• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN NILAI BUDAYA DAN KARAKTER TOKOH REMAJA DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN NILAI BUDAYA DAN KARAKTER TOKOH REMAJA DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMA."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ……….. 1

1.2Rumusan Masalah ……… 8

1.3Tujuan Penelitian ………. 8

1.4Manfaat Penelitian ……… 9

1.5Definisi Operasional ……… 9

1.6Asumsi Penelitian ……… 10

1.7Paradigma Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORETIS STRUKTUR, NILAI BUDAYA DAN KARAKTER REMAJA 2.1. Pengertian dan Hakikat Novel ……….. 12

2.2 Jenis-jenis Novel ………. 15

2.2.1 Novel Epistoler ……… 15

2.2.2 Novel Ghotic ……… 15

2.2.3 Novel Psikologi ……… 16

2.3 Ciri-ciri Novel ………. 16

2.4 Struktur Novel ………. 17

2.4.1 Tema ……… 18

2.4.2 Alur dan Pengaluran ……… 21

2.4.3 Tokoh dan Penokohan ………. 25

2.4.3.1 Pengertian dan Hakikat Penokohan ……… 26

2.4.3.2 Pembedaan Tokoh ……… 28

2.4.4 Latar ……… 36

2.5 Hubungan Sastra dan Budaya ……… 37

2.5.1 Pengertian Kebudayaan ……….. 38

2.5.2 Wujud Kebudayaan ………. 40

2.5.3 Sistem Nilai Budaya ……… 41

2.5.4 Nilai-nilai Budaya dalam Sastra ……… 43

2.6 Karakter Tokoh Remaja ……….. 45

2.7 Masa Remaja dan Kegiatan Apresiasi Sastra ……….. 55

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Metode Penelitian ………. 58

(2)

3.3. Instrumen Penelitian ……… 60

3.4. Langkah-langkah Penelitian ………. 66

3.5. Data dan Sumber Data ………. 69

3.6. Teknik Pengolahan Data ……….. 71

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan ... 73

4.2 Sinopsis ………. 74

4.3 Deskripsi Data dan Analisis Struktur Novel Negeri 5 Menara ……… 76

4.3.1 Tema ……… 76

4.3.2 Alur ………. 80

4.3.3 Penokohan ……… 88

4.3.4 Latar/ Setting ……… 93

4.4 Deskripsi Data dan Analisis Nilai Budaya ……… 98

4.5 Deskripsi Data dan Analisis Karakter Tokoh Remaja dalam Novel Negeri Lima Menara ... 109

4.5.1 Deskripsi Karakter Tokoh Remaja dalam Novel Negeri 5 Menara ……… 109

4.5.1.1 Unsur Karakter Religius ………. 109

4.5.1.2 Unsur Karakter Jujur ……… 112

4.5.1.3 Unsur Karakter Disiplin ……….. 113

4.5.1.4 Unsur Karakter Kerja Keras ……… 115

4.5.1.5 Unsur Karakter Kreatif ……… 119

4.5.1.6 Unsur Karakter Mandiri ……….. 121

4.5.1.7 Unsur Karakter Peduli ………. 122

4.5.1.8 Unsur Karakter Tanggung Jawab ……… 124

4.5.2 Analisis Data dan Pembahasan Unsur Karakter Tokoh Remaja ……….. 128

4.5.2.1 Religius ……… 128

4.5.2.2 Jujur ……… 134

4.5.2.3 Disiplin ……… 135

4.5.2.4 Kerja Keras ………. 139

4.5.2.5 Kreatif ………. 150

4.5.2.6 Mandiri ……… 156

4.5.2.7 Peduli ……….. 156

4.5.2.8 Tanggung Jawab ………. 163

4.5.3 Model Pembelajaran Novel Negeri 5 Menara Melalui Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMA ……….. 167

4.5.3.1 Latar Belakang Filosofis ………. 167

4.5.3.2 Dasar Estetika ………. 170

4.5.3.3 Dasar Budaya ……….. 172

4.5.3.4 Dampak yang Diharapkan ………... 173

4.5.3.5 Penyusunan Silabus ……… 174

(3)
(4)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman Tabel

2.1 Kerangka Kluckhohn Mengenai Lima Masalah Dasar dalam

Hidup Yang Menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia ... .. 42

2.2 Teori Enam Tahap Perkembangan Pertimbangan Moral Versi Kohlberg ... 51

2.3 Deskripsi Nilai Karakter Tokoh ... 54

3.1 Pedoman Analisis Struktur Novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi ... 61

3.2 Pedoman Analisis Nilai Budaya Novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi ... 62

3.3 Pedoman Analisis Nilai Karakter Tokoh Remaja Novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi ... 63

3.4 Pedoman Rancangan Pembelajaran Novel Negeri 5 Menara Melalui Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMA ... 64

4.1 Deskripsi Data Berkaitan dengan Tema ... 76

4.2 Deskripsi Data Berkaitan dengan Alur ... 80

4.3 Deskripsi Data Berkaitan dengan Penokohan ... 91

4.4 Deskripsi Data Berkaitan dengan Latar/ Setting ... 94

4.5 Deskripsi Data Berkaitan dengan Nilai Budaya... 98

4.6 Indikator Pertama Sikap dan Perilaku yang Patuh dalam Melaksanakan Ajaran Agama yang Dianutnya ... 109

4.7 Indikator Pertama Perilaku yang Didasarkan pada Upaya Menjadikan Dirinya sebagai Orang yang Selalu Dapat Dipercaya dalam Perkataaan ... 113

