(Studi Tematis terhadap ayat yang menggabungkan Salat dan Zakat Serta Implikasinya terhadap Pendidikan Islam)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Prodi Ilmu Pendidikan Agama Islam
Fuad Nurjaman NIM 1101745
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan Antara Salat dan Zakat Dalam Al-qurān (Studi Tematis terhadap Ayat yang menggabungkan Salat dan Zakat serta Implikasinya terhadap Pendidikan) ini
beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri. Saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu
yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
ini.
Bandung, 20 Agustus 2015
Yang membuat pernyataan
Fuad Nurjaman
Skripsi ini telah diuji pada:
Hari / Tanggal : Kamis, 27 Agustus 2015
Tempat : Gedung FPIPS
Panitia Ujian :
1. Ketua :
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001
2. Sekretaris :
Dr. H. Aam Abdussalam, M. Pd. NIP. 19570402 198601 1 001
3. Penguji :
Prof. Dr. H. Makhmud Syafe’i, M. Ag., M.Pd.I.
NIP. 19550428 198803 1 001
Dr. H. Abas Asyafah, M.Pd. NIP. 19581016 198601 1 003
(Thematic study of the verse that combines Salat and Zakat) By: Fuad Nurjaman
1101745
Salat is one of the principal worship in Islam. The obligation to implement in a day and night prayer five times with a predetermined time. In the Koran the word Salat is often juxtaposed with Zakat. Noted there are 26 verses which combines Salat and Zakat. this shows that both are one unit. The aim of this study is to determine how the relationship Salat and Zakat in the Quran and its implications for Islamic religious education. The reason to do research because they see the editor of Al-Quran both Salat and Zakat are often seen together. Seeing the public awareness in implementing Salat not make indicative number of people who issued Zakat. Salat should be able to raise awareness of the right to issue Zakat. So that both can strengthen the presence and can not be separated. The method used in this study presented is a method of literature or literature. That is the type of research conducted in the library to collect and analyze data from libraries, either in the form of books or other sources. Obtained from various sources, especially from interpretations or other source book, the author found the following findings. Two categories of worship is not two things ambiguous, but the two things together. That is, when people realize the worship horizontal (Zakat), at the same time he was realizing his relationship with GOD (vertical). When Salat properly implemented, then the obligation of Zakat will be an inner necessity. And when Zakat realized it will establish Salat existence as human needs.
Fuad Nurjaman , 2015
Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Hubungan Salat dan Zakat dalam Al-quran
(Studi tematis terhadap ayat yang menggabungkan Salat dan Zakat) Oleh: Fuad Nurjaman
1101745
Salat merupakan salah satu pokok ibādaħ dalam ajaran Islām. Kewajiban melaksanakan Salat dalam sehari semalam sebanyak lima kali dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam Al-qurān kata Salat sering disandingkan dengan Zakat. Tercatat terdapat 26 ayat yang menggabungkan Salat dan Zakat. hal ini menunjukan bahwa keduanya merupakan satu kesatuan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana hubungan Salat dan Zakat dalam Al-qurān serta implikasinya terhadap Pendidikan Agama Islām. Alasan dilakukan penelitian karena melihat dalam redaksi
Al-qurān baik Salat maupun Zakat sering terlihat digabungkan. Melihat kesadaran
masyarakat dalam melaksanakan Salat tidak menjadikan indikasi banyaknya orang yang mengeluarkan Zakat. Semestinya Salat yang benar dapat menumbuhkan kesadaran dalam mengeluarkan Zakat. Sehingga keberadaan keduanya dapat menguatkan dan tidak dapat terpisahkan. Metode yang digunakan dalam penelian ini adalah metode pustaka atau studi literatur. Yaitu jenis penelitian yang dilakukan di ruang perpustakaan untuk menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan, baik berupa buku-buku atau sumber lainnya. Dari berbagai sumber yang didapat khususnya dari tafsīr-tafsīr atau buku sumber lainnya, penulis menemukan temuan sebagai berikut. Dua kategori ibādaħ ini bukan dua hal yang mendua, melainkan dua hal yang menyatu. Artinya, ketika manusia merealisasikan ibādaħ horizontal (Zakat), pada saat yang sama ia pun sedang merealisasikan hubungannya dengan Allāħ (vertikal). Ketika Salat dilaksanakan dengan baik, maka kewajiban Zakat akan menjadi kebutuhan batiniah. Dan ketika Zakat direalisasikan maka akan mengokohkan eksistensi Salat sebagai kebutuhan manusia.
Fuad Nurjaman , 2015
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMAKASIH... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI... Error! Bookmark not defined.
