhitungan manual dan diperoleh rHitung = 0,619
dan rtable = 0,506. berarti dapat diketahui bahwa rHitung > rtable, dengan
demikian dapat disimpulkan H0 ditolak dan HA diterima. Penulis juga
melakukan pengujian dengan uji-t, dan didapat tHitung = 2,948 sedangkan
ttable = 2,145, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan
HA diterima, terbukti dengan tHitung > ttable (2,948 > 2,145). Besarnya
koefisien determinasi sebesar 36 % dan sisanya dipengaruhi faktor
lainnya.
5. 2. Saran
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan diatas, penulis akan memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Fungsi internal auditing sebaiknya ditingkatkan tidak hanya difokuskan
kepada pemeriksaan administrasi tetapi kepada pemeriksaan lapangan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Universitas Kristen Maranatha 175
2. Perlu adanya upaya-upaya yang serius dari internal auditing dalam
meningkatkan kolektibilitas piutang usaha.
3. Sebaiknya para petugas penagihan diberi pelatihan yang memadai agar
dapat berkomunikasi dengan baik.
4. Sebaiknya direksi mengeluarkan kebijakan tentang insentif atas
keberhasilan penagihan kepada petugas penagih piutang tidak tertagih.
5. Sebaiknya diadakan penambahan petugas dengan tenaga kontrak
(outsourcing), melakukan pengklasifikasian piutang berdasarkan golongan
beserta jumlah tagihannya, menambah sarana dan prasarana yang tersedia,
mempertegas sanksi kepada para pelanggan yang tidak taat pada aturan,
dan memperketat pemasangan listrik berdaya tinggi untuk calon pelanggan
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Internal, Audit, Piutang Ragu-ragu (PRR) Permasalahan dan Penyelesaiannya, Penerbit PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT dan BANTEN, Bandung, 2003.
Arens, Elder and Beasley, Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach, 11th Edition, Prentice-Hall, Inc., New Jersey, 2006
Brigham and Houston, Fundamental of Financial Management, 8th Edition, Alih bahasa Herman Wibowo dalam Manajemen Keuangan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2001.
Courtemanche, The New Internal Auditing, alih bahasa Hiro Tugiman dalam Pandangan Baru Internal Auditing, Cetakan kesembilan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2006.
Kieso, Weygandt and Warfield, Intermediate Accounting, International Ed., 11th Edition, Alih bahasa Gina gania, Ichsan Setiyo Budi dalam Akuntansi Intermediate, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2002.
Komarudin, Ensiklopedia Manajemen, Edisi Kedua, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 1994.
Kuncoro dan Suhardjono, Manajemen Perbankan, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2002.
Mulyadi, Auditing, Edisi keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2002.
Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2001.
Munawir, Auditing Modern, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2005.
Ratliff, Wallace, Loebbecke and Mc Farland, Internal Auditing Principles and Technique, The Institute of Internal Auditors, Altamonte Spring, Florida, 1996.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV Alfabeta, Bandung, 2005.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Kristen Maranatha
Tugiman, Hiro, Pengenalan Manajemen Audit dan Komite Audit, Tanpa Penerbit, Bandung, 2006.
Warren, Reeve and Fess, Accounting, 21th Edition, Alih bahasa Aria Farahmita, Amanugrahani, Taufik Hendrawan dalam Pengantar Akuntansi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2005.