PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN BATIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL BAGI REMAJA
DI INDUSTRI BATIK CIMAHI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Departement Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Oleh:
Gheafani Fikria Zaki 1102409
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DEPARTEMENT PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN BATIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL BAGI REMAJA
DI INDUSTRI BATIK CIMAHI
Oleh
Gheafani Fikria Zaki
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Gheafani Fikria Zaki 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN BATIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL BAGI REMAJA
DI INDUSTRI BATIK CIMAHI Oleh:
Gheafani Fikria Zaki NIM. 1102409
ABSTRAK
Penelitian ini bertolak dari permasalahan bagaimana mengembangkan program pelatihan batik berbasis kearifan lokal bagi remaja. Tujuan penelitian ini adalah merancang program pengembangan pelatihan batik berbasis kearifan lokal yang sesuai untuk remaja di industri batik Cimahi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi dan expert judgment untuk memvalidasi rancangan program yang dibuat oleh peneliti. Pelaksanaan expert judgment dilakukan kepada lima orang validator ahli, yang terdiri dari tiga orang pengelola industri batik di Cimahi dan dua orang ahli dalam bidang batik. Hasil rancangan program pelatihan meliputi komponen identitas program, tujuan, materi, metodologi, media dan skenario kegiatan pelatihan yang secara umum berada pada kriteria sangat layak. Komponen biaya pelatihan berada pada kriteria layak. Hasil penelitian direkomendasikan kepada pengelola industri batik Cimahi untuk dapat menggunakan program pelatihan batik berbasis kearifan lokal yang telah dibuat sebagai produk penelitian ini dengan tujuan agar peserta pelatihan dapat lebih mengenal dan memahami nilai-nilai kearifan lokal batik Cimahi dan juga agar kegiatan pelatihan lebih terarah dan memperoleh hasil yang optimal.
THE DEVELOPMENT OF BATIK TRAINING PROGRAM BASED ON LOKAL WISDOM FOR TEENAGERS IN THE BATIK INDUSTRY CIMAHI
By:
Gheafani Fikria Zaki NIM. 1102409
ABSTRACT
This study is based on the problem of how to develop a program training of batik based on local wisdom for teenagers. The purpose of this study was to design batik training development program based on local wisdom that is suitable for teenagers in the batik industry Cimahi. Data collection techniques used were interviews, observation, documentary studies and expert judgment to validate the design of the progra ms created by the researcher. Implementation of expert judgment made to the five expert validator, which consists of three managers of the batik industry Cimahi and two experts in the field of batik. Results the training program design components of identity, purpose, materials, methodologies, media and scenario training activities which are highly recommended to apply. Components of the training fee are on the of worth to be implemented. Recommended in this study results to industry managers batik to be ab le to use batik training programs based on local wisdom that has been created as a product of this study with the aim that the trainee can get to know and understand the values of local wisdom contained in batik Cimahi and also so that more targeted training activities and obtain optimal results.
DAFTAR ISI
Pernyataan ... i
Ucapan Terima Kasih ... ii
Abstrak... iii
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... v
Daftar Tabel ... vi
Daftar Gambar ... vii
Daftar Lampiran ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Dasar Pelatihan... 7
B. Program Pelatihan Batik Berbasis Kearifan Lokal ... 10
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sumber Data Penelitian ... 38
B. Teknik Pengumpulan Data ... 38
C. Instrumen Penelitian ... 40
D. Teknik Analisis Data ... 40
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Temuan Penelitian... 43
B. Pembahasan Penelitian ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 69
B. Rekomendasi ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan dan mengaktifkan potensi peserta didik. Potensi peserta didik yang perlu dikembangkan yaitu aspek spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Musaheri, 2005). Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sistematik dan terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik yang berlangsung di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat” (La sula, 2000). Pendidikan yang sistematis hanya dapat dilakukan dengan adanya hubungan yang harmonis antara rumah, sekolah dan masyarakat secara luas.
Tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yaitu:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat , berilmu, cakap , kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Salah satu tujuan pendidikan nasional menurut undang-undang tersebut adalah membentuk watak bangsa. Pembentukan watak sangat erat kaitannya dengan karakter. Karakter adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen dan watak. Ciri manusia yang berkarakter diantaranya adalah berkepribadian dan berprilaku yang baik (Isna, 2011). Pendidikan karakter dalam pendidikan di Indonesia menjadi sangat strategis mengingat pendidikan karakter di Indonesia masih belum diterapkan secara menyeluruh.
2
karakter dapat diterapkan dalam semua pendidikan baik formal, informal dan non formal. Pendidikan non formal salah satunya dapat berupa pelatihan sebagai salah satu wadah dalam penanaman watak/karakter kepada peserta pelatihan.
Pendidikan karakter perlu ditanamkan pada generasi muda bangsa Indonesia. Saat ini, ada fenomena pada generasi muda yang mulai meninggalkan budaya lokal yang luhur dan beralih ke budaya barat yang kurang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia (Ruyadi, 2010). Salah satu alternatif mengatasi masalah tersebut adalah dengan pendidikan/pembelajaran berbasis kearifan lokal (Qodariah, 2013).
Pendidikan karakter sangat erat hubungannya dengan ajaran-ajaran moral. Sumber-sumber ajaran moral dapat berasal dari ajaran agama, hati nurani serta adat istiadat dan budaya kearifan lokal (Muchson, 2013). Kearifan lokal merupakan pengetahuan yang terjadi pada manusia di zaman dulu dan sangat erat kaitannya dengan budaya masyarakat setempat. Kearifan lokal didefinisikan sebagai berikut:
Kearifan lokal merupakan pengetahuan yang eksplisit yang muncul dari periode panjang yang berevolusi bersama-sama masyarakat dan lingkungannya dalam sistem lokal yang sudah dialami bersama-sama. Proses evolusi yang begitu panjang dan melekat dalam masyarakat dapat menjadikan kearifan lokal sebagai sumber energi potensial dari sistem pengetahuan kolektif masyarakat untuk hidup bersama secara dinamis dan damai (Ridwan, 2007, hlm.1).
Wujud kearifan lokal pada masyarakat Indonesia dapat ditemui dalam nyanyian, pepatah, karya seni batik dan bangunan adat yang melekat dalam perilaku masyarakat sehari-hari. Kearifan lokal biasanya tercermin dalam kebiasaan-kebiasaan hidup masyarakat yang telah berlangsung lama. Keberlangsungan kearifan lokal akan tercermin dalam nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok masyarakat tertentu. Nilai-nilai itu menjadi pegangan kelompok masyarakat tertentu yang biasanya akan menjadi bagian hidup tak terpisahkan yang dapat diamati melalui sikap dan perilaku masyarakat sehari-hari diantaranya teliti, hati-hati, rajin/tekun, gigih/kerja keras dan sikap menghargai.
3
wujud kearifan lokal, mengingat batik merupakan warisan budaya yang telah berevolusi bersama-sama masyarakat dan lingkungannya dalam sistem lokal. Motif-motif yang ada dalam batik mempunyai pakem dengan kekhasannya sesuai dengan daerahnya masing- masing.
Cimahi merupakan salah satu kota yang terletak di Jawa Barat yang mempunyai beberapa wujud kearifan lokal daerahnya. Salah satu wujud kearifan lokal daerah Cimahi yaitu batik. Pendidikan karakter dapat diterapkan dengan pembelajaran berbasis kearifan lokal. Oleh karena itu, pembelajaran batik dapat menjadi salah satu wujud pendidikan karakter yaitu dengan adanya pelatihan batik Cimahi berbasis kearifan lokal.