4.8 Indikator Ketiga Perilaku yang Didasarkan pada Upaya Menjadikan Dirinya sebagai Orang yang Selalu Dapat Dipercaya dalam Pekerjaan ... 113

4.9 Indikator Tindakan yang Menunjukkan Perilaku Tertib dan Patuh pada Berbagai Ketentuan dan Peraturan... 114

4.10 Indikator Pertama Perilakku yang Menunjukkan upaya Sungguh-sungguh dalam Mengatasi berbagai Hambatan Belajar dan Tugas ... 115

4.11 Indikator Kedua Perilaku yang Menunjukkan Upaya Sungguh-sungguh Menyelesaikan Tugas dengan Sebaik-baiknya ... 117

4.12 Indikator Pertama Berpikir Sesuatu untuk Menghasilkan Cara atau Hasil Baru dari Sesuatu yang Telah Dimiliki ... 119

4.13 Indikator Kedua Melakukan Sesuatu untuk Menghasilkan Cara atau Hasil Baru dari Sesuatu yang Telah Dimiliki ... 120

4.14 Indikator Pertama Sikap yang Tidak Mudah Bergantung pada Orang Lain dalam Menyelesaikan Tugas-tugas ... 121

(5)

4.16 Indikator Pertama Sikap yang Selalu Ingin Memberi Bantuan

pada Orang Lain dan Masyarakat yang Membutuhkan ... 122 4.17 Indikator Kedua Tindakan yang Selalu Ingin Memberi Bantuan

pada Orang Lain dan masyarakat yang Membutuhkan ... 123 4.18 Indikator Pertama Sikap Seseoranguntuk Melaksanakan

Tugas dan Kewajibannya ... 126 4.19 Indikator Kedua Perilaku Seseorang untuk Melaksanakan

(6)

DAFTAR BAGAN

Nomor Judul Bagan Halaman Bagan

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 bahwa pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan negara. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentu saja diperlukan pendidik yang profesional, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

(8)

gambaran mengenai bagaimana proses pendidikan itu berlangsung serta hasil yang diharapkannya. Dengan demikian, perencanaan suatu proses pendidikan hendaklah melibatkan berbagai pihak, di antaranya guru, kepala sekolah, komite sekolah, tenaga kependidikan, dan pihak-pihak lain yang terkait.

Program pengajaran yang baik adalah mampu memberikan dukungan besar kepada para siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan mereka. Sehubungan dengan hal tersebut, setiap guru selayaknya memahami seluruh proses dan tugas perkembangan manusia, khususnya yang berkaitan dengan masa prayuwana dan yuwana, yakni anak-anak dan remaja yang duduk di sekolah dasar dan menengah. Pada masa ini, siswa membutuhkan internalisasi nilai-nilai kehidupan untuk menumbuhkan jati diri yang utuh dan berintegritas. Melalui pembelajaran sastra, diharapkan siswa membaca dan menghayati nilai-nilai kehidupan, seperti yang diungkapkan oleh Penyair Taufik Ismail (dalam Maulana, 2004 : x) bahwa memperkenalkan karya sastra ke hadapan siswa, tidak dimaksudkan agar mereka menjadi sastrawan dan bahkan menjadi apresiator karya sastra, tetapi juga agar daya kreatif dan daya kritis mereka dalam menanggapi maupun membaca kehidupan bisa muncul dengan sangat kuat. Oleh karena itu, dalam karya sastra, bukan hanya mempersoalkan estetika belaka, melainkan juga ada sehimpun nilai-nilai, entah itu yang berkaitan dengan persoalan religius, cinta, sosial, maupun hal-hal lainnya yang berkaitan erat dengan persoalan spiritual.

(9)

faktor metode pengajaran sastra yang monoton dan tidak variatif. Hal ini terutama dilatarbelakangi oleh kurangnya pengalaman guru dalam bersastra. Siswa lebih banyak dijejali dengan teori-teori sastra sementara pengalaman bersastra sangatlah kurang. Padahal pembelajaran sastra seharusnya menjadi pelajaran yang menyenangkan dan menimbulkan kegairahan. Dalam hubungan ini, Sumardjo (1988, 176) menyebutkan bahwa metode yang tepat untuk kegiatan apresiasi sastra adalah metode yang membuka peluang bagi para siswa untuk mengalami perkembangan jiwa, mengalami kepuasan dan kegembiraan di dalam pergaulan mereka dengan karya-karya sastra.

Selain metode, bahan pembelajaran yang tidak sesuai dengan minat dan perkembangan jiwa siswa akan menimbulkan kebosanan sehingga siswa tidak tertarik pada sastra. Sumardjo (1988: 176) menekankan bahwa bahan pembelajaran sastra yang dipilih harus sesuai dengan tingkat usia maupun lingkungan siswa. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Rusyana (1982: 11) bahwa dalam pemilihan bahan pengajaran sastra, harus mempertimbangkan baik buruknya dari segi pendidikan dan pengajaran, serta memperhatikan karakteristik peserta didik.

(10)

membaca dan mengapresiasi novel kontemporer, tanpa mengabaikan novel lama dan baru. Dengan demikian, sekolah diharapkan memfasilitasi dan merekomendasikan referensi novel-novel kontemporer berbasis pendidikan karakter.