PEDOMAN TRANSLITERASI ...viii
BAB I ... Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. B.Rumusan Masalah... Error! Bookmark not defined. C.Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian... Error! Bookmark not defined. E. Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined. BAB II...9
KEWAJIBAN SALAT DAN ZAKAT DALAM AL-QUR N ...9
A. Salat ...9
1. Definisi………...9
2. Urgensi...10
3. Kedudukan Salat dalam Isl m ...13
4. Manfaat Salat ...15
5. Ayat-ayat Salat dalam Al-qur n ...16
B. Zakat...16
1. Definisi ...16
2. Urgensi ...18
3. Kedudukan Zakat dalam Isl m ...22
4. Manfaat Zakat ...23
Fuad Nurjaman , 2015
Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C.Implikasi Ayat Salat dan Zakat dalam Pendidikan Isl m...28
BAB III ...30
METODE PENELITIAN ...30
A. Desain Penelitian ...30
B. Metode Penelitian ...30
C. Definisi Operasional ...31
D. Instrumen Penelitian ...32
E. Sumber Data ...33
F. Teknik Pengumpulan Data...33
G. Metode Analisis...35
BAB IV ...37
TEMUAN DAN PEMBAHASAN ...37
A. Temuan Penelitian………... 37
B. Pembahasan………46
1. Ahli tafsīr memahami ayat ...46
2. Hubungan antara Salat dan Zakat menurut ahli tafsīr ...54
3.Implikasi Hubungan Salat dan Zakat bagi Pendidikan Agama Isl m ...61
BAB V...69
SIMPULAN ...69
A.KESIMPULAN ...69
B.REKOMENDASI ...70
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Agama Islām mengatur segala aspek kehidupan umat manusia, baik
menyangkut dirinya sebagai mahluk individu maupun sebagai mahluk
sosial. Sebagai mahluk individu manusia mempunyai tugas untuk
menghamba kepada Tuhannya, dan sebagai mahluk sosial manusia
mempunyai tugas untuk menjalin hubungan yang baik dengan sesamanya.
Hubungan antara manusia dengan Tuhannya dikenal dengan istilah
Ìbādaħ Mahḍaħ. Sedangkan hubungan manusia dengan sesamanya dikenal
dengan Ìbādaħ Ġair Mahḍaħ . Bentuk dari Ìbādaħ Mahḍaħ dinamakan
dengan Salat. Sedangkan bentuk dari Ìbādaħ Ġair Mahḍaħ diantaranya
Zakat. Diantara keduanya terdapat saling keterkaitan dan
menyempurnakan nilai Ìbādaħ manusia di hadapan Allāħ swt.
Salat termasuk salah satu rukun (rukun Islām yang kedua).
Kedudukan Salat dinilai sangat penting bagi kaum Muslimīn. Anjuran
untuk melaksanakan Salat banyak terdapat dalam kitab suci Al-qurān
maupun Hadiṭ. Perintah untuk melaksanakan Salat diwajibkan kepada
setiap Muslim lima kali dalam sehari semalam dengan waktu-waktu yang
2
Fuad Nurjaman , 2015
Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah farḍu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (Q.S. Al-nisā[4]: 103)*
Sebagaimana Noer (2006, hal. 35) mengungkapkan dalam salah satu
Hadiṭ Nabī yang dikeluarkan oleh Al-Baihaqi berbunyi: “Salat itu adalah
fondasi agama, siapa yang menjalankannya maka sesungguhnya dia telah
menegakan agama, sedangkan barang siapa yang melalaikannya, maka
sesungguhnya dia telah menghancurkan agama”.
Pelaksanaan Ìbādaħ Salat dapat memberikan banyak manfaat bagi
yang menjalankannya dengan benar. Salat dapat menjadi alat pendidikan
ruhani yang efektif apabila dilakukan secara khusyù. Salat juga dapat
memelihara jiwa manusia serta mempuk kesadaran yang tinggi untuk
senantiasa berprilaku baik dan menghindari segala bentuk perbuatan dosa.
Dengan kata lain, Salat yang benar dapat memberikan dampak positif
terhadap perilaku manusia (Tim Dosen PAI UPI, 2008, hal. 76).
Sebagaimana Pendapat Ali (2012, hal. 60) menyebutkan bahwa
setiap gerakan Salat dapat memiliki makna yang khas terhadap bentuk
pemujaan Mahluk kepada Tuhan. Gerakan yang ada dalam Salat dapat
mencerminkan bentuk peribadatan semua mahluk (Manusia, Tumbuhan,
dan Hewan). Sujūd mencerminkan sikap tumbuhan, Rukù mencerminkan
sikap hewan, dan sikap tegak merupakan sikap khusus dari manusia.
Dalam Al-qurān perintah untuk mendirikan Salat sering dikaitkan
dengan perintah untuk membayar Zakat. Mengingat kedudukan keduanya
memiliki peranan penting dalam rukun Islām. Meskipun pada faktanya,
banyak masyarakat yang menganggap Salat dan Zakat merupakan hal
yang terpisahkan. Kesadaran dalam melaksanakan Ìbādaħ Salat tidak
menjadikan indikasi banyaknya orang yang mengeluarkan Zakat.
Seharusnya Salat yang bagus dapat menumbuhkan kesadaran untuk
membayar Zakat.
