• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI: Studi Kasus di Raudhatul Athfal AL-Mu’min Kab.Bandung Barat Tahun Ajaran 2014-2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI: Studi Kasus di Raudhatul Athfal AL-Mu’min Kab.Bandung Barat Tahun Ajaran 2014-2015."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

(Studi Kasus di Raudhatul Athfal AL-Mu’min Kab.Bandung Barat Tahun Ajaran

2014-2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

oleh:

Siti Sofiah

1100390

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

DEPARTEMEN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

IMPLEMENTASI MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Oleh

Siti Sofiah

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenihi salah satu syarat memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

©Siti Sofiah

Universitas Pendidikan Anak Usia Dini

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Manajemen Pendidikan ... 12

1. Pengertian Manajemen Pendidikan ... 12

2. Fungsi Manajemen ... 13

a. Planning (Perencanaan) ... 14

b. Organizing ... 14

c. Actuating ... 15

d. Controling ... 15

3. Prinsip-prinsip Manajemen Sekolah ... 15

a. Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja ... 16

b. Mengkoordinasi wewenang dan tanggung jawab ... 16

c. Memberi tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan kemampuan dengan sifatnya ... 17

d. Bidang-bidang kegiatan Manajemen Sekolah ... 17

4. Konsep Manajemen PAUD ... 17

a. Pengertian Manajemen PAUD ... 17

b. Runga Lingkup Manajemen PAUD ... 18

5. Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan ... 22

6. Manajemen Sarana dan Prasarana PAUD... 23

7. Manajemen Keuangan/Pembiayaan ... 23

8. Manajemen Hubungan dengan Masyarakat ... 24

a. Implementasi Manajemen PAUD ... 26

B. Manajemen Sarana DanPrasarana Pendidikan ... 30

(4)

c. Perencanaan pengadaan tanah dan pelengkapan pendidikan ... 36

4. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 37

5. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Penyimpanan ... 40

6. Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikam ... 42

7. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 43

C. MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1. Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana Anak Usia Dini ... 45

2. Pengelolaan Sarana dan Prasarana ... 46

e. Lokasi Pendirian PAUD ... 46

f. Luas Tanah dan Bentuk Bangunan ... 46

1) Luas Tanah... 47

2) Bentuk Bangunan ... 47

g. Pola tata ruang ... 48

h. Sarana Prasarana Pembelajaran ... 48

1) Sarana Prasarana Perangkat Pembelajaran Indoor ... 48

2) Sarana Prasarana Perangkat Pembelajaran Outdoor ... 49

i. Manajemen Perawatan Sarana Prasarana dan Penggunaan ... 51

1) Perencanaan ... 51

2) Pengadaan ... 52

3) Penggunaan ... 52

4) Perawatan ... 53

5) Evaluasi ... 53

BAB III METODA PENELITIAN A. SUBJEK DAN LOKASI PENELITIAN ... 56

B. METODE PENELITIAN ... 57

C. PENDEKATAN PENELITIAN ... 57

1. Instrumen Penelitian ... 58

2. Teknik Pengumpulan Data ... 58

a. Observasi ... 59

b. Wawancara ... 60

c. Studi Dokumentasi ... 61

d. Studi Literatur ... 61

D. ANALISI DATA ... 61

1. Data Reduction ... 61

2. Data Display ... 62

3. Verifikasi ... 62

E. Validasi Data... 62

1. Triangulasi ... 63

a. Mengadakan Member Check ... 63

b. Memperpanjang Masa Observasi ... 64

c. Pengamatan Terus Menerus ... 64

d. Menggunakan Referensi yang cukup ... 64

(5)

1. Sejarah Singkat Raudhatul Athfal AL-Mu’min ... 66 2. Profil Raudhatul Al-Mu’min ... 67 B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 70

1. Perencanaan Sarana dan Prasarana di Rhaudatul Athfal Al-Mu’min Kecamatan

Bandung Barat ... 70 2. Pengadaan sarana prasarana di Raudhatul Athfal AL-Mu’min Kecamatan

Bandung Barat ... 75 3. Pendayagunaan sarana dan prasarana di Raudhatul Athfal AL-Mu’min

Kecamatan Bandung Barat ... 79 4. Pengawasan sarana prasarana di Raudhatul Athfal Al-Mu’Min Kecamatan

Bandung Barat ... 83 C. Pembahasan Penelitian

1. Perencanaan sarana dan prasarana di Raudhatul Athfal AL-Mu’min ... 86 2. Pengadaan sarana prasarana di Raudhatul Athfal AL-Mu’min Kecamatan

Bandung Barat ... 89 3. Pendayagunaan sarana dan prasarana di Raudhatul Athfal AL-Mu’min

Kecamatan Bandung Barat ... 92 4. Pengawasan sarana prasarana pendidikan Anak Usia Dini di RA Al-Mu’Min ... 94 BAB V

(6)
(7)