Pelatihan batik merupakan kegiatan yang memberikan layanan pelatihan batik kepada masyarakat salah satunya remaja. Berdasarkan pengalaman peneliti dalam mengikuti pelatihan batik, dan didukung dengan hasil survey pendahuluan ke beberapa industri batik di Cimahi, juga ketika peneliti melaksanakan Praktek Industri (PI) menggambarkan belum semua penyelenggara pelatihan batik yang secara eksplisit mempunyai program yang terstruktur. Walaupun sudah ada, program pelatihan yang dilaksanakan di industri batik Cimahi belum memperkenalkan nilai kearifan lokal yang terkandung di dalam batik. Industri batik yang sudah mempunyai program terstruktur berjumlah dua dan satu industri batik yang belum mempunyai program pelatihan secara terstruktur.
Berangkat dari fenomena yang ada, juga berdasarkan hasil analisis kebutuhan dengan mewawancarai tiga pengelola industri batik di Cimahi, peneliti merasa program pelatihan batik berbasis kearifan lokal perlu untuk dikembangkan di industri batik.
4
B. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai berikut:
1. Para pengrajin industri batik belum mempunyai program pelatihan batik yang tertuang secara terstruktur.
2. Belum adanya program pelatihan batik yang menggali nilai-nilai kearifan lokal yang ada di industri batik Cimahi.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu “Bagaimana mengembangkan program pelatihan batik berbasis kearifan lokal bagi remaja di industri batik Cimahi?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah merancang program pelatihan batik berbasis kearifan lokal bagi remaja di industri batik Cimahi.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Menganalisis program pelatihan batik yang sudah ada di industri batik Cimahi.
b. Merancang program pelatihan batik berbasis kearifan lokal yang sesuai untuk remaja di industri batik Cimahi melalui proses expert judgment dari para ahli. Rancangan komponen program pelatihan batik terdiri dari identitas program, tujuan, materi, metodologi, media, skenario, dan biaya pelatihan batik.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
5
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi beberapa pihak yang terkait, yaitu diantaranya:
a. Bagi peneliti
Manfaat penelitian ini merupakan sarana untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam pembuatan karya ilmiah khususnya dalam merancang program pelatihan batik berbasis kearifan lokal bagi remaja di Industri Batik Cimahi.
b. Industri Batik
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi industri batik untuk memperkaya pelatihan batik yang mengangkat nilai kearifan lokal.
E. Sistematika Penulisan
Pembahasan dan penyusunan laporan hasil penelitian ini akan disusun berdasarkan pada sistematika berikut ini:
BAB I PENDAHULUAN
Bab I menguraikan kajian latar belakang penelitian. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan laporan penelitian.
BAB II KAJIAN TEORI
Bab II menguraikan teori yang berisi tentang konsep pelatihan, analisis kebutuhan program, serta komponen pengembangan program yang meliputi tujuan, materi, metode, media dan evaluasi pelatihan batik berbasis kearifan lokal.
BAB III METODE PENELITIAN
6
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV menguraikan tentang temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan menggali informasi secara mendalam tentang pengembangan program pelatihan batik berbasis kearifan lokal bagi remaja yang dapat dikembangkan di Industri Batik Cimahi.
A. Lokasi dan Sumber Data Penelitian 1. Lokasi
Lokasi penelitian ini bertempat di tiga Industri Batik Cimahi, yaitu:
a. Lembur Batik Cimahi yang beralamat di Jalan Pesantren No. 131 Cibabat-Cimahi.
b. Sekar Putri yang beralamat di Jalan Permana Timur D-21, Kel. Citeureup, Kec. Cimahi Utara.
c. Batik Anggraini yang beralamat di Jalan Gunung Krakatau No. 04 RT/RW 05/09 Kel. Pasir Kaliki Kec. Cimahi Utara
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari lima orang. Lima orang tersebut yaitu terdiri dari tiga orang dari praktisi pengelola pelatihan di industri batik Cimahi, dan dua orang ahli dalam bidang batik.