Bahan pembelajaran sastra yang hendak diajarkan kepada siswa tentunya harus mengacu kepada tujuan pembelajaran itu sendiri. Rusyana (1982: 16) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran sastra setidaknya mencakup tiga hal. Pertama, siswa memperoleh pengalaman bersastra melalui kegiatan apresiasi dan

ekspresi. Apresiasi adalah bentuk pengenalan yang semakin mendalam terhadap pengalaman hidup yang terkandung dalam sastra, serta hasrat dan jawaban kita terhadapnya. Sedangkan melalui kegiatan ekspresi, siswa diberi kesempatan dan dorongan untuk mengutarakan dirinya ke dalam bahasa. Siswa harus sanggup menyusun cita dan pengalamannya ke dalam bentuk yang tepat, baik secara lisan maupun secara tertulis (1982: 7). Kedua, siswa memperoleh pengetahuan tentang sastra, seperti sejarah sastra, teori sastra, dan kritik sastra. Ketiga, setelah pembelajaran sastra, siswa diharapkan dapat menghargai akan nilai-nilai yang baik. Kekeliruan yang terjadi adalah ketika dalam proses pembelajaran siswa hanya memperoleh teori-teori sastra dan kurang berpengalaman dalam bersastra.

(11)

teori-teori linguistik untuk persiapan menghadapi ujian nasional. Padahal, karya sastra potensial dalam menciptakan manusia Indonesia yang humanis dan kritis.

Pendidikan pun pada hakikatnya adalah upaya untuk menjadikan manusia berbudaya. Budaya dalam pengertian yang sangat luas mencakup segala aspek kehidupan manusia, yang dimulai dari cara berpikir, bertingkah laku sampai produk-produk berpikir manusia yang berwujud dalam bentuk benda (materil) maupun dalam bentuk sistem nilai (in-materil). Pergaulan antarumat di dunia yang semakin intensif akan melahirkan budaya-budaya baru, baik berupa percampuran budaya, penerimaan budaya oleh salah satu pihak atau keduanya, dominasi budaya, atau munculnya budaya baru. Keseluruhan proses ini tentu saja dipengaruhi oleh proses pendidikan di masyarakat.

Pemunculan kebudayaan baru tidak sepenuhnya memberikan efek positif terhadap perkembangan suatu tokoh remaja, tetapi ada juga yang berdampak negatif. Untuk menghindari hal-hal negatif, diperlukan berbagai upaya untuk mengadakan saringan kebudayaan yang dianggap paling relevan untuk diterapkan. Oleh karena itu, pemahaman terhadap kebudayaan menjadi penting bagi seorang pendidik agar memahami secara tepat kebudayaan dan pengaruhnya terhadap perkembangan masyarakat.

(12)

dalam suatu masyarakat. Apabila kebudayaan mempunyai tiga unsur penting, yaitu sebagai suatu tata kehidupan (order), sebagai suatu proses, dan mempunyai suatu visi tertentu (goals), maka pendidikan dalam rumusan tersebut merupakan proses pembudayaan. Dengan demikian, tidak ada suatu proses pendidikan tanpa kebudayaan dan masyarakat. Proses kebudayaan dan pendidikan hanya dapat terjadi di dalam hubungan antarmanusia dalam suatu masyarakat tertentu.

Para ahli pendidikan dan antropolgi sepakat bahwa budaya adalah dasar terbentuknya kepribadian manusia. Budaya dapat membentuk identitas seseorang, identitas suatu masyarakat, dan identitas suatu tokoh remaja. Seseorang akan memasuki budaya global dalam dunia terbuka dewasa ini. Dengan demikian, manusia modern sebenarnya hidup dalam berbagai dunia yang menyatu, yakni dunia nyata yang realistik, tanpa-batas, dan dunia cyber yang digerakkan oleh suatu kemajuan teknologi informasi.

(13)

Sekitar delapan dekade yang lalu, Mohandas K. Gandhi (Latif, 2009: 79) menengarai adanya ancaman yang mematikan dari “tujuh dosa sosial”, yaitu politik tanpa prinsip, kekayaan tanpa kerja keras, perniagaan tanpa moralitas, kesenangan tanpa nurani, pendidikan tanpa karakter, sains tanpa humanitas, dan peribadatan tanpa pengorbanan’. Ketujuh dosa ini sekarang telah menjadi warna dasar dari kehidupan kita. Oleh sebab itu, tampaknya kita harus memikirkan kembali jati diri dan karakter kita remaja, tentunya dengan tidak menafikan berbagai aspek positif yang dapat kita rasakan pada era globalisasi ini. Upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan merumuskan dan menggali kembali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, diperlukan tindak lanjut yang serius dari berbagai pihak untuk merumuskan dan mewujudkannya dalam kehidupan bernegara.

(14)

Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, peneliti berupaya untuk menggali nilai-nilai budaya dan karakter tokoh remaja dalam novel Indonesia dewasa ini, yakni novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. Peneliti berharap nilai-nilai budaya dan karakter tokoh remaja tersebut dapat diajarkan kepada siswa, khususnya dalam pembelajaran apresiasi sastra di sekolah menengah umum. Secara lengkap penelitian ini diberi judul ”KAJIAN NILAI BUDAYA DAN KARAKTER TOKOH REMAJA DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMA.”

1.2Rumusan Masalah

Secara khusus, permasalahan yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah struktur novel yang terdapat dalam novel Negeri 5 Menara

karya Ahmad Fuadi?