Tabel 4.1 Daftar Prestasi Raudhatul Athfal AL-Mu’min ... 47

Tabel 4.2 Struktur Organisasi di RA Al- Mu’min ... 48

Tabel 4.3 Keadaan Murid... 49

Tabel 4.4 Keadaan Guru ... 49

Tabel 4.5 Kegiatan Ekstra Kulikuler ... 49

Tabel 4.6 Responden Wawancara ... 50

Tabel 4.7 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan DataPerencanaan Sarana dan Prasarana pendidikan Anak Usia Dini di RA AL-Mu’min ... 68

Tabel 4.8 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data Pengadaan Sarana dan prasarana Pendidikan Anak Usia Dini di RA AL-Mu’mi 71

Tabel 4.9 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data Pendayagunaan Sarana dan prasarana Pendidikan Anak Usia dini di RA AL-Mu’min ... 73

(8)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa tujuan pendidikan Nasional yaitu :

“Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan tersebut merupakan tujuan utama dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik dari segi spiritual, kognitif, afektif, emosi, sosial, dan kemandirian yang merupakan wujud kepribadian bangsa yang berkarakter. Program ini menurut Departeman Pendidikan Nasional adalah suatu upaya pembinan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani sejak berusia dini.”

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya yang yang terencana dan sistematis dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-8 tahun dengan tujuan agar anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal dan pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sifatnya sangat mendasar.

Masa usia dini merupakan masa emas didalam perkembangan anak yang dikenal sebagai masa emas perkembangan (Golden age development), yang merupakan masa pertumbuhan cepat baik fisik maupun non fisik. Utamanya Juntika (2011, hlm. 25) berpendapat mengenai organ otak anak usia dini sebagai berikut:

“Organ otak yang berkembang pesat sampai 60% jika mendapat stimulasi yang tepat dari lingkungannya. Pada usia ini anak masih sangat rentan, yang apabila penanganannya tidak tepat justru dapat merugikan anak itu sendiri”.Pemberian pendidikan pada anak usia dini diakui sebagai periode yang sangat penting dalam membangun sumber daya manusia dan periode ini hanya datang sekali serta tidak dapat diulang lagi, sehingga stimulasi dini yang salah satunya adalah pendidikan mutlak diperlukan”.

(9)

peserta didik dalam mengimplementasikan ilmu yang didapatkan di pendidikan formal.

Dalam jurnal Para ahli sepakat, tahun-tahun pertama kehidupan seseorang akan sangat mempengaruhi kehidupannya pada masa yang akan datang. Ahli psikologi dalam jurnal kegiatan pendidikan anak usia prasekolah, Bredecamp (1997) mengungkapkan bahwa:

Nonformaleducation sebagai setiap kegiatan pendidikan yang diorganisasikan diluar sistem persekolahan yang mapan baik dilakukan secara terpisah atau sebagai bagian penting dari kegiatan yang lebih besar, dilakukan secara sengaja untuk melayani peserta didik tertentu guna mencapai tujuan belajarnya”.

Landasan konseptual yang mendasari pentingnya pendidikan anak usia dini adalah penemuan para ahli mengenai tumbuh kembang anak, khususnya di bidang

neuriscience dan psikologi”.

Menurut Wittrock, dalam Trisnamansyah (2003, hlm.19) ada tiga wilayah perkembangan otak yang mengalami peningkatan pesat pada usia dini, yaitu:

“Pertumbuhan serabut dendrite, kompleksitas hubungan sinapsis, dan pembagian sel saraf. Ketiga wilayah otak tersebut sangat penting untuk dikembangkan sejak usia dini, karena hanya pada usia inilah ketiga wilayah otak tersebut mengalami perkembangan secara maksimal”.

Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi bangsa, apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang. Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang dipersiapkan untuk itu melalui pendidikan. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi kemajuan bangsa. Jika pendidikan suatu bangsa baik maka baik pulalah generasi penerusnya. Sementara itu, baik atau tidaknya pendidikan disuatu bangsa dapat dilihat dari pelaksanaan serta orientasi sistem pendidikan tersebut. Semakin jelas pendidikan itu, maka semakin tampak pula perkembangan dan kemajuan suatu bangsa.

Tim pengembang kurikulum PG PAUD Dirjen PT, 2002 (dalam Hibana 2000, hlm 22) menyatakan bahwa:

“Sekolah merupakan lembaga publik yang mempunyai tugas untuk

(10)

didik yang menuntut pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar agarmanusia mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran”

Fungsi utama sekolah adalah pembinaan dan pengembangan semua potensi individu terutama pengembangan potensi fisik, intelektual dan moral setiap peserta didik. Maka sekolah harus dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan formal untukm engembangkan semua potensi peserta didik sebagai sumber daya manusia. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendapat Sugandi (2005, hlm. 51) terkait dengan hal proses pendidikan yaitu:

“Untuk menghasilkan ouput yang berkualitas tidak terjadi begitu saja dalam suatu lembaga pendidikan tetapi ini memerlukan suatu yang efektif dan efisien. Kualitas yang baik dalam suatu lembaga pendidikan ditentukan oleh suatu perencanaan yang baik dalam suatu manajemen. Oleh karena itu, dalam menentukan tujuan yang baik dalam suatu lembaga pendidikan supaya menghasilkan output yang berkualitas dibutuhkan pengelolaan manajemen yang baik”.