*
Seluruh teks ayat al-Qurān dan terjemahnya dalam skripsi ini dikutip dari software al-Qurān in
word yang divalidasi peniliti dengan al-Qurān Tajwid dan Terjemahannya yang diterjemahkan
oleh yayasan penyelenggara penerjemah/penafsir, al-Qurān revisi Terjemah oleh Lajnah Pentashih
Zakat merupakan Ìbādaħ Ġair Mahḋaħ dan termasuk ke dalam
rukun Islām yang ketiga. Perintah untuk mengeluarkan Zakat sama
pentingnya dengan perintah untuk melaksakan Salat. Zakat diwajibkan
kepada kaum Muslimīn dengan beberapa ukuran dan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam nash Al-qurān dan Hadiṭ.
Hafidhuddin (2007, hal. 68) memandang bahwa “Zakat merupakan Ìbādaħ māliyaħ Ijtimāiyaħ yang memiliki posisi penting, strategis, dan menentukan baik dari sisi ajaran Ìbādaħ pokok maupun dari sisi
pembangunan kesejahteraan umat. Keberadaan Zakat sendiri dianggap
sebagai màlūm min al-dīn bi al-ḋauraħ atau sesuatu yang sudah umum dan
merupakan bagian mutlak dari keislaman seseorang”.
Zakat dapat memberikan banyak manfaat baik dari segi ritual
maupun sosial. Dalam segi ritual, Zakat dipandang sebagai indikator
utama ketundukan seseorang terhadap ajaran Islām. Kesediaan untuk
membayar Zakat dinilai sebagai upaya untuk senantiasa membersihkan
diri dan jiwa dari berbagai sifat buruk, seperti egois, bakhil, sombong, dan
tamak serta sebagai upaya untuk membersihkan harta yang dimiliki.
Dari segi sosial Zakat dipandang sebagai sarana untuk memisahkan
kesenjangan antara orang kaya dan miskin. Menimbang kehidupan
masyarakat yang sangat beragam dapat dijadikan sebuah potensi untuk
mengoptimalkan besarnya dana Zakat yang diterima.
Besarnya potensi Zakat yang dikutip dari Gamsir dkk. (dalam
Baznas 2011, hal. 426) menunjukan bahwa “Potensi Zakat nasional Tahun
2011 adalah Rp 217 triliun. Potensi yang cukup besar ini terdiri dari
potensi Zakat rumah tangga sebesar Rp 82,7 triliun, potensi Zakat industri
swasta Rp 114,89 triliun, potensi Zakat BUMN Rp 2,4 triliun, dan potensi
Zakat tabungan Rp 17 triliun. Sedangkan jumlah Zakat yang mampu
dihimpun oleh BAZNAS dari seluruh Unit Pengelola Zakat (UPZ) yang
ada di seluruh wilayah tanah air, walau pun terus meningkat dari tahun ke
tahun, namun jumlah absolutnya masih sangat kecil, yakni pada tahun
4
Fuad Nurjaman , 2015
Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tahun 2008, dan sebesar Rp 1,2 T pada tahun 2009, selanjutnya menurut
perkiraan tahun 2010 sebesar Rp 1,5 T. Artinya, dibandingkan dengan
keseluruhan jumlah potensi, Zakat yang baru berhasil dihimpun oleh
Baznas baru kurang lebih 1% per tahun”.
Sebagai contoh, berikut ini adalah tabel Pelaksanaan Zakat, Infāq,
dan Ṣadaqaħ (ZIS) di Jawa Barat tahun 2011 yang dimuat oleh (Tim BPS
Dari tabel di atas, disebutkan bahwa Kota Bandung total
mendapatkan pemasukan Zakat māl sebesar kurang lebih 3 M. Hal ini
masih jauh dari total seharusnya yang didapat dari pendapatan
6
Fuad Nurjaman , 2015
Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jauh dari total dari keseluruhan Zakat yang harus dikeluarkan (wājib
Zakat).
Melihat realita di masyarakat seakan antara Salat dan Zakat
merupakan suatu hal yang terpisahkan. Akan sangat menarik apabila
dikaitkan menjadi sebuah penelitian yang membahas keduanya. Hal yang
bertolak belakang dari data di atas dengan apa yang disebutkan dalam Al-qurān .
Sangat jelas disebutkan bahwa perintah untuk membayar Zakat
disamakan dengan perintah untuk mendirikan Salat. Maksud
penggabungan Salat dan Zakat dalam penelitian ini untuk menunjukan
tingkat kepentingan dari keduanya. Meskipun pada faktanya lebih
cenderung mengutamakan perintah Salat.
Dalam Al-qurān kata “Salat” dan “Zakat” sering terlihat
dipasangkan secara bersamaan. Tercatat ada 26 ayat yang menggabungkan
kata Salat dan Zakat. Ayat- ayat Zakat sama halnya dengan ayat-ayat
Salat, mengenai waktu, jumlah rakaat, dan cara-cara serta
bacaan-bacaannya (Ali, 2012, hal. 250).
merupakan fondasi utama dalam Islām membuat penulis sangat tertarik
untuk mengangkatnya dalam sebuah penelitian. Dalam hal ini penulis
mengambil judul:
B. Rumusan Masalah
Pertanyaan utama dalam penelitian ini diuraikan ke dalam
langkah-langkah sebagai berikut.
1. Bagaimana ahli tafsīr memahami ayat yang menggabungkan antara
Salat dan Zakat?