2. Nilai-nilai budaya apa saja yang terkandung dalam novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi?

3. Nilai-nilai karakter tokoh remaja apa saja yang terkandung dalam novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi?

4. Bagaimanakah rancangan pembelajaran novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi melalui pembelajaran apresiasi sastra di SMA?

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

(15)

2. mendeskripsikan nilai-nilai budaya yang terdapat dalam novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi;

3. mendeskripsikan nilai-nilai karakter tokoh remaja yang terdapat dalam novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi;

4. mendeskripsikan rancangan pembelajaran novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi melalui pembelajaran apresiasi sastra di SMA.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, di antaranya sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan minat siswa untuk lebih mencintai dan menyenangi karya sastra;

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan penghargaan terhadap nilai-nilai budaya dan karakter remaja;

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah penelitian karya sastra yang tampaknya masih sedikit;

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam memilih bahan pembelajaran sastra di SMA.

1.5Definisi Operasional

Guna menghindari terjadinya kesalahpahaman tentang peristilahan yang digunakan, berikut dikemukakan definisi operasional istilah-istilah tersebut.

(16)

setting cerita yang beragam pula. Novel merupakan cerita yang menampilkan suatu kejadian luar bisaa pada kehidupan pelakunya yang menyebabkan perubahan sikap hidup atau menentukan nasibnya.

2. Nilai budaya ialah konsep-konsep mengenai sesuatu yang ada dalam alam pikiran sebagian besar dari masyarakat yang mereka anggap bernilai, berharga, dan penting dalam hidup sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi pada kehidupan para warga masyarakatnya.

3. Nilai karakter tokoh remaja ialah tabiat; watak; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang dianut dan menjadi pedoman hidup kaum remaja usia 10 atau 12 tahun sampai ke usia 18 atau 20 tahun.

1.6Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian yang digunakan sebagai pedoman penelitian adalah sebagai berikut.

1. Karya sastra merupakan gambaran situasi sosial.

2. Di dalam karya sastra terdapat nilai-nilai yang bisa diajarkan. 3. Nilai budaya dan karakter remaja bisa digali dari karya sastra.

4. Nilai budaya dan karakter remaja merupakan suatu yang sangat penting untuk diajarkan dan ditanamkan dalam diri para siswa.

1.7Paradigma Penelitian

(17)

Masalah

Pendidikan : Pijakan awal untuk menilai

proses penanaman dan pengembangan nilai-nilai luhur budaya dan karakter

tokoh remaja

Siswa guru

Solusi

Pemilihan bahan pembelajaran sastra harus relevan dengan 1. Tingkat usia siswa 2. Karakteristik siswa

3. Nilai-nilai pendidikan dan pengajaran

Siswa SMA Membutuhkan internalisasi nilai-nilai

kehidupan

Pengalaman guru dan siswa dalam bersastra kurang berkembang Kurang tertarik pada

pembelajaran sastra

Karya sastra Novel Negeri Lima Menara

Nilai-nilai luhur budaya dan karakter tokoh

remaja

Siswa menghargai dan menginternalisasi nilai-nilai yang

baik

Siswa dapat menumbuhkan jati diri yang utuh dan berintegritas

Memfokuskan pada teori sastra daripada pengalaman bersastra

Menghayati Membaca

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Peneliti dapat memilih salah satu dari berbagai metode yang ada sesuai dengan tujuan, sifat, objek, sifat ilmu atau teori yang mendukungnya. Dalam penelitian, objeklah yang menentukan metode yang akan digunakan (Koentjaraningrat, 1977: 7-8). Sukmadinata (2009: 60) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Penelitian ini berusaha menggambarkan data dengan kata-kata atau kalimat yang dibedakan menurut unsur-unsur/bagian-bagian tertentu untuk memperoleh simpulan. Sedangkan Frankel dan Wallen (2007: G6) menyatakan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mengharuskan peneliti mengkaji fenomena yang terjadi secara alamiah dengan segala kompleksitasnya.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis isi (content analysis). Metode ini merupakan salah satu metode dalam ilmu sosial yang

(19)

berusaha memahami isi pesan maupun gagasan utama yang terkandung di dalam novel yang dikaji.

Kaitannya dengan kajian budaya, Ratna (2010: 360-362) mengemukakan beberapa tahapan model analisis isi (content analysis) sebagai berikut. Pertama, tentukan objek yang akan dianalisis. Dalam hal ini, objek dalam penelitian ini adalah mengenai nilai-nilai budaya dan karakter tokoh remaja yang ada dalam novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. Kedua, objek dianalisis secara sistematis. Untuk mencapai sistematika yang memadai, penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang terukur. Ketiga, analisis dilakukan dengan menggunakan relevansi teori-teori tersebut. Dalam penelitian ini, terdapat saling keterkaitan antara teori-teori budaya, karakter tokoh remaja, sastra, psikologi, dan teori-teori pembelajaran. Keempat, keseluruhan data perlu dikaitkan dan dicarikan konteksnya dengan berbagai disiplin yang relevan. Dalam hal ini, data yang menjadi bahan kajian akan dikaitkan dengan proses pembelajaran sastra di sekolah, khususnya sekolah menengah atas (SMA). Kelima, menemukan ‘temuan’, baik berupa sesuatu yang belum ada sebelumnya maupun berupa teori. 3.2Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi atau kajian kepustakaan (library research), dalam hal ini kajian terhadap teks novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. Novel ini menjadi sumber data utama atau sumber

(20)

berfungsi sebagai instrument penelitian. Teknik studi dokumentasi direalisasikan atau diterapkan dengan tiga langkah berikut ini.