Dalam melaksanakan sesuatu dengan tertib, teratur dan terarah diperlukan adanya manajemen. Manajemen merupakan seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang. Berdasarkan kenyataan manajemen mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain. Dapat disimpulkan manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan, tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien. Konsep tersebut berlaku disemua lembaga pendidikan atau institusi yang memerlukan manajemen yang efektif dan efisien. Maksud efektif dan efisien adalah berhasil guna dan berdaya guna. Artinya, bahwa manajemen yang berhasil mencapai tujuan dengan penghematan tenaga, waktu dan biaya. Sesuai dengan pendapat Fattah (2003,hlm.5) yang menyatakan proses pendidikan sebagai berikut:

(11)

belajar/kelas, alat-alat/media pendidikan, meja, kursi dan sebagainya. Sedangkan yang tidak berkaitan langsung seperti halaman, kebun, taman dan jalan menuju sekolah”.

Sarana dan prasarana sekolah harus memenuhi standar minimum dalam hal ini dapat dilihat dari PERMENDIKNAS No. 24 Tahun 2007 pasal 1 menyebutkan bahwa:

“Standar sarana dan prasarana untuk sekolah mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana. Penilaian untuk akreditasi sekolah berkenaan dengan sarana dan prasarana harus memenuhi standar sarana dan prasarana minimum”.

Sarana dan prasarana merupakan salah satu bagian dari manajemen yang ada di lembaga pendidikan, sarana dan prasarana mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu organisasi, institusi ataupun lembaga pendidikan. Tanpa adanya sarana dan prasarana yang mendukung maka proses pendidikan tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Sarana dan prasarana sangat menunjang keberlangsungan kegiatan belajar mengajar hal ini didukung oleh pendapat Mulyasa (2004, hlm. 49) yang menyebutkan bahwa:

“sarana pendidikan merupakan peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam menunjang proses pendidikan. Khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun prasarana pendidikan ialah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman, jalan menuju tempat belajar, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, tersebut merupakan sarana pendidikan”.

(12)

prasarana mutlak harus diadakan dalam proses pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Agar semua fasilitas dapat digunakan secara optimal dalam proses pendidikan, maka fasilitas tersebut hendaknya dikelola dengan baik. Kegiatan pengelolaan meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan, inventarisasi, dan penghapusan serta penataan.

Fasilitas belajar yang diharapkan guru dan murid akan sangat menunjang proses pembelajaran hal ini dipaparkan oleh Suparlan ( 2008 hlm. 26) menyatakan sebagai berikut:

“Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah. Disamping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pembelajaran, baik oleh guru sebagai pengajar, maupun murid-murid sebagai pelajar”.

Perkembangan zaman yang semakin maju, maka kualitas pendidikan perlu mendapat perhatian utama baik oleh pemerintah maupun orang tua atau masyarakat. Sekolah merupakan sebuah sistem yang memiliki tujuan. Berkaitan dengan upaya mewujudkan tujuan tersebut, seringkali masalah dapat muncul.

Masalah-masalah yang sering muncul menurut pendapat Murniati (2008 hlm. 32) sebagai berikut:

(13)

Manajemen sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa, kemampuan dan commitment

(tanggung jawab terhadap tugas) tenaga kependidikan yang handal, dan kesemuanya itu didukung sarana-prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, dana yang cukup untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Salah satu pendapat yang mendukung hal-hal di atas adalah Mujahid (2012, hlm. 55) adalah sebagai berikut:

“Jika salah satu hal diatas tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan efisiensi manajemen sekolah kurang optimal. Dengan demikian harus ada keseimbangan antara komponen-komponen di atas. Untuk mencapai keseimbangan tersebut, diperlukan pengelola yang mengerti dan memahami prinsip-prinsip dalam pegelolaan sarana prasarana sekolah untuk tercapainya tujuan pendidikan tertentu. Untuk memenuhi kualitas pendidikan tersebut ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi, yaitu salah satunya adalah sarana dan prasarana pendidikan. Selain itu sarana dan prasarana sekolah merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan pendidikan”.

Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan pengelola sarana prasarana adalah karakteristik perkembangan siswa, keamanan, dan kesesuaian dengan kebutuhan siswa. Jika faktor tersebut tidak mendapat perhatian khusus maka sangat berdampak buruk pada tingkat perkembangan anak. Fenomena yang terdapat di lapangan tidak semua jenjang pendidikan formal memiliki sarana dan prasarana yang memadai seperti halnya tidak tersedianya media pembelajaran, dapur sekolah, permainan indor, permainan outdor yang kurang layak pakai serta kurangnya pemahan dari pihak sekolah untuk mengelolaan sarana dan prasarana yang sangat menujang pembelajaran anak di sekolah, tidak ada staf khusus yang mengelola sarana dan prasarana.