B. Teknik Pengumpulan Data
39
Teknik pengumpulan data dalam penelitian diawali ketika melakukan studi pendahuluan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan program dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Sedangkan untuk menguji kelayakan rancangan pengembangan batik berbasis kearifan lokal, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa expert judgment.
Uraian mengenai teknik pengumpulan data yang dilakukan dapat dipaparkan secara lebih rinci , yaitu sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti saat studi pendahuluan kepada pengelola industri batik di Cimahi yang bertujuan untuk mendapatkan data-data pendukung dalam pengembangan program pelatihan batik ini.
2. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati bagaimana proses pelatihan batik dilaksanakan di industri batik Cimahi sebagai data pendukung dalam pengembangan program pelatihan ini. Observasi yang dilakukan oleh peneliti berupa observasi non-sistematis yang pada pelaksanaannya tidak menggunakan instrument pengamatan (Arikunto, 2010).
3. Studi dokumentasi
40
4. Expert Judgment
Expert Judgment dilakukan dalam penelitian ini kepada beberapa ahli untuk memvalidasi program pengembangan pelatihan batik berbasis kearifan lokal.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa: 1. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan peneliti dalam mewawancarai pengelola industri batik Cimahi mengenai program pelatihan batik. Pedoman wawancara ini berisikan sejumlah pertanyaan yang akan diajukan kepada pengelola industri batik Cimahi.
2. Format validasi
Format validasi pada penelitian ini sebagai alat pengumpul data yang didalamnya terdiri dari beberapa pertanyaan yang terkait dengan pengembangan program pelatihan batik yang akan disampaikan kepada para validator. Hasil data yang diperoleh selanjutnya distudii kelayakannya mengenai pengembangan program pelatihan batik berbasis kearifan lokal yang telah dirancang.
Format validasi ini dibuat dalam bentuk ceklis dengan menggunakan skala pengukuran Guttman. Data yang diperoleh pada skala Guttman berupa dua alternatif sehingga akan mendapatkan jawaban yang tegas yakni “ya dan tidak” (Sugiyono, 2011). Jawaban responden berupa skor tertinggi bernilai 1 untuk jawaban ya, dan skor terendah bernilai 0 untuk jawaban tidak.
D. Teknik Analisis Data
41
Data-data yang telah terkumpul, selanjutnya peneliti analisis sehingga muncul sebuah kesimpulan yang diharapkan dapat memberi masukan kepada industri batik, khususnya industri batik di Cimahi.
Pada penelitian ini, analisis data dilakukan dengan langkah- langkah berikut:
a. Reduksi Data
Data yang terkumpul baik itu lewat wawancara, ataupun observasi selanjutnya direduksi. Reduksi data berarti peneliti melakukan pemusatan perhatian pada penyederhanaan data menjadi bentuk uraian rinci dan sistematis, memilih data-data pokok yang dipandang penting, membuang data yang dianggap tidak diperlukan sehingga tercipta suatu gambaran yang lebih terarah mengenai hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencari kembali data apabila diperlukan. Proses reduksi data ini berlangsung secara terus menerus selama penelitian berlangsung.
b. Penyajian Data
Data yang telah tereduksi selanjutnya diupayakan oleh peneliti untuk disajikan guna melihat gambaran keseluruhan data atau bagian-bagian tertentu dalam penelitian. Peneliti menggunakan teks naratif dalam menyajikan data yang diambil dari catatan lapangan.