1. Peneliti membaca secara kritis sumber data dalam novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. Pembacaan secara hermeneutis ini dimaksudkan untuk memahami dan memiliki kembali makna yang terdapat di dalam sumber data.

2. Peneliti membaca secara berkesinambungan dan berulang-ulang sumber data dalam novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi.

3. Peneliti membaca sekali lagi sumber data untuk memberi tanda bagian-bagian teks novel Negeri 5 Menara yang diangkat menjadi data dan dianalisis lebih lanjut. Penandaan ini disesuaikan dengan sumber data. Dengan ketiga langkah tersebut diharapkan dapat diperoleh data penghayatan dan pemahaman arti secara mendalam dan mencukupi.

3.3Instrumen Penelitian

(21)

Instrumen penelitian diperlukan untuk mendukung langkah-langkah operasional penelitian terutama yang berkaitan dengan teknik pengumpulan data. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti dibantu oleh instrumen-instrumen pembantu berupa lembaran analisis struktur novel atau lembar analisis unsur-unsur intrinsik novel, lembar analisis nilai pendidikan, lembar analisis nilai-nilai budaya, lembar analisis nilai-nilai-nilai-nilai karakter tokoh remaja, kartu data, alat tulis, dan buku catatan.

Dalam penelitian ini terdapat empat instrumen, yakni: 1) Pedoman Analisis Struktur Novel Negeri 5 Menara

Table 3.1

Pedoman Analisis Struktur Novel Negeri 5 Menara

Aspek yang Dianalisis Indikator

(1) 1. Tema

(2) a. Tema tingkat fisik b. Tema tingkat organik c. Tema tingkat sosial d. Tema tingkat egoik

e. Tema tingkat divine (ketuhanan)

2. Alur a. Alur terbentuk dari susunan gerak peristiwa-peristiwa yang terjadi akibat interaksi antartokoh.

b. Peristiwa-peristiwa yang dapat membentuk alur itu ada dalam satu jalinan atau rangkaian yang berhubungan secara kausalitas dan berurutan secara logis dan kronologis menurut urutan waktu.

c. Tahapan alur terdiri atas pengenalan, konflik, komplikasi, klimaks, peleraian, dan

penyelesaian.

3. Penokohan a. Tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya.

(22)

(1) (2) caranya berpakaian.

c. Menunjukkan bagaimana perilakunya.

d. Melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri.

e. Memahami bagaimana jalan pikirannya. f. Melihat bagaimana tokoh lain berbicara

dengannya.

g. Melihat bagaimana tokoh-tokoh lain memberikan reaksi terhadapnya.

h. Melihat bagaimana tokoh itu mereaksi tokoh yang lainnya.

4. Latar/setting a. Latar tempat : menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita b. Latar waktu : berhubungan dengan ‘kapan’

terjadinya peristiwa-peristiwa di dalam cerita

c. Latar sosial : menyaran pada hal-hal yang

berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam cerita.

2) Instrumen yang kedua berupa pedoman analisis nilai budaya Tabel 3.2

Pedoman Analisis Nilai Budaya Novel Negeri 5 Menara

Aspek yang

Dianalisis Indikator

(1) Hakikat hidup (HK) (2) Hidup itu buruk (3) Hidup itu baik

(4)

Hidup itu buruk, tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup

itu menjadi baik Hakikat karya

(HK)

Karya itu untuk nafkah hidup

Karya itu untuk kedudukan, kehormatan, dsb.

Karya itu untuk menambah karya Persepsi manusia tentang waktu (MW) Orientasi ke masa kini Orientasi ke

(23)

(1) manusia dengan sesamanya (MM) (2) (horisontal), rasa ketergantungan kepada sesamanya (berjiwa gotong royong) (2) ketergantungan kepada tokoh-tokoh atasan dan berpangkat (4) kekuatan sendiri

3) Instrumen yang ketiga adalah pedoman analisis karakter tokoh remaja Tabel 3.3

Pedoman Analisis Karakter Tokoh Remaja Novel Negeri 5 Menara

Aspek Karakter Tokoh remaja yang Dianalisis

Indikator

1. Religius a. Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya.

b. Toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain. c. Hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur a. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan. b. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam tindakan. c. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam pekerjaan. 3. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

4. Kerja Keras a. Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

b. Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

5. Kreatif a. Berpikir sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

b. Melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

(24)

Aspek Karakter Tokoh remaja yang Dianalisis

Indikator

b. Perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

7. Peduli a. Sikap yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

b. Tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

8.Tanggung-jawab

a. Sikap seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

b. Perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

4) Instrumen yang keempat adalah pedoman rancangan pembelajaran Tabel 3.4

Pedoman Rancangan Pembelajaran Novel Negeri 5 Menara Melalui Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMA

Aspek yang Dikembangkan Indikator

(1)

1.Latar belakang filosofis

(2)

a. kehadiran apresiasi sastra berasal dari karya sastra sendiri

b. kehadiran apresiasi sastra dapat berasal dari diri manusia dan institusi yang diciptakannya.

c. sastra mampu menjadi pemandu jalan menuju kebenaran hakiki

2.Dasar estetika a. Mengandung unsur etika, moral, dan budaya

(25)