Jumlah kelas di RA AL-Mu’Min berjumlah 3 kelas. 2 kelas A dan 1 kelas B. Dengan jumlah murid keseluruhan 79 orang dan jumlah guru 6 orang. Terdapat hal yang menarik sehingga saya mengambil lokasi penelitian di Raudhatul athfal

(14)

athfal banyak sekali terdapat kontribusi orang tua murid serta masyarakat sekitar dalam hal pengadaan tanah, dan bangunan karena asalnya RA ini adalah TPA yang satu atap dengan mesjid AL-Mu’min, dikarenakan mesjid akan direnovasi maka mengahruskan TPA untuk pindah lokasi terbih dahulu. Adanya bantuan dari warga yang meminjamkan rumahnya untuk dijadikan tempat pembelajaran. Dari situlah adanya ide pihak DKM mesjid AL-mu’min beserta warga bertekat untuk sementara sewa tanah dan bangunan. Biasanya orang tua tanpa diminta pihak sekolah mengadakan rapat 1 bulan sekali dan banyak yang membawa hasil mata pencaharian yang mayoritas sebagian besar petani sayuran, bunga dan pengusaha susu sapi dan mempunyai warung-warung makanan ringan. Orang tua yang membawa mata pencahariannya untuk dijual disekitaran RA dan hasilnya disisihkan sebagian penghasilan dari dagangan yang dijajakan orang tua murid dibayarkan tanah berdirinya Raudhatul Athfal AL-Mu’min. Hal ini berlanjut hingga beberapa tahun dari berita warga sekitar serta orang tua yang anaknya bersekolah di RA ini ikut serta berpartisipasi dalam pengadaan tanah. Namun banyak juga masalah yang saya temui dari hasil observasi di RA AL-Mu’Min sangat kurang sekali perhatian pihak sekolah dalam hal sarana dan prasarana.

Berikut ini saya paparkan kendala yang saya temui dalam hal sarana dan prasarana yang ada di RA AL-Mu’Min. diantaranya:

1. Perencanaan: keterbatasan anggaran atau dana, birokrasi bantuan pemerintah cukup rumit, kemampuan SDM dalam membuat sarana sendiri terbatas, bantuan dari pemerintah terbatas sehingga pengelola sarana dan prasarana pendidikan ditetapkan harus mengusahakan dengan cara lain, tidak ada petugas pendistribusian yang khusus menangani tentang pendistribusian barang sarana prasarana.

2. Pengadaan: kendala terkait pendanaan yang sulit sekali mendapat bantuan.

(15)

4. Pemeliharaan: ada beberapa permainan outdoor yang belum memiliki pengaman dan tidak layak pakai sehingga perlu perhatian yang khusus.

5. Penghapusan: perusakan yang sering dilakukan oleh siswa, apabila barang merupakan barang milik pemerintah, proses penghapusannya pun cukup rumit karena harus sesuai dengan undang-undang tentang penghapusan sarana dan prasarana.

6. Tidak ada petugas khusus atau guru yang bertugas mengelola sarana dan prasarana di RA-AL Mu’Min.

Kendala-kendala tersebut sangat berpengaruh terhadap aspek perkembangan sosial emosi, motorik kognitif, bahasa anak serta tumbuh kembang anak akan terhambat karena sarana dan prasarana memiiki peran penting dalam mewujudkan pembelajaran yang diharapkan. Oleh karena itu manajemen sarana dan prasarana sangat penting dilaksanakan dengan baik dan benar, karena tanpa disadari anak sangat terkena dampak jika manajemen sarana dan prasarana tidak mendapat perhatian khusus dari pihak sekolah.

(16)

penelitian yakni Implementasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Anak Usia Dini di Raudhatul Athfal AL-Mu’Min Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas fokus penelitian adalah: bagaimana profil Pengelolaan Sarana dan Prasarana di RA AL-Mu’Min Kecamatan Parongpong. Penulis membatasi masalah kedalam beberapa rumusan, sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan sarana dan prasarana Pendidikan Anak Usia Dini di RA Al-Mu’Min ?

2. Bagaimana pengadaan sarana dan prasarana Pendidikan Anak Usia Dini di RA Al-Mu’Min ?

3. Bagaimana pendayagunaan sarana dan prasarana Pendidikan Anak Usia Dini di RA Al-Mu’Min ?

4. Bagaimana pengawasan sarana dan prasarana Pendidikan Anak Usia Dini di RA Al-Mu’Min ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Perencanaan sarana dan prasarana Pendidikan Anak Usia Dini di RA Al-Mu’Min.

2. Untuk mengetahui Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Anak Usia Dini di RA Al-Mu’Min.

3. Untuk mengetahui pendayagunaan Sarana dan PrasaranaPendidikan Anak

Usia Dinidi RA Al-Mu’Min.

4. Untuk mengetahui pengawasan sarana dan Prasarana Pendidikan Anak Usia Dini di RA Al-Mu’Min.

D. Manfaat Penelitian

(17)

a. Memberikan gambaran nyata mengenai kendala pengelolaan sarana dan prasarana di RA Al-Mu’Min

b. Memberikan wawasan, pengalaman dan pemahaman pribadi mengenai perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, evaluasi serta perbaikan dari pengelolaan sarana dan prasarana.