2. Bagaimana hubungan antara Salat dan Zakat menurut ahli tafsīr ?
3. Bagaimana Implikasinya terhadap Pendidikan Agama Islām ?
C. Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan pokok dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Maksud dari penelitian ini secara umum adalah: “Untuk mengetahui
bagaimana hubungan Salat dan Zakat dalam Al-qurān. (Studi mauḍūἰ terhadap tafsīr ayat Salat dan Zakat)”.
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana ahli Tafsīr memahami ayat yang
menggabungkan antara Salat dan Zakat.
2. Untuk mengetahui hubungan antara Salat dan Zakat menurut ahli
Tafsīr.
3. Untuk mengetahui Implikasinya terhadap Pendidikan Agama Islām.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Secara teori, manfaat penelitian ini untuk menggali informasi
mendalam khususnya yang menyangkut “Hubungan Salat dan Zakat
dalam Al-qurān”. Lebih jauh penulis berharap penelitian ini dapat
berguna secara teoritis dalam berbagai keilmuan lain yang relevan
dengan penelitian ini.
8
Fuad Nurjaman , 2015
Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Secara praktis, penelitian ini dapat berfungsi sebagai berikut.
a. Bagi Civitas akademika
Bagi civitas akademika, penelitian ini dapat bermanfaat dalam aspek
penunjang kebijakan maupun yang menyangkut disiplin ilmu tertentu
khusunya yang membahas tentang “Hubungan Salat dan Zakat dalam
Al-qurān”.
b. Bagi Mahasiswa IPAI
Bagi Mahasiswa IPAI, penelitian ini dapat bermanfaat untuk dijadikan
bahan referensi ataupun sumber pengetahuan tentang disiplin ilmu
tertentu khususnya yang membahas tentang “Hubungan Salat dan Zakat dalam Al-qurān ”.
c. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat, penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk
pemberdayaan kebijakan umum dan khusus yang menyangkut
kebutuhan masyarakat sebagai pola pengatur kehidupan yang lebih
layak.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini sangat bermanfaat khususnya bagi peneliti dalam
menyusun penelitian ilmiah mengenai “Hubungan Salat dan Zakat
dalam Al-qurān ”.
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai
berikut.
Bab I berisi Pendahuluan yang terdiri dari: Latar belakang, Rumusan
masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, dan Struktur organisasi.
Bab II berisikan Kajian Teoritis yang terdiri dari: Konsep-konsep,
Teori-teori, Dalil-dalil, Hukum-hukum, Model-model, dan
Bab III berisikan Metode penelitian yang terdiri dari: Desain
penelitian, partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data, analisis
data, dan isu etik.
Sementara Bab IV berisikan Temuan dan Pembahasan, yang terdiri
dari: Temuan hasil penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis
data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan
rumusan permasalahan penelitian, dan Pembahasan temuan penelitian
untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan
sebelumnya.
Bab V Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka, Lampiran dan
Riwayat Hidup.
30
Fuad Nurjaman , 2015
Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Noor (2013, hal. 108) menjelaskan bahwa “Desain penelitian dibagi
menjadi dua bagian, yaitu secara menyeluruh dan parsial. Secara
menyeluruh desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain penelitian secara parsial
merupakan penggambaran tentang hubungan antar variabel, pengumpulan
data, dan analisis data.
Sementara itu menurut Umar (2002, hal. 31) mengungkapkan bahwa “Desain penelitian adalah keseluruhan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang ada dapat dijawab”.
Kegunaan penelitian menurut Nasution (2009, hal. 37) adalah
memberi pegangan tentang cara pelaksanaan penelitian, menentukan
batas-batas penelitian dan memberi gambaran tentang apa yang akan
dilakukan serta kesulitan yang akan dihadapi.
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Noor
(2013, hal. 34) mengungkapkan bahwa “Pendekatan kualitatif merupakan
suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada
metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia,
sehingga desain pada penelitian kualitatif bersifat fleksibel dan terbuka”.
Penelitian ini menggunakan objek penelitian berupa buku-buku,
tafsīr Al-qurān dan literature lainnya. Jenis penelitian pustaka ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif. Sebagaimana diungkapkan oleh Zed (2008,
hal. 3) bahwa „Riset pustaka atau studi pustaka adalah serangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, mencatat, serta mengolah bahan penelitian‟.
Arikunto (2009, hal. 100) menyebutkan bahwa “Metode Penelitian
adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.
Yang termasuk sebagai metode penelitian diantaranya adalah: angket
(questionnaire), wawancara atau interviu (interview), pengamatan
(observation), ujian atau tes (test), dokumentasi (documentation), dan lain
sebagainya”.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pustaka atau
sering disebut juga dengan studi literatur, book survey, atau library
research. Menurut Zed (2008, hal. 4) jenis penelitian seperti ini posisi
peneliti berhadapan langsung dengan teks (nash) atau data angka dan
bukan dengan pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi mata
(eyewitness).