(1) 3.Dasar budaya

(2)

a. Pengenalan budaya lokal masyarakat b. Cerminan budaya lokal masyarakat 4.Dampak yang diharapkan a. Siswa dapat memahami dan

menemukan nilai-nilai budaya dan karakter tokoh remaja dalam novel Negeri 5 Menara.

b. Siswa dapat meneladani nilai-nilai budaya dan karakter tokoh remaja yang terdapat dalam novel Negeri 5 Menara.

c. Siswa dapat menghargai nilai-nilai budaya lokal maupun nasional. d. Siswa dapat lebih menyenangi karya

sastra, khususnya novel masa kini. e. Berkenaan dengan model

pembelajaran yang disusun akan memberikan kontribusi dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) khususnya dalam pelajaran apresiasi sastra.

f. Para guru bahasa Indonesia khususnya, dapat memanfaatkan model yang telah disusun dalam pelaksanaan pembelajarannya, lebih jauh dapat, mengembangkan lagi sehingga lebih sempurna dan bisa lebih diterima oleh berbagai pihak. 5.Penyusunan silabus a. Kompetensi dasar

b. Materi pembelajaran c. Kegiatan pembelajaran d. Indikator

e. Penilaian f. Sumber bahan 6.Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)

a. Standar kompetensi b. Kompetensi dasar c. Indikator

d. Materi pembelajaran e. Model pembelajaran f. Kegiatan pembelajaran

g. Alat/bahan dan sumber belajar h. Penilaian

(26)

3.4Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan teknik pembacaan secara holistik atau terpadu dan menyeluruh terhadap sumber data yang berbentuk novel. Disamping itu pula dilakukan melalui teknik pembacaan retroaktif atau hermeneutik, yaitu pembacaan bolak-balik sebagaimana yang terjadi pada metode hermeneutik untuk menangkap maknanya (setelah sumber data yang berbentuk novel/teks novel tersebut dibaca, kemudian hasil pembacaan tersebut dijadikan dasar untuk pengklasifikasian dan pengelompokkan data berdasarkan unsur-unsur/bagian-bagian tertentu sesuai tujuan penelitian.

Adapun teknik/langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Memilih dan menentukan novel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini adalah novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi.

2. Membaca, menelaah dan memahami unsur-unsur struktur novel dan nilai-nilai budaya serta karakter tokoh remaja yang terdapat dalam novel. 3. Mencatat data berupa kata, frasa, kalimat, ungkapan, pernyataan, dan

lain-lain yang berkaitan dengan struktur dan nilai-nilai budaya serta karakter tokoh remaja yang terdapat dalam novel.

4. Mengelompokkan data atau mengklasifikasikan data berdasarkan unsur-unsur struktur dan nilai-nilai budaya dan karakter tokoh remaja yang terdapat dalam novel.

(27)

6. Menganalisis data berdasarkan unsur-unsur struktur dan nilai-nilai budaya serta karakter tokoh remaja yang terdapat dalam novel.

7. Memahami teks berdasarkan nilai-nilai budaya dan karakter tokoh remaja dalam novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi.

8. Menyimpulkan hasil analisis struktur dan nilai-nilai budaya serta karakter tokoh remaja yang terdapat dalam novel.

9. Membuat tabulasi data mengenai struktur nilai-nilai budaya dan karakter tokoh remaja dalam novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi .

(28)

Prosedur Analisis Konten

12. Analisis Data

NLM

Membaca Kritis Novel NLM

Menganalisis Struktur Novel NLM

Menganalisis Nilai Budaya

Menganalisis Karakter Tokoh

(29)

3.5Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel total, karena yang dijadikan sumber data utama sekaligus dijadikan populasi dan sampel (Suryana K.W.,2005: 32). Penggunaan seluruh populasi sebagai sumber data, disebut penelitian populasi atau penelitian dengan sampel total (Nawawi,2005: 144). Sugiyono (2009: 49) memberikan pengertian sampel sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi, yang dimaksud dengan populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.

Adapun sampel menurut Sugiono (2010:118) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi. Sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian (Nawawi, 2005: 144). Sutrisno Hadi dalam Nawawi (2005: 144) memberikan pengertian tentang sampel sebagai berikut “sebagian individu yang diselidiki atau contoh”. Sedangkan menurut Sudjana (Nawawi, 2005: 144) sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu.

(30)

yaitu penyampelan yang mengutamakan dan menyandarkan diri pada terwakilinya informasi yang secara kualitatif mendalam, menyeluruh, dan memadai tentang nilai-nilai budaya dan karakter-tokoh remaja dalam novel Indonesia.

Dengan demikian, sumber data dipilih yang representatif dalam arti menurut keperluan, kecukupan, kemendalaman mengenai nilai-nilai budaya dan karakter tokoh remaja di dalam novel Indonesia. Atas dasar hal ini peneliti telah menetapkan novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi sebagai bahan kajian. Novel ini merupakan novel pertama dari trilogi novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. Novel kedua berjudul Ranah 3 Warna, terbit Januari 2011 tebal 472 halaman, sedangkan novel ketiga masih dalam penyelesaian (saat penelitian ini berlangsung). Untuk melengkapi sumber data, berikut identitas lengkap novel Negeri 5 Menara.

Judul novel : Negeri 5 Menara Penulis : Ahmad Fuadi

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Kota terbit : Jakarta

Tahun terbit pertama : Juli 2009 Tahun terbit terakhir (cetakan kesebelas) : April 2011 Tebal halaman : 423 halaman

Sampul : bergambar 5 menara.