2. Bagi Peserta Didik

a. Dengan sarana dan prasarana yang memiliki standar dapat membantu anak dalam memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usianya.

b. Anak mendapatkan pendidikan yang selayaknya harus diberikan di sekolah

3. Bagi orang tua

a. Orang Tua Murid agar lebih aktif berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan melalui pemberian ide, sarana dan prsarana maupun finansial sebagai upaya meningkatan mutu pendidikan

4. Bagi pihak sekolah

a. Kepala sekolah RA Al-Mu’Min Kabupaten Bandung diharapkan lebih mendukung kegiatan manajemen sarana dan prasarana, dengan cara membuat proses manajemen sarana dan prasarana yang efektif dan efisien serta menyiapkan tenaga-tenaga yang sesuai dengan manajemen sarana dan prasarana.

b. Kepala sekolah diharapkan memberi masukan yang lebih terkait dengan manajemen yang baik dalam setiap melaksanakan program kerja, karena dengan manajemen yang kurang matang mengakibatkan pelaksanaan program kerja tersebut kurang maksimal.

5. Bagi peneliti selanjutnya

(18)

pendidikan lain, sehingga dapat dijadikan masukan baru bagi kelanjutan di masa yang akan datang.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I : Merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Merupakan pengembangan dari landasan teoritis yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji (kajian teori).

Bab III : Merupakan Metodologi penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian.

Bab IV : Merupakan bab yang mengkaji tentang hasil penelitian dan menganilisis data yang telah diperoleh.

(19)

Penentuan subjek penelitian di pilih dengan tujuan dan lebih bersifat selektif, informan yang di ambil sebagai subjek penelitian karena peneliti mengaggap bahwa informan tersebut dapat lebih di percaya untuk menjadi sumber data berdasarkan maksud untuk menemukan jawaban mengenai implementasi manajemen sarana dan prasarana di Raudhatul Athfal AL-Mu’min Kabupaten Bandung Barat, dan yang diambil sebagai subjek penelitian adalah pihak-pihak yang bertanggung jawab, benar-benar menguasai, mengetahui, dan terlibat kegitaan perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pengawasan serta kendala serta evaluasi manajemen sarana dan prasarana di Raudatul Athfal AL-Mu’min yang terletak di Jalan Kolonel Masturi No. 201 Desa Cihideung- Parongpong Kabupaten Bandung Barat antara lain, satu orang kepala sekolah, empat orang guru yang mengetahui seluk beluk tentang sarana dan prasarana sekolah .

Sekolah ini berdiri 24 mei 1990 awalnya adalah Taman Kanak-kanak Al-Qur’an yang bertempat di Madrasah AL-Mu’min sering sekali berpindah tempat karena belum mempunyai bangunan serta lahan namun murid selalu bertambah tiap tahunnya. Akhirnya dengan jeripayah pihak sekolah dan masyarakat pada tahun 2008 menjadi Raudhatul Athfal dan mendapat wakaf bangunan, namun penyediaan tanah yang masih sewa. Pembayaran lahan tanah di lakukan oleh orang tua murid yang berinisiatif tiap sebulan sekali mengelar pasar kaget setelah anak pulang sekolah. Hal inilah yang menguatkan peneliti untuk melihat, mengobservasi, dan melakukan penelitian mengenai implementasi manajemen sarana dan prasarana di RA AL-Mu’min tersebut.

B. METODE PENELITIAN

(20)

di sajikan melalui kata-kata.

Penelitian ini dipilih karena lebih menggali, atau mengeksplorasi, mengambarkan atau mengembangkan pengetahuan bagaimana kenyataaan di alami menurut Moleong (dalam Gina, 2014. hlm 19).

Desain penelitian yang di gunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah studi kasus, menurut Creswell (dalam Kartika,2014, hlm.36) mengatakan bahwa studi Kasus adalah strategi kualitatif dimana peneliti mengkaji sebuah program, kejadian, aktivitas, proses, atau sama atau lebih individu dan aktivitas, menggunakan beragam prosedur pengumpulan data selama priode waktu tertentu. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan mengungkapkan secara intesif dan menggunakan beragam prosedur pengumpulan data selama periode tertentu yaitu tentang implementasi manajemen sarana dan prasarana pendidikan anak usia dini.

C. PENDEKATAN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, dalam penelitian dirasa cocok karena dalam penelitian ini, peneliti menekankan untuk mengetahui gambaran dari permasalahan mengenai Manajemen sarana dan Prasarana pendidikan anak usia dini secara mendalam, dan berfokus kepada proses bagaimana sesuatu itu muncul. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2014, hlm. 15) yang menyebutkan bahwa metode penelitian kualitatif sebagai berikut :

“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandasan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, tekni pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”.

(21)

dikemukankan oleh Bogdan dan Taylor (dalam Moleong 2012, hlm.4) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Berdasarkan pendapat di atas, penelitian kualitatif adalah penelitian yang alamiah, terbuka dan mendalam untuk mendapatkan data yang dibutuhkan baik lisan maupun tulisan untuk dideskripsikan dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.