c. Persentase dan Penafsiran Data
Persentase data yang digunakan bertujuan untuk melihat besar kecilnya frekuensi jawaban dalam format validasi yang dihitung dalam jumlah presentase. Pendapat yang dikemukakan oleh Ali (1985: 184) bahwa rumus untuk menghitung presentasi
adalah
Keterangan:
P = Jumlah presentasi yang dicari (kelayakan program pelatihan) f = Skor yang diperoleh
42
[image:17.612.123.497.208.316.2]Berdasarkan perhitungan tersebut, maka rentang persentase dan kriteria uji kelayakan pengembangan program pelatihan batik dapat ditetapkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1
Rentang Persentase dan Kriteria Kelayakan Program Pelatihan
Kriteria Tingkat Validitas
82% - 100% Sangat layak digunakan 63% - 81 % Layak digunakan
44% - 62% Cukup layak digunakan
25% - 43% Kurang layak digunakan Sumber: Sudjana (2005) dengan modifikasi
d. Penarikan Kesimpulan
Peneliti melakukan kegiatan penarikan kesimpulan dari penyajian data hasil expert judgment. Kesimpulan yang didapat bahwa produk yang dihasilkan dalam
69
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada bab ini peneliti mencoba menarik kesimpulan dari penelitian tentang program pelatihan batik berbasis kearifan lokal yang selanjutnya dibuat rekomendasi kepada beberapa pihak.
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dibuat dengan memperhatikan tujuan penelitian, hasil pengolahan data selama penelitian berlangsung, dan pembahasan hasil penelitian. Adapun kesimpulannya yaitu:
1. Hasil analisis program pelatihan di tiga industri batik Cimahi yaitu bahwa ketiga industri batik yang menyelenggarakan pelatihan batik telah memiliki identitas program pelatihan yang terdiri dari tempat pelatihan, bentuk kegiatan, pokok bahasan, sasaran dan waktu. Selain identitas program, ketiga industri batik di Cimahi juga telah memiliki tujuan pelatihan membatik. Metode dan media pelatihan pun telah dimiliki dan diterapkan dalam setiap proses pelatihan batik. Satu dari tiga industri batik di Cimahi telah memiliki modul pelatihan, sedangkan dua industri batik lainnya belum memiliki modul pelatihan batik. Biaya pelatihan yang dirumuskan untuk kegiatan pelatihan batik berbeda-beda pada setiap industri batik. Hasil analisis kebutuhan program pelatihan batik yang belum dimiliki ketiga industri batik di Cimahi pada umumnya yaitu skenario kegiatan pelatihan yang berisikan tentang langkah-langkah awal hingga akhir dalam kegiatan pelatihan batik dan materi pelatihan batik berbasis kearifan lokal Cimahi.
70
menggunakan pendekatan kelompok dan individu. Metode yang digunakan yaitu ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan latihan. Media pelatihan yang digunakan salah satunya adalah contoh desain motif batik. Modul pelatihan batik berbasis kearifan lokal dirancang sebagai sumber belajar peserta pelatihan dalam mengikuti pelatihan batik, yang berisi mengenai materi batik berbasis kearifan lokal. Komponen program lainnya yang dirancang dalam pengembangan program pelatihan batik ini adalah skenario kegiatan pelatihan dan biaya pelatihan. Hasil validasi menyatakan bahwa identitas program, tujuan, materi, metodologi, media, dan skenario kegiatan berada pada kriteria sangat layak. Sementara komponen biaya pelatihan berada pada kriteria layak untuk diimplementasikan.
B. Rekomendasi
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi beberapa pihak terkait yang berhubungan dengan rancangan program pelatihan batik berbasis kearifan lokal, antara lain:
1. Bagi pengelola program
Program pelatihan batik berbasis kearifan lokal yang telah di expert judgement kepada para ahli dapat dijadikan bahan atau panduan penyelenggaraan pelatihan batik berbasis kearifan lokal khususnya di industri batik Cimahi.