(31)

Pemilihan novel ini sebagai bahan kajian didasarkan atas pertimbangan bahwa novel ini banyak mengandung nilai budaya dan karakter tokoh remaja yang sangat cocok untuk dipelajari dan dijadikan contoh oleh para siswa SMA.

3.6Teknik Pengolahan Data

Teknik anaisis data bertujuan untuk mengungkapkan proses pengorganisasian dan pengurutan data tentang struktur dan nilai-nilai budaya serta karakter tokoh remaja novel yang terdapat dalam novel yang berjudul Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi ke dalam pola kategori dan satuan uraian sehingga

pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan tentang struktur dan nilai-nilai budaya serta karakter tokoh remaja (moral) yang dilengkapi dengan data pendukung.

Setelah data terkumpul secara keseluruhan, kemudian data diklasifikasikan, dideskripsikan, dianalisis berdasarkan masalah penelitian. Secara rinci teknik analisis data adalah seperti berikut ini.

1. Membaca secara kritis dan mendalam novel yang dijadikan sampel; 2. Data dikelompokkan atau diklasifikasi berdasarkan masalah

penelitian, yaitu berdasarkan struktur novel (tema, cerita, plot, latar, tokoh/penokohan, sudut pandang, bahasa, dan gaya bahasa), nilai-nilai budaya dan karakter tokoh remaja yang terdapat dalam karya sastra, dalam hal ini novel;

3. Mendeskripsikan struktur novel, dan nilai-nilai budaya dan karakter tokoh remaja yang terdapat dalam novel;

(32)

5. Membuat simpulan tentang hasil analisis terhadap karya sastra (novel);

[image:32.595.114.513.212.726.2]

6. Menyusun hasil analisis atau hasil pengkajian; 7. Melakukan refleksi.

Gambar 3.2 Langkah-langkah Pengolahan Data

Studi dokumentasi/ kajian pustaka (library research)

Novel Negeri 5 Menara Sebagai objek kajian

Pengumpulan data

Instrumen penelitian

Pedoman Analisis struktur

Pedoman Analisis Nilai Budaya

Pedoman Analisis Karakter

Pengolahan data

(33)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melakukan penelitian ini, peneliti dapat menarik beberapa simpulan sebagai berikut.

1. Tema yang mendasari novel Negeri 5 Menara berada pada dimensi tingkat egoik dan tingkat sosial. Tema tingkat sosial menguraikan kehidupan bermasyarakat yang merupakan tempat aksi-interaksinya manusia dengan sesama dan dengan lingkungan alam, mengandung banyak permasalahan, konflik, dan lain-lain yang menjadi objek pencarian tema. Alif dan sahibul menara berinteraksi dalam kehidupan pesantren dengan segala masalah dan konflik yang muncul. Hal tersebut menjadi dasar pencarian tema novel Negeri 5 Menara. Di samping sebagai makhluk sosial, manusia sekaligus juga sebagai

makhluk individu yang senantiasa ”menuntut” pengakuan atas hak individualitasnya. Itulah yang disebut dengan tema egoik. Dalam kedudukannya sebagai makhluk individu, manusia pun mempunyai banyak permasalahan dan konflik, misalnya yang berwujud reaksi manusia terhadap masalah-masalah sosial yang dihadapinya.

(34)

3. Penggambaran watak tokoh tersebut banyak diungkapkan melalui tuturan langsung pengarang dan penceritaan oleh Alif sebagai tokoh utama novel Negeri 5 Menara.

4. Latar cerita dalam novel Negeri 5 Menara terbagi atas menjadi latar sosial, latar waktu, dan latar tempat. Latar tempat tersebar di berbagai negara dan daerah di Indonesia. Beberapa cerita diuraikan dalam urutan waktu yang variatif. Berbagai latar waktu mendasari penceritaan novel, dimulai waktu subuh hingga malam hari. Bahkan ada beberapa cerita yang berlatar waktu tengah malam hingga subuh.

5. Novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi mengandung nilai-nilai budaya yang sangat cocok untuk diajarkan kepada para siswa SMA. Nilai budaya yang dapat diajarkan itu, di antaranya berupa penghargaan terhadap sesama manusia dan apresiasi terhadap budaya lokal sebagai wujud pelestarian budaya daerah.

6. Novel Negeri 5 Menara mengandung nilai-nilai karakter yang tercermin pada tokoh remaja sehingga layak untuk diteladani oleh generasi muda usia remaja, khususnya siswa SMA. Secara psikologis, siswa SMA membutuhkan internalisasi nilai-nilai kehidupan untuk merangsang dan memotivasi pembentukkan konsep diri yang berkarakter.

(35)

8. Nilai-nilai karakter dan budaya diintegrasikan dalam aplikasi rancangan pembelajaran yang inovatif dan menarik sebagai wujud pendalaman, penguatan, dan pemberdayaan dalam pendidikan karakter.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut.

1. Nilai-nilai budaya yang diajarkan dapat disinergikan dengan kekayaan budaya setempat sebagai wujud pelestarian budaya lokal serta mengukuhkan identitas tokoh remaja.

2. Nilai karakter tokoh remaja yang diajarkan hendaklah disesuaikan dengan perkembangan psikologis siswa agar siswa mampu mengembangkan olah rasa dan olah hati, dimulai dari sedikit, yang esensial, sederhana, dan mudah dilakukan.