1. Instrumen penelitian

Peneliti kualitatif adalah instrumen pertama penelitian. Sugiyono (2012, . 60) mengatakan bahwa peneliti kualitatif sebagai human instrumen, berfungsi meneptapkan focus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisi data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Dalam melakukan pengamatam, peneliti membekali diri dengan kisi-kisi penelitian, pedomano bservasi, pedoman wawancara, dan catatan lapangan. sedangkan teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi, waawancara dan studi dokumentasi.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penlitian ini, teknik pengumpulan data ditentuan berdasarkan situasi dan kondisi yang ada di Raudhatul athfal AL-Mu’min Kabupaten Bandung Barat sebagai subjek dalam penelitiann ini menggunakan beberapa tektik yaitu wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur.

a. Obeservasi

(22)

orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas meraka.

Sugiyono, (2014:203) teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Data observasi diharapkan lebih faktual mengenai situasi dan kondisi kegiatan penelitian di lapangan. Menurut M.Q. Patton (dalam Nasution 1996:59) manfaat data observasi adalah sebagai berikut:

1) Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi.

2) Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan

induktif.

3) Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati orang lain. 4) Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan

oleh responden dalam wawancara.

5) Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

6) Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan sehingga akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan situasi sosial.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik garis besarnya bahwa observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mendengarkan, mengamati dan mengikuti aktivitas sehari-hari subjek peneliti secara langsung.

Dalam penelitian data yang di peroleh dengan cara mencatat secara langsung objek yang di teliti. Observasi ini di lakukan penulis dengan mengamati secara langsung manajemen sarana dan prasarana di Raudhatul Athfal AL-Mu’min Kabupaten Bandung Barat ,serta terhadap subjek lain yang mendukung proses manajemen sarana dan prasarana.

(23)

Kabupaten Bandung Barat yang meliputi perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan pengawasan.

b) Kendala yang dihadapi dan upaya penanganannya.

b. Wawancara

Bentuk wawancara yang dilakukan adalah wawncara semi-terstruktur ( Semi-Structur Interview), yaitu wawancara yang dalam pelaksanaanya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawncara jenis ini adalah untuk menentukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang di ajak wawancara diminta ide-idenya. (Sugiono, 2012, hlm. 73-74). Wawancara jenis ini bersifat fleksibel, tidak berpatok pada tata cara yang ada. Kerangka wawancara akan di kembangkan di lapangan yang memungkinkan pertanyaan-pertanyaan baru muncul.

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada satu orang kepala sekolah empat orang guru dengan tujuan untuk mengumpulkan data tentang manajemen sarana dan prasarana di Raudhatul athfal AL-Mu’min Kabupaten Bandung Barat. Adapun pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti, di antaranya: proses perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan dalam hal manajemen sarana dan prasarana di RA tersebut.

c. Studi Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang di lakukan dengan jalan mencatat dan menyalin berbagai dokumen yang ada dalam instansi terkait Suharsimi Arikunto (2002, hlm. 135). Peneliti menyelidiki sarana dan prasarana sekolah, dokumen, notulen rapat, dan sebagainya.

(24)

Studi literatur adalah teknik penelitian yang mempelajari literatur untuk mendapatkan informasi secara teoritis yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan informasi atau data tambahan yang masih relevan dengan isu penelitian yang tidak didapatkan dari wawacara ataupun observasi.

D. ANALISIS DATA

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sehingga teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Menurut Miler dan Huberman dalam Sugiono (2012, hlm. 91), menyatakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif di lakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu (1) data reduction, (2) data display, (3) verifikasi. Langkah-langkah analisis data yang dilakukan oleh peneliti berikut:

1. Data Reduction (Reduksi data)

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keleluasaan dan kedalamana wawasan yang tinggi. Dalam mereduksi data, setiap peneliti dipandu oleh tujuan yang akan tercapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikannya dengan teman atau orang yang di anggap ahli (Sugiono, 2012, hlm. 93).

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah direduksi, maka langskah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalampenelitian kualitatif , penyajian data bisa di lakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori dan sejenisnya (Sugiono, 2012, hlm. 97).

(25)

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak di temukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya (Sugiyono, 2012 hlm. 99).

Kesimpulan tersebut merupakan jawaban-jawaban sementara atas pertanyaan peneliti sebagai hasil wawancara, studi dokumetasi dan observasi. Kesimpulan senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung hingga akhirnya tercapai kesimpulan akhir.

Untuk memperoleh data yang akurat dan absah, terutama yang diperoleh melalui observasi, wawancara maupun dokumentasi dibutuhkan satu teknik. Salah satu teknik yang digunakan adalah memeriksa derajat kepercayaan atau kredibilitasnya.

E. Validitas Data

Untuk memperoleh data yang akurat dan absah, terutama yang diperoleh melalui observasi, wawancara maupun dokumentasi dibutuhkan satu teknik. Salah satu teknik yang digunakan adalah memeriksa derajat kepercayaan atau kredibilitasnya.