Sementara itu Fathoni (2006, hal. 95) mengungkapkan bahwa “Penelitian pustaka merupakan suatu penelitian yang dilakukan di ruang perpustakaan untuk menghimpun dan menganalisis data yang bersumber
dari perpustakaan, baik berupa buku-buku, periodikal-periodikal, seperti
majalah-majalah ilmiah yang diterbitkan secara berkala, kisah-kisah
sejarah, dokumen-dokumen dan materi perpustakaan lainnya yang dapat dijadikan sumber rujukan untuk menyusun laporan ilmiah”.
Sebagai panduan langkah operasionalnya, penelitian ini juga
menggunakan metode tafsīr mauḍuἰ. Sebagaimana diungkapkan oleh
Yusuf (2012, hal. 139) bahwa yang dimaksud dengan tafsīr mauḍuἰ adalah
menafsirkan ayat Al-qurān berdasarkan permasalahan yang dikaji. Dalam
penelitian ini masalah yang dikaji mengenai hubungan Salat dan Zakat.
Maka dalam langkah operasionalnya, peneliti menghimpun ayat-ayat yang
menggabungkan Salat dan Zakat.
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran dalam
32
Fuad Nurjaman , 2015
Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesamaan landasan berfikir antara peneliti yang tuangkan dalam penelitian
ini dengan pembaca.
muslim yang berkecukupan untuk mengeluarkan sebagian harta
tertentu yang telah ditentukan besarnya kemudian diberikan kepada
yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan syarà.
4. Al-qurān; yaitu kitab suci yang dijadikan pedoman hidup bagi
pemeluk Agama Islām.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, lebih cermat, lengkap, dan sistematis (Arikunto, 2006,
hal. 160).
Dalam penelitian kualitatif Sugiyono (2013, hal. 305)
menyebutkan yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti
itu sendiri. Peneliti atau disebut sebagai human instrument memiliki fungsi
untuk menetapakan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber
data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data, dan membuat kesimpulan.
Sebagaimana Nasution dalam (Sugiyono, 2013 , hal. 306) menyatakan:
itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen utama
mengumpulkan data yang sesuai dengan rumusan dan tujuan yang telah
ditetapkan. Menurut Nasution dalam (Satori & Komariah, 2013, hal. 63)
peneliti sebagai instrumen penelitian memiliki ciri-ciri diantaranya;
Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dan
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak. Peneliti
sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan
dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. Tiap situasi penelitian
merupakan suatu keseluruhan. Suatu interakasi yang melibatkan interaksi
manusia tidak dapat difahami dengan pengetahuan semata. Dan peneliti
sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
E. Sumber Data
Arikunto (2006, hal. 129) menyebutkan bahwa „yang dimaksud
dengan sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh‟. Seperti
peneliti yang menggunakan kuesioner atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang
yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik secara
tertulis maupun lisan.
Selanjutnya menurut Sugiyono (2013, hal. 308) bahwa Sumber
data terbagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data
sekunder:
1. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data. Yang dijadikan sumber primer dalam
penelitian ini adalah tafsir Al-miṣbāħ, tafsir Al-nūr tafsir Al-azhār,
tafsir Al-qurṭubi, dan tafsir Al-marāgī.
2. Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang
34
Fuad Nurjaman , 2015
Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengumpulkan data dari berbagai sumber. Misalnya dari
buku-buku yang relevan, tafsir-tafsir lain, dan sumber lainnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2013, hal. 208) menyebutkan bahwa “Teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber, dan cara”.
Sementara itu menurut Noor (2013, hal. 138) teknik pengumpulan
data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk
menjawab rumusan masalah penelitian. Umumnya cara mengumpulkan
data dapat dilakukan dengan cara: wawancara, angket, pengamatan, studi
dokumentasi, dan Focus Group Discussion (FGD).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik studi
dokumentasi dalam menghimpun data-data yang diperoleh. Sebagaimana
Fathoni (2006, hal. 112) menjelaskan bahwa “Studi dokumentasi adalah
teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai
data pribadi responden, seperti yang dilakukan oleh seorang psikolog
dalam meneliti perkembangan seorang klien melalui catatan pribadinya”.
Selain itu, karena penelitian ini juga menggunakan metode mauḍuἰ
maka proses pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah yang
harus ditempuh oleh peneliti. Menurut Yusuf (2012, hal. 139)
langkah-langkah tersebut adalah
Menentukan permasalahan atau topik yang akan dikaji, menentukan kata kunci mengenai permasalahan itu dan padanannya dalam Al-qurān, mengumpulkan ayat-ayat yang berbicara mengenai topik tersebut yang tersebar dalam berbagai
Senada dengan hal tersebut, Abdulhayy al-Farmawi dan Musthafa
Muslim dalam (Izzan, 2011, hal. 115) menyebutkan langkah-langkah
dalam metode mauḍuἰ sebagai berikut.
1. Memilih dan menetapkan topik (objek) kajian yang akan dibahas
berdasarkan ayat-ayat Al-qurān. Topik (objek) kajian dalam
penelitian ini adalah ayat yang menggabungkan tentang Salat dan
Zakat.