(36)

4. Rancangan pembelajaran sastra novel hendaknya memperhatikan aspek perkembangan dan psikologis siswa sehingga mereka dapat menginternalisasi nilai-nilai kehidupan untuk mengukuhkan jati diri yang utuh dan berintegritas.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M. H. 1971. A Glosaary of Literaty Terms. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo. A.R., Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. 2007. Metode Penelitian

Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosda.

Atmosuwito, Subijantoro. 1989. Perihal Sastra dan Religiusitas dalam Sastra. Bandung: Sinar Baru.

Badudu, J. S. 1986. Sari Kesusastraan Indonesia 1. Bandung: Pustaka Prima. Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Faruk. 1994. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Fraenkel, Jack R. dan Norman E. Wallen. 2007. How to Design and Evaluate

Research in Education. New York: McGraw Hill.

Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga.

Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Fuadi, Ahmad. 2011. Negeri 5 Menara. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Hatimah, Ihat. 2008. Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta: UT. Kartoko, D. & B. Rahmanto. 1986. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta:

Kanisius.

Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Tokoh remaja: Pedoman Sekolah. Jakarta: Puskur.

Kennedy, X.J. 1983. Literature and Introduction to Fiction, Poetry and Drama. Boston: Little Brown & Company.

(38)

Koentjaraningrat. 1977. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

_____. 2007. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan. _____. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Koesoema, Doni A. 2009. Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger: Mengembangkan Visi Guru Sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidikan Karakter. Jakarta. Grasindo.

Latif, Yudi. 2009. Menyemai Karakter Tokoh remaja: Budaya Kebangkitan Berbasis Kesastraan. Jakarta: Kompas.

Luxemburg, van Jan. 1992. Pengantar Ilmu Sastra (diindonesiakan oleh Dick Hartoko). Jakarta: PT Gramedia.

Masinambow, E.K.M. Meretas Ranah Bahasa, Semiotika, dan Budaya. 2001. Yogyakarya: Yayasan Bentang Budaya.

Mighwar. 2006. Psikologi Remaja: Petunjuk bagi Guru dan Orang Tua. Bandung: Pustaka Setia.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.

Mubarok. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai: Mengumpulkan yang Terserak, Menyambung yang Terputus, dan Menyatukan yang Tercerai. Bandung: Alfabeta.

Musthafa, Bachrudin. 2008. Teori dan Praktik Sastra: dalam Penelitian dan Pengajaran. Bandung: Pascasarjana UPI.

Nawawi, Hadari. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nurgiyantoro, B. 1995b. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada Press. Pradopo, Rachmat Djoko. 2008. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan

Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Q-Anees dan Adang Hambali. 2009. Pendidikan Karakter Berbasis Al-Quran. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

(39)

_____. 2010. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusyana, Yus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang. Saryono, Djoko. 2009. Dasar Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Elmatera Publishing. Santrock, Jhon W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.

Semi, M. Atar. 2004. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya. Siswanto, Wahyudi. 2008. PengantarTeoriSastra. Jakarta: Grasindo.

Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologis. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Soedarsono, Soemarno. 2010. Karakter Mengantar Tokoh remaja dari Gelap Menuju Terang. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Soewardi, Herman. 2005. Nalar: Kontemplasi dan Realita. Bandung: Bakti Mandiri.

Sudjiman, P. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. Sugiyono, 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

_______. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

_______, 2010. Metode Penelitian Pendidikan: PendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya dan Pascasarjana UPI.

Sumardjo, Jakob. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia. _____________. 2000. Filsafat Seni. Bandung: Penerbit ITB.

Suriasumantri, Jujun. 2005. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

(40)

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Taum, Yoseph Yapi. 1995. Pengantar Teori Sastra: Ekspresivisme, Strukturalisme, Pascastrukturalisme, Sosiologi, Resepsi. Yogyakarta: Nusa Indah.

Teeuw, A. 1980. Sastra Baru Indonesia. Flores: Nusa Indah. ______. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya. ______. 1991. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia.

Wellek, Rene &Austin W. 1995. Teori Kesusastraan. (Terj. Melani Budianta). Jakarta: Gramedia.

Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Gambar

Table 3.1 Pedoman Analisis Struktur Novel
Tabel 3.2 Pedoman Analisis Nilai Budaya  Novel
Tabel 3.3 Pedoman Analisis Karakter Tokoh Remaja Novel
Tabel 3.4 Pedoman Rancangan Pembelajaran Novel
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang relevan adalah jika penelitian tersahulu mengkaji aspek motivasi dari novel Negeri 5

Sementara dalam penelitian dari Siti Isnaniah novel yang dikaji berupa novel karya Habiburahman El-Shirazy, dalam penelitian ini akan menganalisis nilai pendidikan yang

Objek dalam penelitian ini adalah nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi. Data yang digunakan adalah kalimat, dan paragraf

NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Septiasih Wahyuratri Suryaningtyas, NIM A 310 070 176, Jurusan Pendidikan Bahasa,

Penelitian kualitatif bertujuan untuk membangun persepsi alamiah sebuah objek, jadi penelitian ini mendekatkan diri kepada objek secara utuh (Moleong, 2002:6). Penelitian

manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.346 Nilai-nilai Pendidikan Agama

Menghargai presitasi, sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan

Nilai budaya Minangkabau yang mengajarkan hubungan manusia dengan sesama ini terdapat dalam novel yang menjadi objek penelitian ini yaitu Negeri 5 Menara karya