Berikut cara yang dapat dilakukan untuk mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya yaitu antara lain:

Berikut cara yang dapat dilakukan untuk mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya yaitu antara lain:

1. Triangulasi

(26)

Gambar 3.1

Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data

Sumber : Buku Metode Penelitian Pendidikan (dalam Sugiyono, 2014:372)

a. Mengadakan Member Check

Tujuan dari member check adalah agar informasi yang diperoleh peneliti dapat digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan, Craswell (2010: 287) member check dapat dilakukan dengan cara “ membawa kembali laporan akhir, atau deskripsi-deskripsi atau tema-tema spesifik kehadapan partisipan untuk mengecek apakah mereka merasa bahwa laporan/deskripsi/ tema tersebut sudah akurat.“

Oleh sebab itu dalam penelitian ini, peneliti menggunakan cara member check kepada subjek penelitian diakhir kegiatan penelitian lapangan tentang fokus yang ditelitinya kini tentang manajemen sarana dan prasarana pendidikan anak usia dini.

b. Memperpanjang Masa Observasi

Pada saat melakukan observasi diperlukan waktu yang panjang untuk mengenal suatu lingkungan, dalam hal ini peneliti berusaha memperpanjang waktu penelitian dengan cara menjalin hubungan baik dengan orang-orang yang berada dalam lingkungan subjek penelitian, dengan cara mengenal kebiasaan yang

Wawancara Observasi

(27)

penelitian ini.

c. Pengamatan Terus-menerus

Agar mendapat validitas data yang diperoleh mencapai tingkat yang tinggi, peneliti mengadakan pengamatan terus-menerus terhadap subjek penelitian untuk mendapatkan gambarannya tentang manajemen sarana dan prasarana di RA AL-Mu’min.

d. Menggunakan Referensi yang Cukup

Agar mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan referensi untuk meningkatkan kebenaran data, peneliti menggunakan bahan dokumentasi yakni hasil rekaman wawancara dengan subjek penelitian dan foto-foto yang diambil dengan cara mengganggu perhatian informasi, sehingga informasi yang diperlukan akan diperoleh dengan maksimal.

Berdasarkan penjabaran di atas, validitas data untuk menghasilkan akurasi data dapat melalui triangulasi, member check, pengamatan terus-menerus dan menggunakan referensi yang cukup.

F. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian kualitatif peneliti menjadi alat penelitian yang utama dan proses analisis data sudah dimulai sejak awal pengumpulan data. Menurut Bogdan (dalam Moleong, 2002: 85) tahap-tahap penelitian terdiri atas: 1) Pra lapangan, 2) Kegiatan lapangan, dan 3) Analisis intensif. Adapun yang menjadi tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui situasi sesungguhnya, dalam jangka waktu tertentu, Sehingga ketika melakukan penelitian yang sesungguhnya peneliti bias mengetahui secara pasti mana saja yang akan difokuskan untuk diteliti.

(28)

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini peneliti mulai mempersiapkan diri pun tuk biasa berinteraksi dengan objek penelitiannya. Peneliti diharapkan dalam tahap ini memiliki sikap yang selektif, menjauhkan diri dari keadaan yang akan mempengaruhi data, dan mencari informasi yang relevan.

Pelaksanaan penelitian yang dimaksudkan untuk memperoleh dan mengumpulkan data dari responden. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti sebagai berikut:

a. Mengurus surat perizinan untuk penelitian ke departemen, fakultas dan universitas.

b. Mengurus surat izin untuk melakukan penelitian ke KESBANGPOL

Kabupaten Bandung Barat.

c. Melakukan wawancara terhadap responden, kemudian hasil wawancara ditulus dan disusun dalam bentuk catatan lengkap.

d. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti, salah satunya meminta dokumen atau arsip yang ada di RA AL-Mu’min.

e. Melakukan observasi mengenai pelaksanaan Implementasi Manajemen Sarana dan Prasarana di RA AL-Mu’min.

(29)

dan Prasarana Pendidikan di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini” (Studi Kasus di Raudhatul Athfal AL-Mu’min Kecamatan Bandung Barat)”. Kesimpulan yang dirumuskan berdasarakan data yang terkumpul dari hasil penelitian dilapangan. Data yang diolah dan dianalisis kemudian dijabarkan dalam bentuk tulisan dan bahasa karya ilmiah. Selanjutnya peneliti membuat rekomendasi berdasarkan hasil penelitian yang disesuaikan dengan kesimpulan sebelumnya dengan harapan adanya perbaikan serta perubahan bagi pihak yang berkaitan dengan karya ilmiah ini.

A. Simpulan

Setelah melakukan penelitian dan analisis, maka dalam tahapan ini peneliti akan memaparkan beberapa kesimpulan khusus yang didasarkan pada rumusan masalah yang telah ditentukan. Kesimpulan tersebut ialah sebagai berikut:

(30)

dan meningkatkan kematangan dari sebuah rencana, karena dengan perencanaan yang matang dapat meminimalisir kemungkinan terjadi kesalahan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiendi pengadaan sarana dan prasarana.