2. Mengumpulkan atau menghimpun ayat-ayat Al-qurān yang
membahas topik tersebut. Peneliti terlebih dahulu menghimpun
seluruh ayat yang menggabungkan Salat dan Zakat dengan
menggunakan al-mùjam al-muhfaros li al-fāz Al-qurān Al-karīm,
dari hasil penelusuran tersebut ditemukan 26 ayat yang
menggabungkan Salat dan Zakat.
3. Mengurutkan tertib turunnya ayat-ayat itu berdasarkan waktu
turunnya, disertai pengetahuan tentang asbāb al-nuzūl. Peneliti
menyusun ayat tersebut berdasarkan turunnya sūrah (tartību
sūraħ).
4. Mempelajari penafsiran ayat-ayat yang telah dihimpun tersebut
dengan memadai dan mengacu kepada kitab-kitab tafsir yang ada
dengan memakai ilmu munāsabaħ dan hadīṡ.
5. Menghimpun hasil penafsiran tersebut kemudian
mengistimbathkan unsur-unsur asasi darinya.
6. Membahas unsur-unsur dan makna-makna ayat kemudian
mengkaitkannya berdasarkan metode ilmiah secara sistematis.
7. Memaparkan kesimpulan tentang hakikat jawaban Al-qurān
terhadap topik permasalahan tersebut.
G. Metode Analisis
Sugiyono (2013, hal. 335) menyebutkan bahwa “Analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
36
Fuad Nurjaman , 2015
Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengorganisir data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
Sejalan dengan hal di atas, penelitian ini juga menggunakan
metode analisis dilālaħ dan munāsabah. Sebagaimana menurut Yusuf
(2012, hal. 96) yang dimaksud dengan dilālaħ adalah memahami sesuatu
dari sesuatu yang lain, sesuatu yang pertama disebut al-madlūl (yang
diberi petunjuk) dan segala sesuatu yang kedua disebut al-dall (petunjuk,
penerang atau pemberi dalil). Sedangkan yang dimaksud dengan
munāsabah adalah hubungan atau keterkaitan ayat-ayat Al-qurān antara sebagiannya dengan sebagian yang lain. Sehingga terlihat sebagai suatu
ungkapan yang rapi.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif,
sebagaimana dibahas oleh Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2013,
hal. 338 ) bahwa „Aktivitas analisis data terdiri dari data reduction, data
display, dan conclusing drawing/verification’. Ketiganya diuraikan
sebagai berikut.
1. Mereduksi data; merangkum; memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menghimpun ayat-ayat yang memuat redaksi yang
menggabungkan Salat dan Zakat, yang terdapat 26 ayat.
2. Mendisplay data; penyajian data dapat dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya (Sugiyono, 2013, hal. 341).
3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi dalam penelitian
kualitatif dapat dilakukan dengan cara menjawab rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal, atau saat melakukan
69
Fuad Nurjaman , 2015
Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN A. KESIMPULAN
Dalam Al-qurān kata Salat merupakan ibādaħ paling pokok yang
sering tercantum dalam beberapa sūraħ. Tercatat tidak kurang dari 80 ayat
yang membahas mengenai urgensi Salat dan tersebar dalam beberapa
sūraħ. Salat juga sering dikaitkan dengan ibādah lainnya diantaranya Zakat. Ahli tafsir menyebutkan terdapat 26 ayat yang menggabungkan
Salat dan Zakat. Dari jumlah tersebut diantaranya banyak yang terdapat
dalam sūraħ Al-baqaraħ dan Al-taubaħ.
Keterkaitan Salat dan Zakat dalam Al-qurān menunjukan bahwa
keduanya merupakan hal yang pokok dalam syariat Islām. Salat dapat
menjalin komunikasi yang baik antara manusia dengan Tuhan. Sedangkan
Zakat dapat meningkatkan kepekaan seseorang di tengah masyarakat luas.
Kesempurnaan ibādaħ Salat dapat menyempurnakan keutamaan
membayar Zakat. Begitupun dengan sebaliknya, ibādaħ Zakat dapat
menyempurnakan Salat.
Hubungan Salat dan Zakat dalam Al-qurān menandakan bahwa dua
kategori ibādaħ ini bukan dua hal yang mendua, melainkan dua hal yang
menyatu. Artinya, ketika manusia merealisasikan ibādaħ horizontal
(Zakat) pada saat yang sama ia pun sedang merealisasikan hubungannya
dengan Allāħ (ibādaħ vertikal). Ketika Salat dilaksanakan dengan baik,
maka kewajiban Zakat akan menjadi kebutuhan batiniah, dan ketika Zakat
direalisasikan maka akan mengokohkan eksistensi Salat sebagai kebutuhan
manusia.
Mayoritas ahli tafsir menyebutkan bahwa hubungan antara Salat dan
Zakat dalam Al-qurān bukan merupakan sebuah kebetulan. Keduanya
menandakan tingkat pendidikan ruhani paling efektif dalam menjaga jiwa
dan harta seseorang. Bahkan sebagian ulama sepakat untuk memerangi
orang yang memisahkan di antara keduanya. Karena keduanya merupakan
Implikasi dari hubungan Salat dan Zakat dalam Al-qurān terhadap
pendidikan agama islam diantaranya bahwa Salat dan Zakat harus menjadi
kewajiban utama dan diprioritaskan, Baik Salat atau Zakat seyogiyannya
tidak hanya menyangkut aturan teknis tetapi harus selalu mengaitkan
dengan sistem keyakinan (àqīdaħ), Pembelajaran tentang Salat dan Zakat
serta syariat Islām lainnya tidak disampaikan secara parsial, melainkan
harus diperlihatkan hubungan masing-masing secara integratif.