2. Bagi peneliti selanjutnya
71
DAFTAR PUSTAKA
Abas, Tati dan T. Entin. (2013). Manajemen Industri Craftmanship. Bandung:Jurusan PKK UPI
Ali, M. (1985). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Andy. (2011). Kujang-Antara Falsafah dan Mitologi Sunda. [Online]. Diakses dari http://sunda.andyonline.net/2011/07/kujang-antara-falsafah-dan-mitologi.html
Anggun. (2013). Contoh Proposal Pelatihan. [Online]. Diakses dari https://goenable.wordpress.com/tag/proposal-pelatihan/
Awenk. (2013). Filosofi Bambu dan Segala Kebaikannya. [Online]. Diakses dari
http://waroenkcyber.blogspot.com/2013/12/filosofi-bambu-dan-segala-kebaikanya_8.html
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Basri & Rusdiana. (2015). Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Bandung : Pustaka Setia
Byas. (2014). Filosofi Air dalam Kehidupan. [Online]. Diakses dari http://www.suryajagad.net/2014/05/filosofi-air-dalam-kehidupan.html
Devi. 2010. Efektivitas Model Latihan Terbimbing Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Oleh Siswa Kelas X SMA Santo Thomas 3 Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010. Skripsi Mahasiswa Sarjana Pendidikan. Medan: Tidak diterbitkan
Djamarah, Bahri .(2005). Guru dan Anak Didik dalam Hubungan Interaksi Edukatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Handayani. E. (2014). Filosofi Pohon Singkong. [Online]. Diakses dari http://ellinhandayani.blogspot.com/2014/12/filosofi-pohon-singkong.html
Hanafie. I. (2010). Filsafat Singkong. [Online]. Diakses dari : https://imamhanafieonline.wordpress.com/opini/
72
Natalis Ke 46 Universitas Negeri Yogyakarta. (hlm.10) Yogyakarta: Tidak diterbitkan
Indria, Alga. (2015). Kajian Pemanfaatan Teknologi Mesin Canting Sebagai Basis Pengembangan “Batik Motive Maker Apps” Untuk Mendesain Ragam Hias Batik (Tesis). Program Studi Desain, Institut Teknologi Bandung.
Isna, Aunillah. (2011). Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: Laksana
Jubaedah, Yoyoh. (2011). Modul Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Program Studi PKK FPTK UPI
Kartika, Ikka. (2011). Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung : Alfabeta
Khusna, dkk. (2012). Analisis Kebutuhan Pembelajaran dalam Perancangan
Pembelajaran yang Mendidik di SD/MI. Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim, Malang.
La Sula, dkk. (2000). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Renika Cipta.
Muchson & Samsuri. (2013). Dasar-dasar Pendidikan Moral. Yogyakarta : Penerbit Ombak
Musaheri. (2005). Pengantar Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Qodariyah, R & Armiyati, L (2013) Nilai-Nilai Kearifan Lokal Masyarakat Adat Kampung Naga Sebagai Alternatif Sumber Belajar IPS SMP di Tasikmalaya. Jurnal Socia 12 (1) hlm 12
Rahmawati, Indah. (TT). A to Z Batik for Fashion. Bekasi : Laskar Aksara
Ridwan, A. (2007). Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. Ibda Jurnal Studi Islam dan Budaya, 5 (1), hlm. 2-3
Ruyadi, Y. (2010). Model Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Budaya Lokal. Proceeding of The 4th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI& UPSI Bandung, Indonesia, 8-10 November 2010. hlm. 576-579
Sianturi. (2012). Metode Latihan Terbimbing Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir KritisKreatif Dalam Pembelajaran
Menulis Cerpen. Diakses dari
73
Soedjana. (2001). Pengantar Manajemen Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Nusantara Pers
Soetarman, Mahudi. (2008). Mengenal Batik Tulis dan Cap Tradisional. Surakarta: PT. widya Duta Grafika.
Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suhardi. (2013). Filosofi Sukses Air yang Mengalir. [Online]. Diakses dari
http://suhardicamp.blogspot.co.id/2013/07/filosofi-sukses-air-yang-mengalir.html
Wijayanto. A. (2014). Kearifan Lokal dalam Praktik Bisnis di Indonesia. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 3 (2), hlm. 1-3
Yudoseputro, dkk .(1995). Desain Kerajinan Tekstil. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktoral Pendidikan Menengah Kejuruan.
Yulia. (2013). Penjelasan Komponen-Komponen RPP Sesuai Standar Proses.
[Online]. Diakses dari