2. Pengadaan sarana dan prasarana banyak melibatkan pihak-pihak luar sekolah seperti besarnya kontribusi dari warga sekitar dan orang tua murid. Pengadaan tanah pada awalnya masih sewa, kemudian dana sewa tanah sebagian berasal dari warga sekitar serta orang tua murid. Hal tersebut terjadi karena sangat baiknya komunikasi pihak kepala sekolah dengan orang tua murid dan warga sekita, biasanya sekolah mengadakan acara nonformal seperti pengajian setiap sebulan sekali, atau arisan. Dan di sela-sela acara di dalam pembahasan biasanya kepala sekolah sedikit membahas mengenai keadaan sekolah. Kemudian dari pembahasan sekilas tersebutlah terbentuknya masyarakat dan pihak orang tua murid yang memiliki kesadaran untuk banyak berkontribusi dalam hal pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di RA AL-Mu’min

3. Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan di RA AL-Mu’min menggunakan prinsip “prinsip efektivitas dan efisiensi”. Efektivitas berarti semua pemakaian perlengkapan pendidikan di sekolah ditujukan semata-mata dalam memperlancar pencapaian tujuan pendidikan sekolah. Kemudian Efesiensi

pemakaian semua perlengkapan sarana dan prasarana pendidikan secara hemat dan hati-hati, namun kendala yang muncul adalah ketika sarana dan prasarana tidak selamanya dalam keadaan baik dan rusak jadi mau tidak mau harus menggantinya dengan yang baru. Namun dalam hal pengadaan yang baru kepala sekolah mendahulukan yang sekiranya sangat dibutuhkan maka sarana dan prasarana itulah yang didahulukan pengadaannya. Dalam hal penggunaan sarana dan prasarana kepala sekolah turut berperan aktif dan bertanggung jawab dalam menjamin sarana dan prasarana yang ada di sekolah, dan mengontrol penggunaaan sarana dan prasarana agar seoptimal mungkin digunakan oleh personil sekolah.

(31)

kebutuhan sarana dan prasarana yang di butuhkan. Kemudian kepala sekolah dan pihak guru mempunyai kegiatan rutin membuat laporan perbulan dan persemester melaporkan keadaan sarana dan prasarana yang ada di RA

AL-Mu’min kepada pihak DEPAG.

B. REKOMENDASI

Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi dengan

mempertimbangkan hasil temuan maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi atau saran peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi Kepala sekolah RA AL-Mu’min

a. Diharapkan pihak kepala sekolah dapat memanfaatkan biaya yang di angarkan untuk sarana dan prasrana dengan baik dan bijak dalam mendahulukan pengadaan sarana dan prasarana yang bersifat vital dalam menunjang pengajaran dan pembelajaran.

b. Lebih meningkatkan kedisiplinan kepada para pedagang yang

menjajakan dagangannya di depan sekolah agar ikut menjaga kebersihan di sekitar halaman sekolah.

c. Mengadakan kegiatan membersihkan semua bagian sekolah beserta anak-anak dan guru untuk terus menjaga kebersihan dan ketahanan gedung sekolah minimal 1 bulan sekali.

2. Bagi guru

a. Lebih sering memperhatikan sarana yang di gunakan anak di ruangan kelas dengan saksama, karena banyaknya sarana yang ada di kelas yang tidak terjamin keamanannya ketika anak pakai.

b. Bisa mengajak anak, orang tua, murid serta masyarakat sekitar untuk selalu ikut serta dalam merawat, menjaga keadaan fisik RA AL-Mu’min

c. Lebih kreatif dalam hal pengadaan sarana pembelajaran untuk anak, bisa dengan mengikuti pelatihan atau studi banding.

(32)

prasarana yang seharusnya ada di sekolah formal maupun nonformal untuk dijadikan bahan kajian studi Pendidikan guru Pendidikan Anak Usia Dini.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Gambar

Gambar 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Kalimantan Timur adalah contoh provinsi yang mengalami “growth without development”: pertumbuhan ekonomi daerah memang terjadi namun pembangunan tidak dinikmati oleh

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa data sekunder time series yaitu variabel Utang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing, Kurs Rupiah, dan

Guna memberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan perilaku warga Pasar Karangwaru dalam membuang sampah dan mencuci tangan, maka sebaiknya menambahkan fasilitas

Pada variabel lingkungan kerja, dimensi lingkungan tempat kerja (lingkungan fisik) harus menjadi fokus Dinas Perkebunan Kabupaten Mamuju Utarakarena memiliki

mulia di atas bumi ini. Oleh karena itu guru di samping dituntut untuk memiliki keahlian khusus, ia juga harus mengedepankan moral dan etika dalam berinteraksi dengan anak

Nilai rendemen ditentukan dengan cara membandingkan massa hasil akhir biodiesel dengan massa awal minyak jelantah sebelum proses adsorpsi menggunakan adsorben

Rencana Strategis PS IP FISIP UB ini disusun sebagai landasan berpijak dan merupakan arah pengembangan Program Studi Ilmu Politik dalam 4 tahun ke depan sebagai

Selanjutnya, keterampilan sosial siswa kelas XI SMKN 20 Cilandak Jakarta Selatan dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya ditandai dengan beberapa aspek, di