B. REKOMENDASI
Penulis berharap dengan adanya penelitian mengenai hubungan Salat
dan Zakat dalam Al-qurān dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri, umumnya bagi pembaca. Terlebih penulis memberikan saran bagi
beberapa elemen masyarakat. Diantaranya sebagai berikut.
1. Bagi Pemerintah
Sebagai pembuat kebijakan yang mengatur lapisan masyarakat,
khususnya bidang keagamaan, penulis berharap pemerintah lebih
memperhatikan kembali akan kondisi pelaksanaan Salat dan Zakat.
Terutama jika dikelola dengan baik, Zakat akan menjadi lumbung
ekonomi nasional yang akan membantu dalam mensejahterakan
masyarakat Indonesia.
2. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat, penulis berharap agar lebih peka terhadap sesama
dan menghilangkan status sosial tanpa membeda-bedakan orang
kaya dan miskin. Penulis juga berharap dengan adanya penelitian
ini dapat meningkatkan intensitas Salat berjamaah di mesjid dan
menumbuhkan kesadaran dalam menunaikan Zakat.
3. Bagi Mahasiswa IPAI
Penulis merasakan dalam penelitian ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu, bagi generasi selanjutnya penulis berharap
akan ada yang lebih mengembangkan tema penelitian ini. Sehingga
71
Fuad Nurjaman , 2015
Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an
DAFTAR PUSTAKA
A. Toto Suryana Arifatien, M. (1997 ). Pendidikan Agama Islam. Bandung : Tiga
Mutiara .
Ahmad, D. A. (2010). Fiqih Ibadah . Solo : Media Zikir .
Al-Ghazali, I. (2011). Ihya Ulumuddin . Jakarta : PT Gramedia .
Ali, P. D. (2012). Buku Induk Rahasia & Makna Ibadah . Jakarta : Zaman .
Al-Maraghi, A. (Tafsir Al-Maragi (Juz 1). (K.A. Sitanggal, B.A. Bakar, & H.N.
Aly. Penerj.)). 1992a.I. Semarang: Cv. Toha Putra.
Al-Maraghi, A. M. (1992c.X). Tafsir Al-Maraghi (Juz 10). (Hery N.A, K.
Sitanggal, Abubakar). . Semarang : CV Toha Putra .
Al-Maraghi, A. M. (1993d.XXX). Tafsir Al-Maraghi (Juz 30). (K.A. Sitanggal,
H.N. ALy). .
Al-Maraghi, A. M. (1993b.VI). Tafsir Al-Maraghi (Juz 6). (K.A. Sitanggal),
B.A.Bakar, & H.N. Aly, Penerj.). Semarang: CV Toha Putra.
Al-Qurthubi. (2008e.XII). Tafsir Al-Qurthubi (Jilid 12). (M.Masridha, Penerj). .
Jakarta : Pustaka Azzam .
Al-Qurthubi. (2008b.II). Tafsir Al-Qurthubi (Jilid 2). (M.Masridha, Penerj.).
Jakarta : Pustaka Azzam .
Al-Qurthubi. (2008f.XX). Tafsir Al-Qurthubi (Jilid 20). (M. Masridha, Penerj). .
Jakarta : Pustaka Azzam .
Al-Qurthubi. (2008.c.IV). Tafsir Al-Qurthubi (Jilid 4). (M.Masridha, Penerj.).
Jakarta : Pustaka Azzam .
Al-Qurthubi. (2008d.VIII). Tafsir Al-Qurthubi (Jilid 8). (M.Masridha, Penerj.).
Jakarta: Pustaka Azzam.
Al-Qurthubi, S. I. (2008a.I). Tafsir Al-Qurthubi (Jilid 1). (M. Masridha, Penerj.).
Jakarta: Pustaka Azzam.
Al-Syarawi, S. M. (2007). Tirulah Shalat Nabi . Bandung : Mizan Pustaka .
Al-Thabari, A. J. (2009 ). Tafsir Ath- Thabari . Jakarta: Pustaka Azzam .
al-Tharsyah, A. (2007). Keajaiban Shalat Bagi Kesehatan . Jakarta : Senayan
72
Fuad Nurjaman , 2015
Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Al-zuhayly, D. W. (2005). Zakat Kajian Berbagai Mazhab (Agus Effendi &
Bahruddin fananny, Penerj.). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, P. D. (2009). Manajemen Penelitian . Jakarta : PT Rineka Cipta .
Dr. Zuhairini, d. (2008). Filsafat Pendidikan Islam . Jakarta : Bumi Aksara .
Gamsir, d. (2011 ). Perilaku Muzaki Dalam membayar Zakat Mal . Kajian
Hamka. (1983a.I). tafsir Al-Azhar (Juz 1). Jakarta: Pustaka Panjimas.
Hamka. (1985a.X). Tafsir Al-Azhar (Juz 10). Jakarta: Pustaka Panjimas.
Hamka. (1983e.XVIII). Tafsir Al-Azhar (Juz 18). Jakarta: Pustaka Panjimas.
Hamka. (1985b.XXX). Tafsir Al-Azhar (Juz 30). Jakarta : Pustaka Panjimas .
Hamka. (1983d.VI). Tafsir Al-Azhar (Juz 6). Jakarta: Pustaka Panjimas.
Hamka. (1983c.IV). Tafsir al-Azhar (Juz IV). Jakarta: Pustaka Punjimas.
Hamka, P. D. (1983b.II). Tafsir Al-Azhar (Juz 2). Jakarta: PT Pustaka Panjimas.
Izzan, A. (2011). Metodologi Ilmu Tafsir . Bandung : Tafakur.
Majid, S. M., & Andayani, S. M. (2012 ). Pendidikan Karakter Perspektif Islam .
Bandung : PT Remaja Rosdakarya .
Muhammad Azzam, P. D., & Sayyid Hawas, P. D. (2009). Fiqih Ibadah. Jakarta :
Amzah.
Nama, T. (2005 ). Al-Qur'an dan Terjemahnya. Penerjemah. Tim Penerjemah
Departemen Agama Republik Indonesia. Depok : Al-huda .
Nasution. (2009 ). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : PT Bumi
Aksara .
Noer, J. (2006 ). Salat Yang Benar . Jakarta : Penada Media .
Prof. Dr. Abdurrahmat Fathoni, M. (2006 ). Metodologi Penelitian . Jakarta : PT
Rineka Cipta .
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M. (2010). Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta : Kencana
Prenada Media Group .
Prof. Dr. Kh. M. Hamdan Rasyid, M. (2009). Pesona Kesempurnaan Shalat .
Jakarta : Zahira Press.
Qardawi, D. Y. (2011). Hukum Zakat . Jakarta : Pustaka Litera Antarnusa .
Ramayulis, P. D. (2012 ). Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta : Kalam Mulia .
Sabiq, S. (2010). Fiqih Sunnah . Jakarta : Pundi Aksara .
Satori, M. ,., & Komariah, M. ,. (2013 ). Metodologi Penelitian Kualitatif .
Bandung : Alfabeta .
Shalehuddin, W. S. (2011). Risalah Zakat . Bandung : Tafakur .
Shalikhin, K. (2008). Mukjizat & Misteri Lima Rukun Islam . Yogyakarta :
Mutiara Media .
Shiddieqy, M. T. (2000a.I). Tafsir Al-quranul Majid Al-Nur (Vol. 1). Semarang:
Pustaka Rizki Putra.
Shiddieqy, M. (2000b.II). Tafsir AL-Quran AL-Nur (Volume 2). Semarang: PT
Pustaka Rizki Putra .
Shiddieqy, M. (2000c.VI). Tafsir Al-Quran Al-Nur (Volume4). Semarang : PT
Pustaka Rizki Putra .
74
Fuad Nurjaman , 2015
Hubungan salat dan zakat dalam alqur’an
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Shihab, M. Q. (2002b.II). Tafsir Al-Misbah (Volume II) . Jakarta : Lentera Hati .
Shihab, M. Q. (2002c.IV). Tafsir al-Misbah (Volume IV). Jakarta : Lentera hati .
Shihab, M. Q. (2002f.XX). Tafsir Al-Mishbah (Vol. 20). Jakarta : Lentera hati.
Shihab, M. Q. (2002d.V). Tafsir Al-Mishbah (Vol. 5). Jakarta: Lentera Hati.
Shihab, M. (2002e.XIV). Tafsir Al-Mishbah (Vol. 14). Jakarta: Lentera hati.
Sholikhin, K. M. (2011). The Miracle of Shalat . Jakarta : Erlangga .
Sobari, A. M. (2005). Kesempurnaan Ibadah Ramadhan. Jakarta: Republika.
Sugiyono, P. D. (2013 ). Metode Penelitian Pendidikan . Bandung : Alfabeta .
Syafi'i, S. J. (2006 ). The Power Of Shalat . Bandung : MQ Publishing .
Tafsir, P. D. (2012 ). Ilmu Pendidikan Islami . Bandung : PT Remaja Rosdakarya .
Taufiqullah, P. H. (2004). Zakat Sebagai Pemberdayaan Ekonomi . Bandung :
BAZ Jabar .
Tauhid, N. A., & Sulaiman, E. (2007 ). Simbol-Simbol Shalat . Bandung : PT.
Karya Kita .
Umar, H. (2002 ). Desain Penelitian MSDM & Perilaku karyawan . Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada .
UPI, T. D. (2008). Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup . Bandung : Value Press.
UPI, T. D. (2011). Landasan Pendidikan . Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia .
Yusuf, K. M. (2012). Studi Al-quran . Jakarta : Hamzah .
Zed, M. (2008). Metode Penelitian Kepustaaan . Jakarta : Yayasan Obor